PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 23 Mei 2020

Sinopsis Mystic.Pop Up.Bar Episode 2 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Seorang wanita pikir Ini baru pertemuan ketiga mereka dan menurutnya ini terlalu cepat.  Kang Bae bertanya merasa harus mencoba menahan dirinya lagi setelah menahan dua kali, dan menurutnya takmungkin bisa begitu saja di depan pacarnya yang cantik.
“Pacar? Jadi, ini hari pertama  kita berpacaran?” tanya si wanita tersipu malu. Kang Bae pun mencoba untuk mencium pacarnya karena selama ini  tak bisa dekat dengan siapapun. 


[KEDAI MISTIS]
Kang Bae sedang bermimpi mencium seorang wanita, berbaring di datas meja. Managae Gwi melihat Kang Bae itu Senang sekali tapi merasa Kasihan juga. Wol Ju memunta agar membangukanya karena Waktunya tanda tangan kontrak.
“Tidakkah itu jahat?  Dia baru saja mulai.” Kata Manage Gwi. Wol Ju langsung memberikan tatapan sinis.
“Maafkan aku, Istimewa... Aku tak ingin membangunkanmu, tapi... Hei, bangun. Cepat bangun!” ucap Manager Gwi sambil mengeberak-gebrak meja.
“Ke mana dia pergi? Ke mana dia?” ucap Kang Bae terbangun mencari sosok wanita dalam mimpinya.
“Bagaimana dengan mimpi yang kubuat? Kau puas karena tak pernah berpacaran, 'kan?”kata Wol Ju. Kang Bae tersadar kalau baru saja bermimpi.
“Kalau begitu, aku sudah sembuh?” tanya Kang Bae. Wol Ju menjawab Tidak juga.
“Hari ini hanya permulaan. Jika tanda tangan kontrak dan bekerja sebulan, maka kukabulkan permintaanmu.” Ucap Wol Ju
“Bekerja selama sebulan?” kata Kang Bae kebingungan dan menghela nafas panjang.
“Mengapa kau menarik napas? Hanya perlu sentuh sembilan orang. Mengapa? Tak mau? Lupakan.” Kata Wol Ju marah
“Bukan begitu. Biar aku baca dulu... Namun, aku tak yakin kita boleh melakukan ini. Mungkin mereka tak mau cerita sama sekali, tapi mereka ceritakan karena aku. Aku merasa bersalah.” Ucap Kang Bae
“Hei, dengar... Untuk apa mereka menyimpan masalah bila aku bisa bantu menyelesaikannya? Kita menolong mereka. Benar, 'kan? Aku benar, 'kan?” kata Wol Ju. Manager Gwi membenarkan untuk mendukung Wol Ju. 


Kang Bae membaca PASAL 4: PERIODE, PASAL 5: KEWAJIBAN, PASAL 6 "Penglihatan spiritualmu dapat meningkat selama bekerja dan efeknya bisa permanen." Lalu bertanya apa maksud tulisan itu. Wol Ju mengatkan Bukan apa-apa jadi tak usah khawatir.
“Sepertinya ini cukup penting.” Ucap Kang Bae lalu memegang tangan Wol J dan juga Manager Gwi tapi keduanya hanya terdiam tak seperti yang lainya langsung bercerita.
“Kau tak bisa menggunakan kekuatanmu pada kami. Aku akan beri tahu semuanya kepadamu. Penglihatan spiritual adalah jalan di antara Dunia Nyata dan Alam Baka.” Jelas Manager Gwi
“Kini penglihatan spiritualmu terbuka dan termasuk kasus spesial. Bila kau bekerja dengan kami, penglihatan spiritualmu bisa makin terbuka. Meskipun masuk ke dalam mimpi. kami masih bolak-balik di jalan menuju Alam Baka.” Ucap Manager Gwi
“Lalu apa yang akan terjadi?” tanya Kang Bae. Manager Gwi menjelaskan  Bila penglihatan spiritualnya makin terbuka.
“Mungkin orang-orang akan makin mengejarmu untuk bercerita hanya lewat sentuhan atau pandangan.” Jelas Manager Gwi. Kang Bae melonggo binging.
“Hanya dengan pandangan?”kata Kang Bae panik. Wol Ju menegaskan kala Itu tak akan terjadi jadi Kang Bae tak usah khawatir.
“Bawakan saja sembilan orang dalam sebulan dan aku akan menyembuhkanmu. Harus berapa kali kukatakan bahwa itu keahlianku?” ucap Wol Ju yakin
“Jika tak bisa dalam sebulan? Apa Kau takkan membantuku?” kata Kang Bae
“Bukannya takkan membantu, tapi dia tak bisa mengubahmu.” Ucap Wol Ju. Manager Gwi memberitahu Bila tak mencapai target, Wol Ju  akan diseret pulang.
“Kau akan diseret?” ucap Kang Bae panik. Manager Gwi pikir semua karyawan di dunia begitu dan Begitu juga di dunia mereka.
“Jika tak bisa mencapai target, kau akan dipindahkan.” Jelas Manager Gwi. Kang Bae pun ingin tahu nasibnya setelah itu.
“Penglihatan spiritualmu akan terus terbuka.” Kata Manager Gwi. Kang Bae memastikan kalauSelamanya dalam keadaan lebih parah.
“Maaf, tapi aku tak bisa tanda tangan ini. Bila aku tahu ada pasal ini,maka aku tak akan datang.” Ucap Kang Bae akhirnya berdiri
“Sudah kubilang, jangan khawatir. Aku sudah selesaikan masalah 99.991 orang. Sembilan orang lagi pasti sangat mudah.” Ucap Wol Ju menyakinkan.
“Kau mau pekerjakan aku karena tak bisa melakukannya, 'kan? Kalau begitu, aku pergi dulu.” Ucap Kang Bae berjalan pergi.
“Hei... Kau... Benar kau... Aku akan mengirimmu ke neraka hari ini juga.” Ucap Wol Ju marah pada Manager Gwi.
Manager Gwi panik menyuruh agar Jangan mendekat. Wol Ju tak peduli rasanya ingin membunuh Manager Gwi saja. 



Kang Bae akhirnya berbaring di kamar mengingat ucapan Manager Gwi kala bisa mendengar cerita Hanya dengan pandangan dan itu menurutnya Tak bisa dibiarkan. Dan tak akan bisa dalam kondisi itu. Saat itu terdengar suara “Apa kau di dalam, Kang-bae?”
“Bu Andong? Silakan masuk.” Ucap Kang Bae menyapa seorang ibu yang membawa makanan.
“Kau pasti sedikit lapar, jadi, coba makan ini.” Ucap Ibu Andong. Kang Bae berkomentar Ini terlihat lezat.
“Terima kasih selalu mengingatku” ucap Kang Bae. Ibu Andong mengaku hanya bangga pria muda seperti Kang Bae bekerja dengan keras.
“Terima kasih makanannya... Aku baru ingat. Eun-su menikah pada tanggal 9 Mei, 'kan? Bukankah itu ulang tahunnya?” ucap Kang Bae. Ibu Andong membenarkan.
“Dia akan menikah di hari ulang tahunnya. Apa kau akan datang ke pernikahannya, alih-alih berkencan pada akhir pekan?” kata Ibu Andong
“Aku harus menghadiri pernikahan Eun-su. Lagi pula, aku... tidak punya pacar.” Ucap Kang Bae. 

Di dalam kedai, Manager Gwi terlihat sudah lusuh bertanya pada Wol Ju  Apa benar ada cara untuk menolong “Si Istimewa”  Wol Ju yakin  hanya perlu ke Dunia Mimpi-nya dan menutup penglihatan spiritualnya. Manager Gwi pikir Ternyata mudah.
“Dia hanya perlu tanda tangan kontrak, tapi bagaimana agar dia mau?” ucap Wol Ju 

Seorang wanita masuk kantin dengan pakaian yang cukup sexy, lalu menyapa Kang Bae yang sedang makan dengan teman-temanya. Kang Bae melonggo melihat Wol Ju yang datang. Wol Jutahu mereka semua lelah bekerja, jadi menyuruh mereka makan dengan menu yang mewah.
“Siapa dia?”tanya Jin Dong. Kang Bae menjawab Wol Ju itu hanya kenalannya. Akhirnya Seung Ho berdiri.
“Bolehkah aku tahu apa hubunganmu dengan Han Kang-bae?” tanya Seung Ho
“Aku punya bisnis kecil dekat sini dan aku datang untuk mempekerjakan Kang-bae.” Ucap Wol Ju. Seung Ho kaget akan Mempekerjakan.
“Kita bukan saingan, jadi, tenang saja. Kami hanya beroperasi di malam hari, jadi, dia bisa mengerjakan kedua pekerjaan.” Jelas Wol Ju
“Malam hari? Bisnis apa yang kau maksud?” tanya Seung Ho. Wol Ju kebingungan lalu menatap Manager Gwi agar membantunya.
“Aku... akan menunggu di mobil.” Kata Manager Gwi kabur. Wol Ju mengeluh kesal mendengarnya
“Aku tak bisa jelaskan mendetail, tapi aku menyajikan alkohol dan menenangkan klienku.” Ucap Wol Ju
“Jadi, dia... akan bekerja di bar?” kata Seung Ho. Ji Dong ingin tahu Siapa yang ditenangkan?
“Bakat Kang-bae sangat cocok dengan kebutuhanku, jadi, aku datang menawarkan pekerjaan, walau ini tidak sopan.” Jelas Wol Ju
“Bakat? Kang-bae? Bakat seperti apa?” tanya Ji Dong penasaran. Kang Bae hanya bisa terdiam
“Tak ada yang terlalu spesial. Namun, tubuhnya pas untuk pekerjaan ini. Dia membuat para tamuku selalu jatuh hati padanya.” Kata Wol Ju
Ji Dong tak pecaya mendengar  Tubuhnya pas. Seung Ho pikir Tak mungkin. Kang Bae akhirnya tak bisa menahan lagi mengajak Wol Ju keluar sebentar. Wol Ju pun mengucapakan selamat makan.



Kang Bae mengajak Wol Ju pergi ke tangga darurat mengeluh kalau sudah katakan tak mau tapi malah datang ke tempat kerjanya. Wol Ju pikir Sayang sekali jika bakat Kang Bae yang disia-siakan menurutnya Kebahagiaan yang sebenarnya adalah ketika tahu kelebihannya.
“Dan inilah caranya. Aku dan kau akan bahagia, semua orang akan bahagia.” Ucap Wol Ju
“Tidak. Seberat apa pun sekarang, aku akan mencoba bertahan seperti ini. Aku sudah berusaha hidup dengan baik dan aku tak mau tamak. Silakan pergi.”  Kata Kang Bae lalu berjalan pergi.
“Bila berhenti di sini, aku tak datang dari awal.” Ucap Wol Ju dengan penuh rencana. 

Kang Bae kembali berkerja menyusun barang, saat itu seorang pegawai memberitahu mulai diskon spesial untuk hari ini yaitu Daging babi berbumbu. Semua ibu-ibu pun bergegas menghampiri. Wol Ju tiba-tiba mengandeng tangan Kang Bae.
“Apa yang kau lakukan?” ucap Kang Bae bingung. Wol Ju tiba-tiba dengan sengaja mendoronganya kearah kerumunan dan hampir semua ibu-ibu memegangnya.
Meraka langsung bercerita kalau menduga suaminya selingkuh, anakny akan gagal tes lagi, bahkan sampai memberitahu Mertuanya itu membuatnya  gila. Sung Jae panik mencoba untuk kabur tapi semua ibu-ibu yang memegangnya terus mengejarnya. 

Kang Bae akhirnya bersembunyi dibagian tempat tidur tingkat. Wol Ju datang berpikir harus memberitahu ibu-ibu keberadaanya.Kang Bae terlihat sedikit ketakutan. Wol Ju memuji Kang bae itu luar biasa dan melihat ibu-ibu itu ada diujung lorong
“Ke mana anak itu? Aku belum selesai berbicara padanya. Bila bicara soal mertuaku, mungkin butuh 15 hari untuk menyelesaikannya.” Ucap seorang ibu, begitu juga yang lainya.  Wol Ju akan memberitahu keberadaan Kang Bae.
“Tunggu... Aku akan lakukan itu.” Ucap Kang Bae. Wol Ju bisa tersenyum

“Untunglah kau berubah pikiran. Kau pasti sulit hidup seperti ini. Jadi Apa Kau butuh pena?” kata Wol Ju akhirnya bertemu diruangan. Kang Bae akan memberikan tanda tangan.
“Kalau begitu, apa bisa coba satu orang dulu? Mari kita coba satu orang sebagai tahap magang. Dengan begitu, kita bisa tahu apakah target bisa dicapai dan apa aku cocok dengan kebutuhanmu. Kontrak permanen bisa dilakukan setelahnya. Bagaimana?” jelas Kang Bae tak ingin membuat Wol Ju kecewa.
“Astaga... Terlalu berhati-hati membuat hidupmu berantakan nanti. Tapi Baiklah... Datang ke kedai nanti malam.” Kata Wol Ju akhirnya memasukan surat kontrak. 

Ibu Andong dan Eun Soo berjalan bersama, Ibu Andong mengeluh anaknya Untuk apa membelikan sesuatu yang mahal karena ia ini tak pintar berdandan. EUn Seo mengaku Tak apa, karena ini kosmetik berbahan alami yang pas untuk mereka yang alergi.
“Ibu tentu harus terlihat cantik saat pernikahanku.” Kata Eun Soo. Tapi ibu Andong merasa Tetap saja  tak bisa memakainya.
“Pakai saja ini untukmu dan jelaskan kondisiku kepada calon mertuamu agar mereka tak salah paham. Ibu punya alergi sehingga tak bisa berdandan nanti.” ucap Ibu Andong. Eun Soo akhirnya mengalah menyetujui ucapan ibunya.
“Aku lapar sekali... Ibu, tempat ini menjual makerel bakar. Wanginya sangat enak. Ayo kita makan dulu. Ayo kita makan. Ini pasti lezat.” Ucap Eun So. 

Dibagian depan kedia Mistis tertulis [MENU HARI INI: MAKEREL BAKAR] Eun Soo melihat ikan diatas meja memuji kalau Minyak yang keluar darinya memang paling enak dan Wangi asap yang lezat, serta garing jadi meminta agar ibunya mencobanya.
“Lembut dan gurih... Ini benar-benar enak. Mengapa kau tak beri tahu kami kau kerja di kedai dengan makanan lezat seperti ini?” kata Eun Soo
“Ini hari pertamaku dan hanya pekerjaan sementara.” Ucap Kang Bae. Eun Soo berjanji mereka harus sering ke sini.
“Ini lebih enak daripada daging sapi.” Puji Eun Soo. Wol Ju mengaku memang paling mahir membakar makerel.
“Namun, ini tak seenak buatan ibuku.” Kata Eun Soo. Ibunya meminta agar Jangan berbicara seperti itu.
“Mengapa? Ibu memang lebih berpengalaman. Ibuku membesarkanku sambil menjalankan restoran ikan bakar selama 30 tahun. Dia hebat, 'kan?” kata Eun Soo banga
“Tidak, semua orang juga begitu.” Ucap Ibu Andong merendah. Manager Gwi pikir Putri ibu Andong itu benar, kalau Ibu Andong benar-benar hebat.
Wol Ju mencoba memberikan kode pada Kang Bae agar mulai menyentuhnya tapi tak mengerti. Eun Soo mengangakt telp dari calon suaminya dan mengeluh kalau lupa dan sedang bersama Ibunya. Saat itu Ibu Andong terbatuk terlihat ada darahnya.
“Ibu, bagaimana ini? Aku lupa sudah ada janji makandengan teman calon suamiku.” Ucap  Eun Soo.
“Bagaimana bisa kau lupa hal itu? Cepat pergi.” ucap Ibu Andong. Eun Soo meminta ibunya agar menghabiskan makanan lalu pulang.
“Kang-bae, tolong jaga ibuku.” Pinta Eun Soo. Kang Bae meminta  jangan khawatir. 


“Putrimu benar-benar baik. Kau benar-benar berhasil mendidiknya.” Ucap Manager Gwi
“Kau salah. Aku takkan pernah bisa menjadi ibu yang baik untuknya. Apa Boleh minta air?” kata Ibu Andong. Kang Bae pun langsung memberikanya.
Wol Ju gemas melihat Kang Bae yang tak mengerti dengan kodenya. Kang Bae pikir kalau Wol Ju meminta agar memberikan pikri untuk Taruh tulangnya. Wol Ju akhirnya menyuruh Kang Bae untuk mendekat dan Kang Bae menurutinya.
“Siapa yang suruh kau beri air dan piring kosong? Seharusnya kau pegang tangan orang pilihanku dan buat mereka bercerita.”ucap Wol Ju
“Apa? Bu Andong?”kata Kang Bae bingung. Wol Ju hean Lantas, apa kita punya pelanggan lain
“Hampiri dia. Ayo!” kata Wol Ju. Ibu Andong bertanya Berapa semuanya karena berpikir segera pergi.
“Memangnya mengapa? Kau bisa makan dulu di sini.” Kata Kang Bae akhirnya memegang tangan Ibu Andong
“Kalau begitu, aku akan makan dulu.” Ucap Ibu Andong kembali duduk. Kang Bae gugup karena takut caranya tak berhasil
“Aku sangat bersalah pada Eun-su.” Akui ibu Andong. Kang Bae bingung dengan pengakuan ibu Andong Sangat bersalah
“Aku tak tahu harus bercerita dari mana. Aku menjadi janda di usia muda, dan membuka restoran makerel bakar untuk hidup.” Cerita Ibu Andong 


Flash Back
“Saat itu, ada gadis yang membantuku. Dia adalah Lee Sun-hwa. Dia anak yatim piatu, juga kesepian. Karena itu kami bisa menjadi dekat.”
Seorang wanita membereskan meja di Bar Andong. Sun Hw terlihat sangat rajin membantu Ibu Andong. Ibu Andong ingin membantu tapi Sun Hwa menyuruhnya pergi saja dan melakukan hal yang lain.

Keduanya akhirnya minum bersama, Ibu Andong bertanya Mengapa Sun Hw belum menikah, Apa pernah berpacaran. Sun Hwa mengaku sangat pemalu dan juga dikenal sebagai pembantu, jadi, tak mungkin ada yang mau. Ibu Andong pikir Namun, Sun Hwa tentu tak bisa terus sendirian.
“Apa yang terjadi kalau aku menikah dan melahirkan anak yang akan menjadi yatim piatu sepertiku?” kata Sun Hwa khawatir.
“Hei, mengapa kau berbicara seperti itu? Bila sesuatu yang buruk terjadi, aku akan urus anakmu, jadi, coba lahirkan satu. Cemaskanlah hal itu saat sudah mendapat suami. Aku sudah pernah menikah, dan aku ingin lakukan itu lagi. Cobalah menikah dulu.” Ucap Ibu Andong.
“Lalu ada seorang pria datang. Aku sangat menyukai pria itu. Dia sangatlah tampan, baik, juga tulus. Aku lakukan apa pun untuk mendapatkannya.”
Ibu Andong memberitahu kalau mereka sudah tutup,  tapi matanya langsung terkesima dengan Pria itu. Ia pun mencoba untuk menarik pria itu untuk bersolek agar sang pria menyukainya. 



Si pria akhirnya datang lagi bertanya apa Sun-hwa tak datang hari ini. Ibu Andong memberitahu Sun Hwa ke tempat permandian lalu berkomentar kalau pasti lelah mengendarai truk ke berbagai tempat dan meminta agar mencoba makananya.
“Aku tak pesan kerang.” Ucap Tuan Ko. Ibu Andong menyuruh makan saja karena Semua makanan ini bagus untuk pria.
“Setiap ke kotaku, dia selalu ke restoranku. Aku berpikir dia juga punya perasaan yang sama. Namun, aku ternyata salah.” 

Ibu Andong terus bersolek, sampai akhirnya seorang teman mengajak untuk foto bersama. Tuan Ko duduk ditengah-tengah antara Sun Hwa dan Ibu Andong. Ibu Andong berkomenta kalau temanya selalu pamer kamera barunya. Saat itu Tuan Ko memegang tangan Sun Hwo dibelakang punggung saat foto. Mereka akhirnya minum bersama.
“Ada yang ingin kami bicarakan.” Ucap Tuan Ko, Ibu Andong bingung Tuan Ko mengatakan "Kami"
“Sun-hwa sedang hamil anakku. Sudah tiga bulan. Kami juga akan segera menikah.” Ucap Tuan Ko. Ibu Andong langsung lemas dan gelasnya pun jatuh. Sun Hwa hanya bisa tertunduk malu.
 “Ternyata ini alasannya Sun-hwa menolak semua pria di area ini. Dia ternyata sudah ada yang punya.” Kata Si pria memberikan selamat
“Aku sangat marah padanya. Aku tak bisa kendalikan diriku. Selamat untuk kalian. Untuk menutupi ekspresi wajahku, aku terus berdandan tebal. Lebih tebal dan lebih berwarna. Seperti orang gila saja.”
Ibu Andong terus mengunakan make up tebal smentara Sun Hwa akhirnya melahirkan dan terihat bahagia dengan anaknya yang masih bayi.
“Setelah itu Sun-hwa melahirkan anak perempuan dan aku tak mengunjunginya. Aku membencinya karena merebut priaku, jadi, bagaimana bisa aku datang? Sebuah rasa cemburu yang berlebihan.” 


Ibu Andong akhirnya minum sendirian sambil mengumpat kesal. Saat itu Tuan Ko datang. Ibu Andong pun menyapa dengan panggilan sayang, tapi mengubahnya jadi ayah sang bayi dan mengucapkan Selamat. Tuan Ko akhirnya duduk didepan ibu Andong.
“Aku datang untuk berterima kasih padamu. Terima kasih karena sudah mengurus Sun-hwa-ku dengan baik.” Kata Tuan Ko
“Sun-hwa-mu? Sun-hwa-mu? Pak Ko... Aku senang melihat kalian berdua hidup bahagia seperti sekarang, tapi... Haruskah kuberi tahu ini padamu? Tidak, lupakan saja.” Ucap Ibu Andong
“Apa terjadi sesuatu dengan Sun-hwa?” tanya Tuan Ko gugu. Ibu Andong berkomentar Tuan Ko itu terlalu polos.
“Dengar... Apa kau pikir anak perempuan itu adalah benar anakmu? Kalian sering berpisah, 'kan? Kau juga tak tahu masa lalu Sun-hwa.” Kata Ibu Andong. Tuan Ko hanya bisa diam saja.
“Bagaimana mungkin kau tahu bila dia tak memberitahumu?” kata Ibu Andong. Tuan Ko ingin tahu apa maksud ucapanya.
“Aku beri tahu ini karena kau seperti adikku, jadi, dengar baik-baik. Yang sebenarnya terjadi adalah...” kata Ibu Andong membisikan ssuatu. 

Di rumah, Sun Hwa mencoba menyangkalnya kalau itu tak benar. Tuan Ko yakin kalau Rumor tak muncul begitu saja dan Itu konyol. Sun Hwa memohon agarTuan Ko percaya padanya. Tapi Tuan Ko sangat marah pada istrinya yang membohonginya.
“Dasar wanita gila... Apa yang aku katakan tadi Aku harus segera memberitahunya kalau itu tidak benar.” Ucap Ibu Andong bergegas pergi.
Saat itu mobil Tuan Ko sudah meninggalkan rumah. Sun Hwa mencoba mengejarnya tanpa melihat ada taksi dari arah samping.Saat itu juga tubuh Sun Hwa langsung terkapar dijalan dengan darah yang mengalir. Ibu Andong hanya bisa jatuh lemas melihat kecelakaan didepan matanya. 

Ibu Andong akhirnya pergi ke rumah Sun Hwa melihat anaknya yang sendirian dan langsung mengendongnya
“Saat itulah, hidupku mulai seperti di neraka. Hanya aku yang bisa menjaga bayinya, sehingga aku harus mengurusnya walau aku ingin mati. Setiap aku melihat Eun-su yang makin mirip ibunya, rasa bersalahku ini makin tak bisa kuatasi.”
“Aku tak tahu bahwa perkataanku saat mabukbisa membuatku seperti di neraka selamanya.Sebelum aku meninggal, aku ingin Eun-su bertemu ayah kandungnya. Namun, aku tak bisa menemukan ayahnya sama sekali. Aku pun frustrasi karena penyakit kanker paru-paruku akan segera merenggut nyawaku.” Cerita Ibu Andong. 

“Kanker?” kata Kang Bae kaget. Ibu Andong meminta agar Jangan beri tahu Eun-su.
“Aku tak ingin merusak hari paling bahagia putriku.” Ucap Ibu Andong. Wol Ju mengaku tak percaya.
“Coba pikir. Anak itu berarti tak tahu dia mencintai musuhnya, dan terus memanggil musuhnya ibu... Dasar penipu. Putrimu... Tunggu. Dia bahkan bukan putrimu. Apa kau tak merasa bersalah?” ucap Wol Ju marah
“Astaga, apa yang kukatakan tadi?” kata Ibu Andong seperti mulai sadar. Wol Ju pun menyuruh Ibu Andong segera keluar.
“Aku tak mau punya pelanggan pembunuh.” Kata Wol Ju. Kang Bae panik mengeluh mengapa bicara begitu
“Pisau dan pistol bukan hanya senjata yang bisa membunuh seseorang. Lidahmu telah membunuh seseorang  dan merusak keluarga orang lain.” Ucap Wol Ju sinis mengingat kejadian masa lalunya.
Flash Back
“Mungkin saja dia juga tidur dengan Putra Mahkota. Sepertinya dia mengincar posisi selir. Orang yang tak berpendidikan dan berlatar baik pasti akan menjual tubuhnya untuk apa pun.”
“Apa menurutmu... meminta maaf saja cukup? Apa Kau pikir takkan ke neraka meski dimaafkan? Itu takkan terjadi. Kau seharusnya terus membawa rasa bersalahmu sampai mati dan diadili langsung di gerbang neraka.” Ucap Wol Ju
“Sudah cukup... Tolong hentikan dia.” Kata Kang Bae meminta pertolongan Manager Gwi.
“Maafkan aku. Seharusnya aku tak menceritakannya. Aku pergi dulu.” Kata Ibu Andong lalu berjalan pergi. Kang Bae kebingungan karena merasa serba salah. 



“Apa menurutmu kau tak keterlaluan? Dia sebentar lagi wafat. Bukankah kita harus menolongnya?” keluh Kang Bae kesal
“Apa kita harus baik kepadanya hanya karena dia mau meninggal?” balas Wol Ji sinis.
“Untuk apa aku bekerja di sini? Bukankah kau butuh aku untuk membuat orang lain terbuka? Kau tak bilang akan memarahi dan mengusir mereka! Bagaimana kau bertanggung jawab bila dia pingsan karena syok?” kata Kang Bae.
"Bertanggung jawab"? Dia yang seharusnya bertanggung jawab. Hukum tabur tuai. Kau tak tahu itu?” kaat Wol Ju marah. Kang Bae pun memilih pergi. 

Kang Bae melamun di ruangan pengawai. Jin Dong bertanya Ada apa? Mengapa tak makan dan berpikir kelelahan. Ia pun tak percaya akalu Kang Bae harus bekerja saat malam. Kang Bae menegasakn akan berhenti dari pekerjaan itu hari ini.
“Mengapa? Bukankah dia suka dengan tubuhmu?” kata Jin Dong. Kang bae pikir tak bisa melakukannya sendiri tapi butuh alkohol.
“Benar... Dengan alkohol itu...” ucap Kang Bae merasakan sesuatu. 

Di dalam kedai, Manager Gwi pikir si Istimewa sepertinya tak datang lagi Wol Ju dengan wajah kesal merasa tak butuh dia dan bisa urus semua sendiri. Saat itu seorang wanita mabuk datang meminta agar memberikan soju.
“Si Berengsek itu. Aku mau membakarnya.” Teriak si wanita. Wol Ju pun senang menurutnya Si berengsek itu pas dengan alkohol ini.
“Aku benar-benar tertipu. Ternyata dia sudah menikah. Istrinya datang ke kantorku hari ini dan menarik rambutku. Istrinya menuduhku sebagai perusak rumah tangga.” Cerita si wanita.
“Baik, aku mengerti... Coba minum ini.” Kata Wol Ju menuangkan minuman khusus agar bisa masuk masuk ke mimpi mereka.
Tapi si wanita malah membanting gelasnya dimeja, Wol Ju panik karena alkohol miliknya malah berantakan. Si wanita malah minum dari botol suju, Manager Gwi bingung karena tak boleh minum dari sana. Tapi Si wanita langsung jatuh tak sadarkan diri.
“Bukankah kau berkata bisa mengurus semua sendiri?” keluh Managar Gwi mengendong si wanita keluar dari kedai.
“Begini...Ini adalah kasus yang buruk.” Kata Wol Ju. Manager Gwi kesala akhirnya harus mengendongnya pulang. 


Kang Bae diam-diam melihat dari kejauhan dan masuk kedai saat tak ada orang. Ia melihat botol alkohol khusus Wol Ju lalu memindahkannya pada botol air mineral.
“Aku bisa ke Dunia Mimpi jika meminum ini, 'kan?” ucap Kang Bae tersenyum bahagia.
Dengan wajah bahagia Ia pulang ker umah dan panik melihat Ibu Andong terkapar di teras rumah.
***
Dirumah sakit, Eun So menangis mengetahui ibunya Kanker dan mengeluh kalau Mengapa tak memberi bahakn menderita sendirian. Kang Bae hanya bisa terdiam melihat Ibu Andong sudah tak sadarkan diri lalu melihat ponselnya bergetar. 



“Hei, Istimewa. Apa kau... Mengapa melakukan itu? Untuk sementara, jangan gunakan itu. Apa Kau mengerti? Jangan minum atau memegang itu. Mengerti?” ucap Manager Gwi sambil melirik pada Wol Ju
“Dasar berengsek... Hei, di mana kau?”teriak Wol Ju marah. Kang Bae meminta maaf.

Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar