PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 08 Mei 2020

Sinopsis Hospital Playlist Episode 9 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Jung Won baru saja mengambil uang di ATM, dikagetkan dengan Ik Jun sudah ada dibelakangnya dengan basah kuyup, lalu bertanya kenapa belum pulang dan berpikir sedang piket malam atau memang tak punya payung. Ik Jun menjawab Belum pulang, bukan piket dan tidak punya payung.
“Aku Pinjam 10.000 won, karena tak punya uang tunai. Aku bertaruh bisbol dengan Gwang-hyeon. Sialnya kalah. Padahal bisa 10 kali menang beruntun.” Ucap Ik Jun
“Ini utang, ya?” ucap Jung Won memberikan uangnya. Ik Jun menganguk lalu meminta rokok juga.
“10 ribu won dan empat rokok.” Kata Jung Won. Ik Jun meminta Pemantik juga. Jung Won memberitahu 10 ribu won, empat rokok, dan satu pemantik.
“Hei.... Itu Gyeo-Wool!” teriak Ik Jun. Jung Won langsung menerok seperti mencari sosok Dokter Jang.
“Apa yang kau lakukan?” keluh Jung Won. Ik Jun pikir kalau dia berbohong. Jung Won mengeluh temanya sudah gila.
“Aku pergi! Tapi ingat 10 ribu won, empat rokok, dan satu pemantik.” Kata Jung Won. Ik Jun mengerti sambil mengoda dengan nyanyian
“Jessica, putri tunggal, Illinois, Chicago Seniornya Ahn Jung-Won, dan dia pelit.. Aku pergi! Saatnya cuplikan bisbol.” Ucap Ik Jun bergegas pergi. Jung Won hanya bisa mengeluh temanya sudah gila. 



Jung Won keluar dari pintu IGD melihat hujan yang turun dengan deras, saat itu sebuah mobil berhenti dan Dokter Jang turun dari mobil. Jung Won terdiam melihat Dokter Jang yang diantar oleh pacarnya. Si pria membuka jendela mobil.
“Sampai jumpa di rumah nanti!.. Dah!” ucap si pria. Dokter Jang menganguk dan suasana didepan pintu IGD terlihat canggung.
“Dia ganti mobil lagi, ya?” kata Dokter Bong sambil mengambil uang taruhan dari tangan Ik Jun
“Ya... Kemarin sedan abu-abu.” Kata Ik Jun. Dokter Bong pun bertanya-tanya Siapa sebenarnya pacar Gyeo-Wool
“Kesannya kurang bagus.” Ucap Ik Jun. Dokter Bong bertanya apakah Jung Won tak punya mobil
“Ada, tetapi sakit parah... Di rumah sakit setiap hari.” Kata Ik Jun.
Dokter Jang akhirnya masuk bertemu dengan Ik Jun. Ik Jun pun bertanya kenapa kembali dan  apa Ada yang tertinggal. Dokte Jang mengaku  mau merapikan rekam medis karean Tadi siang sibuk. Jadi, belum selesai.
“Sekalian lihat bayi yang baru operasi di Unit Perawatan Intensif Pediatri.” Ucap Dokter Jang
“Apa Kau mau minum kopi? Mau kubelikan?” kata Ik Jun. Dokter Jang setuju tapi menurutnya apa kafe masih buka
“Ada toserba. Biar aku yang belikan. Kau Pergilah ke Unit Perawatan Intensif Pediatri. Kita bertemu di sana.” Kata Ik Jun penuh semangat.
*** 


Ik Jun membawakan kopi untuk Dokter Jang dan bonus kopi dengan wajah anggota BTS. Dokter Jang tersenyum menurutnya biisa beli sendiri. Ik Jun mengaku Diskonnya lebih banyak bahkan sampai 30 persen. Dokter Jang pun tersenyum mendengarnya.
“Gyeo-Wool.. Apa Aku boleh bertanya? Ini Urusan pribadi. Tidak apa?” kata Ik Jun. Dokter Jang mempersilahkan.
“Apa pekerjaan pacarmu? Apa pekerjaannya sampai ganti mobil setiap hari? Apa Dia dealer mobil? Apa Menjual mobil impor?” tanya Ik Jun penasaran.
“Separuh benar, separuh salah.” Ucap Dokter Jang. Ik Jun pun hanya bisa terdiam. 

Orang tua anak 13 tahun terlihat gugup di ruang tunggu lalu melihat dilayar  [ OPERASI SELESAI - MOHON KE RUANG OPERASI] lalu memberitahu sang istri.
Jun Wan berbicara di telp dengan Ik Sun karena  belum tidur padahal sudah lewat tengah malam. Ik Sun mengaku tidak bisa tidur lalu bertanya apakah Jun Wan baru selesai operasi dan apakah Operasinya sulit. Jun wwan mengaku tidak tapi karean Operasi sebelumnya selesai terlambat. Jadi, terlambat dimulai.
“Berarti belum makan malam?” tanya Ik Sun. Jun Wan membenarkan. Kala berencana makan mi di kantor.
“Kau harus Lekas tidur... Sampai jumpa minggu ini .” ucap Jun Wan. Ik Jun mengerti lalu mengucapkan salam pada sang pacar. 

Jun Wan masuk ke ruangan dan kaget melihat juniornya yang belum pulang.Yun Bok pun menyapanya. Jun Wan melihat kelemari sambil bertanya apakah sedang belajar. Yun Bok mengaku tidak tapi sedang merapikan catatannya tadi siang di ponsel.
“Sudah larut malam... Lekas pulang.” Kata Jun wan. Yun Bok menganguk mengerti kalau sudah selesai.
“Kau Pakai taksi, Kembalikan kartunya besok.” Ucap Jun Wan mengeluarkan kartu. Yun Bok bingung mengaku Tidak perlu,
“Tidak. Ayo Ambil saja.” Kata Jun Wan. Yun Bok menolak karena  Pacarnya berjanji menjemput.
“Dia sudah menunggu di bawah. Terima kasih.” Ucap Yun Bok. Jun Wan pun terlihat malu akhirnya menarik kartunya. 

Song Hwa memberitahu keluarga pasien kalau Operasi berhasil dan lancar dan sudah usahakan segalanya semaksimal mungkin. Ia juga mengatakan Perdarahan dan Malformasi Arteri-Vena pun sudah teratasi, tetapi pembengkakannya parah
“dan lokasi perdarahan dalam, serta kurang baik, sehingga harus dipantau lebih lanjut. Kami pantau di Unit Perawatan Intensif dan diberi obat untuk mengurangi tekanan otak.” Jelas Song Hwa
“Apa dia akan segera siuman?” tanya Ibunya. Song Hwa menjawab Untuk saat ini belum tahu.
“Sekarang bukan saatnya memikirkan kesadaran karena saat ini kondisinya kritis. Kita Harus dipantau lebih jauh.” Ucap Song Hwa lalu pamit pergi. Keluarga pasien pun hanya bisa menahan tangis lalu mengupapkan Terima kasih.

Song Hwa menatap ke arah jendela ruanganya terlihat masih hujan, pesan masuk ke dalam ponselnya. Dokter Ahn mengirimkan pesan [Di luar hujan deras. Kutinggalkan payung di depan pintu. Terima kasih atas kerja kerasmu hari ini.]
Akhirnya Song Hwa keluar dari ruangan melihat payung yang digantung lalu  berjalan pulang. Ia lalu mengangkat telp dari Ik Jun lalu bertanya Ada apa menelepon larut malam. Ik Jun mengeluh mendengar pertanyaan Song Hwa kalau sedang menunggunya.
“Apa Kau belum pulang?” kata Song Hwa kaget. Ik Jun pikir Mana mungkin pulang karena Song Hwa tak bawa mobil hari ini.
“Bahkan Hujan, jadi Kau tak bisa pulang. Kau Sudah selesai, 'kan? Kutunggu di depan IGD. Kuambil mobil.” Kata Ik Jun. Song Hwa mengerti  segera ke sana wajahnya tersenyum bahagia. 

Ik Jun menunggu didalam mobil melihat kalau Yun Bok yang ada didalam mobil. Yun Bok sedang didalam mobil dengan sang pacar, sang pacar mengeluh Yun Bok tak mau melakukanya. Yun Bok mengeluh karena pacarnya ingin lihat ponselnya.
Saat itu pesan dari masuk ke ponsel Yun Bok "Sudah tidur?" Sang pacara maran karena Ini sudah larut malam dan Kenapa dia mengirim pesan begitu bahkan bertanya "Sudah tidur?" Yun Bok marah pacarnya yang mengintip ponselnya.
“Kenapa lihat ponsel orang lain?”keluh Yun Bok. Sang pacar mengaku Ponsel Yun Bok  ada di depan mata jadi sudah pasti terlihat.
“Ayo Berikan ponselmu.” Kata pacarnya. Yun Bok menolaknya. Sang pacar mengelu kalau Yun Bok tidak mau dan yakin kalau sedang menyembunyikan sesuatu.
Yun Bok menyangkalnya dan mengelu kalau pacarnya itu yang tidak pakai pelindung ponsel yang dibelikan, padahal itu untuk pasangan. Sang pacar memberitahu kalau tak muat untuk menaruh dimobilnya jadi melepas saat menyetir dan harus lihat GPS.
“Jadi Pelindungnya di mana?” ucap Yun Bok. Sang pacar mengambil ditasnya di kursi belakang.
Saat itu pesan kembali masuk, pacar Yun Bok mengumpat kesal meminta Yun Bok agar memberikan ponselnya.  Yun Bok pun mengeluh dengan pacarnya kalau Dia bukan siapa-siapa. Sang pacar pun meminta agar bisa melihatnya kalau bukan siapa-siapa. Yun Bok tetap menolaknya.
“Hanya lihat sebentar lalu kukembalikan. Kenapa?” ucap sang pacar. Yun Bok pun menolak dan mengeluh pacarnya yang terus memaksa
“Sesulit itukah kau perlihatkan ponselmu?” keluh sang pacar. Yun  BOk mengaku hanya tidak mau memperlihatkannya kepada pacarnya. 


Dicafe
Ik Sun melihat Potongan rambut dan foto saat umur Woo-Joo 2 tahun jadi mirip kakaknya saat masih kecil. Jun Wan melihat foto Woo Joo itu mirip kakeknya.Saat itu pesan masuk ke ponsel Ik Sun [KAPTEN HONG JEONG-HO - KAU ADA WAKTU MINGGU INI?]
“Dia rekan satu batalionku, Kapten Hong. Dia memang biasa begini kepada semua orang. Dia ramah kepada semua orang di dekatnya. Apa Mau lihat pesan dia sebelumnya?” ucap Ik Sun gugup.
“Tidak perlu... Aku percaya ucapanmu. Jadi Tidak perlu kulihat.” Kata Jun Wan. Ik Sun tak percaya mendengarnya.
“Ya. Untuk apa aku lihat ponselmu? Lalu Apa Kau mau ambil gelar doktor? Belajarnya di mana?” kata  Jun Wan yang bersikap dewasa.
“Amerika atau Inggris, tetapi belum tahu di mana ada posisi kosong. Aku sudah giat belajar, tetapi hanya ada satu atau dua posisi kosong.” Cerita Ik Sun
“Apa Kau ingin jadi dosen?” tanya Jun Wan. Ik Sun pikir  Meski tak sepintar kakaknya tapi ia pun cukup pintar.
“Aku masuk Akademi Militer karena atletis juga.” Ucap Ik Sun. Jun Wan bertanya Berapa lama akan ada di sana
“Bila lulus... sekitar 5 tahun? Minimal 3 tahun.” Kata Ik Sun. Jun Wan pikir kalau Ik Sun tidak ingin menikah
“Aku sudah bilang sejak awal, 'kan? Bahwa aku tidak ingin menikah. Kau tahu percakapan ini sama sekali tidak berguna, 'kan? Kompetisinya amat sulit. Para kapten lebih mungkin untuk terpilih. Aku pasti gagal.” Ucap Ik Sun tak percaya diri
“Kenapa kau gagal? Kalau bukan kau, siapa? Kau pasti bisa... Menurutku, kau pasti terpilih.” Ucap Jun Wan menyakinkan.
“Benar.... Aku juga berpikir akan terpilih... Aku yang akan pergi.” ucap Ik Sun akhirnya yakin
“Kalau kau pergi, apa kita putus? Kalau kau kuliah di luar negeri, lalu bagaimana nasib kita?” tanya Jun Wan. Ik Sun hanya diam saja. 



[ PUSAT MEDIS YULJE ]
Ik Jun membuka pintu ruangan Song Hwa mengajak makan dan memberitahu Menu hari ini dongtae-jorim. Song Hwa langsung bergegas keluar ruangan meninggalkan Ik Jun.  Ik Jun hanya tersenyum menyuruh Song Hw agar Jangan menggebu-gebu.
Didepan ruangan ICU anak, Dokter Jang memberitahu  Kista koledokus adalah penyakit yang menyebabkan perpanjangan dan penurunan fungsi saluran empedu karena kista, dan dapat berujung kolesistitis, kanker saluran empedu, dan lain-lain.
“Saluran empedu yang memanjang karena kista koledokus akan dibedah, dan dibentuk kembali melalui operasi Roux-en-Y choledochojejunostomy.” Jelas Dokter Jang. Sang orang tua pasien hanya bisa terdiam. 

“Selamat siang, Bu... Operasi Jae-Won tidak sulit. Jadi, lever memproduksi yang namanya empedu. Itu cairan yang berfungsi untuk membantu pencernaan lemak.” ucap Jung Won datang mencoba menjelaskan. Sang pasien terlihat lebih mengerti.
“Empedu yang sudah diproduksi akan berjalan ke usus, dan jalan itu disebut saluran empedu. Saluran empedu anak biasanya tidak sampai 5 mm, sedangkan saluran empedu Jae-Won memanjang sampai 3 cm lebih.” Ucap Jung Won
“Jika saluran empedu memanjang, empedu akan menumpuk dan tidak mengalir. Hal itu dapat membentuk batu atau berbagai penyakit komplikasi. Jadi, operasinya Jae-Won hari ini adalah pemotongan saluran empedu yang memanjang itu.” Ucap Jung Won
“Namun, setelah dipotong pun masih perlu jalan untuk mengalirkan empedu, 'kan? Maka, saluran empedu harus disambung kembali dengan usus kecil. Setelah disambung kembali, operasi pun selesai. Ini bukan operasi yang rumit dan sulit. Kau tak perlu khawatir.” Kata Jung Won
Dokter Jang hanya bisa terdiam melihat penjelasan Jung Won lebih mudah dimengerti oleh orang awam. Sang ibu pasien pun terlihat tak begitu tegang setelah mendengar penjelasan dari Jung Won dan meminta bantuanya. 


Jung Won akhirnya keluar dari ruangan setelah menerima telp sambil membawa jas dokternya. Dokter Jang hanya bisa terdiam karena merasa terlihat buruk. Di taman, Ik Jun mengeluh pada Suk Hyung meminta Jangan tertawa begitu karena seperti orang aneh.
“Apa yang lucu?” tanya Jung Won akhirnya datang lalu membahas kalau mereka semua tahu Dokter Cheon Myeong-Tae, Suk Hyung mengaku tidak tahu.
“Dia orang yang punya properti terbanyak di sini. Aku hanya tahu itu.” Kata Song Hwa
“Orang yang Jun-Wan laporkan karena kasus suap.” Ucap Ik Jun. Jung Won membenarkan.
“Astaga... Kebetulan sekali.” kata Ik Jun melihat Jun Wan datang lalu melambaikan tangan pada Dokter Do yang dibelakangnya. Dokter Do membalasnya.
“Apa Kau juga dekat dengan Jae-Hak?” keluh Jun Wan. Ik Jun mengaku juga dekat dengan Dragon di bagian  Song Hwa.
“Dragon siapa?” kata Song Hwa bingung. Ik Jun menjawab  Yong Seok-Min. Jung Won bertanya apakah Di obstetri-ginekologi tak ada yang dekat
“Tentu tidak. Kami hanya pernah makan bersama. Mustahil mereka dekat.” Kata Suk Hyung
“Aku bersahabat dengan Chu Min-Ha. Kami janji makan tteokbokki bersama Gyeo-Wool minggu depan.” Kata Ik Jung
“Hei, Jang Gyeo-Wool sibuk.” Kata Jung Won. Ik menegaskan kalau ia juga sibuk Mereka juga sibuk dan mereka semua memang sibuk.
“Namun, mereka minta traktir lebih dahulu. Semua orang suka padaku.” Kata Ik Jun bangga.
“Dasar tukang ikut campur!” ejek Jun Wan kesal. Jung Won bertanya apakah Jun Wan itu sudah dengar.
“Dokter Cheon akan menikah dengan Presdir Koperasi Kredit JinYong.” Kata Jung Won. Jun Wan ingin tahu Dengan siapa
“Presdir Koperasi Kredit Jinyong, Jin Min-Ju. Orang yang sukses besar dengan bina mandiri.” Kata Jung Won
“Dia anggota direksi yayasan kita, 'kan?” ucap Song Hwa. Jung Won membenarkan kalau Dia juga dekat dengan Direktur Ju.
“Dia sangat kompeten dan kepribadiannya luar biasa. Makanya, Direktur Ju kini sangat cemas.” Ucap Jung Won. Suk Hyung pikir memangnya kenapa.
“Tentu saja. Dia sangat kompeten dalam bisnis dan baik hati, tetapi payah memilih pria. Jelas sekali Dokter Cheon mendekatinya karena uang. Direktur Ju pasti bingung harus bilang atau tidak. Apa Memang dia seburuk itu?” tanya Ik Jun
“Ya. Sangat buruk! Dia manusia terburuk. Dalam satu kata, "villain"!” ucap Jun Wan mengebu-gebu
“Apa itu "villain"?” tanya Song Hwa. Ik Jun membuat bayolan kalau itu Kata bagus yaitu Berlari membayar tagihan dan Orang yang bekerja sangat keras.
“Saatnya aku menengok pasien... Aku pergi dahulu!” kata Song Hwa lalu pamit perg. 



Song Hwa memberitahu Dokter THT-KL dan dokter mata akan memeriksa dan mereka pun akan menyiapkan operasi dengan baik. Seoran pasien dengan senyuman penuh semangat bertanya Kapan bisa pulang, Song Hwa berkomentar pasien itu tampak seperti orang lain.
“Kuantitas urinemu baik, 'kan? Lalu Bagaimana level prolaktinnya?” tanya Song Hwa. Dokter Yong menjawab  Terus menurun.
“Kau bisa pulang besok. Setelah pulang jangan mengesang terlalu keras, ya? Olahraga ringan boleh, tetapi hindari olahraga air untuk sementara waktu. Nanti Dokter Yong Seok-Min akan menjelaskannya lagi.” Jelas Song Hwa. 

Di ruangan Dokter Yong sedang memeriksa pasien lalu menerima telp  dan segera ke sana. Ia lalu memberitahu pasien kalau sudah Tak perlu dijahit ulang dan baik-baik saja. Si pasien mengucapkan terimkasih dan menyuruh agar lekas pergi saja karena tampak sibuk.
“Ya, panggilan IGD.. Kau Bilang saja kalau merasa tak nyaman.” Ucap Dokter Yong lalu bergegas pergi. 
 [ UNIT PERAWATAN INTENSIF PEDIATRI ]
Sang anak yang sebelumnya di operasi sudah bisa membuka matanya lalu meminta pada ibunya kalau ingin makan tteokbokki. Ibunya berjanji belikan setelah pulang nanti bahkan belikan makanan apa pun yang diingikan lalu memuji Putrinya hebat.
“Dia jauh lebih baik daripada kemarin. Bicara pun jelas. Dia Pulih secepat ini pun sebuah keajaiban. Regenerasi saraf di otak berlangsung cepat karena dia masih muda. Bagian medula sudah tidak tertekan, perdarahan pun sudah tak ada.” Jelas Song Hwa
“Kurasa dia bisa pulih seperti biasa setelah menjalani rehabilitasi. Kalian jangan terlalu khawatir. Sepertinya dia bisa pindah ke bangsal biasa sekitar 2 hari lagi.” Jelas Song Hwa
“Terima kasih, Dokter. Semua ini berkatmu.” Kata sang Ibu. Song Hwa mengakuk bukan seperti itu.
“Kalian berdua belum pulang selama beberapa hari, 'kan? Semalam aku lihat kalian tidur di kursi. Dia sudah melewati masa kritis. Jadi Hari ini istirahatlah dengan nyaman di rumah.” Ucap Song Hwa
“Kami memang berencana pulang hari ini. Kami akan mulai buka besok. Aku memulai usaha baru dalam situasi begini.” Cerita sang ibu
“Ibuku instruktur yoga. Dia sangat terkenal.” Kata anaknya. Song Hwa tak percaya mendengarnya kalau akan membuka studio yoga
“Ya.... Selama ini aku hanya menerima gaji, dan kali ini membuka studio dengan pinjaman bank. Beberapa muridku lamaku sudah mendaftar dan menyebarkan berita sehingga cukup banyak anggota.” Cerita sang ibu
“Aku sudah menerima uang dan beberapa orang datang dari luar Seoul. Aku tak bisa menunda pembukaan. Entah apa tindakanku tepat, padahal anakku dirawat.” Kata sang ibu merasa bersalah
“Jangan bicara begitu. Kau harus cari uang. Tae-Hui bisa dijaga ayahnya. Kami pun akan sering memeriksanya.” Ucap Song Hwa
“Berkunjunglah ke studio bila ada waktu, Dokter. Studioku pasti sukses kalau Dokter datang.. Dokter... Kau adalah simbol keberuntungan bagi keluarga kami. Berkunjunglah sebentar ke studio kami dan minum kopi.” Kata sang istri.
“Dokter Chae sibuk. Mana sempat dia ke studio? Dokter, meski satu atau 3 tahun kemudian, datanglah kapan pun. Untukmu, gratis kelas yoga seumur hidup.” Kata sang suami
“Terima kasih atas niat baikmu. Aku akan berkunjung jika ada waktu... Permisi.” Kata Song Hwa lalu berjalan pergi karena menerima pesan 



PUSAT MEDIS YULJE - UNIT PERAWATAN INTENSIF PEDIATRI
Seorang pria meringis kesakitan, Dokter Ahn memeriksa dengan meminta agar mengangkat tangan, kakinya juga. Si pasien terus mengeluh kalau kepalanya sakit. Dokter Yong bergegas melihat pasien. lalu bertanya Kapan Dokter Ahn datang.
“Sejak tadi karena ada pasien lain.” Ucap Dokter Ahn. Dokter Yong bertanya apa Hasil angiogram CT sudah ada
“Ini aneurisme... Tolong cukur untuk embolisasi koil.” Ucap Song Hwa melihat hasil CT scan. Dokter Yong melihat lagi tapi menerima telp.
“Apa Pendarahan banyak? Biar aku lihat ke sana... Baik.” Ucap Dokter Yong lalu meminta tolong pada dokter Ahn.
“Maaf, tolong hubungi tim embolisasi dan Anestesiologi... Sung-Yung, tolong cukur pasien untuk embolisasi koil.” Kata Dokter Ahn. Keduanya pun menganguk mengert. 


Song Hwa berjalan dilorong, Ik Jun mendengar Embolisasi koil dan berpkir kalau Song Hwa akan terlambat berlatih. Song Hwa yakin Pasti cepat selesai lalu bertanya Makan malam apa. Ik Ju memberitahu kalau Suk-Hyung mengajak makan mi.
“Apa Beli mandu dan kimbab juga?” tanya Song Hwa. Ik Jun menjawab itu sudah pasti.
“Kau mau ke mana?” tanya Song Hwa. Ik Jun menjawab IGD, karena Perawat Hui-Su ingin bercerita dan merasa dia bertengkar dengan iparnya.
“Apa Kau tak sibuk?” keluh Song Hwa. Ik Jun mengaku Hari ini tidak dan Minggu depan baru mulai sibuk.
“Woo-Joo berdarmawisata, dan aku banyak kelas. Jadwal operasi pun banyak. Kalau tak sibuk, Apa mau ikut aku ke IGD?” kata Ik Jun
“Hei... Aku ada embolisasi koil!” keluh Song Hwa kesal. Ik Jun seperti lupa dan mereka pun berpisah jalan. 

Di lorong rumah sakit dibagian [ DOKTER BEDAH TORAKOPLASTIK ] terlihat Nama  Kim Jun-Wan - ADA PENUNDAAN 20 MENIT  sementara  Cheon Myeong-Tae - TIDAK ADA PASIEN MENUNGGU ]
“Dia pasang ring jantung tahun lalu di rumah sakit lain, tetapi gejalanya muncul lagi?  Tanya Dokter Cheon. Si cucu membenarkan.
“Belakangan ini, Nenek sering mengeluh sakit dada dan sembelit parah. Aku baca di buku dan internet, konon setelah pasang ring jantung, bisa mengalami sembelit karena konsumsi obat. Lalu disarankan makan probiotik. Apa itu boleh?” tanya sang cucu
“Rumah kalian di mana?” tanya Dokter Cheon. Si anak menjawab Ilsan.
“Kalau begitu, kalian pergi ke RS Yeongji saja. Di sana bagus.” Kata Dokter Cheon. Si anak melongo bingung.
“Jangan beri tahu aku apa yang kau baca di internet, dan jangan susah payah datang jauh-jauh. Berobat saja di rumah sakit dekat rumah... Terima kasih... Selanjutnya.” Ucap dokter Cheon. Si pasien hanya bisa melonggo bingung.
“Apa mereka pasien terakhir?” tanya Dokter Cheon. Perawat membenarkan. Akhirnya Dokter Cheon keluar dari ruangan.
*** 


Jun Wan melihat kalender meja melihat Pasien dioperasi tanggal 23 bulan lalu Jadi, belum boleh mandi tapi Kulitnya sudah sembuh. Ia memebritahu kalau Pekan depan boleh mandi dengan air mengalir, dan akhir pekannya boleh berendam. Sang ibu menganguk mengerti dengan mengendong anaknya.
“Selain itu... Jangan gosok sabun terlalu keras saat mandi dengan air mengalir, dan lebih baik berendam setelah bagian luar dan dalam keropeng mengelupas dengan sendirinya.” Jelas Jun Wan. Si pasien pun mengucapkan terima kasih.
“ Sisa berapa orang?” tanya Jun Wan. Perawat menjawab 5. Dokter Do membahas Jun Wan yang punya janji malam ini.  Jun Wan menjawab masih Cukup waktu.
“Dokter, katanya ruang sebelah sudah selesai.” Kata Dokter Do. Jun Wan tak percaya sebelum jam 4 sore dengan wajah kesal. 


[ INSTALASI GAWAT DARURAT ]
Dokter Ahn berlari memberitahu Dokter Yong kala Semua sudah siap dan Dokter Chae ada di ruangan jadi akan turun saat dihubungi. Dokter Yong pun mengucapkan Terima kasih. Dokter Ahn pikir Hari ini banyak pasien Bedah Saraf, Dokter Yong membenarkan.
“Seong-Yeong, sudah selesai dicukur?” tanya Dokter Yong lalu melonggo kaget melihat pasien yang sedang dicukur rambutnya. Seluruh ruangan hanya bisa terdiam.
“Seong-Yeong, bisa kita bicara sebentar?” kata Dokter Ahn meminta agar ikut denganya. Seong Yeong kebingungan.
Ik Jun datang melihat ingin tahu ada apa. Dokter Yong hanya bisa menatap kebingungan karena juniornya yang mencukur rambut pasien. 

Song Hwa hanya bisa menopang kepalanya, Dokter Yong pun mulai berbicara kalau sudah bicara kepada pasien bahwa rambut dicukur karena ada kemungkinan operasi kepala nantinya. Song Hwa menahan amarah menyuruh Dokter Yong diam saja. 

Di ruangan, Yu Min terlihat sangat lemah dengan wajah yang terlihat menghitam. Perawat Song memberitahu Kondisi Oh Yu-Min amat buruk. Namun skor MELD malah menurun dan ingin tahu apa yang harus dilakukan karena Tidak ada waktu.
“Apa ada data alamat ayahnya?” tanya Ik Jun pada perawat.  Perawat mencari dikomputer.
Perawat Song melihat Tuan Oh yan datang, Ik Jun melihat Tuan Oh dan hanya bisa melonggo bingung. 

Perawat sedang menjelaskan pada dua perawat yang magang memberitahu kalau Yang paling atas menunjukkandetak jantung janin, sedangkan yang bawah menunjukkan kontraksi pasien. Saat itu perawat keluar memberitahu kalau Ada pasien PPH!
“Kadar hemoglobin pasien itu empat. Itu terlalu rendah.” Ucap perawat. Mereka shock mendengar angkat Empat dan ingin tahu artinya.
“Pendarahannya luar biasa banyak.” Kata si perawat dan saat itu pasie keluar dengan arah yang mengalir diatas ranjang.
“Apa dia bisa hidup?” tanya perawat magang. Si perawat yakin dan saat itu Suk Hyung bergegas memakai maskernya. 

Ik Jun duduk diruang tunggu memastikan kalau pria itu orang yang sama. Tuan Oh membenarkan dengan tampilan yang lebih langsing dan wajahnya sangat tirus lalu mengaku Berat badannya turun 7 kg. Ia menceritaan tak hanya menahan lapar, tapi juga menyewa pelatih pribadi dan olahraga 6 jam sehari.
“Aku pun menerapkan menu diet sempurna. Seminggu lagi... mungkin aku bisa menurunkan 2 sampai 3 kg lagi. Dokter... mohon izinkan aku menyumbangkan lever... Aku... tak peduli meski aku mati.” Kata Tuan Oh
“Aku tidak peduli bagaimana nasibku asal putriku selamat. Dengan alasan bisnis di luar negeri, aku tidak bisa menjaga putriku satu-satunya. Aku sama sekali tidak tahu sampai putriku sekarat karena kecanduan alkohol.” Cerita Tuan Oh
“Putriku sakit karena aku... Putriku takkan separah ini bila aku... selalu berada di sampingnya... Dokter.Aku mohon izinkan dioperasi agar bisa menjalani peranku sebagai ayah. Aku akan turunkan berat badan lagi bila harus.” Ucap Tuan Oh
“Aku pun akan lebih rajin berolahraga. Tolong, Dokter. Tolong izinkan aku menyumbangkan leverku. Aku mohon.” Kata Tuan Oh memohon. Ik Jun menatap dengan mata berkaca-kaca
“Pak.. Menurut aturan, kau tidak bisa jadi donor. Usiamu saja sudah menjadi pantangan, ditambah parahnya perlemakan hati. Menurut aturan tidak boleh. Maka dari itu, sesungguhnya aku pun sudah menyerah.” Jelas Ik Jun
“Namun, setelah melihatmu,kucoba beranikan diri. Kita jalani operasi. Lakukan USG lever dan tes tambahan. Jika tidak ada masalah, segera kita jalani operasi.” Kata Ik Jun yakin. Tuan Oh pun mengucapkan Terima kasih.
“Dokter, aku sungguh... berterima kasih.” Kata Tuan Oh dengan mata berkaca-kaca
“Aku yang berterima kasih karena kau kembali dengan sehat.” Kata Ik Jun tak bisa menahan rasa haru.
***
Bersambung ke part 3


Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar