PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 24 Mei 2020

Sinopsis Oh My Baby Episode 3 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Ha Ri duduk di teman melihat beberapa orang yang melihat kalau mereka sangat manis. Wajahnya sangat merona, tapi ternyata yang Ha Ri liat adalah anjing peliharan lalu menegaskan kalau tidak akan tersihir oleh mereka. Ibunya datang mengeluh anaknya bicara sendiri.
“Kukira Ibu aerobik,  tapi tampaknya Ibu anggota sirkus.” Ucap Ha Ri kaget melihat cara pakaian ibunya.
“Ibu harus berpakaian mewah agar menonjol.  Kau tidak tahu apa-apa. Sedang apa kau di sini?” kata Ibu Ha Ri
“Mari berkencan.” Ucap Ha Ri. Ibunya penasaran Apa yang akan Ha Ri belikan untuknya.
“Cepatlah ganti pakaian. Pastikan Ibu ganti pakaian, ya?” ucap Ha Ri mendorong ibunya pergi. 

Keduanya akhirnya berjalan disebuah mall dengan tas belanjaan yang banyak seperti gadis orang kaya.  Mereka pun akan menyebrang jalan, layaknya seorang model, tiba-tiba Ibu Ha Ri melihat mobil yang akan lewat didepanya dan ada genangan air.
Ia akhirnya berlindung dibalik anaknya dan saat mobil itu lewat semua air genangan mengenai pakaian Ha Ri. Ha Ri pun hanya bisa melongo dengan bajunya yang basah kuyup.

Ha Ri akhirnya berganti pakaian dan mengeringkan rambutnya lalu berkomengat Sejak kecil, berpikir ada rahasia di balik kelahirannya dan duganya benar karena Ibu kandung tidak akan melakukan ini.Ibu Ha Ri berdalih Jika bukan ibu kandungnya maka tidak akan membelika barang semahal itu.
“Terlihat sangat mewah dan cantik saat kamu kenakan. Itu sangat cocok untukmu.” Kata Ibu Ha Ri
“Terserah. Ibu hanya menyesal melakukan ini.” Kata Ha Ri kesal. Ibu Ha Ri pikir Ha Ri bisa Anggap ibunya membelikan itu karena merasa bersalah.
“Tapi bagaimana denganmu? Kenapa kau membelikan ibu semua hadiah ini? Apa kau terlibat masalah?” tanya Ibu Ha Ri
“Astaga, tidak. Kenapa aku terlibat masalah?” keluh Ha Ri pada ibunya.
“Kenapa kamu tidak pernah terlibat masalah? Usiamu hampir 40 tahun. Kau harus lebih berani. Kau terlalu jujur dan baik. Astaga.” Kata Ibu HaRi
“Kalau begitu, kurasa aku harus terlibat masalah besar. Ibu jangan berubah pikiran. Berjanjilah kepadaku.” kata Ha Ri
“Kenapa ibu harus berjanji? Ada apa denganmu?” ucap Ibunya Gugup. Ha Ri menegaskan kalau sudah memutuskan.
“Semoga Ibu bisa bekerja sama.” Kata Ha Ri penuh arti. 

Eun Young dan Jae Young saling menatap sinis seperti tom dan jerry. Ha R melihat keduanya meminta agar tidak bertengkar hari ini lalu memberitahu kalau sudah membukakan Cookies.  Jae Young tak percaya temanya membuat kue.
“Apa Kau memanggangnya dengan kotoran?”keluh Jae Young setelah mencoba kue buatan Ha Ri
“Kau pemilih makanan, tidak seperti penampilanmu.” Balas Eun Young ikut mencoba dan langsung melepehkanya.
“Mari pesan daging kaki.”kata Eun Young. Jae Young tak terima karena  Ini pesta istimewa jadi mengajak untuk pesan ayam.
“Aku sudah tiga bulan tidak keluar.”kata Eun Young. Jae Young menegaskan Sudah enam bulan tidak bersenang-senang.
“Sudah beberapa bulan aku menginginkan daging kaki. Setiap hari, aku meyakinkan diriku akan makan daging kaki malam ini. Aku berjanji pada diriku sendiri.” Cerita Eun Young. Ha Ri sibuk mencari selembaran untuk memesan makanan. “
“Tapi setelah membersihkan rumah, membersihkan anak-anak, memasak makan malam untuk suamiku, dan menyantap makanan sisa, tiba-tiba selera makanku hilang. Karena itu aku belum makan daging kaki. Dalam tiga jam, aku akan kembali ke dunia tanpa daging kaki.” Kata Eun Young meminta Ha Ri agar Pesan daging kaki.
“Ya, pesan ayam.” Ucap Jae Young tak peduli. Eun Young pun mengeluh Ha Ri harus berteman dengan pria seperti itu.
“Kami berteman lebih dahulu. Kau datang setelahnya.” Balas Jae Young . Uen Young pun hanya bisa mengumpat Jae Young sangat menyebalkan.
“Ada apa dengannya? Apa dia mengidap bipolar?” ejek Jae Young pada Eun Young
“Jangan macam-macam dengannya. Dia punya putra kembar.” Bisik Ha Ri pada Jae Young
“Astaga, apa kamu pecandu alkohol?” balas Eun Young. Ha Ri berkomentar kalau Jae Young seperti itu karena bercerai
“Aku bisa mendengarmu.”keluh Jae Young karena Ha Ri bukan berisik. Keduanya pun saling adu mulut ingin Pesan daging kaki saja atau Pesan ayam.
“Diam kalian berdua. Sebelum aku memesan salah satu dari keduanya, aku punya pengumuman. Pertama, isi gelas kalian.” Kata Ha Ri. 
Ketiganya minum dengan jenis yang berbeda, Ha Ri bir, Eun Young wine sementara Jae Young soju setelah itu mereka minum bersama memberitahu kalau Pesta ini untuk merayakan babak kedua hidupnya yaitu telah memutuskan untuk tidak menikah.
“Kenapa kalian diam saja?” ucap Ha Ri heran melihat sikap temanya seperti biasa saja.
“Entah kau mengumumkannya atau tidak, itu tidak tergantung padamu. Contohnya aku. Aku tumbuh tanpa pernah ingin menikah. Aku hanya menyetujui secangkir kopi, tapi lihatlah diriku sekarang.” Kata Eun Jung
“Apa yang harus diumumkan? Lagi pula, peluangmu menikah pun kecil.” Kata Jae Young
“Apa ini karena kencan buta itu?  Tidak, itu tidak ada perkembangannya karena kami tidak cocok. Sulit dipercaya.” Kata Ha Ri
“Apa kau menderita demensia? Sudahkah kamu lupa bahwa kamu bukan tipe yang suka berkencan? Apa Kau tidak ingat?” tanya Jae Young



Flash Back
Seorang pria menyapa Ha Ri yang ada dicafe,  Ha Ri pun senang melihat senioranya bertanya kenapa ada dicafe. Seniornya mengaku ada urusan di dekat sini dan sudah lama berniat meneleponya  Tapi itu salah karena  Ha Ri sudah punya pacar.
“Dia hanya teman. Putra temannya ibuku.” Kata Ha Ri yang sedang duduk dengan Jae Young
“Oh begitu , jadi apa  kau ada waktu luang akhir pekan ini? Aku punya tiket musikal jika kau menginginkannya. Aku bahkan akan mentraktir makan malam.” Ucap seniornya.
“Waktu Tenggatku sebentar lagi, mungkin kau bisa mengajak orang lain.” Ucap Ha Ri menolak halus.
“Tiketnya sampai bulan ini. Apa Kau punya waktu luang?”tanya Seniornya sedikit memaksa.
“Aku tidak mau membuat janji yang tidak bisa kutepati. Omong-omong, kau lihat pengumuman yang kukirim? Aku akan meminta Pak Kim yang melihatnya. Sekarang dia akan mengambil alih.” Kata Ha Ri malah membahas perkerjaan. Seniornya pun akhirnya pergi.
Jae Young melihat sikap Ha Ri mengeluh kalau seniornya itu mengajaknya berkencan, Ia pun mengeluh Ha Ri itu yang tak akan belajar tentang sebuah hubungan, dan Karena inilah tidak pernah mau menjodohkan Ha Ri dengan siapa pun.


“Aku tidak tahu apa-apa saat itu.” Ucap Ha Ri membela diri. Jae Young pikir Tidak karena menurutnya DNA Ha Ri  dibangun seperti ini.
“Kau benar. Aku tidak pernah pandai berkencan dan peluangku untuk menikah kecil Lalu kenapa? Lebih banyak yang tidak bisa kita lakukan daripada yang bisa. .” Ucap Ha Ri kesal
“Lalu kenapa kau sangat berharap akan menikah?” balas Jae Young. Eun Young malah memuji Ha Ri kalau itu bagus.
“Pernikahan hanya mengarah pada serbet atau lap di tanganmu. Sama seperti yang kamu lakukan sejauh ini, hiduplah dengan laptop di satu tangan dan kopi pesanan di tangan lainnya.” Kata Eun Young
“Benar. Terima kasih atas dukungan tulus kalian. Omong-omong, ada hal lain yang ingin kusampaikan.” Kata Ha Ri
“Tunggu. Tapi aku menerima banyak hadiah uang darimu. Apa Kau tahu? Aku akan membelikanmu sesuatu untuk acara ini. Katakan apa pun yang kau butuhkan.” Ucap Eun Young
“Itu tidak perlu. Simpan itu untuk dirimu... Itu bahkan tidak penting.” Kata Ha Ri
“Terima sajalah... Ini mungkin kesempatan terakhirmu untuk menerima hadiah perayaan.” Kata Jae Young
“Tutup mulutmu atau kau akan merasakan kakiku di mulutmu. Omong-omong, aku...” ucap Ha Ri
Tapi Eun Young langsung menyela apakah Ha Ri sudah memesan daging kakinya. Jae Young tak mau kalah ingin Ayam goreng dahulu.Keduanya kembali adu mulut. Ha Ri pun hanya bisa mengeluh kesal pada dua temanya. 

Ha Ri akhirnya pergi "Perpustakaan Hangang"lalu mencari buku-bu tentang kehamilan dan menemukan "'Kehamilan untuk Pasien Endometriosis'" lalu mencatat pada bukunya.
"Peluang kehamilan alami" "Hormon, Pengobatan, Operasi Suntikan sperma intrasitoplasma" "Peluang kehamilan alami sekitar 15 persen" "Empat. Masalah etis"
**
Dokter memberitahu Perawatan kemandulan tidak bisa kecuali Ha Ri sudah menikah. Ia pikir Satu-satunya pengecualian adalah untuk wanita yang menikah siri atau butuh persetujuan pasangan untuk menerima sperma dari donor.
“Jadi, apa cara terbaik untuk hamil dalam enam bulan?” tanya Ha Ri
“Anda bisa menikahi pria dan hamil dengannya atau mencari sembarang pria dan hamil dengannya.” Ucap Dokter
“Apa yang terjadi jika aku melahirkan tanpa sepengetahuannya dan dia tahu aku berbohong soal itu?” ucap Ha Ri khawatir.
“Begini... Ini seperti alur cerita opera sabun favoritku. Wanita lajang tidak bisa mencari donor sperma di Korea. Tidak banyak donor untuk semua pasangan mandul.” Jelas Dokter
“Aku juga pasien yang didiagnosis mandul.”kata Ha Ri. Dokter menegaskan Hukum menentangnya, jadi harus mencari cara lain.
“Apa Aku harus mencari cara lain?” ucap Ha Ri. Dokter membenarkan. Dan itu Sendiri.



Yi Sang melihat ponselnya terlihat nama"Han Se Sang" lalu seperti enggan menjawabnya. Se Sang mengeluh Yi Sang yang tak pernah menjawab telpnya lalu bertanya Bagaimana pindahannya. Yi Sang menjawab baik.
“Hari Rabu depan adalah peringatan kematian Ayah.” Ucap Se Sang. Yi Sang mengaku sudah tahu.
“Kau akan datang, bukan? Datanglah. Ibu ingin bertemu denganmu.” Ucap Se Sang. Yi Sang menjawab itu pasti lalu terdiam. 

Saat itu Ha Ri lewat melihat Yi Sang seolah tak peduli. Yi Sang pun memanggilnya dan berkomentar kalau  masih malu bertemu dengannya. Ha Ri akhirnya datang menemui Yi Sang mengaku tidak bahkan sangat nyaman berada di dekatnya. Yi Sang mengaku kalau ia juga seperti itu.
“Apa? Apa lagi sekarang?” keluh Ha Ri melihat tatapan Yi Sang penuh arti akhirnya mengucapkan  Terima kasih sudah bekerja untuk sampul itu.
“Izinkan aku berterima kasih untuk tumpangan itu dengan makanan.” Kata Ha Ri melihat Yi Sang masih saja menatapnya penuh arti.
“Katakan saja apa yang kamu inginkan. Kita tidak cukup akrab untuk berkomunikasi melalui tatapan.” Kata Ha Ri. Dan Yi Sang masih terus menatapnya.
“Aku tahu. Aku menarik kembali ucapanku soal menghindarimu.” Kata Ha Ri. Yi Sang membenarkanya.
“Astaga, aku pintar... Seperti kataku...” ucap Ha Ri bingung melihat Yi Sang pergi begitu saja dan berpikir kalau baru saja ditipu. 


Ha Ri masuk ruang rapat meminta maaf karena baru datang. Nyonya  Shim langsung menatap sinis meminta lebih tepat waktu lalu melihat rencana artikel "Cara Won Bin dan Lee Na Young membesarkan putra mereka. Wawancara Khusus bersama Won Bin dan Lee Na Young"
“Bagaimana cara mereka membesarkan putra mereka?” tanya Nyonya Shim
“Akan kutemui dan bertanya.” Jawab Hyo Joo. Nyonya Shim ingin tahu Bagaimana cara Hyo Joo  melakukan itu
“Aku akan mencoba menjadwalkan wawancara.” Kata Hyo Jo. Nyonya Sim pikir bisa mencobanya karena mereka mungkin akan mencetak edisi laris manis pertama karena Hyo Joo.
“Mewawancarai para selebritas tidak akan membantumu dipekerjakan di majalah mode” ucap Yeon Ho
“Sarankan sesuatu yang bisa dilakukan, bukan impianmu. Berikutnya. Bagaimana dengan pencarian kolumnis kita?” tanya Nyonya Shim
“Bagaimana dengan teman yang hidup darimu dan ibumu? Dia ayah tunggal dengan profil yang cukup bagus.” Kata Yeon Ho
“Yoon Jae Young? Tapi dia tidak tahu apa-apa.”kata Ha Ri. 


Dirumah, Jae Young sibuk makan cemilan dengan anaknya yang terus menatapnya, sementara Ia sibuk menonton TV. Akhirnya Jae Young mengajak ngobrol anaknya  bertanya pada Do Ah, apakah  mau makanan bayi
“Atau bagaimana dengan ini karena kau sudah besar sekarang? Ayah yakin kamu sudah cukup besar untuk ini.” Ucap Jae Young yang menawari Do Ah kentang goreng. 

“Dia karakter yang menarik. Lebih baik menyajikan kekacauan daripada ahli dalam mengasuh anak. Cobalah mengajaknya.” Ucap Nyonya Shim. Ha Ri pun tak bisa menyangkalnya.
“Karena aku sudah kembali, kita harus makan malam. Tanya kapan Departemen Iklan dan orang di studio punya waktu luang.” ucapNyonya Sh,
“Bisakah kita pergi ke restoran favoritku? Aku akan memesannya sendiri.” Kata Yeon Ho penuh semangat
“Bagaimana kalau kita makan ikan mentah?” ucap Hyo Jo. Yeon Ho ingin barbeku daging sapi Korea
Mereka sibuk memilih menu makanan sementara Ha Ri sibuk melihat "Forum Kemandulan: Cerita Sukses"
Jae Young pergi ke supermarket memilih makanan untuk anaknya lalu memberikan pilihan. Tapi Do Ah yang masih kecil pun tak bisa memilih. Jae Young pikir anaknya bisa Percayalah kepadanya karena Makanan bermerek yang terbaik.
“Aku mencium cheonggukjang... Ahh.. Kau buang air besar, ya?” ucap Jae Young lalu mengambil tissue basah dan pergi ke toilet.
“Kenapa tidak ada meja ganti di toilet pria?”kata Jae Young akhirnya pergi ke tempat ruangan ibu dan bayi.
Semua meja sudah terisi penuh, Jae Young bingung dimana harus menganti popok anaknya. Ia teringat dengan ruangan menyusui, tapi saat membuka tirai ada ibu yang menyusui. Jae Young pun hanya bisa meminta maaf kalu keluar dari ruangan.
Jae Young pun akhirnya bergegas pulang melewati terowongan tempat tuna wisma tinggal, lalu akhirnya sampai di rumah dan menatap wajahnya dicermin. 



Flash Back
Jae Young akhirnya menganti popok anaknya diatas kardus meminta maaf karena anaknya malu dan akan segera mengganti popoknya. Dua orang ibu melihat Jae Young tak percaya kalau membesarkan bayi di jalanan. Jae Young melonggo bingung.
“Apa salah bayi itu? Jangan memakai kereta bayi untuk sampah. Masukkan bayinya ke dalamnya.” Kata sibibi
“Itu bukan milikku. Itu miliknya.” Ucap Jae Young menunjuk tuna wisma keluar dari tenda.
“Apa Ini milik temanmu?” kata si bibi. Jae Young bingung kalau orang itu bukan temannya.
“Dia pasti berasal dari distrik lain.” Komentar temanya. Jae Young tak percaya dengan penampilan dianggap seperti gelandangan. 
Bagaimana aku bisa terlihat seperti tunawisma? Bukankah sudah jelas dilihat sekilas saja? Tentu saja. Lihatlah dia. Semuanya menyatakan, "Aku gelandangan." Kurasa aku memang gelandangan.” Ucap Jae Young tak membahas lagi dan mengajak Do Ah bermain. 


Dokter bertemu dengan Yi Sang bertanya Sudah berapa tahun dan merasa penasaran bagaimana keadaannya setelah pergi begitu saja. Yi Sang mengaku itu yang dipikirkan karena itu datang menemui dokternya.  Dokter menegaskan Karena itu perjalanan.
“Aku senang kau cukup santai untuk membeli hadiah. Apa Kau bekerja lagi?” ucap Dokter melihat hadiah dari Yi Sang. Yi Sang membenarkan.
“Kau harus berusaha untuk akrab dengan orang-orang. Berada dalam kelompok besar memberimu kepercayaan diri.” Ucap Dokter
“Kepercayaan diri. Bagaimana dengan serat jagung?” ucap Yi Sang menatap dengan tatapan kosong. 


Hyo Joo berlari mengejar Ha Ri dan kakinya terlihat tersandung. Ha Ri melihat kaki Hyo Joo yang lecet dan pasti menyakitkan. Hyo Jo mengaku Karena masih baru. Ha Ri pikir Hyo Jo bisa berhenti pakai sepatu hak tinggi
“Hak sepatu adalah perpanjangan dari kaki.” Ucap Hyo Jo. Ha Ri membenarkan kalau selalu memakai sepatu hak tinggi pada usia 20-an.
“Mereka akan merusak lututmu. Kenyamanan yang terbaik. Apa aku terdengar sangat tua?” ucap Ha Ri
“Aku senang kau tahu. Aku harus mampir di apotek.” Ucap Hyo Jo. Ha Ri menganguk.
Saat itu Eu Ddeum datang menyapa Ha Ri dengan panggilan “Bibi” Ha Ri bergegas mengambil berkas dari tangan Hyo Jo dan pergi ke studio lantai bawah. Saat itu Yi Sang sedang menelp menutup pintu masuk studio.
"Bayi" atau "Anak-anak"? Bukankah itu sama saja? Aku tidak menyukainya. “ ucap Yi Sang. Ha Ri ingin lewat tapi Yi Sang berdiri dengan tubuh yang besar didepanya.
“Akankah ada banyak staf? Aku tidak suka ada banyak orang. Tidak apa-apa. Akan kuurus.” Kata Yi Sang
Ha Ri ingin membuka pintu dengan tombol tapi pintunya sudah lebih dulu dibukan oleh Yi Sang dan akhirnya kepalanya terbentur oleh pintu. Yi Sang melonggo kaget melihat Ha Ri lalu memastikan kalau baik-baik saja. Ha Ri mengaku baik-baik saja.
“Coba kulihat. Apakah...” kata Yi Sang, Ha Ri merasa malu dan kesal memilih untuk pergi menolak Yi Sang melihatnya. 



Di luar, Hyo Jo berjalan besama Eu Ddeum dengan kaki yang lecet. Uen Ddeum bertanya bertanya Apakah sakit. Hyo Jo menjawab Tidak. Eu Ddeum pun kembali bertanya baik-baik saja. Hyo Jo seperti tak bisa berjalan dengan normal.
“Tunggu di sini.” Kata Eu Ddeum lalu bergegas pergi. Hyo Jo hanya bisa menatapnya. 

Di ruangan studio. Yi Sang meilhat Ha Ri membawa kotak besar ingi membantu. Ha Ri pikir Ini tidak berat jadi bisa melakukannya sendiri. Yi Sang berkomentar kalau Ha Ri  tidak akan mati jika seorang pria membantunya
“ Ini tugasku. Ini tidak berat.” Kata Ha Ri merasa tak nyaman Yi Sang ada didekatanya.
“Lepaskan. Biar aku saja. Akan kuletakkan di sana.” Kata Yi Sang. Ha Ri merasakan sesuatu dengan sikap Yi Sang
“Haruskah aku curiga? Haruskah aku salah paham?” kata Ha Ri. Yi Sang bertanya balik Apa aneh jika bersikap baik
“Sangat. Sangat aneh. Kalau dipikir-pikir, aku sering tidak sengaja bertemu denganmu.” Kata Ha Ri
“Itu keberuntungan.” Ucap Yi Sang tapi Ha Ri pikir itu maksudnya kesialan. Yi Sang tak percaya Ha Ri mengangap itu Kesialan
“Jangan terlalu membenciku. Lebih sulit membenci seseorang daripada menyukai seseorang.” Ucap Yi Sang. Ha Ri tak mengerti bertanya Apa artinya?
“Begini... Ada lebam di dahimu.”kata Yi Sang. Ha Ri akhirnya melihat dicermin dan mengeluh kalau hampir salah paham. Yi Sang merasa bersalah pun akhirnya kembali membantu Ha Ri. 


Hyo Jo terus berjalan, Eu Ddeum baru datang mengeluh kalau menyuruhnya untuk menunggu di sana. Hyo Jo bertanya apa yang dibawa Eu Ddeum. Eu Ddeum tahu kalau Tumit Hyo Jo pasti sakit sekali dan ingin memberikan plester.
“Kenapa kau memedulikan tumitku? Ini canggung.” Ucap Hyo Jo. En Ddeum sadar kalau Mungkin  akan salah memakaikannya.
“Aku akan mengambil ini saja. Jadilah rekan kerja saja.” Kata Hyo Jo. Eu Ddeum menganguk setuju.
“Dia tidak mengerti. Merepotkan sekali.” keluh Hyo Jo meliha Eu Ddeum pergi. 

Eu Dduem memberitahu Chunhang memastikan 2.000 pesanan pasta gigi rasa stroberi. Kiwi memastikan 1.000 pesanan tisu basah lembut. Tuan Kim mengartikan kalau itu Hanya pasta gigi. Eu Ddeum membenarkan.
“Bisakah kamu menyikat gigi hanya dengan pasta gigi?” tanay Tuan Kim. Eu Dddeum menjawab tidak.
“Lalu apa yang kau butuhkan?” tanya Tuan Kim. Eu Ddeum mejawab butuh sikat gigi.
“Jika kau tahu itu... Aku akan memberimu kesempatan lagi. Cobalah menambahkan sikat gigi juga.” Ucap Tuan Kim. Eu Ddeum menganguk mengerti.
“Apa yang kukatakan padamu? Inti dari penjualan adalah jaringan. Kunjungi pelanggan dua kali alih-alih sekali. Kau harus memeriksa setiap hal kecil dengan mendetail. Jangan lupa.” Ucap Tuan Kim. Eu Ddeum mengerti tidak akan lupa.
“Tadi tumit kanan Nona Choi Hyo Joo terluka jadi, aku bergegas dan membelikannya plester.” Kata Eu Ddeum
“Kenapa kau... Aku mengajarkanmu satu hal dan kau belajar sepuluh hal. Bagus... Pelanggan juga penting, tapi reputasimu di tempat kerja tidak boleh diabaikan. Terutama para editor. Sudah kubilang, mereka rekan sekaligus musuh. Kau harus memastikan mereka memihakmu.” Kata Tuan Kim. Eu Ddeum mengerti. 



Jae Young pergi ke kamar mandi melihat pakaian Ha Ri di tempat baju kotor lalu mengeluh dengan pakaian yang dipakai Ha Ri. Ia pun dengan sengaja memasukan bajunya kedalam pakaian Ha Ri untuk menyembunyikannya.
“Sedang apa kau keluar dari kamar mandi? Apa ini hari istimewa?” tanya Nyonya Lee. Jae Young mengaku Kotoran Do Ah mengenai pakaiannya jadi mandi
“Putri yang baik. Dia membuat ayahnya mandi. Apa dia tidur?” ucap Nyonya Lee. Jae Young menganguk
“Aku tidak melihat cucianmu.” Ucap Nyonya Lee. Jae Young pikir mereka harus mencuci sendiri dan tidak boleh membuat orang lain melakukannya.
“Omong-omong, aku harus mulai bekerja lagi. Tapi aku khawatir karena Do Ah masih sangat belia. Aku tidak bisa meninggalkannya di pusat penitipan anak seharian.” Cerita Jae Young
“Astaga, punggungku.,, Kurasa sarafku terjepit.” Ucap Nyonya Lee merasakan badanya pegal
“Penyiksaan anak adalah masalah besar belakangan ini. Jadi, aku tidak bisa memercayai siapa pun. Akan bagus jika aku bisa meninggalkannya dengan kenalanaku.” Ucap Jae Young seperti penuh arti.
“Kenapa pergelangan tanganku sakit sekali? Kurasa aku mengidap sindrom terminal karpal.” Kata Nyonya Lee
“Anda akan berwisata? Yang benar sindrom lorong karpal.” Kata Jae Young. Nyonya Lee membenarkan seperti sengaja menghindar untuk merawat Do Ah.
“Anda benar. Jangan bekerja terlalu keras di usia Anda ini Membesarkan anak bukan tugas yang mudah..” Ucap Jae Young
“Aku merasa makin sulit membesarkan anak daripada sebelumnya. Aku tidak melakukan banyak hal, tapi tetap sangat melelahkan. Dahulu aku menggendong Ha Ri selagi menjalankan bisnisku.” Cerita Nyonya Lee
“Itu melelahkan, tapi Ha Ri menggemaskan saat itu. Dia lembut dan selalu tersenyum. Anak tumbuh begitu cepat, tapi kenangan itu bertahan seumur hidup. Aku bisa mengasuh Do Ah sesekali, tapi jangan berharap aku bisa selalu mengurusnya.” Kata Nyonya Lee
“Tidak ada yang bisa mengurus anakmu lebih baik dari dirimu. Waktu yang kau habiskan dengannya sekarang akan bertahan selamanya.” Pesan Nyonya Lee 




Ha Ri keluar dari kantor dan melihat pesan di ponselnya "Dari: Donor Terbaik, Mau bertemu dan berbincang?" wajahnya langsung terlihat panik.  Ha Ri sudah ada didepan cafe tapi teringat dengan ucapan Dokternya. “seorang wanita lajang tidak bisa menemukan donor sperma di Korea.” Akhirnya Ia memilih untuk pergi.
Tapi beberapa saat kemudian, Ha Ri pun masuk melihat sosok pria yang duduk sendirian lalu bertanya Apa ia Donor Terbaik.Si pria membenarkan dan mempersilahkan Ha Ri duduk.
“Tinggiku 180 cm. IQ-ku 148. Golongan darahku O. Aku mantan anggota pasukan khusus. Aku mahasiswa Universitas Hanguk. Bisa kupastikan bahwa aku memiliki sperma dengan kualitas terbaik.” Ucap Si pria memperlihatkan CV dan juga ID Cardnya.
“Kualitas terbaik. Benar... Begini... Masalahnya, aku belum memutuskan untuk menerima spermamu. Tapi aku ingin tahu cara kerja semua ini. Ini seperti penyelidikan awal. Aku jurnalis, jadi, aku merasa ingin menyelidikinya.” Kata Ha Ri
“Apa Kau jurnalis?” ucap si pria mulai panik. Ha RI mengaku bukan jurnalis berita tapi bekerja di perusahaan majalah.
“Kau tahu majalah yang kau lihat di salon rambut? Aku tidak akan menerbitkan artikel. Tapi tetap saja... Aku harus tahu cara kerjanya sebelum memutuskan menerima spermamu.” Jelas Ha Ri
“Bisa beri tahu aku bagaimana rencanamu memberikan spermamu dan apakah itu aman? Aku yakin itu tidak gratis.” Kata Ha Ri
“Aku melakukan ini dengan rasa tanggung jawab bagi mereka yang sangat ingin memiliki anak. Donasi sperma sama dengan donasi organ. Seseorang menyelamatkan nyawa, dan yang lain menciptakan kehidupan. Keduanya sama-sama penting. Jadi, aku hanya menerima 10.000 dolar.” Ucap si pria. Ha Ri melonggo mendengarnya.
“Aku melakukannya sampai kau hamil. Itu tidak cukup, bukan?” kata Si pria bangg
“Apa kau menerima permintaan dari banyak orang?” tanya Ha Ri. Si Pria pikir Ha Ri bisa melihat kalau ia memiliki gen terbaik.
“Jadi, wanita setuju menerima spermaku begitu melihatku.” Kata Si pria bangga
“Kalau begitu, kau pasti punya banyak anak yang tidak diketahui.” Ucap Ha Ri
“Aku tidak bisa melakukan pekerjaan ini jika berpikir begitu.” Balas Si Pria, Ha Ri pikir benar juga.
“Sangat penting untuk melahirkan bayi yang sehat. Jadi, alih-alih melakukan IVF atau inseminasi buatan, banyak wanita lebih suka hamil secara alami.” Kata Si pria. Ha Ri bingung mengartikan  "Hamil secara alami"
“Benar... Aku tidur dengan wanita setiap malam selama masa ovulasi mereka.” Akui si Pria. Ha Ri kaget mendengarnya "Setiap malam"
“Ya, benar... Sulit untuk langsung menghamili wanita. Ini pekerjaan yang sangat melelahkan bagiku. Tapi aku menganggapnya sebagai bantuan untuk kalian. Jika kau tertarik, kabari aku. Dan aku menyadari bahwa kau tipeku. Aku akan memperlakukanmu dengan baik.. Setiap malam” kata Si pria mengoda.
“Dasar bedebah. Apa kau sudah gila? Apa isi kepala kotormu itu? Jangan bergerak. Aku akan menelepon polisi.” Kata Ha Ri sudah mengeluarkan ponselnya.
“Apa wanita paruh baya ini sudah gila?” kata Si pria. Ha Ri tak terima dipanggil Ahjumma.
“Kau bilang penglihatanmu bagus. Itu bohong, bukan? Kamu juga tidak kuliah di Universitas Hanguk, bukan? Kau seharusnya malu. Aku akan memberimu pelajaran.” Kata Ha Ri
“Kau menginginkan spermaku. Jadi, untuk apa aku harus malu?” kata si pria
“Diamlah. Aku akan menelepon polisi.” Ucap Ha Ri. Si pria akan mengambil ponsel Ha Ri.


Saat itu polisi datang melihat Si pria kalau Seseorang melaporkannya  atas donasi sperma ilegal dan pemalsuan dan pura-pura jadi mahasiswa Universitas Hanguk, jadi mengajaknya untuk pergi ke kantor polisi. Si pria mencoba menyangkalnya. 
“Aku senang kalian datang. Aku baru berniat menghubungi kalian. Cepat bawa dia. Pria ini adalah benih yang buruk.” Ucap Ha Ri marah
“Anda juga harus ikut dengan kami.” Ucap Polisi. Ha Ri bingung diminta ikut juga.
“Anda tertangkap mencoba membuat kesepakatan.”kata Polisi. Ha Ri merasa tidak membeli apa pun.
“Aku serius. Aku bahkan tidak sempat melihat spermanya.” Kata Ha Ri. Polis bertanya Apa Ha Ri mau diborgol. Akhirnya Ha Ri bertanya  apakah membawa mobil dengan wajah tertunduk malu.
Bersambung ke Part 2
Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar