PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 16 Mei 2019

Sinopsis My Fellow Citizens Episode 28

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Jung Kook duduk didepan Tuan Kim, Tuan Kim menyapanya  karena belum pernah bertemu lagi sejak di restoran barbeku sapi itu, Jung Kook membenarkan dengan menyinggung permainan Tiga, enam, sembilan. Tuan Kim binggung tapi akhirnya membenarkan.
“Waktu itu aku ingin mentraktirmu, tapi aku sangat menikmati permainan. Aku menjadi tidak fokus. Maaf soal itu.” Ucap Tuan Kim
“Apa kau sudah siap untuk sidang?” tanya Hoo Ja. Tuan Kim mengangguk kalau sudah berusaha keras.
“Pasti melelahkan... Jadi, bagaimana kita memberi tahu dia? Partai Minjin menawarkan kesepakatan. Sejujurnya, kami sudah menerimanya.” Kata Tuan Kim. Jung Kook binggung bertanya apa maksudnya.
“Partai Minjin menyerah. Jika kita tetap bungkam selama sidang konfirmasi, mereka akan menyetujui semua tuntutan kita. Itu yang mereka katakan, Mereka ketakutan.” Kata Tuan Kim bangga
“Jadi, maksudmu kedua partai sudah saling sepakat?” kata Jung Kook. Tuan Kim membenarkan.
“Lalu bagaimana dengan sidang konfirmasinya?”tanya Jung Kook. Tuan Kim memberitahu kalau itu akan menjadi acara yang damai.
“Kita akan saling memuji. "Kau makan apa? Aku selalu mengagumimu." Layangkan pujian palsu kepada mereka. Kau mengerti maksudku, bukan?” ucap Tuan Kim
“Berdasarkan penelitianku, Kim Chae Jin itu sangat biadab. Tapi kau ingin memuji dia?” ucap Jung Kook tak percaya. Tuan Kim membenarkan.
“Aku sungguh... Ya... Kalian memang berengsek! Kedua partai telah sepakat, orang biadab penerima suap di Majelis, dan penipu kotor yang hina bisa menjadi menteri yang hebat, begitukah? Kim Chae Jin itu orang biadab! Dia tidak layak menjadi menteri!” ucap Jung Kook marah 



Hoo Ja berteriak marah, lalu memberitahu kalau sepertinya salah paham karena meminta datang tidak untuk menyampaikan pendapat dan mereka itu tidak peduli jika Kim Chae Jin orang yang hina. Ia pun meminta agar Jung Kook Jangan menghadiri sidang konfirmasi.
“Tutup mulutmu dan diam hingga mereka mengadakan rapat umum.” Ucap Hoo Ja
“Kau yang memintaku menjatuhkan dia!” ucap Jung Kook marah, Hoo Ja hanya diam saja.
“Dengar... Aku berharap kamu mengikuti perintah Pimpinan Park. Kenapa kau mendadak berpura-pura bersikap mulia seperti ini?” sindir Hoo Ja
“Aku tidak berpura-pura bersikap mulia! Ini namanya akal sehat. Mari kita ikuti akal sehat. Kumohon? Berhenti bersikap tidak tegas.” Kata Jung Kook marah
“Aku penasaran. Apa dia selalu seperti ini? Aku sudah pernah bilang, bukan?” kata Tuan Kim heran
“Begitu pengaturan suku bunga dicabut, aku dan kau bisa berpisah dan menjalani hidup masing-masing... Tolonglah... Kumohon, Anggota Dewan Yang Jung Gook, mari segera kita selesaikan dan jalani hidup masing-masing. Apa kau tidak muak selalu marah dan menjadi emosional?” sindir Hoo Ja.
“Baiklah. Aku tidak akan hadir. Tidak akan. Bahkan meski aku memaksa untuk hadir, aku tidak akan bisa melakukan itu. Kau harus memaksa Tuan Choi untuk menghentikanku.. Aku tidak akan hadir. Baik.” Tegas Jung Kook kesal
“Bagus... Hari ini kau bisa memahamiku dengan cepat. Sudah lama sejak aku menerima balasan menyenangkan.” Ucap  Hoo Ja.
“ Bagus jika dia menyukainya. Dasar... Apa pembicaraan kita sudah selesai?” ucap Jung Kook lalu pamit pergi.
Setelah Jung Kook keluar ruangan, Tuan Kim mengeluh Mi Young yang tak menjawab pertanyaan apakah Jung Kook selalu seperti itu. Hoo Ja seperti mencoba menahan amarahnya. 



Jung Kook pulang ke rumah, tersenyum lebar melihat Mi Young yang menyambutnya, Mereka saling menatap dengan senyuman seperti pasangan yang bahagia lalu saling berpelukan. Setelah itu Jung Kook pun naik ke tempat tidur lebih dulu, Hoo Ja naik ke tempat tidur pun memeluknya.
“Kudengar kau akan menghadiri sidang konfirmasi. Suamiku sangat sukses.” Puji Mi Young
“Itu bukan sukses. Semua anggota dewan melakukan itu.” Kata Jung Kook
“Ya, tapi itu menjadi keren karena suamiku yang melakukannya. Semoga beruntung. Jangan gugup.” Kata Mi Young. Jung Kook mengerti.
“Bagaimana kondisimu? Apa baik-baik saja di tempat kerja?” tanya Jung Kook.
“Semua baik-baik saja. Semua anggota timku bekerja keras. Aku kembali memulai kasus kami melawan Park Hoo Ja.” Akui Mi Young. Jung Kook gugup mendengar nama Park Hoo Ja
“Kenapa kau mulai kembali? Apa karena aku?” tanya Jung Kook panik.
“Bukan. Itu sebelumnya, tapi sekarang... Sudah tugasku menangkap penjahat. Jadi, aku hanya menjalankan tugas.” Tegas Mi Young yakin
“Tapi tetap saja, Mi Young... Bukankah berbahaya mengejar dia? Apa kau tidak bisa menangani kasus lain?”kata Jung Kook khawatir
“Bahkan meski berbahaya, itu tindakan yang tepat. Bahkan meski aku dalam bahaya, aku melindungi orang banyak. Itu alasan kita memiliki polisi sepertiku. Aku harus memenuhi tugas sebagai perwira polisi. Aku dibayar menggunakan pajak rakyat.” Ucap Mi Young. Jung Kook seperti sangat khawatir. 



Berita di TV “Sidang konfirmasi Kim Chae Jin, calon Menteri Perekonomian dan Keuangan, akan segera dimulai.” Akhirnya semua anggota Dewan berkumpul dalam ruangan, Tuan Kim menyapa semua anggota dan ketua dengan ramah.
“Mereka berencana untuk fokus perihal kebijakan pemerintah dan kompetensinya. Sepertinya semua mendukung dia. Tapi Sepertinya ini tidak akan menjadi sidang di mana calon diserang dan dikritik.”
“Anak baru, Anggota Dewan Yang Jung Gook, yang mengawali karier dengan mengungkap kasus suap di Majelis dengan menangani sebuah keluhan warga, seharusnya menghadiri sidang pertamanya ini, tapi menurut kabar dari kantornya, dia tidak akan hadir pada sidang konfirmasi calon Kim Chae Jin hari ini.”
Hoo Ja mengikuti sidang dari ruangan, Bangku dengan nama Jung Kook masih kosong, sementara yang lainya sudah terisi. Tuan Kim duduk ditempatnya, sementara Jung Kook hanya duduk diam dalam ruangan melihat siaran berita live.
“Karena kita memiliki kuorum, kita akan memulai rapat komite ini. Pertama, calon akan disumpah. Silakan berdiri... Angkat tangan dan baca sumpahnya.” Ucap Ketua sidang
“Aku, calon, bersumpah untuk berkata jujur,sejujur-jujurnya, dan tidak berkata selain kejujuran.” Ucap Tuan Kim sambil mengangkat tanganya.
Charles memastikan apakah Jung Kook memang tidak perlu hadir. Jung Kook hanya diam saja. Ketua memberitahu kalau  Sekarang mereka akan mendengar pernyataan dari calon.
“Para anggota Majelis Nasional yang terhormat, dan rakyat sekalian. Setelah dijadikan sebagai calon Menteri Perekonomian dan Keuangan, aku merasakan beban yang berat di pundak.” Ucap Tuan Kim.
Hoo Ja meunggu dengan tenang, tiba-tiba Gwi Nam masuk ruangan  bertaya Apa sudah mendengar kabar dari para polisi. Hoo Ja bertanya balik tentang apa dan heran melihat wajahnya seperti panik dan berpikir terjadi sesuatu lagi.
“Mereka muncul di The Godfather membawa surat penggeledahan.” Ucap Gwi Nam. Hoo Ja kaget mendengarnya. 



Tim dua masuk ruangan dengan banyak anak buah dibelakangnya. Tuan Choi binggung siapa mereka yang datang. Ketua Tim memperlihatkan kalau sudah membawa surat penggeledahan jadi meminta agar lebih kooperatif. Tuan Choi binggung tiba-tiba ada Surat penggeledahan.
“Hei... Bawa semuanya.” Perintah Ketua Tim, Tuan Choi panik semua orang meminta agar Jangan sentuh.
“Hei.. Apa kau ingin dipenjara karena menghalangi prosedur? Minggir. Bawa semuanya.” Ucap Detektif mengancam. Tuan Choi makin panik semua barang-barangnya digeledah. 

“Saat ini Tim Dua sedang menggeledah The Godfather. Begitu mereka selesai menggeledah, kita akan mulai langkah berikutnya. Apa kamu siap, Detektif Lee?.” Ucap Mi Young menyakinkan.
“Kau akan tetap membuatku mengerjakan tugas ini Kenapa kau harus bertanya?” keluh Detektif Lee
“Choi Pil Joo... Jika kita bisa membuat dia berpihak ke kita, kita bisa punya kesempatan. Kita bisa memenjarakan Park Hoo Ja untuk selamanya.” Kata Mi Young dengan wajah bahagia. Tuan Choi terlihat sangat frustasi.
Hoo Ja meminta Gwi Nam agar menghubungi Tuan Choi, wajahnya terlihat sangat marah. 


Tuan Kim  mulai berbicara memperkenalkan diri, Kim Nam Hwa dari Seowon lalu mengucapkan Pertama, selamat atas terpilhnya sebagai calon dan akan memberikan pernyataan singkat lalu segera menyudahinya. Tuan Kim seperti terlihat tenang.
“Seperti yang semua tahu, perekonomian negara ini sulit dan melukai seluruh rakyat. Jika kau terpilih sebagai menteri sekarang, kau akan meneruskan begitu banyak kesulitan. Kau harus mendobrak tembok sambil melaksanakan hal yang telah kau janjikan.” Ucap Tuan Kim
“Kau harus mendapatkan dukungan dan memperbaiki kesalahan dan menghapus yang tidak penting. Kau harus menuntun jalan sebagai kepala dan menjalankan banyak tugas Untuk melakukan hal tersebut, kamu harus siap. Tolong beri tahu kami secara singkat resolusi yang kamu miliki jika kau terpilih sebagai menteri.” Kata Tuan Kim
Jung Kook yang menonton diruangan terlihat menahan amarah,  Tuan Kim menjawab Untuk membalas kepercayaan rakyat kepadanya dan dengan sikap menyelamatkan perekonomian mereka akan berusaha sekuat tenaga dan bekerja keras. Tuan Kim mengucapkan Terima kasih atas jawabannya. 


Seung Yi menontonya tak pecaya kalau pria itu yang menyuruh Jung Koo untuk menyerang dia tapi malah berganti pihak secepat itu, lalu mengumpat pria itu memang munafik. Wang Goo memuji kalau Seung Yi mengucapkan itu dengan benar.
“Aku muak dengan dia... Kupikir orang bernama Kim Chae Jin itu melakukan penipuan real estat dan segala tindakan buruk lain kecuali pembunuhan. Apa kau akan membiarkan dia terpilih?” komentar Charles.
“Aku tidak akan membiarkan itu jika aku seorang anggota dewan. Aku akan menghancurkan dia. Itu yang akan aku lakukan.” Kata Wang Goo. Jung Kook tetap saja diam 

“Aku menanti melihatmu membangkitkan perekonomian sebagai menteri kita... Terima kasih. Aku sangat setuju.” Ucap Tuan Oh. Mentri Kim berjanji akan melakukan yang terbaik.
“Jika orang seperti dia menjadi menteri, negara kita akan tamat.Apa tugas Menteri Perekologian dan Keuangan?” tanya Seung Yi, Wang Goo memberitahu kalau ini Perekonomian. Yang benar perekonomian.
“Seperti perekonomian yang menjulang. Tolonglah, Seung Yi.” Keluh Wang Goo. Seung Yi pikir sudah mengatakan hal itu yaitu Menteri Perekonomian dan Keuangan.
“Kita pergi sekarang saja, ya? Kita pergi dan balik keadaan.” Ucap Charles. Jung Kook meminta temanya untuk diam saja.
“Sekali lagi, tolong bekerja keras untuk membawa keajaiban dan membangkitkan perekonomian.” Kata dewan lainya.
“Aku akan melakukan yang terbaik. Terima kasih.” Ucap Mentri Kim seperti membuat semua setuju menjadi mentri.
“Seung Yi, aku sama sekali tidak ingin mengatakan ini, tapi paling tidak baca berita utama di surat kabar. Bagaimana bisa ada orang yang sama sekali tidak tahu apa-apa? Tapi Untuk apa repot-repot?” keluh Wang Goo
“Seorang anggota dewan tidak boleh acuh seperti itu. Apa kau tidak punya hati nurani?” kata Charles.
“Kubilang diam agar aku bisa berpikir.” Kata Jung Kook marah
“Sebagai pemimpin perekonomian, tolong jalani tugas-tugas dengan baik.” Kata dewan, Mentri Kim berjanji akan melakukanya.
“Jangan kurang ajar... Hanya karena aku menyukaimu, kau tidak boleh memantapkanku!” teriak Seung Yi marah
“Memanfaatkan. Seperti Ulysses S. Grant. Seperti mengabulkan permintaan. Kau pasti tahu apa itu permintaan, bukan? Ah.. Untuk apa repot-repot?” ucap Wang Goo mengeluh Seung Yi salah bicara.
Di ruangan Sidang, Mentri Kim berjanji akan melakukan yang terbaik. Charles tak percaya kalau Jung Kook tidak akan ke sana dan berpikir kalau ia saja yang pergi i dan melakukannya.
“Aku akan menggunakan pilihan tanya pemirsa!” teriak Charles marah, mentri Kim terus berjanji akan melakukan yang terbaik untuk menjadi menteri yang hebat.
“Diam!” teriak Jung Kook lalu teringat yang dikatakan istrinya “Aku harus menjalankan peran. Aku dibayar menggunakan pajak rakyat. Jadi, kau harus menjalankan peranmu juga. Kau seorang anggota dewan.” 



“Aku memeriksa beberapa dokumen, kau memberikan beasiswa kepada para siswa, dan melakukan beberapa tugas yang mulia di masa sebelumnya. Kau pernah bekerja paruh waktu saat masih muda. Jadi, kamu pasti bisa mengerti kesulitan para buruh dan anak muda...” ucap Tuan Kim
Dan Saat itu Jung Kook datang ke ruangan, Semua hanya bisa terdiam. Tuan Kim binggung karena sebelumnya Jung Kook sudah berjanji tak akan datang. Jung Kook pun tanpa takut duduk didepan Tuan Kim dengan tatapan menusuk.
Hoo Ja terlihat sangat stress dan binggung melihat keadaanya sekarang, lalu mencoba menelp tapi ponselnya tak aktif. Di ruang sidang, Ketua meminta Jung Kook mengajukan pertanyaan.

“Ada yang harus aku sampaikan kepada kalian sebelum mengajukan pertanyaan kepada calon. Kemarin, aku menerima tawaran dari Anggota Dewan Kim Nam Hwa.” Ucap Jung Kook. Tuan Kim terlihat gugup karena namanya disebut.
“Awalnya, dia ingin aku menekan calon demi mendapat kesepakatan dari Partai Minjin.” Akui Jung Kook. Anggota Dewan terlihat binggung.
“Partai Minjin ingin calon mereka dilantik, jadi, mereka memutuskan untuk menyerah.” Ucap Jung Kook. Hoo Ja yang menonton langsung mengumpat marah pada Jung Kook. 

“Jadi, aku diperintahkan untuk tidak datang ke sidang konfirmasi ini. Dia memintaku untuk tidak melakukan hal yang sebelumnya dia minta aku untuk melakukan. Dia memintaku untuk tidak menyerang Kim Chae Jin, serta tutup mulut dan diam. Itu yang dia katakan kepadaku.” Akui Jung Kook.
“Namun, aku tidak akan melakukan itu. Paling tidak, untuk menepati janjiku kepada rakyat yang telah memilihku, aku tidak akan melakukan itu... Tidak.... Maksudku... Aku tidak bisa melakukan itu.” Tegas Jung Kook
“Jika kalian suka kesepakatan yang Partai Nasional dan Partai Minjin buat dalam sidang konfirmasi ini, kalian bebas mengabaikan semua yang kusampaikan. Aku tidak akan meminta kalian untuk mendengarkan. Aku tidak akan menekan kalian untuk membantu.” Jelas Jung Kook 

“Alasan kehadiranku di sini pada hari ini adalah untuk menyampaikan kejujuran kepada rakyat sekalian. Aku di sini untuk berkata jujur dan tidak lebih dari itu. Aku akan mulai.” Ucap Jung Kook mulai bertanya.
“Tuan Kim Chae Jin... Lima tahun lalu, apa kau seorang konsultan di sebuah firma hukum? Berapa besar gajimu?” tanya Jung Kook.
“Aku tidak ingat tepatnya.” Jawab Mentri Kim. Jung Kook tak percaya kalau mentri Kim tidak ingat dibayar sebesar 230.000 dolar
“Aku ingat jumlah kasarnya.” Akui Mentri Kim. Jung Kook bertanya apakah  ingat kasus yang dikonsultasikan.
“Itu sudah lama sekali. Aku tidak ingat.” Kata Mentri Kim. Jung Kook  menyindir Mentri Kim yang dibayar 230.000 dolar, tapi tidak ingat apa pun kasusnya.
“Kau akan cenderung melupakan hal yang dikonsultasikan... Begitu, ya. Karena ingatan yang buruk hingga kau lupa melaporkan pemasukan? Apa itu benar?” ucap Jung Kook mulai menyerang.
“Tidak mungkin. Aku sudah melaporkan semua pemasukan yang kumiliki. Aku juga yakin sudah membayarkan pajaknya.” Tegas Mentri Kim
“Kau tidak melakukan itu! Aku tahu kau hanya melaporkan pemasukan sejumlah 80.000 dolar!” ucap Jung Kook. Mentri Kim tetap menyela.
“Jika benar begitu, aku menerima 80.000 dolar.” Akui Mentri Kim
“Tadi kau bilang menerima uang sebesar 230.000 dolar. Kenapa kau terus mengubah pernyataan?” ejek Jung Kook. Mentri Kim membela diri kalau tidak begitu ingat.
“Tapi karena kau memberitahuku... lalu Di mana kau mendengar soal 230.000 dolar...” ucap Mentri Kim gugup.
“Kau menolak memberi kami dokumen-dokumennya, jadi, aku dan orang-orangku mencari sendiri dan mengumpulkan informasi ini... Sudahlah.. Jangan pikirkan soal itu. Jadi, mereka mengirimkan uang 80.000 dolar ke rekeningmu. Dan kau menerima uang 150.000 dolar tunai.” Ucap Jung Kook membahas kelicikan Mentri Kim
“Begitu caramu menerima pembayaran itu, bukan? Kamu juga menggunakan uang itu untuk mendapatkan mobil asing. Sekarang putrimu yang mengendarai mobil itu.” Ucap Jung Kook lalu berteriak kaget melihat data yang dimilikinya.
“Sejauh 147.000 kilometer? Bagaimana bisa kau mengendarai sesering itu? Apa kau mengendarainya keliling negeri?” sindir Jung Kook 


Hoo Ja mencoba untuk tenang, melihat Jung Kook mengaku bahkan sudah tidak bisa tertawa lagi. Saat itu Detektif Lee menelp, Hoo Ja terlihat kaget. Detektif Lee memberitahu kalau itu sama seperti yang dikatakan. Kalau Tim di sebelah menggeledah kantor The Godfather
“dan Apa kau tahu ruangan yang ada di pojok? Mereka menemukan berkas sertifikat pengembalian di brankas...” kata Detektif Lee.
Sebuah brankas? Di sana ada sebuah brankas? Tuan Choi, di bedebah itu, menyimpan brankas?” ucap Hoo Ja tak percaya
“Ya, Bu... Sepertinya dia menilap uang keuntungan para pemberi pinjaman. Choi Pil Joo melakukan itu.” Kata Detektif Lee
Hoo Ja mengerti  dan berjanji akan menghubunginya, lalu mengumpat kesal pada Tuan Choi yang benar-benar membuatnya gila sambil berteriak histeris. 

Detektif Lee dkk berteriak gembira karena bisa mengelabuhi Hoo Ja. Detektif Lee merasa kalau Hoo Ja pasti marah dengan wajah bahagia. Mi Young juga yakin pasti marah karena  Orang yang bekerja sama dengan Hoo Ja  mengkhianati dirinya.
“Aku minta maaf.” Kata Tuan Lee seperti merasa tersindir. Mi Young pikir tak masalah karena Tuan Lee sebelumnya sudah mengakui perbuatanya.
“Baiklah, ayo kita cari Choi Pil Joo.” ucap Mi Young,  Detektif Lee kaget apakah secepat ini dan sekarang juga. Mi Young mengajak mereka untuk segera bergegas. 

“Tuan Kim Chae Jin... Tahun lalu kau membeli tanah pertanian, bukan?” ucap Jung Kook terus mengajukan pertanyaan. Mentri Kim membenarkan. “Istriku bilang dia punya keinginan memiliki pertanian yang bisa dikunjungi di akhir pekan.” Akui Mentri Kim
“Pertanian di akhir pekan? Lalu kenapa kau hanya menanam satu pohon? Aku dan para karyawan pergi ke sana sendiri, dan di sana hanya ada satu pohon lanskap. Apa istrimu menginginkan satu pohon lanskap? Dia sungguh rendah hati.” Komentar Jung Kook menyindir. Mentri Kim terlihat kaget.
“Interupsi, Anggota Dewan Yang. Kenapa kau bicara soal pohon di sidang?” komentar Tuan Kim
“Pertanian akhir pekan itu hanya kedok, bukan? Bukankah kau mengincar peralihan penggunaan lahan?” kata Jung Kook tahu Mentri Kim licik
“Peralihan penggunaan lahan? Tentu saja tidak. Aku tidak berencana menjualnya.” Ucap Mentri Kim membela diri.
Jung Kook memastikan kalau Mentri Kim yakin dengan ucapanya. Mentri Kim yakin, Tapi Jung Kook mengaku kalau meragukan itu dan yakin Mentri Kim itu akan menjualnya dan menegaskan kalau Rakyat menyaksikan. Tuan Kim membela kalau Mentri Kim sudah mengatakan  tidak akan menjual.
“Jadi, sebaiknya hentikan sekarang.” Kata Tuan Kim panik. Jung Kook tak peduli beralih ke pertanyaan selanjutnya.
“Antara bulan Juni dan Juli tahun lalu, dolar Amerika melonjak. Kau tahu itu, bukan? Sekitar saat itu, kau membeli 10.000 dolar dalam dolar Amerika. Tampaknya kau tahu perubahan nilai tukarnya dan ingin menghasilkan uang. Apa aku benar?” ucap Jung Kook. Tuan Kim menyangkal.
“Tuan Kim. Kau dekat dengan Tuan Byun Gi Joo, benar?” kata Jug Kook. Tuan Kim mengaku kalau mereka adalah alumni dari SMA yang sama.
“Kau dan Byun Gi Joo memiliki klub sosial. Namanya...” kata Jung Kook dan Tuan Kim menyela kalau tidak pantas mengungkit hal itu di sini.
“Tentu saja pantas mengungkit hal itu di sini. Biar aku jelaskan dengan baik. Klub sosial itu bernama "The Libertines". Apa kau seorang janggak?” sindir Jung Kook. Tuan Kim mengaku bukan.
“Terima kasih atas jawabannya. Janggak pertama, janggak kedua, dan ketiga, Janggak keempat, Jung Book Hyo bertanggung jawab dalam pertukaran mata uang asing. Dia memberi tahu para anggota soal perubahan nilai tukar dan kau membeli dolar dalam jumlah besar. Itu dugaanku. Bagaimana pendapatmu?” kata Jung Kook.
“Permisi.. Kenapa kau menyampaikan opini? Kau hanya boleh berbicara soal fakta.” Keluh Tuan Kim, tapi ketua sidang seperti mempersilahkan.
“Jika Tuan Kim Chae Jin bersedia mengidentifikasi semua yang ada dalam klub sosial itu dan menunjukkan ke kita riwayat penukaran mata uang mereka, itu akan membersihkan semua kecurigaanku. Bagaimana pendapatmu?” kata Jung Kook
“Sepertinya kecurigaanku tidak bisa dibersihkan.” Kata Mentri Kim. Jung Kook pun mengucapkan Terima kasih atas jawabannya.
“Berikutnya, aku punya pertanyaan terakhir untukmu. Apa menurutmu, kau layak menjadi Menteri Perekonomian dan Keuangan?” tanya Jung Kook
“Aku banyak memiliki kekurangan. Tapi aku bisa belajar dari kekurangan yang aku miliki...” ucap Mentri Kim dan disela oleh Jung Kook
“Tidak... Kau tidak kurang apa pun... Kau justru sangat berlebih. Kau memiliki uang dan ketamakan yang berlebih. Kau tidak kekurangan dan tidak akan berkekurangan. Kau berpikir orang lain akan melakukan hal yang sama. Itu alasanmu berada di sini tanpa rasa malu menjadi calon menteri. Apa aku salah?” ucap Jung Kook dengan nada penuh amarah
“Tunggu. Apa kau akan membiarkan dia terus bicara seperti itu? Apa kau tidak berencana untuk menghentikan dia?” kata Tuan Kim panik meminta bantuan.
“Itu alasanku tidak bisa menerimamu, Tuan Kim Chae Jin, sebagai calon Menteri Perekonomian dan Keuangan!” tegas Jung Kook. Tuan Kim meminta Jung Kook berhenti.
“Hingga hari di mana Kim Chae Jin menarik pencalonan dirinya...” kata Jung Kook dan Tuan Kim meminta agar Mic Jung Kook dimatikan.
“Dia sudah melewati tambahan waktunya, Aku akan berjuang hingga akhir! Aku tidak akan kompromi! Aku, Yang Jung Gook, tidak akan dikendalikan oleh permainan politik yang dimainkan oleh partai-partai besar!” ucap Jung Kook dan tersadar kalau Mic sudah mati.
“Itu...hal yang layak dilakukan untuk rakyat sekalian...Sadarlah, Kalian.” Tegas Jung Kook akhirnya berdiri di depan ruang sidang.


Epilog
Beberapa orang sudah menunggu didepan penjara, kakak Hoo Ja keluar dari penjara dan semua pengawalnya menghampiri memberikan kacamata hitamnya.
“Jadi, Anggota Dewan Yang Jung Gook kita yang tercinta ada di mana?” ucap Kakak Hoo Ja penuh semangat ingin membalas dendam pada kakaknya.
Bersambung ke episode 29
Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar