PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 26 November 2019

Sinopsis The Tale Of Nok Du Episode 32

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
 
Seorang wanita dikejar-kejar oleh Seorang pria dan juga anak buahnya. Sang wanita terjatuh, Si pria dengan nafas terengah-engah karena  sudah menemukannya. Ia merasa tidak tahu menantunya adalah pelari yang baik.
“Putraku yang berharga meninggal karena kau tidak mendukungnya dengan baik. Maka, Kau harus mematuhiku tanpa membuat keributan. Beraninya kau kabur?” ucap si pria marah dan Si wanita langsung melepaskan tangan ke arah si pria.
“Astaga. Gadis kampret ... Apa ini?  Hidungku berdarah? Beraninya dia memukulku?” ucap si pria marah dan saat membuka penutup wajahnya, ternyata Nok Du yang dibalik penutup untuk wanita.
“Dia bukan menantuku. Bolehkah Aku bertanya siapa Anda?” ucap si pria kaget dan memegang tangan Nok Du seperti ingin mengoda. Nok Du langsung memberikan pukulan pada si pria tua. Dan akhirnya  jatuh pingsan. 

Nok Du berjalan dengan si janda bertanya apakah masih takut. Si wanita hanya tertunduk seperti masih ketakutan. Nok Du menyakinkan kalau sekarang semuanya akan baik-baik saja. Dibelakang Tiga serangkai mengaku berjalan dibelakang
“Aku sangat senang bahwa dia memutuskan untuk membantu kita karena dia ingin membalas budi.” Ucap Jung Sok
“Dia menikmati ini... Dia menikmati berpura-pura untuk menjadi janda dan memukul ayah mertua.” Ucap Yeon Boon
“Memiliki dia sama baiknya dengan memiliki 10 orang untuk misi kita yang lain.” Ucap Kim Sook
“Baiklah, biarkan dia menikmati ini sedikit.” ucap Yeon Bon, saat itu Nok Du kembali berjalan menghampiri ketiganya.
“ Dia tidak punya tempat untuk pergi. Ikutlah dengan kami ke desa. Kau dapat berbagi kamar dengan Lady Jang.” Kata Nok Du
“Apa hak-mu membuat keputusan seperti itu?” ucap Kim Sook marah. Si wanita langsung mengucapkan Terima kasih banyak.
“Aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu.” Kata si wanita. Nok Du pun bergegas pamit pergi sekarang.
“Aku akan menemuimu di pernikahan.” Ucap Nok Du penuh semangat. Kim Sook mengeluh kalau Nok Du tak tahu apapun.
“Kami akan naik perahu besok. Istirahatlah dan kita bisa pergi bersama.” Kata Yeon Bon.
“Tidak bisa.” Kata Nok Du, Jung Sook bingung kenapa Nok Du tak bisa.



Dong Joo duduk melamun mengaku Karena merindukannya. Bok Nyeon sedang makan berkomentar kalau Dong Joo tidak bisa makan karena merindukannya. Dong Joo pikir Sudah empat hari sejak Nok Du pergi dan seharusnya datang kemarin.
“Seperti yang kau lihat, ombaknya sangat besar. Aku ragu dia bisa naik perahu.” Ucap Mal Nyu
“Aku tahu itu, tapi aku masih merindukannya.  Apa yang harus aku lakukan?” ucap Dong Joo
“Aku tidak mendidik dia menjadi begitu tidak pengertian, tetapi dia bisa sangat tidak sensitif terhadap para janda. Dia menggosok garam ke lukaku ketika kapal itu seharusnya datang.” Keluh Mal Nyu.
Saat itu Dong Joo melihat ada perahu yang datang, dan langsung berteriak gembira karena Nok Du akhirnya datang. Ia langsung berlari menuruni bukti, seorang pria melihat Dong Joo berlari tahu kalau Nok Du pasti sudah datang.  Dong Joo berlari ke arah Nok Du
“Kau akan tersandung. Pelan-pelan.” Kata Dong Joo yang baru saja menepi di pantai.
Nok Du pun mengendong Dong Joo yang melompatnya ke arahnya, Mereka pun saling mengecup bibir berkali-kali seperti meluapkan rasa bahagianya. Yeon Bon melihat keduanya serasa akan membunuhnya. Jung Sook pun menahan Yeon Bon agar membiarkan saja. Kim Sook mengeluh kalau itu menjadi karmanya. 


Dong Joo melihat sepasang cincin yang dibawa Nok Du, langsung berteriak marah karena Nok Du membeli ini padahal sangat mahal. Nok Du pikir mereka akan memakainya di pernikahan, dan seharusnya itu kejutan. Ia pun mengeluh karena Dong Joo itu tidak pernah sabar.
“Kau belum berubah. Kau tidak tahu bagaimana cara menyimpan uang. Apakah kau tahu berapa banyak uang yang kau habiskan untuk pernikahan kita?” keluh Dong Joo kesal
“Kenapa kau tidak bisa lebih romantis? Kita hanya akan memiliki pernikahan sekali. Apa yang buruk dari menghabiskan sedikit uang? Aku menghasilkan uang untuk membelanjakannya.” Kata Nok Du
“Coba Lihatlah... Kau telah membeli semua ini untuk aku sejauh ini. Apakah ini sedikit? Apa barang yang banyak ini kau bilang sedikit?” ucap Dong Joo memperlihatkan kotak pita yang dibelikan Nok Du.
“Apa yang dapat Aku lakukan? Aku tahu itu semua akan terlihat baik saat kau memakainya... Baiklah, Aku minta maaf. Jadi mari kita kesampingkan semuanya dan lakukan itu.” Ucap Nok Du mengoda.
Dong Joo bingung, Nok Du menegaskan kalau Hal yang akan mereka lakukan ... lalu mulai mendekat. Dong Joo langsung mendorong menolaknya. Nok Du mengeluh kenapa Dong Joo menolaknya dengan wajah kaget,  Nok Du pikir Semua orang sibuk mempersiapkan pernikahan mereka
“Kau harus pergi membantu. Aku perlu membersihkan kamar ini.” Kata Dong Joo. Nok Du mengeluh kesal. 


Nok Du keluar dari rumah dengan wajah kesal melihat cincin ditanganya padahal cincinya itu bagus. Tuan Yeon yang sedang makan menceritakan kalau harus pisah secara mendadak lalu wanita itu berkata, "Tentu," lalu mengemasi barang-barangnya dan pergi.
“Astaga.. Cincin ini terlihat baik-baik saja. Tapi Dia sama sekali tidak romantis.” Keluh Nok Du kesal
“Bagaimana mungkin seorang wanita tidak memahami pria? Aku datang jauh-jauh ke sini hanya karena dia. Seandainya aku tidak terpesona oleh matanya yang lezat kembali ke feri, Aku tidak akan berada dalam situasi ini.” Kata Tuan Yeon kesal
“Kau bilang "Tidak terpesona"?” ucap Bok Nyeo tiba-tiba datang. Tuan Yeon senang tapi mencoba tetap kesal dan bertanya Kenapa kembali.
“Kupikir kau telah meninggalkan aku.” Ucap Tuan Yeon kesal. Bok Nyeo menyuruh Berhenti omong kosong dan ikuti saja.
“Mari kita bicara kembali di rumah.” Kata Bok Nyeo. Tuan Yeo seperti mengeluh kesal seorang tak peduli.
“Baiklah... Aku akan memberimu waktu tiga detik.” Ucap Bok Nyeo, Tuan Yeon langsung bergegas mendekat. Akhirnya Bok Nyeo langsung mengendongnya  Tuan Yeon panik karena merasa seperti bayi. 


Nok Du mengeluh kalau itu memalukan. Hwang Tae mengejek kalau adiknya itu yang paling romantis di sini. Nok Du seperti masih marah tak ingin mengungkitnya.  Hwang Tae bertanya apa lagi sekarang? Apakah  Nok Du dimarahi lagi, dengan nada mengejek.
“Jangan konyol... Aku marah padanya dan pergi.” ucap Nok Du. Hwang Tae ingin tahu apa yang terjadi.
“Aku hanya senang, Karena kita hidup bersama sekali lagi.” Ungkap Nok Du. Hwang Tae juga merasakan hal yang sama.
“Aku senang kita bertiga bisa hidup bersama lagi. Dan... Aku berterima kasih dan minta maaf kepada Kakak.” Kata Nok Du
“Benarkah? Kalau gitu, Apa sebaiknya kita membatalkan pernikahanm dan tinggal bersama Ayah? Seperti masa lalu yang indah?” ucap Hwang Tae
“Apa yang kau katakan? Hei, bagaimana dengan ini? Kakak juga harus menikah. Apa pendapatmu tentang Mal Nyun?” ucap Nok Du memberikan saran. Hwang Tae melihat Mal Yun lalu mengeluh.
“Kalau begitu... bagaimana dengan Sook?” kata Nok Du. Hwang Tae melihat Kim Sook minum dengan wajah malu mengeluh jangan bodoh lalu akan masuk rumah.
“Apa itu? Ada yang aneh deh? Apa ini? Kau pasti menyukainya.” Ucap Nok Du mengoda.
“Berhentilah mencoba membuat Aku menyukai mereka.” Kata Hwang Tae. Nok Du pun mengejar kakaknya. 


Dong Joo menaruh bantal berdampingan diatas alas tidur, lalu mematikan lampu seperti sudah berani tidur dalam gelap. Nok Du datang tersenyum melihat Dong Joo yang tidur serampangan dengan kaki dan tangan kemana-mana.
Setelah membuka jubah bajunya, Nok Du pun merapihkan tidur Dong Joo lalu menyelimutinya. Ia mulai berbaring lalu membiarkan tanganya sebagai bantal untuk Dong Joo. Ia menatapnya dengan senyuman lalu menciumnya, Dong Joo seperti merasakan Nok Du akhirnya pulang, langsung bergeser dan memeluknya dengan erat.
Keduanya pun tertidur dengan saling berpelukan dengan erat. 

Pagi hari, Mal Yun memberikan make up pada Dong Joo di ruangan dan meminta agar Tersenyum, lalu memuji kalau terlihat cantik.  Dong Joo tersipu malu, Aeng Du melhat Dong Joo cemberut melihatnya dengan sinis berkata kalau Dong Joo pasti senang.
“Kau pernah mengatakan kepadaku untuk tidak menikah dengan seorang kampret seperti dia. Aku melihat kembali, sepertinya kau telah merencanakan semuanya sejak itu. Aku yakin kau melakukannya.” Aeng Du sinis. Mal Yun tak percaya mendengarnya.
“Hei, jangan konyol.” Kata Dong Joo panik. Aeng Du akhirnya mencoba melupakan dengan wajah tersenyum meminta Dong Joo agar menjaga Nok Du.
“Dia mungkin belum dewasa, tapi dia pria yang baik, jadi berbahagialah bersama. Jalani kehidupan mesra, mengerti?” kata Aeng Du yang bersikap seperti orang biasa.  Dong Joo pun mengucapkan Terima kasih dengan wajah tersenyum bahagia. 


Dibawah pohon yang rindang, Nok Du gugup menunggu mempelai wanita dengan sudah banyak makanan diatas meja untuk perayaan pernikahan. Tuan Yeon meminta mereka menahan sebentar kalau Kue beras belum datang.
“Jangan memulai dulu! Ini kue berasnya!” teriak Tua Yeon tapi kakinya tersandung dan terjatuh. Semua panik, Bok Nyeo pun membantu Tuan Yoen berdiri. Tuan Yeon mengaku baik-baik saja.
“Rapikan pakaianmu. Aku baik-baik saja.” Kata Bok Nyeo merapihkan pakaian Tuan Yeon.
Saat itu angin tiba-tiba bertiup angin yang sangat kencang,  Nok Du menahan lilin dan makan diatas meja agar tak jauh, lalu sedikit panik karena anginnya kuat. Tiba-tiba seseorang berteriak kalau pengantin wanitanya datang.
Nok Du tersenyum bahagia melihat Dong Joo datang dengan Aeng Du dan Mal Nyeo menyebar bunga disepanjang jalan.  Dong Joo pun tersenyum bahagai melihat Nok Du. Akhirnya Tuan Hwang berdiri ditengah akan memulai upacara pernikahan.
“Baiklah. Aku sekarang akan memulai upacara pernikahan dari Jun Nok Du, pengantin pria, dan Dong Dong Joo, mempelai wanita. Pengantin perempuan dan laki-laki akan saling mencintai. Untuk melakukan itu, mereka harus ...” ucap Tuan Hwang lalu panik karena kertasnya terbang dibawa angin.
“Hei... Dapatkan itu! Aku menghabiskan sepanjang malam menulis itu! Aku tidak bisa kehilangan itu!” ucap Tuan Hwang langsung mengejarnya
“Angin sangat kencang hari ini.” Kata semua orang, mereka kebingungan dengan pesta yang akan dilaksanakan banyak kendala.
“Mungkin hari ini bukan hari mereka.” Bisik Yeon Boon, Jung Sook meminta agar jangan katakan itu.
“Tapi tahukah kalian? Cuacanya bagus... Tolong beri mereka kata-kata berkat Anda.” Kata Kim Sook meminta Tuan Jung untuk berdiri ditengah keduanya.
“Tidak, terima kasih. “kata Tuan Jung menolak, Semua pun berpikir itu bagus.  Akhirnya Tuan Jung  didiri ditengah-tengah. 


“Sebelum kita mulai, izinkan aku berbagi beberapa saran. Pernikaha adalah ketika dua orang yang berbeda bertemu dan menghabiskan sisa hidup mereka bersama. Kalian harus selalu saling menghormati, saling peduli, bersabar dan mengerti satu sama lain.” Ucap Tuan Jung dengan angin yang terus berhembus kencang.
“Maka kalian akan dapat mengatasi semua jenis hambatan ... dan kesulitan yang menghadang kalian. Oleh karena itu, Aku percaya bahwa kalian berdua akan selalu saling mencintai dan bergantung  sampai maut memisahkan kalian dalam sakit dan sehat  dan tetap setia terlepas dari  situasi apa pun yang kalian alami ...” ucap Tuan Jung dan akhirnya papan dibelakangnya terjatuh.
Mereka pun panik karena Tuan Jung yang tertimpa papan  akhirnya mendorong meja dan semua makan pun terjatuh. Semua panik Aeng Du melihat makana yang terjatuh langsung memakan dengan wajah bahagia.
Akhirnya semua hanya bisa tertawa melihat kekacaua yang terjadi. Tuan Hwang datang dengan wajah bagia memberitahu sudah membawa kertas yang tadi terbang, tapi pesta sudah kacau. 


Diatas sebuah bukit terlihat pemadangan yang indah dengan air laut yang terbentang luas. Sementara Nok Du hanya bisa menghela nafas kesal. Dong Joo pikir kalau Nok Du belum bisa mengatasi rasa kecewanya lalu menegaskan kalau tidak peduli bagaimana pernikahannya.
“Aku ingin memberimu segalanya. Aku ingin melakukan semua yang tidak pernah kita lakukan termasuk hal-hal yang harus kita menyerah. Aku ingin mengisi hidupmu  dengan kenangan indah dan membuatmu melupakan yang buruk.” Ungkap Nok Du
“Aku ingin memberimu cincin itu dan bersumpah  bahwa kita akan bersama  selama sisa hidup kita.” Kata Nok Du kesal
“Mari kita lakukan itu di sini.” Kata Dong Joo lalu mengambil bunga yang ada didekatnya. Nok Du terlihat bingung.
“Nok Du... Aku tidak berpikir waktu yang kita habiskan bersama hanya akan diisi dengan hal-hal bahagia. Sama seperti hari ini, kita mungkin harus menghadapi hari berangin yang tak terduga. Dan akan ada saat-saat ketika kita menangis dan merasa ingin menyerah.” Ungkap Dong Joo
“Tapi selama kita bersama, Aku dengan senang hati akan menanggung semua hari-hari yang sulit  terlepas dari apa pun itu.” Kata Dong Joo. Nok Du pun setuju akhirnya Dong Joo memasangkan cincin bunga lebih dulu.
“Aku akan melakukan hal yang sama. Aku dengan senang hati akan menanggung semuanya.” Kata Nok Du dan memasangkan cincin bunga pada tangan Dong Joo lalu berkomentar kalau suka cincin bunga.
“Ada sesuatu yang ingin Aku lakukan di pernikahan.” Kata Nok Du. Dong Joo ingin tahu apa itu.
Nok Du menarik Dong Joo agar lebih dekat, Dong Joo menatapnya seperti mengetahuinya akhirnya mengalungkan tanganya lalu mereka pun berciuman dengan mesra diatas bukit untuk merayakan penikahan mereka. 


Dong Jo terbangun dari tidurnya melihat Nok Du sedang menulis sesuatu, akhirnya ia menutupi tubuhnya dengan selimut lalu memeluk Nok Du dari belakang dan bertanya Apa yang sedang dilakukan. Nok Du memberitahu s dang menulis surat untuk ibunya.
“Aku menulis surat untuk memberi tahu dia bahwa kita menikah.” Kata Nok Du lalu mencium Dong Joo. Dong Joo pun tersenyum.
Ratu membaca surat dari anaknya yang dimasukan ke dalam teko teh, lalu tersenyum bahagia, setelah itu membakarnya agar tak ada bukti kalau anaknya baik-baik saja. 

[9 tahun kemudian]
Prajurit Yool Moo masuk ke dalam istana, langsung menyerang Raja yang sedang makan. Semua pendang mengarah pada Raja, setelah Yool Moo datang semua pengawal pun mundur. Raja berkomentar kalau berpikir Yool Moo lebih pintar dari pada dirinya.
“Tapi aku pikir, aku salah melihat bahwa kau rela memutuskan untuk menginjakkan kaki di lubang berapi ini.” Ungkap Raja.
“Mengapa kamu membiarkan aku hidup?” tanya Yool Moo penasaran.
“Jika aku tidak membiarkanmu hidup,maka Aku akan menjadi seorang ayah yang membunuh putra luguku dua kali.” Komentar Raja.
“Kau pikir, Aku lahir selama invasi Jepang. Tapi 19 November Itu adalah.. tanggal lahir aku yang sebenarnya. Aku lahir pada tanggal yang sama persis sama dengan putra Anda.” Ungkap Yool Moo 


Flash Back
Seorang pria menguping dari depan pintu saat Peramal berkata “Anak kerajaan yang lahir pada 19 November akan menjadi raja selanjutnya.” Lalu bergegas pergi dengan wajah panik.
“Jika ayahku tidak mendengar itu, Maka, Aku akan mati... Tapi, Aku masih hidup. Dan seperti apa yang dikatakan ramalan itu, maka Aku akan menjadi raja hari ini. Dan akhirnya Anda akan  kehilangan tahtamu” ucap Yool Moo terlihat bahagia.
“Bisakah kau membantu aku?” kata Raja. Yool Moo menatapnya. 

Akhirnya Yool Moo dengan beberapa prajurit pergi ke istana raja dengan mengingat yang dikatakn
Flash Back
“Aku akan menerima takdir-ku dan masa akhirku. Jika Aku harus diingatkan akan rasa takut Aku selama sisa hidupku, maka Aku akan melakukannya. Tapi... Aku akan... menjadi satu-satunya yang membawa mereka. Aku ingin Membiarkan Ratu meninggalkan tempatnya tanpa ada yang tahu.” Ucap Raja
“Aku akan melakukannya.” Kata Yool Moo lalu berjalan pergi, Raja lalu mengatakan kalau Yool Moo akan kesepian.
“Kau akan kesepian  dan terus kesepian..” ungkap Raja. Yool Moo hanya diam saja.
Akhirnya Yool Moo masuk ke ruangan Raja dan duduk di bangku taht, teringat kembali yang dikatakan Raja “Kau akan kesepian.” Kamu akan kesepian dan terus kesepian.” Ia seperti sudah mengetahui akan rasanya menjadi raja.
[Pangeran Neungyang membangkitkan pemberontakan, Ratu akan menuju ke pulau itu.]

Nok Du bertemu dengan Tuan Jung setelah mengetahui orang tuanya diturunkan dari tahta.  Ia mengaku tidak tahu bagaimana perasaannya yang  seharusnya. Ia mengaku ingin menangis, tetapi tidak melakukannya secara bersamaan.  Tuan Jung langsung membentang tangan agar Nok Du  bisa memeluknya.
“Kau bisa menangis Atau kau tidak perlu menangis. Aku juga akan mengikuti kata hatiku.” Ucap Tuan Jung. Akhirnya Nok Du pun menangis di bahu Tuan Jung. 

Seseorang menaiki perahu denga jubah yang menutupi wajahnya, Dong Joo duduk dipantai bertanya apakah Nok Du merasa gugup. Nok Du mengaku sedikit.   Dong Joo mengaku sangat gugup. Nok Du binggung ingi tahu alasanya.
“Aku bertanya-tanya bagaimana dia akan memikirkanku dan Apakah dia akan menyukaiku. Hal-hal seperti itu.” Kata Dong Joo
“Bagaimana dia bisa membencimu?” komentar Nok Du. Dong Joo pun jadi percaya diri karean sangat cantik pasti orang itu akan menyukainya.
“Kaulah yang menyelamatkan aku.” Ucap Nok Du, Dong Joo mengeluh mendengarnya. Nok Du pun itu benar.
“Kau bilang ingin hidup bahagia bersama aku  dan Kau akan menunggu. Hari itu, yang kau katakan akan menyelamatkan Aku beberapa kali.” Kata Nok Du
“Aku merasakan hal yang sama. Aku akan terus hidup bahagia bersamamu untuk sisa hidupku. Jadi, ketika kamu mengalami kesulitan, datanglah kepadaku dan menangis. Ketika ada saat-saat bahagia, kita bisa tersenyum bersama seperti sekarang.” Kata Dong Joo.
Nok Du ingin mereka berjanji, akhirnya Dong Joo mengalungka jari kelingkingnya.  Dong Joo terlihat gugup karena melihat sebuah kapal yang akan menepi. Nok Du pun mengajak pergi, terlihat Ratu membuka penutup kepalanaya. Mereka seperti akan bahagia dengan keluarga baru.
(Sama seperti itu, mereka hidup bahagia selamanya. Selalu bahagia dengan orang yang kalian cintai.)
THE END

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar