PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 08 November 2019

Sinopsis When The Camellia Blooms Episode 32

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Hujan turun dengan deras, Yong Sik meminta Dong Baek agar jangan berdebat dan makan dahulu. Ia membuat telur kukus dengan bangga yang dikatakan makanan adalah sumber energi. Dong Baek bertanya  Apa orang-orang hidup seperti ini.
“Senang ada yang mengkhawatirkanku. Saling menjaga sungguh hal luar biasa.” Ungkap Dong Baek
“Jangan terlalu terharu dahulu. Aku bahkan belum mulai.” Kata Yong Sik membawakan sosis goreng dan digambar love dengan saus tomat.
“Tak heran orang bisa tetap kuat secara fisik dan mental. Ini alasannya.” Ucap Dong Baek
“Dongbaek. Begini, aku tak tahu dunia yang kau jalani sejauh ini. Tapi mulai sekarang, anggap hidupmu sebagai festival tanpa akhir. Seperti gadis kaya manja, seakan itu takdir, akan kupastikan kau bisa hidup kekanak-kekanakan.” Kata Yong Sik
“Apa Kau harus mengatakannya seperti itu? Ini Menyebalkan. Gadis kaya... Anak tunggal, putri bungsu, dan semacamnya. Mereka datang ke sekolah dengan kepang rapi dan pakaian yang selalu wangi.” Ungkap Dong Baek
“Mereka sering membeli kotak pensil dan melempar senyum manis menyebalkan. Aku hanya bisa menatap mereka. Aku merasa sedih, tapi aku iri dengan hidup mereka. Aku ingin kehidupan yang hanya mengenal kebahagiaan.” Ungkap Dong Baek tak bisa menahan sedihnya
“Aku tak mengerti yang telah dihadapi wanita rapuh ini. Aku sangat menyukai Dongbaek, maka ini terasa sakit.” Gumam Yong Sik lalu mengelus kepala Yong Sik.
Dong Baek mencoba bubur yang dibuat Yong Sik lalu mengeluh karena rasanya asin.  Yong Sik terlihat air matanya mengalir. Dong Baek mengeluh Yong Sik yang ikut menangis dan bertanya nanti apakah harus bergantung padanya. Yong Sik buru-buru menghapusnya, dan Dong Baek masih saja menangis. 



Dong Baek berbaring disamping Yong Sik lalu bertanya apakah sungguh bisa tidur. Yong Sik terdiam dengan memejamkan matanya. Dong Baek mengaku  takjub Yong Sik nyaman di rumahnya. Yong Sik membalas Gugup itu satu hal, tidur adalah hal lain dengan mata tertutup.
“Dengan menutup mata, kau bisa tertidur bahkan di hari pertama militer.” Kata Yong Sik.
“Tapi ini bukan hari semacam itu.” Keluh Dong Baek. Yong Sik menyuruh Dong Baek agar Berhenti bicara karena ia butuh tidur.
“Tapi Yong-sik... Kukira kau sakit.” Komentar Dong Baek. Yong Sik kembali menyuruh Berhenti mengoceh dan tidurlah.
“Wanita belalang itu...” kata Dong Baek. Yong Sik langsung membuka matanya dan mengeluh kalau Dong Baek membahasnya.
“Begini, kau pernah berpacaran dengan wanita selain dia, 'kan?” goda Dong Baek.
“Dongbaek, asal kau tahu, aku punya mesin penggerak empat roda dan perilaku seperti sedan. Aku tak akan merayu orang yang sakit.” Kata Yong Sik. Dong Baek terlihat kesal akhirnya merubah posisi tidurnya.
“Jadi, jangan anggap aku pecundang tanpa pengalaman. Aku Hwang Yong-sik.” Tegas Yong Sik
“Kenapa tak ada jalan tengah denganmu?” keluh Dong Bak. Yong Sik pun bingung dalam situasi ini
“Jika...sungai ini tak boleh diganggu, jangan celupkan kakimu. Jangan mengikat tali sepatu jika tak berniat selesaikan balapan. Mari berhenti bicara sekarang.” Ucap Yong Sik dengan memperlihatkan batas yang sudah dibuatnya. 


Dong Baek tertidur lelap dikamanyr. Yong Sik akhirnya keluar rumah pagi-pagi sambil mengeluh karena Dong Baek yang tertidur lelap tapi ia  nyaris tidak tidur. Ia mengeluh Dong Baek itu wanita egois sambil menguap lebar.  Saat itu Yong Sik melihat korek api diatas mobilnya.
 “Bedebah ini terus menguji. Aku harus tunjukkan padanya. Ayo Pancing aku dan kau akan membayarnya.” Gumam Yong Sik
Saat itu Dong Baek mulai merasakan kepanasan karena Yong Sik menutupinya dengan selimut tebal. Ia terbangun karena menerima telp dan kaget bertanya dimana dan membenarkan kalau itu miliknya.
“Aku tak tahu meninggalkan motor di sana.” Ucap Dong Baek lalu mengeluh dengan yang dilakukan Hyang Mi. 

Dong Baek memakain sepatunya dan siap untuk pergi sambil mengingat yang dikatakan oleh si penelp “Kurasa temanku meninggalkannya. Biar kuambilkan.” Lalu tak sengaja menjatuhkan jaketnya, Dong Baek hanya menatapnya dan meninggalkanya.
Akhirnya Dong Baek pergi ke MEGA MALL, terlihat bagian gedung yang terkunci dan juga banyak tulisan DISEWAKAN. Ia bergumam  “Saat yang tak asing membuat kita lengah, masalah terjadi Tak peduli apakah ada tanda-tanda.”
Flash Back
Hyang Mi mengemudikan motornya dan hujan turun dengan deras,  lalu mengeluh Seakan semesta tak ingin mengantarkan pesananya. Tapi ia tetap saja pergi mengantar dengan motornya.
“Dongbaek, tunggu saja.. Akan kubawa pulang 6.000 won.” Ucap Hyang Mi yakin.
Dong Baek akhirnya masuk ke mall sambil mengeluh Kenapa Hyang Mi meninggalkan motornya di tempat seperti ini, karena ini sangat  mengerikan. Ia pun bergumam  “Pada akhirnya, kita membayar karena tak mendengarkan tanda.” Lalu masuk ke dalam lift.
Ia mengirim pesan [KEPADA HYANG-MI: ADA TELEPON MEMINTAKU MENGAMBIL MOTORKU] Dong Baek akhirnya sampai ke parkiran dan melihat motor miliknya

Jong Ryul mengambil gambar didepan tiang listrik lalu bertanya-tanya Apa Jessica memang sungguh membunuh orang. Yong Sik berkomentar Kenapa memotret itu sambil bergumam TKP selalu mengungkap kebenaran., karena Penjahat selalu kembali ke TKP.
“Apa? Kenapa?” tanya Jong Ryul sinis Yong Sik bergumam “Seharusnya aku tanya saja apa dia terlibat kecelakaan di sini.”
“Jadi, kau tabrak Hyang-mi. Itu kau, 'kan? Karena itu kau kemari.” Kata Yong Sik menuduh.
“Aku menabrak tiang telepon, hanya itu.” Kata Jong Ryul. Yong Sik pikir kalau Jong Ryul kembali untuk memotretnya.
“Dia pasti sungguh menghilang.” Komentar Jong Ryul. Yong Sik memberitahu kalau  mobilnya tertangkap kamera di dekat sini dan Hyang-mi menghilang.
“Tolong ke kantor polisi... Kau saksi, untuk saat ini.” kata Yong Sik. Jong Ryul pun menyimpulkan kalau Hyang Mi menghilang.
“Kalau begitu, dia belum mati.”komentar Jong Ryul. Yong Sik menatap curiga. 

Di pakiran, Dong Baek mendekati motornya menemukan sebuah pesan, ia lalu melihat sebuah mobil didepanya. Dong Baek meremas note diatangnya, pintu mobil terbuka lalu terlihat pelaku turun dari mobil dan siap membalas dendam.
Dong Baek mengirimkan pesan pada Yong Sik [ADA TELEPON MEMINTAKU MENGAMBIL MOTORKU]  Sementara Yong Sik tak mendengarnya, sedang membuka pintu mobil lalu mengeluh Jong Ryul yang akan duduk disampingnya.
“Kenapa duduk di depan?  Itu Akan aneh.” Kata Yong Sik. Jong Ryul pun membuka pintu belakang menyuruh Yong Sik menyetir yang benar.
“Memang aku sopir pribadimu?” keluh Yong Sik kesal. Jong Ryul tak peduli menyuruh mereka segera berangkat saja. 

Dalam perjalanan, Yong Sik mulai berbicara mengaku  tak perlu memberitahu soal ini. Jong Ryul pikir Yong Sik jangan katakan. Yong Sik pikir akan memberitahu karena ingin. Jong Ryul langsung bertanya kalau Yong Sik  akan memberikan undangan pernikahan
“Apa Kau akan menikah?” kata Jong Ryul menebak. Yong Sik menegaskan kalau Jong Ryul takkan diundang.
“Semoga beruntung dengannya. Kudoakan yang terbaik.” Kata Jong Ryul dengan nada sinis.
“Aku jelas akan baik padanya. Aku jelas akan lebih baik darimu.” Balas Yong Sik
“Hentikan omong kosongmu. Apa Kau kira aku berakhir begini karena tak menyukainya sebesar itu? Aku pacaran enam tahun dengannya. Lalu aku memikirkannya bahkan setelah putus.” Ucap Jong Ryul bangga. Yong Sik menyuruh diam saja.
“Hanya karena kau sangat menyukainya bukan berarti semua akan lancar. Kau harus atasi semua faktor dan waktu yang buruk, lalu sampai tujuan agar bisa menikah.” Kata Jong Ryul
“Menyalahkan faktor dan waktu hanya caramu membuat alasan. Aku tak membiarkan hal tak penting seperti itu mengendalikan hidupku” tegas Yong Sik.
“Apa Kau pikir berapa banyak orang berhasil menikahi orang yang paling dicintainya? Alasan orang-orang meneruskan hidup mereka bukan karena mereka lebih buruk darimu. Jangan abaikan pentingnya waktu.” Jelas Jong Ryul
“Kau mau bilang apa?” keluh Yong Sik. Jong Ryul hanya hanya minta Yong Sik untuk lakukan dengan baik.
“Keahlianku adalah home run terakhir. Jika tim bertahan berbuat salah, kupastikan mengambil kesempatan itu.” Kata Jong Ryul. Yong Sik pun hanya diam saja. 



Sesampai di kantor polisi, Yong Sik baru melihat pesan Dong Baek dengan wajah bahagia merasa Dong Baek pasti sangat menyukainya. Jong Ryul hanya mendegus kesal. Yong Sik dengan bangga kalau dirinya sangat menarik karena Dong Baek baru mengiriminya pesan.
“Kau harus datang ke bar malam ini. Ada telepon yang memintaku ambil motor, jadi, aku akan mengambilnya.”
Yong Sik langsung melotot kaget, Jong Ryul menatap wajah Yong Sik bertanya ada apa kali ini. Yong Sik mengingat kalau Dongbaek tak pernah menulis nomor teleponnya di motor. Saat itu telp berdering, suara sirine pun berbunyi.

Yong Sik bergegas keluar dari polisi, mencoba menelp tapi Dong Baek tak mengangkatnya. Akhirnya Yong Sik sampai ke TKP dengan melihat gelang yang dipakai oleh Hyang Mi, lalu memastikan dengan melihat wajahnya dan tubuhnya langsung lemas.
Oh Joon melonggo melihat berita di TV, “Mayat wanita 30-an tahun ditemukan di Danau Ongsan sore ini dengan pesan pembunuh berantai lima tahun lalu.”
“Banyak orang terkejut saat ini. Korban ternyata wanita yang bekerja di restoran lokal. Penyebab kematian belum terungkap. Namun, polisi akan menyelidiki kemungkinan pembunuhan berantai, efek peniruan, atau pembunuhan balas dendam.”
Oh Joon akan bergegas pergi,  Jong Ryul yang melonggo bertanya apakah Apa ini berarti Pengusil sungguh mengincar Dongbaek. Oh Joon mengeleh Kenapa hal buruk selalu terjadi di sekitarnya. Jong Ryul ingin tahu apa maksud ucapnya. Oh Joon menyuruh Jung Ryul tetap saja di kantor polisi.

Jessica pergi ke sebuah klinik dengan wajah makai masker lalu nama aslinya dipanggil. Tapi Jessica tak menyahut. Sementar di rumah sakit, Nyonya Kwak masih berbaring. Perawat membahas ada wanita tewas lagi di Ongsan. Saat itu Nyonya Kwak membuka matanya meminta Dokter agar tetap hidup.
Nyonya Hong mengemudikan mobil sambil menelp dengan wajah tenang. 

Tuan No sedang makan melihat berita di ponselnya [NYONYA CHOI, WANITA USIA 30-AN TAHUN, DITEMUKAN TEWAS DI DANAU ONGSAN] Ramyun yang baru dimakan, langsung dikeluarkan begitu saja oleh Tuan No karena shock.
“Astaga, kau bahkan tak bisa makan sendiri? Kau sudah bercerai dan kehilangan rumahmu. Apa ada lubang di dagumu sekarang? Bisakah kau bercukur? Kenapa rambutmu berantakan? Apa Kau manusia primitif? Aku lelah dan muak denganmu.” Keluh Ibunya. Tuan No hanya diam saja
“Apa Kau tuli?” tanya ibunya. Tuan No langsung menelp seserorang dan mengatakan akan segera kesana.
“Ada apa? Ada masalah apa? Apa Kau membuat masalah lagi?” tanya Ibunya.
“Pria yang tinggal di unit 104 menggores mobilku saat parkir.” Kata Tuan No lalu bergegas pergi. 

Tuan No masuk lift dengan wajah lesu, lalu bergumam Warga di lingkungan ini sangat memercayainya. Saat itu seorang pria masuk berkomentar  Rasanya seperti istrinya tinggal dengannya karena butuh orang untuk buang sampah dengan memegang sampah ditanganya.
“Apa noda merah di setirku benar-benar darah? Tapi Kenapa Yong-sik belum menangkapku? Apa artinya itu bukan darah?” gumam Tuan No lalu berjalan ke parkiran.
“Tuan, tempat sampah di lantai satu.” Kata Tuan No pada pria seperti mengikutinya.  Saat itu tiba-tiba Ia kepung oleh banyak pria.
“Tuan No... Ikut kami. Kau tersangka pembunuhan Hyang-mi. Kau berhak diam, tapi sebaiknya kau bicara.” Ucap Polisi. Tuan No bingung tiba-tiba langsung akan dimasukan ke dalam mobil.
“Aku tak bisa bernapas.” Keluh Tuan No. Polisi menyuruh Tuan No  Sewa pengacara dan dapat peluang menjelaskan.
“Kalau begitu kujelaskan sekarang. Tidak, tunggu. Bisa kujelaskan di sini?” kata Tuan No. Polisi tetap ingin Tuan No pergi saja
“Bagaimana bisa aku melemparnya ke Danau Ongsan? Aku tak cukup kuat mengangkatnya.” Kata Tuan No mencoba mengelak. 

Saat itu Nyonya Hong datang dengan mobilnya. Tuan No merasa senang melihat Nyonya Hong yang datang. Polisi mengeluh Nyonya Hong yang drift di tempat parkir apartemen. Nyonya Hong melihat kalau seharusnya meneman Tuan No.
“Apa Kalian menangkapnya? Apa Ada surat perintah? Ada bukti nyata?” tanya Nyonya Hong
“Maaf, tapi siapa kau?” tanya Polisi. Tuan No langsung menjawab  Nyonya Hng pengacara dan mantan istrinya. Polisi kaget kalau Nyonya Hong itu mantan istrinya.
“Noda darah yang ditemukan pada setir tak bisa dianggap bukti kuat.” Kata Nyonya Hong
“Bagaimana kau tahu soal itu?” tanya Polisi. Nyonya Hong mengeluh kalau polisi mengabaikan prinsip investigasi kriminal sukarela
“Orang yang terlibat saat ini menyangkal tuduhan. Tak ada surat perintah, tak memberinya penjelasan, bahkan tak meminta izinnya.” Ucap Nyonya Hong. Polisi tak bisa berkata-kata.
“Detektif Kim Myeong-bae. Kau mengeluarkan borgol. Lalu Detektif Oh Byeong-heon, kau menarik lengannya.” Ucap Nyonya Hong melihat ID Card polisi
“Myeong-bae, kenapa mengeluarkan borgol?” keluh Detektif Oh. Detektif Kim mengaku hanya keluarkan.
“Kalian memaksanya ikut. Ini penahanan ilegal.” Ucap Nyonya Hong. Tuan No melihat istrinya tak percaya kalau Nyonya Hong selalu sekeren ini.
“Aku minta kalian menemaninya dengan sopan dan hormat.Kalian bisa menanyainya maksimal enam jam. Aku akan periksa waktunya. Lalu mulai saat ini, aku akan menjadi pengacaranya.” Ucap Nyonya Hong
“Baiklah. Kau sangat bijak sebagai mantan istri.” Komenta Polisi. Tuan nO menegasan kalau Nyonya Hong  mungkin mantan istri, tapi bukan berarti dia tak mencintainya. Nyonya Hong mengeluh mendengar cinta.
“Lalu kenapa kau ngedrift?” tanya Polisi. Nyonya Hong mengaku ini menunjukkan semuanya.
“Ini karena aku tahu berengsek ini tak mampu membunuh siapa pun.” Kata Nyonya Hong 


Heung Sik memberitahu ayahnya kalau mereka menemukan mayatnya. Ayahnya mengeluh Jalang itu memasang baterai jam dengan tatapan dingin.
Flash Back
Hyang Mi tinggal di rumah Heung Sik lalu melihat ada bekas hitam yang terbakar. Ia lalu melihat pintu kamar terbuka dan berkomentar Apa ada orang lain di sini. Ayah Heung Sik menatap sinis pada Hyang Mi yang datang ke rumahnya.
Hyang Mi mengant baterai karena Tak ada jam yang berfungsi di rumah ini. Ayah Heung Sik memperingatkan Jangan pasang baterainya. Hyang Mi pikir  Tak apa-apa,  Ini untuk membalas karena mengizinkannya menginap.  Ayah Heung Sik meminta jangan lakukan karena berisik.
“Apa Kau sengaja tak memasangnya?” tanya Hyang Mi. Ayah Heung Sik menyuruh diam saja dan Berhenti berisik.


“Dasar Jalang berisik... Kenapa kau membawa jalang berisik itu kemari? Kau sudah membawa pulang banyak kucing. Apa Kau juga harus membawanya?” ucap Ayah Heung Sik marah
“Kau sudah membunuh cukup banyak kucingku. Mulai kini, jangan lakukan apa pun.” Kata Heung Sik. Ayahnya menyuruh agar diam saja. 

 Heung Sik tiba-tiba mengingat ucapan Nyonya Jo “Apa Kau kira aku tak lihat? Tentu aku melihatmu. Matamu... Mata kejammu.” Ia lalu memberitahu ayahnya kalau benci matanya bahkan benci karena persis milik ayahnya.

Yong Sik menemukan Ini lokasi terakhir Dongbaek.Tapi Tuan Byun mengeluh Bagaimana menemukannya di mall yang besar. Yong Sik berteriak memanggil Dong Baek, lalu melihat motor milik Dong Baek di parkiran.
Flash Back
Dong Baek menemukan sepeda motor lalu melihat si pelaku yang turun dari mobil dan memilih untuk kabur. Si pelaku pun mengejarnya, Dong Baek bergegas masuk lift dan terlihat panik saat pintu tertutuk. Lift berjalan ke lantai B2.
Ia mencoba menelp tapi tak ada sinyal, pelaku mengejar dengan menaiki tangga.  Dong Baek menekan bantuan, tapi tak ada yang menyahut. Akhirnya ia mematikan lift ditengah-tengah. Dong Baek mulai menagis saat pelaku mulai mengedor-gedor pintu .
“Halo? Aku di lantai basemen pertama Mega Mall! Ya, ini lantai basemen pertama! Tolong cepat!” teriak Dong Baek. 


“Ini Mega Mall.. Aku di lantai basemen ketiga. Aku menemukan motor Dongbaek di sini.” Ucap Yong Sik melapor tanpa sadar lift yang tak berjalan.
Dong Baek di dalam lift membaca pesan yang dituliksan pengusil [ KAU HARUS DATANG, DIA MATI KARENAMU SEMUA YANG DEKAT DENGANMU AKAN MATI] Dong Baek hanya bisa menangis membacanya.

Flash Back
Dong Baek melihat isi kotak lalu mengaku terkejut Hyang Mi berhasil menemukan kotak hartanya. Ia melihat semua ini tak ada nilainya lalu mengeluh Hyang Mi mencuri barang seperti ini dan menyimpannya lalu memberitahu memakai sarung tangan seperti ini sepuluh tahun lalu.
“Coba Lihat nodanya. Kau Buang saja.” Ucap Dong Baek. Hyang Mi mengaku tak tahu kenapa
“Semua yang kau pakai tampak bagus.” Komentar Hyang Mi. Dong Baek memperingati Hyang Mi Jangan curi barang dan sembunyikan.
“Kau bisa pakai dan gunakan saja.” Kata Dong Baek. Hyang Mi lalu mengaku jadi diberi kesempatan menjalani hidup yang lain, maka ingin menjadi putrinya.
“Lalu hidupku bagaimana?” tanya Dong Baek. Hyang Mi  pikir Dong Baek  akan mengomelinya sepanjang waktu dan membuatnya sangat kesal.
“Sungguh membuatku kesal dan bahagia di saat yang sama.” Kata Hyang Mi tersenyum bahagia.
“Hyang-mi, jika kau minum bir tanpa izin di restoran seseorang, itu dianggap mencuri.” Jelas Dong Baek
“Kau mencoba memberitahuku untuk tak kelewatan?”komentar Hyang Mi
“Maksudku, aku takkan minta kau bayar karena kau keluarga. Jadi, jangan buat masalah dan selalu berada di sisiku. Aku ingin kau berhenti mencuri. Dan Juga berhenti merokok dan minum.” Kata Dong Baek.
“Aku akan melihatmu melahirkan putri cantik sepertimu. Singkirkan wajah bodohmu dan berhenti merasa kesepian.” Ucap Dong Baek. Hyang Mi langsung menatap terharu.
Saat itu jaket Dong Baek terjatuh saat akan ke dapur.  Hyang Mi memakai jaket milik Dong Baek mengaku  kedinginan lalu meminta agar Dong Cbak masakkan sup ikan loac malam ini dan hanya ingin Dong Baek membuat semuanya.
Dong Baek hanya bisa menangis mengingat kenangan terakhir dengan Hyang Mi lalu mulai menyalakan lift. 



Di depan mall, sudah banyak polisi dan ambulance yang datang. Yong Sik terlihat kesal sendiri karena tak menemukan Dong Baek. Oh Joon tiba-tiba melihat sesuatu sampai melonggo lalu menepuk Tuan Byun. Tuan Byun ikut melonggo menatapnya.
Yong Sik melihat tatapan rekanya akhirnya menengok dan melihat Dong Baek keluar dari pintu mall. Yong Sik langsung berlari memeluk Dong Baek seperti bernafas lega karena Dong Baek baik-baik saja. Dong Baek tahu kalau Hyang Mi tewas Persis seperti Geum-ok.
Yong Sik tak bisa berkata-kata. Dong Baek memberikan note yang disimpanya. Yong Sik membaca pesan si pelaku [KAU HARUS DATANG, DIA MATI KARENAMU SEMUA YANG DEKAT DENGANMU AKAN MATI] Dong Baek lalu bertanya Bagaimana dengan ibunya.
“Apa Kau tahu di mana dia?” tanya Dong Baek. Yong Sik mengingatkan Dongbaek kalau Pil-gu akan segera pulang.
“Apa Kau tahu? Aku akan membunuh berengsek itu.” Ucap Dong Baek terihat sangat marah
“Dongbaek akhirnya menginjak akselerator Dia akhirnya berubah dari bertahan menjadi menyerang.” Gumam Yong Sik
Hyang-mi dan Geum-ok tak pantas mati seperti itu. Dia harus tahu dengan siapa dia berurusan. Aku akan pastikan dia ditindak oleh hukum. Aku takkan lari lagi. Aku akan mencarinya dan mengalahkannya.” Tegas Dong Baek
“Astaga, Dongbaek. Tak seharusnya kau berpikir melakukan hal seperti itu.” Ungkap Yong Sik. Dong Baek mengaku melihatnya.


[EPILOG]
Pil Goo berbisik pada Yong Sik kalau ingin tidur dirumahnya selama tiga malam.  Yong Sik melonggo mendengarnya. Pil Goo bertanya apakah Yong Sik mengerti maksudnya karena Ibunya bahkan tak bisa menangkap ngengat. Yong Sik masih tetap melonggo tak percaya.
“Apa begitu sulit kau pahami?” keluh Pil Goo. Yong Sik terlihat masih shock karena Pil Goo seperti sudah menerimanya bahkan menyuruh tidur dirumahnya.
Bersambung ke episode 33

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar