PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 13 April 2018

Sinopsis Queen Of Mystery 2 Episode 13 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Petunjukan Theater kembali di mainya, seorang pemain berada diatas panggung
“Jenne... Aku akan meninggalkanmu di ruangan ini. Tapi kau tidak akan kesepian. Di kala kamu berbaring sendirian di ranjang ini, aku akan selalu di sisimu. Cuma tubuhku yang akan pergi dari sini. Aku meninggalkan diriku yang sebenarnya di sini. Aku pasti akan mengatakan ini supaya kamu tidak kesepian. Aku mencintaimu.... Aku mencintaimu... Aku mencintaimu.”
Wan Seung menonton sendiri pertunjukan theater, sementar Hee Yeon duduk memegang sebuah cincin didepanya, yaitu cincin yang seharusnya diberikan Wan Seung pada Seol Ok.

Flash Back
Hee Yeon datang ke kantor polisi dengan wajah panik seperti tak suka melihat mereka berdua. Saat Wan Seung sakit, dan ingin menemani Seol Ok menolaknya karena yang akan menemaninya karen Hee Yeon pasti sibuk.

“Bukan begini rencananya.” Ucap Hee Yeon seperti memang ingin mengambil hati Wan Seung. 
Seol Ok berdiri didepan tudung saji mengatakan kalau pad Kyung Mi kalau Gurita sedang musim jadi memasak sesuatu dengan gurita. Kyung Mi mengeluh karena sudah memint untuk mengabaikan gurita itu. Seol Ok mengaku kalau kali ini sangat yakin dengan makananya.
“Baiklah. Itu hanya gurita... Jika terlalu asin, akan kucuci, lalu kumakan... Jika hambar, bisa kutuang kecap asin. Jadi Di mana guritanya?” kata Kyung Mi
“Ini dia... Aku membuat puding gurita...Kau tidak menduganya, bukan? Cobalah. Pasti enak.” Ucap Seol Ok membawa keatas meja makan. Kyung Mi hanya bisa melongo karena isinya Puding gurita.
“Sangat sulit memasukkan gurita ke jeli ini. Jadi Kyung Mi. Cobalah.” Kata Seol Ok mencoba memaksa temanya untuk makan.
Kyung Mi menolak meminta agar menjauhkanya karena pasti amis, Seol Ok tetap saja menyuruh temanya agar mencoba. Sampai akhirnya Kyung Mi mendorong temanya, Seol Ok mengeluh Kyung Mi sangat jahat dan akan mengambil sumpit yang terjatuh.  Saat mengambil di lantai seperti merasakan sesuatu dari waah Seol Ok. 


Seol Ok sudah berdiri di depan rumah, Wan Seung bergegas datang sambil memarahi Seol Ok yang mau ditangkap karena bukan polisi. Seol Ok mengaku maka dari itu alasanya datang dengan Wan Seung. Mereka pun masuk ke dalam rumah Tuan Jang dan anaknya yang membuka pintu.
“Saat ini kami sedang makan malam bersama tunanganku.” Ucap Se Yeon. Seol Ok pikir akan menunggu di luar. Tapi Se Yeon akhirnya menyuruh mereka masuk dan tunanganya meminta untuk pergi membeli minuman?
“Apa Kalian belum menemukan ayahku?” tanya Se Yeon
“Kurasa kami sudah menemukannya.” Ucap Seol Ok. Se Yeon kaget ingin tahu keberadaanya ayahnya.
“Pasti Anda tahu.” Kata Seol Ok pada Nyonya Park. Nyonya Park bingung dengan perkataan Seol Ok.
“Anda mengetahui hubungan suami Anda dengan Lee Yeong Sook, kan? Pak Jang tidak pergi dari rumah di hari itu. Kalau begitu, Pak Jang ada di sini.” Ucap Seol Ok. Se Yeon ingin tahu Di mana
“Di dalam rumah ini... Di hari itu, semuanya terjadi dari rumah ini.” Ucap Seol Ok yakin saat di malam hati Tuan Jang di tusuk pisau dalam rumah.
“Apa Maksudmu kami melakukan sesuatu kepada Ayah? Aku meminta kalian mencarinya, bukan malah menyalahkan kami.” Kata Se Yeon terlihat marah
“Suamiku akan kembali.” Kata Nyonya Park yakin .
“Pembunuhan itu tidak disadari. Namun, Anda tidak bisa memindahkan jasadnya. Karena itu sangat sulit bagi Anda untuk pindah rumah atau pergi. Saat suami Anda menghilang, kenapa tidak langsung menghubungi putri Anda?”kata Seol Ok
“Se Yeon anak tunggal kalian... Kau tidak di rumah saat ayahmu menghilang, bukan? Kau tinggal di asrama, kan? Setahuku, ibumu sendirian di rumah. Pasti ibumu butuh beberapa hari.” Kata Wan Seung.
Nyonya Park bertanya apakah mereka memiliki bukti, Seol Ok pikir Nyonya Park itu sudah tahu,  kalau buktinya ada di sini dengan menatap ke arah kamar. 


Mereka masuk ke kamar, Se Yeon bertanya apa yang ada dalam kamar ibunya.  Seol Ok mengatakan kalau Pak Jang ada diruang itu Di tempat mereka berdiri. Se Yeon merasa tidak melihat apa pun. Seol Ok melihat kalau ada "Termostat Otomatis"
“Akan kutunjukkan sekarang.” Kata Seol Ok lalu memanggil Kyung Mi masuk. Se Yeon marah bertanya apa yang akan mereka lakukan dirumahnya.
“Ini mengukur kepadatan lantai. Jika kita pernah menggali lubang dan mengubur sesuatu, kepadatannya pun akan berbeda. Itu artinya kita mau mendeteksi jejak-jejak mayat yang dikubur.” Jelas Kyung Mi
“Benar.... Kyung Mi. Tadi aku berdiri di sekitar sini.” Kata Seol Ok menujuk lantai yang harus diperiksa.
“Ibu... Mereka salah, bukan?” ucap Se Yeon bertanya apda ibunya. Nyonya Park yang duduk lemas meminta anaknya agar Jangan percaya mereka.
“Anda tidak bisa pindah rumah atau pergi. Apa Anda mau hidup bersama mayatnya seumur hidup?” kata Seol Ok dengan mata berkaca-kaca.
“Omong kosong... Keluar kalian!” teriak Nyonya Park marah. Kyung Mi akhirnya memberitahu Seol Ok kalau sudah mendapatkan sinyal. Semua pun terlihat kaget. 


Sung Ha mendapatkan informasi tentang Hee Yeon yang "Lulus pada tahun 2002dari Sekolah Membuat Kue Lyon di Prancis." Lalu "Pada tahun 2003, dia kecelakaan mobil dan jatuh koma. Ajaibnya, dia siuman." Setelah itu "Dari tahun 2003 sampai 2017, dia menjalani 13 operasi plastik."
Sung Ha tak percaya kalau Hee Yeon sudah melaukan Tiga belas operasi plastik. Akhirnya ia bertemu dengan seseorang disebuah cafe. 

“Aku Inspektur Woo dari Polsek Joongjin. Aku ingin menemuimu karena ingin mengajukan beberapa pertanyaan. Kau dan Jung Hee Yeon pernah belajar di sekolah kue di Lyon, Prancis, kan?” ucap Sung Ha. Si wanita membenarkan.
“Sampai dia kecelakaan, kami teman sekamar.”akui si wanita
“Apa Kau tidak pernah bertemu dengan dia sejak saat itu?” tanya Sung Ah.
“Kami masih bertemu sesekali.” Akui si wanita, Sung Ha ingin tahu apakah tidak merasa ada perubahan dalam diri Hee Yeon setelah belajar di Prancis
“Awalnya aku merasa tidak familier saat kali pertama kami bertemu setelah dia pulang dari rumah sakit. Karena dia menjalani banyak operasi.” Jelas Teman Hee Yeon
“Bagaimana sifatnya yang biasa?” tanya  Sung Ha semakin penasaran.
“Mungkin karena tumbuh di keluarga kaya, jadi, dia pintar, menyenangkan, dan optimistis. Dia selalu sama, Apa terjadi sesuatu kepadanya?” tanya si wanita.
“Sesuatu mungkin terjadi kepadanya di masa yang lampau.” Pikir Sun Ha yakin. 

Akhirnya pengalian pun dibuat dalam kamar Nyonya Park, Wan Seung binggung Seol Ok yang bisa tahu kalau Nyonya Park menguburnya di bawah lantai. Seol Ok pikir kalau Nyonya Park itu amatir dalam menyemen lantai jadi terlihat dengan permukaan semen yang tidak rata, tidak seperti bagian lantai lainnya.
“Selain itu, aku juga terusik dengan mereka memakai panel pemanas elektrik. Untuk sistem pemanas normal, selangnya dipasang di bawah semen yang tebal. Tapi panel pemanas elektrik ini tipis dan tidak memakan tempat. Itu bagus untuk mengamankan tempat agar bisa mengubur mayat itu.” Ucap Seol Ok
“Dia tidak langsung menelepon Jang Se Yeon... Karena butuh waktu tiga sampai empat hari hingga semennya mengering.” Jelas Seol Ok
Sampai akhirnya terdengar jeritan dari ruang kamar, Seol Ok dan WanS Seung bergegas masuk, keduanya kaget melihat ada kerangka tangan dibawah lantai tempat Tuan Jang dikuburkan.

Nyonya Park akhirnya dibawa oleh dua polisi dengan tangan terborogol. Se Yeon dengan dituntun tunanganya sambil menangis bertanya pada ibunya alasan yang sangat tega membunuh ayahnya.
“Ibu... Bagaimana Ibu bisa makan dan tidur di rumah ini? Itu tidak benar, kan? Katakan itu tidak benar!” jerit Hee Yeon histeris.
“Kenapa Anda melakukannya?” tanya Seol Ok ingin tah. Nyonya Park mengaku suaminya bilang mau pergi.
“Berani sekali dia meninggalkan keluarganya?” ucap Nyonya Park sangat marah. 

Flash Back
Tuan Jang membereskan semua barang-barangnya, Nyonya Park menahanya agar Tuan Jang tak pergi meninggalkanya, tapi Tuan Jang tetap akan pergi, Nyonya Park memohon agar Tuan Jang itu tak pergi sampai akhirnya tubuhnya jatuh didorong oleh suaminya.
Akhirnya Tuan Jang keluar dari kamar dan akan pergi. Nyonya Park mengambil pisau di dapur dan langsung menusuknya, setelah itu menguburnya dalam kamar dan memastikan kalau tak ada noda darah.
Pagi hari, Nyonya Park membawa tas berisi batu bekas galian lantainya keluar rumah dan sengaja meninggalkan di gedung Tuan Gi, saat itu  juga pendeta melihat kantor Tuan Jang terbuka berpikir kalau bosnya ada didalam. 

“Berani sekali dia meninggalkan keluarganya?!!!! Teganya... Teganya dia melakukan itu?!!!” teriak Nyonya Park histeris, akhirnya Seol Ok dan Se Yeon berserta tunanganya mengantar Nyonya Park yang dibawa oleh polisi.
Wan Seung membuat  "Catatan Kesaksian"  di ruang interogasi berkomentar lebih baik daripada membiarkannya pergi bersama wanita lain. Wan Seung pikir lebih baik jika dia masih hidup walaupun tidak bisa menemuinya lagi.
“Detektif, pernahkah kau menunggu seseorang sepanjang hari di kamarmu?” ucap Nyonya Park
Flash Back
Seol Ok tak percaya kalau Wan Seung bisa menunggunya selama 17 tahun dan tidak pernah bisa memahaminya. Wan Seung mengaku tidak punya pilihan karena tidak bisa menahan diri.
“Setiap hari Minggu adalah siksaan bagiku.” Akui Nyonya Park karena sebelumnya melihat suaminya yang memberikan buku pada Nyonya Lee. 
“Saat suamiku meminjam buku di hari Sabtu, aku berpikir bahwa hari Minggu akan datang lagi. Kupikir hari Minggu akan terus datang. Sampai aku mati, itu akan menyiksaku.” Ucap Nyonya Park
Saat di rumah Nyonya Park melihat suaminya diam-diam mengambil buku berjudul "'Tersenyumlah untuk Diriku'" yang disimpanya lalu bergegas pergi menemui Nyonya Lee .
“Aku merenungkan seperti apa hidupku jika dia pergi bersama wanita itu. Aku akan menunggu pintu itu terbuka selama sisa hidupku. Kupikir akan lebih baik bersamanya seperti itu daripada harus menunggunya. Aku melakukan itu karena mencintainya.” Akui Nyonya Park
“Cinta tidak bisa memberikan alasan untuk segalanya. Anda membunuh seseorang karena cinta, jadi, itu tidak ada gunanya. Tidak ada yang ingin menerima cinta Anda itu.” Kata Wan Seung
“Mungkin aku harus menjalani sisa hidupku di penjara. Itu tidak masalah. Lagi pula, kamar itu terasa seperti penjara bagiku. Akan tetapi, Se Yeon, putriku...” ucap  Nyonya Park sambil menangis. 


Seol Ok mendengar pengakuan Nyonya Park seperti tak percaya kalau mengambil pilihan seperti itu. Na Ra pikir Karena Nyonya Park yang dibuat gila oleh cinta dan itu adanya cinta. Seol Ok seperti tak percaya mendengarnya. 

Seol Ok berjalan di lorong sambil berpikir kalau Alangkah baiknya jika mereka hidup bahagia di jalan masing-masing. Wan Seung pikir itu tak mungkin karena Nyonya Park tidak akan bahagia jika orang lain bahagia.
“Tapi kau juga tidak begitu normal. Kau menunggu seorang wanita selama 17 tahun.” Ejek  Seol Ok
“Ahh... Benar juga. Terima kasih untuk tiket dramanya.” Kata Wan Seung
“Kau menonton teater "Ruangan yang Menunggu" setiap tahun. Ruangan adalah ruangan, apa yang bisa ditunggu? Ruangan terdiri atas semen. batang-batang besi, dan insulasi yang baik. Itu saja... Ah... Kertas dinding juga.” Komentar Seol Ok
“Pemikiranmu sangat sederhana. Aku iri kepadamu.” Ejek Wan Seung
“Aku hanya perlu mencintai orang di hadapanku. Tidak perlu merumitkan masalah.” Kata Seol Ok
“Kalau begitu, siapa yang berada di hadapanmu sekarang?” goda Wan Seun mendekatkan dirinya.
Seol Ok langsung bergegas pergi menemui detektif yang sedang memecahkan kasus itu dan akan membantunya. Wan Seung melihat dari kejauhan Seol Ok yang membantu polisi lain untuk memecahkan kasus.


Tiba-tiba terdengar suara teriakan Tuan Oh dan langsung memarahi Seol Ok yang tak membersihan ruangan dengan baik dan Sekarang malah mencampuri investigasi detektif.
“Kalian adalah detektif, tapi malah dibantu oleh ibu-ibu ini.” Ucap Tuan Jo memarahi anak buahnya dengan menendang kakinya. .
“Dibantu olehnya atau tidak bukanlah masalah. Aku akan menanyai paranormal jika memang bisa.” Ucap detektif sambil memegang kakinya yang sakit
“Aku sudah selesai bersih-bersih.” Kata Seol Ok. Tuan Jo mengejek Seol Ok yang bermulut manis.
“Mana bisa membersihkan tempat ini jika terus mencampuri urusan... “ ucap Tuan Jo melihat sekeliling ruangan kalau semua polisi membersihkan ruangan sendiri dan terlihat rajin.
“Mereka mengajukan diri untuk membersihkannya sendiri. Aku tidak bisa melarang mereka.” Akui Seol Ok
Tuan Jo memarahi anak buahnya yang selama ini tidak pernah membersihkan tempat kerjanya. Akhirnya semua polisi mendekati Seol Ok ingin tahu kelanjutan kasusnya. Tuan Jo diam-diam mencoba mengintip dari depan pintu. 


Sung Ha datang menatap Wan Seung dalam ruangan, lalu berusaha acuh dengan bertanya apakah sudah mencari tahu informasi tentang orang mesum itu. Sung Ha mengaku sangat sibuk menangkap pembunuh dari yang diduga kasus orang hilang.
“Lupakan. Tugasku itu mencari pembunuh.” Ucap Wan Seung kesal
”Aku sudah mendengar tentang kasus orang hilang tujuh tahun lalu itu dari Pak Gye di Unit Satu.” Kata Sung Ha. Wan Seung pikir tidak perlu melapor kepadanya.
“Apakah wajar jika aku mendengar tentang kasus kita dari Unit Satu?” sindir Sung Ha
“Kenapa kau begitu menyulitkanku? Kamu bisa saja menyuruhkucmelapor kepadamu mulai sekarang.” Kata Wan Seung
“Kalau begitu, mulai sekarang,cseringlah melapor kepadaku.” Ucap Sung Ha
“Kau harus ada di ruangan agar aku bisa melapor kepadamu. Kenapa kamu berkeliaran tanpa krukmu? Sepertinya kau sudah sembuh.” Ejek Wan seung
“Situasi masih bisa memburuk. Itu berbahaya.” Balas Sung Ha, dan terdengar teriakan Tuan Jo memanggil keduanya
“Bagaimana dengan orang mesum berjas hujan itu? Aku menerima begitu banyak laporan bahwa dia telah terlihat dalam yurisdiksi kita. Unit ini tidak menangkap satu pun penjahat.”kata Tuan Jo mengomel
“Aku pergi sekarang. Aku akan menangkap semua orang yang memakai jas hujan.” Kata Wan Seung berdiri dari tempat duduknya

“Dia akan segera menangkapnya. Dia detektif yang kompeten.” Kata Sung Ha. Tuan Jo tak bisa berkata-kata langsung keluar dari ruangan. 

Wan Seung pun mencari informasi  dengan dua orang yang pernah melihatnya Di gang itu yang tiba-tiba membuka celananya pada pekan lalu. Seorang bibi memberitahu tentang Tingginya badanya dan terlihat seperti pria normal.
“Tidak banyak juga yang bisa dilihat. Dia tidak memakai celana. Kurasa dia tidak kedinginan.” Ucap anak-anak yang polos juga memberikan keterangan. 

Han Mi menjemput anaknya berpesan kalau  melihat orang mencurigakan, maka harus segera melarikan diri Atau langsung telepon ayah. Lalu melihat Wan Seung sedang berkumpul dengan anak lainya. Wan Seung pun menyapa Ah Ram.
“Kau langsung mengenalinya.” Kata Han Mi tak percaya. Wan Seung pikir kalau dirinya detektif jadi pasti mengingatnya.
“Apa Kau mengantarnya?” tanya Wan Seung. Han Mi mengaku tidak tenang dan segera kembali setelah mengantarnya.
“Anak-anak ini tidak takut kepada orang mesum. Aku cemas.” Ungkap Han Mi. Wan Seung pun mengajak Han Mi agar cepat kembali dan makan bersama.
“Kau bilang Makan? Bagaimana kamu bisa makan? Orang mesum ini berkeliaran di lingkungan kita. Kamu harus menanyakan detailnya kepada anak-anak sekalipun, kan?” ucap Han Mi lalu bergegas pergi.
“Dia hanya belajar untuk dipromosikan. Tapi Itulah baiknya punya anak perempuan. Tapi Di mana aku akan menemukannya? Dia muncul di mana saja.” Ucap Wan Seung kembali bertanya pada anak-anak dimana bisa menemukannya. 

Sung Ha bertemu dengan pegawai Hee Yeon dengan memastikan lebih dulu apakah memang pernah berkerja diGerai. Pegawai itu membenarkan kalau membantunya mengelola toko dan belajar membuat kue. Sung Ha ingin tahu alasan si wanita yang berhenti. Si pegawai mengaku sungguh tidak tahu.
Flash Back
Hee Yeon memberikan amplop berisi uang, si pegawai binggung karena bukan tanggal gajiannya. Hee Yeon mengatakan kalau pegawainya sudah bekerja begitu keras dan meminta agar tidak perlu datang lagi.
“Dia selalu sangat baik saat kami bekerja bersama.” Ungkap Si pegawai. Sung Ha seperti tak yakin Hee Yeon itu baik
“Lalu Seperti apa dia di luar?” tanya Sung Ha. Si pegawai menceritakan kalau Hee Yeon hanya fokus membuat kue.
“Dia bekerja begitu giat sampai bisa disebut terobsesi. Dia pembuat kue yang cukup terkenal di industri ini.” Ucap Si pegawai. Sung Ha tahukalau Kuenya sempurna.
Si pegawai ingin menceritakan sesuatu tapi ragu, Sung Ha menyakinkan agar si pegawai mau menceritakannya. Si pegawai mengatakan Ada satu kejadian aneh, kalau pernah melihat sebuah kue yang persis dengan buatannya saat pergi ke Jepang.
“Aku mencobanya karena itu aneh, serta rasa, bentuk, ukurannya, bahkan bahan-bahannya sama. Itu lebih menakutkan.” Akui si pegawai. Sung Ha bertanya apakah maksudnya Tiruan.
“Ya. Itu seperti tiruan.” Kat Si pegawai. 


Sung Ha pergi ke toko "Genoise Gerai Kedua" lalu mengingat saat itu menemukan sebuah botol berbau strawberry yang menyebabkan kebakaran. Lalu ia pergi ke "Genoise Gerai Ketiga"
“Terkadang kita merasa persepsi orang atas kita berbeda dari jati diri kita.” Ucap Sung Ha saat bertemu dengan Hee Yeon.
Akhirnya ia pergi ke Gerai keempat Genoise, lalu bertanya-tanya Kenapa tidak ada gerai Genoise yang pertama.  Akhirnya ia masuk ke dalm toko melihat sebuah lukisan yang bertuliskan "Ruangan yang Menunggu"
“Seo Hyun Soo menonton teater ini 17 tahun lalu. Tapi Grup yang menampilkan ini sudah lama bubar.” Ucap Wan Seung yakin
“Roti yang dipanggang sebelum dioles krim. Namanya... Genoise....Genoise...” ucap Wan seung memikirkan sesuatu dan akhirnya mengatakan
“Aku tahu siapa kau... Kau tidak mati... Kau seperti udara yang tinggal di sekitar Ha Wan Seung selama 17 tahun.” Ucap Wan Seung bisa memecahkan kasus. 


Theater "Ruangan yang Menunggu" Hee Yeon datang pergi ke ruangan ganti memberikan sekotak kue kalau ini dibuat khusus untuk pemain itu. Ia tahu kalau Pasti berat jika harus melakukan ini setiap hari dan menurutnya harus istirahat.
“Tapi tiketnya habis terjual. Aku tidak bisa pergi begitu saja.” Ucap si pemain
“Jangan khawatirkan itu. Ada pemeran pengganti.” Kata Hee Yeon. 

Seorang naik keatas panggung sebagai pemeran penganti dan ucapan sama dengan yang dilakukan pemain. Wan Seung datang menonton kembali theater yang selalu ditonton, terlihat diatas panggung Hee Yeon dengan wig pendek mengatakan kalimat seperti curahat hati dirinya.
“Cuma tubuhku yang akan pergi dari sini. Aku meninggalkan diriku yang sebenarnya di sini. Aku pasti akan mengatakan ini supaya kau tidak kesepian. Aku mencintaimu... Aku mencintaimu... Aku mencintaimu.” Ucap Hee Yeon sambil menatap Wan Seung di depanya.
“Saat orang sesensitif kamu tidak bisa tidur, suaraku akan membisik ke telingamu. Aku akan mengunci cintaku di ruangan ini. Semua kebahagiaanku akan kutinggalkan. Kini, aku akan hidup seperti tubuh yang kosong. Aku mencintaimu. Kamu segalanya bagiku... Kumohon.. jaga dirimu.” Ucap Hee Yeon.
Wan Seung terdiam di ruangan setelah acara selesai lalu berjalan masuk ke sebuah lorong dan akhirnya masuk ke ruang make up artis. Ia dengan sangat yakin langsung memanggil Seo Hyun Soo, seperti sangat yakin orang yang berdiri diatas panggung adalah Hyun Soo.
Bersambung ke episode 14

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar