PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 14 April 2018

Sinopsis Queen Of Mystery 2 Episode 14 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS

Wan Seung pergi ke ruang make up mengetahui kalau yang diatas panggung adalah Seo Hyun Soo. Tapi tak ada orang di dalam ruangan, Hee Yeon sudah berganti pakaian dan kembali ke dalam mobil sambil menangis karena harus merelakan cintanya.
Flash Back
Si pemain ingin tahu alasan Hee Yeon tiba-tiba ingin memerankan Jun. Hee Yeon menjawab karena ingin mengatakannya untuk kali terakhir, Seperti Jun.
“Kini aku akan hidup sebagai tubuh yang kosong. Aku mencintaimu. Kau segalanya bagiku. Selamat tinggal.” Ucap Hee Yeon terakhir kali pada Hee Yeon.
Saat itu Wan Seung keluar gedung theater, Hee Yeon langsung mengemudikan mobilnya walaupun sambil menangis. Wan Seung akhirnya menelp Tuan Park Bo Gook mengetahui kalau Hasil uji DNA Seo Hyun Soo diantar hari ini dan meminta agar memeriksanya.  Ia mengingat kembali dengan poster Theater "'Ruangan yang Menunggu'"  dan juga toko "Genoise"


Wan Seung datang menemui Tuan Park mengeluh karena lebih baik  bertemu besok saja, lalu bertanya apakah Hasil tes DNA-nya sudah ada, dengan memastikan kalau  Orang yang tewas 17 tahun lalu adalah Hyun Soo. Tuan Park membenarkan kalau yang meninggal itu memang Hyun Soo. “Apa Anda yakin?” tanya Wan Seung seperti masih tak yakin kalau Hyun Soo sudah meninggal.
“Hanya itu tes yang bisa dilakukan dan Kamu harus percaya hasilnya.” Ucap Tuan Park menyakinkan. 

Seorang pria masuk ke semak-semak, berdiri didepan jasad Min Ji seperti memastikan kalau korbanya itu bener-benar tak bernyawa, dari wajahnya terlihat seperti pembunuh berdarah dingin yang sudah tak punya hati nurani.
Flash Back
Di malam hari, Min Ji yang ketakutan berlari ke semak-semak, tapi di temukan oleh si pelaku yang langsung membekap mulutnya dan mencekiknya. Min Ji berusaha melawan tapi tenaga dari si pria terlalu kuat dan akhinya tewas di tempat.
Pelaku seperti tak merasa bersalah dengan tindakannya, lalu melihat pancaran senter dari luar semak. Ia buru-buru bersembunyi berpikir Tidak ada jalan lain dan berpikir untuk membereskan masalah, bhakan sekarang musim tengah semester.
Di sebuah kampus, seorang pria muda terlihat santai belajar di kelas bahkan bercengkrama dengan teman-temanya tanpa merasa menyesal sudah melakukan pembunuhan. 


Seol Ok membawa kardus ke ruangan bertemu dengan Wan Seung lalu bertanya ke mana tadi malam, karena Ponselnya tidak aktif. Wan Seung menjawab kalau menonton teater. Seol Ok tak percaya kalau Wan Seung pergi sendirian lagi. Wan Seung tak ingin membahasnya bergegas kalau akan rapat tim.
“Detektif Ha sudah datang... Mari kita mulai rapatnya. Ayo.” Ucap Sung Ha. Seol Ok langsung bergegas membawa note ditanganya.
“Hei.. Sedang apa kamu? Kenapa kau mau ikut rapat?” keluh Wan Seung. Seol Ok akhirnya bertanya pada Sung Ha apakah ia boleh ikut rapat.  Sung Ha pikir kenapa tak boleh. Seol Ok pun dengan senang hati sambil mengejek Wan Seung kalau ketua Tim memperbolekanya ikut 

“Biasanya, orang-orang mesum mengincar area seperti gang sekolah, jalan belakang, taman, dan di sekitar halte bus. Tapi orang mesum Joongjin 6-dong muncul di area yang memiliki lahan parkir dan jalanan. Artinya dia mengendarai mobil.” Ucap Sung Ha. Seol Ok langsung mencatat dalam notenya.
“Besar kemungkinan dia tinggal di Geumsang-dong atau Geumhwa-dong.” Ucap Sung Ha
“Geumsang-dong dan Geumhwa-dong adalah lingkungan orang kaya.” Kata Seol Ok
“Kalian memiliki pandangan bias bahwa orang-orang mesum hanya tinggal di daerah miskin. Ada banyak orang mesum yang memiliki pekerjaan spesialis dan berpenghasilan besar.” Ucap Sung Ha yakin
Han Mi menegaskan kalau mereka sudah pernah menangkap jaksa, dokter, guru, dan kepala sekolah. Wan Seung ingin tahu  siapa pelakunya dan tidak berharap Sung Ha tahu namanya, tapi meminta agar jabarkan usia, penampilan, dan latar belakang pendidikannya layaknya seorang analis profil.
“Aku tidak bisa menganalisis lebih jauh karena tidak bisa menginterogasinya. Tolong tingkatkan usahamu. “Ucap Sung Ha.
“ Jika bisa menginterogasinya, kita bisa tahu semua itu.” Kata Wan Seung. Han Mi setuju dengan Wan Seung. Seol Ok meminta Wan Seung agar tidak selalu mengejek, Wan Seung pikir Ucapannya tidak salah.
Sung Ha seperti tak mengubris lalu bertanya apakah ada pertanyaan?. Na Ra langsung mengangkat tangan bertanya Kapan makan malam tim, Han Mi mengeluh kalau Bukan saatnya untuk itu sekarang, karena Orang-orang mesum berkeliaran lalu keluar dari ruangan.
“Benar.. Kita kekurangan informasi... Aku akan pergi mencari informasi.” Ucap Wan Seung dan Seol Ok ikut mengikutinya.
“Aku tidak masalah jika berduaan dengan Anda saja.” Kata Na Ra seperti tetap ingin mengandakan makan malam tim. 


Wan Seung menemui anak-anak yang bermain ditaman,  sambil bertanya Pernahkah melihat seorang pria yang memakai jas hujan. Mereka semua menjawab tidak.  Han Mi memanggil Wan Seung kalau menemukan seorang anak yang melihatnya.
“Apa Paman ini juga detektif?” tanya Si anak terlihat ketakutan melihat Wan Seung.
“Dia paling jago menangkap penjahat di kota ini.” Ucap Han Mi
“Apa Kau pernah lihat seorang pria yang memakai jas hujan?” tanya Wan Seung
“Tidak, kakakku yang melihatnya. Dia hampir diseret dan nyaris tidak bisa pulang.” Cerita si adik sedih 

Flash Back
Seorang wanita berjalan di gang kecil dan terlihat gelap, lalu merasakan ada orang yang mengikutinya. Si pelaku langsung membeka mulutnya dan menariknya pergi.
“Saat itu dia berjalan di gang dan tiba-tiba seseorang melewatinya.”
Wan Seung akhirnya bertemu dengan Petugas Lee meminta agar menjelaskan lebih detail  tentang gadis yang bertemu dengan orang mesum itu. Petugas Lee mengatakan kalau sudah menerima laporan.
Petugas Lee sambil mengatakan kalau Kejadiannya di Joongjin 6-dong. Di gang buntu, lalu si pelaku menghilang dengan cepat menurutnya mereka merajalela karena cuaca yang hangat. Wan Seung juga mengeluh kesal karena pelaku meresahkan masyrakat. 

Tuan Jo sibuk memastikan semua perlengkapa Sarung tangan, Bukunya dan memastikan kalau posisi gunting yang baik. Seol Ok pun menerima semua teriakan omelan Tuan Jo di telinganya, Bahkan Tuan Jo meminta agar memasang spanduk dan tempat podium dengan benar, serta memastkan semua makanan yang disukai Tuan Shin.
“Omong-omong, bagaimana dengan ucapan selamatnya? Apa Anda sudah selesai membuatnya?” tanya Seol Ok
“Apa Sekarang kau mencemaskanku?” keluh Tuan Jo lalu menyadari kalau melupakan hal yang paling penting. Seol Ok pun menyuruh Tuan Jo agar cepat tulis.
“Aku bisa kena masalah... Nyonya Yoo.. Terima kasih.” Kata Tuan Jo bergegas pergi. 

Seol Ok akhirnya keluar dari kantor polisi menemui Wan Seung yang sudah menunggu. Wan Seung tak percaya kalau Seol Ok keluar lebih awal karena berpikir sedang sibuk karena tugas dari Pak Jo. Seol Ok mengingatkan kalau sudah tinggal bersama mertuanya selama delapan tahun.
“Aku jago menghadapi orang yang suka mengomel.” Ucap Seol Ok bangga. Wan Seung pun mengajak mereka segera pergi.
Sementara Sung Ha pergi ke TKP tempat kejadian mobil terbakar di terowongan yang dinggap sebagai Seo Hyun Soo pertama. Ia pun melihat mayatnya yang gosong karena terbakar dan tak bisa di kenali wajahnya.
Lalu seorang wanita dengan kacamata hitam menemui Sekretaris Kim dan mengaku sebagai Seo Hyun Soo. Sung Ha melihat sebuah buket bunga ditaruh di pinggir jalan, lalu melihat sebuah mobil dengan black box. 


Seol Ok dan Wan Seung bertemu dengan korban sambil berjalan di lorong. Korban menceritakan si pelaku sering muncul di lingkungan merkea dan Temannya juga banyak yang melihat si pelaku. Ia mendengar kalau si pelaku  makin suka jika wanita menjerit, jadi sengaja berjalan memutar. Wan Seung menunjuk sebuah tempat.
Flash Back
Si korban berjalan sendirian di gang, lalu merasakan ada seorang pria yang mengikutinya. Dan melihat si pria berjubah dibelakangnya, si korban memilih untuk berjalan cepat tak mengubrisnya.
Seol Ok bertanya apakah si pelaku mengejarnya. Si wanita mengaku tidak tapi hanya berbalik karena merasa yakin kalau itu pelaku mesum, tapi si pelaku tiba-tiba muncul di hadapannya membungkam mulut dan menyeret ke gang lainya.
“Aku tidak ingat persis kejadian berikutnya.” Ucap Si korban mengingat saat kejadian.
Si pelaku terus membekap mulut korban, dengan wajah ketakutan memohon agar tak melaukan apapun. Saat itu petugas Lee sedang berpatroli melihat si pelaku langsung mengejarnya. Si korban pun akhirnya dilepaskan begitu saja.
“Pada saat itu, jika polisi itu tidak lewat...” ucap Si wanita yang merasa bisa selamat karena datang petugs.
“Apa Kau ingat seperti apa wajah pria itu?” tanya Wan Seung. Si wanita mengelengkan kepala tapi melihat pelaku yang menutupi wajahnya.
“Apa Ada karakteristik lain? Misalnya tinggi atau posturnya.” Tanya Seol Ok
“Penampilannya seperti orang biasa.” Kata Si wanita. Seol Ok ingin tahu apakah korban tidak mengingat hal spesifik.
“Dia memakai sarung tangan kulit. Bisa kita berhenti sekarang? Aku tidak tahan berada di sini.” Ucap korban berlari keluar Gang tempat ia hampir mati oleh pelaku mesum. 


Akhirnya mereka berdiri jauh dari Gang tempat kejadian. Korban meminta agar mereka bisa menangkap pelaku,  karena harus melewati gang itu untuk pulang dan membuatnya takut setengah mati. Seol Ok menyakinkan kalau mereka berdua pasti akan menangkapnya. Korban pun mengucapkan Terima kasih.

Sung Ha duduk di dalam mobil melihat rekaman black box dan terlihat Hee Yeon menaruh bunga di pinggir jalan dan bisa melihat gerakan bibir Hee Yon yang mengatakan "Aku minta maaf"
“Kenapa dia minta maaf? Apa Karena membunuh korban Atau membuatnya terbunuh?” ucap Sung Ha makin penasaran dengan sosok Hee Yeon.
"Unit Dua Tindak Pidana Berat"
Wan Seung kembali ke kantor mengeluh melihat Sung Ha tak ada di ruangan dan bertanya Kapan ketua tim mereka itu dan dan kemana perginya tanpa kruk.
“Dia bekerja tanpa memberi tahu orang lain.” Ucap Na Ra
“Jika tidak memberi tahu orang lain, bagaimana kau bisa tahu?” komentar Wan Seung
“Lebih baik daripada bos yang tidak bekerja.” Ucap Han Mi. Seol Ok pikir itu benar lalu bergegas mendekati petugas Lee.
“Kulihat gang-gang di sini sangat rumit.” Ucap Seol Ok. Petugas Lee membenarkan kalau Tempat itu seperti labirin.
“Hanya penduduk lama yang tahu jalannya Orang lain hanya memilih jalan yang biasa mereka lewati.” Ucap Petugas Lee
“Dia tidak mengejar korban, tapi tiba-tiba muncul di depannya.” Kata Seol Ok mengingat yang dikatakan Korban. 

Si korban mengatakan “Aku berbalik karena merasa yakin. Tapi dia tiba-tiba muncul di hadapanku.” Seol Ok yakin kalau pelakunya tahu jalan pintas. Petugas Lee mengaku sudah memberi tahu mereka. Na Ra bertanya apakah maksudnya Orang yang mengenal gang-gang itu.
“Apakah Dia tinggal di area itu?” ucap Wan Seung ikut menduga-duga.
“Aku akan mencari informasi lagi.” Kata Han Mi langsung keluar dari dari ruangan.
“Kenapa dia begitu bersemangat?” ucap Wan Seung heran karena biasanya Han Mi malas keluar dari kantor
“Tempat itu dekat dengan sekolah anaknya. Anak-anak memang membuat orang tuanya berubah.” Bisik Seol Ok lalu Wan Seung bertanya pada petugas Lee apakah punya peta Gang tempat kejadian meminta agar mengambilnya. 

Mereka pun akan keluar bersama, di lobby tak sengaja bertemu dengan JI Seung.  Wan Seung heran melihat kakaknya datang ke kantor polisi. Ji Seung mengaku kalau akan memberikan nasihat hukum di kantor pusat. Wan Seung mengeluh kakaknya yang tak memberitahu lebih dulu. Ji Seung pikir akan memberitahunya sekarang.
“Apa Anda juga menghadiri acara di pusat?” ucap Wan Seung kaget melihat Tuan Park juga ikut datang dengan Tuan Shin.
“Jang Goo amat membutuhkan bantuanku.” Kata Tuan Park, Wan Seung dan Seol Ok menahan senyum dengan ucapan Tuan Park yang memanggil Tuan Shin Jang Goo.
Ji Seung menatap Tuan Park seperti shock dan gugup. Tuan Park menyapa Ji Seung sebagai presdir. Wan Seung pun menyuruh keduanya untuk masuk saja dengan urusan mereka. Tuan Park pun mengajak Ji Seung untuk lewat lift saja karena seperti kantor polisi top yang memecahkan kejahatan berat.


Seol Ok dan Wan Seung berjalan keluar, Wan Seung merasa kalau Tuan Shin pasti membuat acara aneh karena mengumpulkan semua orang terkenal. Seol Ok pikir Untuk menyambut para tamu berpengaruh, mereka bahkan mengomelinya untuk spanduk di panggung.
“Mereka tidak begitu berpengaruh.”komentar Wan Seung
“Aku pernah melihat kakakmu di TV. Tapi kurasa itu bukan masalah besar karena dia begitu cepat dibebaskan.” Kata Seol Ok
“Kenapa? Apa Kau cemas?” tanya Wan Seung. Seol Ok mengaku  Sedikit cemas.Wan Seung mengeluh Seol Ok yang tak mengatakan padanya.
“Kau tidak suka membahas keluargamu. Kukira aku membantumu mengabaikan itu.” Ucap Seol Ok. Wan Seung tak mau membahasnya menyuruh Seol Ok untuk masuk mobil. 

Spanduk di panggung bertuliskan "Polisi dan Pengacara Bersatu Untuk Pusat Urusan Sipil Kepolisian Sektor Joongjin" Ji Seung terlihat sangat gugup disamping Tuan Park. Akhirnya Sung Woo memulai untuk menggunting pita dalam rangka merayakan pendirian Pusat Urusan Sipil Polsek Joongjin.
Tuan Shin, Tuan Jo, Tuan Pask dan juga Ji Seung siap mengunting pita dan tak lupa mengambil foto, lalu Tepuk tangan orang yang menonton meresmikan pusat urusan sipil. 

Mereka melihat peta dengan jumlah rumah seperti berjejer sangat padat. Petugas Lee menunjuk Saat itu korban berdiri di gang kecil lalu diseret dan melihatnya ketika sedang berpatroli.  Mereka pun berjalan menyurusi gang tempat kejadian.
“Saat aku mendekat, dia melarikan diri... Kemudian dia menghilang persis di sini.” Ucap Petugas Lee mengingat kejadian sebelumnya.
“Ini jalan buntu.” Kata Seol Ok. Petugas Lee juga bingung apa yang terjadi.

Sung Ha terus mencari informasi dan melihat  Ada karangan bunga mahal di atas panggung. Pemain theater mengaku tidak tahu siapa yang meletakkannya di sana.
“Seo Hyun Soo kedua.” Ucap Sung Ha yakin karena si pemain meninggal dan mengaku sebagai Hyun Soo. 

Mereka pun mengetahui kalau si pelaku menghilang pada jalan buntu, Seol Ok pikir kalau si pelaku mungkin  tinggal di sekitar sini krena sangat mengenal gang-gang kecil. Mereka mengetik pintu rumah yang pertama, seorang kakek keluar.
“Pak, adakah anak muda yang tinggal di rumah Anda?” tanya Wan Seung. Petugas Lee memberitahu si kakek yang tinggal sendirian dan tidak punya keluarga.
“Hanya relawan yang sesekali datang mengunjunginya.” Ucap Petugas Lee
“Apa Anda tinggal sendiri?” tanya Wan Seung memastikan, tapi Si kakek seperti kurang bisa mendengar dengan jelas.
Akhirnya mereka pindah ke rumah lain, Wan Seung ingin tahu apakah Ada anggota keluarga lain. Si pria tambun mengaku tinggal sebatang kara. Mereka pun ingin tahu Sudah berapa lama tinggal di sini. Si pria mengaku  Sudah 40 tahun. Keduanya hanya bisa melonggo ternyata dari lahir sudah tinggal di tempat itu.
Mereka mengecek rumah yang ketiga,  Wan Seung bertanya apakah sudah lama tinggal di sini. Seorang pria muda mengaku baru saja pindah dan tinggal sendiri dari wajahnya terlihat seperti orang biasa. 


Sung Ha datang menemui Hee Yeon dicafe. Hee Yeon merasa kalau ini bukan pertemuan pertama mereka. Sung Ha pun membalas kalau Lama tidak berjumpa dengan menatap Hee Yeon kalau sebelumnya sudah melihat dari rekaman CCTV Mall.
Flash Back
Wanita berteriak agar Hee Yeon tak lupa dengan ponselnya,  Hee Yeon menyuruh agar membuangnya karena itu bisa berbahaya. Saat itu juga Sung Ha menelp ingin tahu keberadaanya dan si wanita meminta agar diberikan imbalan. Saat itu Hee Yeon mengetahui kalau ada yang menelp.
“Aku sudah tahu kau akan datang. Wanita muda itu terlihat sangat penasaran.” Kata Hee Yeon
“Kau berusaha keras agar wajahmu terekam di CCTV. “ucap Sung Ha.
“Kita tidak bisa mempercayai betapa jelasnya kamera itu. Bukan begitu, Inspektur Woo Sung Ha?” kata Hee Yeon. Sung Ha terdiam mendengar pernyataan Hee Yeon. 

Wan Seung berjalan dengan Seol Ok berpikir kalau orang-orang mesum seperti biasanya ekshibisionis, kalau Mereka terangsang dan melarikan diri saat wanita menjerit ke melihat aksinya. Seol Ok pikir benar tapi menurutnya Biasanya mereka tidak sekeji pelaku.
“Apa Menurutmu pelakunya ada di antara orang yang kita temui tadi?” tanya Wan Seung penasaran.
“Betapa pun gelapnya, seorang pria paruh baya tidak mungkin bisa lewat seperti pria berperawakan normal.” Kata Seol Ok. Wan Seung pikir benar dan mereka mengingat yang dikatakan korban.
“Penampilannya seperti orang biasa.” Ucap Korban mengenali pelaku yang membekap mulutnya.
“Pegawai yang baru pindah itu.” Kata Seol Ok dan mengingat ucap korban  “Dia sering muncul di lingkungan ini. Temanku juga banyak yang melihatnya.”
“Jadi, mustahil dia sering muncul di area itu.” Ucap Seol Ok. Wan Seung pun bertanya-tanya siapa orang mesum itu?
“Aku mencurigai rumah pak tua itu.” Kata Seol Ok. Wan Seung pikir kakek itu terlihat lemah dan nyaris tidak bisa mendengar.
“Bukan pak tua itu. Maksudku rumahnya.” Ucap Seol Ok yakin. 

Sung Ha membahas tentang nama Genoise, menurutnya itu nama yang aneh untuk toko kue. Seol Ok menjelaskan kalau Genoise adalah dasar dalam membuat kue dan Jika genoise itu tidak enak,maka krim sebanyak apa pun tidak akan memperbaikinya.
“Gerai kedua Genoise berada persis di samping kantor pusat kepolisian. Gerai ketiga Genoise ada di samping Polsek Seodong. Sementara gerai keempat Genoise persis di seberang Polsek Joongjin. Setiap cabang Genoise ada di dekat kantor polisi.” Ucap Sung Ha curiga.
“Lebih aman rasanya jika berada di dekat kantor polisi. Karena aku mengelola semua toko itu sendiri.” Kata Hee Yeon memberikan alasan.
“Semua kantor polisi itu adalah tempat Letnan Ha pernah bekerja atau sedang bekerja.” Ucap Sung Ha. Hee Yeon terkejut karena Sung Ha bisa menebaknya. 

Seol Ok dan Wan Seung pergi ke sebuah gedung, Wan Seung heran karen mereka pergi ke kantor wilayah. Seol Ok  menjelaskan Kelompok kesejahteraan menyimpan kunci rumah para orang tua yang hidup sendirian untuk berjaga-jaga jika ada keadaan darurat atau kematian.
“Jadi, Apa seseorang bisa saja memakai kunci untuk masuk?” tanya Wan Seung
“Intinya, dia menghilang di gang itu.” Kata Seol Ok bergegas masuk ke dalam gedung
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar