Yeon Woo
tak tahu siapa sebenarnya Tuan Chae, tapi akhirnya duduk diruangan. Geun Sik
memegang bola golf bertanya apakah tidak tahu siapa dirinya. Yeon Woo
mengelengkan kepela. Geun Sik pikir kalau
Kang Seok sudah memberitahu, Yeon
Woo mengaku belum diberitahu.
“Apa Kau
sudah bilang halo, ke ikan masku?” ucap Geun Sik. Yeon Woo binggung tapi
akhirnya menyapa ikan mas di aquarium dengan wajah canggung.
“Kudengar
kau jenius... Semua orang di sini jenius... Apa Kau juga lulus dalam setahun?”
ucap Geun Sik. Yeon Woo binggung dan gugup.
“Itu
sebabnya sejak perusahaan kita didirikan, ada pepatah populer yang berbunyi,
"Aku tidak bisa menang jika hanya
kompeten. Lawan juga tidak hanya kompeten."” Jelas Geun Sik.
Saat itu
seorang pria masuk ruangan karena Geun Sik mencarinya, Geun Sik ingin tahu Di
mana laporan litigasi Samil Group. Pria
itu mengaku berada di luar kota akhir
pekan lalu karena harus menghadiri
pernikahan temannya jadi lupa mengerjakanya. Geun Sik menganguk
mengerti.
“Aku akan
menyelesaikannya besok pagi.” Ucap si pria. Geun Sik pikir tidak perlu.
“Kau
dipecat.. Kau tidak perlu datang besok.” Ucap Geun Sik. Si pria shock
mendengarnya.
“Tapi
ini... Anda... Anda tidak bisa...memecatku seperti ini.” Ucap Si pria. Geun Sik
mengeluh si pria yang terlalu cerewet.
“Aku bisa
memecatmu seperti ini. Aku bisa
memecatmu dengan banyak cara... Jadi,
pergi...” kata Geun Sik. Si pria akhirnya keluar ruangan. Yeon Woo pun hanya
terdiam.
Geun Sik
mengaku sebagai mentor pembimbing Kang dan Ham rekan masa percobaan jadi itu
artinya akan menunggu saat Yeon Woo
membuat kesalahan, bahkan saat membuat kesalahan terkecil, maka ia akan
menangkap dengan intuisi dan kegigihan dan
akhirnya kau akan meledak menjadi
bencana.
"Aku
tidak bisa menang jika hanya kompeten.”
Ucap Geun Sik dan Yeon Woo tahu kelanjutanya “Lawan juga tidak hanya
kompeten."
“Benar.
Lawan juga tidak hanya kompeten. Begitulah caraku bisa memecatmu. Dan Berikan bola
itu pada Kang Seok dan katakan padanya bahwa
dia seharusnya tidak perlu membuang
waktu dengan membuat ancaman. Dadu telah digulirkan, dan kami sudah berperang.”
Ucap Geun Sik.
Di
ruangan, Kang Seok membaca artikel ["Joseong Group Mengambil Alih
Perusahaan Taejin"] Yeon Woo datang memberikan bola Golf, kalau Geun Sik
memberitahu jangan membuang waktu membuat ancaman. Kang Seok sudah tahu kalau
Geun Sik bilang “dadu telah digulirkan dan
kami sudah berperang.
“Itu
mottonya. Dia telah seperti itu sejak masih kuliah. Jangan pedulikan dia. Bagaimana
kasus pro bono?” ucap Kang Seok. Yeon Wook melihat artikel yang ada diTablet
Kang Seok.
“Kenapa
si Brengsek itu ada di foto ini? Dialah orang yang menjebakku dengan kantong
narkoba.” Ucap Yeon Woo melihat si pria.
“Apa Maksudmu,
orang yang menjebakmu dengan narkoba
adalah putra dari Presiden Park Joseong Group?” kata Kang Seok. Yeon Woo baru
tahu kalau pria itu anak dari Joseong Group
“Menarik...
Kudengar dia sering pergi ke klub.” Ucap Kang Seok.
“Dia
menyukai klub dan yang lebih dia sukai
dari alkohol...” ucap Yeon Woo dan Kang Seok tahu maksudnya itu Narkoba.
“Omong-omong,
kau bisa berakting?” tanya Kang Seok. Yeon Woo terlihat gugup.
Di sebuah
ruangan, dua wanita menemani anak Tuan Park yang sudah sedikit mabuk. Saat itu
ponselnya berdering, Yeon Woo mengatakan hal yang sama karena anak Tuan park
yang bisa mengangkat telpnya jadi artinya belum ditangkap. Anak Tuan Park tak
tahu siapa yang menelpnya.
“Aku seseorang
yang ingin mengajarimu bagaimana
menakutkannya manusia.” Ucap Yeon Woo.
Anak Tuan Park tak mengubrisnya memilih untuk menutup telpnya.
Saat itu
Kang Seok masuk ruangan, dua wanita ketakutan dan langsung bergegas pergi. Anak
Tuan Park meminta wanita itu tak pergi dan bertanya pada Kang Seok yang tiba-tiba
masuk ruangan.
Yeon Woo
berada di sebuah ruang sauna, memastikan pria yang ditemuinya itu Presiden Park
Myeong Hwan dari Joseong Group, dan juga
menggugat Pengacara Choi yang saat ini
bekerja di Kang dan Ham dengan memperlihatkan surat gugutan. Tuan Park dengan
nada sinis bertanya siapa yang berani menemuinya.
Di ruang
bar Karaoke.
“Pengacara
Choi Kang Seok bekerja di Kang dan Ham... Ada saksi yang melihat kau
menyalahgunakan jenis narkoba baru
tanggal 7 April. Tapi di sini, kau melakukannya lagi. Pokoknya, orang itu melaporkanmu
ke polisi.” Ucap Kang Seok. Anak Tuan Park terlihat binggung.
Saat itu
beberapa polisi datang dan langsung mencari target operasi, anak Tuan Park
sedikit tersadar. Kang Seok memberikan berkas meminta anak Tuan Park memberikan
tanda tangan maka akan membela atas nama
perusahaan.
Anak Tuan
Park ketakutan langsung memberikan tanda tangan, polisi mencoba membuka semua
pintu ruangan. Saat itu juga Kang Seok langsung mengunci pintu maenahan agar
polisi tak masuk.
Yeon Woo
akhirnya menyambungkan ponselnya dengan Kang Seok yang ada dibar, Kang Seoo
mengaku Pengacara Choi, dan akan
bertanggung jawab membela anaknya di pengadilan. Tuan Park malah menyindir Kang
Seok yang mencoba memanfaatkan ananya untuk mengancam.
“Tapi
yang perlu kulakukan adalah memanggil beberapa polisi dan jaksa...” ucap Tuan
Park licik
“Dia
ketahuan bertingkah hari ini, dan ada cukup bukti untuk membuktikan dia bersalah, jadi tidak
ada koneksi Anda yang bisa. menghentikan
dia masuk penjara. Selain itu, Anda masih bisa mengajukan gugatan padaku seperti yang disarankan Jaksa
Chae.” Ucap Kang Seok. Tuan Park tak mengerti maksudnya.
“Jika Anda
menarik gugatan itu, maka aku akan membela putra Anda di pengadilan.” Ucap Kang
Seok memberikan tawaran.
“Siapa
pun bisa membela putraku di pengadilan.”
Kata Tuan Park yakin. Kang Seok mengejek kalau mendengar kata “Siapa pun”
“Aku
satu-satunya yang ada di TKP bersamanya.
Apa Anda tidak keberatan dengan itu?” kata Kang Seok
“Pengacara
Choi selalu berhasil mencapai
kesepakatan, entah itu dengan membuat kesepakatan
atau membuat ancaman.” Kata Yeon Woo menyakinkan
“Seperti
yang dia katakan, aku menawarkan
kesepakatan sekarang. Tapi, Anda menganggapnya sebagai ancaman dan menggiring
konflik.” Komentar Kang Seok
Kang Seok
pikir akan merobek kontrak yang sudah ditanda tangani oleh anak tuan Park lalu
membuka pintunya. Anak Tuan Park panik lalu berbicara pada anaknya kalau
sungguh akan mati dan apakah ayahnya tidak akan menyelamatkan putranya atau
malah akan membunuhkunyajadi meminta agar menolongnya.
Tuan Park
akhirnya menahan amarah dan langsung merobek surat gugutan. Yeon Woo
memberitahu Presiden Park memutuskan untuk
menerima tawaran Kang Seok. Akhirnya Polisi mengetuk pintu meminta agar
membukanya, Kang Seok pun membuka dengan santai dan membiarkan anak Tuan Park
dibawa keluar.
Anak Tuan
Park dibawa oleh dua polisi ke dalam mobil, di pakiran terlihat Tuan Park
melihat anaknya dari dalam mobil. Kang Seok pun melihat Tuan Park yang menatap
dari jauh. Yeon Woo pun menemui Kang Seok sambil mengumpat pada anak Tuan Park
yang memang bajingan.
“Kita
harus membuatnya menjalani hukuman
maksimal.” Ucap Yeon Woo
“Tidak...
Jika Presiden Park membayar banyak orang
dan menggunakan semua koneksinya, aka dia akan mengeluarkannya. Kau
tidak bisa menangkap orang seperti itu kecuali dia tertangkap basah.” Kata Kang
Seok
“Bukankah
Anda berpikir, aku aktor yang hebat hari
ini?” ucap Yeon Woo ingin melakukan high five dengan kepalan tangan. Tapi Kang
Seok tak mengubrisnya dan memilih pergi.
Yeon Woo
pulang ke rumah, kaget melihat Se Hee sudah duduk sambil menangis lalu bersadar
pada Yeon Woo sambil mengomel karena tidak mengangkat teleponnya. Akhirnya keduanya masuk rumah
yang sudah berantakan, Yeon Woo tak percaya kalau preman itu mencoba menyakiti
Se Hee.
“Ini
tidak benar... Mari laporkan polisi.” Ucap Se Hee. Yeon Woo pikir tidak bisa
melakukan itu.
“Jika
kita melapornya, Cheol Soon juga akan
ditangkap.” Kata Yeon Woo. Se Hee kaget karena ternyata Yeon Woo sudah
mengetahuinya dan ingin tahu apa yang terjadi.
“Tenanglah.
Kita bicara nanti.” ucap Yeon Woo melepaskan jaketnya. Se Hee melihat ID Card
yang terjatuh [Kang dan Ham, Pengacara
Go Yeon Woo]
“Kurasa
tidak aman bagi kita berada di sini
untuk sementara waktu. Kau harus...” ucap Yeon Woo langsung disela oleh Se He.
“Yeon
Woo... Apa ini? Jadi Begitu rupanya. Kau
menjadi seorang pengacara... Aku tidak tahu... Kau pasti sangat sibuk.... Aku
minta maaf tidak cepat tanggap.” Ucap Se
Hee dengan nada sinis.
“Se Hee,
bukan begitu... Tapi aku tidak begitu yakin.” Ucap Yeon Woo mencoba
menjelaskan.
“Tentang
Oppa dan kau. Aku merasa seperti berada
dalam kegelapan. Apa begitu?” ucap Se Hee dengan wajah sedih. Yeon Woo
pun hanya bisa terdiam tanpa bisa membela diri.
Da Ham
masuk lobby, Geun Sik dengan senyuman bahagia bertanya Apa rencananya mulai sekarang. Dan Ham
mengaku penasaran mengapa k Geun Sik bertanya tentang rencananya. Geun Sik
pikir Da Ham telah melihat gugatan
tersebut, kalau Kang Seok yang akan meninggalkan perusahaan.
“Apa Pak
Choi akan keluar?” tanya Geun Sik pura-pura tak tahu. Da Ham mengerti yang
dimaksud karena Joseong Group. Geun Sik membenarkan.
“Mereka
menarik gugatannya.” Ucap Da Ham. Geun Sik kaget merasa kalau itu tak mungkin
dan bertanya kapan itu terjadi lalu ingin menelp Tuan Park
“Dia mungkin
tidak akan mengangkatnya. Mengenai memorandum yang dia teken ketika menarik gugatan, dia bilang tidak akan
menghubungi pengacara Kang dan Ham
nantinya. Dan kurasa, terkhusus untuk seseorang
bernama Chae...” ucap Da Ham dan Geun Sik langsung bergegas pergi. Da Ham
dengan sinis menunjuk kalau yang dimaksud adalah Geun Sik.
Gina
membawakan berkas menaruh diatas meja Yeon Woo memberitahu kalau itu manual
protokol internal Kang dan Ham jadi
harus mendapatkan informasi jika tidak ingin
Pak Chae menginjaknya. Ia merasa
kalau sikanya agak keras, memberikan
bantuan khusus, tapi Yeon Woo seperti tak medengarkan sampai akhirnya
Gina memanggil. Yeon Woo pun tersadar.
“Kau
bilang meminta bantuan padaku kemarin.”
Ucap Gina. Yeon Woo bingggung malah bertanya kapan, lalu teringat kalau kemarin
datang ke ruangan Gina.
Yeon Woo
pun melihat forum yang dibuatnya. Gina mengerti kalau Yeon Wooharus
meningkatkan jumlah pengunjung, jadi mengingikan agar membantu menemukan orang untuk mengikuti
forumnya. Yeon Woo membenarkan.
“Sepertinya
kau sangat genius, Pak Go... Kau jenius dalam hal membuat orang marah.” Sindir Gina, Yeon Woo
hanya bisa melonggo.
“Apa Kau
pikir kami lelucon? Menurutmu Kang dan Ham adalah tempat di mana kami menciptakan
selebriti media sosial?” keluh Gina dengan nada tinggi. Yeon Woo heran melihat
Gina yang terlihat kesal dan memanggil dengan nama belakan.
“Astaga,
kau baru saja memanggilku Gina? Aku
tidak percaya ini. Kau pasti berpikir aku lelucon... Luar biasa.” Ucap Gina
marah. Yeon Woo menahan Gina agar tak pergi.
Gina
makin kesal mendengar Yeon Woo memanggilnya dengan nama belakang. Akhirnya Yeon
Woo dengan sopan memanggil “Nona Kim”. Keduanya duduk bersama Yeon Woo
memperlihatkan sebuah gambar kalau korbannya, Bu Kim Mi Sook, dan putrinya, Hee Soo, dan bertuliskan "Terima kasih, Pak
Pengacara."
“Aku
sungguh ingin membantu mereka dan menerima rasa terima kasih mereka. Tapi, aku
belum menjadi pengacara sungguhan, dan
tidak ada yang bisa kulakukan di sini.
Aku bisa mati frustrasi.” Akui Yeon Woo. Saat itu Kang Seok datang melihat
keduanya.
“Jika kau
bisa mati karena frustrasi, tidak akan
banyak orang yang hidup. Kau menemukan dadu
lalu melemparkannya. Lalu, mengapa berdiri di sini? Kau harus bergerak
maju sesuai dadu.” Ucap Kang Seok
melihat layar komputer.
Ia
melihat forum yang dibuat Yeon Woo [Mencari Korban Pelecehan Seksual dan
Pemecatan Geumjeong] dan langsung mengirimkan pada Ryu Hyun Jin, Park Inbee, Kim
Yuna, Yeon Woo kaget seperti tak berpikir yang dilakukan atasanya. Kang Seok
pikir Yeon Woo sudah melihat foto di ruang kerjanya.
“Anda
seharusnya bisa membantuku sebelumnya.” Keluh Yeon Woo
“Kita
tidak punya waktu dan perlu meningkatkan
jumlah kunjungan dan mulai trending malam ini.” Ucap Kang Seok berhasil
mengirimkan email.
Yeon Woo
dan Gi Na hanya bisa terdiam, Kang Seok menegurnya menyuruh mereka agar Mulai
bekerja, keduanya pun bergegas duduk kembali. Gina akhirnya meminta maaf karena
sudah marah sebelumnya. Yeon Won pun ingin tahu apakah akan membantunya
sekarang. Gina menganguk.
“Aku juga
memiliki beberapa kenalan. Aku bisa membagikan ini di media sosialku. Itu akan menyebar lebih
cepat.” Ucap Gina mengambil mouse.
Beberapa
saat kemudian, Tulisan Yeon Woon tentang [Kelompok Korban Pelecehan
Seksual dan Pemecatan Geumjeong, baru
ada 3 Pengunjung, lalu lama kelamaan meningkat,
sampai ke 56 Pengunjung, bahkan 113 Pengunjung, mereka pun terlihat
bahagia.
“Aku
seharusnya meminta bantuanmu sebelumnya.
Mengapa aku begitu bodoh tidak melakukan ini lebih cepat?” keluh Yeon Woo
“Ini
bukan kebodohanmu... Ini karena aku jenius.” Ungkap Gina bangga.
Esok paginya,
Yeon Woo mendapatkan Petisi untuk menutup situs web, padahal butuh waktu
semalaman untuk menjadikannya situs web
nomor satu. Dan Nam menjelasnkan Perusahaan besar seperti itu tidak akan membiarkan Yeon Woo berjalan
dengan baik
“Mereka
tidak akan tinggal diam dan membiarkanmu merusak citra mereka.” Jelas Dan Ham,
saat itu Yeon Woo baru datang pun bertanya
Apa yang terjadi.
“Aku
merilis semua berita yang kau berikan
padaku ke surat kabar harian, TV, dan
jaringan berita kabel. Itu menjadi artikel
teratas di setiap situs web.” Ucap Da Ham. Kang Seok melihat judul
berita ["Kontroversi Pelecehan Seksual
Geumjeong Digitech"]
“Apa
semuanya berjalan lancar sesuai rencana kita?” tanya Yeon Woo ragu.
“Ikut
aku. Kita bisa memeriksa dan melihat apa
semuanya berjalan dengan lancar.” Kata Kang
Seok.
Yeon Woo
terdiam saat akan melangkah menaiki tangga
Pengadilan Tinggi Seoul. Kang Seok memangilnya agar segera mengikutinya.
Dalam ruang sidang, Seorang pengacara mengadu pada hakim. argumen penggugat, yang tidak beralasan, telah merusak harga
diri kliennya dan perusahaan.
“Ini
pengadilan kasus perdata. Aku tidak berurusan
dengan kasus-kasus pengadilan. “ kata Hakim. Pengacara ingin menyela
tapi hakim lebih dulu bicara.
“Tapi
bukan berarti apa yang Anda lakukan itu benar. Kasus ini belum diputuskan. Tapi,
Anda telah menyimpulkan dan menggunakan media
untuk keuntungan pihak sendiri. Ini dapat mempengaruhi citra buruk Anda.” Tegur hakim pada Kang Seok
“Saya
tahu itu.. Namun, tolong lihat data yang
dikirimkan oleh terdakwa kepada kami.” Ucap Kang Seok memberikan berkas dan
ternyata isinya kosong.
“Seperti
yang Anda lihat, tidak ada apa-apa. Kami
tidak punya cara untuk menemukan korban
lain, saksi kunci, atau saksi mata. Itu satu-satunya pilihan kami.” Ucap Kang
Seok membela diri
“Omong
kosong.. Itu tidak pernah terjadi, jadi...” kata Pengacara
“Dan
bukan kami yang mengeluarkan artikel terlebih dulu. Itu karena menyebar dengan
sangat cepat. Kami menunda rilisan berita
untuk menghentikan siapa pun yang berasumsi.” Ungkap Kang Seok.
“Jadi,
apa yang Anda inginkan?” tanya Hakim
“Daftar
karyawan wanita yang dipecat atau mengundurkan diri ketika korban sedang bekerja di sana.” Ucap Kang
Seok.
Yeon Woo
yang ada diruang sidang sebelumnya
berkomentar kalau KanG Seok memiliki aturan untuk tidak terikat secara emosional
dengan klien dengan menolak untuk mencapai kesepakatan melindungi Kim Mi Sook. Kang Seok pikir Jika tidak
bisa menemukan bukti, saksi, atau korban dengan kasus serupa, maka kasusnya akan
berakhir menghilang.
“Dan
tentu saja, itu yang mereka inginkan.” Jelas Kang Seok
“Jadi,
Anda menggunakan media untuk menghentikan
kasus itu agar tidak menghilang.” Kata Yeon Woo
“Media
pasti berpihak pada gugatan karena mereka merasa lebih banyak beban daripada pengadilan. Inilah langkah
bergerak maju sesuai dengan skakmat. Namun
dalam kasus pelecehan seksual, kita
mungkin akan menghadapi serangan balik. Kita akan berpura-pura menyerah untuk maju dan mendapatkan daftar. Jika ada
korban lain...” ucap Kang Seok
“Dia akan
melanggarnya dan orang-orang akan semakin marah.” Uap Yeon Woo
“Seorang
pengacara hanya membela. Dia tidak melindungi
atau mendukung seseorang. Jika kau merasa tersentuh, maka kau bisa
menempatkan klienmu ke dalam jebakan. Semuanya
bisa menjadi makin sulit mulai sekarang.
Menurutmu bagaimana selanjutnya? Sekarang giliran mereka untuk melempar dadu.” Jelas Kang Seok.
Akhirnya
tumpukan berkas ada dalam ruangan, Da Ham pikir kalau semua bukan hanya daftar yang
dipecat dan pensiun. Tapi catatan personil dari seluruh karyawan, slip gaji, dan bahkan
rencana liburan. Yeon Woo tahu kalau pihak mereka mencoba membuang waktu,
“Apa
mereka boleh melakukan ini?” ucap Yeon Woo tak terima.
“Mereka
sudah melempar dadu. Jadi mereka harus memindahkan setidaknya satu kotak. Kau bilang bisa
menghafal semuanya. Ini tidak akan lama. Itulah hal terbaik yang bisa kau
lakukan. Jadi, bagus, kan?” ucap Kang Seok
“Kurasa
begitu cara Anda berpikir.” Kata Yeon Woo
“ Yang
bisa mereka lakukan adalah membanjiri kita dengan kertas.” Keluh Kang Seok lalu
bergegas pergi. Da Ham pun hanya bisa memberikan semangat pada Kang Seok.
Se Hee menerima
telp dari Cheol Soon mengatakan kalau melihat sesuatu di rumah dalam firma
hukum. Se Hee seperti berusaha mengelak.
Cheol Soon memohon pada Se Hee kalau
tidak menemukannya, maka akan mati.
“Apa Yeon
Woo di Kang dan Ham? Benarkan?” ucap Cheol Soon memastikan. Se Hee hanya bisa
diam saja.
Cheil
Soon sudah babak belur memberitahu dua preman kalau yang dikatakan memang
benar, dan tidak tahu mengapa Yeon Woo merangkak kesana tapi menurutnya temanya
itu bersembunyi di Kang dan Ham.
Yeon Woo
duduk memeriksa semua berkas, Gina melihatnya dan langsung duduk membantu tanpa
bicara. Akhirnay keduanya pulang bersama , Gi Na pamit untuk pulang lebih dulu.
Yeon Woo mengucapkan Terima kasih
untuk kemarin dan hari ini. Gi Na pikir Tidak
perlu dibahas.
“Omong-omong,
sepertinya itu sudah rusak. Bukankah kau harus memperbaikinya?” ucap Gina melihat jam tangan yang dipakai Yeon Woo
“Kau
melihatnya,Ada cerita dibaliknya. Omong-omong, apa kau tertarik padaku seperti
yang lain?” ucap Yeon Woo. Gi Na bertanya apa maksudnya.
“
Kurasa... Kau tidak menyukaiku sejak
pertama kali kita bertemu. Jika ada orang yang membencimu tanpa alasan,orang bilang, setengah dari
mereka pasti tertarik padamu sebanyak
mereka membencimu.” Jelas Yeon Woo
“Rekan-rekan
lain mungkin merasa seperti itu. Maaf
memberitahumu ini, tapi aku punya alasan jelas.” Ucap Gi Na, saat itu juga Se
Hee melihat keduanya sedang berbicara dan terlihat akrab, lalu mengeluarkan
ponselnya.
Esok
pagi, Gina melihat bangku Yeon Woo kosong dan melihat sebuah surat "Alasan
pemecatan, Absen tanpa cuti, Baek Eun Young." Yeon Woo sudah ada di sebuah
apartement, dan memanggil Baek Eun Young, saat melihat seorang wanita akan
masuk rumah. Si wanita hanya diam saja akan membuka pintu.
“Kau Baek
Eun Young, kan? Kau dulu bekerja di
Geumjeong Digitech. Aku meneleponmu sebelumnya.
Aku dari Kang dan Ham...Aku tidak berusaha mengganggumu, Pertama...”
ucap Yeon Woo
“Jika aku
bersaksi,aku akan berakhir menjadi orang jahat, kan?” kata Nyonya Baek
“Tidak.
Itu tidak akan terjadi. Aku berjanji bahwa kau
akan dikompensasi atas kerugian. Kami, tidak, aku... Aku tahu kau
khawatir karena tertutup padaku. Tapi
tolong, ketahuilah bahwa aku mengerti apa yang kau rasakan.” Ucap Yeon Woo
menyakinya Nyonya Baek.
Da Ham
dan Kang Seok sudah menunggu didepan ruangan, Yeon Woo datang langsung diberi
pertanyaan apakah Nyonya Baek ingin bersaki atau tidak. Yeon Woo menjawab
tidak. Da Ham tak percaya kalau hanya itu saja.
“Tidak.
Jadi aku bilang padanya, "Bagaimana rasanya jika putrimu mengalami hal yang sama sepertimu? Dia juga
punya seorang putri. Bukankah kita harus membuat negara ini. sebagai tempat
yang lebih baik di mana wanita dan anak-anak bisa bahagia? Jadi..."” ucap
Yeon Woo
“ Terlalu
panjang... Dia akan menceramahimu.” Komentar Da Ham tak sabar.
“Jadi,
Apa Dia bersaksi atau tidak?” tanya Kang Seok penasaran. Yeon Woo membenarkan
kalau Nyonya Baek akan bersaksi. Dan akan segera datang. Kang Seok terlihat
senang meminta agar mereka meminta Pihak Tuan Jung datang dan akan melihat
bagaimana reaksi mereka.
Suasana
terasa tegang di ruangan, Nyonya Baek lalu melihat Tuan Jung dan pengacaranya
datang lalu mengeluh pada Yeon Woo yang bilang mengerti perasaannya. Yeon Woo
ingin menjelaskan tapi Pengacara Tuan Jung sudah lebih dulu berbicara.
“Baek Eun
Young, kau bekerja selama enam bulan dari
Maret hingga September 2016. Sepertinya kau tidak pernah bekerja di perusahaan lain. Ahh... Tidak... Dari Juni
hingga Agustus 2012, dan dari Mei 2013 hingga Juni 2014, kau bekerja di
Sunshine, Shuttle, dan Chohon. Ini adalah bar,
yang kita sebut "kafe ruang". “ ucap Pengacara Tuan Jung
“Apa yang
akan mereka lakukan dengan kasus ini?”
ucap Kang Seok
“Pemilik
Chohon... menggugatnya karena penipuan dan pemerasan. Dia langsung didakwa.” Kata
Pengacara Tuan Jung mengancam,
“Itu
karena dia tidak membayar gajiku...”kata Nyonya Baek membela diri.
“Tidak...
Kau meminjam uang lebih banyak darinya
sebelum itu. Kau bahkan mengancam untuk melaporkannya
ke polisi atas pemerkosaan jika dia
tidak memberimu uang. Apakah Departemen Kehakiman percaya akan kesaksiannya?”
balas Pengacara Tuan Jung.
Nyonya
Baek terlihat malu memilih untuk keluar ruangan, Yeon Woon pun mengejar Nyonya
Baek. Sementara Pengacara Tuan Jung mengejek dengan kasus Pro bono.
“Kang
Seok... Kau tidak biasanya seperti ini... Kenapa kau mengambil kasus seperti ini?” sindir Pengacara Tuan Jung.
Kang Seok hanya bisa terdiam, saat itu Nyonya Kang menatap dari luar ruangan.
Yeon Woo
mengejar Nyonya Baek sampai keluar gedung dan berusaha menahanya agar bisa
mendengar penjelasanya. Nyonya Baek pikir Tidak ada yang ingin didengar lagi.
Yeon Woo pikir seharusnya memberitahu jika hal semacam itu..
“Kau Bilang
"Hal semacam itu"? Apa Kau bilang ini semua salahku?” ucap Nyonya
Baek marah
“Tidak,
maksudku...” kata Yeon Woo dan Nyonya
Baek memutuskan tidak akan bersaksi.
Akhirnya Yeon
Woo kembali ke kantor lalu masuk lift tanpa sadara ada dua preman mengikutinya,
pesan dari Se Hee masuk “Oppa sudah tahu. Mereka mungkin pergi ke sana.” Yeon
Woo pun mengingat wajah dua pria yang sebelumnya berada didepan rumah.
Yeon Woo
akhirnya bergegas keluar dari lift, berjalan melalui lorong. Dua pria terus
mengikutinya. Yeon Woo terlihat panik dan melihat Kang Seok sudah menunggu,
lalu menahan tangan Yeon Woo karena dengan bertanya siapa Yeon Woo sebenarnya
karena ada dua preman yang mengikuti.
Bersambung
ke episode 3
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar