PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 19 Maret 2019

Sinopsis The Light In Your Eyes Episode 11 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Hye Ja seperti menyidang Hyun Joo dan Young Soo inin tahu kapan mereka berkencan. Young Soo menagku Saat mereka melakukan perjalanan itu. Hye Ja tak percaya kalau mereka sempat untuk melakukan itu. Hyun Joo pikir tidak perlu banyak waktu untuk hamil.  Tiba-tiba Young Soo merasa mual.
“Apa Kau baik-baik saja?”kata Hyun Joo panik. Hye Ja mengeluh kakaknya itu tak  hamil
“Maaf, aku mudah mual... Aku pikir kau akan menikah lebih dahulu. “ kata Hyun Joo tak enak hati.
“Tidak ada aturan tepatnya... Benar. Karena aku kakak laki-lakimu, sebaiknya kakak yang menikah lebih dahulu jadi akan kakak belikan Joon Ha jas baru.” Kata Young Soo
“Kita bahkan tidak punya uang untuk membeli jasmu.” Keluh Hye Ja.
“Karena sudah diucapkan, bisakah kau membelikanku jas...Tidak bisa, kan?” ejek Young Soo. 



 Hye Ja berjalan dengan wajah bahagia melewati  "Studio Foto Rami yang Potret, Foto KTP, dan Paspor, Pernikahan, Ulang tahun” terlihat wajah Hye Ja dan Joon yang mengunakan pakaian pengantin, tersenyum bahagia. Ditangan Joon Ha memegang jam tangan pemberian dari Joon Ha.

"Panti Wreda Hyoja"
Tuan Kim ingin tahu Apakah kondisi ibunya akan terus memburuk Dokter Kim memberitahu kalau Kondisinya tidak akan membaik. Tuan Kim mengartikan kalau  obatnya tidak bekerja. Dokter Kim memberitahu kalau itu hanya memperlambat perkembangan.
“Kalau begitu, dia tidak perlu di sini.” Kata Tuan Kim merasa tak ada gunanya.
“Anda dan istri bekerja, jadi, Anda akan kerepotan menjaganya siang dan malam. Selain itu, jika gejala delirium tiba-tiba memburuk seperti saat itu, insiden bisa saja terjadi. Kami juga akan mengawasinya,tapi pastikan dia tidak ke basement.” Ucap Dokter Kim. Tuan Kim binggung  kenapa tak boleh ke Basement

Hye Ja berjalan terlihat shock melihat sesuatu di depan pintu. Dokter Kim baru keluar ruangan melihat Hye Ja bertanya apa yang dilakukanya mengajak untuk kembalilah ke kamarnya. Hye Ja melonggo kaget dan akhirnya berjalan bersama Dokter Kim. Sementara didalam ruangan terlihat kakek yang mengunakan jam tangan yang diberikan pada Joon Ha. 

Hye Ja sedang membereskan baju ke dalam tas. Tuan Kim datang melihatnya bertanya apa yang sedang dilakukan. Hye Ja pikir  tidak perlu tinggal di kamar khusus yang mahal ini jadi meminta dipindahkan ke bangsal untuk enam orang. Tuan Kim meminta Hye Ja agar tetap tinggal dikamarnya sekarang.
“Kamar khusus tidak ditanggung asuransi.  Selain masalah uang, Ibu juga bosan di sini karena selalu sendirian.” Ucap Hye Ja.
“Semua bangsal penuh, tetaplah di sini.” Kata Tuan Kim memaksa
“Mereka bilang akan memindahkan Ibu begitu ada yang kosong.”ucap Hye Ja.  Tuan Kim melihat obat yang masih utuh.
“Apa Ibu sudah minum obat? Aku sudah minta Ibu untuk teratur minum obat... Terutama yang ini. Harus diminum tepat waktu.” Kata Tuan Kim lalu memberikan pada ibunya agar bisa meminumnya.
Hye Ja buru-buru minum obat lalu memakai sandal yang terbalik dan bergegas pergi. Tuan Kim bertanya kemana ibunya mau pergi. Hye Ja mengetahui dari Tuan Kim kalau cucu kesayangannya Young Soo akan datang jadi ingin menunggunya di lobi.


Hee Won menepuk bagian kaki mengeluh pada pasien karena  tidak bisa menemukan pembuluh darah di lengan jadi akan menyuntik kakidan bisa mendapatkannya di lengan lagi jika sudah pulih. Si nenek hanya tertidur seperti tanpa berekspresi.
“Ini seperti digigit semut... Anda baik-baik saja, kan?” Ucap Hee Won melihat pasienya yang tak bergeming.  Si kakek melihat istrinya. Hee Won pun pamit pergi mempersilahkan untuk istirahat.
“Apa terasa Sakit? Kau hebat... Sayang, setelah selesai dengan ini, ayo kita pergi jalan-jalan.” Ucap suami pada istriya. 

Hee Won mendorong trollynya, Tuan Park memanggil Hee Won sebagai Perawat Kim. Hee Won pun menyahut dengan wajah cemberut. Tuan Park mengeluh meminta agar Berhenti cemberut di rumah sakit. Hee Wonmengaku tidak cemberut tapi hanya melihatnya.
“Lalu kenapa aku merasa buruk? Kerjamu apa saja selama ini? Para pasien takut padamu. Mereka ingin perawat lain. Jadi Cobalah tersenyum.” Ucap Tuan Park
“Aku selalu tersenyum. Aku bahkan tersenyum sekarang.” Kata Hee Won mengangkat bibirnya tapi masih terlihat cemberut.
“Apa Kau tersenyum sekarang?” ucap Tuan Park tak percaya. Hee Won membenarkan.
“Kalau begitu, berhenti tersenyum... Kau menakutkan... Sekarang Saatnya mandi. Cepat... Beberapa mahasiswa datang untuk membantu jadi Awasi mereka.” Ucap Tuan Park. Hee Won menganguk mengerti. 

Hee Won masuk ruangan melihat kakek genit ada didalam danb berpikir Sepertinya para mahasiswa itu belum datang. Si kakek binggung. Hee Won pun mengajak Si kakek untuk mencuci kaki lebih dulu jadi meminta agar membuka pakaian.
“Jangan panggil aku "Pak".” Kata kakek. Hee Won mengajak untuk segera mencuci kakinya.
“Aku seorang mahasiswa. Angkatan 2018.” Kata Si kakek. Hee Won mengeluh kakek itu lucu dan seharus menjadi komedian.
“Aku serius. Lihat jaket kampusku.” Kata si kakek. Hee Won mengaku  tidak pernah pergi ke Harvard tapi punya jaket Harvard.
“Mari kucuci kaki Anda. Buka bajunya.” Ucap Hee Won. Si kakek menegaskan kalau sungguh mahasiswa. Hee Won tetap ingin membersihkan.
“Berhenti melepas pakaianku! Apa Aku harus melepas ini juga?” kata Si kakek mengeluh dan Hee Won sudah melepaskan pakaian bahkan celana dalam. 

Si kakek duduk di bathtub sambil menangis. Hee Won mengeluh heran melihat sikakek menangis. Saat itu seorang mahasiswa masuk ruangan heran melihat Tuan Hyun yang ada dibathtub lalu bertanya sedang apa. Tuan Hyun sambil menangis meminta tolong.
“Sudah kubilang aku mahasiswa!” teriak Tuan Hyun kesal. Si kakek tak percaya kalau pria itu sungguh angkatan 2018. Tuan Hyun mengeluh padahal sudah memberitahu. Hee Won kesa akhirnya melepaskan sarung tanganya lalu beranjak pergi. 

Young Soo menemui neneknya dengan channel barunya, tak pecaya Ini masih siang, tapi sudah banyak yang menonton da memberitahu Hari ini, ada di rumah sakit untuk melihat Nenek Hye Ja. Hye Ja pun datang menyapa penonton di channel Young Soo.
“Ini nenekku. Bagaimana menurut kalian?.. Cantik, bukan? Saat masih muda, Nenek ingin menjadi pembawa berita... Suara nenekku bagus... Apa Kalian ingin mendengarnya? Nenek, katakan itu.” Ucap Young Soo. Hye Ja bingung apa maksudnya.
“Nenek tahu yang kumaksud... Ya, ini dia.” Ucap Young Soo. Hye Ja langsung mengatakan “Young Soo, ayo makan!”
“Bagaimana? Menawan, kan? Nenek, Coba kihat kemari... Semua orang bilang Nenek cantik.” Ucap Young Soo. Hye Ja mendekati layar ingin tahu dimana tepatnya.
“Ini. Apa Nenek lihat komentar-komentar itu?” ucap Young Soo. Tuan Kim melihat anaknya.
Hye Ja teringat Ada jus mangga di kulkas, menawarkan pada Young Soo. Young Soo menolak. Saat itu Tuan Kim langsung menyindir Young Soo yang masih melanjutkan itu. Akhirnya Young Soo mengucapkan selamat tinggal pada penonton dan meminta Hye Ja juga ucapkan selamat tinggal. Hye Ja pun melambaikan tangan pada kamera.
“Nenekmu butuh istirahat.” Ucap Tuan Kim. Hye Ja mengaku baik-baik saja.
“Kau pasti sibuk. Jadi Kau tidak perlu datang.” Ucap Hye Ja pada cucunya.
“Tenang saja. Aku rindu Nenek, aku langsung ke sini dari bandara.” Kata Young Soo
“Kau terlalu sering melakukan perjalanan bisnis... Bosmu jahat.” Keluh Hye Ja.
“Jangan mengkritik bosku, Karena aku bosku sendiri.. Oh Ya. Aku punya sesuatu untuk Nenek.” ucap Young Soo.
Hye Ja ingin tahu apa itu, Young Soo memberikan buket bunga. Hye ja mengeluh Young Soo yang membuang-buang uang untuk hal seperti ini. Young Soo memberitahu kalau itu uang yang bentuk menjadi bunga jadi meminta agar Hye Ja bisa membeli pakaian bagus untuk musim dingin.
“Berikan pada ibumu.” Kata Hye Ja. Young Soo pikirTidak apa-apa karena akan memberinya yang lain jadi bunga untuk Nenek.
“Apa Kau sudah makan?” tanya Hye Ja lalu menyuruh Tuan Kim agar mengajak Young Soo makan karena pasti belum makan juga.
“Jika kau tidak makan teratur saat muda, tubuhmu akan rusak.” Ucap Hye Ja. Young Soo menganguk mengerti. 




Young Soo keluar dari ruangan memberitahu Tuan Kim kalau akan segera kembali karean masih ada pekerjaan jadi harus pergi. Tuan Kim menyuruh Young Soo agar mampirlah ke rumah kapan-kapan karean Ibunya ingin bertemu.
“Aku akan meneleponnya. Sampai jumpa.” Ucap Young Soo terkesan dingin pada ibunya. 

Nenek Klepto duduk bersama dengan cucu-cucunya yang sedang menari dan menyanyi untuknya. Saat itu dua orang pria memberikan kode pada seorang wanita, akhirnya wanita mengajak cucu Nenek Klepto untuk makan es krim karena neneknya pasti lelah jadi butuh istirahat. Hye Ja yang melihat dari jendela pun terlihat bahagia.
“Ada apa? Apa Ada yang mengganggumu?” tanya Si nenek. Anak pria  terlihat gugup mengaku tidak ada.
“Bu, kami sedang kesulitan... Bisakah Ibu membantu kami? Ibu masih punya uang dari rumah, bukan? Aku mulai mengelola toko untuk menafkahi keluargaku, jadi aku sedang mengalami kesulitan... Tolong bantu aku sekali ini.” Ucap anak pertama.
“Ya. Bu, aku juga... Aku menaruh banyak uang di sana... Jika dia bangkrut, aku juga.” Ucap anak kedua
“Ibu tidak punya uang. Ibu menjual rumah itu dan memberi kalian semua uangnya sebelum Ibu pindah ke sini.” Kata si nenek
“Aku tahu Ibu tidak memberikan semuanya.” Keluh anaknya. Nenek menegaskan kalau Tidak bisa.
“Ini untuk Eun Sook... Dia juga anak Ibu... Dia tidak butuh uang.” Ucap Si nenek. Keduanya mengeluh kalau sedang kesulitan.
“Eun Sook lebih membutuhkan uang daripada kalian. Berkat dia, kalian bisa lulus kuliah dan menjual tanahnya untuk kalian menikah. Demi kalian bisa kuliah, dia harus bekerja di pabrik bertahun-tahun. Tapi Ibu tidak memberikan apa-apa saat dia menikah.” Ucap Si Nenek
“Ini Sudah cukup.. Aku tidak memaksa Ibu. Pada akhirnya, akulah yang akan mengadakan upacara peringatan Ibu. Kenapa Ibu tidak bisa membantuku sedikit saja? Kami yang mengunjungi Ibu di sini. Kami melakukan tugas kami.”ucap Si anak sini.
“Apa Kalian pikir dia tidak mau? Jika tidak ada lagi yang ingin kalian katakan, keluar.” Kata si nenek klepto marah. 

Hye Ja datang memberikan minum pada nenek mengeluh kalau Anak-anak memang seperti itu, karena tidak pernah mengerti orang tua mereka dan Yang mereka pedulikan hanyalah uang. Ia pikir kedua anak itu tak melihat kalau ibu mereka sedang sakit.
“Aku bisa mengerti jika Eun Sook meminta uang. Tidak ada yang menyambutnya saat lahir karena dia perempuan. Dia mulai bekerja di pabrik sejak usia dini. Dia menguliahkan kakak-kakaknya, bahkan membiayai pernikahan mereka.”cerita si nenek
“Saat dia menikah, dia tidak mengambil uang dariku. "Tidak apa-apa, Bu." Itu yang dia katakan. Dia anak yang baik dan sangat bijaksana.” Ucap si nenek
“Apa Dia tinggal jauh? Aku belum pernah melihatnya.” Kata Hye Ja. Si enek memberitahu kalau anaknya ada di rumah sakit.
“Mungkin dia terlalu bijaksana... Dia menderita kanker. Kanker rahim. Tapi masih stadium awal, jadi, itu akan baik-baik saja. Teknologi sekarang sudah canggih. Jika kemoterapi atau apa pun itu, berjalan dengan baik, dia bisa pulih sepenuhnya.” Kata si nenek.
Hye Ja pun bisa mengucap syukur, Si nenek merasa Tapi tetap saja, merasa ini semua salahnya.  Ia Terkadang berpikir apakah ini semua karena dirinya yang hidup terlalu lama. Hye Ja yakin nenek itu pasti berpkir sama sekali tidak benar.

“Dia menelepon aku waktu itu. Dia mengatakan pengobatannya berjalan lancar dan akan datang mengunjungiku.” Kata Nenek. Hye Ja pun mengucap syukur merasa senang mendengarnya.

Nyonya Lee membuat campuran sayur diatas meja, Tuan Kim datang ingin tahu apa yang dibuat istrinya. Nyonya Lee mengaku sedang membuat Kimchi segar karena makanan rumah sakit tampaknya tidak enak tapi tak tahuapakah Ibu boleh makan makanan pedas.
“Semoga Ibu suka... Tapi Aku hanya perlu mengurangi pedasnya.”ucap Nyonya Lee memberikan buku cabe. Tapi tanganya terasa perih dan langsung mencucinya. Tuan Kim menatap sedih. Nyonya Lee merasakan tanganya sakit karena luka. 

"Panti Wreda Hyoja"
Si nenek pergi ke lorong melihat Eun Sook yang datang, lalu keduanya duduk bertanya Kapan tiba lalu memuji Putrinya yang cantik. Eun Sook tak enak hati melihat ibunya yang kurus sekali. Si ibu pikir memang selalu kurus.
“Tapi Ibu makan enak di sini. Bagaimana dengan kankermu?” tanya Nenek.
“Aku sudah sembuh. Aku baik-baik saja.” Ucap Eun Sook. Nenek tak percaya kalau anaknya sudah sembuh
“Apa Doktermu bilang kau sudah sembuh?” ucap Nenek menyakinkan.
“Tentu saja. Itu sebabnya aku datang menemui Ibu.” Kata Eun Sook. Si nenek mengucap syukur.
“Kakak-kakakmu tadi berkunjung.Apa Kau tahu betapa mereka membuat Ibu kesal? Mereka menginginkan uang dari rumah lama kita. Ibu tidak akan membiarkan uang itu jatuh ke tangan mereka. Ibu akan memberikannya kepadamu.” Ucap si nenek
“Bu... Tidak apa-apa. Berikan saja kepada mereka.” Kata Eun Sook
“Kata-kata itu masih membuat Ibu sedih. Kau selalu berkata tidak apa-apa. "Tidak apa-apa jika kakak-kakakku senang." Lalu Apa akibatnya? Kau yang akhirnya sakit. Apa kakak-kakakmu pernah memberi uang? Mereka tidak punya malu.” Ucap Si Nenek kesal.
“Ibu... Aku sungguh tidak apa-apa.” Kata Eun Sook. Si Nenek kesal karean hanya itu yang bisa dikatakan, karena tak suka.
“Ibu ingin memberimu uang itu. Seumur hidup, Ibu tidak pernah melakukan apa-apa untukmu dan Ibu masih menyesali itu... Oh Ya, Ibu punya sesuatu untukmu. Ini tanda tangan penyanyi idolamu, Yoon Bok Hee dan Ini suplemen nutrisi... Ini juga baik untuk kesehatanmu, jadi, bawalah.” Ucap Si nenek.
Eun Sook menatap ibunya dengan berkaca-kca. Ibunya meminta maaf pada Eun Sook sebagia ibunya, lalu bertanya apakah Di kehidupanmu selanjutnya, maukah terlahir sebagai putri Ibunya lagi. Eun Sook terus menatap ibunya
“Jika itu benar-benar terjadi, Karena Ibu sudah mengalaminya, maka Ibu akan menjadi Ibu yang sangat baik untukmu.” Kata Nenek lalu menangis sendirian dalam ruangan seperti hanya halusinasi melihat Eun Sook. 



Nyonya Lee membuka lemari teringat kalau kaki ibuny yang dingin jadi harus membawakan kaus kaki tidur lalu melihat pergi ke rumah sakit. Hye Ja melihat Nyonya Lee sedang memasukan makan ke dalam kulkas, berpikir  pasti lelah jadi seharusnya bisa datang besok.
“Apa aku membangunkan Ibu? Aku membawa kimchi segar dan jangjorim kesukaan Ibu.” Ucap Nyonya Lee
“Ibu kesulitan makan makanan yang mereka sajikan di sini. Ibu bahkan tidak tahu seperti apa rasa yang lain.” Ucap Hye Ja. Nyonya Lee pikir tetap saja Ibunya harus makan.
“Astaga, kaki Ibu dingin sekali... Baguslah aku membawa beberapa kaos kaki tidur. Ibu, ini akan.. menghangatkan kaki Ibu. Sekarang Ibu akan merasa lebih baik.” Ucap Nyonya Lee memasangkan kaos kaki.
“Sudahlah... Sudah cukup.” Kata Hye Ja. Nyonya Lee memijat kaki Nyonya Lee karena Kakinya masih terasa kaku dan Tangan dan kaki bahkan selalu dingin.
“Sudahlah.. Kau telah menjalani kehidupan yang sibuk. Ibu sangat beruntung memiliki menantu sepertimu.” Ucap Hye Ja.
“Itu tidak benar... Aku tidak pantas mendapat pujian seperti itu.” Kata Nyonya Lee merendahkan diri
“Kau sudah cukup berbuat banyak... Tidak...Ini Sudah lebih dari cukup. Sekarang, letakkan bebanmu dan jalani hidup dengan nyaman. Lagi pula, menurutmu berapa lama lagi Ibu akan hidup? Dengan kesulitan keuanganmu dan suamimu yang cacat, Ibu tahu sulit bagimu untuk menyambung hidup.” Kata Nyonya Lee
“Tapi Ibu sibuk sendiri dan berpura-pura tidak tahu. Ibu tidak mau menyalahkan anakku, jadi, Ibu meninggalkanmu sendiri padahal kau sebatang kara. Ibu tahu berapa banyak penderitaan dan penuaan yang kau alami saat bekerja di sudut salon kecantikan tua itu. Itu semua karena keserakahan Ibu. Ibu minta maaf.” Ucap Hye Ja.
“Tidak apa-apa, Ibu.” Kata Nyonya Lee. Hye Ja meminta Mulai sekarang, pikirkan saja hidup Nyonya Lee.
“Kau layak mendapatkannya. Jadi Bebaskan dirimu dari suami dan anakmu, lalu jalanilah kehidupanmu. Itulah satu-satunya cara agar Ibu bisa pergi dengan tenang.” Kata Hye Ja. Nyonya Lee menangis.
“Jeong Eun... Menantu Ibu yang manis... Apa pun yang ingin kau lakukan, Ibu akan selalu mendukungmu... Jangan menangis, Sayang... Jangan menangis.” Ucap Hye Ja. 




Nyonya Lee masuk kamar terlihat marah pada suaminya ada "Surat Cerai, Lee Dae Sang, Moon Jung Eun" tak percaya kalau suaminya ingin bercerai. Tuan Kim pikir Nyonya Lee sudah banyak menderita. Nyonya Lee mengartikan kalau Tam ingin menyingkirkannya dan Ibnya karena Alzheimer agar ia bisa hidup dengan nyaman sendirian
“Lalau Sementara aku harus rela dianggap sebagai orang jahat? Bisa-bisanya kau mengatakan itu kepada pendamping hidupmu!” kata Nyonya Lee
“Lalu aku harus bagaimana? Soal Ibu itu lain hal, aku bahkan tidak bisa mati sekarang.” Ucap Tuan Kim
“Kau jahat! Astaga, kau benar-benar kejam. Jika ingin meninggalkanmu, aku tidak akan mengemas barangku hanya untuk membongkarnya lagi berkali-kali selama bertahun-tahun. Hatimu lebih kacau daripada kakimu. Kau selalu memperlakukanku seperti orang asing.” Ucap Nyonya Lee. Tuan Kim hanya diam saja.
“Yang kuterima hanyalah kekecewaan, tapi aku masih... Melihat punggungmu berbaring di ranjang saja sudah membuatku menangis, tapi aku akan hidup berbeda. Itu bukan hanya karena kau. Aku tidak bisa bercerai. Sampai saat-saat terakhir ibu, aku akan membuatkan kimchi dan lauk untuknya. Jadi, mulai sekarang, jangan mendikteku.” Tegas Nyonya Lee. 


Nyonya Lee pergi dari rumah dan salonnya tutup, tanpa sengaja melihat penjual kue ikan.
Flash Back
Nyonya Lee yang masih muda hanya bisa tertunduk. Pelanggan mengeluh kalau rambutnya ada yang bergelombang dan lurus menurutnya itu bukan ikal. Nyonya Lee hanya bisa tertunduk. Pelanggan marah kalau ke salonbukan untuk merusaknya
“Kau terlihat sangat marah. Aku akan mengoleskan krim perawatan yang tebal untukmu. Aku juga akan melihat apakah ada perawatan gratis lain yang bisa aku berikan kepadamu jadi Tenanglah.”ucap Hye Ja mengajak pelanggan pergi. 

Hye Ja masuk salon dan Nyonya Lee terlihat menangis.  Nyonya Lee memberitahu klau ada yang  sudah menjual bungeoppang di jalanan. Nyonya Lee mengatakan Hye Ja bisa memakanya karena harus merapikan barang—barang  dahulu.
“Ada krim di dalamnya. Mereka tidak menjual pasta kacang merah. Sepertinya banyak yang tidak suka kacang merah seperti kau. Jadi Cobalah.” Ucap Hye Ja memberikan satu kue untuk ibunya.
“Apa Ibu sudah cerita? Seorang pria meminta Ibu memotong rambutnya lima cm, tapi Ibu mengira dia berkata lima mm dan menghabisi rambutnya.” Ucap Hye Ja. Nyonya Lee tak percaya mendengarnya
“Ibu tidak pernah cerita.”kata Nyonya Lee. Hye Ja pikir kalau setelah Ibu membuka salon.
“Seorang pria datang dan minta dipotong rambutnya lima cm, tapi Ibu benar-benar lupa. Mata pria besar berkulit cokelat itu mulai berair dan memelototi Ibu seperti ini. Tapi Apa kau tahu? Ibu tidak minta maaf padanya sama sekali. Ibu terus bersikeras bahwa dia berkata lima mm, bukan lima cm.” Cerita Hye Ja.
“Apa Ibu tidak takut?” tanya Nyonya Lee. Hye Ja mengaku Saat itu, uang paling membuatnya takut.
“Bagaimana jika dia meminta Ibu mengganti uangnya dua kali lipat?” kata Hye Ja. Nyonya Lee pikir itu Benar dan mengucapkan Terima kasih.



Nyonya Lee datang menemui Hye Ja,  membawakan kue ikan memebritahu kalau  Tempat bungeoppang dekat rumah sudah berjualan lagi hari ini meminta agar makan sebelum dingin. Hye Ja melihat tangan Nyonya Lee yang terluka.
“Kau harus menjadi penata rambut.” Ucap Hye Ja. Nyonya Lee terlihat bingung.
“Kurasa salonmu sangat ramai. Kau bahkan tidak sempat memakai sarung tangan. Kau harus merawat tanganmu sebelum kulitmu pecah-pecah. Ini pasti sangat sakit dan Pasti perih saat kena air..” ucap Hye Ja.
“Kau Pergilah ke apotek dan beli salep dalam wadah seperti ini. Namanya Vaseline. Oleskan tebal di seluruh tanganmu Lalu ambil kantong plastik. Jad Pakai itu sebelum kau tidur. Itu akan membantu.” Pesan Hye Ja.
Nyonya Lee menganguk mengerti kalau akan melakukannya. Hye Ja mengaku tahu karena dahulu pernah punya salon rambut dan Salon Happy dekat penatu di persimpangan adalah miliknya lalu merasa Bungeoppang ini sangat enak.
Nyonya Lee hanya diam saja lalu keluar ruangan dan hanya bisa mengangis. Setelah Nyonya Lee pergi, Hye Ja pergi ke ruangan si kakek yang mengunakan jam seperti ingin mengambilnya.
Bersambung ke episode 12

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar