PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 06 Maret 2019

Sinopsis The Light In Your Eyes Episode 8 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Joon Ha menatap layar komputer dengan gambar aurora seperti ingin pergi kesana, lalu teringat ucapan pada Nenek Hye Ja yang tidak butuh bantuan, tapi Nenek Hye Ja menyakinkan kalau Hye Ja akan membantunya.
“Semuanya bisa kembali seperti semula.  Aku sungguh-sungguh.” Ucap Hye Ja.
“Apa Hye Ja akan kembali?” tanya Joon Ha. Hye Ja menjawab “Ya” Joon Ha ingin tahu kapan. Hye Ja menjawab segera.
Nenek Hostel melihat Hye Ja kembali datang memberitah kalau  betapa khawatirnya saya bahwa tidak akan pernah kembali. Hye Ja mengaku  sebenarnya tidak kembali hanya secara singkat...
“Belum...Aku belum siap... Apakah kau bahkan menantikannya?” ucap Hye Ja
“Apa Demi aku yang sebenarnya untuk kembali?” tanya Nenek Hostel
Saat itu Joon Ha keluar ruangan, Hye Ja melihatnya dan memilih untuk pergi dan melihat dari balik dinding dengan wajah sedih. Si Kakek Genit melihat Hye Ja langsung menyapa dengan semangat. Hye Ja menyuruh agar menutup mulut. Si kakek langsung menutup mulut. 


Joon Ha baru saja masuk ruangan,Tuan Park sudah duduk didepan komputernya berpikir-pikir nama gambar itu. Joon Ha menyuruh Pindah. Tapi Tuan Park berbusah menebak kalau itu gambar Aurora lalu berjalan pergi. Joon Ha pun menutup layar komputernya seperti semula. 

Di ruangan rekaman
CEO memuji pria tambun mengaku  suka lagu barunya dan merasa benar-benar komposer terbaik di Korea. Si pria mengeluh kalau menyanjungnya dan bertanya apakah membutuhkan sesuatu.
“Aku mendengar kau memiliki beberapa lagu yang disembunyikan untuk JYC. Beri kami lagu-lagu itu.” Ucap CEO
“Lagu-lagu itu tidak cocok dengan penyanyi dari agensi Anda.” Kata si pria
“Ayolah.  Terserah penyanyi untuk membuatnya cocok..Berikan pada kami.  Aku mungkin mengambil kembali yang sudah kuberikan padamu.”kata CEO
Sang Eun datang membawakan kopi untuk semua staf, Akhirnya pencipta lagu meminta agar mencoba mikrofon di studio rekaman, siapa saja. CEO menyuruh Sang Eun untuk masuk.  Sang Eun binggung. CEO menyuruh agar masuk ke ruang rekaman. 


Sang Eun gugup masuk ruang rekaman dan mulai menyanyi, suaranya terlihat sangat cocok dengan lagu buatan composer. Akhirnya Sang Eun bertemu dengan teman-temanya. Hye Ja tak percaya kalau temanya benar-benar akan merilis album.
“Iya, Komposer itu berjanji untuk memberiku sebuah lagu juga.” Ucap Sang Eun
“Hei.  Apakah dia memintamu untuk membawa 10.000 dolar sebagai gantinya?” kata Hyun Joo memastikan.
“Aku katakan, tidak seperti itu.” Kata Sang Eun. Semua terlihat bahagia. Hye Ja pikir mereka tidak bisa hanya duduk di sini seperti ini. Mereka pun segera pergi merayakan. 

Hye Ja dkk pergi berjalan seperti teman biasanya, Sang Eun piki ini mengingatkannya pada masa lalu. Hyun Joo bertanya apakah Hye Ja menyerah pada arloji itu. Hye Ja mengucapkan Selamat tinggal jam tangan dan ruang pameran dan tidak akan menyesal mulai sekarang.
“Kalian harus lebih sering bergaul denganku mulai sekarang.  oke?” ucap Hye Ja. Sang Eun dan Hyun Joo pun setuju. 

Mereka pergi ke toko pakainan, Hye Ja melihat sebuah jas terlihat tak nyaman. Hyun Joo menyuruh Hye Ja mencoba karena terlihat sempurn, tapi Hye Ja merasa terlihat aneh. Hyun Joo menyuruh Hye Ja harus mencoba pakaian seperti ini.
“Aku bahkan tidak akan bisa memakai ini bahkan jika diriku masih muda.” Ucap Hye Ja.
“Apakah kau ingin pergi ke tempat lain?”tanya Hye Ja. Hye Ja pikir tak perlu karena Ada begitu banyak pakaian cantik di sini.
“Apa pendapatmu tentang ini?” ucap Hye Ja memilih baju yang terlihat bagus untuknya.
“Kau sangat dekat dengan cucu perempuanmu. Aku iri padamu.” Kata Si pemilik.
Sang Eun merasa bajunya aneh dan tidak akan membeli ini, Si pemilik melonggo binggung menurutnya baju itu bagus untuk Sang Eun. Hye Ja pikir karen Sang Eun  belum mencoba pakaian seperti itu tapi menurutnya itu kelihatan cakep. Sang Eun tetap merasa bajunya aneh.
“Ayolah.  Bahkan nenekmu mengatakan itu terlihat cantik. Nenekmu memiliki selera lebih untuk fashion daripada Kau. Kau harus memakainya ketika masih muda.  Jangan menyesalinya nanti... Apakah kau tidak setuju, Bu?” ucap si pemilik
Hye Ja langsung cemberut menaruh bajunya, Hyun Joo pun mengajak pergi. Sang Eun mengembalikan bajunya. Si pemilik pun terlihat binggung. 


Di luar toko
Hyun Joo kesal karena pemilk yang terus memanggilmu nenek dan meminta Hye Ja jangan pedulikan wanita tadi. Hye Ja mengaku tak peduli dan merasa baik-baik saja lalu menyuru mereka harus terus berbelanja. Sang Eun menolak karena merasa saat  mencobanya pekerjaan menjahitnya sangat buruk, dan  tidak menyukainya.
“Benar.. Sejujurnya, itu tidak terlihat bagus untukmu.  Apakah kau tidak setuju, Hye Ja?” ucap Hyun Joo
“Kau baru saja mengatakan itu terlihat baik padaku.. Hye Ja, kau bilang itu terlihat bagus juga!” keluh Sang Eun meyenggol Hye Ja seperti teman.
Tanpa disadari semua orang menatap keduanya yang seperti tak sopan dengan orang tua. Semua berkomentar kalau  Bocah-bocah muda itu tidak tahu bagaimana menghormati orang tua. Hyun Joo langsung mengajak pergi karena merasa lapar
Mereka pun akan Pancake Korea bersama, setelah itu makan es krim. Hyun Joo pikir mereka akan menjadi gemuk jika terus makan selarut ini. Sang Eun tak peduli terlihat sangat bahagia. Hye Ja yang sudah tua merasakan sudah mulai lelah akhirnya memilih duduk.

Sementara Hyun Joo dan Sang Eun sibuk window shopping layaknya berumur 25 tahun.  Mereka masuk ke box foto, Hyun Joo mengeluh karena berpikir  mereka itu seperti anak-anak. Sang Eun mengajak foto untuk merayakan pada akhirnya merilis album. Hyun Jo pun akhirnya setuju.
“Aku tidak benar-benar ingin mengambil foto... Bagaimana dengan karaoke?” kata Hye Ja. Semua langsung menjerit setuju.
Akhirnya mereka menyanyi bersama seperti teman sebaya, Hye Ja seperti sangat menikmatinya. Sang Eun dan Hyun Joo menyanyi berdua, Hye Ja duduk menatap keduanya mencoba bertahan. Tapi beberapa saat kemudian Hye Ja pun tertidur dengan lelah.

“Hye Ja sudah tidur begitu lama.” Ucap Hyun Joo.  Sang Eun pikir Hye Ja sudah tidur nyenyak. Hyun Joo juga berpikir seperti itu.
“Apa yang harus kita lakukan? Haruskah kita memperpanjang waktu kita?” tanya Sang Eun
“Kita bisa melakukannya ketika pemiliknya kembali. Berikan sweternya padaku.” Kata Hyun Joo menutupi bahu Hye Ja.
“Kalau Kembali di masa lalu, Hye Ja adalah yang paling energik dari kami bertiga. Aku bertaruh dia pasti menang jika ada tantangan sepanjang malam.” Ucap Sang Eun
“Hei, apakah kau ingat waktu ketika kita mempelajari permainan kartu itu?” kata Hyun Joo
“Astaga, bahkan tidak memulai,  Aku hampir mati hari itu.” Kata Sang Eun mengingatnya.
“Dia benar-benar ketagihan. Dia tidak membiarkan kita pulang... dan membuat kami begadang semalaman selama dua hari berturut-turut untuk bermain kartu.” Ucap Hye Ja.
“Itu berakhir karena kau memohon dengan menangis untuk membiarkan kita pulang.” Kata Sang Eun. 
Flash Back
Sang Eun menang melawan Hye Ja bermain Go Spot,  lalu mengambil uang dari Hyun Joo dan terpaksa mengambil uang receh milik Hye Ja karena menurutnya cukup. Hye Ja tiba-tiba berdiri di depan pintu kamar, Sang Eun mengatakan ingin pergi kamar mandi.
“Hye Ja, aku harus buang air besar.” Kata Sang Eun. Hye Ja memberikan pispot
 “Aku harus mengatakan, itu adalah saat-saat yang menyenangkan.” Ucap Sang Eun. Hyun Joo juga merasakan hal yang sama menatap Hye Ja yang masih tertidur pulas. 


Joon Ha baru saja pulang bertemu dengan nenek tetangganya, lalu membahas kalau Joon Ha yang menjual rumahnya karena Tuan Kim, Makelar rumah yang memberi tahu. Joon Ha hanya terdiam. Si nenek bertanya apakah Joon Ha berencana untuk pindah.
“Aku akan pergi, tapi masih memikirkannya.” Ungkap Joon Ha.
“Aku pikir kau menikahi seorang wanita baik atau sesuatu.” Komentar si nenek lalu menyuurh Joon Ha masuk saja lebih dulu. Joon Ha pun menyapa si nenek selamat malam.
Joon Ha berjalan  teringat dengan ucapan Nenek Hye Ja “Bagaimana jika dia kembali? Bagaimana jika Hye Ja kembali?” 


Hye Ja akhirnya terbangun dan duduk di halte akan pulang, sementara Sang Eun menceritakan tentang saat dirinya diterima untuk membuat album. Hye Ja menatap poster besar disampingnya seperti sangat tertarik.
Hye Ja akhirnya membawa pulang poster kalau akan wajahnya bisa terlihat 10 Tahun Lebih Muda.
“10 tahun? 10 tahun tidak akan cukup... Aku Angkat bagian ini dan kencangkan kulit di sini. Tapi aku  masih akan terlihat seperti nenek... Astaga, terserahlah!” ucap Hye Ja mencoba menarik-narik wajah untuk dioperasi. 

Nenek Hostel masuk lift menekan lantai empat “Bedah Plastik dan Pusat Laser Dami” Seorang pegawai memberitahu kalau lantai empat, klinik bedah plastik dan Klinik gigi ada di Tingkat Tiga. Si nenek terlihat malu berpikir salah dan menekan lantai tiga.
Hye Ja tiba-tiba masuk sebelum Pintu ditutup lalu menyapa Nenek Hostel bertanya alasan datang. Si Nenek Hostel terlihat binggun. Hye Ja akhirnya menekan lantai empat.  Si wanita kembali membeitahu kalau lantai Four adalah klinik bedah plastik.
“Ya, aku melihatnya di sini.  "Bedah Plastik dan Pusat Laser".” Kata Hye Ja. Si wanita hanya diam saja. Si nenek Hostel pun hanya bisa menahan senyum. 

[Bedah Plastik dan Pusat Laser Dami]
Hye Ja dan si nenek masuk dan pergi ke receptionist untuk konsultasi. Pegawai pun meminta mereka mengisi biodata lebih dulu. Beberapa orang melihat dua nenek hanya bisa menahan tawa. Hye Ja dan si nenek Hostel mencoba mengisi tapi tulisan terlihat sangat kecil.
“Bukankah seharusnya mereka pergi ke klinik perawatan mata alih-alih di sini?” komentar salah satu pasien dengan nada mengejek lalu mengambil gambar denga ponselnya. 

“Apa yang baru saja kau lakukan? Kaumengambil foto kami. Kau mengambil foto dengan teleponmu” ucap Hye Ja marah. Si pria menyangkal.
“Kalau begitu tunjukkan padaku.” Tantang Hye Ja. Si pria panik akhirnya menghapus fotonya dengan nada mengejek. Hye Ja pun pergi.
“Apakah dia akan menikah atau yang lainya?”kata Si pria mengejek. Hye Ja pun kembali berbalik.
“Kau pikir ini lucu, kan? Aku yakin kau berpikir, "Dia sudah tua dan keriput. Tidak ada yang akan memandangnya, Jadi kenapa repot-repot? Buang-buang uang." Aku melakukan ini untuk diriku sendiri, bukan untuk menunjukkan kepada orang lain. Kami, orang tua, juga melihat ke cermin ketika  menyikat gigi di pagi hari. Aku melakukan ini karena ingin lebih bahagia setiap pagi.” Tegas Hye Ja.
“Kau, anak muda, datang ke sini untuk menyelesaikan sesuatu karena kau tidak senang dengan sesuatu. Ayo lihat.  Apa yang tidak kau sukai dengan wajahmu? Operasi kelopak mata ganda dan pengangkatan lipatan sudut dalam dan luar adalah suatu keharusan bagi kau untuk setidaknya mendapatkan sinar matahari ke matamu.” Ejek Hye Ja.
“Dan lihat hidungnya yang rata. Apakah Anda dipukul hidung setiap hari? Jika kau tidak menyukai wajahmu, gosokkan ke aspal.” Komentar Hye Ja marah. Si wanita meminta Hye Ja. Jangan bicara tentang wajahnya seperti itu. 
“Kenapa tidak boleh? Kenapa aku tidak bisa? Kalian bisa mengatakan apa pun tentang wajah lamaku yang keriput, tapi aku tidak bisa membicarakan tentangmu? Apakah menjadi tua itu kejahatan? Apakah kita layak diejek dan diolok-olok hanya karena kita sudah tua?” kata Hye Ja marah
Akhirnya si wanita meminta pacarnya meminta maaf. Si pria pun akhirnya meminta maaf.  Hye Ja pikir mereka mungkin merasa seperti tidak akan pernah menua dan Keinginan mereka untuk menjadi cantik tetap sama tapi hanya kulit luar yang menua.
Nama Hye Ja di panggil, Hye Ja berteriak marah.  Tapi perawat memanggil kalau mereka bisa masuk sekarang.Keduanya akhirnya di periksa oleh dokter apa yang akan diperbaiki. 



Hye ja dan Nenek Hostel akhirnya duduk bersama setelah konsulatasi. Hye Ja bertanya berapa banyak yang harus dilakukan. Nenek Hostel mengingat yang dikatakan dokter harus  suntik di antara alis dan sepanjang garis tawa akan cukup karena memiliki wajah yang baik.

“Dia mengatakan kepadaku bahwa hanya perlu suntikan untuk garis tawaku” ucap Hye Ja.
“Seharusnya tidak mengambil begitu banyak uang.” Komentar Nenek Hostel. Hye Ja pikir mereka bisa menghapusnya sekarang.
 Keduanya pun akan pulang bersama, terlihat wajah mereka penuh dengan garis yang akan diperbaiki. 


Hyun Joo akan melayani pelanggan dan mengumpat marah saat melihat Young Soo di restoranya. Young Soo mengeluh Hyun Joo bisa mengatakan "Sialan" begitu melihat wajahnya. Hyun Joo langsung bertanya apa diinginkan. Young Soo malah bertanya balik apa yang dipikirkan Hyun Joo.
“Hentikan itu.  Mengapa kau di sini?” keluh Hyun Joo. Young Soo menyuruh untuk duduk tapi Hyun Joo tetap diam.
“Baik, kau bisa berdiri di sana... Apakah aku ingin melakukan bisnis denganku?” kata Young Soo. Hyun Joo mengeluh karena Young Soo itu menganggur.
“Ada tren baru di antara pembuat konten. Kau tahu "We Got Married", kan?  Orang yang berpura-pura menikah. Ini sangat populer daripada fandom sendiri yang telah dibuat kauAnda bisa mendapatkan banyak bintang.” ucap Young Soo. Hyun Joo bertanya lalu apa denganya.
“Ayolah... Apakah kau ingin berada di siaran "We Got Married" denganku? Kita akan membagi bintang menjadi dua.” Kata Young Soo
Hyun Joo menyuruh Young Soo keluar dan merasa mantan pacarnya itu gila karena tak alasan untuk melaukan hal itu. Young Soo sudah tahu kalau Hyun Joo akan mengatakan itu seperti mengelak pada hatinya akhirnya ingin melihat buku pesanan.
“Penganguran sepertimu tidak mampu makan di restoran kami, Jadi pergi saja” keluh Hyun Joo
“Aku punya uang... Jadi Perlakukan aku seperti pelanggan oke?” kata Young Soo menyakinkan.
Hyun Joo pun melempar buku menu lalu bertanya apa yang dipesan. Young Soo melihat buku pesanan menunjuk banyak menu makananya. Hyun Joo pikir Young Soo baru saja memenangkan lotre. Yong Soo meminta agar memberikan saja makanan pesananya. 


Beberapa menu makan diatas meja, Young Soo makan semua makan tanpa henti dan sisa lalu dengan mulut yang penuh makanan pergi ke kasir untuk membayar. Hyun Joo memberitahu kalau akan mengirim Tangsuyuk di rumah dengan total 230 dolar.
“Hyun Joo, terima kasih telah meletakkannya dimejaku! Teriak Young Soo lalu berlari pergi. Hyun Joo menjerit memanggilnya menyuruh pergi tapi Young Soo sudah berlari cepat.
“Ayah tidak seperti itu! Aku tidak meletakkannya di mejanya!” teriak Hyun Joo panik. 

Nenek Hostel memilih dua baju lalu bertanya pada Hye Ja mana yang lebih baik. Hye Ja pikir bajunya  terlihat sama. Nenek Hostel pikir mereka sangat berbeda yang satu leher terlihat berbeda dan warnanya juga berbeda. Hye Ja mengaku mengerti.
“Mereka memiliki tujuan berbeda dan Detailnya tidak sama.” Ucap Si nenek Hostel
“Apapun detailnya, Aku tidak tertarik.” Kata Hye Ja. Tapi si nenek hostel piki akan terlihat bagus untuk Hye Ja.
“Ini terlalu besar dan ukuran yang benar” ucap Hye Ja. Si nenek meminta Hye Ja mencoba saja.
“Kau tidak pernah tahu sampai benar-benar mencobanya.”kata Si nenek. Hye Ja pun mencobanya. 

Hye Ja akhirnya keluar dari kamar pas, Nenek Hostel pikir bajunya  sangat cocok untuk Hye Ja. Hye Ja pun merasa bajunya itu Seolah dijahit saat memakainya. Si nenek Hostel dengan bangga kalau memiliki mata yang tajam dan baju itu memang sangat cocok untuk Hye Ja.
“Mengapa itu cocok untukku? Ini Terlihat bagus untukku” kata Hye Ja bahagia. Si nenek pikir baju itu juga terlihat sangat nyaman.
“Baju Ini.  Seperti aku selalu memakainya.” Ucap Hye Ja. Si nenek hostel pikir Hye Ja harus membelinya. Tapi Hye Ja menolak dan berpikir lain kali saja.
“Aku perlu persiapan mental terlebih dahulu.” Gumam Hye Ja merasa dirinya yang masih muda. 

Keduanya duduk di cafe, Nenek Hostel melepaskan sepatunya sambil mengeluh mereka bahkan tidak banyak berjalan, tetapi kakinya sangat sakit. Hye Ja juga melepaskan sepatunya dan merasa jauh lebih baik dan mengaku tidak suka berjalan-jalan lagi.
“Aku lebih suka duduk dan mengobrol.” Kata Hye Ja. Nyonya Hostel juga merasa seperti itu.
“Pakaian itu terlihat bagus untukmu, mengapa kau tidak membelinya?” tanya nenek Hostel
“Aku tidak benar-benar merasa siap.” Kata Hye Ja. Nyonya Hostel merasa bingung maksud ucapanya, Hye Ja hanya diam tapi saat itu si nenek Hostel pait karena akan ke kamar mandi.

Sang Eun berbicara di telp kalau belum memilih foto untuk sampul album  dan akan mengirim besok, lalu tak sengaja melihat Hye Ja duduk di cafe lalu bergegas masuk.
“Hye Ja.... Aku sedang dalam perjalanan ke tempatmu Kami sedang merancang sampul album ku hari ini, menggunakan foto lamaku. Jadi aku akan memintamu untuk mengambil beberapa” ucap Sang Eun.
“Nanti saja.. Ayo kita lakukan nanti.” kata Hye Ja panik. Sang Eun memberitahu kalau sedang terburu-buru.
“Mari kita lakukan nanti saja.”ucap Hye Ja. Sang Eun bertanya apakah Hye ja sedang bersama seseorang.
Hye Ja membenarkan, Sang Eun bertanya siapa orang itu.  Hye Ja menjawab Seorang teman. Sang Eun berpikir apakah Hyun Joo,  Hye Ja mengaku bukan lalu menyuruh Sang Eun pergi dengan menitipkan salam untuk nenek Sang Eun. 

Sang Eun binggung lalu melihat nenek Hostel dan akhirnya pamit pergi dengan wajah sedih melihat Hye Ja memilik Seorang teman dan mengabaikanya. Nenek Hostel kembali duduk merasakan menyenangkan melepas sepatunya.
“Di mana kau mendapatkan rambutmu? Keluargamu mengelola salon rambut, kan? Bisakah aku menata rambut di sana nanti?” ucap Nenek Hostel.
“Salon Kami sangat kecil... Aku yakin kau biasanya pergi ke desainer rambut terkena di Gangnam.” Kata Hye Ja rendah diri.
“Mereka selalu memberi tahuku hal yang sama. "Rambutmu terlalu tipis. Sulit untuk mengeriting rambutmu karena terlalu lemah." Apakah mereka pikir aku tidak tahu itu?” keluh nenek Hostel.
“Itu sebabnya, di salon kami, hanya melakukan perm sangat ketat itu berlangsung setidaknya satu tahun.  Apakah itu baik untukmu ?” kata Hye Ja. Si nenek terlihat binggung.
“Aku hanya bercanda... Biarkan aku memberimu perm.” Ucap Hye Ja. Si nenek tak percaya Hye Ja cara melakukannya
“Aku cukup baik saat melakukanya karena saat ibuku... maksudku Ketika menantu perempuanku  menutup toko,maka akan memberikan salon gratis.” Ucap Hye Ja. Si nenek tak percaya mendengarnya.
“Aku akan membayar.” Ucap Si nenek, Tapi Hye Ja tetap akan melakukannya secara gratis.
“Supay kau tidak ingin uangmu kembali bahkan jika terjadi kesalahan.” Goda Hye Ja. Si nenek panik. Hye Ja mengaku hanya bercanda.
“Omong-omong, apakah sesuatu yang baik terjadi? Kau pergi ke kilini belanja, dan.. Kau terlihat jauh lebih bahagia hari ini.” Tanya Hye Ja. Si nenek mengakubersiap-siap untuk sesuatu juga.



Hyun Joo berteriak memanggil Young Soo untuk keluar,  Young Soo keluar kamar dengan santai bertanya kenapa mencarinya. Hyun Joo meminta agar Young Soo membayarnya karena nanti akan diusir dari rumah. Young Soo pikir Hyun Soo sudah tahu kalau tak pernah punya uang.
“Sebelumnya, kau hanya akan mencuri beberapa pangsit goreng.” Keluh Hyun Joo
“Kau sudah datang jauh-jauh, Aku sudah memberi tahu kau apa yang harus dilakukan. Acara “We Got Married” “ kata Young Soo. Hyun Joo mengumpat kalau Young Soo sudah gila dan tak akan melakukan itu?
“Aku kira aku akan ditendang keluar dari rumah” ucap Young Soo tak peduli
“Baiklah, mari kita lakukan.” Ucap Hyun Joo. Young Soo memastikan kalau Hyun Joo yakin melakukan itu.
Hyun Joo pikir harus melakukan karena akan dapat membayar dan bertanya apa yang akan dilakukan. Young Soo memastikan lagi kalau memang serius. Hyun Joo memastikan kalau serius. Young Soo pun menegaskan kalaukesepakatannya.
“Kita harus benar-benar bertindak seperti pasangan yang sudah menikah. Pemirsa hari ini sangat cerdas. Begitu mereka sadar kita baru saja mengadakan pertunjukan, mereka akan berhenti mengirimi kami bintang apa pun.  Apakah kau mengerti?” jelas Young Soo
“Tapi kita hanya melakukan ini sampai menghasilkan sebanyak yang kau berutang padaku” ucap Hyun Joo. Young Soo menyetujuinya.
“Aku akan membuat pengumuman... Kembalilah besok pada jam segini, oke?” kata Young Soo lalu masuk kaamr. Hyun Joo merasa dirinya sudah gila mau melakukan hal itu.


Hye Ja masuk ke minibar malam, lalu keluar karena melihat Joon Ha yang duduk sendirian. Ia bergumam kalau harus memberitahunya karena mungkin menunggu Hye Ja tapi ia binggung yang harus dikatakan, dan  akan berkata Hye Ja tidak bisa kembali lagi.
Akhirnya Hye Ja masuk mengambil gelas untuk minum soju. Joon Ha menatapnya. Hye Ja meminta  waktu sebentar karena akan memberitahu sesuatu ketika merasa sedikit mabuk. Joon Ha mengaku tidak tahu  Nenek Hye Ja masih memiliki sesuatu untuk dikatakan.
“Dia tidak bisa kembali... Hye Ja berkata... dia menyesal.. Dia bilang sangat menyesal... Dia mungkin... tidak pernah kembali ke sini. Dia menemukan pekerjaan yang bagus di sana.” Ucap Hye Ja. Joon Ha hanya diam saja.
“Setelah bekerja di sana selama beberapa tahun, maka dia bisa mendapatkan kewarganegaraan. Lalu dia akan... sepenuhnya menetap di sana. Dia bilang menyesal tidak bisa... menepati janjinya.”kata Hye Ja. Joon Ha menganguk mengerti.
“Apakah kau baik-baik saja?” tanya Hye Ja. Joon Ha mengaku baik-baik saja.
“Apakah kau menunggunya?” tanya Hye Ja. Joon Ha kembali melihat kenangan dengan Hye Ja. 


Flash Back
Mereka minum bersama, pemilik Bar berkomenta keduanya terlihat sangat lucu bersama. Hye Ja pun memperlihatkan keahilanya membuka botol soju, Joon Ha pun terkena cipratannya tapi wajahnya terlihat bahagia lalu mengikuti cara Hye Ja membuka botol.
Joon Ha menahan rasa sedihnya mengingat kenangan dengan Hye Ja mengaku tidak akan menunggu dan meminta mengatakan pada Hye Ja kalau merasa bahagia untuknya. Hye Ja pikir itu bagus karean khawatir Joon Ha akan menunggunya.
“Ngomong-ngomong, aku tidak berpikir akan kembali ke tempatmu bekerja.Aku tidak punya alasan untuk itu. Dan juga, itu akan mengganggumu jika aku datang, kan?” ucap Hye Ja
“Tidak apa-apa.” Kata Joon Ha. Hye Ja pikir tahu bagaimana perasaan Joon Ha  dan pasti ingin sendiri lalu pamit pergi.
“Aku tahu kau kecewa, tetapi jangan minum terlalu banyak. Ini akan mengganggu perutmu” pesan Hye Ja sebelum pergi. 

Joon Ha duduk bersandar di jendela cafe seperti belum tidur, Ayahnya datang melihat Joo Ha pasti mengalami kesulitan karena Wajahnya terlihat mengerikan dan bertanya kenapa memanggilnya.
“Apakah kau datang untuk memintaku untuk membatalkan tuduhan?” kata ayah Joon Ha.
“Bagaimana jika aku memohon?  Apakah kau akan membatalkan tuduhanKautidak memiliki simpati semacam itu di dalam dirimu.”sindir Joon Ha. Ayahnya pun mengumpat marah.
“Lupakan... Apa yang akan aku harapkan dari seorang brengsek yang memukul kepalanya sendiri agar ayahnya ditangkap? Jadi Apa itu? Kecuali soal uang, akubahkan tidak mau bicara, jadi cepatlah.” Kata Ayah Joon Ha.
“Aku akan keluar dari rumah untuk dijual, jadi lakukan apa pun yang aku inginkan. Akau memberi tahu makelar barang itu bahwa orang lain akan datang menggantikanku” ucap Joon Ha
“Apa kau akan memberiku rumah?” ucap Ayah Joon Ha tak percaya
“Tidak peduli betapa aku membencimu, kau adalah putra nenek yang berharga. Aku muak membersihkan rumah saat aku tidak di rumah juga.” Kata Joon Ha.
“Astaga... Rumah kumuh itu bahkan tidak perlu biaya banyak. Apakah kau bermaksud memberiku rumah itu dan mengambil semua pembayaran asuransi?”sindir Ayah Joon Ha.
“Kau bisa melihatnya sendiri... Apakah aku menerima pembayaran asuransi Nenek atau tidak.” Kata Joon Ha
“Mengapa?  Apakah kau memenangkan lotre atau sesuatu? Apakah kau menemukan cara untuk menghasilkan uang? Apakah kau pergi ke suatu tempat yang jauh?” tanya Ayah Joon Ha
“Berhenti bertanya.  Itu membuatku tidak nyaman. Kau tidak pernah ingin tahu tentang saya seumur hidupmu, Tetap bertindak seperti yang selalu kau lakukan.” Kata Joon Ha sinis lalu berjalan pergi. 


 (Aula Pameran Hyoja)
Hee Won terlihat gugup menunggu dilorong lalu melihat si nenek hostel dan kaget ternyata Hye Ja datang juga dan berpikir tidak akan pernah melihatnya lagi.  Hye Ja merasa Hee Won berpikir dirinya sudah mati. Hee Won mengaku tak seperti itu dan merasa bersalah karena tidak harus membuat lelucon seperti itu lalu mengajak masuk.
Hye Ja melihat si kakek yang duduk sendirian di depan toilet, menatap jam tanganya lalu akhirnya berjongkok depan kakek memberikan sapu tangan agar air liurnya tak menetes lalu berjalan masuk toilet. Joon Ha akan ke toilet melihat si kakek.
“Pak, apakah kau ingin menggunakan kamar mandi?” tanya Joon Ha. Tapi si kakek langsung histeris melihat Joon Ha.
Joon Ha binggung, saat itu Tuan Park datang meminta si kakek tenang dan mendorong masuk ke toilet mengeluh sikap Joon Ha dengannya akhir-akhir ini.


Joon Ha melihat Hye Ja berdiri didepan ruangan.  Hye Ja mengaku mungkin bertanya-tanya mengapa saya di sini setelah  mengatakan akan berhenti. Ia pikir  tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang di aula.
“Semua orang di sini sangat menyukaiku... Aku pikir itu agak kasar untuk pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal. Jika aku tiba-tiba menghilang, mereka mungkin merindukanku dan Mereka mungkin penasaran.” ucap Hye Ja.
“Kau akan merindukanmu juga, kan? Baiklah kalau begitu. Aku telah mengucapkan selamat tinggal kepadamu.  Kita sudah beres, kan? Maka aku akan pergi dan mengucapkan selamat tinggal kepada orang lain.” Ucap Hye Ja berjalan pergi.
“Tinggallah sampai malam... Aku akan membawamu pulang.” Kata Joon Ha. Hye Ja seperti tak percaya kalau Joon Ha meminta agar tetap tinggal.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar