PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 13 Maret 2019

Sinopsis The Light In Your Eyes Episode 10 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Di depan aula, seperti banyak penjaga dan sudah ada bus dengan spanduk "Piknik Cinta Bahagia". Hee Won berbicara di telp kalau   akan membawa mereka makan malam yang enak dan piknik lalu akan membawa mereka ke sauna untuk mandi air pana dan mengantar mereka pulang.
“Aku tahu selama ini Anda kerepotan menjaga orang tua Anda. Tidak perlu berterima kasih. Kami yang berterima kasih.” Ucap Hee Won tersenyum bahagia memperlihatkan tanda ceklis dalam daftar peserta piknik.
Tuan Park sudah berjaga-jaga didepan pintu, Seorang nenek keluar dari ruangan. Tuan Park bertanya mau kemana. Si nenek mengatakan ingin Ke kamar mandi. Tuan Park langsung menyuruh semua pengawal agar mengantar nenek yang mau ke kamar mandi.
“Tunjukkan jalannya, dan pastikan dia tahu jalan kembali.” perintah Tuan Park. Pegawal pun mengikuti nenek agar tak keluar dari aula. 


"Aula Pameran Hyoja"
Hye Ja dkk masuk ke atap gedung melihat ada banyak pengawal, lalu melihat jam tangan kalau Satu menit lagi operasi mereka dimulai. Hye Ja memberikan pil herbal untuk meningkatkan energi mereka serta memastikan peran mereka.
“Peranmu yang paling penting... Begitu kita sampai di pintu masuk basemen, kau harus mengeluarkan para orang tua tepat jam 10.15... Aku percaya padamu.” Ucap Hye Ja pada si kakek.
“Hee Seon, setelah ini, bolehkah aku mengajakmu kencan secara resmi?” ucap si kakek. Hye Ja langsung menolak. Si kakek pun tak bisa berkata apa-apa. 

Akhirnya si kakek berguling, mengendap-ngendap masuk ke dalam aula. Tuan Park sedang menyusun rencana kalau Ini sangat penting jadi Pastikan semua orang siaga di lantai dua dan tiga dan akan memeriksanya nanti. Si kakek masuk ruanga, Tuan Park bertanya darimana kakek itu.
“Kamar mandi.” Ucap Si kakek. Tuan Park pikir tidak melihatnya pergi. Si kakek mengaku tertutup orang dan sembelit.
“Begitu kita sampai di pintu masuk basemen, alihkan perhatian mereka dengan segala cara.” Pesan Hye Ja.
Tuan Park menyuruh Si kakek masuk ruangan berkumpul dengan yang lainya. Si kakek tiba-tiba berteriak memanggil semua pengawal berkumpul agar menghormati orang yang lebih tua. Semua pun berkumpul mengikuti perintah si kakek.
Si kakek langsung membuka bajunya memperlihatkan tatto macan, memberikan darimana asalnya. Hye Ja mencoba mengendap-ngendap masuk. Si kakek terus berusaha mengalihkan kalau dikenal sebagai kakek menakutkan dari Jalan Maljuk.
Semua tatapan tertuju padanya, Kakek berpikir Hye Ja dkk sudah berhasil masuk. Tapi ternyata nenek dengan tongkat belum masuk akhirnya si kakek berusaha dengan mengalihkan perhatian mengunakan tarianya dan akhirnya masuk ruangan. 


“Permisi. Perhatian, Semuanya! Kalian semua, tolong berkumpul di sini.” Teriak kakek pada semua nenek yang akan pergi piknik. Semua pun mendekat, suasana seperti sangat tegang.
“Ini penting... Jadi Dengarkan baik-baik,  Kalian diberi tahu bahwa akan berpiknik hari ini, kan?” ucap si kakek. Semua menganguk.
“Kuberi tahu yang sebenarnya. Para bedebah di aula pameran ini mengincar uang asuransi kalian. Kalian akan pergi "piknik". Apa kau tahu kenapa mereka tidak mengundang aku dan beberapa lainnya? Itu Karena kami tidak mendaftar polis asuransi. Mereka tidak mengundang kami karena mereka tidak butuh kami.” Kata Si kakek
“Lalu kenapa mereka mengundang kami?” tanya si kakek lain heran.
“Apa Kau membeli suplemen mereka?”ucap si kakek genit. Nenek lain mengaku berencana membeli beberapa. Hampir semua nenek membeli suplemen.
“Kalian bahkan belum menghabiskan satu sen di sini. Tapi apa mereka memberi asuransi dan bahkan sekarang piknik ini? Apa yang diajarkan kehidupan kepada kita? Tidak ada yang gratis dalam hidup. Tidak ada yang memberi kita secara gratis. Orang-orang itu tidak akan melakukan hal buruk kepada kita.” Kata kakek genit menyakinkan.
Beberapa kakek yakin dengan ucapan si kakek genit. Tapi ada beberapa juga merasa berbicara omong kosong dan tak yakin Hee Woon dkk tidak akan menyakiti mereka. Si kakek genit mengeluh dengan semua teman-temanya.
“Aku tidak akan mencegah jika kalian ingin pergi, tapi lebih baik kalian mati saja daripada cedera. Mengerti? Jangan menjadi beban bagi anak-anak kalian.” Ucap Si kakek genit. Semua hanya bisa diam. 


“Pukul 10.15 tepat, keluar gedung bersama yang lain, lalu para penjahat akan mengikutimu, dan pintu ke basemen akan dibuka, dan kami akan masuk. Jika kami tidak kembali dalam 30 menit, kau harus memanggil polisi.”
Hye Ja yang sudah menyusun rencana mengungu didepan pintu basement.  Kakek genit mengajak semua kakek dan nenek keluar dari ruangan. Tuan Park dkk bingung tiba-tiba semua kakek dan nenek keluar berbondong-bondong.  Tuan Park menyuruh semua pengawal menghentikan pada manula.
Tuan Park melapor pada Tim yang ada di bawah tanah kalau ada masalah. Pengawal pun berlari untuk membantu tim yang ada dalam aula. Hye Ja pun tak terlihat karena bersembunyi dibalik pintu lalu perlahan masuk ruangan bawah tahan.
Hye Ja melihat masih ada dua pengawal yang berjaga lalu memastikan kalau sudah siap. Si nenek klepo mengaku seperti wanita tas yang membawa semua lalu membagikan sesuatu. Hye Ja pikir ini giliranya lalu memint agar memberikan sumpit dan juga sarung tangan dan mematikan aliran listik. 


Dua pengawal terlihat binggung berlari keluar ruangan, Hye Ja dkk berhasil tak terlihat. Si nenek heran Hye Ja malah  memutuskan aliran listrik. Hye Ja menegaskan kalau akan bermanfaat bagi mereka lalu meminta Tuan Kim memberi tahu keahlianya. Si kakek tua mengeluarkan tongkatnya.
“Gelombang energi yang dihasilkan saat tongkatku menyentuh tanah membantuku melihat lebih baik daripada memiliki penglihatan yang sempurna. Ayo Pergi sekarang.” Ucap Si kakek menuntun jalan seperti bisa merasakan sesuatu.
“Ada ruangan di ujung kiri... Dua ruang di kanan... Ada koridor di antaranya... Itu koridor sempit yang berbelok ke kanan... Di ujung koridor, ada lorong yang lebih luas..” kata si kakek buta.
“Pergi ke koridor yang sempit dan tunggulah kami di sana.” Kata Hye Ja pada nenek yang memakain tongkat. 

Hee Won sedang asik tertidur tanpa sadar kalau ruanganya gelap, Tuan Park masuk dengan wajah panik. Hee Won bertanya apa yang terjadi dengan binggung karena ruangan gelap. Tuan Park memberitahu kalau semua orang pergi.
“Siapa yang pergi? Apa yang kau bicarakan?” ucap Hee Won binggung. Tuan Park memberitahu kalau semua orang tua itu pulang. Hee Won terlihat kaget mendengarnya.
“Kenapa gelap sekali?” tanya Hee Won binggung. Tuan Park memberitahu kalau Listrik tiba-tiba padam.
“Kalau begitu, nyalakan lagi, Bodoh! Kita butuh listrik... Cepat Perbaiki, Bodoh.” Ucap Hee Won. Tuan Park menganguk mengerti.
“Hei, bagaimana dengan Joon Ha? Di mana dia? Bahaya jika dia keluar.” Kata Hee Won panik menyuruh mereka segera pergi. 

Hye Ja bertanya keberdaan Joon Ha pada Tuan Kim. Tuan Kim menghentakan tongkatnya, lalu memberitahu kalau Hye Ja ada di ruangan pertama di sebelah kanan dan meminta agar mengikutinya.  Akhirnya mereka bisa masuk tapi bukan Joon Ha yang mereka temukan, tapi si kakek yang ada dikursi roda.
Hye Ja kaget melihat si kakek yang memakai jam tangan ternyata dikurung juga dalam ruang bawah tanah.  Si kakek mencari Joon ha, lalu melihat Joon Ha ada di ruangan di ujung kiri.
“Dia pingsan di lantai, jadi, aku tidak bisa melihatnya. Cepat ke sana dan selamatkan dia.” Ucap Tuan Kim
“Lalu bagaimana dengan dia?” tanya kakek lain. Nenek klepto berpikir kalau mereka tidak punya waktu. jadi harus menyelamatkan Pak Lee.
“Tidak, ayo kita bawa dia.” Ucap Hye Ja. Tapi nenek lain berpikir si kakek kursi roda hanya akan menjadi beban.
“Siapa di antara kita yang tidak membebani? Mari kita bawa dia. Pimpin jalan.” Ucap Hye Ja dan meminta Tuan Kim agar memimpin jalan.
Akhirnya mereka bisa menemukan Joon Ha yang terkapar di lantai. Joon Ha dengan matanya seperti bisa melihat wajah Hye Ja saat muda yang panik membangunkanya. Dua kakek pun membantu Joon Ha untuk berdiri keluar dari ruangan.
Tuan Park berhasil masuk ke dalam ruang bawah tanah dengan korek, tak sengaja bertatap muka dengan Hye Ja tapi Hye Ja mencoba mengelabuhi dengan meniup korek.  Tuan Kim terus bisa berjalan dalam kegelapan. Lampu menyala dan para nenek sudah menghilang.
Hye Ja melihat si nenek tongkat menunggu di lorong kecil seperti tak tega meninggalkan sendiri. Si nenek menyuruh Hye Ja agar terus berjalan karena bisa mengurus sisanya. Hye Ja berjalan dilorong yang sempit dengan para kakek dan juga Joon Ha.
“Apa Kau tahu keahlianku? Aku bisa memperlambat siapa pun di dunia.” Ucap Nenek tongkat bisa membuat orang yang mengejar dibelakang tak bisa lewat.
“Pak Kim, di mana pintu keluarnya?” tanya Hye Ja. Tuan Kim binggung karena  bisa melihatnya tadi Tapi gelombangnya tidak ada lagi karena sudah terang. 



“Kalian semua! Tetap di sana... Apa Kalian tahu? Sejak pertama kali melihat Anda, aku tidak pernah menyukai Anda, wanita tua.” Ucap Hee Won pada Hye Ja membawa dua anjing.
“Apa Kau pikir aku menyukaimu? Kau seperti orang jahat.” Kata Hye Ja.
“Benarkah? Aku terlihat jahat, kan? Akan kutunjukkan betapa jahatnya aku.” Ucap Hee Won lalu menyuruh dua anjing untuk mengigit para manula.
“Pak, kau bilang kamu bisa mengendalikan anjing apa pun, kan? Ayo Sekarang!” ucap Hye Ja
Si kakek yang memiliki anjing pun berdiri bertanya Siapa yang mau jalan-jalan. Si anjing malah berbalik dan tak menyerang bahkan berdiri didepan pintu. Si kakek memberitahu pintu untuk keluar. Mereka bergegas pergi.
Saat itu para pria datang mengepung, Wanita klepo tiba-tiba mengeluarkan gergaji dari celanya dan membuat pria ketakutan. Semua nenek dan kakek pun akhirnya masuk ke dalam bus dan si nenek menahan pintu dengan pipa agar tak terbuka.
“Hyun dan seorang wanita hilang.” Kata kakek kembar yang duduk dibangku supir. Si nenek klepto menyuruh merekan jalan saja karena akan ditangkap.
Saat itu Kakek Hyun dan seorang nenek tongkat datang. Pengawal Hee Won berhasil keluar dari pintu. Semua panik, kakek Hyun menyuruh mereka pergi saja meninggalkanya.
“Berhenti di sana.” Teriak kakek Hyun. Semua pegawai menuruti perintah Kakek Hyun.
“Nyonya.. Terima kasih untuk semua waktu yang menyenangkan. Aku senang sekali bisa membantumu...Maksudku, Hee Seon.. Umat Buddha meyakini reinkarnasi. Dalam kehidupan kita selanjutnya, aku harap kita menjadi suami istri.” Ucap Kakek Hyun
“Tapi Aku Kristen.” Kata Hye Ja. Kakek Hyun melonggo binggung. Akhirnya Hye Ja dkk pergi denga bus dan Kakek Hyun mencoba melawan pengawal Hee Won walaupun akhirnya digotong bersama. 



Young Soo masih ada di dalam mobil mendengar sesuatu dan berpikir kalau naik feri. Ia berpikir kalau itu berarti akan ke Pulau Jeju, wajahnya bahagia karena suka Pulau Jeju.
Kakek kembar mengemudikan mobil dengan nyaman,  Joon Ha bersandar di jendela teringata saat Nenek Hye Ja memangilnya dan melihat bayangan Hye Ja dalam didepanya. Hye Ja menatap Joon Ha yang duduk diseberangnya, teringat bahagia.
“Coba Lihatlah laut!” teriak Si nenek Klepto. Semua pun berteriak bahagia.
“Bagaimana lautnya?” tanya Kakek Kim yang tak bisa melihat. Hye Ja memberitahu Matahari sedang terbenam di atas laut.
“Langit dan laut bersinar keemasan. Seolah-olah laut itu tersenyum kepada kita.” Ucap Hye Ja. Semua seperti tersenyum melihat matahari terbenam.
Mereka seperti bisa melihat masa muda mereka. Kakek buta bisa melihat wajahnya saat masih muda. Nenek klepto melihat saat dirinya masih ,uda yang langsing dengan rambut panjang.
Nenek tongkat yang terlihat cantik dengan rambut yang dikuncir dua, kakek kembar melihat foto mereka keduanya. Kakek yang punya anjing, mengingat kenangan pada anaknya.




Sang Eun duduk di dalam restoran, berpikir Hye Ja sedang dalam perjalanan dan ingin tahu pergi ke mana. Hyun Joo tahu Hye Ja bilang ingin ke pantai dan membawa Joon Ha jika menemukannya. Sang Eun teringat dengan keberadaan koper mereka.
“Apa? Koper? Ah... Benar! Di bagasi!.. Kita tidak mengeluarkan kopernya dari bagasi mobil. Tunggu.” Kata Hyun Joo mengeluarkan ponselnya.
“Paman.. Mobil yang kami kembalikan kemarin... Aku meninggalkan koperku di bagasi. Paman belum menjualnya, kan?” ucap Hyun Joo lalu kaget karena  sudah menjualnya.
“Bisakah Paman meminta mereka mengembalikan koperku?” tanya Hyun Joo. Pamanya pikir sepertinya sulit.
“Kenapa? Apa Paman tidak punya nomor telepon pembelinya?” ucap Hyun Joo
“Mobil itu dijual ke pembeli di luar negeri. Saat ini, mobil bekas Korea sangat populer di Afrika.” Kata Paman
“Apa Paman menjualnya kepada seseorang di Afrika?” kata Hyun Joo kaget.
“Ya. Mobil itu mungkin sudah di dekat khatulistiwa.” Kata Paman. Hyun Joo pun hanya bisa mengucapkan terimakasih lalu menutup pintu.
Sang Eun bertanya apakah mobil itu dijual kepada seseorang di Afrika. Hyun Joo membenarkan dan terlihat binggung.  Sang Eun pikir tak masalah karena memang berencana menyingkirkan baju-baju itu jadi  lupakan saja karena  bisa jauh lebih buruk.
“Ayo.. Bersulang... Tapi kenapa perasaanku tidak enak?” ucap Hyun Joo merasakan sesuatu.
Young Soo menyanyi di dalam bagasi seperti berharap bisa berdua dengan Hyun Joo pergi ke pulau Jeju. Tapi padahal ia sedang berada ditengah laut dalam kapal untuk pergi ke Afrika dengan mobil-mobil lainya. 


Joon Ha dengan para kakek dan nenek akhirnya duduk di tepi pantai, mereka menikmati matahari terbenam. Hye Ja melihat kakek kursi roda lalu menarik selimut agar tak kedingingan. Si kakek melepaskan jam tangan dan terjatuh ditanganya.
Hye Ja melihat ada inisial di belakang jam tangan "H.J. Cinta J.H." lalu ingatanya seperti datang kalau karena itu Hye Ja dan Joon Ha, jadi, "H.J. Cinta J.H." dan Joon Ha dengan rambut panjangnya mengunakan jam yang sama. Keduanya seperti sepasang kekasih foto bersama, saat itu Hye Ja melihat sosok kakek ada sosok pria muda yang licik.
Kepala Hye Ja merasakan kepalanya terasa sakit lalu menjerit kesakitan. Tiba-tiba seluruh temanya hilang, tak ada orang hanya dirinya sendiri di tepi pantai, lalu terdengar teriak ayahnya yang menganggap dirinya Ibu bersama dengan Nyonya Lee.
Hye Ja seperti bisa melihat dirinya berdiri dengan seorang anak dan akan menabur abu yang dibawanya. Matanya terlihat sedih kehilangan seseorang. Hye Ja hanya bisa menangis melihat dirinya yang masih muda tapi kehilangan seseorang dan memiliki anak.
Dari jam itu, Semua seperti cerita tentang Hye Ja diputar saat masih kecil dan sempat bertemu dengan Joon Ha bahkan mereka berkencan seperti yang dimimpikan Hye Ja. Ada cerita Hye Ja yang bahagia dan juga bisa menahan Joon Ha yang akan menyakiti kepalanya. 




Hye Ja dibawa masuk ke rumah sakit, semua terlihat panik. Beberapa saat kemudian Hye Ja sadar melihat ayah dan ibunya, tapi wajahnya terlihat saat masih muda. Orang tuanya pun tetap memanggil “ibu” pada Hye Ja. Tuan Kim memastikan kalau Hye Ja bisa mengenalinya.
“Anda tidak perlu khawatir... Jika beliau siuman dan istirahat sebentar...” ucap Dokter. Hye Ja melihat sosok Joon Ha berbicara dengan dokter.
“Aku dokternya dari pusat perawatan lansia... Nama aku Kim Sang Hyun.” Ucap Dokter pada Joon Ha.
“Seolah-olah aku terbangun dari mimpi panjang. Tapi aku tidak yakin apakah itu aku yang lebih muda memimpikan saat aku tua atau aku yang lebih tua memimpikan saat aku masih muda.” Gumam Hye Ja
“Tolong periksa terus tekanan darahny dan tolong kirimkan hasil tes darahnya kepadaku. Juga, periksa orientasi mentalnya saat beliau siuman. Kita juga harus melakukan pindai CT dan EEG. Dia mungkin bingung, jadi, jangan diajak bicara dahulu.” Kata Dokter.
Hye Ja seperti tak percaya melihat semua yang terjadi pada kehidupanya setelah memutar jam.
Bersambung ke episode 11

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar