PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 18 November 2019

Sinopsis Melting Me Softly Episode 16 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Anak buah Dong Chan memberikan lembaran kertas agar Dong Chan memeriksanya. Saat itu Tuan Hwang menelp memberitahu kalau Uji klinis itu sukses tapi perlu melihat bagaimana hal berkembang dalam 24 jam ke depan.
“Terima kasih, Profesor Hwang.  Sampai jumpa.” Ucap Dong Chan terharu dan langsung bergegas pergi. 

Dong Chan pergi menemui orang tua Mi Ran. Ibu Mi Ran memastikan Apa itu berarti Mi Ran akhirnya akan bisa bangun. Dong Chan membenarkan lalu mengaku ada masalah kalau Mi Ran tidak hanya memiliki hipotermia tapi dia juga harus menjalani operasi.
“Dan masalahnya adalah apakah dia akan bertahan atau tidak. Biasanya diperlukan satu minggu bagi seseorang untuk pulih . dan suhu tubuh mereka kembali normal. Tetapi baginya, itu hanya akan memakan waktu sehari, sehingga jelas akan membebani tubuhnya.” Jelas Dong Chan.
“Apa yang harus kita lakukan?” kata Ibu Mi Ran sedih. Dong Cahn mengaku berpikir tentang apa yang akan dilakukan Mi Ran.
“Dan jika dia punya pilihan untuk memutuskan, maka dia akan memilih untuk bangun dan mengatasi ini.” Kata Dong Chan.
“Ya, dia akan melakukan itu.” Kata Ayah Dong Chan setuju, Ibu Mi Ran pun ikut seuju. 


Di lab, Tuan Hwang memberitahu Sakelar darurat nirkabel akan terhubung  selama 24 jam ke depan dan Mi Ran perlu melakukan operasi walau dalam kondisi seperti itu. Dong Chan memberitahu  mereka  sudah bicara dengan dokter, dan mereka sepakat  untuk membiarkan Profesor Hwang dan Profesor Jo memasuki OR.
“Kami akan memberinya kesempatan  segera setelah kami memasuki OR. Dan ketika suhu tubuhnya kembali normal setelah 30 menit, dia akan diletakkan di bawah anestesi umum dan menjalani operasi.”jelas Tuan Hwang
“Bagaimana jika suhu tubuhnya gagal kembali ke normal dalam 30 menit?” tanya ayah Mi Ran.
“Itu tidak akan terjadi. Kami telah melakukan lebih dari cukup uji klinis. Masalahnya adalah apakah tubuhnya akan tahan atau tidak.” Ucap Tuan Hwang
Kami akan melakukannya, Profesor Hwang.” Ucap Ibu Mi Ran menatap anaknya yang ada dalam tabung.
Mi Ran diberikan obat agar mengembalikan suhu tubuhnya, setelah itu Dokter memulai operasi pada luka Mi Ran. Wajah Dong Chan terlihat tegang di luar ruangan bersama dengan orang tua Mi Ran. Prof Hwang dan Prof Jo keluar dari ruang operasi. 


“Bagaimana operasinya?” tanya Ibu Mi Ran. Prof Jo dan Prof Hwang hanya saling menatap dengan wajah sedih.
“Mengapa dokter tidak keluar?” keluh Dong Chan kesal saat itu Dokter keluar dari ruangan operasi.
“Butuh waktu lebih lama dari yang diharapkan untuk bangun dari anestesi. Kami akan memindahkannya ke Unit Perawatan Intensif.” Ucap Dokter. Dong Chan terlihat sangat gugup. 

Dong Chan duduk di kamar Mi Ran menatap foto Mi Ran, saat itu seperti merasakan Mi Rang sedang mengajaknya bicara.
“PD Ma... Aku akan baik-baik saja. Aku akan bangun. Jadi jangan duduk di sana dengan tampak sedih  dan bergembiralah.”
Dong Chan pergi ke rumah sakit menunggu didepan ruangan Unit perawatan intensif. Dokter keluar ruangan memberitahu Pupil matanya merespons dan mereka harus pantau keadaan Mi Ran karena Keinginannya untuk bangun paling penting seperti sekarang.
“Dokter... Bolehkah Aku melihatnya?”tanya Dong Chan. Dokter menolak
“Karena takut kontaminasi, kami belum dapat mengizinkan pengunjung mana pun.” Kata Dokter. Dong Chan pun menganguk mengerti. 


Nam Tae datang ke rumah atap, memberikan ponsel kakaknya karena merasa Dong Chan  harus menyimpannya. Dong Chan mengerti dan meminta agar Jangan terlalu khawatir. Nam Tae memeluk Dong Chan menyakin kalau akan segera bangun, jadi bertahanlah dulu.
Dong Chan menepuk pundak Nam Tae menganguk mengerti walaupun hatinya merasa sedih. Ia pun meminta Nam Tae bisa bertahan juga, dan mengingatkan kalau Mi ran yang mencintainya. Nam Tae mengaku sangat mencintainya.

Dong Chan melihat ponsel Mi Ran dan melihat seperti diary di dalam ponselnya.  Mi Ran menuliskan pada kalendernya “Hari pertama di tempat kerja, pertama kali aku menciumnya”
“Hari kami bertukar es krim, hari dia memuji Aku di taman” Dong Cahn melihat diary Mi Ran mengingat kejadian sebelumnya karena ternyata Mi Ran menuliskan moment saat Pertama kali menciumna dan Hari saat Dong Chan memujinya di taman.
“Ini Hari pertama hubungan kami... Pertama kali kami berkencan.” Dong Chan mengingat saat mereka berciuman dan memulai hubungan.
“Kencan di arena skating, pertama kali memanggilku sayang” Dong Chan teringat saat bersama dengan Nam Tae yang bermain ice skating bersama.
Ia melihat tanggal dibagian bawah, Mi Ran menuliskan “Ulang tahun ibu Dong Chan” Dong Chan hanya bisa menangis karena Mi Ran ternyata memang sangat mencintai dirinya dan juga keluarganya. 


Di kantor, beberaapa pegawai membahas kalau Mi Ran merespons dan itu kabar baik. Tuan Park pikir kalau Mi Ran akan segera bangun. Nona Soo yakin Mi Ran pasti bangun. Mereka berharap Mi Ran baik-baik saja dan sangat merindukannya.
 Dong Chan pergi ke Unit perawatan intensif, Dokter keluar ruangan memebritahu Suhunya menurun drastis jadi meminta agar membawa Profesor Hwang.Dong Chan panik dan  ingin tahu bagaimana seberapa buruk itu. Dokter memberitahu suhu Mi Ran 35,4 jadi  dalam bahaya.


Ibu Mi Ran memasukan baju Dong Chan ke dalam koper, Tuan Ko pikir Ini tidak akan membuat Dong Chan pergi. Ibu Mi Ran pikir Jika Dong Chan menolak, maka mereka harus mengusirnya karean tidak bisa menghancurkan kehidupan pemuda itu.
“Itu tidak bisa diterima.” Kata Ibu Mi Ran. Tuan Ko merasa tak enak hati meminta istrinya agar lebih tenang
“Kita tidak bisa melakukan ini... Kita harus membiarkannya pergi.” kata Ibu Mi Ran.
“Kenapa kau menjadi seperti ini? Dong Chan memberikan segalanya.” Keluh Ayah Dong Chan
“Karena dia sangat baik dan jujur, Mi Ran mengorbankan hidupnya untuknya. Aku yakin ini juga yang dia inginkan.” Kata ibu Mi Ran sambil menangis. 


 Dong Chan masuk rumah mengeluh dengan yang dilakukan Ibu Mi Ran dan bertanya Apa yang sedang dilakukan. Ibu Mi Ran pikir Dong Chan sebaiknya pergi. Dong Chan bertanya ia harus pergi kemana, karena  Mi Ran akan membunuhnya ketika bangun nanti.
“Jangan seperti ini. Astaga... Aku meminta Ibu untuk membersihkan ini, tapi Ibu masih belum bersihkan.” Keluh Dong Chan mengeluarkan bajunya.
“Juga, jangan mencoba mengusir Aku. Jika Ibu terus melakukan ini, aku akan marah. Aku harus kembali ke rumah sakit setelah makan. Mari makan, karena Aku lapar.” Ucap Dong Chan.
Ibu Mi Ran mengeluh dengan sikap Dong Chan. Tuan Ko menenangkan istrinya dan mengajak untuk memasak makanan untuk Dong Chan. Dong Chan akhirnya duduk lemas sambil menangis karena orang tuanya Mi Ran ingin mengusirnya.

Dong Chan tertidur lalu tiba-tiba merasakan Mi Ran kembali bicara padanya “Direktur Ma, suhu tubuhku naik. Kupikir Aku akan menjadi lebih baik. Jadi kau Sabarlah dulu.”
“Profesor Hwang, bisakah Anda datang ke rumah sakit? Suhu tubuhnya naik.” Ucap Dong Chan menelp Tuan Hwang
“Apakah rumah sakit memanggilmu?” tanya Tuan Hwang. Dong Cahn mengaku  Mereka tidak memanggil tapi hanya punya perasaan.
“Aku sedang dalam perjalanan sekarang.. Sampai jumpa.” Kata Dong Chan. 
Dong Chan menunggu dengan wajah gugup didepan ruangan Unit perawatan intensif. Tuan Hwang keluar dengan wajah tak bisa menahan wajah bahagia memberitahu Mi Ran mulai pulih. Dong Chan pun bisa bernafas lega. Mi Ran masih dirawat ruangan intensif. 


Saat malam natal tiba,  Tuan Ko pikir Dong Chan terlambat lalu bertanya pakah dia merekam sesuatu malam ini. Ibu Mi Ran mengingat Dong Chan mengatakan menghabiskan malam di Pulau Jeju. Tuan Ko mengingat kalau Dong Chan akan kembali besok malam, lalu mengeluh jadi pelupa.
“Apa ... Apa yang kau katakan? Apakah... Apakah kamu mengatakan Mi Ran kami ... bangun?” ucap Ibu Mi Ran menerim telp dari rumah sakit. 

Dong Chan sedang membahas lokasi, Tuan Park memberitahu Tempat ini adalah kerucut gunung berapi, jadi terlalu berangin. Dong Chan mengerti jadi harus menemukan tempat besok pagi dan lihat yang lain, lalu terhenti karena ada yang  menelp.
“Apakah kau... Apakah kau serius?” ucap Dong Chan melonggo tak percaya setelah itu berbicaa pada anak buahnya dengan tatapan penuh haru.
“Mi Ran ..Mi Ran terbangun.. Itu ... kabar baik. Aku harus pergi sekarang.” Kata Dong Chan mengambil jaket dan ingin pergi. Semua melonggo kaget dan mulai berhanfas lega.
“Dong Chan! Kita berada di Pulau Jeju...Sudah larut malam. Tidak ada pesawat atau kapal.” Kata Tuan Park menyadarinya. Dong Chan pikir benar.
“Hei, Sekarang jam berapa? Aku akan memeriksa  jika ada yang tersedia.” Kata Tuan Park. Dong Chan pun hanya bisa menunggu. 

Dong Chan akhirnya sampai seoul, dalam taksi menelp ibu Mi Ran memastikan apakah Mi Ran benar-benar bangun. Ibu Mi Ran membenarkan kalau anaknya sudah  bisa berbicara dan tersenyum. Ia merasa Ini seperti mimpi, tapi memang benar Mi Ran sudah bangun.
“Dia berjalan sekarang. Apakah Kau ingin berbicara dengannya?” tanya Ibu Mi Ran. 
“Tidak, tidak usah... Aku akan pergi ke sana  dan berbicara dengannya secara langsung.” Kata Dong Chan lalu meminta agar mempercepat taksinya. 

Dong Chan berjalan ditaman dengan salju yang turun dan cukup lebat, matanya seperti tak percaya melihat Mi Ran yang duduk dengan bermain salju mengunakan tanganya. Keduanya saling menatap dengan mata berkaca-kaca lalu berjalan mendekat.
“Apakah kau baik-baik saja?” tanya Dong Chan. Mi Ran menganguk dan bertanya balik pada Dong Chan.
“Aku baik-baik saja.. Tapi itu agak sulit.” Akui Dong Chan. Mi Ran langsung memuji Dong Chan masih sangat keren.
“AKU... Aku sangat merindukanmu.” Kata Dong Chan. Mi Ran mengaku kedinginan dan akan terkena flu.
“Tolong hangatkan Aku.” Ucap Mi Ran. Dong Chan membuka lebar jaketnya dan Mi Ran pun memeluknyanya. Dong Chan juga memeluknya dengan erat.Mi Ran seperti sangat nyaman dalam pelukan Dong Chan. 


Dong Chan terlihat marah-marah dalam ruangan karean Perombakan program besok tapi mereka masih bisa tidur di malam hari. Ia tak bisa terima kalau lembaran menyebut ini proposal dan bisa membual tentang judul program.
“Kau. Aku sedang berbicara tentangmu... Ko Mi Ran! Apakah Kau ingin mendapatkan penurunan pangkat?” teriak Dong Chan Mi Ran. Mi Ran mengaku tidak seperti itu.
“Kau adalah seorang pekerja keras ketika masih magang, tetapi otakmu tampaknya menjadi tumpul setelah promosi-mu. Bagaimana Kau bisa menyebut ini proposal?” teriak Dong Chan marah
“Masalahnya, Aku dibekukan lalu dicairkan, lalu dibekukan lagi. Aku bolak-balik, jadi Aku tidak punya ide segar.” Kata Mi Ran.
“Jangan membuatku tertawa. Kau tidak dapat menyebut itu alasan. Sikapmu adalah masalahnya.” Kata Dong Chan.  Mi Ran pun tak berani melawan akan melakukan yang terbaik.
“Aku akan memberi semua orang seminggu. Datanglah ke akal sehat Kalian!” teriak Dong Chan. Semua menganguk mengerti. 
Mi Ran menunggu di ruang editing, wajahnya tersenyum saat meliaht Dong Chan yang datang. Dong Chan memberitahu membawa minuman untuk mereka. Mi Ran pun menyuruh Dong Chan masuk.  Dong Chan memberikan kopi panas, Mi Ran tersenyum bahaga meniumnya.
“Apakah otakku tumpul?” tanya Mi Ran. Dong Chan dengan gugp mengaku itu tidak benar.
“Aku hanya ...Aku harus berbicara seperti itu di depan orang lain. Apa lagi yang bisa Aku lakukan? Apakah kau kesal?” ucap Dong Chan merasa tak enak hati.
“Iya. Aku sedikit kesal.” Kata Mi Ran. Dong Chan makin tak enak. Tapi Mi Ran mengubah ucapnya.
“Tidak, tidak... Kita harus menjadi profesional ketika sedang bekerja. Tapi... Kupikir Aku perlu perubahan.” Kata Mi Ran. Dong Chan juga berpikir seperti itu.
“Kau telah berusia 24 tahun selama 23 tahun.” Kata Dong Chan.mereka pun terlihat senang sudah bisa minuman panas. 


Mi Ran dan Dong Chan kembali bertemu dengan keluarga Dong Chan. Ibu Dong Chan ingin tahu Apa rencana yang akan mereka lakukan, apakah Mi Ran belum tertarik menikah, Mi Rana mengaku kalau baru 24 tahun, Ibu Dong Chan mengerti Mi Ran berusia 24 tahun untuk waktu yang lama.
“Bagaimana kau masih 24 tahun?” kata Ibu Dong Chan. Mi Ran mengerti karena terus kehilangan kesempatan untuk menua.
“Begitukah? Apakah Kau mengatakan kepadaku bahwa Kau tidak akan menikah?” ucap Ibu Dong Chan. Mi Ran membenarkan. Dong Chan terlihat kecewa.
“Aku sebenarnya berencana pergi ke luar negeri untuk berlatih.” Ucap Mi Ran. Dong Chan kaget kalau Mi Ran akan Pergi ke luar negeri.
“Perusahaan kami mendukung staf penuh waktu . untuk berlatih di luar negeri. Aku berharap bisa melamar.” Ucap Mi Ran.
“Lalu ... lalu ...Bagaimana denganku? Jika Kau melakukan itu, bagaimana denganku?” ucap Dong Chan frutasi.
“Maafkan Aku” ucap Mi Ran. Dong Chan mengeluh kalau sudah menunggu tiga tahun  saat Mi Ran berada di kapsul itu.
“Apakah kau tidak peduli padaku? Aku bisa mengerti wanita yang menunggu pacar mereka sementara mereka melayani tentara. Tapi lihatlah. Orang-orang bertugas di ketentaraan selama satu setengah tahun belakangan ini.” Kata Dong Chan.
“Kemudian Aku menghabiskan waktu dua kali lebih banyak. Bagaimana Kau bisa berbicara tentang pergi ke luar negeri di depan aku? kau bercanda kan?” keluh Dong Chan masih tak percaya.
“Aku tidak bercanda... Aku ingin belajar dengan baik dan menjadi sutradara yang baik. Aku perlu keluar negeri dan membangun pengalaman. Aku selalu terjebak di dalam ruang kecil.” Ungkap Mi Ran. Dong Chan merasa bersalah.
“Jika aku punya kesempatan, maka Aku juga ingin mendapatkan gelar master setelah selesai dengan studi-ku. Dan mungkin butuh sekitar lima tahun bagiku untuk menyelesaikan semua itu.” Jelas Mi Ran.
“Kau benar-benar egois. Apakah Kau hanya peduli pada diri sendiri? Aku akan menjadi 40 setelah 5 tahun.” Kata Dong Chan.
“Tidak, kau akan berusia 60 tahun.” Jelas Dong Joo. Dong Chan membenarkan kalau akan berusia 60 tahun.
“Ya, kau benar. Kau akan berusia 60 tahun.” Ucap Mi Ran. Dong Chan kesal karena Mi Ran membuatnya marah lagi. 



“Jangan bertengkar di hari yang bahagia.  Kenapa kita tidak makan dulu saja? Aku punya ide. Dong Chan, kau harus pergi ke luar negeri dan belajar dengannya.” Ucap Ibu Dong Chan.
“Bu, aku sedang mengerjakan banyak proyek sekarang. Aku tidak bisa belajar di luar negeri. Apa yang akan aku pelajari?” keluh Dong Chan.
“Atau bagaimana dengan ini? Mi Ran, bagaimana kalau kau menikah  dan punya bayi dulu? Lalu Dong Joo akan membesarkan bayi untukmu. Jadi kalian bisa kuliah di luar negeri bersama.” Kata Ibu Dong Chan.
Mi Ran dan Dong Joo melonggo kaget, Ibu Dong Chan pikir kalau Itulah satu-satunya solusi untuk masalah ini. Dong Joo mengeluh kenapa ia akan membesarkan anak Kak Dong Chan jadi meminta agar ibunya harus tenang dan berpikir lebih logis.
“Bu, kau bicara omong kosong. Kau membuatnya terdengar seperti dia tergila-gila belajar di luar negeri. Mengapa dia meninggalkan anak kami di sini dan pergi untuk belajar di luar negeri? Dan kau juga seharusnya tidak seperti ini.” Kata Dong Chan.
“Itu bukan ideku. Mengapa kamu marah padaku?” kata ibu Dong Chan. Dong Sik melihat suasanan Berantakan sekali.
“Lagi pula, Aku pribadi ingin kalian  menikah sebelum musim panas tiba.” Kata Ibu Dong Chan.
“Bu, Tarik kembali apa yang kau katakan tentang membuatku membesarkan anak mereka. Mi Ran mungkin tidak mengatakan apa-apa sekarang. Tapi Aku yakin dia juga tidak ingin kau membesarkan anaknya.  Aku Benar kan?” kata Dong Joo panik. Mi Ran kebingungan.

“Aku bahkan tidak pernah setuju  membesarkan anaknya. Lalu apakah Kau hanya akan membiarkan kakakmu menjadi tua? Dia perlu punya anak untuk dibawa di pohon keluarga.” Kata Dong Joo
“Mari kita berhenti sebentar. Mari kita tinggalkan topik pembicaraan untuk sekarang dan makan dulu. Ini bukan subjek yang ringan. Kita seharusnya tidak membicarakan ini sekarang.” Ucap Dong Chan menenangkan keluarganya.
“Kau pasti benar-benar ingin menikahinya, Kan Kakak ipar.” Goda istri Dong Sik.
“Ya, tentu saja. Tentu saja, Aku harus menikah... Aku akan menikah... Aku akan menikah.” Tegas Dong Chan. Mi Ran hanya bisa menatap Dong Chan seperti merasa bersalah. 


Dong Chan hanya diam di dalam mobil, Mi Ran pikir kalau Dong Chan tidak marah. Dong Chan menegaskan kalau ia marah. Mi Ran yakin Dong Chan tidak marah tapi sedang memikirkan sesuatu. Dong Chan mengeluh agar Mi Ran Berhentilah bertingkah seperti mengenalna dan Mi Ran  itu tidak tahu apa-apa.

Sesampai didepan rumah, Dong Chan memberikan buku memberitahu kalau  menulis buku harian ini saat menunggu Dong Chan jadi mungkin ingin tahu apa yang terjadi ketika Mi Ran  tertidur dan melakukan ini sehingga  bisa berbagi waktu dengan Mi Ran.
“Apakah Kau tahu apa yang aku sadari saat kau tertidur? Ini benar-benar tidak seperti diriku... Tetapi Aku mulai percaya pada Takdir. Semuanya akan berubah sesuai takdir kita. Jadi mari kita serahkan saja pada takdir.” Kata Dong Chan
“Baiklah...Berkendaralah dengan aman. “ kata Mi Ran lalu turun dari mobil 


Mi Ran duduk di meja belajarnya, mulai membaca buku diary Dong Chan “Kamu berada di mimpiku hari ini. Kamu menjadi wanita dari mimpiku. Aku tidak bisa melupakanmu bahkan dalam mimpiku. Aku yakin nasib beku kita perlahan mencair sekarang.
“Hidupku tanpamu berlanjut. Wajar bagiku untuk merindukanmu. Jadi aku tidak akan berjuang. Merindukanmu adalah bagian dari hidupku setiap hari.
Dong Chan tiap malam menuliskan diarynya seperti yang dilakukan Nam Tae saat kehilangan kakaknya.
“Jika Aku bisa mengubah waktu kembali, Aku akan memaksamu untuk mendapatkan suntikan hari itu. Setiap kali Aku memikirkan hal itu, itu membuat aku gila. Mi Ran... Aku sangat merindukanmu.”
Mi Ran hanya bisa menangis harus membaca buku diary Dong Chan. 

Mi Ran bertemu dengan Ha Young menyapanya mengucapkan  Selamat atas kembalinya. Ha Young pun mengucapkan Terima kasih karean Mi Ran sudah kembali. Mi Ran mengucapkan  Terima kasih karena Ha Young telah mengkhawatirkan. 

Dong Chan berjalan dengan Mi Ran sambil bergandanga tangan memberitahu kalau dapat melakukan apa yang diinginkan jadi akan  mendukung impiannya. Mi Ran mengaku sudah membaca buku harian Dong Chan jadi tidak ingin terpisah darinya lagi.
“Aku tidak bisa mengikuti kau di luar negeri. Kau sedang dalam proses mengejar impianmu. Tetapi Aku harus bekerja keras di tempat aku sekarang. Kita harus bertemu di tengah. Jadi Aku akan menunggu untukmu.” Kata Dong Chan.
“Tidak, Aku tidak ingin pergi lagi.” Kata Mi Ran. Dong Chan menolak dengan ucapan Mi Ran.
“Aku tidak bisa membuatmu menyerah pada mimpimu karena aku.” Ucap Dong Chan.
“ Tetapi Aku tidak ingin terpisah darimu.” Kata Mi Ran. Dong Chan mengaku tak ingin seperti itu juga saat itu ada pesan masuk ke dalam ponsel Dong Chan.
“Ku pikir mungkin ada solusinya.” Kata Dong Chan dengan senyuman bahagia.


Anak buah Dong Cahn membahas sesuatu dan merasa mereka harus mendukung mereka. Hyun Gi pun datang.  Tuan Park bertanya apa yang membawanya datang ke kantor. Hyun Gi ingin tahu apa yang terjadi. Tuan Park memberitahu kala Dong Chan dan Mi Ran akan pergi. Hyun Gi terlihat kaget. 

[2 bulan kemudian]
Seo Yoon menonton youtube dirumah sendirian, wajahnya tersenyum bahagia. Dong Chan dan Mi Ran menyapa semua penonton channel youtubenya, nama Channel mereka terlihat Dong Chan dan Mi Ran's Travel Vlog. 

Flash Back
Dong Chan dalam keadaan kebingungan menerima pesan dari Seo Yoon “Paman, mengapa kamu membuat hal-hal tampak begitu rumit? Kau harus pergi dengannya dan memulai saluran YouTube.”  Dong Chan dengan wajah bahagia memberitahu mungkin ada solusinya.

“Kami saat ini di Seattle... Dingin sekali di sini. Para penonton, Kalian harus menjalani hidup kalian dengan penuh semangat. Mampu berbagi waktu dan ruang dengan orang yang kita cintai adalah apa yang membuat kita bahagia. Terima kasih atas dukungan Kalian.” Ucap Dong Chan  Keduanya pun melambaikan tangan mengucapkan sampai jumpa.
“Dan dua manusia cryonic, Dong Chan dan Mi Ran, hidup bahagia selamanya.” Ucap Seo Yoon.
THE END

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar: