PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 09 April 2018

Sinopsis Queen Of Mystery 2 Episode 12 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS

Seorang anak kecil berjalan di lorong jalan sambil bersenandung, lalu terlihat seorang pria mengikutinya dari belakang. Si anak seperti tak sadar kalau ada pria yang mengikutinya dari belakang. 

Sung Woo seperti canggung dengan Seol Ok yang menyuapinya makanan, bahkan Seol Ok menyuapi jeruk dan juga coklat. Sung Woo heran dengan sikap Seol Ok yang memberikan perhatian, Wan Seung menyuruh Sung Woo untuk menerima saja apa yang diberikan oleh Seol Ok.
“Ahjumaa, kenapa kamu melakukan ini untukku?” keluh Sung Woo yang tak nyaman
“Dia bukan Ahjumma, tapi Dia asisten administrasi.” Kata Wan Seung seperti enggan ada orang yang memanggil Ahjumma selain dirinya.
“Pak Gye memanggilku "Ahjumma " dan membuat kata itu terdengar seksi seperti bahasa Prancis.” Komentar Seol Ok membela diri.
“Kudengar kau selalu masuk tiga besar di Akademi Polisi. Semua orang di sana sangat pintar. Mengagumkan sekali.” Puji Seol Ok pada Sung Woo
“Dia nomor tiga, aku nomor satu.” Komenata Wan Seung tak ingin dikalahkan Sung Woo
“Pak Gye, pasti ingatanmu juga bagus. Benar, kan?” kata Seol Ok terus mencoba menyuapi Sung Woo.  Sung Woo tak ingin berlama-lama meminta Seol Ok mengatakan yang dinginkanya.
“Apa Kau mengingat semua kasus lama yang pernah kau investigasi? Misalnya, kasus orang hilang dari tujuh tahun lalu.” Ucap Seol Ok. Sung Woo terlihat binggung mendengar Kasus orang hilang tujuh tahun lalu. 


Han Min mengantar Ah Ram ke sekolah sambil berpesan  Jangan berkelahi dengan temannya. Ah Ram pun berlari masuk ke sekolah melambaikan tangan pada ayahnya. Han Min lalu melihat jam tanganya kalau ia akan terlambat sampai ke kantor.  Sesampai di "Unit Satu Tindak Pidana Berat"
“Kopral Gong, Apa tahu pukul berapa ini?” ucap  Sung Woo memarahi Han Min yang baru saja datang. Hee Min hanya bisa tertunduk meminta maaf.
“Unit Satu Tindak Pidana Berat adalah pusat utama polsek kita. Apa Kau sudah lupa betapa sibuknya kita? Datanglah tepat waktu.” Tegas Sung Woo
“Maaf. Tadi aku harus ke toilet.” Ungkap Han Min mencoba untuk mencari alasan. 

Seol Ok kembali bertanya apakah Sung Woo masih ingat  siapa yang melaporkannya hilang tujuh tahun lalu. Sung Woo menjebut nama Jang Se Yeon. Seol Ok tak percaya kalau Sung Woo bahkan mengingat nama putrinya. Sung Woo pikir  Semua detektif bisa mengingat hal semacam itu. Seol Ok dengan tatapanya mengejek Wan Seung itu pelupa.
“Ahhh.. Coba kuingat, tujuh tahun lalu? Ya, saat itulah keadaan menjadi kacau balau. Aku ingat Il Hoon Gang dan Jo Byeong Dal... Astaga, pukulannya sangat gesit. Lalu Siapa lagi yah? Aku ingat Sang Tak Gang dan orang nomor dua mereka. Lengan kirinya sudah tidak ada. Selain itu, Nam Jin dari Geng Namguro. Dia jago menyanyi. Aku yakin dia sedang menyanyi di suatu penjara.” Ucap Wan Seung mencoba mengingat semua kejadian. 

Na Ra datang ke tim dua dengan kardusnya,  Sung Ha masih menatap komputer memberitahu kalau Kursinya ada di belakang. Na Ra pun memindahkan ke samping meja Wan Seung. Sung Ha bertanya apakah Detektif Ha berada di Unit Satu Tindak Pidana Berat. Na Ra kaget Sung Ha bisa mengetahuinya.
“Tolong minta dia mampir ke Unit Dua jika ada waktu.” Ucap Sung Ha tanpa menatap Na Ra.
“Pak Woo... Aku ingin bertanya... Kapan kita akan makan malam tim?” uap Na Ra. Sung Ha hanya bisa terdiam karena mereka belum makan malam bersama sebagai tim. 

Seol Ok menuliskan di papan "Unit Dua Tindak Pidana Berat, Pak Gye versus Ha Wan Seung" Lalu bertanya Siapa nama orang hilang itu. Wan Seung menjawab Jang Myung Hoon. Seol Ok pun memberikan nilai lalu bertanya kembali Siapa nama istrinya. Wan Seung terbata-bata mengingatnya.
“Apa-apaan ini? Park Kyung Ja.” Ucap Sung Woo menjawab dengan nada kesal.
“Siapa rekan bisnis Jang Myung Hoon?” tanya Seol Ok. Wan Seung pikir tak mungkin mengetahuinya.
“Ki Young Sub. Nama istrinya Lee Hyun Sook.” Ucap Sung Woo. Seol Ok memuji ingatan Sung Woo memang bagus.
“Kapan Jang Myung Hoon menghilang?” tanya Seol Ok
“Tanggal 20 Maret 2011, Hari Minggu.” Jawab Sung Woo. Wan Seung tak percaya kalau Sung Woo bisa mengetahuinya.
“Dia dilaporkan menghilang pada 24 Maret 2011. Putrinya, Jang Se Yeon, yang melaporkan. Saat itu usianya 21 tahun.” Ucap Sung Woo
Seol Ok merasakan ada yang Aneh, kalau Jang Myung Hoon tidak menghilang pada hari Minggu, tapi Sung Woo yakin karena Ingatannya tidak pernah salah. Wan Seung membela kalau Sung Woo sangat jago menghafal saat di sekolah Tapi kurang kreatif dan tidak bisa menangkap penjahat.
“Hari Senin... Seseorang melihat Jang Myung Hoon... Tetangganya.” Kata Seol Ok  mengingat saat bertemu dengan tetangga Tuan Jang. 


Flash Back
Wan Seun bertanya apakah ia melihat Pak Jang keluar dari rumahnya pada hari dia menghilang. Si Bibi mengaku kalau Tuan Jang itu membawa sebuah tas besar pagi-pagi sekali dan berpikir kalau mau bepergian atau semacamnya.
“Aku mengingat wanita itu...” kata Sung Woo 
Dia melihat Pak Jang saat hendak pergi untuk ibadah pagi. Di Gereja Joongjin Baru di dekat rumahnya.” Kata Seol Ok. Wan Seung mengeluh kenapa Seol Ok membahas hal itu.
“Gereja Joongjin Baru tidak mengadakan ibadah pagi di hari Minggu. Dan Hanya pada hari kerja.” Kata Seol Ok
“Kau menemukan petunjuk yang sangat penting. Tapi aku harus pergi rapat sekarang.” Ucap Sung Woo lalu bergegas pergi. 

Wan Seung dan Seol Ok berdiri didepan pintu ruang rapat. Wan Seung mengeluh kalau  harusnya melakukan ini. Seol Ok menyuruh Wan Seung agar menyingkirkan  harga dirinya karena Hanya Pak Gye yang tahu tentang kasus ini lalu menyapa Sung Woo yang baru keluar dari ruang rapat.
“Sedang apa kalian di sini? Apa yang kalian lakukan?” keluh Sung Woo. Seol Ok mengaku kalau  Sudah menunggu sejak tadi.
“Baiklah. Kau mau tahu apa lagi? Cepat tanyakan.” Kata Sung Woo kesal
“Bisakah kami mendapatkan lebih banyak informasi detail tentang kasus itu?” kata Seol Ok
“Semua dokumennya sudah dibuang karena investigasi itu sudah ditutup, mengerti? Sudah kubilang tidak ada lagi.” Tegas Sung Woo
“Tapi kau masih mengingatnya, Pak Gye.” Kata Seol Ok mengejer Sung Woo untuk mendapatkan informasi. 

Di depan pintu "Area Terlarang" Kyung Mi dikagetkan dengan Tuan Hwang sudah ada dibawah jendela dan bertanya apa yang sedang dilakukan.  Tuan Hwang mengaku sedang memulai harinya. dengan membersihkan gagang pintu. Kyung Mi menawarkan diri agar bisa melakukanya. Tuan Hwang menolak.
“Aku harus melakukannya sendiri. Membersihkan sidik jari harus dilakukan dengan metode sehalus mengambil sidik jari.” Ucap Tuan Hwang terus mengosok gagang pintu.
“Omong-omong, kenapa Anda membersihkan sidik jari?” tanya Kyung Mi heran
“Untuk bisa mendapatkan sidik jari baru, kita membutuhkan bidang yang bersih. Aku paling benci sidik jari yang tumpang tindih.” Kata Tuan Hwang. Kyung Mi pun menganguk mengerti. 


Kyung Mi mmberikan cap sidik jarinya pada sebuah buku, Tuan Hwang memberikan selamat pada Kyung Mi karena  telah terdaftar di basis data sidik jarinya. Kyung Mi kaget karena Tuan Hwang membuat basis data. Tuan Hwang pikir Karena mereka kolega, jadi harus mempunyai sidik jari Kyung Mi juga.
“Apa itu semacam persahabatan?” tanya Kyung Mi. Tuan Hwang pikir seperti itu dengan senyumannya.
“Hari ini, aku akan mengajarimu cara mendeteksi dan mengambil sidik jari.” Kata Tuan Hwang lalu menunjuk memulai dengan benda Senter. Kyung Mi panik karena senter itu pernah dipakai untuk menangkap pelaku mesum.
“Aku mau keluar sebentar dan Carilah sidik jari di sana.” Perintah Tuan Hwang. Kyung Mi menganguk mengerti dan setelah Tuan Hwang pergi langsung berusaha menghapusnya. 



Wan Seung berdiri disamping Sung Woo sementara Seol Ok menatap bunga sakura didepanya. Wan Seung membahas Sung Woo itu  jagoan tim jadi mengajak agar bisa menyelesaikan karena Tidak ada yang bisa menghentikannya saat Seol Ok memulai sesuatu.
“Mungkin dia menyukaiku.” Pikir Sung Woo percaya diri. Wan Seung mengeluh kalau itu Mustahil.
“Dia berselera tinggi.” Tegas Wan Seung tak ingin merelakan Seol Ok. Tapi Sung Woo pikir itu memang dirinya yang memiliki selera tinggi. Seol Ok hanya diam saja dengan menatap Bunga sakura dan mereka berada di ruma Tuan Jang. 
Mereka masuk ke kamar Sung Woo pikir kamar ini tidak berubah sedikit pun. Wan Seung bertanya Kapan suaminya menghilang. Nyonya Jang menjawab Tanggal 21 Maret. Seol Ok melihat di ponselnya kalau  Tanggal 21 Maret adalah hari Senin. Nyonya Jang menganguk membenarkan.

“Anda bersaksi 21 Maret hari Minggu.” Kata Sung Woo. Nyonya Jang binggung bertanya kapan mengatakannya
“Aku pernah kemari tujuh tahun lalu untuk menginvestigasi kasus ini. Apa Anda tidak ingat?” ucap Sung Woo. Nyonya Jang berusaha mengingatnya.
“Aku ingat sekarang.. Waktu itu aku bingung. Aku baru sadar yang benar hari Senin setelah mendengar kesaksian tetanggaku.” Ucap Nyonya Jang.
“Bukankah aneh dia mengetahui tanggal suaminya menghilang dari tetangganya?” kata Seol Ok berjalan keluar dari rumah
“Pasti pikirannya sangat kacau karena suaminya menghilang.” Kata Sung Woo tak curiga
“Kalau begitu, dia harus menghubungi putrinya lebih dahulu,kan?” kata Seol Ok
“Dia menelepon putrinya empat hari kemudian. Mungkin dia tidak mau putrinya cemas.” Komentar Sung Woo. 

Seol Ok menunjuk sebuah pintu dan mereka masuk ke dalam ruangan. Sung Woo setuju tapi sempat menutup pintu lebih dulu karena enggan tapi akhirnya ikut masuk bersama Seol Ok dan Wan Seung.
Seol Ok merasa kalau Tempat ini juga aneh, karena Nyonya Jang yakin suaminya akan kembali, jadi, tidak pernah pindah rumah. Ia mengingat yag dikatakan anak Tuan Jang saat pertama kali bertemu.
“Ibuku menunggu ayahku seumur hidupnya. Rumah itu sudah tua, tapi dia tidak mau pindah.” Ucap Anak Tuan Jang
“Kenapa dia menyimpan barang-barang suaminya di gudang?” tanya Wan Seung
“Barang-barangnya sudah di sini sejak awal. Dia menggunakan tempat ini sebagai studio pribadi. Tidak ada banyak perubahan dari tujuh tahun lalu. Kecuali debunya.” Ucap Sung Woo melihat sekeliling.
Tapi Ia menemukan sesuatu, kalau Benda itu tidak ada. Wan Seung bertanya apa itu yang dimasuk. Sung Woo memberitahu kalau itu  Kunci dan mengingat tentang sebelumnya ada kunci diatas kotak, Dengan gantungan kunci kelinci biru tapi kuncinya itu tak ada.


Flash Back
“Untuk apa kunci itu?” tanya Sung Woo saat masuk ke ruangan kerja Tuan Jang.
“Untuk kantor personalia yang suamiku dan mitranya kelola.” Jawab Nyonya Jang. Sung Woo pun mencatat dan juga mengingat bentuk gantungan kunci.

Wan Seung menatap Sung Woo ingin tahu Apa anehnya, Mereka pergi ke tempat kerja Tuan Jang dengan rekan kerjanya.  Sung Woo memberitahu kalau Tuan Jang terlihat meninggalkan rumah dengan sebuah tas besar pada pukul 4.30 pagi hari Senin.
Flash Back
Sung Woo menginterogasi si Bibi meminta agar menceritakan yang di lihat,  Si Bibi mengaku kalau Pada hari Senin, saat ingin pergi ibadah pagi. Sung Woo mencatat kalau “Hari Senin, Ibadah pagi.”
Sung Woo memberitahu  Ada juga yang melihat kunci itu pada pukul 5.00, karena melihat kuncinya tergantung di pintu. Ia yakin menemukan orang yang melihat, dan Tuan Jang selalu membawa Kunci dengan hiasan gantungan kelinci biru.
“Kunci itu ada di rumahnya, Artinya dia sempat pulang.” Kata Seol Ok melihat kunci terakhir ada dirumah. Wan Seung pikir Seol Ok sedang  mendapat firasat,
“Kupikir...” ucap Seol Ok tapi saat itu Tuan Jo kembali menelp lalu bergegas pergi karena harus membeli cangkir kertas untuk rapat di kantor.



Sung Woo melonggo melihatnya, Wan Seung pikir Sung Woo baru tahu kalau Seol Ok itu pergi sangat cepat. Lalu keduanya pergi ke parkiran, wan Seung hanya diam saja. Sung Woo bertanya apakah Wan Seung tidak kembali ke kantor.
“Aku harus menangkap orang mesum... Tapi Di mana aku bisa menemukan mereka?” keluh Wan Seung sambil membuka jaket memperagakanya.
“Apa kesalahanmu? Kenapa Manajer Jo membencimu?” tanya Sung Woo heran
“Kau juga merasa dia membenciku, kan? Kupikir Pak Kapolsek menyukaiku, tapi Manajer Jo selalu mengganggu.. Dia tidak mau aku dekat dengan Pak Kapolsek. Aku benarkan?” kata Wan Seung bangga. Sung Woo seperti kesal mendengarnya.

“Beri tahu Ahjumma itu, aku sudah memberitahunya semua yang kuingat.” Kata Sung Woo tak mau di ganggu.
“Percuma. Aku tahu benar sifatnya. Dia akan menggenggammu sampai kasus itu selesai.” Tegas Wan Seung
“Kau yang ada dalam genggamannya... Bukan aku.” Ucap Sung Woo. Wan Seung mengelak kalau tidak ada dalam genggaman Seol Ok. Sung Woo tak ingin membahasnya memilih untuk pergi saja.
“Hei. Kamu terus menyebutnya "Ahjumma", tapi dia staf di polsek kita.” Ucap Wan Seung sebelum Sung Woo pergi.


Tuan Hwang datang menemui Kyung Mi bertanya apakah sudah menemukan sidik jari. Kyung Mi mengaku tidak bisa menemukan satu pun. Tuan Hwang terlihat marah kalau itu hanya Omong kosong, karena Jumlah sidik jari yang harus ditemukan adalah lima sidik jari Kyung Mi, tiga milik Yoo Seol Ok, dan empat milik Shin Na Ra. Kyung Mi kaget mendengarnya.
“Kau membuat tiga sidik jari tumpang tindih yang paling kubenci. Beginilah urutannya, Kim Kyung Mi, Yoo Seol Ok, dan Shin Na Ra. Khususnya Shin Na Ra, dia menyentuh bagian ini dan itu, termasuk tombol ini.” Kata Tuan Hwang, Kyung Mi menarik nafas panjang.

Flash Back
Kyung Mi mengambil koper untuk menemukan sidik jari, lalu dikagetkan dengan orang yang masuk ruangan. Tapi ternyata Na Ra yang datang, dengan senyuman menemui Kyung Mi yang ingin membantu menemukan pelaku mesum. Kyung Mi pun bisa bernafas lega.
“Di mana Seol Ok?” tanya Kyung Mi.  Na Ra mengatakan kalau Seol Ok  akan segera datang. Mereka pun bergantian memegang senter.
“Kim Kyung Mi menyerahkannya kepada Yoo Seol Ok. Kemudian Tamtama Shin menyalakan senter ini. Kau tidak kreatif sama sekali, Untuk menyelesaikan kasus kriminal sekacau ini, maka aku membuang waktuku sepanjang pagi.” Ucap Tuan Hwang dengan nada tinggi.
“Maafkan aku, Pak Hwang... Aku tidak tahu Anda bisa menemukan semua sidik jari itu.” Ucap Kyung Mi mengaku.
“Tentu saja, kau pasti tidak menyangka aku seterampil ini.” Kata Tuan Hwang bangga.
“Andai kami tahu Anda akan menemukan sidik jari tumpang tindih seperti ini, pasti kami tidak berani melakukanya.” Kata Kyung Mi 


Han Mi datang menjemput anaknya, terlihat sangat bahagia bertanya Apa kegiatannya di sekolah tadi. Ah Ram menceritakan kalau tadi main meramal cuaca dan mendikte. Han Mi yakin kalau Artinya anaknya banyak belajar dan ingin membelikan ayam hari ini. Ah Ram menolaknya, Han Mi binggung kenapa menolaknya.
“Aku tahu Ayah tidak punya banyak uang.” Ucap Ah Ram. Han Mi mengeluh siapa yang mengatakan dan berpikir kalau itu ibu Ah Ram sambil mengeluh pada istrinya.
“Ayah punya banyak uang dan bisa membelikan semua yang ingin kamu makan dan miliki.” Ucap Han Mi. Ah Ram seperti tak percaya.  Tapi Ah Ram menyakinkan.
“Kalau begitu, aku mau makan ayam.” Kata Ah Ram. Han Mi pun dengan penuh semangat mengajak untuk makan ayam. 

Mereka pergi di jalan lorong untuk membeli "Ayam Goreng" saat itu Ah Ram menatap ke arah lorong. Han Mi bertanya apa yang dilihatnya. Ah Ram mengaku kalau Ada Paman aneh di lorong itu. Han Mi binggung apa maksudnya.
“Aku selalu mengambil jalan ini saat pergi les dan selalu melihat Paman aneh setiap kali lewat di sana.” Cerita Ah Ram.

Flash Back
Ah Ram berjalan pulang les lalu di panggil oleh paman aneh, setelah itu membuka jaketnya. Ia menceritakan kalau paman itu menurunkan celananya saat  lewat. Ah Ram hanya terdiam melihatnya, saat itu juga dua polisi yang sedang berpatroli melihatnya langsung mengejarnya.
“Dia telanjang dan itu memalukan. Itu Lucu, kan?” ucap Ah Ram yang polos. Han Mi mendengar cerita anaknya mencoba menutupi rasa gugup dan hanya membenarkan yang dikatakan anaknya. 


Han Mi akhirnya pergi ke tempat petugas Lee yang berpatroli lalu mengomel karena teledor saat berpatroli di gang. Petugas Lee membela diri kalau  rutin melakukannya. Han Mi pikir kalau Tapi itu tidak berguna karena Orang mesum ada di tiap gang di lingkungan mereka.
“Belum ada laporan.” Pikir Petugas Lee binggung.
“Anak-anak tidak tahu apa pun dan Mereka tidak bisa melaporkan ini.” Kata Han Mi makin marah karena anaknya menjadi korban.
“Kami tidak bisa berpatroli di setiap gang jika tidak ada laporan.” Kata Petugas Lee
“Walau begitu, kalian harus berpatroli... Astaga! Yang benar saja.” Kata Han Mi meluapkan semua amarahnya. 

Sung Woo duduk diruangan bertanya apakah  sudah menemukan tersangka kasus pembunuhan studio itu. Dua anak buahnya hanya diam saja. Sung Woo akhirnya menanyakan pada detektif Yuk, Detektif Yuk mengaku belum.
“Jika begini terus, itu bisa menjadi kasus tidak terungkap Kenapa kita tidak melihat adanya perkembangan?” ucap Sung Woo terlihat sangat marah
“Kopral Gong... Apa Kau membantu mengurus kasus itu?” kata Sung Woo pada Han Mi
“Aku sedang menginvestigasi kasus paternitas.” Kata Han Mi. Sung Woo ingin tahu Kasus apa itu
“Ada seorang pria yang menurunkan celananya di sebuah gang di dekat SD.” Kata Han Mi. Detektif Yuk bertanya apakah maksudnya Orang mesum berjas hujan. Han Mi membenarkan.
“Ini bukan saat yang tepat untuk itu.” Kata Sung Woo. Han Mi pikir kalau kasus ini berbahaya karena terjadi di dekat SD. Detektif Yuk pikir Itu tidak sebanding dengan masalah kematian.
“Bagaimana jika ternyata dia pencabul anak?” ucap Han Mi menahan amarah
“Aku mengerti, tapi sekarang kita sudah dipusingkan dengan beban kita ini! Hubungi Divisi Patroli dan minta mereka menambah patroli mereka. Jangan ikut campur.” Tegas Sung Woo
“Sebagai detektif, kita harus menangkapnya.” Kata Han Mi mengingat saat mengatakan hal yang menyepelekan pada Na Ra.
“Banyak sekali orang seperti dia. Kantor polisi tidak bisa berfungsi jika mau menangkap semuanya... Kenapa melampiaskannya kepadaku?.. Aku hanya memaparkan kenyataan... Mereka pikir bisa menangkap penjahat sesuka mereka.” ucap Han Mi yang menyepelekan saat kejadian mesum pada Na Ra.
“Lalu siapa yang akan menangkap mereka? Murid-murid SD tidak bisa menangkapnya sendiri. Haruskah anak-anak itu menangkap mereka? Siapa yang bisa menangkap mereka jika bukan polisi?” ucap Han Mi tak bisa lagi menahan amarahnya akhirnya meninggalkan ruangan. 


Han Mi datang menemui Sung Ha di ruangan "Unit Investigasi Khusus Kasus Orang-orang Mesum" mengatakan kalau akan mendaftar untuk unit Sung Ha sekarang. Sung Ha terlihat binggung melihat lembaran lamaran pindah unit. Sung Ha pikir kalau Tidak bisa pindah ke unit dua.
“Kami butuh tenaga, jadi, tidak ada alasan untuk menolakmu. Tapi kenapa tiba-tiba?” ucap Sung Ha. Na Ra juga heran Han Mi yang mau pindah unit.
“Aku... Karena unit kasus mesum,  Aku harus menangkap orang itu apa pun yang terjadi.” Ucap Han Mi
“Apa Kau mau menangkap orang mesum? Katamu mereka bisa dibebaskan dengan membayar denda.” Kata Na Ra makin heran
“Ya... Polisi tetap harus menangkap mereka.” Kata Han Mi. Akhirnya Sung Ha mengucapkan selamat bergabung.
“Terima kasih... Aku akan memakai meja ini.” Ucap Han Mi memilih mejanya sendiri dan mengeluarkan barangnya. 

Seol Ok dan Wan Seung duduk di cafe seperti menunggu seseorang. Wan Seun heran Kenapa Seol Ok membeli sebanyak itu. Seol Ok pikir membeli secukupnya saja dengan banyak gelas cup membuat kopi. Saat itu anak tuan Jang datang menemui keduanya.
“Pernikahanku tidak lama lagi, jadi Persiapannya lebih banyak daripada dugaanku.” Ucap anak Tuan Jang.
“Pasti berat menyiapkannya sendirian dan Biasanya ibu mempelai wanita ikut membantu.” Kata Seol Ok kasihan.
“Ibuku tidak keluar rumah. Sebenarnya kami juga melewati pertemuan orang tua. Aku merasa bersalah kepada calon suamiku.” Kata Anak Tuan Jang.
“Kau harus cepat menemukan ayahmu” kata Seol Ok.  Anak Tuan Jang juga berpikir seperti itu karena bisa menikah dengan tenang.
“Omong-omong, kenapa kalian mau menemuiku?” tanya anak Tuan Jang
“Sebelum ayahmu menghilang, dia meminjam sebuah buku. Apa Kau tahu soal buku itu?” tanya Wan Seung.
Anak Tuan Jang binggung karena tidak pernah melihat ayahnya membaca buku, Wan Seung pikir Di gudang itu juga tidak ada buku. Seol Ok mengingat saat pergi ke ruang kerja melihat sebuah buku yang sudah berdebu. 

Mereka pergi ke gereja tempat "Alkitab" milik Tuan Jang yaitu Gereja Joongjin Baru" Pendeta memberitahu Tuan Jang yang menghadiri kebaktian setiap hari Minggu dan sempat bekerja di kantor Pak Jang berkat koneksi itu.
“Apa Anda orang yang melihat gantungan kunci itu?” tanya Seol Ok. Si pendeta mengaku pernah.
“Omong-omong, kenapa Anda ke sana pukul 5.00?” tanya Wan Seung heran , pendeta mengaku bekerja di sana waktu itu.
“Bukankah itu terlalu pagi untuk bekerja?” kata Wan Seung
“Aku melihatnya dalam perjalanan menuju gereja. Aku terlambat untuk ibadah pagi, jadi, aku pun berlari. Saat itulah aku melihat pintu kantornya terbuka. Aku memeriksa apa kantor itu kemalingan dan Aku lega setelah melihat gantungan kunci itu tergantung.” Cerita Pendeta mengingat kunci yang tergantung di pintu.
Saat itu pendeta menyapa seorang wanita,  lalu memberitahu kalau  wanita itu adalah istri pemilik Kantor Personalia Yongmyung. Wan Seung tahu kalau Pemiliknya adalah mitra Pak Jang, si Petinju itu. Istri si petinju terlihat ketakutan.
“Benar... Para kolegaku sering pergi ke restorannya untuk makan. Pasti dia sangat tahu.” Kata pendeta. Istri itu terlihat gugup seperti menyembunyikan sesuatu. Wan Seung dan Seol Ok pun menatap curiga. 


Keduanya pergi menemui istri petinju ingin tahu  Kapan terakhir kali melihat Pak Jang. Si wanita mengaku datang untuk makan bersama koleganya. Wan Seung ingin tahu apakah Ada yang tidak lazim darinya. Si wanita merasa tak ada sambil terus membersihkan meja.
“Pasti Anda suka membaca novel.” Ucap Seol Ok melihat ada sebuah buku diatas meja.
“Ya, aku suka membaca novel roman.” Akui Si wanita. Seol Ok yakin kalau wanita itu sering bertemu dengan Pak Jang, Si bibi langsung menyangkalnya.
“Untuk apa aku menemuinya?” kata Si bibi mengelaknya.
“Bukankah Anda sering menemuinya di gereja dahulu? Kami dengar kalian berdua ke gereja setiap Minggu.” Ucap Wan Seung.   Si Bibi mengaku kalau melihat Tuan Jang di gereja. Saat itu suaminya yang petinju datang terlihat sangat marah
“Kenapa kalian mengganggunya di tempat kerja?”teriak Paman dengan mata melotot
“Kami sedang menginvestigasi kasus hilangnya Pak Jang.” Ucap Seol Ok
“Itu sudah lama sekali. Berhentilah mengganggunya!” kata Si paman. Si bibi yang ketakutan mengaku tidak tahu apa-apa dan meminta keduanya agar pergi.
Si paman pun mengusir keduanya agar pergi dari tokonya, keduanya akhirnya keluar. Si paman terlihat marah berpikir kalau istrinya yang memanggil keduanya. Si Bibi mengaku bukan ia yang memanggilnya. 


Seol Ok merasa kalau itu mencurigakan. Wan Seung yakin kalau Ada yang mencurigakan di tempat itu dan Firasatnya mengatakan itu. Seol Ok melihat restocan "Gopchang Jeongol dan Gopchang Gui" sementara Wan Seung menerima telp dari Tuan Park
“Jam kerja sudah hampir selesai. Di mana kamu? Ini hari Kamis. Kau harus mengawasi Kapolsek Shin. Kenapa kau di luar? Aku menolak klien karenamu...” ucap Tuan Park
“Aku segera ke kantor.” Kata Wan Seung. Tuan Park mengaku suda tidak peduli soal Kapolsek Shin dan memilih pergi.
“Aku hanya bisa mengalah beberapa kali.” Kata Tuan Park. Wan Seung meminta agar menahan Tuan Shin sebentar saja lalu menutup telpnya. 


 “Aku harus kembali ke kantor.. Apa Kau bisa sendiri?” tanya Wan Seung.
“Jangan khawatir... Aku pasti akan menuntaskan kasus orang hilang ini.” Kata Seol Ok lalu saat itu juga ponselnya berdering.
Manager Jo menelp meminta agar dibawakan tonik karena Tanamannya layu semua dan mengeluh kalau Seol Ok itu  pergi ke Indonesia untuk membeli tonik itu karena lama kembali ke kantor. Seol Ok mengaku  pergi ke Pasar Dongmun, pasar terbesar di area mereka tapi tokonya tutup, jadi, harus kembali ke Pasar Joongjin.
“Kau selalu lama jika disuruh sesuatu. Jika semua tanamanku mati, maka aku akan memaksamu membiayai perkabungan mereka.” Ucap Manager Jo marah. Seol Ok mengatakan kalau segera kembali.
“Caramu menghadapi orang masih sama seperti menghadapi mantan mertuamu.” Komentar Wan Seung
“Untunglah, sekarang aku tahu cara menangani mereka” kata Seol Ok bangga. Akhirnya mereka pun berpisah arah. 

Wan Seung sudah ada di dekat ruangan Tuan Shin,  sambil mengeluh kalau Sudah 10 tahun aku menjadi detektif, tapi baru kali ini mengintai di dalam kantor. Ia pun heran dengan Seok Ok yang harus pergi ke rumah sakit. Ia lalu menelp Tuan Park kalau Tuan Shin yang tak keluar dari kantornya.
“Entah apa yang dilakukannya... Dia tidak mau keluar.” Keluh Wan Seung sampai akhirnya Tuan Shin keluar. Ia pun segera menutup telp kalau akan mengintai gerak gerik Tuan Shin.
Saat itu Wan Seung melihat Sung Woo berjalan di lorong meminta agar Pergil ke rumah sakit. Sung Woo binggung kenapa harus dirinya,  Wan Seung mengaku ditelepon bahwa Bu Lee masuk rumah sakit dan merasa kalau perbuatan suaminya.
“Maksudku, berbahaya jika Bu Yoo sendirian. Kumohon, aku minta bantuanmu dan Tolong buangkan bungkus ini juga.” Ucap Wan Seung lalu bergegas pergi dengan meninggalkan bungkus roti ditangan Sung Woo.
“Sulit kupercaya... Wan Seung baru saja meminta bantuan dariku. Tapi Kenapa dia tidak membuangnya sendiri?” ucap Sung Woo sadar kalau ada bungkus roti ditanganya. 


Seol Ok bersam dengan Nyonya Lee heran melihat Sung Woo mengetahui mereka ada dirumah sakit dan berpikir kalau datang untuk menyelesaikan kasus ini. Sung Woo mengaku seperti itu dan ingin tahu  Apa yang telah terjadi. Nyonya Lee mengaku jatuh terpeleset.
“Rumah sakit ini masih sama seperti dahulu dan Anda juga ke rumah sakit ini tujuh tahun silam saat jatuh terpeleset. Benar, kan?” ucap Sung Woo. Nyonya Lee terlihat ketakutan.
“Aku bisa mengecek rekam medis Anda... Artinya Pak Gi sudah biasa menganiaya dia.” Kata Sung Woo. Nyonya Lee terlihat makin ketakutan. 

Tuan Shin sibuk mengecek ruangan konferensi dengan memastikan kalau semua di pasangan dan dipersiapkan dengan baik. Wan Seung menatap terlihat binggung karena Tuan Shin tak keluar dari gedung. Ia menelp Tuan Park berpiki kalau bukan hari ini, karena Ada upacara pembukaan jadi Tuan Shin fokus mempersiapkanya.
“Hei, Pak Gye. Dimana ibu itu? Awasi dia. Ibu itu tidak bisa diprediksi.” Ucap Wan Seung menelp rekan kerjanya. Sung Woo mengeluh Wan Seung yang mengaturnya lagi.
“Kenapa aku harus melakukannya? Aku sedang menangani banyak kasus serius. Aku tidak punya waktu untuk kasus tujuh tahun lalu. Kalau begitu, kau saja yang mengawasinya.” Ucap Sung Woo kesal dengan nada berbisik agar Nyonya Lee tak mendengarnya. 



Nyonya Lee ketakutan kalau Tuan Gi yang  akan menemukan dan membunuh di mana pun keberadaanya.  Seol Ok menyakinakn akan memastikan Tuan Gi  tidak melakukan itu dan Nyonya Lee tidak bisa terus hidup seperti ini. Saat itu Tuan Gi datang dengan mengumpat marah.
“Kenapa kalian kemari lagi? Kenapa kalian terus datang dan menanyai istriku tentang orang hilang itu?” ucap Tuan Gi marah
“Pak Gi... Anda ditahan atas tuduhan KDRT karena telah menganiaya dan melukainya.” Ucap Sung Woo. Tuan Gi malah melawan bahkan ingin memukulnya. Sung Woo bisa menangkapnya dan membuatya berbaring dan siap memborgolnya.
“Aku senang Anda berhenti bertinju, Anda tidak berbakat selain memukuli wanita.” Kata Sung Woo bisa menangkap Tuan Gi.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar