PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 13 November 2019

Sinopsis The Tale Of Nok Du Episode 25

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Nok Du dan Dong Joo akhirnya duduk dekat ayunan sambil saling menatap Nok Du bertanya Apa terjadi sesuatu karena sebelumnya Dong Joo memeluknya dan langsung menangis. Dong Joo menatap Nok Du teringat dengan yang dikatakan Yool Moo.
“Kau membencinya  dengan sepenuh hati dan berusaha mati-matian untuk membunuh ...Raja sialan itu. Dia adalah Raja ... Dia adalah Putra Raja itu.” Ucap Yool Moo marah


Dong Joo akhirnya mengaku Tidak.ada yang terjadi tapi hanya kelelahan sepanjang hari jadi ia terlalu sibuk dan lelah. Nok Du pun mempercayai kalau Dong Joo hanya merasa lelah saja.  Dong Joo pun ingin apakah terjadi sesuatu dengan Nok DU.
“Aku juga sama. Bekerja bisa jadi lebih sulit.” Ungkap Nok Du lalu bersandar di bahu Dong Joo.
“Bagaimana dengan pantai?” tanya Nok Du. Dong Joo pikir merkea  pergi lain kali dan lain waktu dengan menenangkan Nok Du yang bersandar dibahunya. 

Dong Joo akan masuk istana lebih dulu, Nok Du menahanya menatap Dong Joo lebih lama. Dong Joo bertanya ada apa. Nok Du memegang tangan Dong Joo akan memastikan akan pergi ke pantai  lain kali.
“Iya. Itu adalah janji.”kata Dong Joo. Nok Du pun menyuruh Dong Joo masuk lebih dulu. Setelah Dong Joo masuk Nok Du melihat seseorang yang datang menghampirinya. 

Yool Moo mengajak Nok Du bertemu di rumahnya, membahas Nok Du yang Kbahkan masuk penjara untuk menemui Yang Mulia Tetapi pergi tanpa berbicara dengannya. Ia pikir Nok Du pasti sudah tahu siapa napi itda Sepertinya menemukan sesuatu yang lebih buruk dari itu. Nok Du membenarkan.
“Seolah meninggalkan putranya sendiri tidak cukup, dia masih berusaha mati-matian untuk membunuh putranya sendiri. Aku ragu kau ingin memberinya bukti.”komentar Yool Moo
“Dan apakah Aku akan berubah atau tidak tergantung pada dirimu. Jangan ganggu Kakak-ku. Dan berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan pergi setelah Korps Muweol dibubarkan. Jika ada yang terluka ...”ucap Nok Du
“Itu tidak akan sulit untuk dipatuhi.” Komentar Yool Moo. Nok Du menegaskan akan mengawasinya.
“Namun, mungkin ada cara yang lebih mudah. Kita bisa bekerja sama.” Kata Yool Moo sebelum Nok Du pergi. Nok Du terlihat bingung.
“Aku tidak perlu khawatir ... Kau memiliki bukti yang menentangku. Dan Kau dapat menjamin keamanan orang yang Kau sebutkan dan membalas ... ayahmu yang meninggalkanmu dengan cara paling kejam denganku.” Kata Yool Moo. Nok Du hanya mengumpat kesal dan langsung pergi.
“Aku akan memberimu dua hari untuk mempertimbangkan penawaranku. Pertimbangkan tawaranku.” Kata Yool Moo. Nok Du seperti tak mengubrisnya. 


Didepan penjara, Nok Du seperti ingin masuk tapi Pengawal menegaskan tidak bisa masuk karena Ketika Yang Mulia tidak ada di dalam, tidak ada yang bisa masuk. Nok Du ingin menjelaskan tapi pengawal lebih dulu menegaskan Ini adalah perintah kerajaannya.
Nok Du akhirnya hanya diam saja lalu melihat ada besi panas yang dikeluarkan dari penjara. Setelah itu Nok Du menemani Raja yang sedang berlatih panah dan tak bisa menyentuh ke bagian tengah.
“Aku ingin semua orang meninggalkanku  dan Kepala Administrative Kepolisian Yeon sendiri.” Ucap Raja. Akhirnya pengawal, kasim dan dayang keluar dari tempat panah.
“Aku dengar Kau punya sesuatu untuk dilaporkan kepadaku.” ucap Raja. Nok Du membenarkan.
“ Namun, itu tidak lagi penting.” Kata Nok Du dengan tatapan kosong, Raja tak mengerti maksud ucapan Nok Du.
“Aku akan melaporkan kepada Anda . bahwa kami mendeteksi jejak Jung Yun Jeo di Hanyang.” Ucap Nok Du berbohong.
“Tapi kau melihat sendiri kalau dia sudah ditangkap dan kembali ke penjara” kata Raja. Nok Du membenarkan.
“Apakah kau mendengarnya?” tanya Raja. Nok Du mengaku  mendengarnya Namun ia tidak mau mendengarnya. Raja bingung.
“Aku tidak mendengar kejadian masa lalu yang tidak Anda inginkan  untuk mencari tahu. Namun, Aku baru saja mendengar cerita tentang kesepian Anda.” Jelas Nok Du
“Apakah kamu mau mencobanya?” tanya Raja memberikan panahnya pada Nok Du. Nok Du mengambil panahnya
“Heo Yun Jeo juga begitu. Dia memperhatikan kesulitan hidupku dan kesepian-ku. Dan dia memelukku sebagai teman sejati. Namun, itu semua bohong. Aku tidak akan memaafkannya. Aku tidak akan tertipu lagi.” Ungkap Raja.
“Aku akan mendapatkan anak itu  dan membunuh dia.” Kata Raja dan saat itu Nok Du mengeser panahnya ke arah Raja yang ada didepanya.
“Aku akan menunjuk-mu sebagai penjaga kerajaan. Akankah kau tinggal di sisiku dan melindungi aku  untuk waktu yang sangat lama?” ucap Raja. Nok Du mengeser arahnya dan melepaskan panah tepat ada ditengah papan.
“Aku selamanya bersyukur, Yang Mulia. Aku akan menerimanya dengan penuh syukur.” Ucap Nok Du langsung membungkuk pada raja. 



Pagi hari
Pelayan berjalan dengan Dong Joo, lalu melihat  Nok Du itu kepala administrasi yang datang berkunjung. Dong Joo melihat pakaian Nok Du yang berbeda. Pelayan bertanya-tanya Kapan dia menjadi pengawal kerajaan.
“Penjaga kerajaan?” ucap Dong Joo bingung. Pelayan memberitahu kalau Nok Du akan tinggal di sisi Raja dan menjaganya.
“Apakah kau tidak tahu itu?” komentar Pelayan lalu berjalan pergi. Dong Joo terdiam melihat Nok Du yang akan ada disekitar Raja. 

Dong Joo masih melamun, saat itu pelayan menyadarkan kalau mereka punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan jadi harus bergegas. Dong Joo pun akan membantu menjemur pakaian.  Si pelayan pikir kalau Dong Joo pasti merasa sulit.
“Kau berusaha keras untuk bekerja di sini, tapi beban kerjanya tidak sedikit, kan?” kata Pelayan.
“Iya. Itu melelahkan... Aku ingin menyerah dalam segala hal.” Ungkap Dong Joo merasa rencananya akan gagal.
“Aku mengasihanimu. Aku memang berpikir  bahwa Kepala Pelayan Kim membuatmu bekerja terlalu banyak.” Kata Pelayan.
“Aku ingin melakukan ini untuk waktu yang sangat lama  dan tidak pernah berpikir untuk melakukan hal lain. Aku tidak tahu apa yang harus  dilakukan jika Aku berhenti. Aku tidak tahu apakah Aku harus berhenti. Aku tidak tahu.” Ungkap Dong Joo.
“Mengapa kau mempertaruhkan hidupmu untuk pekerjaan ini? Kamu akan baik-baik saja, jadi jangan khawatir.” Kata Pelayan. Dong Joo hanya bisa terdiam saja. 


Nok Du mengajak kakaknya keluar dari penjara, Hwang tae ingin  Apa yang sedang Nok Du lakukan dan Apa yang terjadi semalam. Nok Du pikir kakanya pasti lelah jadi lebih baik pergi dulu dan  akan menjelaskan begitu sampai di sana Hwang Tae melepaskan tangan adiknya.
“Tidak... Aku tidak akan pergi. Aku tidak akan lagi berada di tanganmu.” ucap Hwang Tae. Nok Du merengek dengan sikap Hwang Tae.
“Sudah kubilang jangan panggil aku seperti itu. Nama asliku adalah Jung Yi Hyung. Kita tidak ada hubungannya. Aku ingin mengambil namaku, keluargaku, dan menjalani hidupku. Apakah itu berlebihan untuk dilakukan? Kenapa kau terus menggangguku?” keluh Hwang Tae kesal
“Ayah... dikurung di penjara kerajaan.” Kata Nok Du. Hwang Tae kaget mendengarnya. 


Nok Du mengejar kakaknya mengaku kalau  tahu itu semua karena dirinya jadi akan menyelamatkannya. Hwang Tae bertanya bagaimana caranya, apakah akan memohon ayah biologisnya. Nok Du memberitahu  Semua orang akan tahu  apa yang Raja lakukan 20 tahun lalu. Hwang Tae terlihat bingung.
“Maka dia tidak akan bisa untuk memasuki penjara. Saat itulah aku akan menyelamatkannya.” Jelas Nok Du
“Apa Kau akan memberi tahu semua orang? Apa Kau akan memberi tahu mereka tentang bagaimana kamu ditinggalkan . dan bagaimana hidupmu sampai sekarang?” ucap Hwang Tae menyindir.
“Tidak perlu.. Ini akan lebih cepat untuk Pangeran Neungyang  untuk mengambil tahta dan membantu Aku. Aku akan mewujudkannya dan menyelamatkan Ayah, jadi jangan khawatir.” Ucap Hwang Tae. Nok Du menahan kakaknya tapi Hwang Tae lebih dulu pergi. 

Nok Du menutupi wajahnya bergegas menempelkan pengumuman “20 tahun yang lalu...” di restoran beberapa orang sedang berkumpul memperlihatkan selebaran tentang kejadian “20 tahun yang lalu” dan mereka tak percaya kalau Raja tidak hanya meninggalkan putranya, tetapi juga mencoba membunuhnya.
Di pasar, Nok Du berjalan seolah tak tahu tapi banyak orang yang membahas tentang kelakuan Raja 20 tahun yang lalu... seperti Ia bisa sedikit bernafas lega sudah banyak rakyat yang membahasnya. 

Di istana
Raja kaget mengetahui tentang rumor yang beredar di masyrakat. Kasim pikir itu hanyalah rumor dimasyarakat . Raja tak bisa terima karena ingin orang itu terbunuh di depan matanya. Saat itu Nok Du datang dengan pakaian sebagai panglima.
“Jika Anda bereaksi terhadap rumor, maka rakyatmu akan percaya bahwa itu benar.” Saran Nok Du
“Lalu apa yang harus Aku lakukan?” tanya Raja. Nok Du pikir Raja seharusnya tidak melakukan apa pun.
“Maka rumor akan hilang dengan sendirinya.” Jelas Nok Du. Raja seperti tak yakin dengan saran Nok Du
“Ya, yang Mulia.. Dan Juga, karena ada orang yang melihat, Ku pikir Anda harus menahan diri dari mengunjungi penjara kerajaan. Jika penjahat perlu dipantau, maka Aku akan melakukan itu. Ada risiko bahwa ia mungkin mengatakan sesuatu yang tidak benar kepada orang lain.” Kata Nok Du.
Raja menganguk setuju dengan saran Nok Du, Nok Du pun akhirnya bisa bernafas lega karena raja tak curiga dengan rencananya. 

Nok Du ke penjara menemui ayahnya yang sudah banyak luka sambil menangis. Tuan Jung melihat Nok Du panik karena ada dipenjaa dan menyuruh agar segera keluar karena seharusnya tidak berada di sini dan Jika Raja tahu ...
“Kenapa kau melakukannya?” ucap Nok Du tak bisa menahan air matanya. Tuan Jung tak mengerti apa maksud ucapanya.
“Mengapa Ayah harus menyelamatkan Aku dan dikurung di sini? Mengapa kau membiarkan Ibu mati? Dan untuk Kak Hwang Tae ... Mengapa kamu menjagaku?” ungkap Nok Du terus menangis.
“Jangan katakan itu.” Kata Tuan Jung, Nok Du pikir  Seperti yang dikatakan Raja, Seharusnya ia mati saja.
“Hentikan! Beraninya kau mengatakan itu di depan ayahmu? Kau harus tahu lebih baik!” tegas Tuan Jung yang menyanyangi Nok Du.
“Ayah seharusnya bisa saja meninggalkanku.” Kata Nok Du merasa hidupnya sangat tak berharga.
“Pada awalnya kau tampak tak bernyawa. Lalu tiba-tiba, Kau mulai menangis. Tubuh kecilmu itu memberitahuku bahwa kau masih hidup. Kau mengatakan kepadaku bahwa kau tidak mati. Apa yang aku lakukan tidak mengesankan atau sulit. Aku hanya melakukan apa yang harus Aku lakukan sebagai manusia.” kata Tuan Jung dengan air mata mengalir.
“Tetapi konsekuensi dari tindakanmu sangat berbahaya.” Kata Nok Du
“Bahkan jika aku bisa kembali ke masa lalu, Aku akan menyelamatkanmu sekali lagi. Jadi hargai hidupmu. Tinggalkan istana sekarang juga.” Perintah Tuan Jung.
“Tidak. Aku tidak akan lari atau bersembunyi. Aku minta maaf membuatmu berada di sini, Ayah. Aku akan menyelamatkanmu segera.” Kata Nok Du berjalan pergi. Tuan Jung memanggil Nok Du tapi Nok Du sudah keluar lebih cepat. 


Nok Du menunggu di depan pintu dayang, Dong Joo baru kelua melihat Nok Du dengan pakaian yang berbeda. Nok Du mengaku hanya datang untuk menemuiny dan akan pergi sekarang. Dong Joo menahanya mengajak untuk pergi ke pantai.
Keduanya mengayunkan kaki atas air, tapi mereka duduk diatas jembatan dengan air yang surut. Nok Du pikir Dong Joo ingin pergi ke pantai. Dog Joo emengaku tidak tahu itu akan begitu jauh dan mereka menyelinap keluar selama jam kerja, jadi tidak punya pilihan.

“Apakah Kau sangat ingin pergi ke pantai?” tanya Dong Joo. Nok Du mengaku tidak keberatan apakah mereka pergi ke pantai atau tidak.
“Aku memilikimu di sampingku.  Itu cukup untuk membuatku bahagia.” Kata Dong Joo mengoda.
“Berhenti bersikap klise dan makan ini saja.” Kata Dong Joo menyuapi nasik kepal ke mulut Nok Du.
“Kupikir kau membuat ini sendiri.” Ejek Nok Du. Dong Joo mengeluh mendengarnya.
“Kau sangat cerewet. Aku tahu itu sejak kita berada di desa untuk para janda.” Komentar Dong Joo
“Kau harus mencobanya sendiri.” Ucap Nok Du ingin menyuapinya. Dong Joo menolak karena tidak lapar.
“Makanlah.” Kata Nok Du, Dong Joo menolak tidak mau memakannya lalu berjalan pergi. Mereka pun berjalan di jembatan dengan air yang surut, seperti sudah membuat bahagia.
“Aku tidak cerewet, tetapi Kau temperamental. Kau mencengkeram kerahku saat pertama kali kita bertemu. Bahkan Kau selalu mendorongku dan memukul-ku. Dan apakah kau tidak ingat betapa jahatnya kau terhadapku?” ucap Nok Du berjalan dibawah dengan mengengam tangan Nok Du yang berjalan diatas jembatan.
“Hei, kaulah yang memperlakukan aku seperti budakdan meminta Aku untuk melakukan segala macam hal.” Ucap Dong Joo.
“Apakah kamu bercanda? Aku mengoleskan salep padamu, mencuci pakaian, dan bahkan memasak. Aku melakukan banyak hal untukmu. Kau tidak bisa dipercaya.” Keluh Nok Du
“Kau luar biasa untuk datang ke desa itu dan berpura-pura menjadi janda ketika dirimu seorang pria.” Balas Dong Joo.
“Ya, Aku tahu... Aku akan memberi tahu padamu mengapa Aku pergi ke sana. Aku selalu ingin tahu siapa aku sebenarnya. Dan Aku pergi ke sana untuk mencari tahu. Ku pikir orang yang tahu diriku berada di sana.” Akui Nok Du.
“Lalu... apakah kau mengetahui ... Siapa dirimu sebenarnya?” tanya Dong Joo gugup. Nok Du mengaku sudah tahu.
“Aku tahu .tentang semuanya... Jadi Aku berencana untuk meluruskan segalanya. Aku perlu melindungi ayahku.” Kata Nok Du. Dong Joo tiba-tiba melepaskan tangan Nok Du
“Kita harus kembali sekarang. Sudah terlambat.” Kata Dong Joo. Nok Du bingung lalu mengejar Dong Joo kembali mengenggam tangan pacarnya. 


Di ruang rapat raja
Mentri memberitahu Pertempuran antara Dinasti Ming dan Jin sekarang... menjadi lebih serius. Karena itu, mereka  harus bergegas dan mengirim pasukan untuk penguatan. Raja pikir  Orang-orang di negara mereka belum pulih dari pertempuran Jepang.
“Aku tidak bisa mengirim mereka ke pertempuran lain. Aku menolak mengirim pasukan.” Ucap Raja.
“Yang Mulia... Apakah Anda lupa bantuan yang kita terima? Alasan kita mampu mengalahkan Jepang adalah karena Kita menerima bantuan dari Dinasti Ming.” Kata Mentri
"Bantuan"? Tidak, mereka tidak pernah membantu kita. Mereka hanya datang karena tidak ingin pertempuran mencapai tanah mereka. Selain itu, mereka bahkan tidak tertarik untuk bertarung. Mereka kembali ke negara mereka setelah tidak melakukan apa-apa  tetapi mengeksploitasi rakyat ku.” Kata Raja sinis.
“Yang Mulia.. Bagaimana Anda bisa mengatakan sesuatu yang begitu mengerikan? Jika bukan karena kebaikan Dinasti Ming ...” komentar mentri 
"Kebaikan"? Bagaimana kalian bisa begitu yakin tentang itu? Aku mengalami kekejaman pertempuran itu secara langsung. Kalian semua sibuk melarikan diri!” kata Raja dengan nada tingi.
“Pengabaian konstan Anda untuk tugas negara kita ... Itulah sebabnya orang menyebarkan rumor buruk tentang ...” ucap Mentri yang membuat semua panik. Raja pun terlihat marah mentri yang membahas rumor. 


Dong Joo pergi ke sebuah toko bertemu dengan pria arean Nyonya kepala pelayan Kim mengirimnya atas namanya. Si pria mengerti lalu memberikan ramuan pada Dong Joo. Dong Joo akan bergegas pergi, tapi saat itu tangan ditarik oleh pasangan pria dan wanita yang sudah tua.
“Nona Dong Joo.” ucap nenek. Dong Joo terlihat bingung lalu menatap keduanya dan bisa mengenalinya, mereka pun akhirnya berpelukan. 

Nok Du berdiri diluar bisa mendengar kalau Raja yang sedang marah. Raj terlihat sangat marah dengan yang dikatakan mentri dan langsung berlutut mengaku layak dibunuh. Raja tiba-tiba berjalan keluar dari ruangan rapat dan langsung mengambil pedang Nok Du.
Nok Du pun tak bisa menahannya dan membiarkanya, Raja pun masuk membawa pedangnya. Nok Du dan penjaga lain ikut masuk ke dalam ruangan. 

Dong Joo diajak pergi ke bukit dengan kedua pasangan orang tua. Ia melihat sebuah gundukan tanah dengan pohon dibagian atasnya. Akhirnya Ia menangis di atas kuburan orang tuanya. Si wanita berpikir orang tua Dong Joo layak dimakamkan sehingga mereka mengurus kuburan.
“Tapi kami harus melakukannya tanpa ada yang memperhatikan. Kami sangat menyesal.” Ucap si wanita.
“Jangan katakan itu. Terima kasih banyak untuk menguburnya di sini.” Kata Dong Joo
“Kau pasti sudah melalui begitu banyak hal. Kau harus tumbuh di dunia yang keras ini sendirian. Aku sangat bangga padamu.”komentar si wanita.
“Ngomong-ngomong, apa yang kamu lakukan di Hanyang? Dan mengapa kamu bekerja di istana? Mengapa Kamu memasuki tempat menakutkan itu? Kau tidak... berpikir untuk melakukan sesuatu yang bodoh, kan?” kata si pria.
“Nona Dong Joo, itu akan menempatkanmu dalam bahaya besar. Ini Belum berakhir.” Ungkap si wanita. Dong Joo bertanya apa maksudnya.
“Beberapa hari yang lalu, kami dipanggil oleh Yang Mulia. Dia terus bertanya kepada kami apakah ada yang selamat. Jadi Kau harus pergi. Jika dia mengetahui bahwa Nona masih hidup, maka kita semua akan mati. Sama seperti apa yang terjadi saat itu.” Ucap Si wanita.
“Apakah itu yang dia katakan? Apakah dia mengatakan  akan menemukan semua orang dan membunuh mereka?” tanya Dong Joo
“Nona harus keluar dari istana sekarang. Jangan lakukan apapun. Kau harus pergi ke suatu tempat yang jauh dan tetap tersembunyi.” Kata si wanita panik
“Tidak, Aku tidak akan lari. Sangat sulit untuk sampai sejauh ini.” Ucap Dong Joo yakin dengan rencananya. 


Raja menusuk mentri dengan pedangnya, darah pun menetes dilantai, Semua mentri kaget melhat sikap Raja yang berani membunuh didepan semua orang.
“Beraninya kau berbicara tentang rumor jahat di hadapanku di istanaku? Jika ternyata, anak ku masih hidup. Karena itu, ia jauh lebih memenuhi syarat untuk naik takhta.” Tegas Raja.
“Benar. Apakah ada lebih banyak omong kosong ini? Jika ada di antara Kalian yang ingin menyebutkan rumor palsu lainnya, maju dan katakan padaku. Katakan!” teriak Raja.
Semua hanya bisa tertunduk diam, Mentri akhirnya meminta pengawal agar membawa raja dan yang lainya mengurus jasad Mentri. Nok Du mendekati Raja yang terlihat hilang kesadaran dan mengambil pedangnya. Raja seperti baru menyadari kesalahanya dan langsung berjalan dengan tubuh lemas.
Setelah Raja keluar semua mentri langsung membahasnya kalau mereka  tidak bisa menutup mata terhadap hal ini. Ia meminta mereka kalau tak setuju dengan yang dilakukan oleh Raja mereka. 


Dong Joo baru saja kembali dan melihat dari kejauhan seorang mentri yang terbunuh lalu ditutupi tikar, lalu Nok Du memapah Raja untuk melihatnya. Raja seperti lemas karena kembali membunuh orang. Dong Joo terus melihat dari kejauhan.
Saat itu anak dari mentri datang melihat ayahnya, lalu menangis histeris karena sang ayah sudah tak bernyawa. Raja aka mendekat tapi malah memalingkan wajahnya, Si anak mendekati Raja, saat itu Nok Du langsung melindungi Raja dengan mengarahkan pedang pada sng aanak.
“Bagaimana Anda bisa melakukan ini padanya?” teriak si anak tak terima. Nok Du menyuruh pengawal agar membawa pergi si anak mentri.
“Kembalikan ayahku... Kembalikan ayahku!  Ayah!” teriak Si anak. Nok Du pun akan membawa Raja saat itu melihat Dong Joo yang menatapnya.  Dong Joo seperti merasa tertekan karena Nok Du ada disekitar Raja padahal ingin membunuhnya.
Bersambung ke Episode 26

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar