PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 26 November 2019

Sinopsis The Tale Of Nok Du Episode 31

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Yool Moo mengantar raja ke kursinya, wajahnya terlihat masih sangat pucat. Raja dengan wajah penuh amrah memerintahkan Yool Moo agar menangkapnya tidak peduli bagaimanapun juga. Yool Moo menganguk mengerti dengan menatap ke arah kursi Raja.
“Tidak... Aku sendiri yang akan menangkapnya.” Ucap Raja lalu melangkah pergi setelah melihat tatapan Yool Mo ke arah kursinya. Yool Moo pun mengikutinya lalu menatap ke arah kursi raja yang sudah jadi impianya. 

Hwang Tae, Dong Joo membantu Nok Du berjalan. Tuan Hwang datang dengan luka ditubuhnya lalu menanyakan keadaan Nok Du, apakah baik-baik saja, Nok Du seperti sudah sangat lemah. Tuan Hwang memberitahu kalau  harus membawa ayahnya di luar istana, jadi agak terlambat.
“Apakah Ayah baik-baik saja?” tanya Hwang Tae. Tuan Hwang menjawab Tuan Jung baik-baik saja.
“Bagaimana denganmu? Apakah kau baik-baik saja?” tanya Hwang Tae. Tuan Hwang mengaku baik-baik saja
“Ini bukan apa-apa bagiku. Jadi., Apa benar Raja ada di sini?” ucap Tuan Hwang memastkan.
“Kau harus membawa Kakak-ku dan Dong Joo ke luar istana.” Kata Nok Du. Tuan Hwang ingin tahu apa yang akan dilakukan Nok Du
“Aku perlu mampir di suatu tempat.” Kata Nok Du. Tuan Hwang menganguk mengerti.
“Akan ku Bawa mereka dengan aman.  Kau harus hati-hati.” Kata Tuan Hwang.
“Tidak. Biarkan aku pergi bersamamu. Kita tidak punya waktu untuk disia-siakan. Mari Cepat pergi.”kata Dong Joo lalu mengenggam tangan Nok Du lalu bergegas pergi. 

Dong Joo membantu Nok Du pergi menemui ibunya, Ratu terlihat gugup dan panik melihat anaknya yang terluka. Nok Du mengakubaik baik saja dan meminta Ibunya harus meninggalkan istana untuk sementara waktu. Ratu tak terima dengan yang dikatakan sang anak.
“Yang Mulia ... telah kembali.” ucap Nok Du. Ratu kaget mendengarnya dan tak percaya kalau suaminya kembali ke istana.
“Jadi, apakah prajuritnya mengejarmu?” tanya Ratu. Nok Du membenarkan.
“Ada jalan keluar dari istana di halaman belakang. Nyonya Istana Kim. Tunjukkan padanya jalannya.” Ucap Ratu. Nyonya Kim mengangguk mengerti dan meminta agar ikut denganya.
“Kau harus ikut denganku, Ibu.” Kata Nok Du, Nyonya Kim hanya menatapnya. 

Pegawal memeriksa istanna ratu, lau memberitahu kalau tidak ada seorang pun di Kamar Ratu. Raja berpikir kalau tahu di mana dia bisa bersembunyi lalu berjalan pergi. Yool Moo mengikutinya dengan tatapan sinis.
Ratu meminta Nok Du agar ikuti perkataanya, Nok Du tak mengerti maksud ucapan ibunya dan Kenapa Ibunya tidak bisa ikut dengannya dan  Bagaimana bisa meninggalkan Ibu di tempat berbahaya ini. Ratu yakin Raja tidak bisa membunuhnya.
“Akulah... satu-satunya yang tersisa di sisinya.” Kata Ratu. Nok Du ingin tahu dengan nasibnya.
“Akhirnya aku ... Sudah bertemu denganmu, Ibu.” Ucap Nok Du menangis.
“Yang Menyakitkan-ku lebih dari kematian adalah untuk membiarkanmu pergi.”kata Ratu. Nok Du ingi tahu alasanya.
“Ini karena... Aku adalah seorang ratu. Suamiku mungkin berhati dingin  dan kejam, tapi dia adalah Raja. Jika aku meninggalkannya seperti yang lain, maka dia akan segera hancur  oleh orang-orang tercela itu. Apakah kau tidak setuju? Itu tidak bisa terjadi.” Jelas Raja.
Nok Du menatap ibunya, Ratu akhirnya memeluk erat sang anak. Dong Joo hanya bisa menatap Nok Du denga ibunya menahan rasa sedih. Raja menegaskan Tidak peduli apa kata orang, Nok Du adalah putra yang paling berharga  untuknya.
“Ingatlah itu, dan rawatlah luka. Dan pergilah ke suatu tempat yang jauh dari sini dan hidup bebas. Apakah kau akan melakukannya untuk-ku? Kita akan bertemu lagi suatu hari nanti. Aku berjanji. Dengan Begitu tolong tetaplah hidup. Kau harus hidup.” Pinta Ratu sambil menangis.
Nok Du hanya bisa menangis harus berpisah dengan sang ibu, Nyonya Kim menyuruh mereka bergegas pergi dengan jalan belakang.  Beberapa saat kemudian Raja datang dengan pengawal bertem dengan Ratu. 



“Aku juga tahu bahwa kau dulu tinggal di sini  ketika kau adalah Putri Mahkota. Dimana dia?” tanya Raja.
“Berapa lama... Kau akan terus bertindak seperti binatang?” ucap Ratu. Raja marah karena Ratu berani bicara itu. Ratu langsung mengambil pedang Raja dan menaruh di lehernya.
“Yang mulia! Jika ada yang bergerak, Aku akan memotong tenggorokanku sendiri. Jika kau ingin membunuhku, lakukan itu. Bunuh aku dulu sebelum kamu pergi untuk membunuh anakmu!” ucap Ratu mengancam dengan tangan yang berdarah terkena pedang. 

Nyonya Kim akhirnya mengantar keduanya ke tempat persembunyian dan meminta mereka harus pergi sekarang juga. Nok Du terlihat masih sangat sedih. Nyonya Kim meminta Nok Du agar bisa megerti denga sikap Ratu.
“Untuk menjamin keamananmu, maka dia harus tinggal di istana.  Itu sebabnya dia menyuruhmu pergi. Tolong tetap aman” kata Nyonya Kim. 

Tuan Hwang panik menunggu ditepi sungai berpikir semua pasti tidur. Tuan Yeon dkk akhirnya datang, Tuan Hwang bisa bernafas lega melihat semua datang. Tuan Yeon dengan wajah panik memberitahu Hanyang dalam kekacauan sekarang.
“Bawa Aeng Du bersama-mu dan naiklah perahu.”kata Tuan Hwang. Tuan Yeon pikir Nok Du masih di luar sana.
“Aku mengatakan kepadanya untuk bersembunyi di suatu tempat jika semuanya serba salah, jadi aku akan pergi ke sana sekarang. Bawa ayahmu dan Aeng Du dulu. Bisakah kau melakukan itu?” kata Tuan Hwang
“Tunggu dulu... Apa yang sedang kau lakukan? “ kata Tuan Yeon bingung
“Aku benar-benar berterima kasih atas semua yang telah Kau lakukan. Maafkan Aku karena tidak bisa membalas-mu. Kau juga harus pergi. Tinggal di sini tidak akan ada gunanya bagimu. Cepatlah!” tegas Tuan Hwang menunjuk pada tiga wanita besar.
“Tunggu.  Apa yang sedang kamu lakukan?” kata Tuan Hwang melihat para gadis yang akan naik perahu.
“Pria lemah itu tidak bisa merawat gadis muda ini. Lupakan. Kami akan melakukan yang terbaik untuk membantu.” Kata Soon Nyeo
“Aku setuju. Mari kita lanjutkan sampai akhir.” Kata  Mal Nyu ikut naik. Akhirnya semua wanita naik bersama dengan Hwang Tae.
Bok Nyu melihat Tuan Yeo akan pergi meninggalkanya, akhirnya berlari dan langsung memeluk erat. Tuan Yeon seperti tak bisa nafas tapi membiarkanya, Bok Nyu akhirnya melepaskan pelukanya lalu berjalan pergi.
 “Apa yang masih kau lakukan disini?” kata Tuan Hwang menyuruh Tuan Yeon untuk kembali ke Hanyang membawa ayahnya. 


Dong Joo akhirnya mengikat kain agar darah Nok Du berhenti keluar, lalu memastikan kala masih sadar. Nok Du dengan mata tertutup mengaku baik-baik saja. Dong Joo mengeluh pada Nok Du yang selalu mengatakan itu. Nok Du pikir tak ada yang salah dengan ucapanya.
“Baiklah.. Aku tidak baik-baik saja. Sangat menyakitkan sampai aku bisa mati karena rasa sakit.” Ucap Nok Du. Akhirnya Dong Joo memeluk dengan erat.
“Kau seharusnya memeluk aku lebih cepat. Aku merasa sedikit lebih baik sekarang.” Kata Dong Joo
“Kau seharusnya tidak tertidur.” Ungkap Dong Joo. Nok Du mengaku tidak akan tertidur.
“Aku akan berbicara denganmu.” Kata Nok Du. Dong Joo ingi tahu Apa yang harus mereka bicarakan.
“Sejak kapan kau menyukaiku?” tanya Nok Du. Dong Joo mengeluh karena Nok Du bisa menanyakan hal seperti itu sekarang
“Kau menyukaiku. sejak kita tinggal bersama di desa untuk para janda, kan?” goda Nok Du
“Mengapa Aku menyukai pria yang berpakaian seperti wanita?” ejek Dong Joo
“Jika kita kembali ke masa itu, akankah kamu berhenti menyukaiku?” tanya Nok Du. 



Pengawal dkk mencari Nok Du di hutan dan melihat ada tetasan darah dia jalan lalu memberitahu Yool Moo. Yool Moo yaki kalau mereka pergi ke sana lalu berjala pergi. Sementara di gudang, Dong Joo memeluk erat Nok Du di pelukanya.
“Jika ia kembali lagi ke masa lalu, Aku akan melarikan diri bersamamu bagaimanapun caranya. Aku akan memastikan kau tidak mencari tahu tentang apa pun atau tentang siapa diriku. Kita akan melarikan diri ke tempat di mana tidak ada orang.” Ungkap Dong Joo sambl memeluk erat Nok Du.
“Dan... Apakah kau mendengarkan? Apakah kau dengar?” tanya Dong Joo lalu tersadar kalau Nok Du sudah tak sadarkan diri.
Ia akhirnya hanya bisa menangis dengan memeluk Nok Du, saat itu Tuan Hwang datang lebih dulu dan akhirnya membantu Nok Du berjalan untuk keluar dari Hanyang. 

Tuan Hwang mengendong Nok Du tapi lukanya seperti makin parah dan membuatnya jatuh. Ia lalu melihat Yool Moo dan pengawal mencari disekitar hutan, lalu memberitahu mereka tidak bisa pergi lewat sini. Dong Joo yang tak tahu ingin tahu apa yang terjadi.
“Jika kau terus kejalan ini, maka Kau akan menemukan sungai. Akan ada kapal yang diikat di tepi sungai itu. Bisakah kau membawa Nok Du ke sana?” kata Tuan Hwang.
“Apa maksudmu?”komentar Dong Joo. Tuan Hwang pikir akan melakukan yang terbaik untuk mengulur waktu.
“Jadi tetaplah tersembunyi dan lakukan apa yang aku katakan tadi. Dan satu hal lagi. Ini mungkin agak terlalu banyak untuk meminta. Tapi... setelah kau bertemu Aeng Du ...” ucap Tuan Hwang langsung disela oleh Nok Du
“Aku tidak bisa membawa Nok Du ke sungai.” Kata Dong Joo. Tuan Hwang bingung dengan sikap Dong Joo
“Kami akan terjebak dalam perjalanan. Kau tahu tidak mungkin bagimu untuk menahan mereka sendiri. Lalu kita bertiga akan mati.” Kata Dong Joo.  Tuan Hwang memastikan apakah Dong Joo Sudah memikirkan ...
“Aku hanya berusaha untuk bertahan hidup. Tolong pastikan Nok Du tetap hidup.” Kata Dong Joo lalu pergi dengan jubah milik Nok Du. 


Dong Joo melihat Yool Moo sedang mencari Nok Du akhirnya mendekat. Yool Moo menatap baju yang didekap oleh Dong Joo. Akhirnya keduanya berbicara. Dong Joo akhirnya memberitahu kalau Nok Du sudah meninggal. Yool Moo pikir Dong Joo Sedang mencoba untuk memberinya waktu.
“Apakah dia mengirimmu untuk melakukan ini?” sindir Yool Moo. Nok Du meminta agar mengatakan para Raja kalau Nok Du terbunuh oleh pedangya saat sedang mengejarnya. Yool Moo akan melangkah pergi. Dong Joo menahanya.
“Jika kau melakukan itu untuk aku, maka Aku akan tinggal di sisimu.” Kata Dong Joo.
“Apa Kau akan tinggal di sisiku? Apakah Kau tahu apa artinya itu? Aku tidak akan membiarkanmu pergi ke mana pun. Aku akan membuatmu bersembunyi selama sisa hidupmu.” Ucap Yool Moo.
“Ya, lakukanlah... Aku tidak peduli.” Ucap Dong Joo. Akhirnya Yool Moo mengajak pengawal pergi karena Nok Du tak ada disana. 


Di depan raja sudah ada mayat yang ditutupi oleh tikar, Yool Moo memberitahu Raja kalau Nok Du tersapu oleh sungai, dan mereka menemukan mayatnya di tepi sungai. Raja seperti tak sedih setelah mengetahui Yool Moo menikam Nok Du dan tubuhnya tersapu oleh sungai.
“Tetapi kau masih berhasil membawakan aku tubuhnya.” Ucap Raja. Pengawal ingin memastikan mayatnya.
“Sudah Lupakan... Dia terhanyut ke sungai selama berhari-hari. Aku tidak akan bisa mengenalinya. Dan tentu saja, kau tidak akan pernah mencoba menipu aku.” Ucap Raja lalu melangkah pergi. Yool Moo pun bisa bernafas lega. 

Yool Moo pergi ke sebuah tempat dengan memastikan tak ada yang mengikutinya, saat itu seorang seperti mengikutinya dan bersembunyi dibelakang pohon. Yool Moo masuk ke sebuah ruangan, melihat Dong Joo duduk membawa buku.
“Apakah kau ingin memakanya?” tanya Yool Moo membawa segelas es. Dong Joo hanya diam saja.
“Jika kamu tidak ingin ...” kata Yool Moo dan Dong Joo langsung mengambil dan mencobanya.
“Apakah rasanya enak?” tanya Yool Moo. Dong Joo mengaku sangat enak dengan tatapan kosong.
“Kau setuju untuk melakukan semuanya... Aku akan menunggu. Jadi beri aku ketulusanmu. Aku berbohong ketika aku mengatakan kepadamu bahwa ketulusanmu tidaklah masalah. Kau bisa memanfaatkan waktu selama yang kau inginkan. Aku ingin hatimu yang tulus. Itulah satu-satunya hal yang Aku minta darimu.” Ucap Yool Moo memohon.
“Aku bisa berbohong  dan berjanji kepadamu bahwa Aku akan melakukan itu. Tapi... kau dan aku sama-sama tahu ketulusan seseorang dan kasih sayang untuk seseorang  bukan sesuatu yang bisa dilakukan dengan mudah.” Ucap Nok Du. Yool Moo pun hanya bisa terdiam. 


Pengawal membawa mayat dianggapa adalah Nok Du, Ratu menghentikanya lalu mencoba memastikan sendiri, lalu bisa bernafas lega karena ternyata bukan anaknya, lalu menyuruh mereka pergi. Sementara Dong Joo berbaring dengan lampu menyala dan wajahnya gelisah.
Saat itu Yool Moo masuk kamar, Dong Joo pun pura-pura sudah tertidur dengan memejamkan matanya. Yool Moo menarik selimut dan langsung mematikan lampu. Setelah lampu mati Dong Joo panik karena ruangan gelap lalu teringat saat Nok Du menyalakan lampu dengan menutup semua jendela degan baju.
“Ini akan baik-baik saja selama tidak ada yang bisa melihat kita dari luar.” Ucap Nok Du bangga.
“Apa yang kau pikirkan? Bahkan hantu dengan mata yang baik akan melewati rumah kita.” Ejek Dong Joo.
“Berhenti merengek dan tidurlah. Itu Cukup berisik.” Keluh Nok Du. 


Yool Moo berjalan dilorong lalu mendengar suara Dong Joo yang menangis. Dong Joo tiba-tiba melihat Nok Du menyalakan lampu. Dong Joo megeluh dengan Dong Joo tidak menyalakan lilin, padahal disini gelap. Dong Joo langsung memeluk erat Nok Du karena masih hidup.
“Tentu saja... Aku berjanji kepadamu bahwa Aku akan kembali...Aku minta maaf, Aku terlambat.” Ungkap Nok Du. 

Yool Moo berjalan di lorong mengingat yang dikatakan Dong Joo “Kau dan aku sama-sama tahu  ketulusan seseorang . dan kasih sayang untuk seseorang  bukan sesuatu yang bisa dilakukan dengan mudah.”  Saat membuka pintu kamar Dong Joo ternyata Dong Joo sudah menghilang dan yakin kalau pasti pergi dengan Nok Du.
“Tuanku, jika kita menunda sedikit lebih lama, kita akan kehilangan mereka. Haruskah Aku mengejar mereka?” tanya Pengawal
“Tidak. Tidak perlu melakukanya” ucap Yool Moo seperti sudah pasrah membiarkan Dong Joo pergi dengan Nok Du.
Nok Du dan Dong Joo berlari di antara ilalang, keduanya seperti sangat bahagai akan meninggalkan Hanyang bersama.
Bersambung ke episode 32

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar