PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 25 Mei 2020

Sinopsis Hospital Playlist Episode 11 Part 3

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Song Hwa naik taksi dengan Ik Jun bersandar dibahunya karena mabuk, lalu mendorongnya karena berat. Ik Jun akhirnya tertidur dengan bersandar ke jendela. Suk Hyung menelp, Song Hwa heran mereka yang belum pulang.
“Kami di karaoke!.. Lekas ke karaoke! Kukirim alamatnya.” Ucap Jung Won. Song Hwa mengeluh kalau Ik-jun mabuk.
“Tidak... Aku tak mabuk... Aku kanguru.” Ucap Ik Jun yang mabuk. Suk Hyun meminta agar teman-temanya datang karena mereka juga mabuk berat.

Di tempat karaoke. Jung Won terus menyanyi dan Suk Hyung menarik lalu berbaring disofa. Jun Wan hanya diam karena sudah terlalu mabuk. Akhirnya Song Hwa datang  dengan Ik Jun, Ik Jun langsung berbaring. Song Hwa mengajak mereka segera pulang.
“Hei, sisa semenit! Lagu terakhir. Aku akan nyanyi lagu terakhir. "Goodbye Now" di mana?” ucap Jung Won.
“Tadi sudah kau nyanyikan... Istirahatlah.” Kata Son Hwa. Tiba-tiba layar menghitung mundur dan lagu pun mulai diputar. Song Hwa dan Jung Won hanya bisa melonggo bingung.
Ik Jun seperti mulai tersadar dan langsung menyanyi “Di hari pertama aku melihatmu lewat foto, 31 Januari 1999, Sejak hari itu sampai kini” Jung Won bertanya apakah Ik Jun ada masalah. Song Hwa hanya bisa terdiam mendengar Ik Jun menyanyi.
“Dia pasti ada masalah.” Kata Jung Won. Ik Jun terus menyanyi dengan lirik seperti mengungkapkan perasanya.
“Kau Hanya menungguku. Kali ini pun kau menerima panggilanku Yang sudah menjadi kebiasaan, Aku sangat mencintai dirimu Yang membuat aku Menjadi orang paling bahagia di dunia. Sudah kuduga aku akan jatuh cinta kepadamu.
“Di hari pertama kita bertemu< Meski kau goyah karena cinta kita. Yang menjadi tidak jelas seiring waktu Aku akan menangkapmu Sebagaimana kau menangkapku”


Flash Back
Ik Jun pergi ke toko emas dan pemilik menawarkan sebuah cincin. Ik Jun pikir harus yang Yang lebih sederhana. Dan menunjuk satu cincin yang menurutnya cocok. Si pemilik pun memperlihatkan cincinya pada Ik Jun
“Pacarku tipe yang rapi dan imut.” Cerita Ik Jun penuh semangat akan memberikan cincin pada Song Hwa di hari ulang tahunya. 

Song Hwa terus menatap ke arah Ik Jun merasakan perasan temanya yang sebenarnya. Di bagian belakang Jun Wan terlihat galau dengan tatapan kosong, pikiran melayang pada Ik Sun.
Flash Back
Ik Sun dan Jun Wan duduk bersama dimeja makan. Ik Sun tak pecaya mendengrnya kalau terjadi Di Hawaii dan berpikir kalau Jun Wan itu sudah gila. Jun Wan pikir Sepertinya memang gila waktu itu dan memperingatkan kalau hanya Jung Won dan Ik Sun yang tahu soal ini.
“Ini rahasia besar. Terutama kakakmu. Dia tidak boleh tahu.” Tegas Jun Wan. Ik Sun pikir kakaknya itu bisa jaga rahasia.
“Aku tahu... Namun, Dia suka mengejek. Dia terbaik soal mengejek orang.Lalu Kau bagaimana?” ucap Jun Wan
“Aku tidak ingin menceritakannya. Namun, aku harus cerita kepadamu karena kita janji cerita segala hal.” Akui Ik Sun
“Kau pacaran dengan lelaki macam itu? Jangan khawatir. Aku tidak berbohong. Hal itu takkan terjadi.” Kata Jun Wan. Ik Sun menganguk setuju.
“Jun-wan... Bila suatu saat hubungan kita menjauh sedikit demi sedikit dan kita sudah tidak berdebar karena senang seperti sekarang, tolong katakan padaku lebih dahulu bahwa kau ingin putus.” Ucap Ik Sun. Jun Wan mengeluh dengan ucapan Ik Sun.
“Aku amat menyukaimu sampai lupa mantan pacarku yang gila dan mulai berpacaran denganmu. Maka aku hanya ingin mengenang masa indah” kata Ik Sun.
Jun Wan terdiam menatap cincin pasangan ditanganya tapi tak bisa diberikan pada Ik Sun karena tak menyukainya.
Ik Jun dkk akhirnya berlatih band bersama dengan nyanyian yang sama. Song Hwa menatapnya tapi Ik Jun seperti tak sadar saat mabuk kemarin. Ik Jun pun menyanyi menatap Song Hwa. Sementara Dokter Ahn terilihat galau di dalam kamar tidurnya. 



Flash Back
Dokter Ahn yang masih magang meminta agar menekan lantai tujuh. Song Hwa yang ada dibagian depan menekanya. Dokter Ahn seperti langsung terkesima dengan sosok Song Hwa dan terus menatapnya dari pantulan dinding lift.
Saat itu seorang pasien masuk, Song Hwa tahu kalau akan ke Lantai enam. Pasien lain masuk, Song Hwa tahu kalau akan ke lantai lima sambil berkata Semoga persalinannya lancar. Dokte Ahn seperti makin suka dengan sosok Song Hwa. 

Akhirnya keduanya keduanya dilantai yang sama, Dokter Ahn berani menyapa Song Hwa  bertanya apakah mau ke Bedah Saraf. Song Hwa membenarkan. Dokter Ahn pun bertanya apakah ia dokter maganlalu mengaku kalau Ini hari pertamaku magang.
“Aku hanya ingin tahu apa kau juga.” Kata Dokter Ahn. Song Hwa hanya bisa tersenyum
“Apa aku tampak seperti dokter magang?” tanya Song Hwa. 

Di ruangan , Dokter Yong berbaring di atas meja mengeluh kalau  Malang sekali, giliran pertama mereka di Bedah Saraf lalu bertanya apakah satu angkatan di Kedokteran. Dokter Ahn mengaku baru bertemu hari ini. Song Hwa akhirnya masuk dan Dokter Yong langsung berdiri menyapanya. “Dokter Chae, mereka dokter magang baru.” Kata Dokter Yong menunjuk ke arah Dokter Ahn dan seorang dokter Wanita
“Begitu? Senang bertemu kalian. Perkenalkan, dia dokter spesialis bedah saraf, Chae Song-hwa.” Kata Song Hwa. Dokter Ahn hanya bisa melonggo dan merasa malu.
“Mohon bantuan kalian... Semoga tahun depan kita bertemu lagi di Bedah Saraf.” Kata Song Hwa. Dokter Ahn mengingat kenangan manis saat bertemu dengan Song Hwa. 

Jun Wan keluar dari rumah memastikan kalau tak salah dengan dan meminta agar mengulanginya lagi.  Perawat memberitahu kalau dapat donor, Jun Wan ingin tahu umurnya. Perawat menjawab Empat tahun, perempuan, 18 kg, golongan darah O, korban kecelakaan.
“Rapat pemutusan mati otak akan segera dimulai.Akan kuhubungi lagi jika hasil sudah keluar.”kata perawat. Jun Wan pun mengucapkan Terima kasih.

Jun Wan mondar mandir dengan wajah gelisah, lalu memastikan kalau Dokter Do sudah memberi tahu ibu Chae-yun ada donor. Dokter Do mengeluh dengan ucapan Jung Wan yang menggangapnys seperti itu dan menegaskan kalau belum bilang.
“Dia pasti kecewa berat jika ternyata tidak bisa operasi. Aku juga punya akal sehat” kata Dokter Do. Jun Wan mengaku hanya waswas. Perawat akhirnya menelp
“Dokter Kim... Rapat pemutusan sudah selesai dan keputusannya pasien mati otak. Donor akan masuk Ruang Operasi besok pukul 09.00.” ucap perawat. Jun Wan pun mengucapkan Terima kasih.

Jun wan akhirnya memberitahu orang tuan Chae Yun kalu Chae-yun dapat donor. Keduanya langsung menangis dan jatuh lemas mengucapkan terimakasih pada Jun Wan.
“Jangan berterima kasih kepadaku, melainkan keluarga donor. Benar, kita patut bersyukur dan merasa lega akan munculnya donor di saat seperti ini. Namun, walaupun jantung Chae-yun membengkak, kemungkinan jantung donor terlalu besar baginyasebab berat badan donor lebih dari tiga kali lipat berat badan Chae-yun.” Jelas Jun Wan.
“Namun, ini bukan saatnya kita mempermasalahkan hal itu. Chae-yun tak punya banyak waktu. Mari lakukan operasinya.” Ucap Jun Wan. Keduanya menganguk setuju.
“Mereka akan dapatkan jantung donor besok pagi dan kami akan membedahnya di Ruang Operasi. Kami akan berusaha maksimal. meski situasi tidak mudah.”kata Jun Wan. 

Jun Wan akan keluar dari ruangan tiba-tiba merasakan sesuatu. Dokter Do masuk menawarkan diri kalau akan membangunkan besok pagi. Jun Wan memanggil Dokter Do agar memastikan kalau badanya itu deman dan menyentuhnya.
“Hanya demam ringan sedikit.” ucap Dokter Do. Jun Wan panik karena  tak boleh demam dan Besok harus operasi.
Keduanya pun saling mengecek suhu badan, seperti keduanya sama- sama mengalami demam karena gelisah 

Jun Wan gelisah menunggu, Dokter menelp lalu memberitahu kalau Jantungnya baik, jadi Operasi bisa berjalan. Jun Wan mengerti.
Perawat Song berjalan dilorong, seorang pasien memanggilnya memberitahu Daerah operasinya sakit sekali, perut kembung, dan tidak nyaman. Perawat Song mengerti memberitahu Saat baru selesai operasi adalah yang tersulit.
“Namun, operasinya lancar. Kau akan merasa jauh lebih sehat setelah melewati di masa ini. Meski sulit, gas akan segera keluar jika kau banyak berjalan.” Ucap Perawat. Si pasien mengerti. 

Saat itu Perawat Song melihat juniornya berkumpul lalu bertanya sedang lihat apa. Perawat pria memberitahu kalau So-mi baru mengunggah video lagi bahkan juga mengikuti kanalnya. Perawat Song seperti tak peduli. Perawat memuji So-mi pandai menyunting dan berbakat.
“Siapa ini? Ada Hong-do di cuplikannya.” Komentar perawat. Hong Do mencoba tak peduli dan memilih pergi, Salah perawat melihat bukan Hong Do tapi Perawat Song lalu memberitahu kalau So-mi mengunggah videonya. Perawat Song melihatnya.
Didalam video,Perawat Song memberikan nasehat pada Jae Hwan  lebih baik pisahkan injeksi intravena dan intramuskular. Saat pasien lain lewat, Perawat Song memberitahu  Pasien ini harus turun untuk tes daan hanya perlu memantau apa saturasi oksigennya turun.
Perawat Song hanya bisa menahan haru melihat video anaknya. Saat di ruang rawat Perawat Song mengeluh anaknya yang tak menghabiskan makanan. So Mi mengeluh beratnya 43 kilo jadi tidak mau makan. Ibunya mengeluh kalau So Mi baru selesai operasi jadi Untuk apa diet.
“Ayo.. Taruh ponselmu.” Kata perawat Song. Saat itu pasien didepan ingin tahu jam berapa akan operasi. Sang wali merasa kalau perawat tak tuntas menjelaskanya.
“Nona Yoo Sang-eun jadi yang pertama dioperasi besok pagi,< dan akan masuk Ruang Operasi pukul 07.30. Kau bisa datang pukul 07.00. Durasi operasi sekitar dua jam, tetapi bisa lebih karena proses anestesi. Operasi besok pasti lancar. Istirahatlah. Jangan khawatir.” ucapPerawat Song dengan jelas.
“Kau sedang apa? Ayo makan... Simpan ponselmu, So-mi. Makanlah sesuap lagi. Ya?”kata Perawat Song.
Di lobby, So Mi pun merekam ibunya yang bisa mengantar pasien yanbg baru selesia operasi bahkan memberitahu Hong Do cara berbicara pada pasien.
“So-mi, aku juga punya hak publikasi. Seharusnya kau minta izin dahulu.” Ucap Hong Do
“Khayalanmu luar biasa. Aku bukan merekammu.” Kata So Mi yang terus men-zoom kamera ke arah ibunya.
“Aku jadi ingin punya putri.” Ucap Dokter perempuan. Temanya pikir Anak putra pun sama saja.
“Aku tahu. Aku hanya iri kepada Perawat Song Su-bin.” Kata teman wanitanya.
“Dia... Hei! Padahal kami bertengkar pagi ini. Astaga, aku tak bisa tahu pemikiran anak ini.” Ungkap Perawat Song menahan haru. 



Dokter Ahn memberitahu kalau Ini hari kesepuluh usai operasi Im Jang-hun. Menurut hasil CT, perdarahan sudah hampir melebur dan Motoriknya pun mulai pulih dan akan ditransfer ke Rehabilitasi Medis. Song Hwa mengucap syukur karena Tadinya begitu risau.
“Pak, coba angkat kaki kananmu... Coba angkat lutut kanan.”ucapSOng Hwa melihat Tuan Im yang sudah sadar.
“Pemulihan kakinya jauh lebih baik.” Kata Song Hwa. Sang istri memberitahu kalau Kakinya masih agak lemah tetapi kini cukup bereaksi.
“Kurasa kakinya bisa lebih baik setelah rehabilitasi.”kata Song Hwa.
“Itu tak ada gunanya. Tanganku tak bergerak.” Kata Tuan Im marah. Sang isti mengeluh suaminya malah terlihat marah
“Tanganmu juga pasti segera pulih.” Kata Sang istri. Tuan Im merasa itu Tidak mungkin.
“Sepuluh hari lebih tanganku mati rasa. Dokter, tanganku tidak bisa digunakan lagi, 'kan? Tangan kananku takkan bergerak. selamanya, 'kan?” kata Tuan Im putus asa.
“Tangan dan kakimu terasa lemah sebab lokasi pendarahan berada di bagian penggeraknya. Kami belum tahu apa tanganmu akan kembali pulih karena saraf sudah rusak sejak sebelum operasi.” Jelas Song Hwa.
“Kakimu sudah jelas membaik, tetapi kurasa tanganmu butuh waktu lebih. Jangan menyerah karena kau masih muda. Ada orang yang kondisinya membaik setelah rehabilitasi teratur.” Ucap Song Hwa memberikan semangat.
“Lantas, kenapa selamatkan aku?” ucap Tuan Im marah. Istrinay mengelu suaminya sudah gila karena bersikap seperti itu
“Itu pilihan terbaik.. Operasi lancar, dan darah sudah berkurang. Kita tunggu pemulihan tanganmusambil menjalani rehabilitasi”kata Song Hwa tenang.
“Bagaimana aku bisa hidup begini? Sebelah tanganku tak bisa digunakan! Astaga, yang benar saja... Aku tak ingin hidup.. Hidupku berakhir.” Ucap Tuan Im. Song Hwa hanya bisa terdiam dan Dokter Ahn pun ikut sedih. 



Jun Wan bertemu dengan orang tua Chae Yun memberitahu Ada adhesi karena pemakaian paru-paru buatan berbulan-bulan jadi Dalam kasus seperti ini, hal terpenting adalah transplantasi berjalan tanpa hambatan saat membuka dada.
“Syukurnya, proses transplantasi lancar tanpa hambatan.” Kata Jun Wan. Keduanya mengucapkan terimakasih. Dokter Do menatap Jun Wan seperti tak percaya.
“Kami butuh waktu lebih saat membuka dada, dan kini jantung donor berdegup dengan baik. Dada sulit ditutup dan dibiarkan terbuka sebab jantung agak besar dan bengkak, sesuai kekhawatiran kami. Kami akan coba tutup dada setelah tak bengkak dalam beberapa hari.” Jelas Jun Wan.
“Intinya, operasi berakhir lancar.” Kata Jun Wan. Keduanya langsung mengucapkan terimakasih.
“Kalian bisa Tunggu di luar, dan nanti kalian bisa lihat Chae-yun. Sekarang sedang merapikan selang. Kalian bisa bertemu sekitar satu jam lagi.” Kata Jun Wan. Keduanya mengerti. 

Setelah mereka keluar, Jun Wan membuka kacamata dan langsung terlihat gelisah  memastikan kalau keadaan Pasti aman, Dokter Do heran dengan Jun Wan sudah sering melakukan operasi ini tadi sikapnya terlihat tak seperti biasanya.
“Operasi tadi lancar, 'kan?  Buat konsumsi dan ekskresi negatif, serta hilangkan bengkak. Kita tutup dada dalam beberapa hari. Cek apa terjadi pendarahan, dan buang air kecil lancar. Paham?” kata Jun Wan. Dokter Do menganguk mengerti. 

Semua keluar Chang Huk berkumpul, Ik Jun memberitahu Ukuran levernya tidak memungkinkan. Istrinya hanya bisa menangis. Ik Jun memberitahu kalau Sisa lever harus melebihi 30 persen dari keseluruhan agar transplantasi aman, tetapi istrinya hanya 25 persen.
“Kurasa butuh donor lain.” Kata Ik Jun. Chang Huk hanya bisa mengucap syukur. Istrinya hanya bisa menangis.
“Syukurlah, Sayang. Meski levermu cocok, aku takkan menerimanya. Aku sakit begini. Aku akan lebih sakit bila kau juga sakit. Bagaimana nasib Dong-ju juga? Ayahnya sakit jadi Ibunya harus sehat. Aku sungguh tidak apa.” Ucap Chang Huk.
“Ibu... Jangan buat istriku resah lagi karena masalah ini. Ini masalah keluarga kami. Biar kami yang urus.” Kata Chang Huk. Sang istri masih terus menangis. 

Dokter Ahn datang membawakan minum dan juga jaket dokter, Song Hwa mengucapkan Terima kasih. Dokter Ahn pikir kalau Cuaca dingin lalu mengeluh  merasa dia keterlaluan. Padahal sudah menyelamatkan Im Jang-hun.
“Chi-hong... Bisa kau temui wali Im Jang-hun? Istrinya juga pasti amat stres. Tolong bilang bahwa aku banyak waktu. Jadi, dia bisa telepon aku kapan saja jika ingin bertanya tentang pasien atau rehabilitasi. Dia mungkin tidak nyaman bila aku bilang sendiri. Tolong kau beri tahu dia.”kata Song Hwa. 


Di ruangan, empat pria sedan makan hanya bisa melonggo. Song Hwa memberitahu kalau sudah bicara dengan Kepala Rumah Sakit dan akan pindah ke cabang Sokcho selama setahun. Jun Wan heran Kenapa tiba-tiba ke sana
“Leherku sakit parah. Aku ingin istirahat. Operasi di sana pasti sedikit. Aku ingin istirahat sambil mengobati dislokasi dan belajar yang selama ini tak bisa” jelas Song Hwa. Semua hanya bisa menatap dalam diam.
“Aku akan sering ke Seoul. Aku juga akan melakukan operasi VIP jika jadwalnya keluar lebih awal. Pekerjaan itu pun bisa kulakukan di sana.” Kata Song Hwa.
“Kenapa kau memutuskan hal itu sendiri tanpa berkonsultasi?”keluh Jun Wan
“Song-hwa pasti bisa memutuskan sendiri. Jangan menggebu-gebu.” Kaat Suk Hyung
“Tanpa dia.. bagaimana nasib band kita?” kata Jun Wan. Son Hwa memberitahu akan ke Seoul di akhir pekan.
“Perjalanan dari Sokcho hanya dua jam. Tidak lama.” Kata Song Hwa. Jung Won membenarkan kalau bisa pulang dan pergi antara Seoul dan Sokcho jadi bisa Obati lehernya dahulu.
“Omong-omong, Suk-hyung... Ibumu bagaimana? Dia harus hati-hati karena ada darah tinggi.” Kata Song Hwa.
“Khawatirkan dirimu saja sendiri. Ibuku lebih sehat daripadamu. Dia dirawat karena belakangan staminanya berkurang. Bukan masalah besar.” Jelas Song Hwa. 


Ibu Suk Hyung menatap kearah jendela ruanganya, Suk Hyung masuk memberitahu kalau pengacar Pyun datang. Ibu Suk Hyun heran pengacara Pyun datang dan bertanya apakah ada kabar. Pengacara Pyun memberitau Beberapa saat lalu aku dihubungi oleh pengacara Presdir Yang.
“Katanya, Presdir Yang Tae-yang meninggalkan surat wasiat. Pengacara dan Kepala Sekretaris Presdir Yang ingin bertatap muka dan membicarakan surat wasiat itu. Mereka sedang menuju kemari.” Ucap Pengacara Pyun. Suk Hyung dan ibunya hanya bisa melonggo bingung. 

Dokter Jang bertemu dengan Nyonya Jung ditaman dan terlihat kaget menurutnya ia itubukan siapa-siapa bagi Dokter Ahn Jung-won. Nyonya Jung menegaskan kalau ia adalah ibunya jadi sangat paham putranya. Ia mengaku pernah melihat keduanya berbincang.
“Aku langsung tahu begitu lihat tatapan Jung-won. Aku sadar putraku sangat menyukai dan menyayangimu. Putraku selalu berkata suka bila suka, dan tidak suka bila tidak. Ekspresinya tak dapat disembunyikan.” Kata Nyonya Jung
“Tak seharusnya aku ikut campur dan mungkin firasatku salah. Namun, ini harapan terakhirku. Meski sulit, aku ingin... meminta bantuanmu. Tolong minta kepadanya... Tolong minta kepada Jung-won agar tidak menjadi pastor dan tetap bekerja di rumah sakit. Aku mohon minta padanya... Aku mohon.”kata Nyonya Jung. Dokter Jang hanya bisa terdiam.
Bersambung ke episode 12

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar: