PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 31 Mei 2019

Sinopsis Her Private Life Episode 15 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Duk Mi berjalan pulang dengan tatapan kosong, Eun Gi sempat bertemu tapi Duk Mi tak mengubrisnya. Akhirnya Eun Gi mengikuti Duk Mi dari belakang seperti memastikan kalau pulang dengan selamat. Duk Mi menaiki tanga rumahnya memberitahu Eun Gi kalau ingin sendiri.
Tuan Sung dirumah sambil mengelap batunya seperti merasakan sesuatu. Duk Mi sudah memasang foto Ryan saat masih kecil dalam bingkai lalu melihat foto Ryan dalam komputernya seperti ingin mengembalikan ingatan masa kecilnya. 


Flash Back
Duk Mi dan Eun Gi sedang bermain, lalu melihat Yoon Jae duduk sendirian dan mereka pun berkenalan kalau namanya Heo Yoon Jae. Mereka mengambar di lapangan, Yoon Jae mengeluh pada Ibu Duk Mi karena Duk Mi menggambarnya lagi. Duk Mi dan Yoon Jae seperti sangat dekat bermain saling mencoret wajah dan juga air mancur.
Duk Mi mengingat kembali saat bertanya pada Ryan “Apa mimpi menakutkan?” Ryan mengaku Bukan sekedar mimp, tapi Menakutkan karena dari ingatannya. Ia memimpikan dihari saat ditelantarkan.

Eun Gi duduk sendirian ditangga rumah Duk Mi, teringat kembali saat bertemu Ryan dengan sebelumnya.
Flash Back
Eun Gi berharap Ryan tidak membenci ibu Duk Mi terlalu banyak karena merasa tersiksa untuk waktu yang sangat lama sebab tidak merawat Ryan.  Ryan mengaku sudah berpikir berkali-kali aklau sebenarnya berterima kasih atas apa yang terjadi.
“Terima kasih... sudah berpikir seperti itu.” Ucap  Eun Gi seperti masih bisa bernafas lega.
“Tapi,.. Sepertinya ada satu anak lagi. Apa yang terjadi padanya? Duk Soo.” Kata Ryan. Eun Gi memberitahu kalau Duk Mi tidak ingat apa pun.



Eun Gi yang menunggu ditangga melihat Tuan Sung datang,  Tuan Sung tahu kalau Eun Gi sengaja duduk menunggu karena mengkhawatirkan Duk Mi. Eun Gi mengangguk lalu bertanya Apa sudah diceritakan semuanya. Tuan Sung mengaku belum tapi menurutnya ini saatnya menceritakannya.
“Apa ingin bersama aku?” tanya Eun Gi, Tuan Sung pikir  akan menceritakan semuanya sendiri dan menyuruh Eun Gi untuk pulang.
“Kau harus menghibur ibumu... Katakan padanya, baik-baik saja. Katakan padanya semuanya akan baik-baik saja.” Ucap Tuan Sung. Eun Gi menganguk mengerti.
“Eun Gi... Terima kasih, Nak.” Kata Tuan Sung memeluk Eun Gi layaknya seperti anaknya sendiri. Eun Gi akan pergi tapi Tuan Sung kembali memanggilnya.
“Hei, Eun Gi.. Kau tahu kode akses ke rumah Duk Mi, kan?” kata Tuan Sung. Eun Gi hanya terdiam. 


Duk Mi duduk sendirian sambil melihat layar komputernya, saat itu terdengar suara pintu terbuka dan kaget ternyata ayahnya yang datang. Akhirnya keduanya duduk bersama, Duk Mi mengaku benar-benar ingin menyangkalnya lalu memastikan apakah yang dikatakan ibunya memang benar.
“Duk Mi... Ayah tahu kau sedang mengalami banyak hal saat ini. Dan... bahkan semuanya bisa jadi lebih sulit. Tapi,. ada sesuatu yang harus kau ketahui.” Kata Tuan Sung lalu memberikan sebuah foto
“Duk Soo... Adikmu... Sung Duk Soo.” Ucap Tuan Sung, Duk Mi binggung karena memiliki seorang adik.
Duk Mi melihat foto Duk Soo seperti ingatanya tentang anak kecil yang berlari dengan bahagia lalu memanggilnya “Nuna.” Ia pun memastikan siapa anak difoto itu.  Tuan Sung memberitahu kalau itu adalah Adik Duk Mi.
“Saat kau berusia 7 tahun, dia berusia 5 tahun. Kalian mengalami kecelakaan mobil dalam perjalanan pulang dari TK. Dan kau lupa soal segalanya karena syok. Kau bersamanya hari itu. Sesudah kecelakaan itu, kau tiba-tiba tidak bisa mengingat tentang Duk Soo.” Cerita Tuan Sung.
“Jadi mungkin ibumu sedang berpikiran dengan benar. Dia tidak mampu kehilanganmu sesudah kehilangan Duk Soo. Ibumu... benar-benar tidak punya pilihan lain. Dia tidak dalam kondisi untuk merawat Yoon Jae.” Cerita Tuan Sung
“Kenapa Ayah bilang ini padaku sekarang?” keluh Duk Mi menahan airmatanya.
“Kau tahu, aku selalu takut akan moment ini.Pada saat aku harus menceritakan yang sebenarnya. Aku tahu akan menghancurkan hatimu. Aku berdosa sebagai seorang ayah dan ibumu menanggung semua beban. Jika aku menjadi suami yang lebih kompeten, maka dia tidak perlu meninggalkan Direktur seperti itu.” Cerita Tuan Sung.
“Ibumu benar-benar tidak punya pilihan... Ayah yang membuat Ibu mengambil keputusan yang begitu kejam. Duk Mi, Ayah malu bilang ini padamu, tapi karena kau sekarang sudah dewasa, Menurut ayah, biarkanlah ibumu tenang. Apa baik-baik saja, Duk Mi?” Kata Tuan Sung memohon

Duk Mi menatap foto adiknya dengan mata berkaca-kaca, perlahan ingatanya kembali datang.
Flash Back
Duk Soo yang masih kecil memanggil Duk Mi seperti sangat senang bermain. Duk Mi dan adiknya pun menyanyi  bersama dalam mobil seperti jemputan mereka kesekolah.  Duk Soo menarik tangan Duk Mi berlari keluar rumah. Duk Mi bertanya ada apa.
“Itu Di sana!” teriak Duk Soo menujuk kuda-kudaan, Duk Mi bertanya apakah adiknya ingin naik. Duk Soo menganguk.
“Baiklah. Nuna akan menaikanmu.” Ucap Duk Mi setelah melihat uang receh dalam sakunya. Duk Soo terlihat bahagia.
Duk Mi dan Duk Soo bernyanyi didalam mobil jemputan, keduanya terlihat sangat bahagia. Pengemudi pun terlihat bahagia senang, tapi tiba-tiba sebuah mobil menabrak dari samping, tubuh Duk Mi dan Duk Soo berguncang keras.
Duk Soo memanggil kakaknya, Duk Mi melihat adiknya yang sudah terjatuh dengan kepala penuh luka lalu memegang tangan adiknya sambil memanggil ibunya memberitahu kalau tangan adiknya sangat dingin.
Duk Mi menangis mengingat semua kenangan adiknya yang terlupa dalam ingatanya. 


Ryan melihat foto Duk Mi, seperti ingin menemaninya, teringat dengan yang dikatakan Eun Gi.  “Tolong beri dia waktu... Beri ibuku waktu untuk beri tahu Duk Mi juga. Duk Mi juga perlu waktu untuk mengikhlaskan semuanya.”
Flash Back
Ryan seperti masih memikirkan Duk Mi dan merasa khawatir, Eun Gi memastikan kalau Duk Mi tangguh, jadi  yakin akan baik-baik saja.

Duk Mi pergi ke rumah ibunya, sambil menangis memeluk ibunya meminta maaf. Ibunya memeluk erat Duk Mi meminta agar jangan menangis tapi Duk Mi terus menangis. Akhirnya Duk Mi sudah tenang bersadar dibahu ibunya meminta maaf karena telah menghapus ingatan dan mempersulitnya.
“Berkat kau Ibu masih bisa hidup. Karena... Kau lupa soal semuanya dan tetap bahagia serta karena kau tumbuh dalam cahaya, jadi aku bisa menahan rasa sakit juga.” Kata Ibu DukMi
“Walau begitu, maaf. Setiap orang harus hidup dengan ingatan yang menyakitkan, tapi hanya aku yang menghapusnya dari pikiranku. Aku minta maaf karena menjadi penakut.” Cerita Duk Mi
“ Di tempat kecelakaan itu, Ibu diberitahu bahwa kau tidak melepaskan tangan Duk Soo. Itu sebabnya Ibu yakin dia tidak merasa sendirian selama saat-saat terakhirnya. Aku tahu betul betapa kau menyayangi adikmu. Jadi, tidak apa-apa, Semuanya baik-baik saja sekarang.” Ucap Ibu Duk Mi
“Aku ingat semuanya sekarang... Aku ingat direktur dan Duk Soo. Jangan menahan apa yang ingin kita katakan lagi. Kita akan bicara soal Duk Soo dan mengenang serta mengingat hidupnya.” Ucap Duk Mi. Nyonya Sung mengucapkan Terima kasih pada anaknya. 


Duk Mi berjalan sendirian teringat dengan ucapan ibunya “Duk Mi, Eun Gi... Eun Gi masih kecil saat itu juga, tapi dia harus hidup melalui kematian Duk Soo dan kau menderita kehilangan ingatan. Dia harus jadi kuat demi kita semua. Meskipun dia tidak pernah bilang apa-apa, aku yakin itu menyulitkannya juga.”
Eun Gi duduk sendirian di taman duduk diatas ayuna, Duk Mi akhirnya memanggil Eun Gi dan mereka duduk bersama. Duk Mi mengucapkan Terima kasih untuk selama ini sudah menghibur orang tuaku melewati rasa sakit.
“Ketika aku memikirkannya, kaulah yang selalu membantuku, dan aku yang selalu menerima. Dengan kata lain, karena kau si bedebah Eun Gi.” Kata Dk Mi mengejek.
“Itu, karena aku fan-boymu.” Ucap Eun Gi bangga, Duk Mi tersenyum. Eun Gi lalu menanyakan keadaan Duk Mi sekarang.
“Tidak... Aku tak baik-baik saja.. Tapi Bagaimana kau mengatasi semuanya pada usia sekecil itu?” kata Duk Mi binggung
“Aku bisa karena kita keluarga.” Kata Eun Gi, Duk Mi mengaku juga berterima kasih kepada Eun Gi yang berusia tujuh tahun.
“Hal yang sama berlaku untuk Eun Gi yang di sini bersamaku sekarang. “ ucap Duk Mi dengan senyuman sumringah.
“Aku juga minta maaf.Duk Mi, kurasa aku hanya memberitahumu bahwa senyummu terlihat cantik tidak yang lainnya. Kau benar-benar jelek saat menangis.” Komentar Eun Gi.
Duk Mi mengeluh Eun Gi pembohong. Eun Gi mengaku Itu bukan bohong lalu memastikan kalau akan memberitahu Ryan. Duk Mi menganguk. 


Ryan masuk ruangan timnya, Kyung Ah menyapa lebih dulu lalu memberitahu kalau Duk Mi agak terlambat hari ini. Ryan melihat kursi Duk Mi yang kosong teringat dengan yang dikatakan Eun Gi “Tolong beri dia waktu. Beri ibuku waktu untuk beri tahu Duk Mi juga. Duk Mi juga perlu waktu untuk mengikhlaskan semuanya.”
“Biarkan Nona Sung libur hari ini...” ucap Ryan dan tiba-tiba Duk Mi datang menyapa Ryan. Ryan kaget melihat Duk Mi datang dengan senyuman.
“Ada sesuatu yang ingin kukatakan.” Ucap Duk Mi dengan wajah serius. 

Keduanya bertemu di luar gallery dan sama-sama ingin memulai bicara. Duk Mi mengaku Eun Gi memberitahukany kalau Ryan sudah mendapatkan kembali ingatannya. Ia pikir ini terlalu sulit untuk ditanggung jadi tidak tahu harus berbuat apa dan hanya ingin bersembunyi...
“Jangan lakukan itu. Jika kau melakukan itu, akan terlalu sulit bagiku.” Kata Ryan
“Tapi, sepertinya itu terlalu sulit untukmu, jadi aku memutuskan untuk melihatmu dengan senyum di wajahku. Jika kita berbagi rasa sakit, itu akan sedikit lebih baik.” Ucap Duk Mi, Ryan mengucapkan Terima kasih.
“Ibuku... Ibuku datang. Dia ingin melihatmu secara pribadi dan meminta maaf... Ibuku...” kata Duk Mi seperti merasa bersalah.
“Tidak apa-apa, Duk Mi.” Kata Ryan menenangkan Duk Mi memegang tanganya lalu melihat Ibu Duk Mi berdiri sendirian. Akhinya Ia meminta Duk Mi menunggu karena akan menemui ibu Duk Mi. 

**
Nyonya Sung terdiam seperti merasa bersalah melihat ke arah gallery. Ryan berjalan mendekat, Nyonya Sung melihat seperti terkejut. Keduanya pun duduk di taman, Ibu Duk Mi mengaku Duk Mi menceritakan semuanya  Bahwa ibu Ryan tidak bisa datang karena kecelakaan.
“Seharusnya aku merawatmu sedikit lebih lama saat itu. Jika aku melakukannya, kau tidak akan menderita begitu lama... Maafkan aku.” Ucap Ibu Duk Mi
“Ibu... Di Korea, aku dengar panggilan untuk orang tua kekasih... "Ibu dan ayah" Apa aku benar? Aku sudah menemukan banyak ibu di Korea. Aku menemukan ibu kandungku dan aku bahkan bisa memanggilmu Ibu.” Kata Ryan dengan senyuman
“Aku tidak pantas untuk disebut sebagai ibu olehmu. Aku tahu sudah terlambat untuk meminta maaf, tapi aku minta maaf.” Ucap Ibu Duk Mi merasa bersalah.
“Jika bukan karena Ibu saat itu, aku akan benar-benar jadi anak yang ditelantarkan di lingkungan yang tak dikenal. Tapi kau... membawa anak tak dikenal ke rumah dan bahkan memberinya makan malam. Kau merawatnya. Terima kasih.” Kata Ryan memegang tangan ibu Duk Mi
“Aku tahu sudah terlambat, tapi terima kasih sudah merawatku dan mencintaiku. Aku sangat berterima kasih, Ibu.” Kata Ryan dengan tulus, Ibu Duk Mi pun ikut mengengam tangan Ryan. 



Duk Mi duduk dengan Ryan memberitahu kalau sudah memutuskan untuk pergi mengunjungi Duk Soo dengan ibunya, dan biasanya  pergi setiap tahun. Selain itu Ia memberitahu kalau Ibunya menyesal mengirim Ryan  ke panti asuhan selama sisa hidupnya.
“Duk Mi... Kenangan itu adalah masa lalu yang menyakitkan bagi Yoon Jae yang berusia tujuh tahun, tapi sekarang bukanlah apa-apa. Jadi,... Kau tidak perlu minta maaf lagi.” Kata Ryan. Duk Mi terlihat binggung.
“Kenangan yang indah dan kenangan berharga. Berikanlah aku itu... Dengan sangat banyak.” Ucap Ryan
“Aku akan... semakin mencintaimu. Jadi, kau akan menjadi bahagia.” Ucap Duk Mi
“Aku sudah menerima cukup banyak cinta. Ajak aku bersamamu Untuk melihat Duk Soo.” Kata Ryan sambil memegang kepala Duk Mi. Duk Mi menganguk setuju. 


Cindy masuk ke ruangan [CHOIKANG JUDO] Eun Gi sedang mengajar menyuruh Cindy segera keluar, tapi Cindy tak peduli malah masuk ke dalam ruangan Eun Gi.  Eun Gi akhirnya datang menemui Sindy.
“Ahjussi, kapan kelasmu berakhir?” tanya Sindy, Eun Gi mengeluh Sindy yang menanyakan hal itu.
“Jika kelasmu berakhir, beri aku tumpangan pulang. Kita pergi ke arah yang sama pula.” Ucap Sindy.
“Aku penasaran. Apa kau pikir aku penurut?” keluh Eun Gi, Sindy pikir sedikit penurut.
“Kelas belum berakhir, jadi pergi naik bus.” Kata Eun Gi ,Sindy ingin membahas sesuatu, Eun Gi mengeluh karena Sindy terus memanggilnya Ahjussi.
“Bisakah aku mendapatkan diskon karena kita saling kenal?” tanya Sindy, Eun Gi dengan penuh semangat mengaku bisa
“Kau dapat menerima diskon 10 persen khusus dan tambahan 10 persen jika kau membawa teman. Apa kau ingin mendaftar?” tanya Eun Gi, Sindy dengan wajah mengejek mengaku tidak lalu keluar ruangan. Eun Gi tak bisa menahan amarahnya. 


Nyonya Eom menunggu dalam mobil, teringat dengan anaknya yang memuji ibu Duk Mi mengaku suka semua yang dimasak bahkan sambil merangkul lengannya masuk ke dalam rumah.
“Bagaimana bisa memanggilnya "Ibu"?  Kenapa?” kata Nyonya Eom kesal, Sek Kim  datang
“Ini Akta Keluargamu.” Kata Sek Kim . Nyonya Eom bernafas lega karean belum menolaknya dan mengajak pergi. Sek Kim binggung kemana mereka akan pergi.
“Untuk menemui putriku... Cepat...” ucap Nyonya Eom. Sek Kim menganguk mengerti. 

Tuan Sung berjalan bersama dengan istriya ingin tahu apa yang dikatakan Ryan.  Nyonya Sung menceritakan kalau Ryan bilang tidak apa-apa, dan bahkan menghiburnya jadi  merasa sangat menyesal dan berterima kasih pada saat yang sama.
Sindy baru saja pulang kaget melihat ibunya datang,  Nyonya Eom tersenyum melihat ibunya. Sindy kaget ibunya tahu keberadaan dan berpikir kalau pasti membuntutinya. Nyonya Eom hanya diam saja. Sindy mengeluh ibunya yang sudah mengusir tapi malah datang.
“Hyo Jin... Pertama, ayo kita pulang dan bicara... Ayo pergi.” ucap Nyonya Eom.
“Ini rumahku sekarang.” Kata Sindy, Nyonya Eom tak habis pikir dengan yang dikatakan anaknya.
“Tangkap dia... Ayo pergi. Ayo pergi!” terik Nyonya Eom menarik anaknya dengans Sek Kim. Sementara Sindy berteriak kalau tidak ingin pergi dan meminta agar melepaskanya. 


Nyonya Sung mengaku  sangat senang karena Ryan bisa bertemu orang tua yang hebat. Keduanya lalu terdengar teriakan Sindy yang  tidak ingin pergi lalu berlari ingin tahu apa yang terjadi.  Sindy berterika tak ingin pulang tapi Nyonya Eom menariknya sampai akan masuk mobil.
“Hei...Kau siapa? Apa yang kau lakukan? Kenapa kau mencoba mengambil putriku?” ucap Ibu Duk Mi menarik Sindy menyelamatkan dan melindunginya.
“Hyo Jin adalah putriku! Kenapa kau terus bilang dia putrimu saat dia milikku? Dia putriku! Minggir! Sek Kim , katakan pada mereka untuk minggir!” teriak Nyonya Eom marah, Ibu Duk Mi melonggo binggung.
“Hyo Jin adalah putriku! Hei, Hyo Jin! Apa kau bukan putriku? Kau adalah putriku! Ya ampun! Sek Kim , bagaimana menurutmu?” kata Nyonya Eom. 

Akhirnya di dalam rumah, Sek Kim duduk memegang tas milik Nyonya Eom. Sementara Ibu Duk Mi duduk meja makan meminta maaf karena  tidak tahu Nyonya Eom adalah ibu Hyo Jin. Nyonya Eom mengeluh Ibu Duk Mi tak tahu karena terlihat persis mirip.
“Hyo Jin, kemasi barang-barangmu dan pulanglah bersama ibumu.” Ucap Ibu Duk Mi. Hyo Jin mengeluh dengan memanggilnya “Ibu...”
“Kenapa kau terus memanggilnya "Ibu"? “ keluh Nyonya Eom kesal. Hyo Jin seperti tak peduli
“Walau dia salah karena mengemas barang-barangmu dan mengusirmu. Tapi sekarang dia datang, sebaiknya kau pulang. Dan untuk Ibu Hyo Jin...” kata ibu Duk Mi dan disela oleh Nyonya Eom
“Namaku Eom So Hye.” Kata Nyonya Eom bangga. Ibu Duk Mi tetap memangginya Ibu Hyo Jin.
“Aku dengar ada orang yang tidak suka disebut sebagai ibu. Tapi mungkin itu karena aku kuno, jadi aku suka. Aku suka saat orang memanggilku Ibu Duk Mi. Rasanya seakan seluruh dunia mengakui kenyataan bahwa aku adalah ibu dari anakku yang berharga.” Ungkap Ibu Duk Mi
“Tapi, kau harus tahu bahwa itu tidak berlangsung lama. Dia mungkin putrimu yang berharga yang kau lahirkan, tapi hanya berlangsung saat dia hidup bersamamu. Kau harus bersikap baik padanya saat dia ada di sisimu. Itu sebabnya ada pepatah, "Kau tidak akan pernah kekurangan air sampai sumurnya mengering." “ jelas ibu Duk Mi
“Bukankah pepatah itu berlaku untuk anak-anak kita? Itu berarti mereka harus baik kepada orang tua mereka saat mereka masih hidup.” kata Nyonya Eom
“Keduanya... Kalian harus bersikap baik satu sama lain saat kalian berdua hidup. Jika kalian saling bertengkar, itu akan menjadi akhir terlepas dari seberapa besar kalian menyesalinya” tegas Nyonya Eom
“Kau tidak boleh memerintah anak semaumu dan menganiaya keluargamu. Antara suami-isteri, orang tua dan anak-anak, dan saudara. Mereka semua hubungan berdasarkan koneksi manusia. Jadi, tidak ada satu pun hubungan yang harus kau terima begitu saja.” Jelas Ibu Duk Mi 
“Tapi kenyataan bahwa kau masih berusaha... Meskipun mungkin sedikit canggung, berarti kau baik-baik saja. Mengerti?” ucap Ibu Duk Mi . Nyonya Eom pikir Ibu Duk Mi sungguh pandai bicara.
“Hyo Jin. Apa kau akan pulang ke rumah sekarang?” kata Nyonya Eom, Duk Mi menganguk setuju.
“Dia bilang dia akan pulang ke rumah. Dia putriku. Bukankah kita mirip? Dia cantik karena dia mirip denganku.” Kata Nyonya Eom memeluk anaknya. 



Ibu Duk Mi mengantar Hyo Jin sampai depan rumah, Nyonya Eom mengucapkan Terima kasih. Hyo Jin berjanji akan berkunjung lagi. Ibu Duk Mi memperbolehkan Hyo Jin datang kapan saja tapi tak boleh datang sesudah  berkelahi dengan ibunya. Hyo Jin menganguk mengerti. 

Shi An melihat video yang dibuat Da In merasa Ini masalah besar. Da In panik berpikir kalau tidak menyukainya. Shi An mengaku sangat menyukainya dengan senyuman lebar. Da In mengeluh kalau sedikit mengagetkannya karena tidak mungkin buruk.
“Nona Choi.. Ayo kita bekerja sama di album berikutnya. Setuju?” ucap Shi An dengan penuh semangat.
“Aku akan memikirkannya.” Ucap Da In jual mahal. Shi An mengaku benar-benar menantikan pameran.

Ryan dan Duk Mi membahas tentang pameran berpikir kalau mereka menggunakan warna lain untuk menyorot tembok utama, Duk Mi pikir melihatnya karena juga menyukai warna itu tapi akan sulit untuk mencampur warna yang tepat.
“Ayo kita lihat kapan mereka mengecatnya.” Ucap Ryan. Duk Mi menganguk setuju. Kyung Ah dan Yoo Sub bertemu dengan para pembantu agar bisa lebih bersemangat.
“Aku akan memberitahu tugas dasar.... Nomor satu... Harap berhati-hati saat memindahkannya.” Ucap Yoo Sub
Yoo Sub memastikan lukisan dipindahkan dengan sangat baik tanpa ada goresan, Sementara Sindy sibuk melihat souvenir yang akan diberikan saat pameran.
Duk Mi melihat tiga pegawai yang lelah lalu memberikan vitamin, Yoo Sub ingin minum juga tapi Duk Mi menolak karena itu vitamin untuk wanita saja. 


Duk Mi berjalan dengan Ryan bertanya apakah pacarnya itu tak lelah.  Ryan mengaku Sedikit Tapi  menikmatinya, karena akhirnya akan melihat pamera yang sudah mereka rencanakan begitu lama, Duk Mi mengajak mereka terus bersemangat...
“Haruskah kita pergi ke rumahku?” ucap Ryan. Duk Mi mengatkan A akan pergi jika Ryan mentraktirnya sesuatu yang lezat.
“Ada sesuatu yang bagus dari itu.” Kata Ryan. Duk Mi ingin tahu apa itu. “Hadiah ulang tahunmu ada di rumahku. Apa kau ingin mengambilnya?” ucap Ryan penuh rahasia 

Duk Mi masuk ruangan ingin tahu dimana hadiah untuknya, Ryan meminta Duk Mi agar menutup matanya lebih dulu.  Duk Mi mengeluh Ryan itu sedang becanda jadi meminta agar memberikan saja.
“Aku mendengarmu saat kau memintaku untuk menutup mata... Apa kau tidak percaya padaku? Begitulah cara kau membuatku menutup mata?” keluh Ryan.
“Baik, aku akan menutup mata.” Kata Duk Mi, Ryan menyuruh Duk Mi agar mengikutinya. Ryan mengajak Duk Mi masuk ke sebuah ruangan,
“Kau tidak tahu seberapa besar aku menantikan ini. Tapi jangan terlalu bersemangat. Apa kau siap?” ucap Ryan. Duk Mi menganguk lalu membuka matanya.
Ia kaget melihat lukisan didepanya, foto dirinya yang sebelumnya hanya sileut sekarang sudah membuat lukisan.  Ryan mengaku kalau akhirnya bisa melukis lagi walaupun Tanganya masih sedikit kaku... Tapi Duk Mi langsun memuji kalau lukisan itu sempurna.
“Aku akan berlatih sedikit lagi...” kata Ryan. Duk mi mengaku sudah sempurna, sekarang juga lalu mengenggam tangan Ryan.
“Kau juga memegang tanganku seperti ini saat kali pertama bertemu. Apa kau ingat?” kata Ryan.
Duk Mi saat masih kecil menyapa Ryan lebih dulu memberitahu namanya Sung Duk Mi dan bertanya Siapa namanya.  Ryan masih ingat yang dikatakan Duk Mi padanya dan bertanya apakah Duk Mi yang ia katakan.
“Aku... Heo Yoon Jae.” Kata Yoon Jae saat itu dan Duk Mi bisa mengingat menyebutkan nama "Heo Yoon Jae."
“Sekarang setelah aku pikirkan,  alasanku tidak bisa melukis padahal hanya itu yang aku miliki mungkin karena semesta menginginkanku untuk menemukan sesuatu yang lebih berharga. Dan itulah tepatnya yang kau lakukan untukku.” Ucap Ryan lalu mencium Duk Mi yang menangis harus.
“Terlalu lama untuk akhirnya bertemu denganmu lagi. Aku merindukanmu, Duk Mi.” Gumam Ryan. Duk Mi pun membalas “Aku merindukanmu, Yoon Jae”.
“Hai, Duk Mi.” Sapa Ryan, Duk Mi pun membalas menyapa Ryan.  Dengan panggilan Yoon Jae.
Bersambung ke episode 16


 Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar