Wan Seung
melihat berkas "Hasil Autopsi Sopir Taksi, Kasus Bukit Gongpyeong di
Sinim-dong" dan membaca tulisan "Mati karena keracunan, tapi
ditemukan bekas suntikan" lalu memperlihatkan berkasnya pada Seol Ok. Seol
Ok akhirnya melihat tempat kejadian Sinim-dong, Bukit Gongpyeong.
Flash Back
Seol Ok
tahu orang tuanya itu tidak dibunuh di dalam taksi itu dan dipindahkan ke sana
setelah meninggal. Wan seung mengajak mereka cari tahu melalui bintik ungu, (Bintik yang muncul pada mayat) pada orang
tua Seol Ok tapi Tidak ada hasil
autopsi.
“Ini
hanya memberi kita bukti tentang bunuh diri.” Ucap Seol Ok
“Mereka
menyembunyikan hasil autopsi yang paling penting.” Kata Wan Seung
Seol Ok
akhirnya mengerti kalau Ini hasil autopsi yang hilang itu, Wan Seung menahan tubuh Seol Ok memberitahu
kalau kalau polisi menemukan narkotika di tubuh orang tua Seol Ok. Seol Ok
menangis melihat kalau orang tuanya ada luka lebam, Tanda-tanda perlawanan yang
sudah di duga olehnya.
Seol Ok
duduk di tempat lain merasa yakin kalau Ibu dan ayahnya tidak akan bunuh diri
dan meninggalkanku sebatang kara. Wan Seung pikir Semua tersangkanya mati. Jang
Do Jang sudah mati, begitu pula Detektif Go dan orang yang merencanakan ,
Sekretaris Kim, lolos dari jerat hukum.
“Seharusnya
aku memecahkan kasus ini lebih cepat... Maafkan aku..” Ucap Wan Seung
“Aku tidak
bisa membuat mereka dihukum, tapi aku mengetahui kebenarannya, Ibu dan ayahku pasti
akan mengerti. Mungkin mereka sangat frustrasi karena disalahkan atas
pembunuhan.” Ucap Seol Ok menangis mengaku sangat rindu dengan orang tuanya.
“Alangkah
baiknya jika mereka bisa memujiku dengan menepuk kepalaku dan berkata Nak, terima
kasih karena sudah membuktikan kami tidak bersalah."” Kata Seol Ok
“Kau
hebat sekali, Ahjumma... Aku yakin orang tuamu bangga.” Ucap Wan Seun akhirnya
memuji Seol Ok sambil mengelus kepala Seol Ok.
Ji Seung
berbicara di telp dengan Sekretaris Kim,
kalau akan menemuinya nanti. Saat itu Hee Yeon baru masuk ruangan terlihat
kaget karena Ji Seung akan bertemu dengan Sek Kim. Sementara di ruangan, Wan
Seung terlihat kelelahan tertidur dibangkunya. Sung Woo membangunkan menyuruh
agar pulang saja dan tidur.
Wan Seung
meminum kembali teh dalam gelasnya berpikir kalau yang diminum minol, lalu melihat
berkas lainya dan melihat "Rencana Pembunuhan Pembuat Kue Jung Hee
Yeon" dan melihat "Alamat, 32 Nara 2-gil, Joongjin 2-dong, Seou, Akan
dilaksanakan di pabrik kosong, bahakn dituliskan Jarak dan lokasi CCTV
“Ada
rencana pembunuhan untuk Jung Hee Yeon... Pukul 21.00 malam ini?” ucap Wan
Seung panik dan bergegas mengambil jaketnya.
Ji Seung
datang menemui Tuan Kang di pabrik kosong membahas kalau Won Joo Seok mati di
sel tahanan. Tuan Kang seperti berpura-pura tak tahu mengaku turut berduka. Ji
Seng memastikan kalau Tuan Kang tidak
tahu-menahu soal ini.
“Kau bilang
dia mati di sel tahanan. Bagaimana mungkin aku mengetahuinya? Semua orang hanya
melihat dan mendengarkan yang mereka inginkan. Jika tidak, bagaimana bisa di dunia
yang gila ini masih ada orang waras?” ucap Tuan Kang
“Sebagai
pengacara, aku malu karena berusaha menutupi perbuatan Joo Seok. Tapi aku tidak
mau ada korban lagi.” Kata Ji Seung
“Tidak ada
pengorbanan yang dilakukan... Percayalah... Presdir Ha... Kau akan melakukan banyak
hal besar di masa depan. Aku tidak akan membiarkan kau terluka sedikit pun.” Ucap
Tuan Kang menyakinkan.
Wan Seung
mengemudikan mobilnya dengan menahan kantuk mengetahui kalau Tuan Kang akan membunuh Jung Hee Yeon dan menyalahkan
seseorang yang dekat dengannya dan bertanya-tanya Siapa yang akan mereka salahkan dengan
kejadian ini.
“Detektif
Ha Wan Seung sudah sangat lama mencari seorang wanita. Namanya Seo Hyun Soo. Mereka
pernah tinggal bersama di Daehak-ro dan Pasti mereka pernah sangat saling
mencintai. Mereka saling mencari selama 17 tahun... Astaga... Cinta memang
hebat.” Ucap Tuan Kang.
“Kenapa
Anda mengatakan ini?” tanya Ji Seung binggung. Tuan Kang mengatakan wanita itu
tiba-tiba muncul lagi.
“Tapi apa
alasan Anda mengatakan ini?” tanya Ji Seung dengan nada sediki tinggi.
“Dengan
nama Jung Hee Yeon... Dia terus berada di dekat Ha Wan Seung sampai akhir-akhir
ini.” Kata Tuan Kang. Ji Seung terlihat kagat dan terlihat sangat shock
berusaha menahan diri agar tetap berdiri.
Tuan Kang
melihat wajah Ji Seung langsung meminta maaf dengan nada mengejek. Ia merasa kalau keliru karena Jung Hee Yeon kenalannya itu
adalah orang lain dan lupa. Ji Seung tetap diam seperti sangat kaget.
“Inilah
yang terjadi.. saat kita sudah tua... Sekarang, keputusannya ada di tanganmu.
Percayalah hal yang kamu inginkan.” Ucap Tuan Kang. Ji Seung tak banyak
berkata-kata lalu keluar dari gudang.
Tuan Kang
tahu kalau ada yang ingin membunuhknya, lalu menyuruh agar Berhenti bersembunyi
serta Keluar. Hee Yeon akhirnya keluar dengan pistol, Tuan Kang pikir mereka
ada yang perlu dibicarakan. Seol Ok pikir Tidak ada yang perlu dibicarakan dan
langsung menembak Tuan Kang, akhirnya Tuan Kang jatuh tersungkur.
“Aku
hidup dalam pelarian selama 17 tahun. Melihat seseorang bernama Sekretaris Kim
terkapar begitu, ternyata kau bukan apa-apa.” Ucap Hee Yeon.
Wan Seung
masuk ke dalam gedung dangan terhuyung-huyung, lalu melihat Hee Yeon dengan
memanggil nama Hyun Soo. Keduanya saling menatap setelah terpisah beberapa
waktu, tiba-tiba Tuan Kang kembali bangun dan langsung menembak Hee Yeon. Wan
Seung langsung jatuh tersungkur.
Hee Yeon
dan Wan Seung akhirnya saling menatap dengan mata berkaca-kaca di lantai.
Sementara Tuan Kang pergi melepaskan pelindung peluru dibalik bajunya.
Seol Ok
menelp Wan Seung tapi tak diangkat dan bertanya-tanya Apa terjadi sesuatu kepada Detektif Ha, karena
Sejak dia pergi tidak bisa menghubunginya. Seol Ok akhirnya menuruni tangga,
Kyung Mi mengomel menyuruh Seol Ok untuk Berhentilah berbelanja online. Seol Ok
merasa tak membeli barang. Kyung Mi menunjuk kalau itu terlihat namanya.
Akhirnya
Seol Ok membuka kotak yang tertulis namanya "Yoo Seol Ok" lalu
melihat kalau isinya adalah cincin yang seharusnya diberikan Wan Seung padanya.
Ia lalu melihat sebuah kartu yang ada didalam kotak. Hee Yeon sebelumnya
menuliskan kartu untuk Seol Ok
“Saat
sedang membersihkan tokoku, aku menemukan cincin ini. Ini cincin yang kau
cari-cari, kan? Cincin ini sangat cocok untukmu.” Seol Ok terdiam menerima
cincin ternyata disimpan oleh Hee Yon.
Wan Seung
terbangun dan tak melihat Hee Yeon ada didepanya, lalu sudah dikerubungi banyak
orang yang mengatakan kalau ditahan atas pembunuhan Jung Hee Yeon. Wan Seung
yang tergeletak dengan pistol yang ada disampingnya.
Sung Ha
seperti tak percaya kalau Detektif Ha ditahan atas pembunuhan Jung Hee Yeon. Ia
pikir kalau Ada sebuah pembunuhan dan Detektif Ha dijebak. Seol Ok yakin kalau Semua
itu rencananya Sekretaris Kim. Detektif Ha pikir kalau itu metode barunya.
“Itu
tidak berakhir dengan bunuh diri di mobil.” Kata Sung Ha.
“Mungkin
dia memakai metode baru karena yang lama sudah tidak efektif.” Ucap Seol Ok.
“Menurutmu
mungkinkah dia tidak berniat membunuh wanita itu?” tanya Sung Ha.
“Rencana
itu dimulai dengan penggeledahan dan penyitaan ini.” Kata Seol Ok. Na Ra pikir
karena itu tidak bisa pulang
“Aku mempelajari
dokumen seharian.Semua ini tanda terima dan kliping surat kabar. Semua ini
tidak berguna.” Keluh Han Mi
“Tidak....
Ada dokumen-dokumen penting.” Kata Sung Woo. Seol Ok pikir kalau itu umpan.
Flash Back
Wan Seung
pertama kali melihat berkas "Hasil
Autopsi Sopir Taksi, Kasus Bukit Gongpyeong di Sinim-dong" Seol Ok pikir Karena
hasil autopsi Sinim-dong itu, maka Detektif Ha percaya dengan semua dokumen
lain juga.
Setelah itu
Wan Seung melihat berkas "Rencana
Pembunuhan Pembuat Kue Jung Hee Yeon". Ia pun percaya kalau Ada rencana
pembunuhan untuk Jung Hee Yeon dan Akan dilaksanakan di pabrik kosong
“Aneh
sekali ada rencana pembunuhan yang dicetak begini. Waktu dan tempatnya terlalu
detail..” Ucap Seol Ok
“Jika dia
berhati-hati, pasti menggunakan kode” Komentar Sung Woo
“Dia melihat rencana pembunuhan ini pada waktu
yang tepat di antara semua dokumen "Rencana Pembunuhan Tukang Kue Jung Hee
Yeon"” kata Seol Ok melihat kembali berkas yang di lihat oleh Wan Seung
sebelumnya.
“Warna
map ini juga terlalu mencolok.” Kata Seol Ok
“Artinya seseorang
sengaja meletakkannya di sana agar Detektif Ha bisa melihatnya.” Ucap Wan Seung
“Ini
mustard, Siapa pun yang meletakkan ini...” kata Seol Ok mencium bau yang ada
diatas map.
Flash Back
Han Mi
masuk ruangan, menjatuhkan berkas tanpa sengaja saos mustard pada corn dognya
terkena kardus didepan meja Wan Seung.
Sung Woo datang menaruh berkas didalam kotak lalu melihat saos yang
menempel
“Kopral
Gong... Siapa yang makan hot dog?” ucap Sung Woo mengomel. Han Min menyembunyikan
mengaku kalau Cuma ada satu.
“Hei.. Berhentilah
mencecerkan makanan, Unit Dua.” Kata Sung Woo kesal. Han Mi pun menganguk
meminta maaf.
Sung Woo
melihat Tuan Shin yang berdiri di depan ruangan dengan wajah gelisah lalu
menyapanya, bertanya apakah membutuh
sesuatu. Tuan Shin mengaku tak ada lalu bergegas pergi walaupun dengan wajah
seperti terlihat kebingungan.
Saat itu
Sung Woo masuk ruangan, melihat Han Mi ketakutan mengambil bekas tusuk corn dog
sambil berjalan mundur mengaku tidak pernah menyentuh dokumen itu. Seol Ok
terus mendekat seperti ingin menuduhnya. Han Mi meminta agar Jangan mendekat
“Aku tidak
mengatakan kau pelakunya. Tapi Pelakunya menyentuh itu. Aku masih bisa mencium
bau mustardnya. Dia membuat itu terkena saus di ruang rapat ini.” Kata Seol Ok
yakin,
“Dokumen
itu...” ucap Sung Woo melihat berkas yang dipegang oleh Seol Ok
“Pak Gye...
Apa Kau mengetahui sesuatu?” tanya Seol Ok. Sung Woo menatap ke arah kardus.
Flash Back
Sung Woo
membawa berkas menumpuk semua dalam kardus san sempat melihat berkas kuning
dibawah kardus. Lalu berkomentar kalau Seol Ok dkk tidak mempercayai Unit Satu
dan hanya Kalian berbisik-bisik di ruangan.
“Tolong
bantu Detektif Ha... Kudengar kalian teman angkatan.” Kata Seol Ok
“Kotak
ini... Map kuning itu tadinya ada di dasar kotak , dan aku menumpukkan dokumen
lain di atasnya. Tapi kenapa map kuning itu ada di atas kotak ini?” ucap Sung
Woo heran.
“Pasti
ada yang memiringkan kotak itu untuk mengeluarkannya.” Ucap Seol Ok bisa
membayangkan ada orang yang sengaja mengeluarkan berkas dan menumpul dibagian
atas.
“Saat
itu, mustard itu terkena di tangannya. Dia memegang map ini dengan tangan itu.”
Kata Seol Ok. Wan Seung yakin kalau itu pasti orang dalam.
“Aku
sudah mengecek rekaman CCTV... Tidak ada yang masuk ke ruangan ini kecuali
kedua unit kita dan Kapolsek Shin.” Kata Na Ra masuk melapor.
Sung Woo
mendengar Kapolsek Shin, teringat saat bertemu didepan ruangan seperti
kebingungan lalu bertanya apakah membutuhkan sesuatu. Tuan Shin mengelengkan
kepala lalu pergi. Na Ra tak percaya kalau Sung Woo mencurigai ayahnya.
Ji Seung
kembali pergi ke ruang mayat, melihat Hee Yeon sudah tak bernyawa. Ia hanya
bisa menangis sedih teringat kembali saat terakhir kali bertemu memberikan
kotak cincin karena merasa sedang memilki keberanian.
“Itu
cincin ibuku.” Ucap Ji Seung dan Hee Yeon yang sudah meninggal memakai cincin
pemberian Ji Seung dengan arti sudah menerima perasaan kakak Wan Seung.
Sung Ha
berkomentar kalau Tuan Shin takut mereka mungkin akan menemukan data tentang
dirinya. Seol Ok mencium dibagian gelas milik Wan Seung dan menemukan bau
mustard. Sung Ha pikir kalau Pelakunya meracuni teh itu.
Flash Back
Pelaku
sengaja memberikan beberapa tetes cairan ke dalam minuman, dan meninggalkan
sidik jari yang terkena mustard. Lalu Wan Seung tanpa curiga meminumnya dan merasakan
kantuk.
“Karena
itulah Detektif Ha pingsan. Pelakunya ada di tangan kita. Apa ada satu benda
lagi selain mustard yang terdapat di cangkir ini, map itu, dan kotaknya?” kata
Seol Ok
“Sidik
jari... Tidak akan ada yang tertinggal jika itu hanya kertas biasa. Tapi
jari-jarinya terkena mustard, jadi, sidik jarinya pasti berbekas seperti
stempel.” Ucap Sung Ha yakin.
Na Ra
keluar dari ruangan membawa gelas yang sudah ada di dalam plastik. Detektif Yuk
melihatnya bertanya mau pergi kemana. Na Ra memberitahu akan menemui Tuan Hwng meminta untuk menganalisis komponen obat dan sidik
jari di gelasnya, walaupun sebenarnya tidak ingin pergi.
Detektif
Yuk pun memberikan semangat dan terlihat sedikit panik. Sung Woo melihat rekan
kerjanya mencoba memanggil. Tapi Detektif Yuk yang ketakutan memilih untuk
kabur.
Seol Ok
bertanya dengan nasib Detektif Yuk. Sung Woo mengatakan kalau Detektif Yuk
menghilang seperti tak percaya kalau anak buahnya yang melakukan ini. Sung Ha
menjelaskan Saat Detektif Yuk bekerja di Polsek Sinim, Detektif Go adalah
atasannya.
“Pasti
dia menyimpan dendam terhadap Detektif Ha.” Jelas Sung Ha
“Fakta
bahwa Jung Hee Yeon ditembak dengan pistol Detektif Ha sangatlah penting.” Ucap
Seol Ok. Seseorang mengambil pistol milik Wan Seun dan mengeluarkan beberapa
peluru.
“Kita
harus membuktikan seseorang mengambil pistol Detektif Ha. Tapi hanya sidik jari
Detektif Ha yang ditemukan di pistol itu.” Jelas Seol Ok
Flash Back
Saat kejadian,
Wan Seung memegang pistol berusaha menahan kantuknya, lalu akhirnya terjatuh
berbarengan dengan bunyi pistol yang mengenai tubuh Hee Yeon.
“Berapa
kali kau mendengar suara tembakan?” tanya Sung Ha. Seol Ok menjawab Satu kali.
“Aturannya,
polisi harus menembakkan peluru kosong dua kali. Dua peluru kosong selalu
terisi di magasin.” Kata Sung Woo
“Kalau
begitu... Pelaku mengeluarkan peluru kosongnya dan mengisi peluru baru. Sidik
jarinya mungkin masih ada di peluru itu.” Kata Seol Ok
Sung Woo
kembali ke ruangan unit satu seperti tak percaya melihat papan nama detektif
Yuk, lalu menyuruh anak buahnya untuk memasukan Detektif Yuk sebagai DPO.
Wan Seung
akhirnya dibebaskan, lalu datang ke atas panggung Theater dengan menaruh bunga
sambil mengingat saat terakhir kali melihat Hee Yeon diatas panggung.
“Saat
orang sesensitif kau tidak bisa tidur, suaraku akan membisik ke telingamu. Aku
mencintaimu... Aku mencintaimu...”
Wan Seung
seperti hanya bisa mengenal ucapan pengakuan Hee Yeon yang masih mencintainya.
Sementara Ji Seung menelp Sek Ki mengatakansudah memutuskan dan mengajak untuk
bertemu.
Wan Seung
akhirnya berjalan masuk ke kantor polisi,
semua menyambutnya di ruangan unit dua. Wan Seung mengeluh melihat Seol Ok duduk
dimejanya sambil mengomel pada Na Ra kalau Seharusnya menjaga tempatnya.
Sung Woo
melihat Wan Seung kembali , bersimpati kalau sudah melalui banyak hal. Wan
Seung menyuruh Seol Ok pergi dari meja kerjanya. Tuan Jo membawa pelaku
kejahatan dengan dua polisi, menyuruh agar membuat laporan dan bawa ke Kejaksaan.
Di bagian
dinding terlihat spanduk "Unit Dua Tindak Pidana Berat" lalu meminta
mereka agarBekerja lebih giat dan memarahi Seol Ok sebagai asisten administrasi tapi selalu ada di Unit
2. Saat itu Tuan Jo berhenti bicara karena
ada yang menelp tentang Hasil kontes sastra musim semi dan terpilih sebagai pemenangnya.
Tuan Jo
akhirnya bergegas pergi, saat itu terlihat Han Mi sengaja mengerjai Tuan Jo
agar segera pergi. Wan Seung menyuruh
Seol Ok pergi ke posisinya karena bukan seorang detektif. Seol Ok tahu kalau
memang bukan dengan senyuman penuh arti. Wan Seung kembali menaruh papan
namanya dan kembali menyuruh Seol Ok pergi.
Sek Kim
berbicara dengan Ji Seung berkomentar kalau tidak akan menyesali keputusannya,
diatas atap lalu bertemu dengan detektif Yuk yang sudah menunggunnya. Ia
membahas kembali kalau Detektif Go adalah anak buahnya dahulu.
“Aku
membantu Anda karena sudah mengetahuinya.” Ucap Detektif Yuk seperti masih
menyimpan dendam dengan Wan Seung
“Kau
tidak seperti anak muda zaman sekarang. Kau masih setia kepada mendiang
Detektif Go. Tolong tunjukkan kepadaku level kesetiaan seperti itu juga.” Kata Tuan
Kang lalu berjabat tangan.
Wan Seung
berjalan dengan Seol Ok mengaku akan menelan harga dirinya sebagai lulusan
akademi kepolisian dan menanyakan, Bagaimana Seol Ok bisa selihai itu menangkap
penjahat dan meminta agar memberitahukanya. Seol Ok pikir menangkap penjahat tidak sama dengan pintar di
kelas.
“Benar, kan?
Menurutku kau tidak pintar. Jika menjadi seorang detektif, kau pasti sangat
hebat.” Ucap Wan Seung memuji
“Aku akan
kembali belajar setelah memecahkan kasus ini.” Kata Seol Ok lalu melihat Sung
Ha dan Sung Woo bergabung.
“Inspektur
Woo, firasatku mengatakan bahwa kasus mutilasi ini bukan pembunuhan berantai.” Ucap
Wn Seung
“Ada tiga
pembunuhan berturut-turut, tetapi Apa ini bukan kasus pembunuhan berantai? Letnan
Ha, masih banyak yang harus kau pelajari. Kau terdengar seperti amatir.” Ejek
Sung Ha
“Pak Gye,
kapan kasus pembunuhan nyonya bar, yang mirip dengan ini terjadi?” tanya Seol
Ok
“Tanggal
3 April 2013, pukul 2.23... Hei...Apa Kau pikir aku ini buku catatan pribadimu?”
keluh Sung Ha menjawab. Wan Seung memuji Sung Ha yang punya ingatan yang tajam.
Kyung Mi
datang setelah menelp Tuan Hwang. Seol Ok senang dengan Kyung Mi karena mendapatkan
kasus resmi pertamanya. Semua pun memberikan tepuk tangan dan ucapan selamat.
Wan Seung berhenti sejenak bertanya Bagaimana mereka membagi kelompok.
“Kita
tidak boleh membuang waktu. Penjahat berkeliaran di luar sana dan melakukan kejahatan. “ ucap Sung Ha
“Kami ke
kiri dan Kalian bertiga ke kanan. Ayo.” Kata Sung Woo membagi tugas
“Tunggu.
Memangnya kau siapa sampai bisa
memerintahku?” keluh Wn Seung.
“Aku
tetap ketua unit. Apa kau bertingkah?” balas Sung Woo. Wan Seung menegaskan
kalau Sung Woo di Unit Satu dan Ia ada di Unit Dua. Semua pun bergegas berpencar
dalam tugas.
-THE
END -
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar