PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 24 Mei 2020

Sinopsis Oh My Baby Episode 3 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Ha Ri akhirnya dibawa keluar dari restoran, beberapa wartawan sudah menunggu dan langsung bertanya “Bagaimana perasaan Anda sekarang. Berkomentarlah. Kami dari acara TV berjudul "Unbelievable Incidents".’Ha Ri mencoba menutup wajahnya mengaku Tidak ada yang bisa dikatakan.
“Kenapa Anda bersamanya?” tanya wartawan. Ha Ri mengaku merasa difitnah.
“Beri tahu kami kenapa Anda merasa difitnah.” Ucap Wartawan. Ha Ri akhirnya dibawa masuk ke dalam mobil. 


“Pak, aku sangat takut. Aku takut dia mungkin terlibat semacam sindikat kejahatan. Aku ke sana untuk melakukan tugasku sebagai jurnalis. Lihat, tanganku gemetar. Ucap Ha Ri memberikan pernyataan dikantor polisi.
“Aku tidak cukup berani untuk melanggar hukum. Tingkat penangkapan Anda pasti tinggi.” Ucap Ha Ri melihat polisi yang tak bergeming.
“Jalanilah hidup yang normal.” Kata Polisi. Ha Ri bertanya Apa itu hidup yang normal?
“Patuhi hukum dan hiduplah seperti orang lain.” Ucap Polisi. Ha Ri pikir itu pasti harus mematuhi hukum.
“Tapi terkadang, hukum tidak bisa menjamin kebahagiaan seseorang.”kata Ha Ri
“Nona Jang, jika terus membantah, penyelidikan akan lebih lama.” Ucap Polisi. Ha Ri mengaku tidak membantah.

Saat itu Jae Young datang dengan mebawa anaknya lalu memberikan kartu namanya. Polisi melihat "Universitas Hanguk, Fakultas Kedokteran, Yoon Jae Young" Jaae Young pun memperkenalkan diri kalau datang untuk menjamin identitasnya.
“Apa Anda pengacara?” tanya Polisi. Jae Young mengakubukan tapi dokter anak.
“Apa Kau mengatakan sesuatu kepadanya?” tanya Jae Young ada Ha Ri. Polis pun memastikan di komputernya terlihat "Rumah Sakit Universitas Hanguk, Yoon Jae Young"
“Anda memang dokter anak di RS Universitas Hanguk. Tapi Anda yang menghubungi bedebah itu dari komunitas daring untuk pasien mandul. Jujurlah dan katakan padaku kenapa Anda menghubunginya.” Ucap Polisi
“Seperti kataku...” ucap Ha Ri yang langsung disela oleh Jae Young.
“Aku membuktikan bahwa aku dokter, tapi aku tidak punya bukti bahwa Anda polisi. Dia berada di tempat pertukaran yang merupakan bukti tidak langsung. Tapi alih-alih meminta pernyataan saksi darinya, Anda menanyainya seakan-akan dia pelakunya.” Kata Jae Young membela
“Apa Kau memberinya uang?” tanya Jae Young. Ha Ri pikir lebih suka membantu orang yang berkekurangan.
“Coba Dengar.. Dia wanita yang penasaran dengan kecenderungan untuk bertindak, bukan orang yang terlibat dalam perbuatan terlarang. Bukankah kau menerima banyak hadiah karena bersikap baik saat kecil?” kata Jae Young menyakinkan.
“Ya, aku memimpin klub sukarelawan.” Ucap Ha Ri. Polisi pikir Penipu pada dasarnya juga orang baik.
“Anda mungkin harus menyelidiki untuk tahu tentangnya, tapi aku sudah terlalu mengenalnya. Itu sebabnya aku menjaminnya.” Kata Jae Young
“Apa Anda yakin sedang bekerja dengan menyamar?” tanya Polisi. Ha Ri membenarkan.
“Tidak ada transaksi uang dan aku menjaminnya.Jadi Bolehkah kami pergi sekarang?” ucap Jae Young
“Identitasnya sudah dijamin, jadi, Anda boleh pergi.” kata Polisi. Jae Young pun mengajak Ha Ri untuk segera pergi. 


Jae Young berjalan di lorong mengeluh Ha Ri yang bersikap angkuh. Ha Ri mengaku tidak berbuat salah. Jae Young pikir Ha Ri tidak tahu malu menurutnya Ha Ri itu tidak mahir dalam banyak hal, tapi bohong ada di urutan teratas.
“Apa maksudmu kau jurnalis yang menyamar? Apa yang akan kamu lakukan dengan bedebah penjual sperma itu?” keluh Jae Young
“Aku akan punya bayi.” Akui Ha Ri. Jae Young tak percaya Dengan pemuda berusia 24 tahun
“Kalau Katakan kau mencintainya dan aku akan membunuhmu.” Ucap Jae Young marah. Ha Ri mengaku Bukan begitu.
“Dia menawarkan spermanya. Tapi seharga 10.000 dolar. Terdengar seperti penipuan, bukan?” kata Ha Ri
“Apa Kau berniat membeli spermanya?” teriak Jae Young. Ha Ri meminta Jae Young  jangan berisik karena Do Ah sudah tidur.
“Ini kegilaan jenis baru, bahkan untukmu. Apa tidak bisa menikah menjadikanmu gila?” keluh Jae Young
“Aku ingin punya anak tanpa menikah. Lupakan saja... Kau tidak akan mengerti, dan aku tidak mengharapkan kau mengerti.” Ucap Ha Ri tak ingin menjelaskan keadaanya. Jae Young pikir Ha Ri memang sudah gila.
“Aku tahu itu memiliki banyak masalah etis. Tapi bukankah aneh bahwa hanya kehamilan pasangan suami istri yang dipandang etis? Sperma tidak bisa didonasikan untuk wanita lajang.” Ucap Ha Ri
“Jadi, apa kau memikirkan cara untuk menyelesaikannya sendiri?” ucap Jae Young. Ha Ri mengaku sudah menelitinya.
“Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan denganmu.” Kata Jae Young. Ha Ri mengaku tidak berniat melanggar hukum untuk hamil.
“Aku tahu seharusnya aku tidak memikirkannya, dan aku minta maaf.” Ucap Ha Ri
“Apa Kau tidak menyesal karena menginginkan bayi sendirian? Aku mengerti kenapa kamu tidak ingin menikah dan kamu menyukai anak-anak. Tapi tidak bisakah kamu menikah, punya anak, dan hidup dengan normal saja?” kata Jae Young
“Aku melakukan ini untuk memiliki kehidupan normal. Usiaku 39 tahun. Aku masih berharap bisa bertemu pria impianku begitu aku melangkah keluar dari pintu itu. Tapi kenyataannya, aku disebut wanita tua.”akui Ha Ri sedih
“Aku tidak tahu yang termasuk normal atau biasa, tapi aku tidak mau melepas impianku karena orang-orang bisa merendahkanku. Haruskah aku puas dan hidup dengan apa yang kehidupan berikan padaku? 39 tahun terlalu muda untuk itu.” Kata Ha Ri melangkah pergi.
Jae Young hanya bisa menghelaf nafas panjang. Ha Ri kembali datang membuka jaket memberikan pada Do Ah sambil mengeluh karena membawa  keluar tanpa selimut karena mungkin kedinginan.




Di ruanga studio, seorang anak mengeluh kalau kalau menginginkan milik temanya karen Miliknya lebih besar. Yi Sang menahan diri merasa kalau mereka punya sama. Tapi si anak tak mau tahu kalau punya temanya lebih besar.
Keduanya akhirnya saling bertengkar dengan saling melempar es krim. Keduanya orang tua dan staff pun mencoba merelainya. Yi Sang hanya bisa menghela nafas panjang dan mendengar suara bayi menangis dari kereta dorong.
Akhirnya Yi Sang mengendongnya, tapi bingung menenangkanya. Para pegawai mencoba menghindar mengaku tak bisa merawat bayi. Yi Sang bingung bagimana cara menenangkan tangisan bayi, sampai akhirnya melihat sosok Ha Ri masuk ruangan. 

Akhirnya Yi Sang memberikan bayinya pada Ha Ri. Ha Ri pun mengendong dengan sangat telaten  lalu memberitahu Jika bayi itu menangis,maka hanya perlu menggoyangkannya dengan lembut. Yi sang menatap Ha Ri terkesima seperti tak percaya ada orang yang bisa menenangkan seorang bayi.
“Seakan-akan dia datang menyelamatkan.” Gumam Yi Sang bahagia. 

Akhirnya pemotretan kembali dilakukan, Ha Ri bisa mengalihkan dua anak untuk makan es krim. Yi Sang pun tersenyum puas karena pekerjaan jadi lancar. Setelah selesai kerja Yi Sang mengajak Ha Ri makan lalu menuangkannya. Ha Ri hanya menatapnya.
“Apa? Aku akan membeli bir.” Ucap Yi sang. Ha Ri mengaku bukan itu.
“Apa aku membeli makanan juga?” kata Yi Sang. Ha Ri akhirnya bukan itu juga dan masih terus menatapnya.
“Terima kasih sudah membantu pemotretan.” Kata Yi Sang. Ha Ri pun membenarkan ucapanya akhirnya minum bersama Yi Sang.
“Kenapa kau membenci anak-anak?” tanya Ha Ri. Yi Sang pikir  Tidak semua orang harus menyukai anak-anak.
“Aku hanya ingin tahu apa ada alasan tertentu.” Ucap Ha Ri. Yi Sang menjawab Tidak ada.
“Bagaimana jika kau butuh bantuan dengan anak-anak seperti hari ini? Aku tidak bisa selalu datang menyelamatkanmu. Bagaimana jika kau berlatih sambil bekerja dengan kami?” ucap Ha Ri
“Apa latihan akan menyempurnakan?”tanya Yi Sang tak yakin. Ha Ri yakin iu bisa
“Cari sesuatu untuk disayangi, dan kau akan menyayangi orang itu. Mencoba menyukai seseorang akan menjadikannya sungguhan. Mungkin faktor utamanya adalah kebencianmu pada anak-anak.” Ucap Ha RI
“Apa Kau menginginkanku?” tanya Yi Sang. Ha Ri bertanya balik apakah  Jawabannya akan mengubah pikirannya.
“Tidak.” Ucap Yi Sang. Ha Ri merasa sudah menduganya dan meminta izin agar bisa mengajukan pertanyaan pribadi
“Apa aku ingin melajang karena membenci anak-anak?” tanya Ha Ri. Yi Sung kaget Ha Ri bisa mengetahuinya.
“Kau mengarah ke sana. Sepertinya kau sering ditanyai tentang ini.” Ucap Ha Ri. Yi Sang pikir Ha Ri bisa mengangap seperti itu.
“Bagaimana jika kau bertemu orang yang kau cintai? Bagaimana jika ada kehamilan yang tidak terduga?” ucap Ha Ri
“Itu tidak akan terjadi. Aku mungkin tidak terlihat seperti itu, tapi dinding yang kumiliki cukup tebal.” Kata Yi Sang yakin
“Jadi, Apa kamu tidak pernah ingin menjadi ayah?” tanya Ha Ri. Yi sang menegaskanTidak pernah sekali pun. Ha Ri pun hanya bisa diam saja. 



Ha Ri membuka lemari pakaian dan bingung Di mana semua pakaiannya, lalu mencari ditumpukan pakain kotor dan mengeluh Kapan kali terakhir Ibu mencuci pakaian. Ia pun menemukan jasnya tapi ada baju yang tersenyum didalamnya.
“Apa semua ini? Dasar... Jae Young, habislah kau” ucap Ha Ri akhirnya turun ke lantai bawah.
“Apa Kau mau pergi?” tanya Ibunya. Ha Ri menjawab tidak dan saat itu Jae Young baru keluar dan Ha Ri langsung memberikan tendangan pada leher Jae Young sebagia pelajaran.

“Aku bisa menggunakan kemampuan bela diriku.” Ucap Ha Ri marah. Nyonya Lee heran Ha Ri sudah menghajarnya pagi-pagi
“Aku harus memberi pelajaran pada bedebah ini. Dasar bedebah gila. Beraninya kamu menaruh pakaian kotormu di keranjangku? Aku tahu kau menggeledah barangku. Apa yang kau curi?” ucap Ha Ri marah
“Kukira kau akan melakukan itu untukku. Aku membantumu dengan proyek penyamaranmu. Apa Kau pikir itu mudah?” ucap Jae Young. Ha Ri panik langsun menutup mulut temanya.
“Beraninya kau mengayunkan kaki kecil menjijikkan itu?” kata Jae Young. Ha Ri pun bersikap baik dengan rapihkan baju Jae Young.
“Kau seharusnya bilang jika ada baju kotor. Aku akan mencucinya untukmu. Kau bilang akan mencucinya sendiri. Masukkan saja ke keranjang.” Ucap Ha Ri dan mengajak untuk sarapan. Jae Young pun menganguk setuju.
“Haruskah aku memindahkan pakaian kotorku dari keranjang?” kata Jae Young. Ha Ri menatakan Tinggalkan saja karena itu tak masalah.
“ Aku akan mencucinya untukmu... Dasar bedebah gila.” Ucap Ha Ri. Jae Young ingin mengadu tapi Ha Ri kembali menahanya. 


Ha Ri naik lift tak sengaja bertemu dengan Eu Ddeum. Eu Ddeum dengan sikapnya bertanya apakah Bibi sudah sarapan. Ha Ri menahan malu  mengaku sudah. Beberapa pegawai turun menahan tawa. Ha Ri pun berusaha untuk tenang dan lift kembali bergerak.
“Bibi.. Apa Makan siang di kantin hari ini?” tanya Eu Ddeum. Ha Ri menjawab itu pasti dengan menahan amarah. Beberapa pegawai pun turun dengan menahan tawa.
“Benar. Bibi. Kita ada makan malam bersama malam ini. Kamu akan ikut, bukan?” tanya Eu Ddeum
“Entahlah.” Kata Ha Ri. Eu Ddeum mengartikan Ha Ri akan ikut. Eu Ddeum pun menyapa pegawai yang baru keluar lift. Dan lift pun kosong.
“Benar. Bibi, kau...”ucap Eu Ddeum dan Ha Ri  langsung menyerang dengan menekan bagian leher. Eu Ddeum kaget melihat sikap Ha Ri
“Eu Ddeum. Tidak ada bibi di kantor. Jadi Hanya ada bos, bos, dan bos. Mengerti?”tegas Ha Ri. Eu Ddeum mengerti dengan wajah ketakutan.
Ha Ri pun akhirnya keluar lift, Eun Ddeum tak percaya dengan sikap Ha Ri yang sungguh menakutkan. 


Mereka makan bersama di sebuah restoran. Eu Ddeum tiba-tiba melihat ke arah TV dengan judul "Kenapa dia menemui penipu donor sperma?" allu berkomentar mirip dengan Ha Ri walaupun wajahnya diblur. Ha Ri panik mengacak-ngacak rambutnya lalu mencoba meyangkalnya.
“Wanita ini mengaku hanya penasaran. Dia lajang. Selain itu, dia wartawan di sebuah majalah. Dia menyatakan sedang melakukan penyelidikan rahasia. Namun, temuan kami menunjukkan bahwa majalah itu tidak melakukan penyelidikan rahasia.”ucap MC ditv
Video kembali memperlihatkan Ha Ri yang mengaku Ini tidak adil dan hanya menghubunginya karena penasaran karena bilang spermanya unggul, bahkan tidak membelinya dan tidak sempat melihatnya.
“Bagaimana bisa itu aku? Itu tidak masuk akal.” Ucap Ha Ri mencoba menyangkalnya.
“Ya. Memar di dahimu. Itu sama.” Ucap Eu Ddeum. Ha Ri pun berpura-pura sakit perut sambil mematikan TV. Diam-diam Yi Sang mendengarnya dengan tatapan curiga. 


Ha Ri pulang kerumah, Ibunya sudah menunggu dan menyuruh masuk. Ha Ri mencoba menghindar tapi tatapan ibunya menakutkan. Nyonya Lee tak percaya anaknya mencoba membeli apa secara ilegal dan berpikir  hidup terlalu membosankan dan mau dipenjara
“Bibi. Anda harus mendengarkannya sebelum memukulnya. Dia menyamar. Anda tahu bagaimana wartawan masuk diam-diam dan menyelidiki cerita. Dia luar biasa.” Ucap Jae Young keluar dari kamar.
“Benarkah? Sungguh?” kata Nyonya Lee. Jae Young menyakinkan kalau memang benar.
“Wajahmu mengatakan sebaliknya. Beri tahu ibu yang sebenarnya. Apa kau mencoba membeli sperma? Untuk apa kau membeli sperma?” kata Nyonya Lee marah
“Ibu... Aku berpikir untuk mendapatkan donor sperma dan punya anak. Maaf karena membuat Ibu kesal, tapi aku tidak akan menikah. Menikah tidak menjamin kebahagiaan. Ibu, aku...”ucap Ha Ri
“Apa Kau akan punya anak sendirian tanpa menikah? Apa Kau ingin menjadi ibu tunggal? Apa Kau tahu betapa sulitnya membesarkan anak sendirian? Apa kau sudah gila?” kata Nyonya Lee marah
“Ibu membesarkanmu sendirian, jadi, ibu sedih melihat ibu tunggal. Tapi orang tidak mengerti kenapa kamu melakukannya sendiri Bahkan jika mereka melihat ibu tunggal lewat, mereka mengkritiknya dan mengatakan dia tangguh dan bernasib sial. Sudah cukup buruk ibu harus mendengarnya. Kenapa kamu mau?” kata Nyonya Lee
“Kalau begitu, haruskah aku hidup sendirian selama sisa hidupku? Jika aku tidak menikah? Jika Ibu tiada? Haruskah aku hidup hanya demi diriku? Ibu bilang kau hidup untukku. Haruskah aku hidup sendirian tanpa keluarga, hidup hanya demi diriku, lalu mati sendirian? Aku juga ingin hidup untuk seseorang.” Ucap Ha Ri ikut marah
“Dasar wanita gila... Kau melihat bagaimana hidup ibu. Bagaimana bisa kau berpikir untuk punya anak sendirian? Kau harus berpikir untuk menikah dengan bahagia!” tegas Ibu Ha Ri
“ Ibu membesarkanku tanpa seorang suami...Tidak. Keadaannya sulit bahkan saat Ayah ada. Aku tumbuh melihat Ibu dan Ayah selalu bertengkar. Ibu hanya memperlihatkan padaku bahwa pernikahan membuatmu sedih.” Ucap Ha Ri
“Kenapa memintaku berbuat sesuatu yang Ibu tidak bisa?” keluh Ha Ri
“Jadi apa itu Salah ibu kau belum menikah? Apa ibu menyuruhmu belajar dari ibu? Kenapa ibu yang salah karena hidupmu berantakan?” kata Nyonay Lee
“Kenapa hidupku berantakan? Apakah berantakan jika tidak menikah kalau-kalau aku berakhir menjadi seperti Ibu?” kata Ha Ri
“Ha Ri... Sudah cukup...Bibi. Tenanglah. Mari kita bicarakan besok.” Ucap Jae Young
Nyonya Lee tak bisa menahan emosinya menyuruh Ha Ri untuk segera keluar dan memperingatakn Jangan belajar dari ibu dan menghancurkan hidupnya, karena Ha Ri pintar, jadi, keluarlah dan hiduplah sesukanya. 




Ha Ri akhirnya keluar sandal yang dipakai baikan naik ke betisnya. Akhirnya ia berjalan keluar rumah seperti tanpa tujuan, lalu saat menyebrang seseorang menghalangi kepalanya agar tak menabrak truk yang sedang terparkir.
“Apa Kau baik-baik saja?” tanya Yi Sang. Ha Ri mengangguk lalu berjalan pergi tapi akhirnya langsung berjongkok dan menangis.
“Jangan menangis.”ucap Yi Sang panik. Ha Ri masih terus menangis akhirnya menepuk bahu Ha Ri. Ha Ri bingung dengan yang dilakukan Yi Sang padanya.
“Kau bilang ini yang harus kulakukan saat seseorang menangis.” Ucap Yi Sang
“Aku bukan anak kecil.” Ucap Ha Ri, Tapi Yi Sang pikir Ha Ri terlihat begitu sekarang.
Ha Ri duduk ditaman, Yi Sang terlihat gugup memberikan minum. Ha Ri akhirnya mengucapkan Terima kasih dan meminta Tolong jangan tanya apa yang terjadi. Yi Sang merasa tidak berniat melakukannya dan menurutnya mungkin ini terlalu memalukan untuk Ha Ri. 


“Aku sangat menyedihkan. Usiaku hampir 40 tahun, tapi aku masih kekanak-kanakan.” Ucap Ha Ri
“Kau baik-baik saja selama kau tidak berlari keluar setelah dimarahi ibumu. Usiaku 41 tahun. Tapi aku masih tidak tahu bagaimana menjadi orang dewasa. Tubuhku terus menua, tapi hatiku masih muda.” Akui Yi Sang
“Saat melihat sesuatu yang bagus, aku ingin memilikinya. Saat seseorang menyinggungku, aku marah. Saat mengalami kerugian, aku sedih. Aku masih merasakan semua hal yang kurasakan saat kecil. Jadi, aku tidak paham apa bedanya berusia 40 tahun.” Kata Yi Sang
“Tidak ada bagusnya menua. Tapi jika harus memilih, kurasa satu-satunya hal baik adalah aku lebih pandai menilai karakter. Sekalipun kau wanita aneh di TV itu, aku yakin kau orang yang baik.” Ucap Yi Sang. Ha Ri seperti terpana dengan ucapan Yi Sang. 


Saat itu Jae Young datang mengeluh Ha Ri  Sedang apa di luar sini setelah bertengkar dengan ibunya. Ha Ri panik menyangkal tidak bertengkar dengan ibunya. Jae Young pun menyapa Yi Sang karena bertemu lagi. Yi Sang pun melambaikan tangan.
“Kamu tidak perlu datang mencariku. Aku baru mau pulang.” Keluh Ha Ri
“Kenapa kamu memakai sandalku? Harganya mahal. Itu favoritku. Cepat pakai sepatumu.” Ucap Jae Young akan memasangkan untuk Ha Ri
“Apa yang kamu lakukan?” ucap Ha Ri. Jae Young tersadar lau menyuruh Ha Ri cepat menganti dan bisa pulang. Yi Sang melihatnya seperti tak percaya.
“Kami tinggal bersama.” Kata Jae Young. Ha Ri mengeluh dengan ucapan Jae Young. Akhirnya Jae Young pun menarik Ha Ri untuk segera pergi.
“Kenapa kau berisik sekali?” keluh Ha Ri. Jae Young mengaku tidak berisik. Yi Sang melihat keduanya yang pergi seperti tak percaya kalau keduanya yang tinggal bersama. 

“Aku orang paling pendiam di dunia. Sulit kupercaya kau bicara dengan pria setelah berlari begitu.” Ejek Jae Young
“Haruskah kau mengatakannya seperti itu? Aku sudah muak hari ini. Mari berjalan pulang dengan tenang.” Kata Ha Ri
“Aku tidak sedang menyindir. Tapi Jangan memedulikan perkataan orang lain. Aku hanya mengatakan kau harus melakukan apa yang kamu inginkan apa pun pendapat orang lain.” Kata Jae Young terlihat dewasa.
“Ada apa denganmu? Sampai jumpa.” Ucap Ha Ri akan masuk kedalam rumah.
“Aku berhenti bekerja di rumah sakit.” Akui Jae Young. Ha RI pikir Tapi masih ada sisa waktu sampai cutinya usai.
“Kukira kau ingin menjadi profesor.” Ucap Ha Ri. Jae Young pikir  tidak akan punya waktu mengajar, merawat pasien, dan menulis tesis.
“Aku kesal sekali karena aku tidak bisa melakukan keinginanku. Tapi apa yang bisa kulakukan? Aku harus bertahan hidup. Bagaimana tepatnya? Aku akan membuka rumah sakit dengan uang penjualan apartemenku. Karena itu aku pindah ke rumahmu.” Jelas Jae Young
“ Aku menyia-nyiakan hidupku setelah hanya ditinggalkan dengan Do Ah. Tapi anehnya, aku mendapati diriku mendapatkan kekuatan darinya. Aku tahu sulit bagiku untuk memahamimu sepenuhnya.” Ucap Jae Young
“ Tapi jika kau membutuhkan seseorang, dan kau ingin bayi, aku mengerti. Aku juga seorang ayah. Dan kau mungkin berusaha sebaik mungkin untuk bertahan sepertiku” kata Jae Young
“Aku akan menerbitkan wawancara tentang rumah sakitmu untuk menyelamati pembukaan perdanamu. Itu akan menjadi satu seri. Kau bisa memberi konsultasi medis.” Kata Ha Ri.
“Tentu saja... Tapi tunggu sebentar. Akan kulakukan jika kau mengizinkan Do Ah berpartisipasi.” Ucap JaeYounbg
“Pak Yoon... Tidak semua orang menganggap Do Ah menggemaskan.” Ucap Ha Ri
“Apa maksudmu? Dia mirip denganku.” Kata Jae Young bangga. Ha Ri pikir itu kekuranganya dan menyuruh agar segera pulang saja. 



Ha Ri dalam ruangan melihat tatapan Nyonya Shim yang menakukan akhirnya meminta izin kalau akan melakukan wawancara. Nyonya Shim menahannya menurutnya Ha Ri Ada yang ingin disampaikan kepadanya. Ha Ri mengaku tak ada.
“Masuklah ke ruang rapat.” Ucap Nyonya Shim menarik ke dalam ruangan. Ha Ri mencoba menahanya.
“Hei.. Kau belum memotret iklan probiotik, bukan? Mereka ingin dokter merekomendasikan produk itu. Kau mengenal seorang dokter anak, bukan?” kata Tuan Kim yang tiba-tiba datang.
“Ya, tentu saja. Aku kenal dokter anak yang sangat baik. Aku akan membawanya.” Ucap Ha Ri dan bergegas pergi.
“Kenapa kau tidak menelepon saja? Apa dia lebih suka bertemu langsung?” kata Tuan Kim. Nyonya Shim yang kesal meminta agar Jangan tanya.



Jae Young akhirnya bersiap dengan baju dokternya, Tuan Nam memint Seung Ho agar memanggil dokternya. Seung Ho pun memanggil Jae Young kalau akan melakukan pemotretan. Jae Young pun sudah bersiap dibelakang layar.
“Katakan yang sebenarnya. Kau wanita yang mencoba membeli sperma itu, bukan?” ucap Yeon Ho duduk disamping Ha Ri. Ha Ri pun menyangkalnya.
“Kau wanita avonturir. Apa Kau akan terus mencari sperma seseorang? Kenapa kau tidak tidur saja dengan seseorang?” kata Yeon Ho
“Maka semuanya akan menjadi terlalu rumit. Akan menjadi masalah meski pria itu menawarkan menjadi ayah. Jika aku melahirkan anak tanpa memberitahunya, maka aku mungkin akan masuk ke neraka. Itu melanggar etika moral.” Jelas Ha Ri
“Aku hanya ingin mendapatkan sperma seseorang dengan persetujuannya dan punya anak.” Tegas Ha Ri
“Apa? Seperti di film Hollywood? Mereka memilikinya dari rekan kerja atau teman yang mabuk.” ucap Yeon Ho
“Aku tidak mengenal satu pun pria.”kata Ha Ri lalu tiba-tiba menatap tiga pria yang ada didepanya.
Yi Sang, Jae Young dan Eu Ddeum berdiri dan siap mengambil gambar. Ha  Ri pun seperti akan memilih tiga pria yang mungkin mau tidur dengannya agar bisa memiliki anak.
Bersambung ke Episode 4

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar