PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 31 Mei 2020

Sinopsis Oh My Baby Episode 6 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
 
Nyonya Shim melihat anaknya yang menangis langsung mengendongnya dengan tangan yang mengarah pada komputernya.  Ia meminta Jae Yoi agar menunggu sebentar karena harus menyelesaikan pekerjaan yaitu "Rencana Buklet The Baby, Mei, Hari Anak"
Telp Nyonya Shim berdering dari "Pusat Penitipan Do Yeon" Guru Do Yeon menelp seperti memberitahu kalau tidak mengemas selimut anaknya. Nyonya Shim bingung karena lupa lalu meminta maaf mengaku Saat ini sedang bersama adiknya di rumah sakit.
“Bagaimana ini? Tidak ada yang bisa kukirim untuk mengambil selimutnya...Ya, Anda bisa menyelimutinya dengan itu? Baik, terima kasih. Sampai jumpa.” Ucap Nyonya Shim mencoba menenangkan anaknya.
“Jae Yi... Tidak apa-apa... Ibu bisa melakukan ini sendirian.. Kita di rumah sakit... Kau baik-baik saja sekarang.” Ucap Nyonya Shim menenangkan. 

Ha Ri membuka kulkas mencari minuman tapi hanya bisa terdiam, saat melihat ada susu ASI yang disimpan oleh Nyonya Shim. Saat itu Tuan Jo datang memanggil Nyonya Shim,  lalu ber bertanya Apa Nyonya Shim sudah pulang. Ha Ri menjawab kalau Nyonya Shim mengambil cuti.
“Kenapa kau terus datang ke kantor? Apa Kau pikir skorsmu itu lelucon?” tanya Tuan Jo. Ha Ri menjawab tidak.
“Suruh Bu Shim mengirim laporan manajemen konten.” Kata Tuan Jo lalu berjalan pergi.
“Kalian mendengarnya, bukan? Aku harus menghilang sekarang. Jadi, cepat selesaikan naskahnya. Aku akan pergi ke studio.” Ucap Ha Ri lalu bergegas pergi. Ketiganya menganguk mengerti.
Ha Ri pun keluar dan menerima telp lalu terlihat terkejut. 


Yi Sang terus melirik ke arah pintu masuk.  Tuan Nam tahu kalau Ha Ri terlambat. Yi Sang pun mencoba untuk tak peduli berpura-pura sibuk kerja. Tuan Nam tiba-tiba mengeluh karena ada yang terus mengiriminya pesan lalu membuka salah satu pesan temanya "Hei, bukankah ini temanmu?" dan wajahnya langsung kaget. 

Di ruangan, Eun Young sibuk dengan anaknya meminta agar Jangan bergerak. Jae Young memberitahu  kalau Paru-parunya terdengar baik-baik saja jadi akan meresepkan obat untuk flunya selama tiga hari dan kembalilah setelah dia meminumnya.
“Bisakah kau memeriksanya juga? Dia juga akan segera terserang flu.” Ucap Eun Young mendudukkan anaknya.
“Dia harus menunjukkan gejala.” Keluh Jae Young dan mempersilahkan dua anak Eun Young pergi. Akhirnya Keduanya berlari keluar dari ruangan, ibunya meminta dua anaknya Jangan membuat masalah.
“Kalau begitu, resepkan obat untuk mereka berdua tanpa biaya.” Pinta Eun Young
“Apa Kau pikir ini swalayan? Kau bicara seperti ini beli satu gratis satu.” Keluh Jae Young
“Aku butuh dua untuk semuanya. Tidak bisakah kau melakukan ini untuk teman?” ucap Eun Young
“Kau bilang tidak mau menjadi temanku.” Ejek Jae Young. Eun Young merasa kalau Jae Young harus memikirkan apa yang dilakukan.
“Kau memutuskan hubungan dengan kami setelah menikah. Tidak mudah membawa anak-anakku ke rumah sakit. Jadi Bantu saja aku.” Kata Eun Young
“Berapa nomormu? Aku akan memperkenalkanmu kepada psikiater. Kau menunjukkan gejala yang parah.” Ucap Jae Young
“Berapa nomor teleponmu? Aku akan melaporkanmu karena menolak merawat pasienmu.” Balas Eun Young
Jae Young tiba-tiba melihat sebuah video berjudul "Wanita Sperma yang Mengejutkan" dengan wajah Ha Ri yang matanya diberi tanda hitam, lalu memastikan kalau ini Ha Ri. Eun Young pun kaget ingin melihatnya. 


"Departemen Penyuntingan The Baby"
Yeon Joo mengangkat telp  dengan nada marah kalau Itu kehidupan pribadinya, jadi mereka tidak tahu. Hyo Jo pun ikut mengangkat telp dengan suara disamarkan mengaku Itu tidak berkaitan dengan majalah jadi tidak perlu khawatir.
“Tidak, aku tidak tahu apa pun soal itu.” Ucap Hyo Jo, semua telp berdering tanpa henti.
“Apa? Wanita apa? Tidak, dia tidak ada di sini.” Ucap Soo Yoon.
“Ya, halo. Tidak, aku tidak tahu siapa yang memberi tahu Anda. Tapi itu tidak benar. Jangan khawatir.” Kata Yeon Joo
“Maafkan aku. Tidak ada yang bisa kukatakan pada Anda. Maaf.” Ucap Soo Yoon. Saat itu Eu Ddeum datang melihat dari kejauhan terlihat khawatir dan bingung.
“Astaga, aku tidak percaya ini! Belum ada yang mendengar kabar dari Ha Ri?’ teriak Yeon Joo kesal. 

Tuan Nam pun mencoba menelp Ha Ri tapi tidak menjawab. Ia merasa harus menyuruhnya mengabaikan telepon dari jurnalis. Ia bertanya-tanay Di mana Ha Ri sekarang karena Orang-orang mengatakan hal-hal gila. Yi Sang melihat video yang sedang heboh.
“Aku tidak percaya informasi pribadinya bocor... Astaga, aku tidak percaya ini.” Ucap Tuan Nam dan saat itu Yi Sang langsung bergegas pergi. 

Ha Ri keluar dari kantor polisi, Eun Young menelp Ha Ri dan bertanya apa yang terjadi. Ha Ri mengaku menyerahkan unggahan di internet sebagai bukti dan memintanya disingkirkan. Eun Dong memuji kalau inin Pemikiran bagus.
“Aku juga menghubungi beberapa orang dan meminta mereka menghapus informasi pribadimu dan komentar kebencian yang diunggah di internet. Tapi Ha Ri... Ha Ri?” ucap Eun Young memanggil Ha Ri.
Ha Ri terdiam saat melihat orang yang lewat ada didekatnya, langsung menatapnya dengan tatapan menghujat.
“Ha Ri? Tapi kamu baik-baik saja? Kamu baik-baik saja?” tanya Eun Young, Ha Ri baru sadar meminta Eun Young agar mengulangi ucapanya.
“Jangan terintimidasi, ya? Aku memperingatkan mereka yang menulis komentar kebencian. Jika terus begini, aku sendiri yang akan memotong jari mereka. Beraninya mereka menghinamu.” Ucap Eun Young marah
“Jangan bersikap seperti itu kepada orang asing.” Ucap Ha Ri. Eun Young meminta Ha Ri jangan terlalu khawatir.
“Terima kasih. Aku akan meneleponmu kembali. Maaf.” Kata Ha Ri akhirnya bergegas unuk pulang. 


Ha Ri akan pulang tapi merasakan ada orang yang mengikutinya. Ia pun mencoba untuk berlari dengan kencang, orang itu pun terus mengikuti dan siap untuk menyetuh bahunya. Ha Ri sudah ketakutan dan saat itu tiba-tiba  dua orang menyelamatkanya.
Jae Young dan Yi Sang memegang baju Eu Ddeum. Semua kaget karena saling mengenal. Jae Young pun langsung melepaskan tangan Eu ddeum.
Ha Ri akhirnya mengajak mereka kerestoran bersama dan bertanya apa yang terjadi. Eu Ddeum mengaku Semua orang khawatir karena mereka tidak bisa menghubungi Nona Jang jadi meminta alamatnya kepada personalia dan menuju ke sana untuk menemuinya.

“Aku hanya lewat. Aku tinggal di dekat sini.” Kata Yi Sang. Jae Young menyalakan Ha Ri karena tidak menjawab teleponnya.
“Teleponku terus berdering, jadi, aku butuh istirahat.” Ucap Hae Ri. Yi Sang bertanya apakah sudah melaporkannya ke polisi
“Ya, tapi bukan hanya informasi pribadiku yang menjadi masalah. Sekarang mereka juga tahu tempat kerjaku.” Kata Ha ri
“Jangan baca komentar daring, ya? Aku tidak tahu kenapa mereka mengatakan hal-hal buruk ini. Kau tidak seperti itu.” Ucap Eu Ddeum yakin
“Wanita Sperma, alias si pengeruk harta, bukan? Mereka juga mengatakan banyak hal tentang namaku. Untuk kali pertama dalam 39 tahun, aku baru tahu namaku punya nuansa seksual.” Kata Ha Ri sedih
“Jangan membaca surel atau pesan yang kamu terima di media sosial. Selain itu, cuti dan beristirahatlah.” Kata Jae Young
“Benar. Itu rencana yang bagus.” Kata Eu Ddeung. Yi Sang pikir Itu akan berakhir ketika ada skandal baru.
“Orang-orang hanya melihat kesalahanku. Tapi aku hanya ingin menjadi seorang ibu.” Kata Ha Ri sedih
“Nona Jang... Beri tahu aku jika kamu butuh bantuan.” Kata Yi Sang. Ha Ri menganguk mengerti
“Bantuan macam apa yang bisa diberikan seorang rekan kerja? Kau harus memberi tahu teman serumahmu.” Ucap Jae Young menyindir.
“Teman serumah harus mengurus masalah di rumah dan menyerahkan urusan kerja pada rekan kerja.” Kata Yi Sang
“Kalau begitu, aku. Aku kolegamu, bukan?” ucap Eu Ddeum. Jae Young mengeluh kalau mereka membuat batasan dan mengatakan bahwa hanya rekan kerja.
“Sebenarnya, kami memang rekan kerja.” Kata Eu Ddeum. Yi Sang pikir  Sepertinya Jae Young perlu menjelaskan terkait siapa dirinya bagi Ha Ri.
“Aku orang yang tinggal dengannya. Sudah kubilang berkali-kali, jadi, apa lagi yang harus kukatakan?” ucap Jae Young
Ha Ri mencoba merelaikan keduanya agar berkelahi dengan minum arak beras karena sudah lama tidak berkumpul, mereka pun minum bersama. 


Ha Ri pun akan membayar tagihan 53 dolar. Jae Young melarangnya karena akan mentraktirnya.  Yi Sang menolak karena ingin membayarnya, Eu Ddeum pun tak mau kalah akan membayarnya. Ha Ri akhirnya kelur sambil mengeluh Entah apakah ini manis atau kekanak-kanakan.
Ketiganya masih sibuk memutuskan yang akan membayar, Jae Young kesal Yi Sang itu sudah membuatnya kesal dan ingin membayarnya.  Yi Sang pikir tak ada alsan Jae Young yang melakuakanya. Jae Young pikir tak ada alasan agar tak bisa melakukanya.
“Aku tidak mengizinkan yang lebih muda mentraktirku.” Ucap Yi Sang. Jae Young pikir kalau ia lebi kaya dibanding Yi Sang.
“Tunggu. Begini, aku tidak ingin mengatakan ini, tapi unit tempat tinggalku menghadap ke Sungai Han.” Kata Yi Sang
“Aku dokter yang berarti aku punya potensi untuk menjadi lebih kaya darimu.” Ucap Jae Young
“Biar aku yang traktir... Harganya hanya 53 dolar. Ini.” Kata Eu Ddeum memberikan kartunya. 

Sementara diluar ada tiga pria mabuk, yang melihat Ha Ri lalu memastikan itu sama dengan yang ada divideo. Salah satu pria menghampirinya  dengan memanggil “Wanita Sperma!” Ha Ri mencoba menghindarinay, Si pria merasa Ha Ri Jangan bersikap seperti itu.
“Kau Wanita Sperma, bukan?” ucap Si pria. Ha Ri meminta agar pria itu berhenti. Mereka pun senang karena memang Ha Ri yang ada divideo
“Tapi kamu jauh lebih cantik dilihat secara langsung.” Ucap Si pria. Ha Ri mencoba mengelak kalau  salah orang.
“Kau butuh pria, bukan?” ucap Si pria menahanya. Ha Ri memperingatakan agar Lepaskan jika ingin pulang dengan aman untuk bertemu istrinya.
“Lihat caranya jual mahal. Menggemaskan sekali! Asal tahu saja, spermaku membuahi anak kembar tiga. Jadi, percayalah kepadaku dan minum segelas anggur denganku.” Ucap Sipria
“Singkirkan tangan kotormu dariku! Merundung seseorang bukan sesuatu yang patut dibanggakan. Mempermalukan seseorang juga tindakan kekerasan.” Teriak Ha Ri marah sampai menangis
“Beraninya kamu... Kau pikir kau siapa? Kenapa kau membuatku merasa malu dengan niat baikku?” ucap si pria. 

Eun Dduem melihat ke arah luar dan langsung keluar, Yi Sang yang baru selesai membayar pun merasa tidak butuh struknya. Ha Ri menangis dan langsung dilindungi oleh Yi Sang. Jae Young dan Eu Ddeum menghadapi tiga pria.
“Siapa kalian? Kenapa dia menangis?” tanya Jae Young. Mereka pikir tak perlu bertanya karena Ha Ri menangis kencang.
“Dengar, Semuanya... Siapa pun tahu aku korbannya di sini. Dia memukulku dengan tasnya... Telepon polisi.” Ucap  Si pria.Yi sang pun menantan agar  telepon polisi.
“Telepon polisi! Sapi gila itu akan hancur begitu aku selesai dengannya.” Ucap Si pria
“Baik. Telepon polisi. Akan kupastikan kamu juga hancur. Haruskah kita menelepon polisi?” kata Jae Young
“Tunggu sebentar.. Kamu memanggilnya apa? "Sapi gila"? Katakan lagi. Aku menantangmu mengulanginya.” Ucap Yi Sang sangat marah
“Semuanya, pikirkan tentang ini sebentar. Kami melihat fotonya di internet! Itu tersebar di internet! Ada di sana untuk dilihat semua orang.” Teriak Pria lain.
“Kami melihat fotonya di internet dan hanya mengakui bahwa kami mengenalinya. Tapi dia menggila. Dia menendangku dan memukulku dengan tasnya. Wanita Sperma gila itu...” ucap Si pria, Yi Sang sudah siap memukulnya.
“Kumohon jangan... Ayo pergi saja.” Kata Ha Ri. Eu Ddeum pun menenangakan Yi Sang agar bisa tenang karena tidak sepadan.



Ketiganya akhirnya berjalan dibelakang Ha Ri seperti pengawal. Jae Young menegaskan agar Ha Ri Jangan marah karena perkataan bedebah bodoh itu karena tidak melakukan kesalahan. Eu Ddeu membenarkan kalau Ha Ri tidak melakukan kesalahan.
“Kalian tidak perlu mengantarku sampai ke rumah.” Ucap Ha RI. Yi San pikir mereka Kami merasa tidak enak, jadi ingin melakukannya. Eu Ddeum membenarkan.
“Lagi pula, aku bisa melenturkan otot-ototku berkat dirimu. Sayang sekali.” kata Yi Sang
“Aku ingin memamerkan kecerdasanku. Aku kehilangan kesempatanku” balas Jae Young
“Nona Jang... Coba Lihat ini... Pria tadi. Haruskah kita melaporkannya?Ayo.” Ucap Eu Ddeum memperlihatkan gambarnya.
“Tunjukkan pada mereka “kata Ha Ri. Yi Sang mengejek Eu Ddeum itu  mengambil jurusan seni dan memujinya hebat.
“Jika kau membuatku tertawa, akan kulupakan dan tertidur lelap.” Ucap  Ha Ri. Eun Ddeum pun mengucapkan Terima kasih.
“Hati-hati di jalan... Selamat malam.” Kata Ha Ri. Jae Young pun ikut masuk ke dalam rumah. Ha Ri bingung
“Teruslah berjalan.” Ucap Jae Young. Ha Ri heran Jae Young yang mengikutinya
“Pintu depan membuat Do Ah bangun.” kata Jae Young. Ha Ri pun menyuruh agar Jae Young agar membuka dengan hati-hati.
“Aku akan melewati rumahmu.” Kata Jae Young. Ha Ri mengeluh dan akhirnya membiarkan Jae Young masuk. 
“Mereka sungguh tinggal bersama. Apa mereka berpacaran?” tanya Eu Ddeum.
“Aku yakin mereka hanya berteman.” Kata Yi Sang. Eu ddeum merasa kalau  Nona Jang tampak sangat rapuh hari ini.
“Aku harus melindunginya mulai sekarang. Apa Kita pergi sekarang?” kata Eu Dddeum. Yi Sang menatap curiga. 


Ha Ri mengompres matanya yang membengkak karena nangis. Jae Young mengetuk pintu. Ha Ri mengeluh, Jae Young menengaskana kalau  mendesak jadi cepat membukanya. Ha Ri pun  terpaksa membukanya. Jae Young membawakan komik mengatakan "Saat sedih, aku membaca buku komik"
“Haruskah aku mengunggah sesuatu yang mengatakan kamu tidak seperti itu?” kata Jae Young. Ha Ri mengatakan Tidak perlu.
“Itu tidak akan membuat siapa pun memahamiku. Kondisi keuanganku stabil, dan aku tahu aku bisa merawat bayi dengan baik. Tapi tidak ada cara untuk punya anak kecuali aku menikah. Tapi aku tidak punya pacar atau kepercayaan diri untuk menikah.” Ucap Ha Ri
“Berapa orang yang akan mengerti jika kubilang kenapa aku melakukannya?Akan sulit bahkan 40 tahun dari sekarang.”
“Jangan menyalahkan dirimu. Apa pun alasannya, tidak seorang pun berhak untuk membagi identitas atau menghakimimu.Tidak seorang pun.” Kata Jae Young
“Ini membuatku melihat siapa yang benar-benar membelaku. Jadi, tidak masalah.”komentar Ha Ri
“Aku?” tanya Jae Young. Ha Ri membenarkan dan saat itu terdengar saura tangisan. Ha Ri pun berlari kekamar menghampiri Do Ah. 



Ha Ri langsung mengendong Do Ah yang merasa takut karena sendirian. Jae Young menatap Ha Ri yang menenangkan anaknya. Ha Ri masiht terus menenangkan Do Ah dalam pelukanya.
“Ha Ri... Maukah kamu menikahiku?” ucap Jae Young menatapnya.  Ha Ri sempat terdiam dan tak percaya kalau Jae Young akan menikah denganya.
“Dengar. Jika kamu mau pengasuh, bayarlah satu.” Keluh Ha Ri. Jae Young tahu kalau sulit mendapatkan sperma.
“Bagaimana jika kamu membesarkan Do Ah sebagai anakmu? Jangan menatapku seperti itu. Ada jalan yang mudah di hadapanmu. Kenapa harus berputar?” kata Jae Young
“Ini mudah untukmu... Aku tidak butuh pria.” Kata Ha Ri. Jae Young bertanya balik apakah dirinya itu seorang pria.
“Lalu apa? Apa kamu wanita? Nona? Nona Jae Young?” keluh Ha Ri. Jae Young pun tak bisa berkata-kata. 


Nyonya Lee sibuk mengambil gambar dengan teman-temen pendakinya, seorang ibu terlihat kebingungan melihat ponselnya lalu menghampiri ibu Ha Ri memastikan kalauNama putrinya Jang Ha Ri Dan dia bekerja di sebuah majalah.
“Kenapa kau bertanya?” tanya Nyonya Lee heran. Si bibi mengaku  Putrinya memberitahu kalau putri Nyonya Lee dibicarakan di internet.
“Jika kau mengetik namanya, artikelnya akan muncul. Itu berlaku untuk semua reporter. Dia tidak terkenal.” Ucap Nyonya Lee
“Tidak. Kudengar putrimu terkenal. Apa itu? "Wanita Sperma"? Seharusnya dia mencari pria, bukan membeli sperma. Apa ada yang salah dengannya?” kata Si bibi menyindir
“Apa yang kukatakan padamu? Aku sudah menyuruhmu memaksanya berhenti saat dia mengatakan terlalu sibuk sebagai reporter untuk berpacaran. Dia belum bisa menikah di usianya sekarang. Dia mungkin tidak punya catatan kejahatan, tapi dia penjahat. Astaga. Kasihan sekali. Dia tidak akan pernah menikah.” Kata si bibi terus mengoceh
“Apa kamu sudah gila? Siapa yang kamu sebut penjahat? Siapa kau berani menyebut putriku penjahat?” teriak Nyonya Lee marah dan akhirnya mereka saling menarik rambut. Semua anggota pun mencoba memisahkanya. 


Ha Ri terlihat gugup akan masuk ke dalam gedung,  dan mondar mandir didepanya. Yi Sang datan melihatnya lalu bertanya apakah Tak bisa masuk. Ha Ri menceritakan Pak Joo meneleponnya selarut ini jadi menurtnya Tidak mungkin agar orang-orang tidak melihat di internet.
“Artinya ini sangat serius. Aku agak takut.” Kata Ha Ri. Yi Sang pikir Atidak bisa masuk untuknya.
“Tapi aku akan memperlihatkan ini padamu. Apa Mau lihat? Ini dia. Bagaimana dengan foto utamanya?” ucap Yi Sang memperlihatkan foto matahari terbenam dipinggir pantai.
“Kau sangat bisa diandalkan. Aku mungkin diomeli hari ini, tapi aku akan dipuji nanti. Aku ingin mengurus fotonya denganmu.” Ucap Ha Ri
“Lain kali saja.. Lain kali, mari kita pergi bersama.” Kata Yi Sang. Ha Ri menganguk setuju dan memberinikan diri masuk ke dalam gedung. 


Di dalam ruangan, Ha Ri hanya bisa tertunduk disamping Nyonya Shim. Tuan Joo mengulang julukan Ha Ri “Sperm Lady.”dan memberitahu kalau Pimpinan menginginkan permintaan maaf bahkan sangat khawatir karena keluhan dari para pembaca.
“Terbitkan permintaan maaf sebagai pengganti kolom editor.” Ucap Tuan Jo. Ha Ri terlihat bingung.
“Dia korbannya. Kenapa dia harus meminta maaf?” kata  Nyonya Shim membela. Tuan Joo pikir Ini sudah di luar kendali.
“Dia harus menjelaskan dan meminta maaf kepada para pembaca. Kata Tuan Joo. Nyonya Shim pikir Ini masalah pribadinya.
“Aku menentangnya tersebar luas berkaitan dengan majalah. Aku tidak akan menyia-nyiakan lembar berharga sebagai permintaan maaf.” Kata Nyonya Shim
“Itu bukan permintaan maaf biasa! Dia harus minta maaf dengan tulus dan menenangkan para pembaca. Kenapa kau bodoh sekali?” kata Tuan Joo marah
“Jadi, aku tahu aku salah. Aku tahu aku mengecewakan para pembaca. Aku sungguh minta maaf karena merusak kredibilitas majalah dan mencederai perusahaan. Namun, apa menurutmu permintaan maafku akan membuat pembaca membaca majalah kita lagi?” tanya Ha Ri
“Aku akan bertanggung jawab atas kejadian ini.” Kata Ha Ri. Tuan Joo ingin tahu Bagaimana caranya
“Pertama, aku akan meminta pembaca kita memahami situasiku.” Ucap Ha Ri. Tuan Joo tak suka dengan kata "Memahami"
“Nona Jang... Ini bukan nasihat. Ini perintah. Aku ingin kau menghentikan keluhan para pembaca kita! Kita tidak mendapatkan iklan karena dirimu.” Ucap Tuan Joo
“Jika penjualannya menurun, apa aku akan diskors lagi?” tanya Ha Ri. Tuan Joo menjawab tidak.
“Kali ini, kau akan dipecat.” Tegas Tuan Jo. Ha Ri dan Nyonya Joo hanya bisa diam saja. 



Ha Ri bertanya pada Nyonya Shim apa yang harus dilakukan sekarang. Nyonya Shi mengeluh Ha ri masih bertanya karena Itu bukan tanggung jawabnya dan meminta Ha Ri agar Cepat putuska apakah akan menulis kolom atau tidak?
“Aku bisa dipecat. Beri aku waktu untuk memikirkannya.” Kata Ha ri
“Aku harus membantu suamiku mengurus anak-anak. Pulanglah.” Ucap Nyonya Shim. Ha Ri pun menganguk mengerti.
“Jangan memercayai Pak Joo. Dia juga bedebah.” Ucap Nyonya Shim lalu bersikap imut bertanya pada suaminya Apa demamnya sudah turun saat mengangkat telp. 

Sementara di ruangan, Yeon Joo dkk masih saja menerima telp dan menegaskan kalau tidak tahu detailnya. Yeon Joo pikir harus menghalangi saja mereka meninggalkan komentar di situs web. Soo Yoon menjawab itu mustahil
“Kebanyakan orang hanya menelepon untuk mengutuk kita.”  Astaga, kenapa aku harus mendengar mereka mengutukku? Kita harus menuntut mereka karena memfitnah.” Ucap Hyo Joo kesal
“Mulai dengan menuntut mereka karena menghalangi bisnis. Aku tidak bisa bekerja karena mereka. Itu alasan bagus untuk berhenti.” Kata So Yoon.
“Tidak cukup untuk membuatku berhenti.. Sayang sekali.” kata Hyo Joo.
“Aku akan pulang sekarang. Jangan bekerja terlalu keras.. Dan maafkan aku... Maaf sudah membuat kalian menangani masalahku. Aku bilang aku masa depan kalian, tapi kutarik kembali. Aku tidak mau kalian mengalami ini.” Ucap Ha Ri sedih
“Lupakan saja. Belikan kami makanan sebelum kamu pergi” ucap Yeon Joo. Ha Ri pun berjanji akan membeli sesuatu yang lezat.

Akhirnya Ha Ri menuliskan "Surat Permintaan Maaf" lalu kaget melihat ibunya pulang, dan bertanya Rambutnya kenapa dan bilang akan pulang besok.Ibunya tiba-tiba memarahi Ha Ri karena meminta ibunya membelikan cumi-cumi.
“Kau hanya akan minum! Tahukah kau betapa sulitnya... Ibu jatuh saat mencoba membeli itu.” Ucap Nyonya Lee. Ha Ri hanya bisa meminta maaf
“Jangan berkecil hati hanya karena ibu memarahimu. Jangan menyalahkan dirimu atau merasa telah berbuat salah hanya karena orang-orang mengejekmu. Ibu tahu kau tidak berbuat salah.” Ucap Nyonya Lee. Ha Ri pun tertunduk diam. 

"Dachae Media"
Tuan Kim bertemu dengan Nona Jang. Ha Ri melihat sekeliling orang seperti menatapnya. Tuan kim memastikan kalau Ha Ri sudah menulis permintaan maaf karena Hari ini tenggatnya. Ha Ri hanya diam saja.  Tuan Kim meminta agar Ha Ri menuliskan permintaan maaf.
“Klien kita sangat marah. Mereka mungkin menarik iklannya mulai bulan depan.” Kata Tuan Kim
“Jika menerbitkan permintaan maaf, akankah mereka berubah pikiran?” tanya Ha Ri
“Bertindak itu penting. Kita harus menunjukkan bahwa kita menyesal dan bekerja dengan baik dan mereka bisa memercayai kita. Hanya itu cara agar aku bisa meyakinkan mereka. Lakukanlah yang terbaik untuk semua orang.” Ucap Tuan Kim
“Pak Kim, kurasa permintaan maafku tidak akan menyelesaikan semuanya. Jika aku mengakui telah berbuat salah, mereka akan menarik iklannya. Aku tidak melakukan ini untuk menyelamatkan harga diriku.” Kata Ha Ri
“Apa setidaknya kau punya solusi untuk ini?” tanya Tuan Kim. Ha Ri membenarkan. 




Ha Ri menuliskan artikel dikomputernya “Aku menderita endometriosis. Ovariumku 40 tahun. Dan kemungkinan aku hamil secara alami kurang dari tujuh persen. Aku subfertil.”
Eu Ddeum pergi ke toko buku lalu menumpuk majalah my baby dan ikut membaca artikel yang ditulis  Ha Ri "Tidak bolehkah aku punya anak tanpa menikah?" Saat itu Ha Ri sudah keluar dari rumah dan terlihat gugup menatap gedung kantornya.
“Aku subfertil... Usiaku 39 tahun. Dan aku lajang... Kecintaanku pada bayi mencegahku berhenti bekerja di perusahaan majalah bayi. Seperti itulah aku.”
“Saat usiaku nyaris menginjak 40 tahun, aku mendapati diriku di persimpangan di mana aku mungkin harus merelakan kemungkinan menikah dan hamil. Itu sungguh membuatku ingin punya anak.”
“Dokterku bilang aku harus hamil dalam enam bulan. Dan aku merasa masa hidupku hanya selama itu. Selama masa pertumbuhan, aku selalu menjadi murid yang patuh.”
Di rumah, Ibu Ha Ri membaca majalan Ha Ri, sementara Yi Sang membaca dalam ruangan kerjanya dan Jae Young juga membaca dikliniknya.
“Jadi, aku memilih untuk mendengarkan dokterku. Jika kalian tanya kenapa bertindak sejauh ini demi punya anak, aku sungguh tidak tahu apa yang harus kukatakan. Aku hanya menyukai bayi, dan aku ingin menjadi seorang ibu.”
“Bagaimana lagi harus kujelaskan? Aku tidak tahu apa yang benar dan salah. Aku hanya merasa usahaku akan menjadi proses untuk menemukan jawaban yang tepat. Aku ingin berbagi ceritaku dengan kalian setiap bulan. dan menemukan jawabannya bersama.
"Tidak bolehkah aku punya anak tanpa menikah?"


Yi Sang terdiam melihat tulisan Ha Ri lalu menatap ke sebuah gedung "Dokter Moon, Urologi" Dokter Moon melihat Yi sang bertanya alasan datang. Yi Sang bertanya Adakah cara baginya untuk punya anak.
Bersambung ke episode 7

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar