PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 31 Mei 2019

Sinopsis Her Private Life Episode 15 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Duk Mi yang masih kecil bermain dengan Eun Gi melihat Yoon Jae duduk sendiri lalu menghampirinya dan bertanya Berapa usianya. Yoon Jae menjawab 7 tahun. Duk Mi mengaku mereka memiliki umur yang sama dengan Eun Gi juga.
“Aku Sung Duk Mi, dan dia Nam Eun Gi. Siapa namamu?” tanya Duk Mi. Yoon Jae pun menyebutkan namanya Heo Yoon Jae.
“Apa kau menunggu ibumu? Mau bermain bersama kami?” ucap Duk Mi, Yoon Jae mengangguk lalu mereka bergandengan tangan, Yoon Jae terlihat bahagia. 

[EPISODE 15: KAULAH RUMAHKU]
Ryan melihat wajah Duk Mi yang tertidur didepanya, Duk Mi akhirnya membuka mata sendiri. Ryan bertanya apakah tidurnya nyenyak. Duk Mi menganguk dan kembali menutup matanya. Ryan bertanya apakah Duk Mi masih tidur. Duk Mi mengaku masih tidur. Ryan memberikan ciuman dikening.
“Ini ulang tahunmu... Selamat.” Ucap Ryan kembali memberikan Ciuman, Duk Mi mengucapkan Terima kasih dengan mata tertutup.
“Kau tidak buka mata. Apa Kau tidak ingin melihatku?” keluh Ryan. Duk Mi akhirnya membuka matanya.
“Aku bisa melihat wajahmu sesudah aku bangun. Ini ulang tahun yang luar biasa.” Ucap Duk Mi menatap Ryan didepanya.
“Bangun sekarang. Ini hari ulang tahunku.” Ucap Ryan. Duk Mi merasa tidak perlu bangun. Ryan akhirnya akhirnya membiarkan Duk Mi tidur di pelukanya.
“Haruskah kita tetap seperti ini daripada pergi bekerja? Bagaimana kalau kita berdua berhenti dan jadi pengangguran?” kata Ryan. Duk Mi menolak memilih akan bangun.
“Aku serius. Mari tetap di tempat tidur seperti ini sepanjang hari dan tidak pergi bekerja.” Kata Ryan. Duk Mi menolak, Ryan heran  Kenapa tidak boleh.
“Kau terlalu berharga. Jadi Aku akan menyimpannya.” Ucap Duk Mi, Ryan memuji Duk Mi yang luar biasa. Duk Mi mengaku  sudah cantik sejak pagi.
Ryan memberikan kotoran di mata Duk Mi sambil mengejek kalau itu kotor.  Duk Mi mengeluh mendengarnya sambil memukul Ryan. 

Keduanya gosok gigi bersama, Duk Mi lalu memberikan foam untuk mencukur jenggot Ryan menyuruhnya agar jangan takut. Ryan memastikan apakah ia dapat pergi bekerja. Duk Mi yakin pasti bisa lalu mengejek Ryan yang gemetaran. Ryan mengaku tidak gemetaran. Duk Mi mengeluh karena Ryan yang tidak percaya padanya.
Duk Mi sudah berganti pakaian, duduk di meja makan bertanya apa yang dibuat Ryan. Ryan tahu hari Ini hari ulang tahun Duk Mi jadi harus makan sup rumput laut. Duk Mi bertanya apakah Ryan akan memasaknya sendiri. Rya menganguk.
“Tapi untuk apa cabai dan ginseng Cheongyang ini?” tanya Duk Mi binggung, Ryan pikir Duk Mi menyukai cabai Cheongyang.

“Dan ginseng baik untuk tubuhmu.” Ucap Ryan. Duk Mi pikir kalau Ryan tak harus menambahkannya ke dalam sup rumput laut.
“Benarkah? Maka, aku akan menggunakannya untuk membuat gimbap nanti.” ucap Ryan. Duk Mi menganguk mengerti.
“Pasti enak makan ginseng gimbap.” Kata Ryan, Duk Mi hanya bisa melonggo. Ryan lalu menuangkan rumput laut didalam mangkuk berpikir apakah ini cukup.
“Direktur , Satu bungkus ini cukup untuk 60 porsi... Jadi, ini akan cukup untuk memberi makan 20 orang.” Jelas Duk Mi
“Lalu, haruskah aku mengambil sebanyak ini? Aku akan memasak makanan lezat untukmu. Tunggu sebentar.” Kata Ryan yakin mengambil sedikit rumput laut. Duk Mi menganguk akan menantikannya walaupun tak yakin. 


Duk Mi memilih baju untuk Ryan yang terlihat bagus, Ryan pikir Duk Mi juga harus berganti pakaian dengan memilih satu kemeja miliknya. Duk Mi hanya bisa menatap heran, Ryan pikir  rekan kerja mereka  tahu terlalu banyak soal hubungan mereka.
“Apa kau malu, Shy Boy?” ejek Duk Mi melihat wajah Ryan yang memerah, Ryan menyurh Duk Mi mengunakan pakaian saja.
“Astaga, baiklah. Aku akan pulang dan ganti baju saja.” Kata Duk Mi, tapi Ryan kembali mengoda kalau kemeja miliknya itu akan cocok.

Duk Mi sudah berganti pakaian dan memoles wajahnya dengan bedak dan lipstik. Ryan tiba-tiba menarik Duk Mi dan mereka berhadapan mengatakan  akan mengoleskannya. Duk Mi binggung bertanya apakah Ryan  pernah melakukannya
“Aku Ryan Gold.” Ucap Ryan bangga lalu memoleskan lipstik dan memuji Duk Mi sudah terlihat cantik.
“Sekarang, giliranku untuk mengoles lipstik padamu. Sepertinya kau perlu lebih banyak.” Kata Duk Mi sudah siap dengan lipstiknya. Ryan panik
Tapi Duk Mi malah memberikan ciuman untuk pacarnya, Ryan mengejek kala ini yang dinginkanya agar pergi bekerja. Duk Mi hanya tersenyum lalu merapihkan lipstik yang menempel dibibir Ryan.

Duk Mi menatap cermin meminta izin pada Ryan akan jadi bintang film karena ini hari ini ulang tahunnya. Ryan menganguk menyetujuinya. Duk Mi pun memasang kacamata hitamnya dan merasa terlihat seperti selebriti.
Akhirnya mereka naik mobil dan Duk Mi seperti sedang melakukan syuting video clip. Ryan pun ikut menyanyi sambil sedikit mengoyangkan badanya ketika musik diputar. 


Sun Joo yang sudah berdamai dengan suaminya membawakan minum, lalu bertanya apakah sedang berkerja membuat proposal variety show. Seung Mi mengaku tidak tapi mengingat janjinya pada Sun Joo kalau hanya akan fokus membuat Sun Joo tertawa.
“Jadi, aku berpikir soal apa yang harus kita lakukan bersama dan menulis proposal tentang itu.” Jelas Seung Min
“Bahkan kau menulis proposal?” kata Sun Joo tak percaya, Seung Min memperlihatkan judul proposal miliknya yaitu "Apa harus pergi berkemah?"
“Berkemah?” kata Sun Joo seperti kaget, Seung Min menjelaskan  Ini tentang pergi berkemah setiap akhir pekan dengan Geon Woo.
“Kita bisa memasak di luar dan melihat bintang-bintang di langit malam. Kita akan dapat bersantai dan memulihkan tenaga.” Jelas Seung Min penuh semangat.
“Tapi apa kita punya tenda?” kata Sun Joo, Seung Min pikir mereka  harus beli dan Ada banyak alat berkemah yang perlu dibeli.
“Oppa, seperti yang kau ketahui, aku sangat sensitif soal tempat tidur.”ucap Sun Joo. Seung Min mengaku lupa.
“Lalu, haruskah kita beli mobil berkemah?” kata Seung Min, Sun Joo mengalihkan dengan bertanya Apa ada hal lain.
“Tentu saja... Inilah judul proposal keduaku... "Memancing". Kata Seung Min. Sun Joo hanya bisa menghela nafas.
“Aku dengar memancing malam benar-benar hebat. Ini lebih kepada menghabiskan waktu bersama daripada memancing. Kita dapat melakukan berbincang. Dan begitu gelap, kita bisa tidur di tenda...” kata Seung Min
“Tidur Tenda? Lagi?” keluh Sun Joo, Seung Min teringat istrinya tak suka. tidur di tenda...
“Jadi Kita harus beli mobil berkemah.” Kata Seung Min, Sun Joo menahan amarah.
“Oppa.... Bagaimana kalau kau lebih fokus pada usaha untuk tak melakukan sesuatu yang tidak aku sukai bukannya mencoba melakukan hal yang aku sukai?” ucap Sun Joo, Seung Min mulai memikirkanya.
“Baiklah, aku mengerti. Lalu, untuk mempelajari hal yang tidak kau sukai, kita perlu banyak berbincang satu sama lain. Jadi, kita harus pergi memancing...” kata Seung Min
“Cukup! Hentikan!” kata Sun Joo kesal, Seung Min tersenyum segera pamit karena harus pergi bekerja sekarang.
“Ayo kita bicara banyak nanti malam tentang hal yang tidak kau sukai selagi kita memancing.” Goda Seung Min, Sun Joo makin marah menyuruh suaminya segera pergi saja.
“Apa yang salah dengannya?” keluh Sun Joo tapi akhirnya bisa tersenyum melihat tingkah suaminya.
“Jika senyum kagum kau itu juga dianggap sebagai senyuman, suamimu berhasil.” Komentar Joo Hyuk. Sun Joo tersenyum melihat suaminya memang lucu sekali. 



Duk Mi memperlihatkan desain terakhir dari ruang pameran. Ryan bertanya apakah Duk Mi sudah  menjalankan simulasi rute pameran. Duk Mi menganguk karena ruang pameran Cha Shi An akan menjadi yang paling ramai, jadi mereka akan menugaskannya ke daerah yang paling luas.
“Dinding palsu akan mulai dibangun minggu depan, dan akan dilukis begitu dipasang.” Kata Duk Mi
“Bagaimana kalau kita menggunakan warna yang lebih kuat untuk dinding utama di pintu masuk ruang pameran?” saran Ryan. Duk Mi setuju.
“Apa kau mempekerjakan semua staf?”tanya Ryan. Kyung Ah memberitahu mereka   selesai merekrut pemandu dan penjaga.
“Dan mereka akan menerima pelatihan mulai minggu depan.” Ucap Kyung Ah. Ryan pikir semuanya...
“Direktur , kau perlu mempersiapkan pidato pembukaan.” Kata Duk Mi mengingatkan. Ryan menganguk mengerti
Duk Mi dan Ryan keluar dari ruangan rapat. Ryan memanggil Duk Mi mengetahui kalau mereka itu sibuk tapi ini pertama kalinya mereka merayakan ulang tahun Duk Mi sesudah mulai berkencan jadi Ia memastikan kalau Duk Mi  akan meluangkan waktu  malam ini.
“Sepertinya aku bisa melakukannya untukmu. Tujuan kita hari ini adalah pulang kerja tepat waktu.” Kata Duk Mi, Ryan tersenyum bahagia. 


Nyonya Sung menatap foto Yoon Jae saat masih kecil teringat kembali kenangan masa lalunya.
Flash Back
Duk Mi, Yoon Jae dan Eun Gi selesai bermain dan ketiganya masih bergandengan tangan.  Nyonya Sung melihat Yoon Jae bertanya apakah ibunya menyuruh menunggu di taman bermain. Yoon Jae memberitahu aklau ibunya akan segera kembali.
“Siapa namamu?” tanya Nyonya Sung, Yoon Jae menyebutkan namanya, Heo Yoon Jae.
“Kau pasti lapar, Yoon Jae. Apa kau ingin datang ke rumah Ajumma dan makan?” tanya Nyonya Sung, Yoon Jae mengelengkan kepala.
“Kenapa? Deok Mi dan Eun Gi juga akan makan.” Ucap Nyonya Sung. Yoon Jae mengaku harus menunggu ibunya di taman bermain.
“Lalu, aku akan menunggu di sana sebagai gantinya. Aku akan memberitahumu kapan Ibumu datang. Bagaimana? Sekarang, naik ke atas dan makan.” Ucap  Nyonya Sung. Yoon Jae akhirnya berlari dengan Duk Mi menaiki tangga.  Nyonya Sung berpesan agar mereka Cuci tangan dulu.
Tuan Sung melihat istrinya menatap foto Yoon Jae sambil mengeluh karena  terus melihat foto itu terus. Nyonya Sung ingin tahu pendapat suaminya, tentang alasan Eun Gi yang bertanya nama anak itu kemarin. Tuan Sung ingat kalau Eun Gi hanya bertanya tanpa alasan.


“Sejak Eun Gi kecil, dia tidak pernah sekalipun berbicara hari itu tanpa sengaja. Aku selalu merasa bersalah tapi berterima kasih. Aku pikir ada sesuatu. Sesuatu yang tidak bisa dia ceritakan.” Ucap Nyonya Sung
“Jika sesuatu yang tidak bisa dia katakan, maka dia tidak akan mengatakannya. Jika sesuatu yang bisa, maka dia akan mengatakannya. Jadi Bersabarlah.” Kata Tuan Sung. 

Ryan menyuruh Duk Mi agar masuk ke restoran lebih dulu. Duk Mi pikir mereka bisa pergi bersama. Ryan pikir Sepertinya waktu reservasinya habis jadi menyuruh Duk Mi agar lebih dulu masuk. Duk Mi menganguk setuju akhirnya masuk restoran.
Duk Mi pergi ke bagian receptionist ingin tahu ruangan atas nama Ryan Gold. Saat masuk ruangan, Duk Mi dikejutkan dengan ruangan yang sudah dihias dan Shi An yang sudah membawaka kue sambil menyanyikan lagu “Selamat ulang tahun”
Wajah Duk Mi melonggo tak percaya, karena idolanya menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya. Shi Ah pikir Duk Mi harus membuat permohonan. Duk Mi dengan wajah sumringah mengaku saat ini tidak ada lagi permohonan.
“Kakakku hebat, tapi aku tidak percaya dia terlambat ke pesta yang dia persiapkan sendiri. Aku harap kau memaafkannya.” Ucap Shi An. Duk Mi kaget kalau Ryan yang mengaku terlambat
“Ya, itu sebabnya dia bilang untuk mengucapkan selamat ulang tahun duluan. Itu sebabnya aku berlari.” Kata Shi An. 



Flash Back
Lee Sol dalam restoran mengaku baik-baik saja bertemu Direktur Ryan dan Duk Mi tapi merasa kalau akan merusak kencan mereka. Shi An mengeluh ibunya masih memanggil Ryan dengan sebutan direktur dan meminta agar kembali memanggilnya Heo Yoon Jae.
“Dan Juga, apa salahnya mengganggu kencan mereka?” kata Shi An. Lee Sol menganguk mengerti.
Shi An tiba-tiba menerima pesan dari Ryan “Ini misimu. Kau sendiri, harus sendiri... Kau akan pergi ke ruangan dan mengucapkan selamat ulang tahun pada Duk Mi. Aku sedikit terlambat.” Lee Sol bertanya siapa yang mengirimkan pesan.
Shi An menjawab kalau itu kakaknya, lalu meminta agar ibunya menunggu sebentar.
Duk Mi tak percaya kalau Ryan sengaja membuat settingan kalau terlambat datang demi membuat dirinya bertemu dengan Shi An.  Shi An mengaku bahkan tidak tahu sekarang hari ulang tahun Duk Mi karena kalau tahu pasti akan membeli hadiah.
“Shi An-ku, kau adalah hadiahku.” Gumam Duk Mi dengan wajah sumringah lalu menerima sebuah pesan di ponselnya.
Ryan mengirimkan pesan, “Bagaimana, kau menyukai hadiahku?” Wajah Duk Mi langsung tersenyum membacanya. Shi An pikir itu pasti pesan dari kakaknya. Duk Mi menganguk lalu membalas pesan Ryan.
“Aku fan-girl paling bahagia sealam dunia. Terima kasih.” Tulis Duk Mi
“Kau punya 20 menit... Pastikan kau tidak menikmati dia lebih dari kau menikmati aku.” Balas Ryan dengan senyuman duduk didepan ibunya


Lee Sol pikir mereka tidak mengganggu ultah Sung Duk Mi. Ryan pikir tak masalah karena yakin Duk Mi akan menyukainya juga dan  Dalam 20 menit,mereka akan pergi dan bergabung. Lee Sol bingung kenapa harus 20 menit.
“Aku suka berduaan dengan Ibu.” Kata Ryan. Lee Sol mengucapkan  Terima kasih sudah memanggilnya Ibu.
“Sebenarnya, masih sedikit canggung. Aku berjanji untuk mengatakannya dengan lebih nyaman lain waktu. Ibu, aku tahu ini aneh untukmu juga, tapi kau bisa memanggil namaku.” Kata Ryan
“Yoon Jae.” Ucap Lee Sol. Ryan menyahut dengan memanggil “ibu” lalu berpikir kalau kali ini ulang tahun Duk Mi tapi ia yang menerima hadiah.
“Sekarang 12 September.. Yoon Jae, ulang tahunmu 12 September.” Kata Lee Sol
“12 September... Kita harus merayakannya bersama tahun ini.” Ucap Ryan. Lee Sol menganguk setuju. 
“Aku membawa foto... Tidak banyak, tapi di usia ini, Ibu menghabiskan waktu untuk mengingatmu... Seberapa besar kau pada usia 10? Seperti apa kau berusia 20? Kau tidak tahu betapa Ibu merindukanmu.” Kata Lee Sol memberikan foto saat Ryan masih 7 tahun dengan mata berkaca-kaca
“Aku akan tunjukkan seperti apa aku pada usia itu Aku punya banyak foto.” Ucap Ryan memegang tangan Ibunya. Lee Sol menganguk mengerti. 


Duk Mi dan Shi An sedang selfie terlihat sangat bahagia. Ryan datang dengan ibunya, Duk Mi terlihat gugup dan menyapa Ibu Shi An. Lee Sol pun mengucapkan Selamat ulang tahun, Duk Mi mengucapkan  Terima kasih.
“Sepertinya kau senang.” Ejek Ryan. Duk Mi tak bisa menutupi rasa bahagia karena ada Shi An disampingnya.
“Mungkin karena kau ada di sini.” Kata Duk Mi gugup, Ryan dan Ibunya saling menatap lalu Duk Mi dan Shi An juga saling menatap. 

Duk Mi terus melihat fotonya dengan Shi An dengan wajah bahagia. Ryan mengantar Duk Mi sampai dirumah dan beberapa kali memanggilnya. Duk Mi menyahut tapi pandangan tetap melihat fotonya bersama Shi An.
“Pacarmu mengantarmu pulang, tapi kau sedang melihat foto-foto Shi An.”keluh Ryan.
“Itu tidak benar.... Ini yang aku lihat... Aku mengagumi pacarku yang tampan.” Kata Duk Mi menganti foto saat bersama dengan Ryan.
“Sejujurnya, aku menyiapkan hadiah ulang tahun.”akui Ryan. Duk Mi bertanya apakah selain fan-meeting
“Itu Belum dikirim. Bisakah kau menunggu beberapa hari lagi?” kata Ryan, Duk Mi pikir Hari ini lebih dari cukup,
“Tapi aku akan menunggu karena kau menyiapkannya.” Ucap Duk Mi penasaran.
“Aku punya sesuatu untuk ditunjukkan. Ini foto aku waktu masih kecil. Ibuku memberikannya kepadaku.” Ucap Ryan. Duk Mi melihat foto Ryan saat masih kecil memujinya kalau itu lucu.
“Kau lucu dan tampan dari lahir.”puji Duk Mi, Ryan meminta Duk Mi agar  menyimpan foto itu di kamarnya. Duk Mi tak percaya mendengarnya.
“Lalu, aku akan memindai ini dan mengembalikannya padamu. Aku tidak bisa menyimpan apa yang jelas berharga bagimu.” Kata Duk Mi penuh semangat.
“Bisakah aku melihat foto lamamu juga?” tanya Ryan. Duk Mi pikir Ryandapat memiliki seluruh album lalu mengaku Hari ini sungguh bahagia. Ryan juga merasa bahagia.


Eun Gi mengemudikan mobilnya teringat saat bertanya pada Sun Joo “Siapa Heo Yoon Jae?” Sun Joo menjawab kalau itu Nama Korea dari Ryan.  Eun Gi memastikan kalau yang dimaksud Direktur Ryan. Sun Joo membenarkan.
“Dia pasti sudah tahu namanya sebelum adopsi.” Ucap Sun Joo. Eun Gi mengelengkan kepala mengingat kembali ingatan seperti  hanya ingin memastikan.
Flash Back
Nyonya Sung bertanya siapa teman anaknya itu, Yoon Jae menjawab namanya Heo Yoon Jae. Eun Gi mencoba menyakinkan kalau Yoon Jae itu memang sama seperti kenangan saat masih kecil. 

Duk Mi melihat foto Ryan didalam komputer setelah discan, memuji pacarnya yang sangat lucu. Eun Gi menelp Duk Mi mengaku  ingin bertanya sesuatu jadi akan bicara sebentar.  Duk Mi setuju dan akhirnya Eun Gi datang mengatakan datang membawa hadiah.
“Apa ini kaki ayam? Kau tentu tahu apa yang aku suka. Lalu kau Mau bertanya apa?” tanya Duk Mi, Eun Gi mengaku tentang Ryan.
“Aku tahu apa yang kau khawatirkan, tapi aku sudah menceritakannya.” Kata Duk Mi
“Bukan itu. Nama korea...” ucap Eun Gi lalu melihat foto Yoon Jae diatas meja Duk Mi
“Ini dia waktu kecil. Bukankah ini luar bisa?” ucap Duk Mi bangga. Eun Gi menyebut nama Heo Yoon Jae.
“Bagaimana kau tahu nama itu? Ah... Sun Joo memberitahumu, kan?” kata Duk Mi. Eun Gi yang panik memilih untuk pamit pergi.
“Tiba-tiba? Katanya mau bertanya.” Kata Duk Mi heran. Eun Gi beralasan lupa dan menyuruh Duk Mi makan saja. Duk Mi mengeluh karena harus makan ceker ayam sendiri.


Ryan menatap foto Duk Mi saat masih kecil yang dikirimkan padanya, tiba-tiba ingatanya datang melihat foto Nyonya Sung.
Flash Back
Nyonya Sung mendorong Ryan agar melepaskan tangan karena bukan ibunya,  Ryan menangsi memanggil ibu Duk Mi, tapi Nyonya Sung tak peduli pergi meninggalkanya.  
“Ahjumma. Kita akan menemui Duk Mi dan Duk Soo, kan? Kita sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, kan?” kata Ryan yang bawa pergi dengan Nyonya Sung.
“Sung Duk Mi dan Duk Soo tidak akan sakit lagi.” Kata Nyonya Sung seperti sangat marah.
Ryan binggung karena terus ditarik sampai ke depan panti asuhan. Nyonya Sung mendorong Ryan dan menyuruh agar melepaskan tanganya, Ryan ingin Nyonya Sung bersamanya, Nyonya Sung menegaskan kalau bukan ibunya. Ryan akhirnya hanya bisa menangis histeris di depan panti asuhan. Ryan terlihat shock dengan ingatan hanya duduk di atas tempat tidur. 


Nyonya Nam berlari mendekati Eun Gi menahan sebentar agar bisa mengatur napas lalu memastikan kalau akan baik-baik saja. Eun Gi menegaskan kalau ia  yang akan bicara jadi Ibunya hanya perlu di sisinya.
“Bagaimana denganmu? Apa kau baik-baik saja?” tanya Nyonya Nam, Eun Gi tak menjawab memilih mengajak Ibunya pergi saja. 


Eun Gi hanya bisa tertunduk diam di meja makan dengan ayah dan ibu Duk Mi duduk didepanya. Nyonya Sung pikir kalau akan membahas Eun Gi, karena tahu saat bertanya siapa nama anak kecil itu, merasa curiga ada yang salah.
“Jika kau yang mengatakannya, maka aku mempersiapkan diri... Eun Gi. Ini adalah sesuatu yang harus Ibu ketahui, kan? Katakan... Ibu baik-baik saja” ucap Nyonya Sung terlihat sangat tenang. Eun Gi memegang tangan ibu Duk Mi
“Ibu..... Ini bisa mengejutkan, sedih, atau bahkan menyakitkan. Tapi kau harus ingat ini saja. Kau orang yang baik... Apa yang terjadi saat itu kau tidak punya pilihan.” Tegas Eun Gi, Ibu Duk Mi terlihat binggung
“Direktur Ryan adalah Yoon Jae... Heo Yoon Jae...” ucap Eun Gi, Ibu Duk Mi shock begitu juga ayah Duk Mi
“ Anak itu...Heo Yoon Jae adalah... Direktur Ryan katamu? Anak yang... Anak yang saat itu?” kata Nyonya Sung terbata-bata. Eun Gi dan Nyonya Nam memegang tanga Ibu Duk Mi mencoba agar menenangkanya. 


Ryan duduk di ruangan, terlihat masih canggung karena mengetahui ingatanya kembali.  Pesan dari Duk Mi masuk “Bawakan aku kopi jika kau ingin fotomu kembali.”Akhirnya Duk Mi dan Ryan pergi ke cafe Sun Joo, Sun Joo menyapa Ryan yang sudah lama tak bertemu.
“Hari ini susu ada, kan?” goda Ryan. Sun Joo pikir  Kafe seperti apa yang tidak menyediakan susu lalu menyuruh Geon Woo agar memberikan salam.
“Halo. Namaku Kang Geon Woo, dan aku berusia 7 tahun.” Kata Geon Woo sopan sambil membungkuk.
“Halo. Aku Ryan... Emmmm aku Direktur Heo Yoon Jae” ucap Ryan. Geon Woo bertanya apakah Ryan bermain judo juga
“Bukankah sudah waktunya bagi Geon Woo untuk pergi ke dojo Eun Gi? Kenapa dia masih di sini?” tanya Duk Mi heran
“Dia tiba-tiba mengirim sms, kelas hari ini dibatalkan karena alasan pribadi.” Kata Sun Joo
“Dia tidak mengatakan itu kemarin.” Kata Duk Mi, Ryan menatap heran karena tak tahu Duk Mi bertemu dengan Eun Gi.
“Aku bertemu dengannya sebentar tadi malam. Dia punya sesuatu untuk ditanyakan.”cerita Duk Mi lalu memesan  latte dengan susu kental...

Keduanya akhirnya duduk di taman,  Duk Mi mengembalikan foto Ryan saat masih kecil karena sudah membelikan kopi,sambil memberitahu kalau sudah memindai dan membingkai di kamarnya jadi Ryan bisa datang melihatnya nanti.
“Duk Mi... Apa kau ingat... semua kecilmu?” tanya Ryan ragu, Duk M mengak sedikit
“Tapi tidak saat aku masih sangat kecil.” Akui Duk Mi, Ryan memastikan kalau Duk Mi ingat wajahnya saat... Tapi terhenti karena Duk Mi melihat kalau pesan dari ibunya lalu memberitahu kalau meminta langsung pulang sesudah bekerja.
“Kenapa dia tiba-tiba memintaku pulang? Apa ada masalah? Hari ini. kau harus pulang sendiri. Akan sangat membosankan, kan?” goda Duk Mi, Ryan mengaku tidak akan bosan.
“Apa kau serius?” keluh Duk Mi, Ryan mengaku akan bosan.


Ryan pergi ke tempat latihan Judo, Eun Gi sedang membereskan handuk. Ryan memanggil nama Eun Gi, wajah Eun Gi terlihat gugup mendengar suara Ryan.  Ryan mengaku ingin bertanya sesuatu kepadanya. Akhirnya keduanya berdiri disisi ruangan lain.
“Ingatanku dari sebelum aku diadopsi. Dalam ingatan itu, aku bisa melihat Duk Mi, kau, dan Ibu Deok Mi. Apa kau ingat? Namaku Heo Yoon Jae.” Ucap Ryan memperlihatkan fotonya. Eun Gi mengaku ingat.
“Ini Sudah lama sekali, Heo Yoon Jae.” Ucap Eun Gi, Ryan seperti tak percaya Eun Gi masih bisa mengingatnya. 


Duk Mi terlihat santai menemui ibunya bertanya apa yang ingin dibicarakan dan ingin tahu Bagaimana mengetahui tentang Heo Yoon Jae. Nyonya Sung menceritakan Yoon Jae sedang menunggu ibunya di taman bermain sampai hari sangat gelap.
“Aku hanya akan memberinya makan malam di rumah kami. Aku pikir ibunya akan segera datang dan menjemputnya. Dan saat dia tidak muncul, kupikir dia akan datang pada hari berikutnya. Namun hampir sebulan berlalu. Dan saat itulah kita tiba-tiba menjadi tidak stabil secara finansial.” Cerita Nyonya Sung.
“Lalu? Lalu?” tanya Duk Mi penasaran. Nyonya Sung menceritkan mereka sedang dalam keadaan  kesulitan,
“Aku tidak punya pilihan selain meninggalkannya...” kata Nyonya Sung, Duk Mi tak percaya  mencoba menyangkalnya.
“Tidak. Ibu... Ini tidak benar, bukan? Katakan tidak benar.” Kata Duk Mi. Nyonya Sung mengaku kalau sudah melakukan sesuatu yang tidak dapat dimaafkan... Duk Mi memilih pergi dari rumah. Tuan Sung menenangkan istrinya yang menangis.
**
Bersambung ke part 2

 Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar