PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 21 Mei 2020

Sinopsis Mystic.Pop Up.Bar Episode 1 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Seorang anak remaja berjalan dalam kegelapan wajahnya linglung, saat itu Ia sampai di sebuah tempat berdoa dan langsung menjatuhkan semua persembahan. Buah-buah pir pun jatuh berantakan.
Flash Back
Si anak itu yang bernama Wol Ju memegang tangan seorang wanita seperti merasakan sesuatu, saat membuka matanya. Beberapa orang menunggu diluar rumah dengan wajah khawatir.
“Apa kau melihat sesuatu?” tanya si pria. Wol Ju tahu kalau Suaminya baru saja  meninggal.
“Benar. Sudah tiga setengah bulan.”kata si pria. Wol Ju memberitahu  Ada masalah di kuburannya.
“Energi hitam  mengganggunya beristirahat.” Ucap Wol Ju. Si pria bingung dengan Energi hitam,
“Dia muncul dalam mimpi Nenek dan marah-marah. Pindahkan kuburan itu ke tempat penuh matahari agar Nenek bisa cepat sembuh.” Ucap Wol Ju.


Wol Ju tersenyum bahagia berjalan dipasar,  salah seorang wanita menyapanya karena akan pulang. Wol Ju pun bertanya apakah sudah bisa tidur nyenyak sekarang. Si wanita menganguk dan mengucapkan terimakasih karena itu semua berkat Wol Ju.
“Apa pertunangan adikmu berjalan lancar?” tanya Wol Ju berjalan ke tempat penjual lainya.
“Tentu. Bila kau tidak bantu, kami semua sudah tertipu oleh pria itu. Ternyata dia sudah punya istri dan anak.” Kata si wanita
“Mungkin karena itu ada wanita yang selalu muncul di mimpi adikmu.” Komentar Wol Ju
“Aku benar-benar merasa lega.” Ucap si wanita. Wol Ju pun ikut senang mendengarnya. 

Seorang ibu membungkuk di sebuah tempat persembahan dibawah pohon dengan banyak makanan yang diberikan. Ia memohon kalau sudah berdoa dengan tulus, tapi mengapa Putra Mahkota tak juga membaik.
“Pohon Keramat, tolong beri aku jawaban.” Ucap Ratu. Pelayan datang mendekat lalu membisikan sesuatu.
“Benarkah? Ada anak seperti itu?” kata Si ratu yang mendengarnya tak percaya.

Wol Ju pulang ke rumah, terlihat banyak peralatan sebagai dukun. Ibunya mengeluh Wol Ju agar berhenti dan tak mau mendengarkan ucapan ibunya. Wol Ju mengeluh tak bisa berhenti dan membiarkan Nenek sakit, menurutnya ia sangat senang dapat membantu sesama dengan kemampuan ini.
“Aku tak mau kau seperti diriku.” Kata Ibu Wol Ju. Wol Ju ingin tahu alasanya.
“Aku malah sangat senang ketika orang berkata aku membawa hidup dan kebahagiaan untuk mereka. Itu membuatku gembira.” Kata Wol Ju santai.
“Dasar kau ini... Kini kau sudah cukup tua, sudah saatnya memikirkan pernikahan. Aku akan minta makcomblang carikan jodoh, jadi, jangan melawan dan jauhi masalah.” Kata Ibu Wol Ju
“Aku tak mau itu, Bu. Cinta datang kepada seseorangkarena takdir yang ada. Bila takdirku datang, aku pasti langsung menikah dengannya, jadi, jangan mendesakku.” Tegas Wol Ju
“Kau sangat kekanak-kanakkan. Lupakan saja. Kau memang tak mendengarkanku.” Keluh ibunya.
Saat itu terdengar dari luar rumah “Wol-ju, terimalah perintah istana!” 


Pangeran terbaring didalam kamar dengan ibu yang ada disampingya. Wol Ju pun datang dengan tertunduk. Ratu memastikan kalau wanita yang ada didepanya itu memang Wol Ju. Wol Ju membenarkan. Ratu tahu kalau Ibu Wol Ju seorang dukun. Wol Ju membenarkan.
“Bacakan mimpi Putra Mahkota untukku.” Peritah Ratu. Wol Ju pun memegang tangan Pangeran dan langsung terlihat panik.
“Ada apa?” tanya Ratu itu gugup. Wol Ju mengatakan Ini terlalu banyak. Ratu tak mengerti apa maksudnya.
“Roh penuh dendam dari mereka yang dibunuh keluarga kerajaan sedang menghantui Putra Mahkota dalam mimpinya.” Ucap Wol Ju
“Apa? Roh penuh dendam? Jadi, apa yang bisa dilakukan untuk mengusir mereka?” tanya Ratu panik
“Kita harus menenangkan mereka, bukan mengusir. Pindahkan mayat yang dikubur dalam hutan ke tempat bersinar matahari, dan beri penguburan.” Jelas Wol Ju
“Bagaimana kita tahu lokasi tepatnya?” tanya Ratu.Wol Ju meminta agar memberinya waktu beberapa hari.
“Aku akan bicara dengan setiap roh dan kumpulkan lokasinya.” Ucap Wol Ju. Ratu pun mengerti meminta agar Wol Ju coba lakukan itu.
“Bila itu bisa menyelamatkan Putra Mahkota, aku akan melakukan apa pun.” Tegas Ratu. 


Akhirnya Wol Ju beberapa hari dalam kamar Pangeran memegang tanganya. Wajah Pangeran yang sempat hanya terdiam terlihat tersenyum, Wol Ju pun bisa menenangkan para arwah yang mengangu. Ia pun bertemu Ratu kembali.
“Apa Kau tak perlu masuk kamarnya lagi?” tanya Ratu. Wol Ju membenarkan.
“Roh penuh dendam yang menghantuinya sudah kutenangkan, Putra Mahkota pun mulai lebih tenang dalam mimpinya sekarang.” Jelas Wol Ju. Ratu pun menganguk mengerti.
“Kau benar. Wajah Putra Mahkota tidak terlalu pucat sekarang dan dia sudah bisa tersenyum. Terima kasih banyak, Wol-ju. Kau menyelamatkannya... Ah... Bukan, kau menyelamatkan keluarga kerajaan. Aku akan beri upah yang sepadan untukmu.” Ucap Ratu.
“Tidak perlu.. Sudah cukup bagiku mengetahui bahwa aku sudah membantu Yang Mulia.” Kata Wol Ju
“Tidak, kau tetap harus mendapat hadiah.” Kata Ratu merasa Wol Ju sangat berharga untuk kesehatan anaknya. 

Wol Ju mendapatkan banyak sekali hadiah dari istana, bahkan dibayar dengan emas dalam kotak. Ia hanya bisa terdiam melihat sebuah aksesoris untuk bajunya yang terlihat sangat berarti. Sementara didalam istana, Pangeran sudah sembuh dan terlihat tersenyum bahagia.
“Yang Mulia, karena kau telah sembuh kau diperintahkan untuk kembali belajar mulai malam ini.” Ucap Kasim. Pangeran hanya terus tersenyum. Yang Mulia.
“Mengapa dia seperti itu? Dia sering tertawa sendiri, dan melamun saat dipanggil orang lain. Dia seperti kehilangan akal sehatnya.” Komentar Ratu dari kejauhan melihat anaknya.
“Benar, Yang Mulia. Dia sudah beberapa hari seperti itu. Tabib kerajaan mengatakan dia tak sakit.” Kata Pelayan
“Apa mungkin... ini adalah efek pembacaan mimpi kemarin? Panggil Wol-ju kembali.” perintah Ratu. 


Didepan rumah, beberapa tetangga membahas kalau Hidup Wol-ju benar-benar berubah setelah dia dipanggil kerajaan bahkan mendapat banyak harta sekarang. Beberapa orang tak peraya kalau Wol Ju bisa mendapat harta itu karena membaca mimpi.
“Mungkin saja dia juga tidur dengan Putra Mahkota. Sepertinya dia mengincar posisi selir.” Komentar yang lainya. Saat itu pelayan istana lewat mendengarnya.
“Anak itu pasti menaruh sesuatu dalam mimpi Putra Mahkota. Karena itulah Putra Mahkota bisa tertarik pada anak dukun sepertinya. Putra Mahkota benar-benar tercuci otaknya sampai dia selalu mengunjungi Wol-ju setiap malam.” Komentar Bibi satu
“Orang yang tak berpendidikan dan berlatar baik pasti akan menjual tubuhnya untuk apa pun... Astaga.” Kata Bibi yang lainya. 


Ibu Wol  Ju terlihat sedang melakukan pemujaan dan tiba-tiba merasakan sesuatu yang tak baik. Beberapa saat kemudian Wol Ju heran dengan ibunya yang meminta agar menggunakan pakaiannya dan ingin tahu  Ada masalah apa
“Pergilah ke rumah pamanmu di Suwon. Butuh satu jam ke sana. Kau harus gulung rambutmu.” Ucap Ibu Wol Ju.
“Ada apa sebenarnya, Bu? Menggulung rambut sebelum menikah akan dibicarakan orang.” Keluh Wol Ju
“Apa itu penting sekarang? Hubungan tak ditentukan oleh pernikahan saja.  Yang penting itu cinta.” Ucap Ibu Wol Ju
“Apa Ibu sudah tahu itu?” tanya Wol Ju bingun.Ibunyamengaku  tentu tahu semua rumor tentang anaknya.
“Semua orang sedang mengejarmu dan ingin membunuhmu sekarang, jadi, kau tak bisa tinggal di Hanyang lagi. Cepat pergi dan jangan kembali.” kata Ibu Wol Ju
“Bagaimana bisa... aku pergi sendiri meninggalkan Ibu?” kata Wol Ju tak ingin pergi
“Kau takkan sendiri. Ketika kau kesepian, pegang erat tusuk konde ini. Ia akan mengantarkanmu kepada orang yang kau cari.” Kata Ibu Wol Ju memberikan tusuk konde pada anaknya. Wol Ju hanya terdiam.
“Apa perkataan ibu pernah salah selama ini?” kata Ibu Wol Ju menyakinkan. 



Akhirnya Wol Ju pun berjalan pergi lalu tiba-tiba terdengar suara teriakan “Kebakaran” dan melihat api yang membara di desanya. Ia pun bergegas kembali dan langsung masuk ke dalam rumah yang sudah terbakar mencoba menyelamatkan ibunya.
“Aku bersalah padamu. Aku benar-benar bersalah padamu, Bu. Jangan tinggalkan aku... Tidak!” teriak Wol Ju
Tapi ibunya tak selamat, Wol Ju pun berjalan menyusuri kegelapan dengan tatapan kosong dan terlihat menahan dendam. Ia pergi ke tempat pemujaan dan langsung menjatuhkan semua makanan di atas meja persembahan.
Akhirnya Wol Ju berdiri ditepi pohon mengatakan “Dalam kematianku pun... Dalam kematianku pun, akan kukutuk kalian semua.” Ucap Wol Ju akhirnya melakuan bunuh diri pada dahan pohon keramat.
Saat itu yang terjadi malah keluar sinar seperti kunang-kunang yang terang. Ia pun diselimuti oleh sinar yang sangat terang sampai salah satu titik sinar pun berjalan berpindah ke era masa kini. 
Seorang wanita terlihat bersoleh dengan baju dan dandanan yang mengoda. Ia memberikan sepiring daging, Seorang tamu mengaku tak memesan ini. Wol Ju mengatakan Ini gratis karena wanita itu tamu pertama jadi memita makan saja.
“Mau minum apa?” tanya Wol Ju pemilik [KEDAI MISTIS] lalu memberikan sebotol soju pada pelangganya.
“Kita Minum Seperti Bos saja.” Ucap Wol Ju. Si wanita hanya diam saja. Wol Ju ingin tahu ada apa.
“Kau tampak dikerjai banyak orang seharian, jadi, minumlah seperti bos sekarang.” kataWol Ju sambil bergumam.
“Mata merah, bibir pecah-pecah, juga kulit yang menguning. Dia sedang memikirkan sesuatu. Kemejanya kotor dan tangannya gemetar? Coba Lihat kantong matanya.” Gumam Wol Ju yakin layaknya seperti seorang psikolog
“Baiklah! Kau terpilih hari ini.” Kata Wol Ju. Si wanita bingung.  Wol Ju mengatakan Bukan apa-apa dan menyuruh agar Minum saja terus. Jangan berhenti.
“JadiAda apa? Kau sepertinya sedang banyak pikiran.” Kata Wol Ju mencoba memancing.
“Apa Kau dapat melihat itu?” tanya si wanita. Wol Ju mengaku bisa karena berpengalaman untuk itu.
“Aku bisa tahu dari caramu memegang gelas.” Ucap Wol Ju. Si wanita ingin bercerita. Wol Ju pun bergumam memintaa agar Wol Ju memberitahukanya.
“Ahh.. Lupakan saja. Ini tak serius.” Kata Si wanita enggan membahasnya.
“Bagaimana mungkin itu tak serius? Wajahmu pucat. Ayo Cepat beri tahu aku.”kata Wol Ju
“Jadi, di perusahaanku... Tidak ada apa-apa. Semua orang hidup seperti itu. Tak perlu dipusingkan. Aku senang masih sehat.” Ucap s wanita
“Hei, bayar makananmu ini nanti.” kata Wol Ju kesal. Si wanita bingung karena ini gratis tadi.
“Kau masih sehat, jadi, untuk apa cari yang gratis? Cepat Bayar!” tegas Wol Ju marah 
[KEDAI MISTIS]
Terlihat angka [99990] lalu mengeluh kalau  Susah sekali mencapai 100.000. Manager Gwi pun menyalahkan Won Ju yan gantung diri di Pohon Keramat karena tak ada yang menyurhnya. Wol Ju mengeluh Manager Choi itu merasa terganggu dengan tempatnya menggantung diri.
“Bila kau gantung dirimu di pohon biasa, kita tak usah melakukan ini. Aku sampai terseret menjadi manajer di sini. Dari penangkap setan menjadi pengupas bawang. Apa Kau pikir ini masuk akal?” keluh Manager Choi dengan mata yang mulai perih.
“Apa ada yang berakal sehat saat mereka bunuh diri? Setelah kupikir, kedai tak bisa membantu. Kita mungkin harus ganti pekerjaan. Bagaimana jika menjadi penyiar internet?” ucap Wol Ju. Manager Choi bingung.
“Aku lihat banyak orang berkeluh kesah di kolom komentar saat acara. Mereka tak perlu bertemu denganku langsung. Bukankah itu cara yang baik?” ucap Wol Ju yakin
“Apa semua orang bisa? Kau harus bertalenta untuk itu.” Kata Manager Choi mengeluh
“Kau pikir aku tak bisa? Aku bisa mengatakan "Halo semua, VJ Weol-ju hadir untukmu. Astaga! Terima kasih pada pengupas bawang, Guibanjang, atas donasinya. Kau akan pencet tombol suka dan ikuti, 'kan?" kata Wol Ju dengan gaya imut
“Aku sungguh mau memencetmu... Banyaknya komentar pedas di internet menjadi masuk akal bagiku.” Jelas Manager Gwi.  Wol Ju bingung.
“Karena tak bisa pukul langsung, mereka gunakan kata-kata. Lihat kepalanku bergetar sekarang.” Kata Manager Gwi. Wol Ju  tak percaya mendengarnya langsung melempar bawang bombay.
“Beraninya kau melempar ini.” Ucap Manager Gwi. Wol Ju mengeluh Manager Gwi makin pintar sekarang.
“Kau bercanda? Kau tak tahu seberapa besar tekanan yang aku dapat. Aku harus lapor ke atasanku.” Keluh Manager Gwi
“Ada yang bisa dilaporkan, 'kan? Aku tidak hanya bermain.” Keluh Wol Ju
“Itu hanya bisa dibuktikan dengan pencapaianmu, tapi kau bahkan tidak bisa membuka pintu Dunia Mimpi selama enam bulan.” Ucap Manager Gwi.
“Coba lakukan sendiri. Apa Kau pikir masuk ke mimpi manusia dan menenangkan mereka sesuatu yang mudah? Bila tahu apa yang aku alami, mereka takkan bicara banyak.” Keluh Wol Ju. 




Flash Back
[DUNIA MIMPI: CERITA HEUNGBU]
Sepasang pria dan wanita seperti sedang memotong telur besar dan meminta agar membawakan harta. Tapi saat terbuka Wol Ju keluar dan  membuat si pria kaet dan bertanya-tanya “Ada apa ini? Mengapa? Apa aku berbuat salah?”
“Masih saja bertanya! Kesalahanmu adalah rakus dan mementingkan diri sendiri. Mengusir adikmu, mengambil warisan ayahmu, dan memukul adikmu saat dia minta tolong. Tak hanya itu, kerakusanmu mematahkan kaki seekor burung walet.” Ucap Wol Ju marah
“Apa kau tahu kesalahanmu sekarang?” kata Wol Ju marah di Tahun 1568 

Tahun 1569
Wol Ju bertemu dengan seorang wanita dudk termenung. Wol Ju mengeluh pada Chun-hyang agar bisa melihat keadaannya. Chung Hang mengatakan tak bisa menahan ini lagi. Wol Ju bingung.
“Maksudku, semua orang tak tahu Lee Mong-ryong akan kembali atau tidak. Jadi, apa aku harus terus menunggu? Dia bisa saja kecelakaan dalam perjalanan ke kota untuk tes, atau jatuh cinta dengan gadis lain. Aku tak tahu apa pun tentangnya sekarang.” Kata Chung Hang
“Tetap saja, tunggulah sebentar lagi.”ucap Wol Ju. Chung  Hong menegaskan Aakan beri tahu Kepala Daerah sekarang bahwa bisa tidur dengannya malam ini.
“Kau ini! Jangan gegabah seperti itu. Ayo Minum ini dulu dan pikirkan kembali.” ucap Wol Ju
“Sepertinya ini alkohol berkualitas yang kau punya.” Kata Chung Hang melihat botol minuman dan menurutnya sangat enak.
“wahh... Bukan main... Ini enak sekali.” ucap Chung Hang trus minum dan saat itu Wol Ju tak bisa menahanya Chung Hang yang terus minum. 



Chung Hang terbangun dengan kepala yang siap dipenggal, lalu bertanya-tanya Bagaimana bisa dia muncul di mimpinya dan menurutnya Topi kertas yang dia gunakan sepertinya menandakan dia lolos.
“Baiklah... Karena aku sudah menunggunya lama, lebih baik aku tunggu sebentar lagi.” Ucap Chung Hang dan terdengar suara teriakan”Inspektur Kerajaan datang!” 

Tahun berikutnya, 8748
Wol Ju berada di bar berbicara dengan Jenderal MacArthur yang minum lebih banyak hari ini. Jendral mengaku Belakangan ini sedang banyak pikiran karena harus mencari cara untuk bisa menembus barisan musuh.
“Kalau begitu, kau butuh ini untuk menyelesaikan masalahmu.” Ucap Wol Ju memberikan minumanya khususnya. Jendral ingin tahu Apa itu?
“Ini adalah gabungan soju dengan bir. Coba habiskan dalam satu teguk.” Ucap Wol Ju.
Akhirnya jendela pun meminta  Semuanya, bersiaplah ke Incheon. Wol Ju pun bisa masuk mimpi 38173. 


Wol Ju marah karena sudah berusaha mati-matian untuk menyelamatkan 99,990 roh gentayangan. Namun, manager Gwi bilang ia tak ada hasil dan hanya bermain saja, ia berpikir Manager Gwi Rupanya mau mati di tangannya. manager Gwi pun hanya bisa diam saja.
“Namun, kau tetap harus mendapat sepuluh roh lagi agar tugasmu selesai. Selain itu, cobalah lebih ramah pada tamu. Kau sangat memaksa mereka untuk menceritakan kecemasannya. Apa itu membuat mereka bicara?.” Kata Manager Gwi
“ Berbuat baik pada mereka malah buat mereka lebih waspada padaku. Orang berkeluh kesah sambil minum? Itu bukan tren lagi sekarang. Saat ini orang tak mudah bercerita pada orang lain.” Keluh Wol Ju
“Selain itu, aku muncul di Dunia Mimpi dan menenangkan jiwa mereka. Bukankah aku sudah baik? Sialan. Kalau bisa, aku juga tak mau berbicara dengan mereka.” Ucap Wol Ju kesal
“Kalau begitu, beri lebih banyak makanan gratis. Semua orang suka makanan gratis.” Kata manager Gwi
“Aku beri tahu kembali. Seperti yang kau tahu, orang tak lagi sering datang ke kedai kaki lima. Tak ada orang yang bisa kuberi makanan gratis. Bagaimana bisa aku melawan bisnis kirim makanan yang cepat dan bisa ke mana saja?”keluh Wol Ju
“Jika atasan bertanya, beri tahu mereka bahwa ini masalah zaman bukan masalahku, dan aku terus berusaha di sini” tegas Wol Ju marah
“Kau sangat berani berbicara saat sedang dihukum 500 tahun. Benar-benar hebat.”ejek Manager Gwi. 


[SWALAYAN KAPEUL]
Si wanita tersenyum menyapa pelanggan memberitahu Diskon daging babi Jeju. Sementara dibagian CS, seorang nenek menghitung telurnya.  Han Kang Bae memberitahu Satu pecah, jadi, totalnya 29 dan sudah periksa tiga kali.
“Aku cek sekali lagi.” Ucap sang nenek tiba-tiba memegang tangan Kang Bae. Kang Bae pun merasakan sesuatu begitu juga sebaliknya.
“Anakku yang paling muda berumur 29 tahun dan sampai sekarang belum dapat kerja.” Ucap Sang nenek  tiba-tiba bisa langsung terbuka.
“Begitu rupanya. Kau pasti sangat sedih.”balas Kang Bae yang berkerja di PUSAT KEPUASAN PELANGGAN lalu memanggil Pelanggan 36.

“Halo, Bu. Mohon berikan nomornya kepada kami.” Sapa Kang Bae dan saat  itu ujung tangan mereka bersentuhan. Si wanita seperti langsung merasa kalau bisa menceritakan semuanya.
“Aku berusia 36 tahun. Aku bertemu seorang pria dan mencintainya dengan sangat mendalam.” Cerita si wanita. Kang Bae melonggo bingung.
“Walau semua orang menuduhku sebagai perusak rumah tangga, cinta kami menjadi lebih penuh rahasia, dan juga kuat. Cinta kami panas seperti magma di dalam Bumi.” Cerita si wanita. Kang Bae mengerti mencoba tetap tenang. 


Manager memberitahu kalau akan umumkan Karyawan Bulan Ini. Kang Bae dan temanya pun menunggu. Manager memberitahu Dia menang lima bulan berturut-turut dan ini menurutnya Sebuah rekor baru. Kang Bae terlihat penasaran.
“Selamat, Nona Song Mi-ran dari bagian daging!”ucap Manager. Kang Bae tak percaya Mi Ran lagi yang terpilih
“Beri dia tepuk tangan.” Kata Manager. Kang Bae pun seperti terpaksa memberikan tepuk tangan. 

Kang Bae berjalan dengan Choi Jin Dong, Jin Dong tak percaya Mi-ran hebat sekali karena bisa menang lima bulan beruntun. Kang Bae pun tak percaya karena Mi Ran padahal masuk bersamanya sebagai karyawan kontrak jadi Pasti dia akan menjadi karyawan tetap.
“Bila iri padanya, bekerjalah dengan baik. Berhenti mengobrol dengan pelanggan.” Komentar Ma Seung Ho ikut gabung
“Baik, Pak. Aku akan kurangi.” Kata Kang Bae. Jin Dong membela temanya menurutnya Walau Kang-bae lambat dalam menyelesaikan tugasnya,
“Tapi pelanggan yang dia layani selalu sangat puas dengan pelayanannya. Bukankah kualitas lebih baik daripada kuantitas? Betulkan, Kang-bae?” kata Jin Dong ingin memeluk temanya tapi Kang Bae bisa menghindarinya.
Jin Dong dan Seung Ho melonggo bingung. Kang Bae tak ingin membahasnya bergegas pamit pergi karena ada janji dan sudah larut malam. Seung ho bingung dengan tingkah Kang Bae lalu berpikir Jin Dong menganiaya teman kerjanya sendiri. Jin Dong mengaku tidak dengan wajah bingung.
“Kang-bae paling benci bila ada orang yang menyentuhnya. Bahkan di swalayan, dia seperti belut. Dia pintar menghindari sentuhan orang lain.” Cerita Jin Dong. 


Kang Bae masuk ke sebuah restoran melihat temanya sudah menunggu lalu memanggil Jin-tae. Jin Tae pun menyapa Kang Bae berkomentar tak berubah sama sekali dan menurutnya ini Pertama kali bertemu setelah lulus, Kang Bae hanya terdiam melihat tangan Jin Tae.
“Maaf, aku lupa kondisimu.” Ucap Jin Tae lalu duduk dan berkomentar Kang Bae yang masih sama. Kang Bae membenarkan
“Kau yang pertama menghubungiku setelah...” kata Jin Tae.  Kang Bae mengaku senang kau menghubunginya dan mengucapkan Terima kasih.
“Tak usah begitu. Karena terlalu sibuk dengan bisnisku, aku merasa kesepian sekarang. Aku jadi teringat teman lama.” Ucap Jin Tae dan tak sengaja seseorang menabrak Jin Tae membuka kopinya tumpah.
“Maafkan aku.” Kata si pria. Jin Tae hanya bisa mengumpat. Kang Bae pun memberikan sapu tanganya, saat itu tangan mereka bersentuhan.
“Apa Kau tak apa-apa?” tanya Kang Bae. Jin Tae langsung berkata jujur Tak mungkin ke sini bila tak apa-apa.
“Aku sedang susah, jadi, meneleponmu. Hanya si bodoh Han Kang-bae yang senang mendapat telepon dari teman sekolahnya. Semuanya menolak teleponku. Semua orang sangat jahat.” Ungkap Jin tae.
“Setiap aku menyebut matras giok, mereka berkata ini penipuan.” Akui Jin Tae. Kang Bae bingung dianggap Penipuan.
“Tapi, terima kasih sudah menelepon. Aku senang melihat wajah temanku.” Kata Kang Bae.
“Teman? Aku begini karena ingin memanfaatkanmu. Coba pikir. Saat SMA, kau selalu terlihat depresi dan duduk di pojokan. Kau itu dikucilkan. Dulu aku juga sangat membencimu.” Ucap Jin Tae.
Kang Bae mengerti mencoba menahan rasa sedihnya. Saat itu Jin Tae mulai tersadar dan berpikir pasti sudah gila lalu bergegas pergi sambil mengeluh kalau Kang Bae padahal pelanggan terakhirnya. Kang Bae hanya diam saja. 


Kang Bae duduk sendirian di halte dengan wajah sedih lalu melihat poster yang ditempel [SAMPAIKAN PERASAAN TERDALAM DAN BUAT HUBUNGAN INDAH]
“Perasaan terdalam? pakah perasaan terdalam selalu indah? Ini yang kusadari selama 27 tahun hidupku. Bila kau ingin punya hubungan baik dengan orang lain, lebih baik kau sama sekali tidak tahu perasaan terdalam mereka.” Gumam Kang Bae.
***
Saat itu terdengar teriakan dari tengah jalan, Mi Ran memanggil Taksi  dan terus mengumpat karena Sopir taksi bahkan tidak menghiraukannya. Kang Bae hanya melihat kebingungan. Beberapa orang mulai melihat tingkah Mi Ran yang mabuk.
“Kalian semua pasti berpikir aku mudah dikerjai karena selalu tersenyum. Sialan! Kau! Dasar berengsek... Akan kubunuh kau!” teriak Mi Ran histeris. Kang Bae bingung melihat tingkah Mi Ran yang berbeda dengan yang ada ditempat kerja. 

[SWALAYAN KAPEUL]
Pagi hari Mi Ran menyapa semua pelanggan dengan senyuman meminta agar mencoba sample daging babinya. Seorang pria datang mencoba berkomentar Dagingnya benar-benar enak dan menurutnya Sampel daging selalu enak dan gurih.
“Benar. Langsung dari Pulau Jeju... Babinya hanya makan teh hijau, jadi...” ucap Mi Ran.
“Berisik. Cepat bakar dagingnya. Kau lama sekali dibanding yang lain.” Kata pelanggan. Mi Ran bingung dan akhirnya hanya bisa meminta maaf.
“Kau Lama sekali. Biar aku contohkan... Mari kulihat. Mana yang sudah matang? Ayo makan tiga lapis.” Kata si pria mengambil penjepit daging.
“Tolong kembalikan penjepitnya, Pak.” Ucap Mi Ran. Si pria menolak karena mau makan sampelnynya.
“Kau ini benar-benar bodoh. Makanya kau hanya membakar daging.” Ejek Si pria. Mi Ran tak bisa menahan emosinya lagi.
“Apa maksudmu? Ini tempat pekerjaanku. Itu penjepitku. Jadi Kembalikan.” Kata Mi Ran. Keduanya pun saling tarik menarik.  Dan akhirnya Mi Ran didorong sampai terjatuh. 


Beberapa pelanggan melihat Mi Ran merasa kasihan dan meminta agar memanggil satpam, Manager Bae, Wol Ju dan Kang Bae melihat dari kejauhan. Mi Ran tak bisa menahan emosi melepar daging  tapi  malah mengenai wajah Kang Bae.
“Sudahlah. Ambil saja ini. Apa kau dapat gaji satu juta won dengan pekerjaan ini? Heran, semua orang miskin selalu saja sombong dengan statusnya. Kau pasti tak belajar baik di sekolah. Karena itu kau membakar daging sekarang.” Ejek Si pria.
“Beraninya kau marah-marah. Kau harusnya tahu kastamu di sini. Apa Kau tak tahu siapa aku?” kata si pria. Tiba-tiba Wol Ju yang tadinya pergi tiba-tiba datang langsung mencekik leher sampai terangkat.

“Kaulah yang berkasta rendah dan tak berpendidikan. Pengemis yang ingin mengisi perut dengan makanan gratis.” Ucap Wol Ju. Kang Bae dan Min Ran hanya bisa melonggo.
“Setidaknya pengemis menghormati yang memberi makan. Beraninya kau berbuat onar saat kau hanya makan sampel gratis? Kau tidak lebih baik dari pengemis!” ucap Wol Ju marah dan langsung melemparnya.
Semua pengunjung pun kaget melihat pelanggan yang dilempar ke lantai.  Wol Ju pun langsung melangkah pergi.
“Mengapa banyak orang gila di swalayan ini? Panggil atasanmu. Cepat!” teriak si pria.
***
Bersambung ke part 2 

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar