PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 05 Maret 2019

Sinopsis The Light In Your Eyes Episode 7 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Nyonya Lee sedang melamun di dalam salon, wajahnya terlihat sendu. Hye Ja masuk menemui ibunya sambil memijat pundaknya. Nyonya Lee bertanya kapan Hye Ja sampai rumah dan berpikir anaknya lapar. Hye Ja mengelengkan kepala lalu tak bisa menahan rasa sedihnya memilih untuk pergi.
Young Soo membuat siaran lain, saat itu Hye Ja masuk kamar mengeluh karena kakaknya tak akan jadi orang dewasa. Young Soo binggung lalu berpikir Hye Ja sedang melakukan Konsep nenek marah lalu memujinya dan langsung berakting.
“Apa Kau bercanda? Sampai kapan kau akan hidup seperti ini?” teriak Hye Ja. Penonton pun terlihat bersemangat, Young Soo pun membolehkan Hye Ja agar memukul punggungnya. Hye Ja langsung mematikan komputernya.
“Bagaimana mungkin kau matikan komputer?”ucap Young Soo marah
“Kau Tahu situasi yang kualami, harusnya kau sadar dan berusaha bersikap baik pada Ibu dan Ayah.” Kata Hye Ja marah 

“Makanya itu kita memutuskan untuk melakukan siaran bersama.” Ucap Young Soo
“Apa Kau sebut itu rencana? Kau bahkan tak bisa mendapatkan uang tanpa memanfaatkan umur adikmu.” Ucap Hye Ja marah. Young Soo mengeluh Hye Ja yang berbicara kasar.
“Kau tahu bicaraku kasar, tapi kau tak tahu betapa  menyedihkannya dirimu? Kau tahu apa yang kupikirkan gara-gara dirimu? Aku serius mempertimbangkan untuk mendapatkan asuransi jiwa.” Ucap Hye Ja sambil menangis.
 “Jika kulakukan itu, aku mungkin dapat membantu Ibu dan Ayah mempersiapkan masa pensiun mereka menggantikanmu, anak tertua mereka. Berhenti berdiam diri di kamar menatap komputermu. Perhatikan situasi keluarga kita. Kumohon.” Kata Hye Ja nangis lalu keluar ruangan. 



Hyun Joo menonton kembali Young Soo TV, lalu melihat layar hitam berpikir kalau Sudah selesai atau mungkin konsep barunya. Ia pikir kalau Konsepnya sangat jahat tapi berpikir kalau Young Soo tak aktif, lalu memuji Young Soo benar-benar sesuatu.
“Dasar bedebah. Bagaimana bisa mematikan siaran sesudah dapat semua bintang?” tulis Tuan Hard
“Bedebah ini bertingkah lagi... Mati kau.” Kata Hye Ja lalu menuliskan komentar “Mungkin sesuatu sungguh terjadi.”
“Apa yang bisa terjadi pada pria nolep yang berdiam diri di rumah sepanjang hari? Mungkin dia sudah mati.” Tulis penonton
“Ppukka, kau kelewatan lagi. Kau berkomentar karena tak punya pekerjaan lain” tulis Hyun Joo
“Apa kau seorang guru? Berhentilah mengajariku.” Tulis sipria. Hyun Joo menyuruh agar pria itu mencatat saat sedang memberikan nasihat dan Jangan jadi anak seperti i
“Kenapa menonton siaran si idiot ini jika kau pintar? Tonton National Geographic!” balas penonton
“Aku nonton ini, untuk mengajari pecundang sepertimu. Kalian memang Keyboard Warriors!” balas Hyun Joo terlihat sangat kesal penonton yang berdebat.

Di dalam kamar, Hye Ja mengingat tentang jam yang masih menyela dan juga ayahnya yang terlihat baik dengan kaki tak pincang. Ia juga menahan tangan Joon Ha yang ingin melukai kepalanya,ibunya pun tak akan mengalami menopose yang cepat dan ayahnya seperti sering kelelahan.
“Ini kesempatan. Arloji yang sudah kubuang muncul lagi, dan yang tadinya rusak berfungsi dengan baik juga karena ini adalah takdir. Aku akan mendapatkannya kembali. Karena awalnya itu arlojiku.” Gumam Hye Ja. 

Pagi-pagi buta, Young Soo sudah berpakaian rapih melihat ayah dan ibunya yang tertidur terpisah akhirnya pergi keluar rumah. Akhirnya Ia pergi ke tempat para kuli bangunan, mereka bertanya apakah mendapatkan pekerjaan baru. Salah satu pegawai mengaku sama sekali tidak.
“Kami membutuhkan empat buruh!” teriak mandor. Young Soo bergegas masuk ke dalam mobil terlihat sangat serius untuk berkerja. 

Tuan Kim dan Nyonya Lee membawa Young Soo yang mengalami cedera di pinggangnya. Mereka pun membawa anak sulung ke atas tempat tidur. Young Soo meminta agar memohon Pelan-pelan dan akhirnya berbaring.
“Kau sudah terbiasa hidup seperti debu di bawah lemari. Kenapa bekerja di lokasi kontruksi?” keluh Nyonya Lee lalu bertanya pada suaminya yang dikatakan dokter.
“Dia kesakitan karena ototnya jarang digunakan. Dokter bilang dia akan  pulih dalam beberapa hari.” Ucap Tuan Kim.
“Ibu, aku sangat sakit.Rasa sakit yang parah ini membuatku menginginkan samgyeopsal.” Kata Young Soo. Nyonya Lee kesal melempar selimut. 

[Kelas Mewarnai]
Hye Ja mulai mewarnai tapi menyakinkan hanya perlu mendapatkan arlojinya kembali Kemudian semuanya akan kembali seperti semula. Akhirnya makan siang pun datang,  Hye Ja bergegas pergi ke kantin dan berusaha mendekati si kakek. 
Joon Ha pun akan membawa makanan untuk keduanya, tapi si kakek tiba-tiba histeris melihat Joon Ha. Joon Ha bertanya berpikir tubuh si kakek sakit. Akhirnya pegawai lain meminta keduanya menjauh dan akan menjaganya. 

Hye Ja dan Joon Ha akhirnya duduk berjauhan sambil menatap si kakek yang sedang disuapi makan. Joon Ha bertanya apakah Hye Ja kenal kakek itu. Hye Ja mengaku Tidak. Joon Ha melihat Hye Ja sering membantunya. Hye Ja mengaku merasa bersalah untuk dirinya.
“Dan untuk kau juga... Aku merasa bersalah... Jadi Tunggu saja. Aku akan membantumu... Tidak... Hye Ja akan membantumu.”ucap Hye Ja.
“Aku tak butuh bantuan, jadi...” kata Joon Ha dan Hye Ja langsung menyela.
“Hye Ja akan membantumu. Semuanya bisa kembali seperti semula... Sungguh..” ucap Hye Ja yakin
Joon Ha mengingat yang dikatakan Hye Ja sebelumnya. “Kesempatan untuk memutar kembali waktu... Aku bisa melakukannya... Jangan menyesal nanti Ini... Tak bisa dikembalikan lagi.”
“Apa Hye Ja akan pulang?” tanya Joon Ha. Hye Ja yakin kalau akan kembali. Joon Ha bertanya kapanHye Ja menjawab Segera.
Saatnya tidur siang setelah makan, Hye Ja pun ikut tertidur lalu terbangun lebih dulu dan mendekati si kakek yang tertidur dikursi roda. Ia pun mencoba melepaskan jam tangan kakek tapi si kakek terbangun dan menjerit histeris.
“Kembalikan! Ini milikku.. Ini milikku!” jerit Hye Ja. Tuan Park dan Joon Ha keluar untuk melerai keduanya. Hye Ja terus berusaha mengambil jam dari tangan si kakek dan terjadi kegaduhan.

Joon Ha akhinya memberikan minum untuk Hye Ja yang terlihat tanganya gemetar. Tuan Park ingin bicara, Hye Ja lebih dulu bicara kalau itu Jam tangan miliknya. Tuan Park ingin tahu alasan Hye Ja  berpikir berpikir begitu. Hye Ja mengatakan karena tahu. 
“Siapa yang akan percaya itu? Apa Kau punya bukti itu milikmu? Adakah yang melihatnya?”ucap Tuan Park
“Kau tahu... Kau sudah melihatnya.” Kata Hye Ja. Tuan Park akhirnya bisa mengerti.
“Jika kau bersikeras barang orang lain adalah milikmu tanpa bukti, itu pencurian. Ada beberapa orang tua yang mencuri barang-barang orang lain karena keserakahan. Tapi itu akan menghentikan siapa saja untukdatang ke sini. Mereka akan takut padamu. Jika kau berjuang secara finansial...” ucap Tuan Park
“Biarkan kubawa dia pulang.” Kata Joon Ha tak ingin Hye Ja tersakiti. Hye Ja terus mengatakan kalau arloji itu miliknya.
“Dia tak terlihat seperti orang seperti itu. Bagaimana bisa dia coba mencuri?” komentar para nenek. Si nenek Hostel pun sedih melihat temanya. Joon Ha pun membawa Hye Ja keluar. 



Joon Ha membawa Hye Ja ke taman dan membelikan jus karean Jika pulang sekarang maka keluarganya akan khawatir jadi akan mengantar pulang begitu Hye Ja tenang. Hye Ja tahu kalau Joon Ha berpikir dirinya yang sedang mencoba mencuri.
“Tentu saja... Karena aku satu-satunya yang ingat.” Ucap Hye Ja.
“ Aku tak tahu apa yang terjadi, tapi sepertinya kau tak harus kembali ke sini. Harusnya kau tak berada di ruangan yang sama dengan kakek itu lagi.” Kata Joon Ha.
“Apa Itu yang bosmu katakan?” tanya Hye Ja. Joon Ha mengaku kalau iyu yang dipikirkan. Hye Ja tak percaya Joon Ha  bisa mengatakan itu.
“Aku tak melakukan ini hanya untuk kepentinganku sendiri.” Kata Hye Ja.
“Aku tak butuh bantuanmu, nek... Kau tak perlu mengkasihani aku. Aku...lelah. Serius!” ungkap Joon Ha.
“Ada begitu banyak hal yang harus dikembalikan. Tapi tak ada yang bisa kulakukan tanpa arloji itu.” Ucap Hye Ja sambil menangis. Joon Ha hanya bisa menatapnya. 


Hye Ja bertemu dengan teman-temanya, Sang Eun pikir Hye Ja pasti sangat syok lalu memastikan kedaanya baik-baik saja. Hye Ja pikir  Karena mereka temanya jadi khawatirkan dirinya lebih dari siapa pun.
“Jika kupikirkan lagi, tak bisa kumengerti kenapa aku melangkah sejauh ini.Dengan semua orang menonton dan orang tua itu sangat menentang, mak aku akan mundur.” Ucap Hye Ja pasrah
“Arloji itu bukan hanya sekedar arloji bagimu. Hye Ja, tak bisakah kita hidup seperti ini saja? Kita baik-baik saja.” Kata Sang Eun. 
“Dia benar. Kita baik-baik saja. Kita masih bisa minum bersama seperti sebelumnya.” Ucap Hyun Joo
“Ini bukan hanya soal aku. Semuanya sudah hancur. Sedemikian rupa sehingga aku tak bisa berbuat apa-apa. Kalian mungkin tak akan mengerti sampai kalian menua dan tak berdaya sepertiku.” Ucap Hye Ja. 


Di bar
Hee Won  menceritaselalu berpikir ada sesuatu yang aneh pada diri Hye Ja karena Ketika Hye Ja melemparkan dirinya ke arah si kakek dan itu benar-benar membuatnya takut. Ia bertanya apakah Joon Ha kenal keponakannya. Joon Ha menganguk
“Apa itu benar? Apa Kau berkencan dengannya? Sepertinya tidak.” Komentar Hee Own.
Joon Ha tiba-tiba bisa melihat kenangan saat duduk bersama dengan Hye Ja di tempat biasa mereka mengobrol.
Flash Back
Hye Ja bahagai karena melihat ada pelangi di mangkuk supnya. Joon Ha memberitahu kalau Bukan pelangi tapi hanya minyak. Hye Ja mengeluh Joon Ha sangat tak romantis lalu membahas Jika ke Kutub Utara, bisa lihat aurora.
“Akan kupastikan untuk lihat aurora suatu hari.. Seperti ini, aku akan naik kereta jurusan Siberia.” Ucap Hye Ja mengangkat kepalanya. Joon Ha menganguk setuju.
“Menurut pendapatku, aurora adalah sebuah error.” Kata Hye Ja. Joon Ha pikir Hye Ja mengatakan Aera
“Error, bug, kekeliruan... Aku membaca ini di suatu tempat. Aurora awalnya adalah medan magnet di luar Bumi. Tapi tak sengaja mengalir ke Kutub Utara. Itu berarti... aurora tak dimaksudkan untuk ada. Itu hanya error yang terjadi secara kebetulan.” Jelas Hye Ja.
“Itu Sama sepertiku... Tapi, sangat indah... Error itu... Walau itu sebuah error... Error pun bisa indah...Sampai membuat air mata tumpah. Aku... jika bertemu aurora, sepertinya akan menangis. Aurora... Sepertinya mereka akan sangat indah.” Ucap Hye Ja berkaca-kaca 
Hee Won memberitahu Jika semuanya berjalan sesuai rencana,mereka akan pindah ke Cina Dan kemudian akan menarik pelanggan dalam bahasa Cina. Hyun Joo menatap kenangannya lalu bertanya apakah Hee Won mengingat janjinya.
“Kau bilang aku bisa pergi kapan pun aku ingin.” Kata Joon Ha. Hee Won membenarkan
“Jadi Apa kau ingin melakukan sesuatu yang lain sekarang?” tanya Hee Won. Joon Ha mengaku belum
“Tapi aku akan pergi begitu aku melakukannya.” Kata Joon Ha. He Won pikir bisa membicarakan nanti karena harus pindah ke China dulu dan mengajak bersulang!



Young Soo menyapa lagi dichannelnya, sambil berbaring diatas tempat tidur menceritakan kalau Punggungnya sakit dan tak punya pilihan selain berbaring untuk siaran hari ini jadi meminta agar mengerti.
[Lihat bedebah ini. Dia mencoba sesuatu yang lain. Apa itu siaran berbaring lagi? Apa Kau meniru nenekmu? Dia mengarang segala macam alasan.] komentar penonton.
“Ahh... Serius. Aku tak mengarang alasan... Aku bekerja untuk mencari nafkah, dan punggungku cidera.. Coba Lihat. Kau lihat ikat pinggang ini, kan? Aku benar-benar sakit.” Ucap Young Soo
“Sudah jelas. Dia akan pura-pura menyedihkan dan bilang dia terluka untuk meminta lebih banyak bintang.” tulis komentar lain.
[Dia mungkin benar-benar terluka.]
[Apa kau pengacaranya? Dia pria yang hidup dari kebohongannya. Apa Kau meminjamkan uang kepadanya atau apa? Apa dia mengambil pacarmu? Dasar pecundang.]
“Mereka bertengkar lagi.... Tuan Hard Puncher, Tuan Ppukka! Sudah kubilang jangan bertengkar. Mari akur.” Ucap Young Soo
“Apa Kau ingin bertemu dan bertarung? Kau tak punya nyali untuk bertemu. Pecundang”tulis komentar.
“Kelihatannya sangat serius... Ini salahku, berhenti bertengkar... Tak boleh bertengkar. Kita akan dapat masalah!” keluh Young Soo. 


Hye Ja terbaring di ruang tengah, Tuan Kim melihat anaknya berkomentar Harusnya tidur di kamar lalu duduk di depan kamar mandi dan merasakan kakinya terasa kaki dan melepaskan kaki palsunya. Hye Ja terbangun dari tidurnya dan kaget melihat melihat ayahnya.
Tuan Kim panik tapi akhirnya tak bisa berkata-kata. Hye Ja panik melihat ayahnya pakai kaki palsu dan hanya keseleo. Tuan Kim binggung menjelaskanya. Hye Ja bertanya bagaimana bisa ini terjadi. Tuan Kim menagku Terjadi begitu saja dan baik-baik saja.
Hye Ja mengingat saat menyelamatkan ayahnya sebelum terjadi kecelakaan. Tuan Kim mengaku baik-baik saja sekarang. Hye Ja merasa bersalah meminta maaf pada ayahynya sambil menangis. 
“Ada hal yang disebut Hukum Pertukaran Ekuivalen. Ketika menginginkan sesuatu, kau harus menyerahkan sesuatu yang sama berharganya dengan itu. Itulah aturan dunia ini. Aturan pertukaran di dunia ini berbeda dari yang kukira.” Gumam Hye Ja membersihkan sisir di salon ibunya.
“Kupikir kematian Ayah, masa muda, mimpi, dan cintaku itu setara. Namun, sebodoh ketika seorang anak mencoba membeli hadiah mahal di supermarket dengan hanya 1000 won di tangannya.” Gumam Hye Ja.
“Aku tahu. Jika aku memutar arloji dan menjadi muda lagi, dan jika sesuatu perlu dikorbankan lagi sebagai gantinya, aku tak akan bisa mengatasinya.”gumam Hye Ja. 


Pagi hari Hye Ja sudah ada didapur, Nyonya Lee bertanya apa yang dilakukan anaknya padahal akan bangun dan membuat sarapan. Hye Ja mnegaku bangun duluan, jadi kuputuskan untuk membuat makarel rebus meminta ibunya agar mencicipnya. Nyonya Lee memujinya kalau rasanya baik.
“Apa ada ikan kembung di rumah? Sudah lama sejak aku tak belanja.” Ucap Nyonya Lee
“Ibu terlalu sibuk untuk membeli bahan makanan. Apa Ibu ingin pergi ke pasar denganku sesudah sarapan? Aku biasa ikut dan makan pancake ketika masih kecil. Pancake yang pedas dengan penuh cinta.” Ucap Hye Ja. Nyonya Lee setuju.
Hye Ja memanggil kakak dan ayanya untuk sarapan.  Nyonya Lee merasa lebih baik membawa sarapan untuk anaknya yang mematahkan punggungnya. Tapi Hye Ja mengaku sudah membawakan untuk kakaknya dan meminta ibunya untuk makan saja. Tuan Kim pun akhirnya keluar kamar.
“Aku membuat makarel rebus dengan lobak... Rasanya sangat manis. Ayo Cepat makan  Ayah bisa makan semua tulang ini... Itu akan baik-baik saja. Karena itu sumber kalsium yang bagus.” .” Ucap Hye Ja memberikan ikan untuk ayahnya.
“Apa kau bermimpi? Sampai suasana hatimu seperti ini. Apa Mimpi keberuntungan?” ucap Nyonya Lee.
“Aku bermimpi sejenak.” Akui Hye Ja. Nyonya Lee ingin tahu Mimpi apa itu. Hye Ja mengaku tak ingat dan mengajak semua makan saja. 



Keduanya pergi ke pasar.  Hye Ja mengajak ibunya beli kacang lalu makan nasi kacang. Nyonya Lee tahu anaknya  tak suka kacang. Hye Ja tahu Kacang bagus untuk menopause karena penuh dengan estrogen dan bergegas pergi untuk membeli kacang.
“Kudengar delima juga bagus” ucap Hye Ja dan bertanya apakah Ada buah delima juga lalu beroikir  lebih baik  bertanya di toko buah untuk itu.
“Astaga, Bu... Siapa yang menjual buah delima selama musim ini?” kata Si bibi. Hye Ja mengaku tak tahu.
“Sangat menyenangkan melihat kau berbelanja dengan putrimu seperti ini.” Kata si bibi. Nyonya Lee terlihat bingung.
“Dia menantunya. Tak lihatkah wajahnya sangat berbeda? Kau ibu mertuanya, kan?” ucap si bibi. Hye Ja membenarkan.
“Aku butuh sesuatu yang bagus untuk menopause.” Ucap Hye Ja.
“ Bagaimana dengan obat herbal? Apa efektif? Kudengar mereka membuat teh menggunakan bunga bulu.” Ucap si bibi.
Nyonya Lee terlihat tak enak hati pada anaknya, Hye Ja terlihat santai mengajak ibunya untuk mebeli seikat bunga bulu karena menghasilkan cukup uang untuk itu. Si bibi berkomenatr Menantu Hye Ja  pasti baik terhadapya.
“Kau bahkan merawatnya ketika dia sedang mengalami menopause. Benar, Bu?” komentar si bibi. Hye Ja membenarkan.
“Menantuku adalah yang terbaik.” Kata Hye Ja. Si bibi melihat Hye Ja  sangat lucu berkomentar Orang mungkin berpikir Hye Ja adalah putrinya. 


Hye Ja berjalan mengaku bisa mencium mie kaldu ikan teri dan Menu ini harus ditentukan sebagai obat lalu bertanya apaka ibunya tak lapar. Nyonya Lee yang melamun terlihat binggung.  Akhirnya mereka duduk di restoran makan mie teri.
“Aku selalu datang ke sini dengan Ayah. Ini pertama kalinya aku bersama Ibu.” Cerita Hye Ja.
“Apa ini yang kalian berdua ketika keluar untuk makan? Kupikir sesuatu yang istimewa.”ejek Nyonya Lee
“Apa Ibu tak tahu seberapa bagus ini? Ketika berbaring tidur, aroma kaldu ini melekat di hidung.” Kata Hye Ja. Nyonya Lee mengeluh kalau itu Alasan yang payah.
“Aku yang traktir, Ibu jangan bayar.”ucap Hye Ja. Nyonya Lee menyetujuinya.
“Bahkan jika Ibu dan Ayah bercerai, aku akan ada di sisi Ibu. Hanya kau yang bisa tahan dengan seseorang seperti Ayah. Bahkan Buddha tak bisa hidup bersamanya..” Cerita Hye Ja. Nyonya Lee hanya diam.
“Dia tak pernah menjawab pertanyaan. Bahkan ketika menjawab, itu pun sangat tidak jelas Dia selalu tak peduli dengan orang lain. Bahkan ketika kehabisan beras, dia terus membaca bukunya.” Kata Hye Ja bisa mengerti.
“Ayahmu tak seburuk itu.” Kata Nyonya Lee membela
“Walau begitu, dia pasti punya selera yang bagus pada wanita. Dia memilih Ibu yang pandai mencari nafkah, dan tak pernah membiarkan anak-anaknya kelaparan setidaknya.” Komentar Hye Ja.
“Jika aku adalah nenek, maka Aku akan memukul Ayah dan bertanya apa dia menikah dengan Ibu karena dia butuh pelayan Aku akan selalu ada di sisi Ibu bagaimanapun caranya. Ibu akan mendapatkan dukunganku terlepas dari keputusan apa yang Ibu buat. “ kata Hye Ja. Nyonya Lee menatap anaknya berkacak-kaca



Hyun Joo didalam helmnya mengumpat Para Keyboard Warrior yag bicara seolah-olah akan muncul. Saat itu seorang pria datang, Hyun Joo memanggil apakah ia Hard Puncher lalu berkomentar kalau pria itu  Lebih berani dari yang dipikir. Si pria memastikan Hyun Joo “Ppukka”
“Kenapa? Apa Kau takut?” ucap Hyun Joo. Si pria melihat Hyun Joo yang  memakai helm.
“Aku tak ingin menunjukkan wajahku padamu.” Kata Hyun Joo. Si pria menduga kalau wanita
“Kenapa? Apa Kau akan bertindak seperti pria terhormat yang tak memukul wanita? Perlakukan aku sebagaimana biasanya!” ucap Hyun Joo. Si pria mengeluh wanita dibalik helm itu payah sekali.
“Kau suka pecundang itu, kan? Kau pasti menyukainya. Itu sebabnya kau tak bisa menjawab pertanyaanku... Kenapa? Apa kau mengasihani dia? Kudengar semua wanita bermimpi berpura-pura seperti Bunda Teresa sambil bertahan dengan pecundang seperti dia.” Komentar si pria.
“Tidak seperti itu!” teriak Hyun Joo marah. 


Young Soo membuat siaran lagi mengaku  tak enak badan sekarang, tapi merasa bertanggung jawab untuk ini karena terjadi di ruang obrolannya. Ia pikir  Dengan rasa tanggung jawab itu, akan live updates dari tempat pertemuan mereka.
“Aku siap untuk memanggil polisi jika diperlukan, jadi jangan khawatir. Tapi kau harus tetap diam... Ayo Diam mulai sekarang. Kita hampir sampai. Apaini Mengerikan? Aku akan update sebentar lagi. Ayo.” Ucap Young Soo
Beberapa orang mulai berkomentar, Young Soo meihat keduanya berdiri berhadap-hadapan dan memperlihatkan gambar keduanya saling berhadapan. Penonton merasa Semakin menarik dan akan menyenangkan. Young Soo tiba-tiba merasa terlihat seperti Hyun Joo.

“Lalu apa kalau bukan? Apa Tidak menonton si idiot itu membuatmu merasa, "Oh, hidupku tak terlalu buruk"? Bukankah itu memberimu kelegaan? Mungkin itulah yang kau rasakan.” Ejek Si pria
“Ya, itu sebabnya aku masuk ke ruang obrolan itu.” Akui Hyun Joo
“Bahkan idiot menyedihkan seperti dia bisa hidup.” Kata Si pria. Akhirnya Hyun Joo melepaskan helmnya.
Young Soo terkejut melihatnya lalu menurunkan cameranya. Hyun Joo langsung memberikan tendangan dan membuat si pria terjatuh dengan hidung berdarah. Ia mengaku kalau Young Soo adalah cinta pertamanya.
“Dan juga, sekarang pun masih menyukainya. Aku tahu dia benar-benar pecundang, tapi aku menyukainya. Jadi jika perlu dihancurkan, maka aku akan melakukannya. Jika aku melihatmu berbicara buruk soal dia sekali lagi... Kau tahu apa arti "pengebirian", kan?” ucap Hyun Joo Young Soo terdiam dan banyak penonton yang memberikan bintang.



Hye Ja pergi ke Aula Pameran Hyoja, lalu melihat si kakek dan berjalan mendekatinya. Joon Ha dan Tuan Park melihat dari kejauhan. Hye Ja duduk disampingnya bertanya apa yang didapatkanatas pertukaran masa mudanya.
“Apa yang ingin kau ubah dengan memutar kembali waktu?” tanya Hye Ja mengingat kejadian sebelumnya mengingat saat melihat surat cerai ayah dan ibunya.
“Apa Kebahagiaan keluarga? Apa Kesehatanmu hancur Atau cintamu yang tak pernah terwujud?” tanya Hye Ja mengingat tenang ayah dan juga Joon Ha.
“Apapun itu, kuharap sepadan. Mungkin kau sudah tahu, segalanya dalam hidup membutuhkan harga.” Kata Hye Ja. Si kakek pun menatap Hye Ja yang menerima sebuah selimut. 
Bersambung ke episode 8

 Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar