Tuan Park
menunjuk sebuah gedung, Wan Seung binggung karena Tuan Park yang pindah kantor lagi.
Tuan Park menceritakan Anjing tetanggany terlalu berisik. Wan Seung masih ingta
kalau Sebelumnya, Tuan park pindah sebab tetangganya yang memainkan gitar.
“Informasi
adalah sesuatu yang sangat sensitif. Aku butuh tempat di mana aku bisa tetap
fokus.” Ucap Tuan Park lalu masuk ke tempat barunya. Wan Seung mengeluh kalau
Tuan Park memang pemilih sekali.
“Pegawai
Anda bertambah satu. Apa Dia anak baru?” kata Wan Seung melihat beberapa
pegawai duduk sambil menatap komputer.
“Kau
pandai menebak... Mari kita minum kopi.” Ucap Tuan Park yang sudah memiliki
coffee maker.
“Aku
belum pernah melihat ini. Apa Anda membeli perlengkapan baru?” ejek Wan Seung.
Tuan Park mengaku kalau tahu teknologi baru lalu meminta anak buahnya agar
mulai menyalakan.
Flash Back
Saat Tuan
Shin memberikan tandatangan untuk posisi administrasi dan Tuan Park memberikan
pulpennya, lalu dengan cepat menaruh alat perekam diatas meja.
Keduanya
pun mendengar rekaman saat Tuan Park mengoda kalau Tuan Shin yang salah
menikah, lalu Tuan Shin membalas kalau Tuan Park memang tipenya. Wan Seung mendengarnya megejek kalau tidak
percaya betapa kekanak-kanakannya seniornya itu. Tuan Park meminta kalau bukan
rekaman yang itu.
“Ya,
Sekretaris Kim... Kamis? Ya, tidak masalah. Baiklah. Sampai jumpa.” Ucap Tuan
Shin.
Wan Seung
pun langsung terlihat tegang mendengarnya. Tuan Park memperingatkan agar Wan
Seung Jangan terlambat. Wan Seung ingin tahu apa yang akan dilakukan Tuan Park
hari kamis. Tuan Park mengatakan harus
mengikuti kelas program pascasarjana tertinggi jurusan kebijakan pemerintahan.
“Aku
harus mencatat, Kapolsek Shin akan membolos kelas itu. Orang-orang berjabatan
tinggi suka saat kita melakukan hal-hal kecil. Ayolah. Kau sungguh bodoh.” Kata
Tuan Park
“Tapi ini
Kamis kapan?” tanya Wan Seung. Tuan Park pikir tak perlu menyuapi semuanya.
“Kau bisa
mencari tahu sendiri.” Ucap Tuan Park
Keduanya
akhirnya menuruni tangga, Tuan Park ingin tahu
Apa yang sudah dipelajari selama bekerja denganya, karena Wan Seung yang tidak menjadi lebih
bersahabat. Ia mengejek kalau harus mengajari semuanya. Wan Seung pikir ia terkenal bersahabat.
“Ada
wanita yang sangat cerewet... Dia terus bilang mau memasak untuku. Dia terus
mengatakan aku keren. Dia sungguh jatuh cinta kepadaku.” Kata Wan Seung. Tuan
Park bisa menebak kalau itu Yoo Seol Ok.
“Apa Anda
menguntitku juga?” kata Wan Seung kaget.
“Kapolsek
Shin bahkan tahu tentang kalian berdua.” Ucap Tuan Park. Wan Seung langsung
mengejek kalau kopi ini tidak enak.
“Dengar...
Aku mengambil risiko ketahuan dan bergabung dalam kasus ini. Jika kau tidak
bisa membuat Kapolsek Shin menyukaimu, maka aku pun tidak bisa membantumu.”
Tegas Tuan Park
“Jangan
khawatirkan itu. Aku akan menjadikannya sahabat baruku.” Kata Wan Seung. Tuan
Park pun meminta agar bisa melakukanya.
Teman
Hyun An menangi bertanya Bagaimana Hyun Ah bisa mati. Sung Ha memberitahu kalau
Ada kebakaran di sauna. Temanya bertanya apakah Hyun Ah mati terbakar. Sung Ha
menganguk. Temanya pikir Pasti sakit
sekali.
“Sesak
napas karena cekikan di leher.” Kata Sung Ha. Temanya bertanya apakah Hyun
Ahmati sesak napas
“Pasti
ada yang mencekiknya sampai mati.” Kata Sung Ha. Temanya kaget mendengarnya
lalu memberikan sebuah ponsel
“Apa Ini
punya Joo Hyun A?” tanya Sung Ha kaget, temanya membenarkan.
“Dia
memintaku menyerahkannya ke pihak kepolisian jika terjadi sesuatu kepadanya.”
Ucap Teman Hyun Ah
“Apa Dia
sedang diburu oleh seseorang?” tanya Sung Ha.
“Dia
pernah memberitahuku bahwa seseorang menguntitnya Bahwa dia takut. “Kata
temanya, Sung Ha melihat foto Hyun Ah di ponselnya
Sung Ha
mendengar rekaman suara Hyun Ah di ponselnya dalam mobil
“Tolong
sampaikan kepadanya bahwa aku datang untuk menemuinya.” Ucap Hyun Ah. Si
pegawai ingin tahu namanya.
“Aku teman lamanya, Teman yang sangat dekat.” Ucap
Hyun Ah. Si pegawai ingin tahu siapa namanya.
“Beri
tahu dia aku Seo Hyun Soo.” Ucap Hyun Ah.
Sung Ha
kaget mendengarnya, lalu menyimpulkan kalau kembali dengan mana Seo Hyun Soo.
Dan mengartikan kalau Dua orang bernama
Seo Hyun Soo sudah mati.
Wan Seung
turun dari mobil, lalu teringat kalau ada Kyung Mi di rumah Seol Ok, lalu akan
masuk mobl sambil mengeluh kalau tidak mau tidur di sauna lagi. Saat itu Seol
Ok keluar rumah heran melihat Wan Seung yang langsung pergi.
“Aku ada
pekerjaan... Kau mau ke mana?” tanya Wan Seung. Seol Ok mengatakan mau
jalan-jalan.
Keduanya
akhirnya jalan-jalan di malam hari, Seol Ok bertanya Wan Seung akan tidur di
mana malam ini. Wan Seung pikir Itu bukan urusan Seol Ok, karena akan tidur di
ruang jaga malam. Seol Ok pikir Wan Seung harus mencari rumah karena tidak bisa
tidur di sana setiap hari.
“Aku akan
segera mencari rumah. Tapi Harga rumah zaman sekarang mahal. Dan Aku juga tidak
sempat mencari rumah.” Kata Wan Seung
“Jika kau
terlalu sibuk, Apa mau aku yang mencari rumah untukmu?” kata Seol Ok. Wan Seung
heran kenapa Seol OK ingin melakukan itu.
“Aku
mendapat pekerjaan di polsek berkat kau. Walau aku bukan polisi.” Ucap Seol Ok
“Kau akan
segera menjadi polisi. Anggap pekerjaanmu sebagai praktik kerja lapangan.” Kata
Wan Seung yakin.
Tiba-tiba
terdengar suara jeritan, Seol Ok yakin Pasti ada kecelakaan. Wan Seung merasa
kalau Selalu ada kecelakaan setiap kali bersama Seol Ok. Seol Ok mengeluh kalau
menurutnya itu karena Wan Seung. Keduanya pun berlari ke tempat asal jeritan.
Keduanya
melihat dua pelajar yang terlihat ketakutan, Seol Ok bertanya Apa yang terjadi.
Keduanya tak berani menjawab, Wan Seung memperlihatkan ID Cardnya sebagai
polisi. Si wanita mengatakan Tadi ada seorang pria. Seol Ok bertanya apakah
Orang mesum. Keduanya mengangguk.
Wan Seung
akhirnya mengejar menuruni tangga dan gang kecil, saat itu tanpa sadar ada
seorang pria seperti pelaku berhasil menyamar dan bisa pergi begitu saja.
Wan Seung
tak berhasil menangkap pelaku menelp Kopral Jang. Kalau harus meningkatkan
patroli di lingkungan Seol Ok karena Banyak sekali orang mesum. Setelah itu
memperingatkan Seol Ok agar Jangan jalan kaki tengah malam.
“Aku akan
naik taksi jika sudah larut malam.” Kata Seol Ok. Wan Seung pikir Taksi juga berbahaya.
“Di mana
pun ada pria, pasti bahaya jadi Hindari mereka semua.” Kata wan Seung
“Kalau
begitu, kau juga harus menghindari wanita. Karena berbahaya.” Ejek Seol Ok. Wan
Seung kesal karena ucapanya itu tidak
bercanda.
“Aku
mencemaskanmu karena kau berani.” Ucap Seol Ok
“Pria
selalu memikirkan hal itu. Sederhananya, pria itu binatang.” Kata Wan Seung.
Seol Ok
mengejek kaalu Wan Seung juga termasuk.
Wan Seung mengaku kalau Kecuali dirinya. Seol Ok pikir Jangan anggap semua pria sebagai penjahat
potensial dan Tidak semua pria binatang. Wan Seung merasa kalau tidak senang
mengatakan hal ini sebagai pria. Seol Ok ingin tahu apa yang ingin dikatakan.
“Wahh..
Ada bunga... padahal Kemarin belum mekar... Rasanya seperti musim semi karena
bunga itu.” Ucap Seol Ok melihat ada bunga yang mekar di taman
“Benar...
Ini musim di mana semua orang mesum yang bersembunyi di musim dingin, turut
merekah.” Keluh Wan Seung
“Kau
benar... Musim dingin terlalu dingin untuk orang mesum.” Balas Seol Ok lalu
mengucapkan Selamat malam.
“Pasti
tidak nyaman tidur di ruang jaga malam. Apa Mau kubawakan camilan?” goda Seol
Ok. Wan Seung heran dengan sikap Seol Ok seperti mulai membuka hati.
Di sebuah gang sempit dan gelap, Seorang pria mendekati pria perlahan mendekat dan akhirnya membungkam mulutnya lalu menariknya pergi.
Seol Ok
sudah bersiap-siap dengan makai sepatunya. Kyung Mi baru bangun melihat Seol Ok
yang sudah mau pergi. Seol Ok mengaku sudah mau pergi sejak semalam karena harus
menyapa semua orang di kantor polisi lalu bergegas keluar dari rumah. Kyung Mi pikir harus bersiap-siap lalu masuk
ke dalam kamar mandi.
Seol Ok
datang dengan membawa minuman lalu memberikan pada polisi yang melewati
lobby. Polisi di receptionist bertanya
apakah ada yang bisa dibantu. Seol Ok dengan bangga memperlihatkan ID Card
kalau bisa masuk ke dalam, serta tak lupa memberikan minuman.
“Mulai
hari ini, aku bekerja di sini.” Ucap Seol Ok bangga dan bisa membuka pintu
dengan ID Cardnya. Saat itu Wan Seung baru bangun keluar dari pintu
“Apa Kau
baru bangun? Apa Tahu pukul berapa ini?” keluh Seol Ok. Wan Seung dengan mata
tertutup mengaku tidak bisa tidur.
“Seseorang
mendengkur dengan sangat keras Seharusnya aku tidur di sauna... Ohh.. Ini hari pertamamu di sini.” Kata Wan Seung
lalu ingin mengambil minuman dari tangan Seol Ok.
“Aku mau
membaginya dengan timku.” Ucap Seol Ok menahan agar Wan Seung tak mengambilnya.
Wan Seung pikir kala ia juga bekerja di sini.
Seol Ok
memberikan minuman yang berbeda dari tasnya khusus Wan Seung. Wan Seung tersenyum mengucapkan terimakasih
lalu meminumnya memuji Seol Ok yang tahu ginseng mujarab baginya. Seol Ok mengaku mengetahui semuanya. Wan Seung
tak percaya kalau Seol Ok memiliki Pendengarannya
bagus.
Na Ra
berjalan ke parkiran dengan ayahnya, Tuan Shin mengeluh Na Rag tidak
mengemudikan mobil yang dibelikan. Na Ra mengingatkan tentang Sistem hari
alternatif tanpa mengemudi.Tuan Shin pun baru mengingatnya, lalu Na Ra meminta
agar menurunkan di halte bus.
“Ayah
bisa menurunkanmu di kantor. Jangan naik bus.” Ucap Tuan Shin khawatir
“Kurasa
orang-orang membenciku.” Kata Na Ra. Tuan Shin kaget bertanya siapa orangnya.
“Ayah
tahu aku tidak dibenci orang.” Ucap Na Ra. Tuan Shin tahu kalau Semua orang menyukai anaknya.
“Semua
orang menginginkanmu menjadi menantu mereka. “ kata Tuan Shin bangga
“Jadi,
cuma ada satu alasan. Aku putri seorang kapolsek.” Ucap Na Ra. Tuan Shin kaget
mendengarnya.
“Ayah
tidak merekrutmu... Kau mengikuti ujian seperti yang lain. Apa Ada yang
mengatakan sesuatu? Siapa? Beri tahu ayah.” Kata Tuan Shin ingin menantang.
“Pak
Hwang dari tim forensik.” Bisik Na Ra. Tuan Shin tak bisa berkata-kata meminta
anaknya agar bisa menghindari Tuan Hwang karena tidak punya pilihan.
Na Ra
naik mobil dengan ayahnya, Tuan Shin mendengar Na Ra yang melamar di Unit Dua Tindak Pidana Berat dan
ingin tahu Kenapa tidak melamar di Unit
Urusan Polisi. Na Ra mengaku menjadi polisi untuk menginvestigasi kasus-kasus
berat.
“Aku
tidak tahu soal menangkap pembunuh berantai, tapi aku pasti akan menangkap
pelaku pelecehan seksual.” Kata Na ra
“Lantas,
kenapa kamu tidak tetap di Unit Satu saja?” keluh Tuan Shin.
“Karena
Inspektur Woo di Unit Dua.” Ucap Nae Ra. Tuan Shin memperingatkan anaknya agar
berhati-hati.
“Jangan
percaya dia.” Ucap Tuan Shin. Na Ra ingin tahu alasanya. Tuan Shin meminta agar anaknya bisa
mendengarkan nasehatnya.
“Di dunia
ini tidak ada pria yang layak dipercaya kecuali ayahmu” tegas Tuan Shin. Na Ra
dengan sikap manjanya pada sang ayah merangkul kalau sudah tahu.
Na Ra
turun dari mobil berlari ke halte bus, Tuan Shin menyruh anaknya agar Naik
taksi saja. Tapi Na Ra memilih untuk tetap naik bus, melihat bus penuh sesak
berpikir Pasti berat sekali bagi pegawai
kantoran karena harus ke kantor seperti ini setiap hari.
Tiba-tiba
ia merasakan bagian bokongnya disentuh, wajahnya panik mengingat kembali
kejadian saat masih sekolah tiba-tiba seorang pria memeluknya dari belakang
lalu pergi begitu saja. Na Ra hanya bisa jatuh lemas tanpa bisa membela diri.
Si pria
kembali memegang bagian bokong Na Ra,
sampai akhirnya Na ra membalikan badanya bertanya Siapa yang menyentuh
bokongnya. Semua hanya diam seperti tak peduli. Na Ra dengan nada bergetar
mengaku se sebagia polisi dan meminta pelaku agar menunjukan dirinya. Tapi si
pria yang ada dibelakang tersenyum puas karena berhasil melakukan aksinya lalu
turun dengan senyuman licik.
Na Ra
berjalan di lorong dengan wajah sedih seperti semua semangatnya hilang. Tuan Jo
melihat menyapa Na Ra binggung karena tak ceria seperti biasanya, lalu
dikagetkan dengan sosok wanita lain yang ada di lorong.S Seol Ok dengan
senyuman bahagia memperlihatkan kantung minumanya. “Sedang apa di depan
ruanganku?” ucap Tuan Jo. Seol Ok menyapa dan memberikan minuman untuk
atasanya.
Maaf, aku
tidak bisa meminumnya karena asam lambungku.” Kata Tuan Jo menolak. Seol Ok
memberikan minuman yang lain kalau itu minuman cokelat.
“Aku bisa
kena diabetes. Astaga. Apa Ada susu putih?” kata Tuan Jo. Seol Ok menjawab
Tidak ada.
“Kenapa
kau datang sepagi ini?” tanya Tuan Jo, Seol Ok mengatakan sudah mendapat
pekerjaan di polsek ini. Tuan Jo kaget mendengarnya.
“Tidak
mungkin... Kudengar kamu tidak lulus ujian.” Kata Tuan Jo. Seol Ok mengatakan Jabatan
administrasi.
“Pak
Kapolsek pasti tidak mengizinkannya.”pikir Tuan Jo. Seol Ok seperti tak peduli
pamit pergi dan meminta Tuan Jo agar bisa meminumnya. Tuan Jo berpikir kalau
Tuan Shin itu berubah pikiran
Sung Woo
masuk ruangan menyapa Na Ra yang duduk di meja kerjanya, na Na Ra pun membalas
dengan nada lemas seperti tanpa gairah. Seol Ok datang ke ruangan unit 1
memberikan minuman untuk Na Ra memberitahu kalau hari pertamanya bekerja. Sung
Woo kaget melihat Seol Ok yang ada di kantor polisi.
“Aku
bekerja di polsek ini sebagai asisten administrasi.” Ucap Seol Ok. Sung Woo
seperti tak yakin kalau Tuan Shin mengizinkannya
Seol Ok
seperti tak peduli memberikan minuman untuk Na Ra, Na Ra pun denga nada lemas
mengucapkan Terima kasih. Seol Ok menatap Na Ra yang sedih lalu bertanya Ada
apa dengan pelecehan seksual. Na Ra kaget karena Seol Ok tahu kalau mengalami pelecehan. Sung Woo kaget
karena Seol Ok bisa tahu hanya dari mimik wajah.
“Apa
Benar kau dilecehkan? Kau sedang mencari kata itu di internet, jadi, kukira ada
kasus terkait.” Ucap Seol Ok
“Aku
dilecehkan dalam perjalanan ke tempat kerja.” Ucap Na Ra. Han Min langsung
berdiri berteriak marah ingin tahu siapa pelaku dan dimana kejadianya.
“Di bus.”
Ucap Na Ra. Hee Min berkomentar kalau
Orang-orang seperti itu di bu tidak mudah ditangkap.
“Apa Kau
mengingat wajahnya?” tanya Sel Ok. Na Ra menjawab tak bisa melihat wajahnya
karena ramai.
“Astaga,
kalau begitu, kita tidak bisa menangkapnya.” Ucap Han Min seperti tak peduli
“Pelecehan
seksual juga merupakan tindak pidana Itu termasuk tindak pidana seksual di
tempat ramai di Pasal 11 Hukum Pelecehan Seksual.” Ucap Seol Ok kesal karena
Hee Min mengganggp remah.
“Kami
tahu itu tindak pidana. Kami hanya mengatakan sulit menangkap pelakunya. Mereka
mengulurkan tangan kotor mereka dan tidak terekam CCTV. “ ucap Sung Woo
“Banyak
sekali orang seperti dia. Kantor polisi tidak bisa berfungsi jika mau menangkap
semuanya.”komentar Han Min
“Jadi,
apa kami harus terus dilecehkan?” kata Na Ra marah. Han Min heran Na Ra seperti
melampiaskan kemarahan padanya karena hanya memaparkan kenyataan
“Tidak
ada yang cukup peduli untuk mengambil tindakan. Karena inilah hal-hal ini
selalu terjadi. Polisi tidak boleh hanya memilih pertempuran yang bisa
dimenangkan. Kita harus memulai pertempuran agar bisa menang.” Tegas Seol Ok
“Tidak
akan ada perubahan walau kita menangkap mereka. Mereka hanya akan didenda.”
Ucap Han Mi
“Jadi, Apa
kau tidak akan menangkap mereka?” kata Seol Ok, Han Mi tak bisa berkata-kata
dan Na Ra terlihat menahan tangis.
“Seol
Ok... Kau asisten administrasi... Bukankah mejamu di sana?” kata Sung Woo
menunjuk meja kosong
“Jika
polisi tidak menangkap mereka, lalu siapa lagi?” kata Na Ra kesal lalu keluar
dari ruangan. Seol Ok pun ikut mengejarnya.
“Mereka
pikir bisa menangkap penjahat sesuka mereka. Itulah yang awalnya kupikirkan.”komentar
Han Mi
Tuan Jo
bertemu dengan tuan Shin ingin tahu kenapa
Yoo Seol Ok berada di polsek ini. Tuan Shin kaget mendengar nama Yoo Seol Ok kala yang dimaksud adalah Polisi
kehormatan itu. Tuan Jo membenarkan. Tuan Shin kaget kalau wanita itu ada
dikantor polisi lagi.
“Kenapa
bertanya segala? Usir dia secepatnya.” Kata Tuan Shin tak suka keberadaan Seol
Ok
“Ya,
tapi... Kudengar Anda yang tandatangan dan menyetujuinya.” Kata Tuan Jo. Tuan
Shin binggung apa maksudnya.
“Anda
tanda tangan kontrak kerjanya di Unit Urusan Polisi.” Kata Tuan Jo
Tuan Shin
mengingat saat bersama Tuan Park seorang polwan meminta tanda tangan perekrutan
posisi administrasi, tanpa membaca langsung memberikan tanda tangan. Ia pun sadar kalau kedatangan tamu jadi tidak
mengecek namanya.
“Pecat
dia sekarang.” Perintah Tuan Shin. Tuan
Jo mengingatkan kalau Itu kontrak enam bulan, jadi, sulit untuk memecatnya
tanpa alasan jelas.
“Lalu
belakangan ini, ada serikat buruh di Agen Polisi Nasional. Itu bisa menimbulkan
masalah jika Anda ingin dipromosikan menjadi komisaris kelak.” Jelas Tuan Jo
“Kalau
begitu, cari alasan untuk memecatnya.” Kata Tuan Shin santai.
“Baiklah.
Tapi apa alasannya?” tanya Tuan Jo. Tuan Shin hanya melirik sinis. Tuan Jo bisa
tahu jawabanya kalau akan membereskannya dan berjalan mundur keluar dari
ruangan.
Na Ra
dengan wajah kesal menegaskan pasti akan
menangkap pelaku pelecehan itu dan Sekarang dirinya itu polisi dan sudah
dewasa. Seol Ok pun menyakinkan kalau Na Ra memang bisa melakukanya. Na Ra
merasa sama saja seperti dahulu karena
Itu yang membuatnya sangat sedih.
“Semua
orang pasti takut dan bingung dalam situasi seperti itu.” Kata Seol Ok
menenangkany.
“Tapi
seharusnya aku berbeda... Aku polisi... Aku menjadi polisi untuk menangkap
bedebah-bedebah itu... Tapi aku lari lagi. Aku sangat malu dengan diriku.” Kata
Na Ra kesal
“Mari
kita tangkap dia bersama-sama... Aku akan membantumu.” Ucap Seol Ok
“Baiklah.
Mari kita tangkap dia supaya dia tidak bisa melakukannya lagi. Tapi bagaimana
cara menangkapnya? Setiap penumpang di bus pada saat kejadian bisa dianggap
sebagai tersangka. Kita tidak punya bukti.” kata Na Ra binggung. Seol Ok yakin Pasti
ada jalan.
“Saat
menangkap pengedar narkotika, kalian tahu metode apa yang paling sering
digunakan? Memancing mereka dengan narkotika. Kelemahan mereka adalah mereka
tidak pernah bisa berhenti memakai narkotika. Apa kesamaan judi, memakai
narkotika, dan pelecehan seksual?” ucap Wan Seung yang sedari tadi mendengarkan
pembicaran keduanya.
“Adiktif.”
Kata Seol Ok. Wan Seung membenarkan. Mneurutnya Inilah yang istimewa dari
kecanduan.
“Saat benda
itu di depan mata mereka, tubuh mereka bereaksi lebih dahulu seperti binatang. Mereka
tidak peduli seseorang mengejar mereka.” Kata
Wan Seung
“Lalu, apa
kita akan menyergapnya?” tanya Na Ra polos. Wan Seung tiba-tiba menepuk bahu Na
Ra memujinya dan bertanya apakah ada waktu. Na Ra bingung kenapa tiba-tiba
menanyakan hal itu.
Wan Seung
bertemu di pantry memberikan minuman mengaku cemas karena semalam kamu banyak
minum. Na Ra pikir hanya minum sebotol soju dan minum tiga botol bir
sebelumnya. Wan Seung melihat Na Ra ingin membuka botol memberitahu kalau
minuman itu untuk Tuan Shin.
“Dan Bisa
tolong berikan ini kepadanya dan katakan ini tulus dari hatiku? Dan Ini minuman
pereda pengar yang sangat mahal.” Kata Wan Seung lalu bergegas membuatkan kopi
untuk Na Ra.
Na Ra
penasaran membaca surat yang ditulis Wan Seung “Pak, aku Ha Wan Seung dari Unit
Dua Tindak Pidana Berat. Aku berharap hari Anda menyenangkan. Ada
kesalahpahaman antara Anda dan aku.”
Saat menuliskan surat, Wan Seung mengumpat kesal
karena harus menjilat agar bisa berdekatan dengan Tuan Shin. Lalu teringat
kembali ucapan Tuan Park “Jika kau tidak bisa membuat Kapolsek Shin menyukaimu,
aku pun tidak bisa membantumu.”
“Aku
selalu menghormati Anda, Pak Shin. Mulai sekarang, aku akan berusaha kerasagar
tidak menjadi gangguan bagi masa depan Anda. "Aku akan melayani Anda dengan
segenap diriku."
Wan Seung
panik ketika suratnya dibaca Na Ra lalu meminta agar memberikan pada ayahnya
saja. Ia mengaku kalau tidak sejahat rumor yang beredar lalu menyuruh Na Ra
minum lalu pergi.
Tuan Jo
dan Tuan Shin membaca bersama yang dituliskan Wan Seung "Aku akan melayani Anda dengan segenap
diriku." Tuan Shin ingin tahu apa maksudnya menuliskan surat itu.
“Ini bisa
berarti banyak hal tergantung nuansanya. Misalnya, bisa saja begini, Kau
mengatakan dengan nada seperti bawahan "Aku akan melayani Anda dengan
segenap diriku." Atau dengan nada sinis seperti mengurui” ucap Tuan Jo
“Kudengar
dia marah saat meminta Shin Na Ra menyerahkan ini.” Kata Tuan Shin. Tuan Jo
pikir Mungkin ini peringatan.
“Bagian
ini amat tidak menyenangkan. Kau lihat kalimat "Aku selalu memperhatikan
Anda.".. “ kata Tuan Jo
“Selama
ini dia memperhatikanku. Bagaimana kalau Departemen Inspeksi meneleponku?”
keluh Tuan Shin ingin minum karena perutnya tiba-tiba terasa sakit.
“Tunggu,
berhenti!.. Kenapa dia memberi Anda minuman pereda pengar? Dia tahu Anda pernah
disogok dengan minuman... Maksudku, kenapa dia memakaikan pita merah muda di
sini?” kata Tuan Jo
Tuan Shin
mengingat saat anaknya memberikan minuman dari Wan Seung “Katanya ini yang
paling mahal.. Dia mencemaskan Ayah.” Tuan Jo pikir kalau ini sangat aneh
karena Wan Seung menekankan betapa mahalnya ini. Tuan Shin pikir kalau Wan
Seung yang mencemaskan dirinya.
“Dia
meminta Anda agar tidak terkena masalah... Anda harus menghindari perhatian untuk
sementara, Kapolsek Shin.” Kata Tuan Jo curiga
“Bisakah
kau sibukkan dia dengan pekerjaan? Pastikan dia tidak punya waktu untuk
melakukan ini!” perintah Tuan Shin. Tuan Jo menganguk mengerti.
Hee Yeon
menatap sebuah lukisan yang terlihat seperti satu orang tapi dibaliknya
terlihat ada banyak orang yang sama seperti duplikanya, lalu berjalan ke meja
makan untuk minum wine. Setelah itu masuk ke kamar mandi dengan berendam dan
minum win.
Ponselnya
berdering ada telp dari "Presdir Ha Ji Seung" tapi memilih tak
mengangkatnya, dan sengaja mendengar rekaman suara saat Sung Ha yang mengetahui
kalau polwan yang bertemu dengan Seo Hyun Soo untuk memastikan kalau wanita itu
Seo Hyun Soo.
“Kenapa
Anda menanyakannya?” tanya si polwan. Sung Ha memberitahu kala Karena Nona Seo
sudah meninggal 17 tahun silam.
“Kalau
begitu...Artinya Seo Hyun Soo bukan cuma satu orang... Seo Hyun Soo... Rasanya
aku pernah mendengar nama itu... Aku iri kepadamu, Orang Asing.... Kamu punya
banyak tubuh.” Ucap Hee Yeon merasakan tubuhya sangat lelah dan kembali
berendam dalam bathtub
Bersambung
ke episode 11
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar