PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 16 Mei 2019

Sinopsis My Fellow Citizens Episode 27

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

 “Satu hal yang bisa  kukatakan dengan pasti. Aku sama sekali tidak tahu anggota-anggota dewan  lain menerima suap dari mereka. Aku Sama sekali tidak tahu.” Tegas Jung Kook memberikan pernyatan pada wartawan
“Aku mengirim satu orang dan dia menyingkirkan enam orang.” Ucap Hoo Ja menahan amarah.
Akhirnya Ia menelp Tuan Choi agar membawa Jung Gook ke hadapannya sekarang. 
Tuan Choi datang menemui Charles memberikan pukulan lebih dulu sambil menanyakan keberadaan Jung Kook sekarang karena pasti tahu. Charles dengan wajah ketakutan mengaku tak tahu.  Charles mengeluh kesakitan.
Seorang wanita mempersilahkan Tuan Choi dkk masuk ruangan,  Tuan Choi berteriak memanggil Jung Gook, menanyakan keberadaanya. Seung Yi yang lebih tinggi bisa melawan kalau Jung Kook tak ada diruangan. Tuan Choi berusaha untuk jinjit agar tak terkalahkan. 

Mereka akhirnya pergi ke rumah Jung Kook, Mi Jin dan anaknya langsung menjerit histeris. Tuan Choi menyuruh mereka diam, Mi Jin masih terus berteriak histeris. Tuan Choi mengeluh dirinya bisa gila melihat tingkah keluarga Jung Kook.
Mi Jin setelah berteriak langsung pura-pura pingsan, Ha Roo melihat ibunya pun  ikut pingsan. Tuan Choi binggung berpikir kalau mereka itu mati, Mi Jin bisa berakting tubuhnya sangat lemas saat ditarik. Anak Buah Tuan Choi tak menemuikan Jung Kook dirumah dan berpikir kemana lagi mereka harus mencari.
Wang Goo sedang asik berkebun, Tuan Choi langsung menyelonong masuk Wang Goo mengaku tidak tahu Jung Kook ada di mana dan berpikir mungkin ada di rumah. 

Tuan Choi sudah berdandan rapih dan tak terlihat seperti gangster. Mi Young melihat Tuan Choi datang dengan sodet ditanganya bertanya seiapa mereka dan alasan datang ke rumahnya. Tuan Choi ketakutan karena berhadapan dengan polisi.
“Selamat telah kembali bekerja... Permisi, Nyonya.... Kami akan pergi sekarang.” Ucap Tuan Choi akan pergi
“Tunggu... Kau Bawa ini.” Kata Mi Young memberikan dua tas sampah. Tuan Choi tak menolak
“Detektif.. Apa perlu dihancurkan terlebih dulu? Demi lingkungan...” kata Tuan Choi. Mi Young langsung memberikan gerak tubuh mendorongnya ke dinding. 

Tuan Yang berjalan menatap ke sebuah gedung lalu menekan bel didepan pintu, Jung Kook melonggo dengan wajah frustasi lalu mengajak ayahnya masuk. Tuan Yang membawakan makan untuk anaknya, dan mulai membahas situasi yang dihadapi Jung Kook.
“Wanita bernama Park Hoo Ja memasukkanmu ke Majelis untuk menambah suara demi mencabut Undang-undang Pengaturan Suku Bunga. Tapi kau menyingkirkan enam orang anggota dewan suruhannya saat menyelesaikan keluhan warga, benar?” ucap Tuan Yang. Jung Kook menganguk,
“Kau sama sekali tidak tahu mereka terlibat dalam penipuan itu. Lalu Bagaimana jika kau temui dia dan memohon ampun kepadanya? Kau tidak sengaja melakukan itu” saran Tuan Yang
“Tidak bisa... Ayah tidak mengenalnya. Memohon tidak akan berpengaruh. Menurut Ayah, kenapa anak buahnya mencariku? Dia ingin membunuhku.” Ucap Jung Kook sengaja bersembunyi
“Ayah akan memperbaiki masalahmu. Percaya saja kepada ayah. Ayah tidak tega melihat anak sendiri hidup dalam persembunyian.” Kata Tuan Yang yakin
“Bagaimana cara Ayah memperbaiki ini?” tanya Jung Kook penasaran
“Meski kamu hidup sebagai pelayan, akan lebih baik tinggal di wastu, bukan? Bagaimana jika kau masuk rumah sakit untuk sementara?” ucap Tuan Yang. Jung Kook bingung


Jung Kook minum soju sendirian diwarung tenda, teringat kembali ucapan kakaknya.
Flash Back
“Bagaimana jika ada orang yang tenar sepertimu masuk ke rumah sakit? Setiap hari para reporter akan membanjiri rumah sakit. Dengan begitu Park Hoo Ja tidak akan bisa menyentuhmu. Siapa yang akan menyakiti anggota dewan yang sedang dirawat?” ucap Tuan Yang yakin
“Tapi aku tidak punya alasan untuk dirawat di rumah sakit.” Kata Jung Kook
“Kita bisa menciptakan alasan. Lima juta orang hidup di negara kecil ini. Apa susahnya membuat sebuah alasan? Ada berbagai kasus, kecelakaan, dan situasi. Mudah saja membuat sebuah alasan. Ada alasan negara ini disebut Korea yang Dinamis. Negara kita... Kau tahu... Itu.” Tegas Tuan Yang.
“Jadi, aku harus bagaimana? Apa aku harus melompat ke depan mobil seperti orang gila? Tapi aku harus dirawat jika tertabrak mobil. Rasanya pasti sakit, kan?” kata Jung Kook. 


Akhirnya Jung Kook baru saja selesai minum lalu menelp ayahnya memberitahu kalau akan melakukan sekarang.Tuan Yang berpesan agar anaknya berHati-hati Tapi jangan terlalu hati-hati. Saat itu dirumah Tuan Yang sedang menonton acara Fauna seperti menceritakan keadaan Jung Kook.
“Seekor gazel thomson menuruni bukit. Dia melakukan itu agar tidak menjadi santapan singa. Gazel itu tahu bahwa sebuah bukit menanti dia jika dia terus berlari ke arah sana. Tapi dia tidak punya pilihan karena singa yang kejam tengah memburu gazel tersebut.”
“Gazel yang panik itu menambah kecepatan. Seekor gazel dapat berlari dengan kecepatan 80 km per jam. Dia adalah hewan tercepat kedua di Afrika. Singa itu tidak dapat mengejar gazel. Tampaknya gazel tersebut bisa lolos dari singa. Tapi gazel itu melupakan fakta bahwa seekor singa berburu dengan kebanggaan.”
“Seekor singa bersembunyi di balik pohon, muncul, dan menyerang gazel tersebut. Dia berontak, tapi itu percuma. Gazel tersebut menjadi santapan sang Singa.”
Jung Kook sudah siap siap menabrakan dirinya, tapi malah terjatuh di trotoar. Tuan Choi dan anak buahnya berhasil menemukan Jung Kook lalu mengejek kalau lebih baik melompat di hadapan kereta dan mati saja. Akhirnya Jung Kook langsung ditutup wajahnya dengan kain. 



Jung Kook akhirnya kelepaskan penutup wajahnya, Tuan Choi memberitahu kalau Pimpinan sudah menunggu. Jung Kook melihat sekeliling lalu mengeluh kalau kainyang dipakai Tuan Choi itu harus segera dicuci karena sangat bau. Tuan Choi mengeluh kalau Jung Kook sangat Kurang ajar.

Jung Kook melihat Hoo Ja terlihat sangat lahap makan sup datang dan buru-buru akan kabur, tapi akhirnya kembali menyapa Hoo Ja kalau sudah tiba. Hoo Ja terdiam dan kembali makan. Akhirnya Jung Kook yang mulai berbicara.
“Soal kejadian kemarin, aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya menangani keluhan warga, tapi masalah seperti ini menjadi berita.” Jelas Jung Kook
“ Apa kau pernah melakukan sesuatu yang kusukai?” sindir Hoo Ja lalu menyuruh Jung Kook untuk duduk.  Jung Kook pun menurut.
“Kau tidak akan ada di sini jika tertangkap beberapa jam yang lalu. Waktu telah menyelamatkanmu. Para anggota dewan yang telah mengundurkan diri kemarin akan membatalkan pengunduran diri mereka. Partai Minjin dan Nasional menyepakati hal itu.” Jelas Hoo Ja. Jung Kook kaget mendengarnya.
“Mereka sendiri yang bilang akan mundur. Kenapa?” tanya Jung Kook heran.
“Para anggota dewan berebut soal menambah makanan, tapi mereka tidak akan mengambil makanan orang lain. Mereka bekerja sama dengan baik saat persediaan makanan mereka yang dipertaruhkan.” Jelas Hoo Ja. 


Flash Back
Di restoran, Tuan Kim sedang minum dengan anggot dewan lainya yang terlibat korupsi.  Ia lalu membahas kalau mereka itu tidak akan menerima pengunduran diri para dewan. Si ketua hanya bisa tertawa. Tuan Kim meminta agar Jangan tertawa dan beri tahu saja. Si pria menganguk setuju.
“Ketua kita mungkin dari partai yang berbeda, tapi kita memiliki hati yang sama.” Ucap Tuan Kim memuji, Si pria pikir kalau mereka itu rekan sejati.
“Apa pun yang terjadi, ini kabar baik untukku, tapi... Tapi para anggota dewan hanya mementingkan diri sendiri rasanya sedikit... Aku tidak mengerti.” Ungkap Jung Kook binggung.
“Politik memang seperti itu. Orang bodoh sepertimu tidak perlu mengerti. Ada sesuatu yang harus kau kerjakan. Aku akan memberitahumu begitu Anggota Dewan Kim tiba...” kata Hoo Ja 

Joo Myung datang langsung mengumpat Jung Kook itu bodoh,  Hoo Ja pikir Joo Myung yang menyuruh Jung Kook melakukan itu. Joo Myung mencoba menyangkal kalau sudah menyuruhnya. Hoo Ja tahu kalau Joo Myung mengatakan Jung Kookk tidak masalah jikamenyelesaikan keluhan warga.
“Apa Kau memberi tahu dia?” tuduh Joo Myung marah, Jung Kook mengelengkan kepala.
“Pemilik restoran yang memberitahuku... Dia teman baikku. Aku juga memberinya keuntungan besar.” Ucap Hoo Ja. Si bibi yang sudah tua melihat dari kejauhan. Joo Myung mengumpat marah.
“Apa Kau mengabaikan perlindungan selama 20 tahun demi uang?” keluh Joo Myung. Jung Kook mengajak Joo Myung untuk cari restoran lain. Joo Myung menyuruh untuk diam saja.
“Uang akan membuat orang mengabaikan keluarga mereka, jadi, berhenti bersikap kekanak-kanakan. Aku ingin kau mengerjakan sesuatu bersama dia. Itulah alasanmu ada di sini.” Ucap Hoo Ja. Joo Myung mengerti.
“Aku tahu kau tidak memanggilku untuk memberi hadiah. Aku bahkan tidak punya tenaga untuk mengeluh dan menolak, jadi, katakan saja. Apa? Apa yang harus kukerjakan? Aku menghargai privasimu. Tapi kita tidak boleh mengekang Jung Gook.”  ucap Joo  Myung 


Hoo Ja minum soju teringat yang dikatakan Tuan Kim, “Lagi pula semua orang tahu dia orang suruhanmu. Jadi, kenapa kau sembunyikan? Kita ini rekan. Kita berbagi tujuan yang sama. Kita menginginkan hal yang sama.” Tegas Tuan Kim
“Baik. Pinjamkan Jung Gook kepadaku. Lalu masalah kita akan selesai. Sidang konfirmasi untuk Menteri Perekonomian dan Keuangan akan segera digelar.” Ucap Tuan Kim.

Hoo Ja meminta Joo Myung untuk mempersiapkan Jong Kook  dengan baik untuk menghadiri persidangan menurutnya Jung Kook itu mewarisi semua peran Joo Myung.  Joo Myung ingin tahu alasan Hoo Ja menginginkan dia berada dalam komite.
“Untuk menembak dia. Jung Gook terkenal di kalangan masyarakat. Kita akan memanfaatkan dia untuk menembak dari garis depan. Lalu kita akan mendukung dia dan menembak dari belakang. Lalu akan timbul perdebatan mengenai calon menteri.” Ucap Tuan Kim memberikan alasan.
“Karena Jika kita menggunakan rakyat untuk menekan Partai Minjin... Kata Hoo Ja memberikan alasan yang berbeda.
“Mereka akan ketakutan. Ketua mereka mendukung Kim Chae Jin.” Ucap Joo Myung. Jong Kook binggung apa yang mereka bicarkan itu.
“Partai Nasional akan mengatakan bahwa mereka tidak peduli siapa yang mendukung calon.” Kata Hoo Ja
 "Jika kau terus menunda rapat umum, kami akan terus mendesak hingga presiden menarik pencalonan. Kami akan mengincar semua orang dalam kehidupan Kim Chae Jin dan menghancurkan reputasinya agar bisa dijatuhkan. Jika kau ingin menjadikan dia sebagai menteri, kabulkan setiap permintaan Partai Nasional..."kata Tuan Kim mengebu-gebu.
"Dan segera adakan rapat umum." Lalu apa yang akan terjadi?” kata Hoo Ja.
“Partai Minjin tidak punya pilihan selain mengikutinya.” Ucap Tuan Kim.
Jung Kook berpikir kalau hanya dirinya yang tak paham,  Hoo Ja tak peduli menjelaskan Maka mosi untuk mencabut pengaturan suku bunga... Tuan Kim yakin kalau akan segera diloloskan dengan bangga kalau itu ide yang bagus.  Ia mengaku saat sedang membawa sampah daur ulang dan terpikirkan ide itu.
“Mau tahu sebuah rahasia? Aku seorang genius.” Ucap Tuan Kim bangga. Hoo Ja mengingat ucapan Tuan Kim memilih untuk minum soju.
“Kim Chae Jin,  calon Menteri Perekonomian dan Keuangan. Buat dia tampak baik di persidangan. Persiapkan dia dengan baik dan pastikan dia menekankan semua kelemahan Kim Chae Jin. Mengutuk seseorang, menyerang, dan mencari kelemahan adalah keahlianmu. Mari kita lihat kemampuanmu.” Ucap Hoo Ja lalu melangkah pergi
“Kapan kau akan menjelaskan semua ini kepadaku?” keluh Jung Kook masih bingung. 



Mi Young dan ibunya berlatih taekwondo bersama, Ibunya  bisa membanting tubuh Mi Young lalu MiYoung bertanya kondisi Sang Jin karena Dia tidak menjawab teleponnya. Nyonya Kim mengaku Bukan hanya telepon Mi Young saja  tapi Teleponnya juga tidak dijawab.
“Sepertinya dia butuh waktu untuk melalui ini” komentar Mi Young
“Dia akan menelepon lebih dahulu saat sudah siap. Tunggu saja sampai saat itu.” Kata Nyonya Kim. Mi Young menganguk mengerti.
“Hei. Markas pusat menanyakan soal kau.” Ucap Nyonya Kim. Mi Young bertanya apakah soal kasus penipuan itu
“Benar. Mereka suka caramu menangani kasus. Apa kau akan ke markas pusat?” tanya Nyonya Kim
“Aku suka di sini. Masih ada yang harus kulakukan. Aku harus menangkap Park Hoo Ja.” Kata Mi Young.
Nyonya Kim kaget, Mi Young mengambil kesempatan dan langsung membanting tubuh ibunya. Nyonya Kim hanya bisa menghela nafas. Mi Young meminta ibunya segara bangun dan menyerangnya, keduanya kembali saling beradu.
“Untuk apa kau mengincar Park Hoo Ja lagi?” kata Nyonya Kim. Mi Young menegaskan kalau Hoo Ja itu adalah orang jahat.
“Apa Kau tidak akan berbuat ceroboh?” tanya Nyonya Kim, Mi Young yakin kalau Kali ini  akan mendapatkan dia.
“Bagus. Pastikan kau tidak menimbulkan masalah bagi Jung Gook...” ucap Nyonya Kim lalu mengeluh anaknya yang mencakar tanganya.
“Hei. Kau sedang berlatih judo, bukan mencakar lawan.” Keluh Nyonya Kim. Mi Young menanyakan keadaan ibunya.
Nyonya Kim mengeluh karena tanganya yang berdarah,  Mi Young ingin melihat tangan ibunya, tapi Nyonya Kim hanya berpura-pura dan langsung membanting anaknya, sambil memperingatkan agar jangan lengah seperti ini lagi.
“Kau harus Berpikir dengan jernih saat menangkap dia. Mengerti? Kita akan meringkus dia dan menangkap Park Hoo Ja.” Tegas Nyonya Kim. 



Mi Young memperlihatkan foto diatas meja, pasti tahu kalau itu adalah Choi pil Joo dan mengajak agar mereka bisa menciptakan masalah antara Tuan Choi  dan Park Hoo Ja menggiring kepada kita.
“Dia tidak akan keluar hanya karena kita memancingnya. Kita bisa dibodohi lagi seperti sebelumnya.” Ucap Detektif Lee.
“Kita memiliki rencana untuk mencegah hal itu. Choi Pil Joo memiliki bisnis, bukan? Apa bisnisnya?” kata Mi Young
“Namanya "The Godfather". Itu seperti anak perusahaan Baekkyung. Apa kau Tahu debitur yang menolak untuk bayar?” ucap Detektif Koo
Disebuah ruangan, Tuan Choi menerima uang dari seorang pria dengan jumlah yang besar.
“Mereka mendapatkan nama, dan menggunakan cara ilegal untuk menagih seperti kekerasan, intimidasi, dan cara lainnya. Ketika debitur membayar, mereka mengambil potongan hingga 30 persen.” Jelas Detektif Koo
“Jadi, mereka memberikan sebesar 70 persen uang yang mereka kumpulkan secara ilegal ke Park Hoo Ja” ucap Jung Kook. Detektif Koo membenarkan.
Mi Young pikir itu bagus dan mengajak untuk segera melakukanya memberitahu tugas pada Detektif Lee agar menemui Park Hoo Ja. Detektif Lee mengeluh kenapa harus dirinya. Mi Young mengingatkan kalau Detektif Lee  setuju untuk membantu  karena menutup kasus suap jadi Ini kesempatannya.
“Tidak... Menurutku, ini terlalu cepat. Aku masih belum siap. Aku butuh waktu lagi. Satu bulan? Tidak... Enam bulan. Lebih lama lebih baik. Ini seperti "Watching a Sad Movie".” Kata Detektif Lee, Mi Young mengerti kalau Detektif Lee yang menolak.
“Sudah kukatakan dia pantas membusuk dipenjara.” Kata Detektif Koo, Detektif Koo mengeluh agar jangan seperti itu.
“Aku akan mengunjungi Internal Affairs. Aku harus melaporkan korup yang menerima suap.” Kata Detektif Na,
Detektif Lee panik memanggil juniornya,  Mi Young pikir akan ke kantor kepala dan Akan mengadukan seorang detektif di timnya menerima suap jadi butuh pengganti. Detektif Lee langsung berdiri mengaku siap.
“Kenapa aku setuju secepat ini? Aku berangkat sekarang? Aku harus bilang apa, Bu?” ucap Detektif Lee binggung. 




Detektif Lee akhirnya datang ke tempat Hoo Ja terlihat gemetar, Hoo Ja menyuruh Detektif Lee untuk duduk, serta bersikap Santai seperti biasa saja saat bertemu dengan Park Hoo Ja. Detektif Lee mencoba untuk tenang.
“Kenapa kau gugup sekali? Bahkan tanganmu sampai gemetar.” Sindir Hoo Ja
“Apa? Tadi malam aku terlalu banyak minum... Ya, benar. Aku... Tubuhku menjadi sangat lemah belakangan ini.. Aku berencana minum tonik tapi Ibu bilang, "Jika kau salah minum tonik, kondisimu bisa makin buruk." Dia memintaku untuk memilih dengan bijak. Jadi, aku bertengkar dengannya. Lalu Ibuku menangis dan aku gemetar. Karena itu...” ucap Detektif Lee dan dihentikan oleh Hoo Ja.
“Karena... Karena itu... Omong-omong, alasan aku ingin bertemu karena aku mendengar sesuatu belum lama ini. Jadi, aku ke sini untuk memberi tahu soal itu.” Ucap Detektif Lee
“Lanjutkan... Aku penasaran. Tentang apa?” kata Hoo Ja, Detektif Lee tiba-tiba mendekat. Hoo Ja panik melihatnya.
“Apa Kau tahu pria yang bekerja untukmu? Choi Pil Joo. Kudengar dia sedikit ikut campur dalam urusanmu tanpa sepengetahuanmu. Apa bisa diKatakan kepada dia Choi Pil Joo menggelapkan uangnya? Tapi Kenapa?” ucap Detektif Lee. 



Flash Back
Mi Young menegaskan kalau memang Tuan Choi itu melakukan itu. Detektif Lee mengeluh Dari mana Mi Young bisa tahu. Mi Young pikir Jika ia mempercayakan kucing untuk menjaga ikan, bagaimana mungkin dia tidak akan mencicipinya.
“Baik satu sen atau satu dolar, dia jelas-jelas menggelapkan uang Park Hoo Ja.” Jelas Mi Young menyakinkan.
“Jika kau ke kantornya dan memeriksa buku kasnya, maka kau akan lihat sendiri.” Kata Detektif Lee mencoba menyakinan
“Menurutmu apa yang akan dia lakukan?” kata Mi Young yakin dengan rencana mereka. 


Gwi Nam melihat buku kas kalau Tahun lalu mereka kurang 30.000 dolar pada kuartal keempat, dan 20.000 dolar pada kuartal pertama tahun ini. Hoo Ja menatap dingin dengan Tuan Choi membuat hanya bisa tertunduk diam.
“Di dalam film-film,  saat bos geng membunuh tangan kanannya, dia bertanya, "Sudah berapa lama kita bekerja sama?" Aku benci kalimat itu. Itu terdengar angkuh dan berlebihan. Tapi sekarang aku berada di posisi yang sama, aku juga ingin tahu hal yang sama. Sudah berapa lama kita bekerja sama?” ucap Hoo Ja
“Lebih dari tiga tahun.” Kata Tuan Choi. Hoo Ja pun mengulang kalau sudah Tiga tahun.
“Apa ini terjadi karena kerja sama kita sudah terlalu lama Atau ini terjadi karena kerja sama kita terlalu sebentar? Aku sama sekali tidak tahu.” Kata Hoo Ja. Tuan Choi ketakutan tertunduk meminta maaf.
“Sejak awal tidak semestinya kau melakukan ini. Jika kau meminta maaf setelah melakukan sesuatu, maka kau tidak menyesal. Kau meremehkanku.” Ucap Hoo Ja. Tuan Choi kembali meminta maaf.
“Karena jumlahnya hanya sedikit, aku akan mengabaikan ini. Tapi kau tahu sedikit perubahan bisa berakibat besar, bukan? Jika kau mengulangi ini,maka aku akan membunuhmu.” Ucap Hoo Ja. Tuan Chi menganguk mengerti. 


Hoo Ja keluar gedung menelp Detektif Lee bertanya pakah bisa bicara. Detektif Lee mempersilahkan dengan suara gugup. Hoo Ja mengaku kalau yang dikatakan Detektif Lee itu benar kalau Tuan Choi memang menggelapkan uang.
“Omong-omong, terima kasih untuk informasi bagusnya. Segera mampir ke kantor. Aku akan membalas ini.” Kata Hoo Ja
“Tidak perlu... Tidak apa-apa... Anggap ini bukti kesetiaanku.” Ucap Detektif Lee. Hoo Ja tak percaya mendengar Kesetiaan
“Aku suka hubungan kita... Mari kita jaga hubungan baik ini.” Kata Hoo Ja. Detektif Lee mengerti berpesan agar Hoo Ja Hati-hati di jalan.
“Penampilan dia seperti berandalan, tapi dia menepati janji.” Komentar Hoo Ja setelah menutup telpnya lalu meyuruh Gwi Nam untuk pergi ke kantor.
Detektif Na melihat dari sisi jalan mobil Hoo Ja yang pergi. lalu berkomentar kalau Hoo Ja bisa memakan umpannya. Mi Young pun merasa lega melihatnya lalu menyusun rencana mereka harus mundur untuk beberapa waktu lalu melanjutkan ke langkah berikutnya.


Joo Myung marah-marah di telp kalau merkea member i sedikit data dan menolak permintaan berkas darinya,  hanya ada Kumpulan aset, pajak, catatan layanan militer dan catatan kejahatan menurutnya Ini tidak cukup untuk sidang konfirmasi.
“Paling tidak berikan aku catatan pelanggaran lalu lintas atau keuntungan dan kerugian dari investasi asing...”ucap Joo Myung dan tersadar kalau ponselnya sudah tutup lalu mengumpat marah.
“Apa Mereka tidak mau memberi kita lebih banyak data?”tanya Jung Kook.
“Mereka sama sekali tidak punya rasa hormat. Aku belum pernah menemui orang sekasar ini sebelumnya. Berani sekali dia menutup telepon dari anggota dewan.”kata Joo Myung marah 

“Kau bukan anggota dewan. Kau sudah dipecat.” Kata Wang Goo, Joo Myung ingin memukul tapi Wang Goo bisa menghindar, sayangnya Joo Myung bisa memukul dengan benar.
“Aku bertanya karena tidak tahu. Untuk apa kita butuh lebih banyak berkas?” tanya Charles bingung.
“Itu adalah persenjataan terbaik. Seperti penjualan dan pembelian properti.” Kata Joo Myung
“Begitu rupanya. Jika memang penting, apa perlu aku mencurinya? Aku ini cukup cekatan. Tenagaku besar.” Kata Charles. Joo Myung mengeluh kalau Charles akan berakhir di penjara..”
“Mencuri bukan jalan yang tepat Kenapa tidak kita palsukan saja? Aku hebat dalam memalsukan dokumen-dokumen resmi. Segel terdaftar dan sertifikat. Aku bisa membuat itu semua.” Ucap Seung Yi bangga. 
“Lakukan. Lakukan dan masuk ke penjara. Tapi Tidak masalah jika kita mendapatkan informasi diam-diam selama dia tidak tahu, kan? Meretas surel mereka dan mencuri data saja.” Ucap Jung Kook
“Kenapa saran yang kalian berikan berupa mencuri, memalsukan, dan meretas? Apa konsep legalitas tidak ada dalam kepala kalian?” keluh Seung Yi
“Kau baru saja mencoba cara yang legal. Tapi kau ditolak. Aku kenal peretas yang andal Pasti aman jika melalui dia. Kita tidak akan ketahuan.” Ucap Jung Kook menyakinkan
“Tetap saja meretas ponsel orang termasuk kejahatan... Apa benar aman? Apa Kita tidak akan tertangkap?” ucap Joo Myung. Jung Kook menegaskan tak akan mungkin ketahuan.
“Apa kau yakin?” kata Joo Myung masih tak percaya. Jung Kook yakin kalau orang ini  sama sekali belum pernah tertangkap dalam hal meretas selama hidupnya.



Mi Jin datang dengan Ha Roo menegaskan kalau  Yang lain sudah mendengar, tapi akan kuulangi sebagai acuan, yaitu  Biaya pokok mencakup lima halaman dan setelah itu biaya tambahan dan Setelah pukul 18.00 masuk lembur.
“Biayanya 300 dolar per jam. Lewat tengah malam, digandakan menjadi 600 dolar per jam. Itulah biayanya. Jika tandanya tidak sesuai dengan tautan, maka aku harus menciptakan program lain, jadi, biayanya akan tambah. Masing-masing seribu dolar. Jadi, jika tandanya tidak terpancing, maka kau yang akan membayar.” Jelas Mi Jin.
“Bagaimana bisa kau bicara soal uang sebelum memulai?” keluh Joo Myung kesal
“Aku ke sini untuk menghasilkan uang, jadi, aku harus bicara soal uang. Apa aku salah?” balas Mi Jin.
Tiba-tiba Wang Goo yang melihat Mi Jin langsung mengungkapkan kalau sangat mencintainya juga. Mi Jin mengumpat Wang Goo itu sudah gila.  Seung Yi marah karena mengejek Wang Goo dan menegaskan kalau  Jangan sentuh pria miliknya. Mi Jin tak percaya Seung Yi mengatakan hal itu.
“Berhenti... Hentikan perselisihan tidak berguna ini... Kirim pesan phishing ke nomor ini... Kita harus meretas surel Kim Chae Jin... Cepat Segera lakukan.” Kata Jung Kook pada sang adik. 


Mi Jin sibuk dengan laptopnya, Joo Myung masuk ruangan kaget melihat anak buahnya memakai masker dalam ruangan.  Charles memberitahu aklau  Tadi malam mereka kebanyakan minum. Jadi mereka sedang melembapkan kulit. Wang Goo merasa Kulitnya seperti saat SMP.
“Apa Kau mau juga?”ucap Seung Yi menawarkan,  Joo Myung mengeluh karena tak membutuhkanya.
“Hei. Apa Masih belum?” tanya Joo Myung tak sabaran, Mi Jin meminta agar menunggu sebentar lalu memberitahu kalau sudah selesai berkumpul didepan laptop.
“Apa Perlu aku kirim sekarang?” tanya Mi Jin, Joo Myung menyuruh agar segera mengirimkanya. Ha Roo pun menekan enter.
Tuan Kim membuka ponselnya karena ada pesan masuk "Identitas Seksual Calon Menteri K" Mi Jin mengeluh karena Tuan Kim yang  tidak memeriksanya dan berpikir sebaiknya kirim yang lain dan memberitahu kalau Biaya tambahannya seribu dolar.
Joo Myung mengeluh mendengarnya,  Jung Kook berharap agar Tuan Kim segara menekan Klik tautan itu.  Akhirnya Tuan Kim pun menekannya padahal sudah ada tanda peringatkan "Membuka tautan tidak terverifikasi bisa berbahaya"
Saat itu juga semua data yang dimiliki oleh Tuan Kim bisa bisa berpindah ke laptop Mi Jin, semua berteriak gembira. Joo Myung tak percaya melihatnya dan meminta  Izinkan untuk  menggunakan ini suatu saat.  Mi Jin pun memperbolehkan selama membayarnya. 


Akhirnya Jung Kook bisa melihat "Daftar properti Kim Chae Jin" lalu mengeluh tak percaya kalau Kim Chae Jin memang biadab karean Tahun lalu dia membeli lahan pertanian, dan itu dibangun menjadi kompleks apartemen.
“Dia pernah membeli dolar Amerika dan mengambil keuntungan dari valas sebelum nilai tukarnya naik. Saat dia menjual tanah, mereka memasang harga jual palsu dan terhindar dari pajak keuntungan. Dia penipu sejati. Dia lebih buruk dari aku dalam beberapa hal. Apa aku boleh mengungkap ini di sidang konfirmasi?” kata Jung Kook.
“Ya, silakan saja.. Itu tujuan diadakan sidang.” Kata Joo Myung. Jung Kook pikir Ketua Park memberikan tugas yang sempurna.
“Kim Chae Jin akan habis... Bagaimana bisa orang seperti dia menjadi menteri? Apa yang dipikirkan Partai Minjin? Masih banyak orang yang lebih baik. Ditambah lagi, dia dari Partai Nasional. Dia pindah partai dan menjadi seorang calon menteri. Dan Partai Nasional mencoba menjatuhkan calon yang pernah menjadi anggota mereka. Dunia politik itu sangat kacau.” Keluh Jung Kook
“Politik memang seperti itu. Jika kau butuhkan, maka kau akan mengganti semua hal kecuali orang tua. Hari ini kita minum dan tertawa bersama, tapi saling tusuk keesokan harinya. Bukankah sudah saatnya kau mengerti soal politik? Kau sudah bekerja keras selama kampanye. Sekarang kau sudah menjadi seorang anggota dewan.” Ucap Joo Myung
“Aku mengatakan ini karena makin banyak pelajaran, makin sedikit yang kupahami. Jika aku paham sedikit, aku akan lebih banyak belajar, lebih baik jika tidak paham. Aku tidak paham politik dan tidak berencana untuk paham. Aku akan bekerja dengan caraku sendiri. Lagi pula, begitu caraku bisa terpilih.” Kata Jung Kook lalu saat itu Hoo Ja menelpnya. 









 Jung Kook datang ke ruangan Hoo Ja mendengar seseorang bicara, bertanya Apa mereka sudah selesai sekarang dan memuji pria itu sangat gesit seperti biasa. Si pria pikir padahal baru akan membicarakan itu tapi Partai Minjin menelepon.
Akhirnya Jung Kook masuk ruangan, Hoo Ja berkomentar kalau Jung Kook datang lebih cepat dan terlihat Tuan Kim sudah ada di dalam ruangan.
Bersambung ke Episode 28

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar