PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 01 Mei 2020

Sinopsis Hospital Playlist Episode 8 Part 3

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

 
Suk Hyung keluar dari restoran berlari menghentikan taksi, wajahnya panik dan meminta agar sopir jala lebih cepat ada pasien persalinan darurat dan akan bayar jika ada denda pelanggaran. Si supir taksi pun menganguk mengerti.
“Min-ha, panggil siapa pun untuk mengeluarkan bayi sekarang juga.” Telp Suk Hyung.
“Hanya ada aku. Dokter lain sedang bedah cesar. Kepala Residen sedang operasi darurat ginekologi. Bagaimana ini, Dokter? Bagaimana jika Bu Do Jae-yeong meninggal?” ucap Dokter Chu panik.
“Aku butuh lima menit. Tujuh menit ditambah waktu naik ke atas. Kau harus keluarkan bayi sebelum aku tiba. Kau bisa, 'kan?” ucap Suk Hyung
“Mana mungkin? Aku hanya dokter residen tahun kedua.” Kata Dokter Chu panik
“Kau akan membiarkan ibu dan bayinya mati? Cepat keluarkan bayinya! Pakai pengeras suara. Akan kujelaskan. Aku akan menjelaskan kepadamu. Jangan khawatir dan mulailah. Kau pasti bisa, Min-ha. Kuatkan dirimu.” Ucap Suk Hyung menyakinkan. 

Dokter Chu terlihat gugup dan Telp masih menyala dari Suk Hyung.  Dokter menyuruh Dokter Chu meminta agar Cepat karena Tekanan darah pasien menurun. Akhirnya Dokter Chu berani memakai pisau beda lalu membuka perut.
“Apa Tekanan darah pasien aman?” tanya Suk Hyung akhirnya masuk. Dokter menjawab terus terjadi pendarahan jadi Harus segera dikeluarkan. Dokter Chu bisa bernafas lega melihat Suk Hyung yang datang.
“Sekarang aku yang tangani... Pindah ke seberang.” Kata Suk Hyung. Akhirnya Suk Hyung pun mencoba mengeluarkan bayi dari perut Nyonya Do.
Perawat Han pun menerima bayi yang keluar dari perut ibunya, lalu mendengar suara teriakan bayi mengucapkan Terima kasih dan memberitahu Suk Hyung kalau Bayinya selamat. Mereka pun bisa bernafas lega.
“Minta alat untuk first layer.. Kerja bagus... Kerja bagus, Dokter Chu Min-ha.”ucap Suk Hyung. Dokter Chu hanya bisa terus menangis. 


Di ruangan ICU anak, Jun Wan memberitahu  Ada cara transplantasijika kondisi organ lain baik, tetapi kondisi organ lain bayi buruk. Ia curiga ada penyakit turunan dan kondisi otak bayi tidak baik. Ia pikir Sulit mempertahankan jantung bayi meski dengan paru-paru buatan
“sehingga kami... tidak bisa berbuat apa-apa.” Ucap Jun Wan mencoba untuk tetap tenang dengan berita yang menyedihkan.
“Sekarang Hun amat kesakitan, ya? Kami harus merelakannya, 'kan? Benar, Dokter?” kata sang ibu menangis.Suaminya mencoba menenangkan istrinya.
“Sayang Sekarang... kita relakan Hun... Dia amat menderita.” Kata sang Suami.
“Jangan naikkan dosis inotropik.” Pinta Jun wan pada perawat lalu meminta maaf pada keluarga pasien. 

Suk Hyung masuk ruangan lalu mendengar suara ketukan pintu dan bertanya Siapa. Dokter Chu memberitahu kalau ia yang datang. Suk Hyung pun menyuruh masuk dan duduk. Dokter Chu datang membawa kopi terlihat bingung dengan banyak barang
“Bukan aku yang jorok, tetapi dia.” Kata Suk Hyung menunjuk ke arah rekan kerjanya.
“Apa Itu sogokan?” ejek Suk Hyung melihat kopi yan dibawa Dokter Chu. Dokter Chu membenarkan lalu mencari tempat duduk.
“Bagus. Lagi pula, aku tak bisa pulang ke rumah hari ini.” Ucap Suk Hyung.Dokter Chu langsung meminta maaf.  Suk Hyun bertanya Soal apa.
“Sebenarnya beberapa hari ini, aku pikir kau sangat menyebalkan. Tadinya aku pikir kau agak sentimental dan teliti, tak seperti penampilanmu. Namun, belakangan aku berpikir, "Ternyata dia sangat tidak peka," dan mengumpat dalam hati.” Kata Dokte Chu
“Aku yang minta maaf. Sekilas aku paham apa yang terjadi, tetapi para dokter residen pasti punya aturan sendiri. Aku mengerti kau lelah, tetapi tak tahu bagaimana harus turut campur dan menyelesaikan masalah. Maaf...aku tidak membantumu..” Ucap Suk Hyung
“Aku agak... sangat... kecewa sekali, Dokter. Ya, 'kan?” kata Dokter Chu.
“Aku memang banyak kekurangan. Jika lain kali terjadi hal macam ini, aku akan aktif turut campur dan menyelesaikannya. Aku sungguh minta maaf.” Kata Suk Hyung
“Tidak apa-apa. Aku sering memakimu dalam hati. Mari kita anggap impas.” Akui Dokter Chu.
Keduanya pun hanya bisa tertawa  Suk Hyung memberitahu kalau lebih suka orang yang bertanggung jawab daripada yang pintar dan cerdas. Ia menceritakan Saat datang naik taksi, beberapa kali terjebak lampu lalu lintas.
“Setiap kali terjebak, kau tahu betapa aku cemas kau akan berhenti bekerja jika pasien meninggal dunia? Kau... pasti akan menjadi dokter hebat. Kau bertanggung jawab, tidak melarikan diri, dan berusaha maksimal. Hari ini... kau luar biasa.” Puji Suk Hyung.
“Terima kasih, Dokter Yang.” Kata Dokter Chu senang. Suk yung meminta agar Istirahat
“Panggilan mengenai Do Jae-yeong biar aku yang urus.” Kata Suk Hyung. Dokter Chu tiba-tiba mengucapkan Terima kasih atas tteokbokki nya.
“Tadi Perawat Han Seung-ju memberitahuku.” Kata Dokter Chu tersenyum. Suk Hyung hanya tersenyum
“Dia bilang pada hari aku mengamuk... Tidak ada orang yang membelikan tteokbokki dan minta tolong semua orang untuk bantu aku, selain Dokter Yang. Dia minta aku jangan terlalu membenci Si Berengsek.” Cerita Dokter Chu. 
“Baiklah. Cepat pergi.” kata Suk Hyung seperti malu. Dokter Chu mengeluh Suk Hyung yang tak bilang hal semacam itu
“Kalau tahu, aku tak akan terlalu memakimu.” Kata Dokter Chu. Suk Hyung pikir Setidaknya stres Dokter Chu  hilang dengan memaki dan menyuruhnya agar segera pergi saja karena ingin mandi.


Flash Back
Di restoran, Ik Jun mengucapkan Terima kasih pada Ayah. Jun Won mengeluh padahal ia yang ingin traktir. Song Hwa pun mengucapkan Terima kasih. Suk Hyung akhrinya membayar semua lalu yang dibungkus juga.
Didepan IGD, Perawat Han keluar menghampiri mobil Suk Hyung. Suk Hyung pun mengucapkan Selamat menikmati. Perawat Han menerima makanan toppoki sambil mengucapkan Terima kasih dan memastikan kalau kembali lagi karena ini
“Ya. Aku mencemaskan Dokter Chu Min-ha. Tolong bantu dia. Sekarang dia pasti sangat lelah.” Ucap Suk Hyung. Perawat Han menganguk mengerti.
“Jangan bilang, aku yang memberikannya...Aku pergi... Selamat bekerja!” ucap Suk Hyung. 

Dokter Do menelp istirnya bertanya apakah sudah makan, Ia memberitahu kalau masih ada pekerjaan dan Beberapa saat laluseorang bayi tampan kembali ke pangkuan Tuhan jadi harus melepasnya. Ia pun mengucapkan salam pada istrinya kalau akan jumpa akhir pekan ini.
“Terima kasih... Aku mencintaimu...” ucap Dokter Do sebelum menutup telp dari istrinya.
“Astaga. Kalian masih seperti pengantin baru.” Ejek Dokter Yong datang dengan Dokter Ahn.
“Surat pengunduran dirimu bagaimana? Dokter Kim Jun-wan bilang apa?” tanya Dokter Ahn penasaran.
“Dokter Kim Jun-wan sama sekali tidak tertarik akan kehidupan pribadi orang lain. Sekarang pun dia bersikeras... pergi untuk mengatakan ucapan tajam kepada orang tua yang baru kehilangan anak.” Kata Dokter Do kesal. 


Jun Wan pergi menemui keluar yang sedang bersedih diruang tunggu, dengan wajah tenang mengaku bisa mengerti kalau mereka amat terpukul. Ia pun meminta maaf karena kelancangannya mengatakan hal ini.
“Apa kalian...bersedia menyumbangkan jantung Hun? Kondisi itu amat langka. Jika ada bayi lain dengan kondisi sama, maka aku ingin selamatkan mereka.” Ucap Jun Wan menegarkan hati. Keduanya hanya bisa terdiam
“Aku tahu permintaan ini tak pantas, tetapi jika kalian bersedia menyumbang jantung Hun, kami akan meneliti... dan berusaha agar tidak ada lagi bayi yang meninggal karena kondisi ini.” Jelas Jun Wan.
“Meski sulit, aku mohon... pertimbangkanlah. Maafkan aku.” Ucap Jun Wan membungkuk meminta maaf lalu pergi. Kedua orang tua Hun hanya bisa menangis. 


Keduanya akhirnya melihat bayi Hun yang masih mengunakan alat, memegang tangan dan kaki anak mereka untuk terakhir kalinya. Akhirnya Jun Wan sengaja mematikan alat yang hanya bisa diakses oleh  petugas medis dengan menekan [MATIKAN PELEMBAP SAAT MODE SIAGA, AKTIFKAN MODE SIAGA]
“Waktu kematian, bayinya Jo Mun-jeong... pada pukul 23.05.” ucap Jun Wan. Kedua orang tua Hun hanya bisa menangis. Sang ayah pun meminta maaf pada anaknya. 

Diruangan pastur menelp Jung Wan ingin tahu apakah sudah tentukan tanggal. Jung Won memberitahu kalau Jadwal operasinya penuh sampai akhir tahun dan baru sempat akhir Desember jadi memastikan apakah masih bisa.
“Sepertinya bisa... Mereka tahu situasimu... Jadi, mereka bisa mengaturnya.” Kata Pastur.
“Maaf aku merepotkanmu padahal kau sibuk... Tidak. Aku masih terus membujuk Ibu...Baik. Terima kasih.” Kata Jung Won lalu menutup telpnya. 


Direktur Ju heran melihat Dokter Do Jae-hak dan lalu menanyakan alasanya. Dokter Do mengaku sudah bicara dengan Dokter Kim Jun-wan. Namun, sepertinya dia sibuk jadi belum berkata apa pun. Direktur Ju menganguk mengerti.
“Masalah itu sudah selesai. Apa Kau belum dengar?” kata Direktur Ju. Dokter Do pikir Surat pengunduran dirinya sudah diterima
“Kau bicara apa? Masalah hukuman pemotongan gaji tiga bulanmu sudah selesai.” Kata Direktur Ju. Dokter Do bingung seperti ta percaya.
“Ya... Masalah itu sudah diatasi oleh Kepala BT. "BT" di sini maksudnya Bedah Torakoplastik. Kepala tiap bagian memiliki wewenang atas masalah dokter residennya, dan Kepala Bedah Torakoplastik sudah menolak Surat Pengajuan. Oleh Sebab itu, keputusan dicabut Apa Kau masih belum tahu?.”ucap Direktur Ju bangga
“Kami tidak memiliki Kepala Bagian.” Kata Dokter Do bingung. Direktur Ju mengaku Sekarang ada dan Baru saja.


Flash Back
Saat tengah malah, Direktur Ju terbangun dari tidurnya menerima telp dari Jun Wan lalu bertanya Ada apa tengah malam begini. Jun Wan mengatakan bersedia jadi Kepala Bagian jadi memohon agar bisa mengangkatnya.
“Kenapa kau tiba-tiba membicarakan hal konyol?< Hei! Sungguh? Kau bilang sendiri, ya? Jangan tarik ucapanmu kelak! Janji?” tegas Direktur Ju.
“Ya. Maaf mengganggu tidurmu... Sampai jumpa besok.” Ucap Jun Wan seperti tak ingin ada ketidakadilan seperti Dokter Chaen. 

“Dokter Kim Jun-wan juga sudah bicara dengan wali di telepon. Mereka akan melupakan masalah ini jika kau minta maaf. Asal tahu, dia meminta maaf mewakilimu. Katanya, "Dia dokter residen bawahanku. Aku akan bertanggung jawab agar hal ini takkan terjadi lagi." Jelas Direktur Ju
“Kurasa hubungan mereka terjalin baik... Astaga... Kim Jun-wan. Dia sangat baik kepada bawahannya. Mestinya dia juga baik kepada atasan.” Komentar Direktur Ju. Dokter Do hanya bisa melonggo bingung. 

PUSAT MEDIS YULJE
Didepan ruangan, Dokter Do terlihat gugup akan masuk ke dalam ruangan. Tapi tiba-tiba Jun Wan keluar ruangan bertanya apakah Dokter Do punya jas hitam. Dokter Do menganguk. Jun Wan pun meyuruh agar Cepat ganti baju dan akan menunggu di lobi. Dokter Do makin bingung.
**
Keluarga pasien kanker telihat gugup, Ik Jun menatap wajah mereak engan serus lalu memberitahu kalau Hasil akhirnya tidak ada penyebaran. Semua langsung bernafas lega dan mengucap syukur. Yang ada diruangan pun ikut senang mendengarnya.
“Sekarang Ayah bisa makan.” Kata sang anak. Sang ayah pun pun mau makan.
“Hasil menunjukkan semua baik, tak tersebar ke dada, tulang, maupun kepala. Syukurlah. Kau hanya perlu operasi sesuai rencana. Kau pasti dapat hasil baik setelah operasi dan perawatan karena ukuran pun kecil dan ditemukan saat masih dini.” Jelas Ik Jun, Mereka pun mengucapkan terima kasih.
“Ayah, sekarang kita makan... Ini kabar baik, Ayah.”ucap Sang anak memberikan nampan makanan pada ayahnya.
“Apa Hanya aku yang makan?” kata sang ayah bingung. Anaknya menganguk dan semua pasien yang ada diruangan pun mengucapkan selamat.
“Kini kau hanya perlu menjalani pengobatan.” Ucap keluarga pasien lain. Sang ayah pun mengucapkan terima kasih banyak.
“ApaKalian sudah menghubungi pihak asuransi? Ini Begini caranya.”kata Keluarga pasien ingin membantu.
“Terima kasih. Ayahku lebih bersemangat setelah pindah ke kamar ini. Terima kasih banyak telah membantu.” Ucap sang anak
“Kami tidak melakukan apa pun... Hanya mengobrol bersama.”kata keluarga pasien.
“Kalian sering mengajak kami bicara dan memberi semangat saat kami kebingungan sehingga kami bisa bertahan selama beberapa hari ini. Terima kasih banyak.”ucap Sang anak.
“Kalau begitu, ayo berpesta! Ayo kita rayakan!” ucap Sang ayah. Semua pun mulai mengoyangkan tubuhnya termasuk Ik Jun yang suka menari dan menyanyi. 



Nyonya Do memanggil suaminya memberitahu kalau dokter datang jadi meminta agar Beri jus untuk mereka. Suk Hyung mengau Tidak perlu dan mengucapkan Terima kasih karena Hari ini sudah banyak minum.
“Kemarin perutmu sakit luar biasa, ya? Sekarang bagaimana?” tanya Suk Hyung. Nyonya Do mengaku baik bahkan Jauh lebih baik daripada kemarin.
“Dokter Yang, terima kasih. Kau menyelamatkan aku dan bayiku.” Ucap Nyonya Do
“Kurasa ucapan itu tidak tepat untukku, dan lebih tepat untuk Dokter Chu Min-ha.” Kata Suk Hyung
“Dokter... Terima kasih... Selama ini aku merepotkanmu, ya? Maaf. Padahal aslinya aku tidak begitu. Aku sungguh minta maaf.” Kata Sang ibu merasa bersalah. Dokter Chu hanya bisa tertunduk merasa tak perlu seperti itu.
“Aku paham situasimu... Aku juga pasti akan begitu. Aku lebih berterima kasih karena kau dan bayimu... baik-baik saja. Terima kasih.” Kata Dokter Chu tak bisa menahan rasa sedihnya.
“Jangan menangis.” Ucap Suk Hyung, tapi Dokter Chu masih terus menangis. Sang suami pun mengecup tangan istrinya mengucapkan terimakasih. 

Jung Won berjalan pulang dan berdiri didepan IGD, lalu melihat Dokter Jang. Dokter Jang mencoba untuk tetap santai menyapa seniornya lebih dulu. Jung Wan pun membalasnya lalu berkomentar kalau Dokter Jang yang pulang lebih cepat hari ini.
“Ya, karena punya janji.” Ucap Dokter Jang singkat. Jung Wan pikir Dengan Dokter Chu Min-ha.
“Bukan.” Kata Dokter Jang dan saat itu sebuah mobil datang. Jung Wan terlihat melihat seorang pria yang menjemput Dokter Jang.
“Aku pergi dahulu.” Ucap Dokter Jang lalu masuk mobil. Jung Won hanya bisa terdiam karena tak percaya kalau Dokter Jang bisa pindah kelain hati dengan cepat. 



“Hai, Andrea! Apa Kau habis lihat malaikat? Kenapa kau termenung begitu?” ejek Ik Jun yang ada dialam mobil
“Cuaca dingin. Cepat naik!” kata Song Hwa. Jung Won pun akhirnya naik ke mobil.
Didalam mobil, Ik Jun menceritakn tentang pasienya saat mengatakann "Dia terkena kanker." Lalu keluarganya membeku. Song Hwa pikir Tentu itu bagai petir di siang bolong bagi keluarga karean Hal itu hanya mereka  dengar dalam drama.
“Namun, mereka lantas berpesta begitu dengar tak ada penyebaran.” Ucap Ik Jun. Song Hwa tak percaya mendengarnya.
“Ya, dengan para pasien sekamar.” Ucap Ik Jun. Jung Won pikir Operasi saja belum, Ik Jun membenarkan.
“Keluarga yang harmonis. Aku iri.” Kata Suk Hyung. Ik Jun memberitahu kalau Sangat harmonis!
“Pasien memiliki dua putri, dan semenjak dia dirawat, kedua putrinya tidak bekerja dan belajar. Astaga... Aktivitas keluarga terhenti, dan hanya merawat sang ayah.” Cerita Ik Jun
“Meski situasinya agak kurang bagus, tetapi aku senang melihatnya. Kurasa itu keluarga sebenarnya. Melihat mereka, aku jadi menelepon ayahku.” Ungkap Ik Jun
“Tadi aku juga menengok pasien yang sedang pemulihan setelah operasi, dan kulihat tatapan sang suami begitu manis. Aku bisa lihat suaminya begitu mengasihi dan mencintai sang istri. Hatiku pun melunak.” Ungkap Suk Hyung
“Menikahlah lagi.” Ejek Ik Jun. Suk Hyung menyuruh Ik Jun saja yang menikah lagi.
“Jun-wan mana?” tanya Song Hwa. Jung Won menjawab Dia punya janji jadi Hari ini mereka berempat saja.
“Astaga, dia benar-benar jatuh cinta! Pacarnya siapa? Aku penasaran ingin bertemu.” Kata Ik Ju penasaran.
“Hari ini tangan Ik-jun sakit, Jun-wan pun tak bisa datang. Apa kita berlatih lain kali?” ucap Song Hwa
“Apa maksudmu? Jariku baik-baik saja. Bahkan mestinya jariku sudah lama sembuh jika kau tak membalut banyak di awal. Pengobatan berlebih memang masalah utama rumah sakit.” Ejek Ik Jun
“Apa kau bilang? Aku terlambat ke pernikahan karenamu!”teriak Song Hwa kesal
“Siapa suruh hadir di pernikahan orang tak akrab?” ucap Ik Jun. Son Hwa menyalahkan Ik Jun karena datang terlambat.
“Tanganku tak sembuh karenamu!” balas Ik Jun. Song Hwa mengeluh Ik Jun Tak tahu terima kasih dan memperingatkan agar Jangan ke kantornya lagi. Ik Jun pun menyuruh Song Hwa jangan ke ruanganya juga. 



Ik Jun dkk mulai berlatih, dengan lagu yang sedikit slow tanpa  mengunakan gitar dan Ik Jun hanya duduk sambil menyanyi. Sementara orang tua Bayi Hun duduk sambil memeluk anak pertama mereka. Saat itu Sang ayah melihat Jun Wan datang.
Jun Wan berjala dilorong dengan Dokter Ahn. Ibu Bayi Hun pun mendekati Jun Wan lalu menangis didadanya. Jun Wan mencoba menahan tangisnya dan menenangkan pasienya yang harus kehilangan sang anak. 

Sebuah ambulance datang, petugas menanyakan “Siapa namamu?” tapi tak ada sahutan. Sampai ddepan IGD, dokter menanyakan keadaan pasien. Suk Hyung berlari keluar ruangan terlihat panik. Dokter Bong sedang memberikan CPR meminta agar bisa bertahan. Suk Hyung sampai diIGD hanya bisa menangis melihat ibunya sedang diberi CPR dan tak sadarkan diri.
Bersambung episode 9

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar