PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 26 April 2018

Sinopsis Suits Episode 1 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Da Ham memberitahu Kang Seok agar Jangan terlambat untuk wawancara besok, dengan panggilan Mitra Senior Choi. Kang Seok sedang mendengakan musik tak mendengar yang dikatakan Da Ham meminta agar mengulanginya lagi.
“Wawancara besok.” Ucap Da Ham. Kang Seok mengatakan bukan yang itu tapi setelahnya.
“Mitra Senior Choi.” Ucap Da Ham. Kang Seol terlihat senang mendengarnya dan akan bertemu kembali dengan Da Ham esok.
Sementara di ruangan Geun Sik seperti menahan rasa sedih sambil berkata pada ikan peliharaanya agar “Jangan makan terlalu banyak, dan langsung tidur.”
“Tunggu dan lihat saja... Mulai besok, aku akan menjadi pengacara Kompeten yang tidur lebih awal dan bangun terlambat. Hei... Jangan tatap aku seperti itu... Tidurlah.” Ucap Geun Sik seperti ingin memembuat dirinya seperti Kang Seok. 

Yeon Woo memakai setelah jasnya, Se Hee merapihkan baju Yeon Woo menceritakan tidak tahu dengan siapa Cheol Soon minum tadi malam, dan langsung pingsan setelah pulang pagi hari. Yeon Woo merasa kalau itu Tidak heran untuknya.
“Jangan seperti ini. Dia masih bersikeras meminjamkan jasnya karena kau ada wawancara penting. Dan dia memintaku untuk memastikan kau terlihat tampan sebelum pergi.” Ucap Se Hee. Yeon Woo mengeluh dengana alasan Cheol Soon itu Wawancara.
“Mereka akan keliru jika tidak melihat nilaimu yang sebenarnya.” Kata Se Hee yakin. Yeon Woo ingin memberitahu Se Hee seperti ingin memberitahu yang sejujurnya.
“Katakan padaku hasilnya nanti... Pertama, percaya diri dan tegakkan kepalamu... Semoga berhasil.” Kata Se Hee pada Yeon Woo untuk tetap semangat membawa kopernya. 

Kang Seok masuk ke dalam gedung, terlihat sudah banyak orang yang menunggu di lorong lalu memberikan sebuah patung diatas meja, memberitahu Da Ham kalau menyaringnya dan memberikan tanda.  Da Ham binggung apakah Kang Seok menemukan seseorang yang mengenali patung dengan timbangan. Kang Seok membenarkan.
“Aku ingin seseorang yang sepertiku tetapi juga berbeda disatu sisi. Itulah maksudku.” Kata Kang Seok yakin
“Aku tidak yakin kau akan menemukan orang seperti itu.” Keluh Da Ham. 

Yeon Woo masuk ke dalam sebuah gedung, terlihat sangat gugup dengan melihat papan bertuliskan [Kang dan Ham, Wawancara Rekan] akhirnya masuk ke dalam lift, dengan wajah masih tetap tegang. Setelah itu sampai di lorong ia harus pergi ke Kamar nomor 950.
Saat berjalan Yeon Woo melihat dua orang didepan kamar 950, dan melihat nama petugas hotel bernama Yoo Ju Yeon, Kim Hwan Shik. Tapi ia mengingat pengumuman di lift [Pegawai Bulan Ini, Yoo Ju Yeon, Kim Hwan Shik] tapi wajahnya berbeda dan juga ada pengumuman tentang sauna yang  sedang diperbaiki sampai tanggal berikut.
“Apa sauna buka hari ini?” tanya Yeon Woo menahan rasa gugup. Pegawai wanita pun bisa menjawab dengan cepat.
“Ya, tentu saja....Sauna kami buka 24 jam.” Kata si pegawai wanita. Yeon Woo pun mengangguk mengerti lalu berjalan pergi.
Sementara si pria terus berada didepan pintu kalau wanita itu  sangat lamban. Si wanita mengatakan kalau pria tadi mengenakan setelan jas, memegang koper dan menuju ke sauna. Yeon Woo langsung keluar dari tangga darurat dan langsung berlari menurut tangga dan beberapa kali kopernya terjatuh. 

Ponselnya berdering, Yeon Woo langsung mengangkatnya dan sambil mengumpat Brengsek sombong. Si pria malah mengejek Yeon Woo yang bisa mengangkat telpnya jadi  itu artinya belum ditangkap. Yeon Woo mengumpat ingin tahu Permainan apa yang dimainkan sekarang
“Lalu Menurutmu apa? Aku mencoba menunjukkan padamu betapa menakutkannya uang itu. Apa Kau pikir akan selamat  setelah ini?” ucap si pria mengejek.
“Tentu saja... Aku warga negara taat hukum yang melaporkan kegiatan ilegal apa pun, dan kau penjahat yang akan tertangkap basah.” Kata Yeon Woo yakin.
“Kau hanya tahu cara menggonggong... Tapi Kau tidak tahu cara menggigit. Kau masih memiliki banyak waktu untuk pergi, Tamatlah kau, Brengsek.” Kata Si pria marah.
Tiba-tiba pria dan wanita bisa megenali Yeon Woo dan langsung berteriak memanggilnya dan bergegas menuruni tangga. Yeon Pun pun sibuk menuruni tangga. 


Di depan meja,  Da Ham mulai menyari para pelamar untuk melihat apa arti patung yang dibawa Kang Seok. Seorang pria mengatakanan kalau artinya, Keadilan dan Ini adalah Dewi Keadilan.  Dan Ham pun menyuruh orang itu masuk ruangan, tapi memberikan kode pada Kang Seol kalau bukan seperti harapanya.
Yang lainya menjawab Dike,  Dewi Hukum dan Keadilan. Da Ham seperti tak bisa menemukan seseorang yang sesuai dengan Kang Seok, lalu memangil perlamar berikutnya bernama Byun Tae Hyung. Tapi Tuan Byun tak juga terlihat, Yeon Woo akhirnya sampai di lantai tempat wawacara Kang Seok.
Da Ham mencoba terus memanggil Byun Tae Hyung dan aka memanggil yang lain kalau tak ada.  Yeon Woo dengan nafas terengah-engah akhirnya berlari masuk mengaku sebagai Byun Tae Hyung. Da Ham ingin tahu apa yang ada diatas mejanya. Yeon Woo binggung dan hanya sekali menatap bisa menjawab.
“Kairos, Dewa Kesempatan Yunani.” Ucap Yeon Woo. Da Ham kaget mendengarnya, lalu memberikan kode pada Kang Seol kalau itu calon yang dinginkan bosnya, lalu menyuruh Yeon Woo masuk ke dalam ruangan dengan membawa patungnya. 


Dua petugas hotel sampai dilantai yang sama dan tak bisa melihat Yeon Woo karena pintu ruangan sudah tertutup.  Kang Seol meminta agar Yeon Woo menjelaskan, Yeon Woo binggung Menjelaskan apa maksudnya. Kang Seol menunjuk ke arah patung yang dibawa Yeon Woo.
“Oh, ini mungkin mirip seperti Dike, tapi Dike seorang wanita, dan Kairos seorang pria. Dan dia pria setengah botak tanpa rambut di belakang. Dia punya banyak rambut di bagian depan untuk membiarkan orang merebut kesempatan. Lalu dia botak di bagian belakang untuk memperingatkan orang bahwa kau tidak bisa meraih kesempatan setelah melewatkannya.” Ucap Yeon Woo jelaskan secara mendetail
“Dan juga, dia memiliki sayap di pundak dan kakinya... untuk menunjukkan bahwa kesempatan dapat terbang dengan sangat mudah. Jika kau memiliki prasangka, penutup mata ini, dapat bertindak sebagai jebakan.” Kata Yeon Woo melepaskan kain hitam yang menutupi mata
Kang Seok terkesan dengan jawaban Yeon Woo menyuruhnya agar duduk, Yeon Woo makin binggung karena tujuanya adalah untuk melarikan diri. 

Ketika akan duduk, Yeon Woo tak sengaja menjatuhkan isi dalam kopernya lalu panik bergegas memasukanya. Kang Seol melihat banyak bungkusan dalam tas, langsung mengambil satu bungkus dan tahu kalau itu adalah obat terlarang. Yeon Woo pun tak bisa berkata-kata lagi.
Saat itu di meja depan, Petugas hotel bertanya pada Da Ham apakah melihat seorang pria yang memakai jas dan membawa koper.  Da Ham menunjuk orang-orang yang ada didepanya, semua mengunakan setelan jas dan membawa koper. Lalu ia bertanya apa sebenarnya yang terjadi.
“Kami dari Tim Narkotika Kantor Polisi Gangnam.” Ucap Polisi wanita.  Da Ham binggung karena Tim Narkotika datang ke kantor mereka. 

Di dalam ruangan, Kang Seok akhirnya tahu nama aslinya Go Yeon Woo, belum pernah ke sekolah hukum, bahkan universitas dan mendapatkan barang itu karena jatuh ke dalam perangkap. Yeon Woo membenarkan.  Kang Seok mengaku tidak percaya dengan Yeon Woo,
“Jika kau cukup pintar untuk mengetahui perbedaan antara Kairos dan Dike, kenapa kau tidak sadar ini jebakan? Tidak peduli apa alasannya, aku yakin kau tidak tahu bahwa ini kejahatan serius. Penanganan Narkotika...” ucap Kang Seok yang langsung disela oleh Yeon Woo.
“Undang-Undang Penanganan Narkotika pasal 58 dan 3, termasuk insiden yang dinyatakan dalam pasal 5, bagian 2, ayat 5. Ini berlaku mulai dari pasal ini hingga pasal 61... Bagian 2, 3, pasal 4, ayat 1, pasal 5, bagian 2 hingga 4... Orang-orang yang termasuk dalam pasal 5, bagian 2, 4, ayat 2 semuanya dibebaskan.” Ucap Yeon Woo dengan cepat
“Di bawah ini sama seperti di atas. Jika pasal 18, pasal 1 atau pasal 21, bagian 1 dilanggar, dan ada yang diimpor, diekspor, diproduksi, dijual, dimediasi perdagangan, atau jika kau diketahui kepemilikan obat-obatan tersebut dengan maksud seperti itu, akan dijatuhi hukuman seumur hidup atau penjara selama lima tahun.” Kata Yeon Woo dengan lengkahp.
Kang Seok binggung karena Yeon Woo bisa mengatakan dengan lengkap. Yeon Woo mengaku tidak pernah melupakan buku atau gambar apa pun yang telah dilihat dan dipahami, dan ia tahu kalau itu sulit dipercaya, tapi terlahir seperti ini. Kang Seok mengartikan kalau Yeon Woo hafal seluruh buku hukum dan ingin tahu alasanya.
“Aku ingin menjadi seorang pengacara... maksudku.. Aku harus menjadi pengacara.” Ucap Yeon Woo. Kang Seok pun melihat Da Ham mengetuk pintu ruangan.
“Ada apa?” taya Kang Seol. Da Ham meberitahu kalau ada petugas polisi. Kang Seok langsung mendekati celah pintu ingin tahu tujuan mereka datang dengan wajah tenang.
“Kami mencurigai bahwa pria yang ada di ruangan Anda seorang pengedar narkoba.” Ucap Polisi.
“Apa Maksudmu pria yang mungkin menjadi pengacara di Kang dan Ham kemungkinan seorang pengedar narkoba, dan kopernya dipenuhi dengan obat-obatan?” ucap Kang Seok dengan nada sinis, Polisi mengaku kalau bukan seperti itu maksudnya.
“Boleh kulihat IDmu?” ucapa Kang Seok. Pria itu memberikan ID  [Ma Dong Seok, Kantor Polisi Gangnam] Akhirnya Kang Seok menyuruh masuk, Yeon Woo terlihat panik karena dua polisi yang diminta masuk. 



Setelah polisi masuk, Da Ham meminta semua pelamar untuk istirahat 10 menit. Kang Seok bertanya apakah mereka  menerima laporan,dan ciri-ciri tersangka sangat mirip dengan Yeon Woo. Keduanya hanya diam, Kang Seok bisa tahu kalau memang itu Laporan. Lalu menyuruh agar memulainya. Yeon Woo binggung maksudnya.
“Bukankah kau di sini untuk menjadi pengacara?” ucap Kang Seok. Yeon Woo menyuruh agar membela diri.
“Kami hanya perlu memeriksa Idnya untuk saat ini...” kata Polwan. Yeon Woo langsung berdiri dari tempat duduknya.
“Anda menerima laporan. Tapi jika Anda menangkap seseorang dengan kecurigaan tanpa bukti, itu bisa menjadi penangkapan ilegal.” Ucap Yeon Woo. Kang Seok tak suka dengan jawaban Yeon Woo, akhirnya Yeon Woo mengingat tentang laporan.
“Laporan bisa berubah menjadi tuduhan palsu terhadap orang yang tidak bersalah. Jika Anda membuat laporan palsu ke pejabat pemerintahan dengan niat untuk membuat seseorang dijatuhi hukuman pidana, itu dianggap sebagai tuduhan menurut pasal 15 dari hukum pidana. Anda bisa dipenjara hingga 10 tahun, atau membayar denda hingga 15.000 dolar.” Ucap Yeon Woo.  Polwan mulai ketakutan.
“Aku paham Anda seorang pengacara, tapi kami sedang bertugas sekarang.” Ucap Polisi Ma.
“Aku meluangkan jam kerjaku yang berharga untuk bekerja sama dengan polisi.” Balas Kang Yeon
“Detektif memiliki hak untuk menghentikan dan menanyai siapa saja yang terlihat mencurigakan. Jika Anda tidak patuh, maka kami bisa membawa Anda ke kantor polisi untuk memeriksa identitas Anda.” Balas si polwan bisa membalas ucapan Kang Seok.
“Pendamping sukarela... Itu mungkin... Pengacara, ada yang ingin kau katakan?” kata Kang Seok pada Yeon Woo.
Yeon Woo hanya diam lalu teringat dengan buku bagian [Penegakan Hukum oleh Petugas Polisi] Lalu berkata Menurut penegakan hukum oleh petugas polisi, jika menginvestigasi seseorang merugikan bagi polisi atau jika menghalangi jalannya acara, petugas dapat meminta terduga untuk menemaninya ke kantor
“Dan pihak lawan boleh menolak untuk melakukannya. Juga, menurut hukum perlindungan hak asasi manusia, ketika seorang petugas meminta pendamping sukarela, maka petugas harus menyatakan bahwa mereka memiliki hak untuk menolak, dan bahkan jika mereka mengatakan iya, mereka juga berhak untuk pergi kapan pun mereka mau menurut hukum." ucap Yeon Woo 

"Karena itu, mengatakan itu saja dengan membawaku ke kantor untuk memeriksa identitasku...adalah pelanggaran proses hukum dan hak untuk menolak membuat pernyataan, sesuai dengan Konstituasi Amandemen ke-12.” Ucap Yeon Woo yang membuat dua polisi melonggo.
“Bagus... Diterima.” Kata Kang Seok. Yeon Woo hanya bisa melonggo bingung.
“Apa kalian masih memiliki pertanyaan pada pengacara baru Kang dan Ham?” kata Kang Seok. Polwan mengaku tak ada. 
“Jika tidak keberatan, boleh kami memeriksa satu hal lagi sebelum pergi? Koper di atas meja... Kami hanya perlu memeriksa koper itu. Sepertinya itu milik dia. Aku akan meminta surat perintah jika diperlukan.” Kata Polisi Ma.  
Akhirnya Yeon Woo membuka koper dan terlihat hanya buku tanpa obat-obatan. Kang Seok bisa tersenyum lalu mengeluarkan ponselnya seperti ingin melapor kalau keduanya dari polisi Gangnam, akhirnya keduanya keluar dari ruangan wajah dengan wajah kesal. Da Ham pun melihat hanya bisa menghela nafas. 



Flash Back
Saat Kang Seok berbicara di celah pintu dengan polisi yang menduga kalau calon pengacara menyimpan narkoba. Yeon Wook sibuk membuang semua barang ke bawah kursi dan mengambil buku diatas rak lalu menyusunya dalam koper.
“Bagaimana kau tahu mereka akan memeriksa kopermu?” tanya Kang Seok
“Menemukan bukti adalah yang terpenting. Dan Anda menekankan kata, "koper". Ucap Yeon Woo.Kang Seok sudah tak ingin membahasnya lagi.
“Jika kau ingin menjadi seorang pengacara, pergilah ke universitas dan lulus ujian.” Kata Kang Seok. Yeon Woo mengaku sudah melakukannya.
“Kau bilang tidak pernah lulus universitas dan tidak memenuhi syarat.” Kata Kang Seok binggung.
“Itu bukan kesempatan yang adil bagiku. Aku memenuhi syarat untuk mengikuti tes dengan nama orang lain.” Akui Kang Seok. 
Flash Back
Cheol Soo memberikan  Slip Tes Identifikasi dengan memberitahu bayaran yang akan didapat. Yeon Woo mengaku sudah tahu, Cheol Soo mengaku tahu kalau impian Yeon Woo sebagai pengacara, jadi meminta agar mengnggap saja sebagai latihan dan itu cocok untuknya sebagai  kesempatan bagus.
“Kesempatan? Kau sebut ini kesempatan besar?” ucap Yeon Woo seperti tak ingin melakukanya.
“Coba Pikirkan ini... Kau tidak memiliki orang tua atau kerabat lain untuk membayar uang sekolahmu. Anggaplah kau masuk ke perguruan tinggi atau sekolah hukum dengan beasiswa. Coba bayangkan, Bagaimana dengan rumahmu? Dan tagihan rumah sakit nenekmu. Bagaimana kau akan bertahan hidup? Uang adalah sesuatu yang menakutkan.” Kata Cheol Soo mencoba untuk merayu Yeon Woo agar mau melakukanya. 
Yeon Woo hanya terdiam lalu menatap temanya yang mendorongnya untuk masuk kelas ujian. Cheol Soo menyakinkan Yeon Woo kalau pasti akan berhasil. Yeon Woo menatap jam tangan yang dipakainya. 
Yeon Woo mengaku Uang memang menakutkan, Karena tabrak lari orang mabuk, maka kedua orang tuanya meninggal. Menurutnya yang dibutuhkan itu bukan ketenangan atau harapan tapi uang. Kang Seok berkomentar berterimakasih karena sudah berbagi.

“Bagaimana pun, pertahananmu cukup bagus, Byun Tae Hyung... Maksudku, Go Yeon Woo... Tapi Kang dan Ham hanya merekrut orang elit... Omong-omong, bagaimana dengan ujianmu?” ucap Kang Seok
“Aku merasa tidak enak karena sudah sempurna, jadi membuat kesalahan dengan sengaja. Tapi hidupku sungguh kacau balau.” Akui Yeon Woo
“Apa kau merasa waktu berhenti karena kecelakaan orang tuamu? Menurutmu, apa yang memutuskan takdirmu? Apa Uang? Kebetulan?” ucap Kang Seok
“Tidak... Itu pasti pilihan salah yang telah kubuat... Pilihan selalu datang dengan konsekuensi.” Kata Yeon Woo
“Bagaimana jika aku memberimu kesempatan? Bisakah kau menebus kesalahanmu?” ucap Kang Seok
“Kesempatan? Jika itu kesempatan yang tepat, maka aku ingin menebusnya sendiri. Aku bisa melakukannya.” Kata Yeon Woo yakin
“Atas dasar apa? Apa Dengan ingatanmu yang lebih hebat dari yang lain?” tanya Kang Seok
Yeon Woo mengaku  bukan seperti itu tapi, dengan putus asa karena ia menerima konsekuensi hebat dari kesalahan. Ia measa lebih putus asa dari pada siapa pun untuk menebus kesalahan yang dibuat. Kang Seok pun memutuskan kalau Yeon Woo benar-benar lulus. Yeon Woo seperti masih tak percaya.
“Kau bisa menghafal buku-buku hukum. Aku tahu cara membaca orang.” Kata Kang Seok yakin memilih Yeon Woo. 

Yeon Woo masuk ke toilet terlihat gugup mengingat kembali yang dikatakan Kang Seok “Ketika kau diberi kesempatan, kau harus mempertimbangkan situasi dan membuat keputusan cepat. Kau bilang harus menjadi pengacara.” Akhirnya Yeon Woo membuang semua obat ke dalam toilet.
Flash Back
Kang Seok tahu kalau Yeon Woo  sangat ingin menebus dirinya sendiri., Yeon Woo pikir Kang Seok menyuruhku untuk menjadi Jokernya dengan memperlihatkan kartu joke. Yeon Woo pikir  Jangan berlebihan karena tidak terlalu membutuhkan kartu.
“Kartu itu, yang tidak ada saat ini, adalah kau. Tergantung pada pilihan dan usahamu, kartumu bisa berubah menjadi kartu as atau sejumlah angka yang tidak bernilai. Singkirkan koper itu terlebih dulu. Kau akan memulai dari sana.” Ucap Kang Seok
Yeon Woo akhirnya pergi ke sungai Han seperti sudah memutuskan untuk bergabung dengan Kang Seok dan membuang koper sambil menatap kartu joker ditanganya. 

Flash Back
Seorang pria memaikan kartunya mengatakan Jika harus memilih satu kartu untuk menang, meminta anaknya agar memilih satu kartu.  Anak itu melihat kartu lalu memilih kartu joker. Ayahnya berkomentar kalau itu sebuah Pilihan yang menarik dan memillih kartu joker dan bertanya Mengapa memilih Joker.
“Ini tidak berarti sekarang, tapi bisa menjadi apa saja nantinya.” Kata si anak.
Kang Seok duduk di meja memegang kartu joker ditanganya, seperti sudah sangat lusuh mengingat kemblai yang dikatakan pada Yeon Woo “Bagaimana jika aku memberimu kesempatan? Bisakah kau menebus kesalahanmu?” Yeon Woo mengatakan “Jika itu kesempatan yang tepat, aku ingin menebusnya sendiri. Karena aku menerima konsekuensi hebat dari kesalahan.” 

Yeon Woo menuliskan nama [Kang dan Ham, Pengacara] Lalu membaca semua bagan mulai dari Peraturan Monopoli dan Perdagangan Adil, Litigasi Kasus Sipil dan mulai belajar dengan serius melahap semua buku. Esok paginya ia seperti sudah siap meninggalkan rumah dengan mengingat yang dikatakan nenek Cho.
“Ketika seorang pria meninggalkan rumahnya untuk melakukan perjalanan, dia mengambil sepasang sepatu dan setidaknya ada satu kebohongan.” Lalu berangkat dengan mengayu sepeda.

Yeon Woo membawa sepedanya melewati tangga subway dan melihat hujan yang turun dengan deras. Seorang wanita juga menunggu didepan pintu keluar, Yeon Woo berpikir kalau “Takdir akan diputuskan oleh pilihan yang kau buat, bukan secara kebetulan.”
Ia akhirnya memilih untuk menaiki sepedanya walaupun diguyur hujan, tak sengaja ban sepedanya malah memercikan air ke arah wanita yang menunggu di depan pintu. Kim Ji Na berteriak marah dan memanggilnya, tapi Yeon Woo sudah lebih dulu pergi mengayuh sepedanya. 

Yeon Woo masuk ke dalam gedung menatap beberapa pegawai, seperti tak percaya kalau bisa berkerja di sebuah gedung tinggi, padahal tak pernah kuliah. Yeon Woo duduk di ruangan terlihat gugup, akhirnya ia melihat sekeliling ruangan, ada piagam Kang Seol dari Sekolah Hukum Harvard dan Jaksa Negara Bagian New York.
Ia lalu melihat foto Kang Seok dengan atlet, Kim Yuna, Ryu Hyun Jin, dan Park Inbee, lalu bertanya-tanya apakah itu memang asli.  Saat itu Kang Seok masuk ruangan dan berdiri didepan jendea. Yeon Woo dengan santai berkomentar kalau suka pemandangannya, tapi interiornya sungguh luar biasa.
“Kau tidak perlu duduk... Berbalik lalu pergi.” Ucap Kang Seok. Yeon Woo binggung karena disuruh pergi.
“Aku harus pergi Ke mana?” tanya Yeon Woo binggung.
“Pulang ke rumah... Kau di pecat.” Kata Kang Seok. Yeon Woo hanya bisa melonggo.
Bersambung ke Episode 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar