PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 29 April 2018

Sinopsis Suits Episode 2 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Kang Seok akan masuk ruangan, Da Ham menunjuk ke arah ruangan. Kang Seok melihat seorang pria berdiri didepan pintu ruanganya, lalu seperti memberikan kode pada Da Ham ingin tahu maksudnya. Da Ham seperti tak bisa mengerti maksudnya.
Akhirnya Kang Seok pergi ke ruangan Nyonya Kang dengan wajah kesal karena Promosiny ditarik kembali.  Nyonya Kang mengaku Atidak tahu apa yang Presiden Park dengar, tapi mengajukan gugatan dan Geun Sik pergi untuk menenangkannya.
“Jika dia menyelesaikan ini, maka kau berlututlah dan terima dia nanti.” kata Nyonya Kang. Kang Seok setuju dengan perintah atasanya.
“Lalu, tidak ada masalah  dengan promosiku. Ini tidak seperti bisnis  kita bangkrut hanya karena kehilangan klien  yang buruk.” Kata Kang Sek
“Apa Kau pikir kita tidak  akan melakukannya? Ada jutaan firma hukum dan pengacara  yang merupakan mantan jaksa. Korporasi kini membentuk  tim hukum mereka sendiri. Inilah situasi industri. Dan jika kau kehilangan klien  terbesar kita, bagaimana aku bisa mempromosikanmu  sebagai mitra seniorku? Menurutmu, apa yang akan  dipikirkan rekan lain?” ucap Nyonya Kang
“Apa rekan lain menganggap itu  penting bagimu, Bu Kang?” kata Kang Seok
“Tidak, yang lebih penting dari itu  adalah Kang dan Ham. Jika kau seorang mitra senior,  bukan hanya kau yang dipecat. Seluruh firma hukum kita  akan didakwa.” Balas Nyonya Kang.
“Kenapa kau harus membuat kebohongan itu? Kesalahan sederhana  bisa menjerat kita ke tanah, dan retakan kecil bisa  menghancurkan seluruh bangunan. Apa Kau sudah lupa bagaimana kita bisa sampai sejauh ini?” keluh Nyonya Kang
“Aku tidak akan membiarkan  kebohongan atau angkat kaki dari sekarang.” Kata Kang Seok yakin
“Jika kau membuatku terjerat dengan situasi seperti ini lagi, maka aku akan membuatmu berdiri  di depan hakim.” tegas Nyonya Kang


[#Suit2 - Jika kau memiliki kesempatan melempar dadu,  lemparlah tanpa ragu. Saat kau melempar, kau akan maju,  setidaknya satu kotak.]
Yeon Woo kaget karena tiba-tiba dipecat,  tak percaya karena Kang Seol bisa memecatnya di hari pertama kerja dan berpikir kalau ini  semacam tes. Kang Seok mengaku bukan tapi sekarangs dang berdiri di ujung pisau.
“Dan jika ada yang tahu  bahwa kau tidak berkualifikasi,  bahkan bukan  seorang pengacara, maka pisau itu akan menembus  perutku.” Ungkap Kang Seok
“Ini Selalu sama dan Selalu seperti ini. Kalian semua sama saja.” Ungkap Yeon Woo yang benar-benar kecewa.
“Masalahnya bukan aku.  Tapi kau... Syukurlah kau menyadarinya  sekarang.” Kata Kang Seok sinis
“Tapi tetap saja, Aku sedikit berharap. Aku berpikir, Anda akan berbeda. Aku pikir akan ada kesempatan yang datang padaku.” Ungkap Yeon Woo
“Tidak, kau hanya bermimpi, dan aku membuat kesalahan kecil.  Itu saja. Jadi...” kata Kang Seok yang langsung disela oleh Yeon Woo.
“Aku tidak tahu apa pisau itu, tapi tolong pertimbangkan kembali. Aku akan pastikan pisau itu tidak  menikam Anda karena aku. Aku akan membuktikan  bahwa itu bukan kesalahan...” ucap Yeon Woo dan Kang Seok un menyela
“Tidak... Kupikir kau akan menjadi  senjata nantinya. Tapi sekarang aku  berada di ujung pisau,dipikiranku hanya kau yang akan menjadi kelemahan bagiku. Ini kesalahan.” Tegas Kang Seok.
“Apa Anda berada di ujung pisau? Lalu bagaimana denganku? Aku berdiri di tepi tebing.  Jika Anda mendorongku, itu sama saja menyuruhku  harus diam dan mati.” Ucap Yeon Woo
Kang Seok bertanya apakah Yeon Woon mau memegangknya dan jatuh bersama. Yeon Woo mengaku punya banyak cara untuk itu, dengan menyindir Kang Seok yang orang seperti apa dirinya. 

Flash Back
Kang Seok berkata kalimat yang sama pada Nyonya Kang, apakah sudah lupa dengan dirinya. Nyonya Kang mengaku tak mungkin lupa tapi sedikit meragukan yang bisa dilakukan saat ini. Kang Seok meminta agar Nyonya Kang bisa menyetujui promosinya seperti yang direncanakan.
“Jika tidak, aku akan segera pergi bekerja  untuk Kim dan Jo atau Taeyang. Dan tentu saja, aku akan mengambil  semua berkas klienku.” Ucap Kang Seok sedikit mengancam.
“Ayo kita lihat... Taeyang agak jauh dari sini, tapi Kim dan Jo berjarak  sekitar lima menit jika berjalan kaki... Tapi Lupakan tentang Kim dan Jo.. Kau akan dibombardir  dengan panggilan telepon dari polisi, jaksa... dan komite disiplin  dari asosiasi pengacara. bahkan sebelum kau  menyeberang dijalan sana.” Ucap Nyonya Kang menyadarkan pilihan Kang Seok. 

“Lupakan pencemaran nama baik  dan pemerasan. Kau akan dikenakan denda karena membeli narkoba. Apa Kau baik-baik saja?” balas Kang Seok
“Kita akan melihat apa aku baik-baik saja  ketika kita berada di pengadilan. Tapi sebelum itu, Andalah orang yang  Melindungiku di depan para detektif itu  dan membuatku sampai ke titik ini dengan memberiku pekerjaan. Pada akhirnya...” kata Yeon Woo.
Flash Back
“Pada akhirnya, kau ada berada di sana bersamaku, karena bersekongkol  atas apa yang kulakukan. Tidak peduli dimana  aku akan berakhir, pengadilan atau komite disiplin, maka kau akan berdiri di sana  di sebelahku.” Tegas Kang Seok
“Kau pasti sangat marah  sampai menyalahkan diri sendiri, jadi kau ingin menyeretku bersamamu?” ungkap Nyonya Kang. 

Yeon Woo pikir kenapa itu tak mungkin,  Kang Seok pikir Yeon Woo mungkin akan berakhir di atas batu. Yeon Woo mengaku sangat terbiasa  duduk di atas batu Dan jika mereka jatuh bersama, itu tidak masalah.

Flash Back
Kang Seok mengaku Itu tidak masalah dengan menyindir Nyonya Kang yang lupa mereka bisa berjalan sejauh ini, Nyonya Kang hanya bisa tersenyum. Kang Seok pikir Nyonya Kang tak mungkin lupa, kalau menyuruh agar  mereka bisa hidup bersama.
“Apa Kau memerasku?” kata Nyonya Kang. 
Yeon Woo mengaku tidak memeras, tapi putus asa karena kesempatan ini. Saat itu juga Kang Seok mengingat yang dikatakan Nyonya Kang setelah beragumentasi dengan ucapan yang sama dengan Yeon Woo.

“Baiklah. Aku akan  menyetujui promosimu. Tapi, jangan berpikir bahwa  aku mengalah karena gertakanmu.” Ucap Nyonya Kang
“ Anggap saja kita membuat kesepakatan  atau ancaman, apa pun itu. Kau memaksaku untuk mengambil langkah terburuk tanpa membuat konflik.” Ucap Kang Seok lalu memutuskan kalau Yeon Woo lulus.

“Namun, kau memiliki enam bulan  masa pelatihan. Kau harus menjalani  hari seperti ini selama 48 jam dan pastikan memenuhi syarat  untuk mengikuti ujian. Jangan khawatir tentang uang.” Kata Kang Seok. Yeon Woo terlihat kaget.
“Mengapa? Apa Tidak bisa kau lakukan itu? Lalu, apa kau berencana  melanjutkan permainan tipuan ini di bawah namaku?” ucap Kang Seok. Yeon Woo mengaku akan melakukanya.

Flash Back
Kang Seok pun menyetujui dan bertanya apa syarat yang diinginkan Nyonya Kang. Nyonya Kang tak percaya kalau Kang Seok tahu kalau dirinya itu punya syarat. Kang Seok mengaku kalau sudah tahu tentang sifat Nyonya Kang.
“Aku akan dianggap keterlaluan karena meminta terlalu banyak tanpa syarat. Pertama, kasus Presiden Park... Selesaikan kasus itu  dan pastikan tidak membuat kekacauan. Lalu Kedua, Alih-alih Presiden Park,  bawa Parlemen Cho sebagai salah satu klien kita dalam minggu ini.” Kata Nyonya Kang
“Tidak masalah. Apa Itu saja?” tanya Kang Seok merasa syarat yang tak terlalu berat.
“Tidak, satu lagi... Ini kasus pro bono [Kasus Layanan Publik]” ucap Nyonya Kang. Kang Seok mengeluh merasa tak perlu mengambilnya.
“Terima semua atau tidak. Jika kau tidak mau, sampai jumpa di pengadilan.” Ucap Nyonya Kang. Kang Seok mengeluh Nyonya Kang yang memberikan pilihan berat untuknya.
“Kasus-kasus pro bono sangat penting  bagi citra firma hukum kita.” Kata Nyonya Kang
“Itu sebabnya aku membuatnya... Maksudku, aku mengambil beasiswa.” Ucap Kang Seok.
“Tidak, ini lebih penting dari itu. Ini untuk menumbuhkan karakter  seorang pengacara. Dan terutama bagi  seorang pengacara yang terlalu bangga, berpikir bahwa  dia bisa membaca pikiran orang, dan tidak bisa membaca  apa yang sebenarnya diinginkan klien.” Komentar Nyonya Kag
“Siapa bilang aku tidak bisa  membacanya? Hanya saja dia menghalangi  pekerjaanku.” Keluh Kang Seok. Nyonya Kang meminta agar Kang Seok bisa membuktikan sendiri dengan memperlihatkan berkas ditanganya.



Kang Seok memberikan berkas pada Yeon Woo sebagai kasus pertamanya. Yeon Woo hanya bisa melonggo lalu bertanya apa maksudnya, Kang Seoo menjelaskan kalau itu kasus Pro bono, Pelecehan seksual di tempat kerja,  ditambah pemecatan yang tidak adil.
“Apa Kau tahu apa itu pro bono?” tanya Kang Seok. Yeon Woo menjawab Menyumbangkan bakat seseorang  demi kepentingan publik.
“Di sebuah firma hukum,  dia membela kasus kepentingan umum.” Ucap Yeon Woo. Kang Seok kembali memuji Yeon Woo.
“Rahasiakan bahwa aku  memberimu kasus ini Jangan pernah ketahuan  oleh Bu Kang. Dan... kenapa pakaianmu itu?” keluh Kang Seok. Yeon Woo pikir tak ada salah dengan stelan jasnya.
“Setelan jas layaknya  baju baja bagi seorang pengacara. Itu menunjukkan tekad mereka. Ketika seorang tentara  pergi berperang...” kata Kang Seok dan langsung disela oleh Yeon Woo
“Ketika seorang tentara pergi berperang,  yang terpenting bukan baju bajanya. Tapi pedangnya.” Kata Yeon Woo menunjuk ke otak yang dimilikinya.
“Yang terpenting,persidangan adalah pertempuran...di mana kedua belah pihak berakhir dengan kehilangan darah. Jadi, seharusnya di awal  tidak perlu ada pertarungan. Aturan nomor satu. Jika memungkinkan, cobalah  untuk tidak membawa perkara ke pengadilan.” Kata Kang Seok
Yeon Woo mengingat kalau  Jangan bawa perkara  ke pengadilan. Kang Seok mengeluarkan kartu agar Yeon Woo membeli stelan jas sendiri, dan membeli apapun yang dibutuhkan. Yeon Woo pun dengan canggung menerima kartu kredit dan memastikan tidak akan membiarkan  kesalahan apa pun. Kang Seok bertanya pada Da Ham , siapa yang bertanggung jawab  atas orientasi pendatang baru. 



Seorang wanita sibuk didalam ruangan, Yeon Woo masuk ruangan memperkenalkan dirinya.  Kim Gina memperkenalkan dirinya, lalu hanya bisa melonggo karena Yeon Woo yang membuat bajunya terkena cipratan air, lalu mengaku sebagai seorang paralegal. Yeon Woo bingggung Gina mengaku sebagai Paralegal.
“Itu berarti...Anda sekretarisku?” ucap Yeon Woo polos. Gina dengan sinis mengejek Yeon Woo yang tuli atau bodoh.
“Aku baru saja bilang bahwa jabatanku paralegal” tegas Gina lalu keluar dari ruangan. Yeon Woo pun tak banyak berkata. 

Keduanya menaiki lift, Yeon Woo menatap Gina yang berdiri disampingnya. Gina memperingatakan kalau sudut pandang Yeon Woo sungguh   tidak tepat dengan mengejek kalau pikirany  itu cukup vulgar  karena berpikir semua wanita yang bukan pengacara,  tentu saja akan menjadi sekretaris. Dan juga cukup jahat  karena berpikir semua sekretaris akan memiliki semacam hubungan  asmara dengan pengacara.
“Bukan begitu... Kurasa ada sesuatu di bajumu.” Komentar Yeon Woo
“Rekan baru cenderung  memiliki kesalahpahaman. Tapi, tempat ini mirip  seperti tentara. Katakanlah kau baru  saja ditugaskan sebagai letnan kedua. Dan itu membuatku menjadi petugas  non-komisioner yang telah melalui segala macam selama tiga tahun.” Sindir Gina
“Sepertinya semua orang membicarakan perang.” Keluh Yeon Woo
“Tentu saja. Tempat ini  adalah medan perang. Kau sudah wamil, kan? Apa Kau sebagai advokat hakim?” sindir Gina.
“Aku dibebaskan.” Ucap Yeon Woo. Gina heran ingin tahu alasan Yeon Woo dibebastugaskan.
“Soal itu,ada banyak hal  yang terjadi padaku. Jangan bilang Anda memiliki  pemikiran yang bias tentang pria yang  tidak masuk tentara..” Ungkap Yeon Woo


Da Ham memberikan secangkir kopi dengan menatap Kang Seok seperti ingin membahas sesuatu. Kang Seok meminta agar jangan tanya karena  Da Ham pasti sudah mendengar semuanya. Da Ham mengaku hanya ingin  bertanya alasannya.
“Tidak hanya lulusan  universitas bergengsi, dia bahkan tidak memiliki lisensi  dalam hukum. Hanya ada satu jawaban atas apa yang terjadi saat ini. Apa dia putra rahasiamu?” ucap Da Ham seperti ingin bergosip.
“Sudah berapa lama  kau bekerja denganku?” tanya Kang Seok dengan helaan nafas.
“14 tahun, termasuk tahun-tahun  kau bekerja sebagai jaksa.” Ucap Da Ham. Kang Seok heran dengan begitu Da Ham belum mengetahui jawabanya
“Aku bilang begini karena  mengenalmu lebih baik dari siapapun. Kau telah bersama  ribuan wanita...” ucap Da Ham langsung disela oleh Kang Seok kalau sedang sibuk dan menyuruh keluar saja.
“Jadi, dia pasti putramu.” Kata Da Ham. Kang Seok mengertakan giginya. Dan Ham tersenyum mengaku kalau hanya  bercanda.
“Tapi, sepertinya langkah ini  beresiko. Omong-omong, Kenapa kau sungguh  mempekerjakannya?” kata Da Ham yang membuat Kang Seok tak bisa menahan amarah dengan tingkah sekretarisnya. 

Gina mengajak Yeon Woo kesebuah ruangan sebagai ruangan untuk rekan tahun  pertama bekerja dan saat membalikan badan tak sengaja menjatuhkan kopinya. Yeon Woo bisa menghindar dengan cepat. Gina langsung menyindir perhatian Yeon Woo yang  selalu teralihkan meminta agar  fokus.
“Tadi itu karena kecerobohanku, kan?” ucap Yeon Woo. Gina ingin tahu Apa Ada alasan lain.
“Ya, mungkin... Anda sengaja melakukannya.” Kata Yeon Woo. Gina mengaku tak peduli dan berjalan menunjukan meja untuk Yeon Woo. 

“Basement 1 dan 2  adalah ruang referensi. Lantai 3, 4, dan 5  untuk karyawan. Lantai 6 dan 7... Apa Kau tidak menulisnya?” kata Gina heran melihat Yeon Woo malah sibuk melihat meja kerjanya. Yeon Woo tersadara menatap Gina.
“Kenapa kau tidak mengambil memo?” keluh Gina karena Yeon Woo tak berusaha mencatat penjelasanya.
“Lantai 6 dan 7 untuk rekan. Lantai 8 untuk mitra senior. Lantai 9 ruang pertemuan.  Lantai 10 untuk klien VIP. Lantai 11 dan 12 memiliki ruang tunggu VVIP.  Apa Aku benar?” kata Yeon Woo yang bisa mengingat dengan cepat. Gina hanya bisa melonggo mendengarnya. 

Kang Seok menelp seseorang, mengetahui kalau Joseong Group bahkan  tidak memiliki tim hukum jadi ingin tahu Bagaimana bisa Presiden Park menggugat mereka ketika Tuan Park belum bertemu pengacara. Akhirnya ia menemui Geun Sik diruanganya.
“Geun Sik, kudengar kau pergi bermain golf dengan Presiden Park.” Ucap Kang Seok sambil memegang bola golf.
“Peramal yang tidak kompeten  bisa merusak kehidupan seseorang. Dan seorang idiot  bisa menghancurkan keluarganya. Kau membuat kekacauan  dengan terlalu percaya diri tentang dirimu.” Kata Geun Sik. Kang Seok langsung melempar bolanya, Geun Sik bisa menangkapnya.
“Kita berhasil menghindari peluru,tapi aku tidak yakin,  apa yang akan terjadi pada lisensimu.” Ucap Geun Sik
“Fakta bahwa dia bicara tentang jaksa dan dakwaan disaat belum menyewa pengacara, itu berarti seseorang  dari firma kita membocorkan informasi  ke Presiden Park. Seseorang yang tahu faktanya dan memiliki dendam padaku. Aku ingin tahu siapa dia.” Kata Kang Seok menatap Geun Sik.
“Apa Kau menuduhku membocorkan informasi?” ucap Geun Sik mengelak
“Kebocoran informasi adalah hal  yang paling dibenci perusahaan kita. Dan orang yang membocorkan  Informasi mencintai perusahaan kita  lebih dari hidupnya sendiri. Jadi, di pihak siapa aku  harus berada? Perusahaan kita atau pria itu?” kata Kang Seok.
“Memang benar kau berbohong.  Aku hanya...  Apa Kau punya bukti?” kata Geun Sik langsung menantang.
“Katakanlah aku menemukan bukti  dan membuktikan kau bersalah. Apa kau bisa menangani  kekecewaan Bu Kang? Tidak perlu berterima  kasih padaku. "Lupakan musuhmu, Tapi jangan pernah melupakan  sikap baik." Kau sebaiknya tidak melupakan apa yang telah kulakukan.” Ucap Kang Seok memberikan nasehat.
“Jika begitu... Aku akan melupakan segala perbuatanmu padaku.” Kata Kang Seok sengaja mengambar bola golf dan langsung memasukan ke dalam aqurium. Kang Seok mengumpat kesal dengan sikap Kang Seokmengganggu keluarganya. 

Cheol Soo berusaha kabur dari kejaran dua pria, bahkan sampai menyebrangi sungai. Yeon Woo sedang mengayuh sepedanya menyeberangi jembatan, melihat ponselnya Cheol Soo menelp, tapi memilih untuk mengabaikanya. Sementara Kang Seok bertemu dengan seorang wanita di atas jembatan.
“Presiden Park tidak punya banyak pendukung. Mungkin  karena dia akan segera diberhentikan.” Ucap si wanita. Kang Seok seperti tak percaya mendengarnya.
“Tapi dia memiliki seorang putra. yang suka minum  dan memakai narkoba. Putranya mengalami masalah  berkali-kali, dan Presiden Park harus menggunakan semua koneksinya untuk menyelamatkan dia  dari penjara sebanyak tiga kali. Biasanya, dia berpesta  setiap malam di klub.” Kata Si wanita
“Dan sudah jelas, apa yang akan dia lakukan di sana. Bagaimana dengan Parlemen Cho?” tanya Kang Seok
“Kurasa dia tidak akan  menjadi masalah besar. Dia anggota tertua  dari Gereja Shillak. Dan mimpinya menjadi Pemimpin Tetua di sana.” Ucap wanita. Kang Seok binggung tentang Pemimpin Tetua dari Gereja Shillak.
“Itu gereja yang sangat besar, dan Pemimpin Tetua lebih kuat daripada  anggota kongres atau menteri. Gereja yang kudatangi  masih ditahan izinnya karena kami tidak bisa mengumpulkan 5.000 dolar sebulan.” Ungkap Si wanita.
“Apa Kau pergi ke gereja?” ejek Kang Seok. Si wanita mengeluh kalau itu seperti dianggap tidak cocok  dengan karakternya. Kang Seok mengatakan kalau itu cocok lalu berjalan pergi. 


Kang Seok pergi ke gereja menemui  Tuan Cho, Tuan Cho kaget karena Kang Seok itu pergi ke gerejanya juga. Kang Seok merasa  akan mulai  menghadiri gereja jika Parlemen Cho menjadi  Pemimpin Tetua. Tuan Cho kaget dan ingin tahu siapa yang memberitahu
“Omong-omong, apa yang membawamu kemari?” tanya Tuan Cho
“Ketika aku berpikir bagaimana caraku bisa... membantu bisnis gerejamu, aku menemukan kartu  yang sangat bagus. Ketua Dewan Jung  dari Rumah Sakit Yurim juga menginginkan  posisi Pemimpin Tetua.” Ucap Kang Seok memperlihatkan USB yang diterima oleh wanita itu.
“Ini laporan keuangan rumah sakit  dan yayasannya. Orang yang tahu cara  membaca buku besar akan sadar bahwa ini  telah dikacaukan. dalam waktu lama.” Jelas Kang Seok memperlihatkan tabnya.
“Apa kau selalu  menjalankan bisnis seperti ini Atau ini semacam sebuah trik?” keluh Tuan Cho. Kang Seok mengaku bukan trik tapi sihir
“Bagaimanapun, sepertinya sebuah kartu  tidak akan melakukan banyak hal untuk menggoyahkan  permainan hari ini.” Kata Tuan Cho. Kang Seok pikir kalau itu tak seru.
“Begitu dia melihat kartu kita,maka dia akan gulung tikar dan keluar dari permainan. Anda hanya perlu sedikit tersenyum.” Kata Kang Seok.
Saat itu beberapa orang berkumpul, Tuan Jung melihat ponselnya lalu menatap Tuan Cho dan Tuan Cho hanya memberikan senyumanya. Tuan Jung pun langsung bergegas pergi. Akhirnya Tuan Cho menelp seseoang agar meminta Kang dan Ham menjadi penasehat hukum mereka dan mengurus sekarang. 



Yeon Woo pergi ke sebuah restoran dan menemui wanita yang sedang mencuci piring dengan bertanya Apa wanita itu Kim Mi Sook. Mi Sook hanya terdiam. Yeon Woo memberitahu kalau ia dari Firma Hukum Kang dan Ham. Min Sook melihat Yeon Woo itu anak magang. Yeon Woo sempat binggung menjelaskan.
“Ya, aku rekan masa percobaan. Aku tahu kau tertutup,  tapi tolong beri tahu semuanya.” Ucap Yeon Woo pada Min Sook
“Jika kuberitahu, Apa kau bisa  menyelesaikan masalah?” ucap Min Sook. Yeon Woo seperti tak yakin bisa Menyelesaikan masalah
“Mendengar dengan kesungguhan, Kau tahu, pendengaranku  sangat bagus. Aku juga cukup pintar.” Kata Yeon Woo. Min Sook seperti tak peduli. Yeon Woo akhirnya mengambil sarung tangan untuk cuci piring.
“Lebih baik ada daripada tidak sama sekali. Mari selesaikan ini  dengan cepat dan bicara. Ini sama pentingnya bagiku. seperti dirimu.” Ungkap Yeon Woo. Min Sook pun hanya bisa menatap seperti tak menyangka sikap Yeon Woo. 


Keduanya berjalan bersama, Min Sook menceritakn Presiden mewawancarainya untuk posisi sekretaris Lalu, menyuruh untuk segera mulai bekerja. Yeon Woo bertanya apakah maksudnya Itu Presdir Yoo Chang Jung dari Geumjeong Digitech. Min Sook membenarkan.
“Setelah seminggu, dia mulai melakukan pembicaraan yang membuatku tidak nyaman. Aku tidak tahan lagi,  sehingga mengajukan keluhan. Suatu hari, mereka bilang  aku akan dipindahkan dan membuatku duduk  menghadap ke dinding.” Cerita Min Sook
“Mereka tidak memberiku pekerjaan apa pun, jadi kurasa lebih berguna jika  membersihkan kamar mandi. Lalu Mereka segera memecatku, dengan alasan aku absen tanpa cuti.” ucap Min Sook
“Bagaimana dengan karyawan lain? Apa Tidak ada yang membantumu?” tanya Min Sook
“Tidak. Seolah-olah mereka  ikut campur. Semua orang bilang, "Dia dipecat karena suatu alasan. Dia mencoba merayunya dari awal. Dia penggali emas." Aku tidak mau mendengar itu lagi,  jadi aku menyerah menuntut mereka.” Ungkap Min Sook
“Tapi Apa kau tahu, yang dikatakan Hee Soo padaku?” ucap Min Sook. Yeon Woo memastikan kalau Hee Soo yang dimaksud adalah anaknya.
“Dia bilang "Bu, dunia telah berubah. Wanita bisa percaya diri  dan bebas sekarang." Cerita Min Sook. 


Di rumah Cheol Soon sudah berantakan. Salah satu pria merasa kalau mereka tak perlu mencarinya lagi, menurutnya orang itu  pergi ke MIA agar bisa memiliki semuanya sendiri jadi tak mungkin akan  menyembunyikannya di rumah, lalu mencari ponsel di saku Cheol Soon
“Siapa Se Hee? Apa Dia pacarmu?” tanya preman. Cheol Soon panik dengan badanya yang terluka berusaha mengambil  ponselnya.
“Tidak, tidak... Dia tidak ada hubungannya denganku.” Ucap Cheol Soon, tapi si pria malah menendang Cheol Soon.
“Tapi wajahmu bicara sebaliknya.” Kata Si pria. Cheol Soon terbaring lemah melihat kartu joker dan juga nama “Kang dan Ham”

Yeon Woo datang ke rumah sakit menatap nenek Cho yang tertidur lalu berbaring sambil memeluknya. Nenek Cho tahu kalau itu cucunya yang datang, Yeon Woo mengatakan akan tidur disamping neneknya malam ini. Nenek Cho menyuruh Yeon Woo tidur di rumah, karena bisa tinggal sendirian dirumah sakit dan mengaku kalau tempatnya sangat nyaman.
“Nenek bisa tetap di sini  tanpa khawatir apa pun. Aku mendapat pekerjaan  yang sangat bagus.” Ucap Yeon Woo. Nenek Cho hanya diam saja.
“Apa Nenek sudah tidur?” ucap Yeon Woo. Nenek Cho menyahut meras Mungkin karena terlalu sunyi jadi selalu tertidur lalu bertanya apa yang ingin dikatakan Yeon Woo.
“Aku mendapat pekerjaan  di perusahaan yang sangat besar.” Ucap Yeon Woo
“Syukurlah... Kerja bagus. Nenek tahu kau akan berhasil.” Kata Nenek Cho dengan seperti sangat lelah dan mulai tertidur.
“Apa Nenek tidak bertanya apa pekerjaanku? Maafkan aku, Nek. Ketika aku menjadi  pengacara sungguhan, maka aku akan memberitahu Nenek  semuanya.” Bisik Yeon Woo berbaring disamping neneknya. 



Yeon Woo membeli roti bakar depan kantor, tapi saat itu datang Kang Seok yang langsung menyambar roti dan memakanya, Yeon Woo kaget langsung mengejar ikut berjalan masuk kantor. Kang Seok langsung bertanya Bagaimana dengan kasus pro bono.
“Apa Maksudmu, Kim Mi Sook? Dia tampak seperti orang baik. Dia...” ucap Yeon Woo yang langsung disela oleh Kang Seok.
“Kau bilang Orang baik? Bagaimana kalau dia orang jahat?  Apa Tidak akan kau bela?”sindir Kang Seok.
“Setelah mendengar ceritanya...” kata Yeon Woo kembali disela oleh Kang Seok.
“Cerita atau tidak,  jangan lihat orangnya. Lihat kasusnya saja. Saat kau berempati pada klien,  maka kau telah membuat kesalahan. Kesalahan menyebabkan  kasus menjadi kalah. Aturan nomor dua... Hanya pikirkan kemenangan.” Ucap Kang Seok
“Bukankah lebih baik berempati  pada klien dan juga menang? Anda bilang bisa membaca orang.” Komentar Yeon Woo.
“Membaca orang berguna untuk membaca keinginannya  dan menemukan kelemahan mereka.” Tegas Kang Seok. 


Keduanya masuk ke dalam gedung, beberapa orang menyapa Kang Seok. Yeo Woon heran Kang Seok yang tidak menjawab sapaan orang-orang. Kang Seok tak membahasnya,ingin tahu Jika yang dikatakan klien mereka benar, lalu bagaimana dengan pelaku.
“Ini bukan pertama kali baginya. Tapi tidak ada orang lain di perusahaan  yang dirugikan dengan cara sama.” Ucap Yeon Woo
“Tentu saja tidak. Jika mereka tetap di perusahaan,  berarti mereka telah menerimanya. Jika tidak...” kata Kang Seok
“Mereka mungkin dipecat  atau berhenti. Kalau begitu, aku akan meminta terdakwa  untuk berhenti atau pensiun. Tapi itu kelemahan mereka. Mereka tidak akan bertekuk lutut.” Kata Yeon Woo
“Mencapai kesepakatan seperti  melempar dadu dan pindah berdasarkan nomor  yang tertera di sana. Kau harus melemparnya sehingga bisa berpindah setidaknya satu kotak.” Ucap Kang Seok
“Tepat sekali. Tapi jika kita tidak bisa mendapatkan daftarnya, tidak akan ada  yang kalah.” Kata Yeon Woo
“Kau bilang Tidak ada yang kalah? Lalu, kau harus mulai dengan menemukan dadumu.” Ucap Kang Seok 


Yeon Woo mengetik pada forum [Mencari korban pelecehan seksual atau pemecatan tidak adil di Geumjeong Digitech] tapi beberapa jam kemudian belum ada pengunjung. Akhirnya ia pergi menemui Gina dalam ruangan mengaku butuh bantuan.
“Apa Anda punya waktu selepas bekerja?” tanya Yeon Woo
“Kau bilang "Selepas bekerja"? Aku tidak percaya  kau barusan bilang begitu... Pak Go... Semua orang di perusahaan ini  bekerja sangat keras bahkan nyaris tidak bisa  meninggalkan tempat ini dan Hanya rekan yang bisa pulang. Jadi Bagaimana bisa seorang rekan  berpikir untuk pulang ke rumah?” ucap Gina Sinis. Yeon Woo seperti baru mengetahuinya.
“Omong-omong, Apa Anda selalu marah?” tanya Yeon Woo. Gina terlihat binggung menjelaskan.
“Sudah Lupakan. Pak Chae mencarimu.” Kata Gina. Yeon Woo menganguk mengerti.
“Kau bilang "Chae"? Bukan Choi?” kata Yeon Woo memastikan. Gina membenarkan dengan wajah menahan kesal. Yeon Woo pun bergegas meninggalkan ruangan.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar