PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 22 Mei 2019

Sinopsis My Fellow Citizens Episode 29

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

“Kim Chae Jin, calon Menteri Perekonomian  dan Keuangan menarik pencalonan dirinya hari ini. Komentar Anggota Dewan Yang Jung Gook pada sidang konfirmasinya mungkin berperan dalam pengunduran diri ini.”
“Anggota Dewan Yang menyinggung pembelian tanah pertanian oleh calon menteri, kesepakatan pembelian palsu, penghindaran pajak, serta dokumen yang tidak ditunjukkan anggota lain. Dan beliau meminta Kim Chae Jin mengundurkan diri.”
Hoo Ja terlihat sangat stress menonton berita di ruanganya, Tuan Kim masuk ruangan hanya bisa terdiam karena rencananya bisa digagalkan oleh JungKook. 

“Kim Chae Jin mengundurkan diri 21 hari setelah menjadi calon, dan dua hari setelah sidang berlangsung.”
Hoo Ja terdiam seperti masih kesal sambil meminum teh, Tuan Kim bermain billiard menawarkan Hoo Ja untuk bermain. Hoo Ja menyuruh Tuan Kim untuk Bermainlah sesuka hatinya. Tuann Kim ingin tahu alasanya dan berpikir kalautidak ingin main karena Yang Jung Gook lagi.
“Tidak ada yang berjalan sesuai keinginanku, dan belakangan ini tidak ada yang aku senangi. Bagaimana perbincangan dengan partai Minjin?” tanya Hoo Ja
“Mereka tidak ingin bicara setelah apa yang terjadi. Mereka bahkan tidak ingin bertemu denganku.” Kata Tuan Kim 

“Lalu kenapa jika mereka tidak ingin bertemu denganmu? Jika kau mencoba mengatakan aku harus menunggu lagi,maka aku akan kehilangan kesabaran.” Kata Hoo Ja sinis.
“Kenapa kau marah seperti itu? Seharusnya kau biarkan lawan bicara selesai baru memutuskan untuk marah atau tidak.” Tegas Tuan Kim merasa tak ada yang salah dengan sikapnya.
“Juru bicara Majelis Nasional setuju untuk berpihak kepada kita. Jadi, jangan terlalu cemas. Tidak perlu terlalu dipikirkan.” Jelas Tuan Kim. Hoo Ja tak mengerti maksud ucapanya.
“Dia berada di pihak partai Minjin.” Kata Hoo Ja. Tuan Kim menjelaskan Jubir Majelis Nasional memihak kepada mereka secara fisik, tapi hatinya berada di partai Nasional.
“Salah satu RUU yang dia tangani diarahkan untuk membantu rumah sakit yang lebih kecil dengan pendanaan untuk peralatan medis yang canggih.” Jelas Tuan Kim 

Flash Back
“Rumah sakit anakku termasuk di dalamnya. Tolong loloskan untukku.. Loloskan itu... Lalu aku akan...” kata Jubir Majelis
“Dia akan mengadakan rapat umum. Itu yang kami sepakati... Bagaimana menurutmu? Aku hebat, kan? Bahkan aku sendiri heran bagaimana bisa memanipulasi juru bicara dari partai lain.” Ucap Tuan Kim bangga
“Aku berulang kali memikirkan hal itu, dan aku pasti sudah melampaui semua logika dan pengetahuan. Kau setuju, bukan?” tegas Tuan Kim
“ Partai Minjin tidak akan senang dengan hal ini.” Komentar Hoo Ja. Tuan Kim yakin kalau mereka tidak akan senang.
“Siapa yang akan senang dengan dia mengadakan sebuah rapat umum yang tidak diinginkan?” ucap Tuan Kim

Di depan gedung parlemen, Anggota Partai Minjin melakukan demo kalau mereka harus berjuang membela rakyat dan harus menghentikan mereka.
“Tapi kita tidak akan diam saja. Para anggota dewan di partai kami juga memiliki daya juang yang luar biasa.” Ucap Tuan Kim memiliki rencana.
Tuan Kim ikut pergi kedepan gedung parlemen melawan partai Mijin, dengan sangat yakin. Jadi ia meminta Hoo Ja tidak perlu cemas dan Percayalah kepadanya. Menurutnya jika Hoo Ja mempercayainya maka  tidak akan ada masalah.
“Jadi, percaya saja kepadaku. Jangan cemas.” Kata Tuan Kim. Hoo Ja mengangguk mengerti walaupun terlihat ragu.
“Aku memercayaimu, Nam Hwa.” Kata Hoo Ja akhirnya bisa sedikit mempercayai. 

Di depan gedung parlemen, Anggota Partai Mijin saling Bergandengan tangan seperti membuat pagar dan memastikan semua harus kuat.  Sementra Tuan Kim berteriak kalau semua ini Demi rakyat, sedangkan partai Mijin berteriak kalau semua ini Demi negara.
Akhirnya keduanya saling dorong dan bentrok satu sama lain, pria-pria paruh baya saling tarik menarik layaknya seorang anak remaja yang berkelahi karena memperebutkan seorang wanita.
“Tapi Yang Jung Gook tidak akan melakukan hal yang bodoh lagi, kan?” ucap Hoo Ja memastikan.
“Tidak akan.” Ucap Tuan Kim yakin, Hoo Ja pun seperti merasa yakin kalau Jung Kook tak melakukanya. 

Jung Kook berteriak meminta mereka semua berhenti dengan membawa pengeras suara, lalu mengeluh bertanya “Apa yang kalian lakukan? Apa Kalian tidak takut rakyat menyaksikan? Apa Kalian tidak malu?” Semua hanya bisa terdiam.
“Kalian sekelompok maniak. Hormatilah rakyat. Kalian tidak tahu malu. Apa yang kalian lakukan di depan Majelis?” kata Jung Kook dan melihat seorang wanita berjongkok sambil menangis.
“Hei, Nyonya. Sudah cukup... Para reporter berdatangan. Kami melihatmu menangis, tapi kau terlihat payah. Kau tidak akan dikasihani. Bertengkar di sini hanya akan mengakibatkan orang terluka. Tidak akan ada yang diselesaikan. Jadi, berhentilah bertengkar dan mari kita bicarakan.” Ucap Jung Kook
“Mari kita bicarakan, oke? Para reporter, tolong hentikan. Mereka bertindak seperti itu karena kalian foto. Untuk lebih banyak diambil gambarnya. Apa Kalian tidak tahu mereka haus akan perhatian? Saat menghadapi orang seperti itu, kurangnya perhatian adalah jalan terbaik. Ingat itu.” Kata Jung Kook menyindir.
Tuan Kim yang melihatnya langsung berteriak marah, menyuruh minggir karena seharusnya membantu mereka karena  berjuang atas nama rakyat negara ini. Jung Kook hanya bisa melonggo mendengarnya mengaku kalau  mendadak merasa kesal.
“Apa Kalian melakukan semua ini demi rakyat?” ejek Jung Kook. Semua terlihat kesal dan merasa Jung Kook sudah kurang ajar.
“Baiklah. Kalau begitu terus lakukan hal yang sama... Tuan Park! Bawa mereka.”teriak Jung Kook.
Wang Goo datang membawa anak TK berjejer berdiri disamping Jung Kook. Semua binggung kenapa Jung Kook malah membawa anak TK.  Jung Kook meminta anak TK memberikan salah pada anggota Parlemen lalu memberitahu didepanya adalah  Anggota Dewan Kim Nam Hwa.
“Anak-anak, itu adalah Anggota Dewan Kim Nam Hwa.” Kata Jung Kook lalu mengetesnya, Semua bisa menjawab nama Anggota Dewan Kim Nam Hwa
“Hei..... Apa yang kau lakukan?” teriak Tuan Kim marah, Jung Kook mengulangi kalau mereka yang bilang berjuang demi rakyat.
“Kalau begitu anak-anak harus menyaksikan momen bersejarah yang mulia ini.” Ucap Jung Kook
“Hei! Jung Gook, apa kau akan terus melakukan ini?” teriak Tuan Kim marah.
“Berhenti menyebut namaku, dan terus berjuang seperti tadi. Kalian bilang sedang berjuang demi rakyat, kan? Apa Jenderal Yi Sun Sin akan berhenti berperang karena disaksikan anak-anak? Apa Kim Gu akan berhenti memberontak karena disaksikan anak-anak?” komentar Jung Kook
“Orang-orang yang serius berjuang demi rakyat akan terus berjuang entah disaksikan oleh anak-anak atau tidak. Jadi, berjuanglah. Kalian tidak malu, kan? Tentu tidak jika kalian sungguh berjuang demi rakyat.” Kata Jung Kook
“Jangan melakukan sesuatu yang memalukan di depan anak-anak. Mereka akan menyaksikan dan belajar ketika tumbuh menjadi orang dewasa. Jadi, mari kita masuk.” Ucap Jung Kook dan meminta wartawan tak mengambil gambar. Anak Tak pun mengucapkan selamat tinggal.

Jung Kook ada diruangan, Hoo Ja masukl langsung memberikan tamparan. Semua yang ada didalam ruangan hanya bisa melonggo kaget,  Hoo Ja pikir Karena dirina terlalu baik, Jung Kook jadi menganggapnya bodoh. Jung Kook mengaku tak berpikir seperti itu.
“Aku hanya menjalankan tugas. Aku seorang anggota dewan.” Tegas Jung Kook
“Aku... Aku menjadikanmu seorang anggota dewan. Jadi Benahi pikiranmu. Jika Undang-undang Pengaturan Suku Bunga tidak jadi dicabut karenamu, maka aku akan menamparmu dan Mi Young dengan sangat keras hingga kulit pipi kalian terkelupas.” Tegas Hoo Ja mengancam lalu keluar dari ruangan. 

Charles binggung tak percaya yang terjadi tadi didepanya, Wang Goo ingin mengejar dan membalas dendam. Charles dan Seung Yi menahanya meminta agar tenang lalu memastikan keadaan Jung Kook setelah ditampar. Jung Kook mengaku baik-baik saja.
“Pak Park... Tolong bawakan semua dokumen soal Undang-undang Pengaturan Suku Bunga.” Ucap Jung Kook. Wang Goo bertanya untuk apa.
“Aku berulang kali mendengar tentang hal ini, tapi aku sama sekali tidak tahu itu apa. Jadi Bawakan aku bahannya agar bisa kubaca.” Kata Jung Kok. 

Mi Young di ruangan terlihat dan binggung kalau Detektif Koo mengatakan kalau Choi Pil Joo memang memiliki buku kas rahasia. Detektif Koo membenarkan kalau baru saja mendengar ini dari Letnan Lee. Detektif Na pikir kalau berita  yang mereka sebar  memang benar.
“Jadi, itu alasan Choi Pl Joo bersembunyi. Karena dia bisa habis jika Park Hoo Ja mengetahui ini. Kita harus bagaimana? Bagaimana kita menggiring seseorang yang bersembunyi ke pihak kita?” kata Detektif Lee.
“Aku tahu. Kita dalam masalah. Aku tidak pernah menduga dia akan melakukan itu. Tadinya kita akan menghubungi dia jika Park Hoo Ja menyerang dia padahal dia tidak bersalah.” Kata Mi Young 
“Ada satu cara.” Kata Detektif Koo yakin, semua menatap binggung. 

Tuan Ma datang dengan wajah binggung lalu memastikan  kalau Choi Pil Joo sedang bersembunyi, dan mereka ingin meminta untuk mengetahui lokasi dia. Mi Young membenarkan kalau mereka berdua tumbuh di kota yang sama dan memberi Tuan Choi  pekerjaan di Baekkyung. Tuan Ma membenarkan karena ibu mereka yang sangat dekat.
“Baru kemarin Ibuku dan ibunya pergi ke salon. Rambut keriting Ibunya terlihat buruk, jadi, dia mengeluh tentang hal itu.” Cerita Tuan Ma
“Pak Ma Sang Bum... Bukankah kita pernah bertemu di suatu tempat?” kata Mi Young seperti mengingat saat acara pernikahan Tuan Ma datang.
“Tidak.... Aku baru pertama kali bertemu denganmu.” Kata Tuan Ma gugup. Mi Young seperti mencoba menyakini tapi terlihat ragu.
“Apa Kita belum pernah bertemu?” kata Mi Young memastikan kembali. Tuan Ma membenarkan.
“Tapi kenapa kau tampak tidak asing?” kata Mi Young, Tuan Ma membuat lelucon kalau suami Mi Young mirip denganya.
“Jika Ibu kalian dekat, minta Ibumu untuk mencari tahu tempat persembunyian Choi Pil Joo.” kata Detektif Koo.
“Tapi apa ini tidak akan menimbulkan masalah nantinya?” kata Tuan Ma khawatir. Detektif Koo bertanya masalah apa.
“Bagaimana jika aku memberi tahu lokasi Pil Joo kepada kalian, dan mereka membalasku? Jika kalian kehilangan dia, maka dia akan kembali untuk membalas!” kata Tuan Ma ketakutan
“Itu tidak akan terjadi... Kami ini detektif. Begitu kami bertekad menangkap seseorang,maka kami tidak akan kehilangan mereka.” Ucap Mi Young menyakinkan.
Tuan Ma memastikan kalau mereka tak akan gagal dan bisa memercayainya. Akhirnya Mi Young dkk masuk ke sebuah hostel, berteriak memanggil Choi Pil Joo, saat itu Tuan Choi sedang santai panik melihat polisi yang datang dan langsung melompat dari jendela. Mi Young dkk berteriak panik. 



“Apa Kau kehilangan dia? Aku bahkan memberimu nama motel dan nomor kamarnya. Bagaimana kalian bisa kehilangan dia? Astaga...Tidak ada lagi yang bisa kulakukan... Pil Joo akan memenggalku jika dia tahu aku mengadukan dia.” Ucap Tuan Ma panik
“Itu tidak akan terulang lagi. Bukankah begitu? Kami ini detektif. Begitu kami bertekad menangkap seseorang, kami tidak akan kehilangan mereka.” Kata Mi Young
“Sebelumnya kau bilang tidak pernah kehilangan mereka sekali pun!” keluh Tuan Ma kesal. Mi Young memastikan kalau baru sekali dan tidak untuk yang kedua kalinya.
“Ini yang terakhir... Jangan pernah meminta bantuan seperti ini lagi kepadaku.” Ucap Tuan Ma akhirnya menelp  ibunya. 

Tuan Choi bersembunyi disebuah atap, Mi Young dkk mengejarnya tapi Tuan Choi bisa mengelabuhi polisi bahkan menguncinya diatap gedung. Tuan Ma yang mendengarnya mengeluh apa yang akan dilakukan sekarang. Detektif Lee meminta agar membantu mereka sekali lagi. Tuan Ma berteriak marah karena mereka gagal kembali.
“Lupakan saja... Aku akan menangkap dia untuk kalian. Jadi Berikan aku borgolnya.” Kata Tuan Ma. Mi Young binggung.
“Borgol. Berikan aku borgolnya... Aku butuh borgol untuk menangkap dia!” kata Tuan Ma. Akhirnya Detektif Na yang memberikan borgol
“Tolong kembalikan begitu kamu menangkap dia.” Kata Mi Young
“Jangan pulang dan tunggu di sini. Aku akan segera membawa dia.” Tegas Tuan Ma 


Beberapa saat kemudian, Detektif Lee tak percaya Tuan Ma yang benar-benar langsung membawa Tuan Choi yang sedang tertidur dengan tangan diborgol.  Mereka pun ingin tahu cara Tuan Ma menangkap Tuan Choi.  Tuan Ma mengaku kalau sengaja membius minumannya.
“Aku tak punya pilihan, Pokoknya, aku sudah membawanya, jadi, kalian urus sisanya... Jangan cari aku lagi.” Kata Tuan Ma memperingatkan lalu melangkah pergi.  Semua mengucapkan terimakasih.
“Apa sebaiknya kita bawa dia ke ruang istirahat?” kata Detektif Lee . Detektif Koo pikir Butuh waktu sebelum Tuan Choi siuman.
“Sekarang biarkan dia di sini dahulu. Tidak ada gunanya jika ada yang tahu kalau kita menangkap dia.” Kata Mi Young 

Tuan Ma berbicara di telp berbicara dengan ibu Tuan Choi menjelaskan kalau  tidak menyerahkan Pil Joo ke polisi tapi anaknya telah melanggar banyak hukum jadi tertangkap. Ibu Tuan Choi terlihat sangat marah pada Tuan Ma.
“Ya, memang aku yang mengenalkan dia kepada orang-orang yang membuat dia melakukan banyak kejahatan, tapi putra Anda, Pil Joo, orang yang sangat jahat. Dia yang paling buruk di antara yang terburuk... Ahjumma Kenapa tiba-tiba mencaci aku? Mulut Anda kotor sekali.” keluh Tuan Ma saat itu polisi yang dulu anak suruhan Hoo ja mendengarnya.
Jung Kook membaca semua berkas tentang suku bunga dan mengartikan kalau Hoo Ja mencoba mencabut hukum ini, Wang Goo membenarkan, Jung Kook pikir kalau mereka membutuhkan hukum ini. Wang Goo juga berpikir seperti itu.
“Kenapa kau berpikir seperti itu?” tanya Jung Kook. Wang Goo pikir akan memberi tahu alasan singkat karena Jung Kook bertanya. 

“Menurutku, Undang-undang Pengaturan Suku Bunga adalah cara terbaik untuk melindungi orang dengan ekonomi lemah dari kebiasaan meminjam. Mereka yang menganggap prinsip pasar menjadi Aturan Utama berpikir bahwa batasan harga yang diciptakan oleh regulasi mengubah pasar dan membuat distribusi finansial tidak efisien.” Jelas Wang Goo. Seung Yi seperti terkesima.
“Tapi aku tidak setuju. Tujuan regulasi untuk melindungi yang finansial lemah dengan melarang pengambilan keuntungan berlebih. Itu tidak melarang pemberian suku bunga di pasar finansial. Dengan begitu, aku yakin regulasi ini tidak perlu dicabut. Terima kasih.” Kata Wang Goo.
“Seperti ucapanmu, regulasi seperti ini harus dipertahankan. Orang-orang akan tersakiti.” Ucap Jung Kook lalu menerima telp dari seseorang. 


Jung Kook menaiki tangga gedung lalu terlihat kaget dan ketakutan ada banyak preman di lorong. Akhirnya Ia berjalan masuk walaupun sangat Mengerikan sekali ke dalam "Agensi Pencari Kerja Myungsoo" saat itu ada seorang wanita berbicara ditelp.
“Aku membutuhkan dukungan dari kalian dan para anggota dewan. Tentu. Aku harus memberi mereka pelajaran. Siapa lagi yang bisa melakukan itu? Semua bergantung kepadaku.” Ucap si wanita. Jung Kook hanya terdiam.
Nyonya Park, Kakak Hoo Ja menyapa Jung Kook lalu menutup telpnya. Jung Kook memperkenalkan diri, Nyonya Park mengucapkan Terima kasih sudah datang dan merasa sudah bicara sebelumnya lalu memperkenalkan diri  namanya Park Jin Hee, Kakak dari Park Hoo Ja lalu mempersilahkan duduk.
“Sulit dipercaya aku bisa bertemu denganmu.” Kata Jin Hee membuatkan minuman. Jung Kook mengeluh karena gulanya terlalu banyak.
“Aku merasa seperti bertemu dengan seorang pesohor. Omong-omong, bagaimana kau bisa berurusan dengan Hoo Ja hingga bisa terseret ke dalam masalah ini? Kau bisa memukul dia jika tidak suka. Hoo Ja bersikap tangguh, tapi dia tidak bisa berkelahi.” Komentar Jin Hee lalu memberikan kopi untuk Jung Kook. 


Jung Kook memuji kalau aromanya sedap. Jin Hee pikir  seharusnya yang datang ke kantor Jung Kook tapi menurutnya tak baik untuk Jung Kook  terlihat bersama seseorang yang baru saja keluar dari penjara jadi itu alasan minta Jung Kook yang datang.
“Kau tidak tersinggung, bukan?” kata Jin Hee. Jung Kook mengaku tak masalah dan ingin tau alasan Jin Hee memanggilnya.
“Begini, aku tidak suka sesuatu yang berantakan. Jadi, aku akan langsung bicara saja... Apa tidak masalah?” kata Jin Hee. Jung Kook pikir Lebih baik sepeti itu.

“Mari bekerja sama untuk menjatuhkan Hoo Ja.” Ucap Jin Hee. Jung Kook binggung karena Jin Hee tadi mengaku sebagai kakak Hoo Ja.
“Bagaimana bisa kamu mengatakan itu? Apa kau tidak akur dengan dia?” tanya Jung Kook
“Membeberkan pencucian uang keluarga hanya akan mempermalukan diri sendiri, jadi, itu nanti saja. Mari kita bahas soal pekerjaan dahulu. Hoo Ja selalu memerintah dan menuntutmu, bukankah begitu? Jika kau bekerja sama denganku, maka kau tidak perlu menuruti ucapannya lagi.” kata Jin Hee
“Aku tidak mengerti. Pekerjaan apa yang kau ingin aku lakukan?” kata Jung Kook
“Kudengar dahulu kau seorang penipu. Apa yang akan diminta lintah darat kepada seorang penipu? Tentu saja penipuan. Kau bisa menjeratnya dengan menyuap anggota dewan, kau yang pikirkan caranya. Penipuan adalah keahlianmu. Pokoknya, jebloskan Hoo Ja ke penjara. Aku akan mengambil alih Baekkyung selama dia mendekap di sana.” Tegas Jin Hee
“Aku mengerti ucapanmu. Tapi aku tidak mengerti tujuanku melakukan itu. Bukankah tidak sopan mengatakan itu di pertemuan pertama?” komentar Jung Kook
“Aku mengatakan ini karena itu tidak masalah. Jika kau membantu merebut kembali perusahaanku, maka tidak akan ada hal lain yang aku minta. Begitu kita menyingkirkan Hoo Ja, maka kau bisa menjalani hidup begitu juga denganku. Ayo kita lakukan itu, Aku tidak bersikap kurang sopan, bukan?.” Ucap Jin Hee.
“Apa Maksudmu, kau tidak peduli jika Undang-undang Pengaturan Suku Bunga dicabut?” kata Jung Kook memastikan
“Untuk apa mencabut itu? Kami tinggal meminjamkan uang secara ilegal. Mereka yang ada dalam gelap harus tetap di kegelapan. Apa gunanya berjemur di bawah sinar mentari? Mereka hanya akan dicemooh dan terbakar.” Kata Jin Hee santai. Jung Kook hanya terdiam.
“Kau gelisah.  Kenapa kau gelisah dengan sesuatu seperti ini? Kau tidak suka seorang lintah darat wanita mencoba mengendalikanmu. Kau harus hidup demi bangsa dan rakyat. Kau ini anggota dewan.” Kata Jin Hee menyakinkan.
“Rencana menghancurkan Hoo Ja memang sangat menarik. Tapi aku tidak bisa melakukan itu... Maaf” kata Jung Kook menolak. Jin Hee ingin tahu alasanya.
“Sebenarnya, aku sudah cukup lama tidak menipu, dan terakhir kali aku hampir tewas ketika Pimpinan Park menangkapku. Dia bilang akan mengakhiri hidupku jika merencanakan sesuatu terhadap dia lagi. Jadi, bagaimana bisa aku melakukan itu? Aku hanya memiliki satu nyawa.” Jelas Jung Kook. 


 Jin Hee mengerti, lalu berpikir kalau menolongnya maka Jung Kook bisa melakukanya. Jung Kook menolak karena menurutnya Hoo Ja sangat menakutkan jadi meminta agar mencari oleh lain saja. Jin Hee melihat Jung Kook akan pergi menyuruh kembali duduk karena belum selesai bicara.
“Tapi aku sudah selesai. Terima kasih.” Kata Jung Kook akan meninggalkan ruangan.
“Aku bilang duduk, Bodoh, atau rahangmu putus!” teriak Jin Hee marah. Jung Kook mengeluh adik kakak ini sangat suka berteriak.
“Dengar, Nona... Aku seorang anggota dewan... Aku berhenti menipu orang. Menusuk orang dari belakang adalah hal yang buruk. Orang rupawan harus memiliki pemikiran yang baik.” Ucap Jung Kook mengeluh kalau  menurutnya Hoo Ja itu juga aneh, selalu memukul bahkan Keluarga yang aneh. 


Tuan Choi sudah sadar hanya diam saja. Mi Young tak percaya kalau Tuan Choi sungguh tidak akan memberi tahu. Tuan Choi mengelak kalau tidak tahu apa-apa. Detektif Lee tak percaya meminta agar Tuan Choi mengatakan yang diketahuinya.
“Bagaimana bisa "aku tidak tahu" menjadi jawaban?” kata Detektif Lee, Tuan Choi mencoba bicara dengan banmal. Detektif Lee menyuruh untuk bicara yang sopan.
“Pak... Aku penjahat yang hidup dengan konsep kesetiaan. Aku tidak akan mengadukan bosku hanya untuk menyelamatkan diri sendiri.” Jelas Tuan Choi
“Apa orang yang setia mencuri dari bosnya?” komentar Detektif Koo. Tuan Choi pikir sudah mengatakan berulang kali kalau punya alasan sendiri.
“Anak-anak di Afrika kelaparan. Mereka bahkan belum berusia sepuluh tahun. Mereka kelaparan. Aku tidak bisa mengabaikan mereka.” Jelas Tuan Choi
“Apa kau berharap kami percaya penjahat yang mencuri uang dari perusahaan mendonasikannya?” komentar Detektif Lee kesal 


Detektif Na baru masuk ruangan setelah menerima telp memberitahu kalau baru saja menerima telepon. Mereka bilang dia memang mendonasikannya. Detektif Lee ingin tahu berapa jumlahnya.  Detektif Lee memberitahu Sejumlah 250.000 dolar.
“250.000 dolar... Memang kau ini apa, teladan kebajikan?” keluh Detektif Lee
“Siapa yang peduli dengan jumlahnya? Hidup itu penting! Ketika kau berdonasi, jumlah tidaklah penting. Yang penting adalah sebanyak apa cinta yang kau kirim kepada mereka.” Tegas Tuan Choi .
“Meski kau mendonasikannya, penggelapan tetaplah kejahatan. Jadi, serahkan Park Hoo Ja kepada kami. Lalu kami akan mengampunimu.” Kata Mi Young
“Dengar, apa yang bisa kuberikan kepada kalian jika aku tidak memiliki apa pun? Aku tidak tahu apa-apa.” Kata Tuan Choi
Mi Young memastikan kalau Tuan Choi yang akan bersikap seperti ini. Tuan Choi membenarkan. Mi Young pun membuat keputusan kalau akan menyelesaikan dengan saling adu pukul. Tuan Choi pikir ini sangat memalukan.
“Kau tidak boleh bercanda seperti itu.” Kata Tuan Choi, Mi Young menegaskan kalau tidak bercanda.
“Untuk apa membuang waktu bercanda denganmu? Aku serius. Ayo berkelahi. Jika aku menang, kau beri tahu kami semua yang kau ketahui. Jika kau menang, maka aku akan membebaskanmu.” Tegas Mi Young. Tuan Choi pikir akan termakan taktik seperti itu?”
“Pilihan apa lagi yang kamu punya, melihat situasimu? Mari berkelahi...Ayolah.” kata Mi Young
“Detektif... Terakhir kali, itu terjadi karena aku lengah. Tapi aku tidak akan kalah jika kau tidak bersenjata. Kau akan terluka jika terus mencoba berkelahi denganku.” Tegas Tuan Choi
“Lihat saja siapa yang akan terluka jika kita serius berkelahi. Semuanya, tolong keluar.” Ucap Mi Young.
Detektif Lee panik memastikan kalau akan keluar,  Tuan Choi makin mengejek kalau timnya sendiri saja cemas. Detektif Koo menyuruh Tuan Choi Diam padahal mencoba membantunya, karena Mi Young  bisa terkena masalah jika Tuan Choi mati. Tuan Choi mulai panik.
“Ingat pria yang terakhir kali... Dia masih belum siuman. Kau bisa benar-benar dipecat.” Kata Detektif Na
“Aku akan berhenti sebelum dia mati, jadi, percaya kepadaku.” Kata Mi Young menyakinkan.
Tuan Choi panik menahan Detektif Lee untuk tak keluar, Detektif Lee menyakinkan kalau mereka akan bertemu lagi.  Tuan Choi panik bahkan tak peduli menahan kaki Detektif Lee.  Mi Young hanya menatap Tuan Choi yang ketakutan didepan pintu.
**
Bersambung ke "Episode 30"

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar