PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 12 November 2019

Sinopsis The Tale Of Nok Du Episode 23

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Dong Joo panik saat akan menemui Raja ternyata pengawal sudah menemukanya dan langsung mengeluarkan pedang tepat dilehernya. Raja datang dengan beberapa prajurit dengan Tuan Jung. Dong Joo kaget melihat Kepala Staf Administrasi
“Yang Mulia... Yang Mulia...” teriak Ratu berlutut pada Raja. Dong Joo makin kaget ternyata orang itu adalah Raja.
“Silakan kembali.” kata Raja tak ingin mendengarkan ucapan Ratu. Ratu ingin memastikan kalau Itu tidak benar.
“Tolong katakan itu tidak benar.” Ucap Ratu. Raja tak peduli menyuruh Raja segera kembali ke ruangan saja.
“Aku akan kembali jika Anda memberi tahuku bahwa itu tidak benar. Tolong beritahu Aku bahwa hal yang mengerikan . yang Aku dengar hanyalah kebohongan.” Ucap Ratu mengancam.
“Berhenti. Tidak ada kebenaran bagi kamu untuk mengetahuinya. Jadi kembalilah sekarang.” Ucap Raja
“Aku harus mendengar ... Aku harus mendengar apa yang tidak bisa dia selesaikan. Dimana dia?” ucap Ratu akhirnya pergi mendekati Tuan Jung.
“Segera bawa penjahat Dan tidak seorang pun kecuali aku  yang diizinkan mengunjunginya di penjara.” Kata Raja. Tuan Jung menatap Ratu meohon agar mengikuti saja.
“Tidak... Aku harus mendengar sisanya.” Kata Ratu tak ingin Tuan Jung dibawa.
“Apa yang sedang kau lakukan?  Bawa dia ke kamarnya.” Perintah Raja. Akhirnya Ratu dibawa paksa oleh pengawal.
“Aku tidak ingin kembali... Lepaskan Aku... Yang Mulia... Yang Mulia!” teriak Ratu. 


Dong Joo terlihat kebingungan,  Nok Du pun datang melihat semuanya dan kaget melihat Dong Joo. Pengawal ingin tahu siapa Dong Joo, Nok Du langsung memebritahu kalau datang karena Raja yang telah memanggilnya.
“Semuanya baik baik saja. Aku kenal dia.” Ucap Raja melihat ke arah Dong Joo dan Nok Du
“Apakah kau tersesat?” tanya Nok Du, Raja pikir Dong Joo pasti kaget jadi menyuruh agar membawa ke kamarnya.
“Aku akan memanggilmu lagi.” Kata Raja. Nok Du menganguk mengerti.
Saat itu pengawal yang curiga melihat kotak dibawah oleh Dong Joo dan bertanya Apa ini. Dong Joo terlihat panik, Raja pun menyuruh agar membukanya. Pengawal akhirnya membuka dan isinya hanya berbagai macam perlengkapan make up. Raja pun menyuruh agar mengembalikanya.

Dong Joo duduk dengan tatapan kosong, Nok Du bertanya Apakah Dong Joo baik-baik saja. Dong Joo seperti masih shock kalau pria yang ditemui selama ini adalah Raja bukan Kepala Pejabat Administrasi. Nok Du pikir Dong Joo itu pasti sangat terkejut.
“Aku seharusnya memberimu informasi.” Kata  Nok Du merasa bersalah.Dong Joo ingin tahu kapan Nok Du mengetahuinya.
“Ketika Aku mendapatkan sertifikat ku. Yang Mulia memberi tahu padaku untuk tidak memberi tahu padamu. karena kau mungkin merasa tidak nyaman. Maaf.” ucap Nok Du
“Kami makan bersama Dan kami berbicara ...dan tertawa. Yang benar saja.” Ucap Dong Joo merasa tak percaya
“Tidak, tidak apa-apa. Dia bukan tipe yang tersinggung hanya karena kita makan bersama dan berbicara satu sama lain.” Jelas Nok Du
“Orang macam apa dia? Seperti apa dia?” tanya Dong Joo. Nok Du terdiam mengingatnya. 
Flash Back
Raja terlihat sangat marah menyuruh panglima agar menemukan Jung Yun Jeo bahkan memberikan izin  untuk membunuhnya jika perlu. Ia pun menegaskan panglima hanya perlu membawa mayatnya kepadanya. Saat Raja mabuk dan Nok Du menemaninya.
“Aku benar-benar berharap ... Kau tidak akan pernah tahu ... Aku orang seperti apa.” Ucap Raja seperti orang yang sangat lemah. 


“Dia menjadi takut Dan Aku ingin tahu tentang dia. Aku juga kasihan padanya. Aku bisa melihat  semua jenis kebaikannya karena Aku bekerja untuknya. Tapi, Kau benar-benar tidak perlu khawatir. Yang Mulia sangat menyayangimu.” Ucap Nok Du
“Dia bukan tipe orang yang mendapatkan ide yang salah tentang itu. Semuanya baik baik saja.” Kata Nok Du menyakinkan. Dong Joo tiba-tiba menyadarkan kepala di bahu Nok Du
“Kau mudah takut. Tapi... apa yang kau lakukan pada jam selarut ini? Apa sesuatu terjadi?” tanya Nok Du memeluk Dong Joo yang bersandar dibahunya.
“Tidak... Itu bukan apa-apa... Tidak ada.” Kata Dong Joo menyembunyikanya. Nok Du pun tak membahasnya dan bisa mengerti. 


Raja bertemu dengan Tuan Jung di penjara, langsung membahas kalau Tuan Jung itu bukanya tidak tahu, tetapi memilih untuk tidak memberi tahu padaku. Ia merasa Tuan Jung  tidak akan memberi tahu padaku dimanamenyembunyikan bocah itu.
“Baiklah... Tidak mudah membuat-mu berbicara. Aku sangat sadar akan hal itu.” Ucap Raja menyindir.
“Apa Membuatku berbicara adalah hal yang sulit untuk dicapai Atau mengatasi ketakutan burukmu dan menghentikan  tindakan keji semacam ini, apa yang sulit dilakukan?” balas Tuan Jung.
“Kau bilang "Takut"? "Keji"?” kata Raja terlihat marah. Tuan Jung membenarkan ucapanya.
“Anda bahkan percaya cerita konyol .bahwa Yun mencoba melengserkanmu dengan menempatkan putraku di kursimu. Apa yang Anda takutkan?” kata Tuan Jung
“Haruskah aku tunjukkan apa yang harus kau takuti?” kata Raja. Tuan Jung pun mempersilahkan agar menunjukan padanya.
“Anda juga harus membuang tubuhku setelah kau membunuhku dengan darah dingin.” Kata Tuan Jung. Raja menganguk mengerti siap mengambil batang besi yang sudah panas.
Ia ingin memberikan hukuman tapi di matanya, melihat sosok Tuan Heo yang sudah meninggal. Tanganya gemetar dan matanya ketakutan akhirnya batang besinya pun jatuh. 


“Jika ini bisa membuat Anda keluar dari khayalan palsu ini, Aku akan mati untukmu seratus kali.” Kata Tuan Jung berani melawan.
“Beraninya kau memandang rendah aku?  Apa Kau juga? Baiklah. Aku akan menjadikanmu hantu pendendam. Kau dan Yun adalah teman baik. Dan sekarang, Kalian bisa menemani satu sama lain ke alam baka.” Kata Raja akhirnya mengambil pedang dari pengawal.
Saat akan membunuh Tuan Jung, matanya kembali melihat sosok Tuan Heo didepanya. Ia pun akhirnya jatuh pingsan melihat Tuan Heo, Pengawal pun panik melihat Raja dan menyuruh agar memanggil tabib. 

Nok Du pergi ke tempat Raja bertanya pada Kasim Apa yang terjadi pada Yang Mulia dan Apakah dokter itu bersamanya. Kasim memberitahu keadaan Raja sudah stabil sekarang, tapi berpikir Nok Du tak akan dapat mengunjunginya.
“Aku tahu kau dipanggil untuk minum bersamanya, tapi Aku rasa itu tidak mungkin.” Ucap Kasim.
“Iya. Aku mengerti. Ngomong-ngomong, apa yang terjadi?” tanya Nok Du penasaran.
“Itu bukan sesuatu yang bisa Aku ungkapkan.” Kata kasim. Nok Du bisa mengerti dan akhirnya pamit pergi. 

Dong Joo di dalam kamarnya membuka kotak dibagian bawah dan terlihat panah tersembunyi yang sudah disiapkan. Ia mengingat saat Raja mendekat dan ia akan siap melepaskan panahnya untuk membalas dendam tapi saa itu teringat dengan ucapan Nok Du.
“Yang Mulia sangat menyayangimu. Dia bukan tipe orang yang mendapatkan ide yang salah tentang itu.” 

Nok Du pergi ke tempat Ratu, seperti tak pecaya kalau tidak diizinkan masuk. Pengawal memberitahu ini adalah perintah Raja. Nok Du mengaku memiliki sesuatu untuk diberikan kembali kepada Yang Mulia Ratu jadi Tidak akan lama.
“Kau harus pergi.” ucap pengawal. Nok Du pun tak bisa melawan akhirnya meninggalkan istana Ratu.
Ia berjalan melihat benda yang dijatuhan Ratu lalu menyatukan dengan miliknya, ternyata itu memang patahan yang sama. Sementara di istana, Raja sedang mendapatkan pengobatan setelah pingsan. 

Yool Moo bertemu dengan Dong Joo bertanya apakah  akhirnya menyadari betapa berbahaya rencananya itu. Dong Joo mengaku menyadarinya. Yool Moo memberitahu kalau Dong Joo bisa mati tadi malam. Dong Joo mengaku siap mati.
“Bagaimana mungkin aku berani bertahan ketika Aku berencana untuk membunuh seseorang?” ucap Dong Joo
“Apakah pria itu tahu apa yang ada di pikiranmu?” tanya Yool Moo marah
“Aku muak dan lelah memberi tahu kau untuk mengurus urusanmu sendiri.” Keluh Dong Joo
“Berbohong sajalah sampai bulan depan. Jangan bertanya apa pun dan lakukan saja apa yang aku katakan.” Pinta Yool Moo
“Apa yang akan kau lakukan bulan depan? Apakah kau akan membahayakan Nok Du?” tanya Dong Joo panik
“Haruskah kau membicarakannya saat ini ketika Aku mengkhawatirkanmu? Jika Kau ingin tahu, tetap hidup sampai saat itu.” Tegas Yool Moo berjalan pergi. Dong Joo memohon 
“Aku ingin tahu apakah kamu masih dapat ... mencintainya dengan sungguh-sungguh begitu kau mengetahui siapa dia.” Kata Yool Moo mengancam. 



Nok Du melihat dari kejauhan, Yool Moo dan Dan Oh datang ke rumah gisaeng. Kim Sook berbicara dengan Yool Moo, mengaku melihat ke dalamn, dan Yang Mulia Ratu sudah menunggu di luar istana untuk bertemu dengan Tuan Jung.
“Itu berarti mereka sudah berbicara satu sama lain sebelumnya. Aku ragu dia punya orang di sini yang bisa menjadi utusannya. Menurutmu siapa yang membantunya?” kata Yool moo
“Haruskah Aku memeriksanya?” tanya Kim Sook. Yool Moo pikir  Lebih penting untuk mengetahui seberapa banyak yang diketahui Ratu.
“Apakah ada hal lain?” tanya Yool Moo. Kim Sook mengaku tak ada. Yool Moo meminta Kim Sook Mengawasi berita apa pun. Kim Sook menganguk mengerti.
“Sepertinya Kau memiliki sesuatu untuk dikatakan kepadaku.” kata Yool Moo melihat tatapan Kim Sook.
“Pemberontakan akan segera terjadi. Begitu era baru dimulai, apakah sudah pasti Korps Muweol akan mendapat tempat di sana juga?” ucap Kim Sook
“Tentu saja. Aku akan menepati janjiku, jadi jangan khawatir.” Kata Yool Moo menyakinkan.
“Aku butuh bukti  dari apa yang baru saja Anda katakan kepadaku.” kata Kim Sook mengingat saat bertemu dengan Nok Du. 


Flash Back
Nok Du mengajak mereka untuk saling membantu. Ia yakin Yool Moo menyiapkan sesuatu untuk menjaga orang-orang di bawah kendalinya, agar mereka tidak mundur. Kim Sook bingung dengan kata "Untuk menjaga orang-orang di bawah kendalinya"
“Itu betul... Aku yakin mereka tidak sepenuhnya mempercayai Pangeran Neungyang, jadi mereka pasti menginginkan bukti juga.” Jelas Nok Duk
“Sebagai contoh, Apa daftar nama orang-orang yang terlibat?” tanya Kim Sook
“Bagi mereka, itu mungkin daftar prestasi. Tapi begitu aku mengerti, aku akan dapat menggunakannya untuk melawan mereka. Itu bukti konspirasi mereka. Aku akan menemukannya.” Kata Nok Du 

Yool Moo setuju kalau mereka akan membuat bukti, dengan mengartikan akan menganggapnya sebagai janji Kim Soo untuk mempercayainyadan setia sampai akhir. Ia memberitahuakan memanggilny lagi, jadi bisa pergi sekarang. Kim Sook mengerti dan akhirnya keluar dari ruangan.

Kim Sook pergi ke sebuah bar dengan menutupi wajahnya, Nok Du sudah menunggu di meja dengan wajah yang tak terlihat. Kim Sook memberitahu Ada daftar prestasi. Nok Du ingin tahu pakah Kim Sook mencari tahu di mana dia meletakkannya. 


Flash Back
Kim Sook memberikan cap jarinya didalam sebuah buku kalau akan mendapatkan keuntungan setelah Yool Moo menjadi raja. Setelah Yool Moo pergi, Kim Sook masuk ke sebuah ruangan yang penuh buku, dan melihat tumpukan buku yang aneh.
Ia pun menemukan dibalik buku ada pintu brangkas seperti Yool Moo menyimpan semua barang berharganya. 

Nok Du mengetahui kalau mereka butuh Kunci. Kim Sook yakin Yool Moo selalu membawa kunci itu dan bertanya Jadi bagaimana mereka bisa mengambilnya. Nok Du pikir akan memikirkan cara.
“Seperti yang sudah kamu ketahui, orang yang mencuri Patung gajah Tuan Park adalah aku.” Ucap Nok Du
“Aseowon tutup pukul 1 pagi, jadi datanglah saat itu. Yang terbaik adalah kau melihatnya sendiri dan mengamati perimeter. Akan lebih baik jika kau bisa datang .dengan solusi saat itu.” Ucap Kim Sook. Nok Du menganguk mengerti dan akan bertemu nanti. 
Dong Joo keluar dari gerbang istana, sepasang pria wanita meihat dari kejauhan merasa aklau yang mereka lihat memang benar.  Sang suami bertanya-tanya Kenapa Dong Jooo di istana dengan wajah panik karena kalau tertangkap mereka akan mati.
Saat itu Nok Du datang melihat Dong Joo lalu mereka bermain ayunan. Nok Du mendorong Dong Joo didepanya, keduanya saling menatap dengan penuh cinta.
“Aku yakin semua yang pernah kau lakukan untuk bersenang-senang di Hanyang adalah bermain di ayunan. Kau seperti seorang gadis dari pedesaan.” Ejek Nok Du
“Lihat siapa yang berbicara. Kau berasal dari sebuah pulau. Yang Kamu lakukan hanyalah bersenang-senang menyelam.” Balas Dong Joo
“Menyelam? Itu terlalu timpang. Lalu apa yang Kau lakukan untuk bersenang-senang? Pernahkah kau berselancar? Kau seharusnya melihatku naik ombak yang sebesar rumah.” Ucap No Du bangga.
“Tidak usah omong kosong. Bagaimana ombak bisa sebesar rumah? Dan bahkan jika ada gelombang seperti itu, bagaimana Kau bisa mengendarainya? Kamu bukan Raja Naga.” Balas Dong Joo
“Sayang sekali aku tidak bisa menunjukkannya padamu.” Ucap Nok Du menahan ayunan.
“ Bagaimana kalau kita pergi ke pantai sekarang? Apakah terlalu jauh?” ucap Dong Joo. Nok Du terlihat bingung. 



Nok Du pikir Ini adalah salah satu dari keduanya, Nok Du juga tidak bisa berselancar, atau kasih sayangnya kepada dirinya telah layu. Nok Du mengeluh dengan yang dikatakan Dong Joo dan menegaskan keduanya tidak benar.
“Itu karena Aku perlu melakukan sesuatu yang penting.” Ucap Nok Du. Dong Joo pikir benar juga.
“Itu pasti sesuatu yang jauh lebih penting daripada Aku.” Kata Dong Joo. Nok Du mengaku bukan seperti itu.
“Aku hanya bercanda... Pantai terlalu jauh Dan aku benar-benar harus kembali.” ucap Dong Joo
“Kau sudah terlambat, jadi mari kita makan bersama. Kau juga bisa bertemu keluarga. Dan aku berjanji akan membawamu ke pantai lain kali. Mari kita pergi dan makan.” Kata Nok Du menahan tangan Dong Joo.
Nok Du tiba-tiba mengangkat Dong Joo seperti memanggulnya beras. Dong Joo panik karena semua orang melihat. Nok Du tiba-tiba menurunkan Dong Joo karena menjatuhkan sesuatu. Dong Joo melihat barang yang jatuh dan bertanya apakah itu milik Nok Du. Nok Du membenarkan.
“Di mana potongan lainnya?” tanya Dong Joo. Nok Du mengaku tidak tahu dan mengajak Dong Joo segera pergi saja.
“Aku tahu apa itu.” Kata Dong Joo. Nok Du terlihat bingung. Dong Joo  memberitahu kalau itu tanda cinta.
“Siapa yang memberikan itu padamu? Kamu benar-benar memiliki kekasih, kan?” ucap Dong Joo dengan nada cemburu.
“Apa yang kau bicarakan? Tidak, Aku tidak punya kekasih. Mari kita pergi.”kata Nok Du gugup.
“Kau terlihat bingung. Apa Kau benar-benar punya kekasih? Kau sangat mencurigakan.” Komentar Dong Joo
“Aku benar-benar tidak punya siapa-siapa. Siapapun dia......” kata Nok Du, Dong Joo pun berjalan pergi. Nok Du pun mengejar Dong Joo. 



Tuan Hwang melihat potongan yang dimiliki Nok Du lalu kembali minum. Ia terlihat gugup lalu memastikan Nok Du tidak demam Dan matanya juga terlihat bagus. Nok Du sedari tadi hanya diam saja mengaku tahu itu sulit dipercaya.
“Jadi Kamu akan menghentikan konspirasi, membantu Hwang Tae melarikan diri, dan Apa kau juga putranya? Putra Raja? Yang Mulia? Jadi kau adalah pangeran? Putra Mahkota? Kau?” kata Tuan Hwang tak pecaya.
“Ya, Kupikir begitu.” Ucap Nok Du. Tuan Hwang masih tak peraya kalau ini gila lalu meminta agarhentikan ...
 “Tidak, jangan hentikan aku.” Ucap Nok Du akan pergi. Tuan Hwang menahanya.
“Kau tidak akan pernah bercanda tentang ini. Maksudku... Kau tidak akan pernah bercanda tentang ini, Yang Mulia. Tetapi apakah kau benar-benar ... Ini membuatku gila.” Kata Tuan Hwang bingung.
“Tuan, tolong jangan seperti ini.” Pinta Nok Du. Tuan Hwang mengaku  juga tidak ingin seperti ini.
“Tetapi Aku tidak bisa tidak bersikap sopan kepadamu.” Jelas Tuan Hwang. Nok Du memohon.
“Kau perlu membantu aku.” Kata Nok Du. Tuan Hwang menganguk mengerti lalu tersadar dengan ucapanya.
“Kau benar. Aku harus membantu. Aku harus membantumu sebagai tuanmu.” Ucap Tuan Hwang. Nok Du pun menganguk setuju. 


Dong Joo tersenyu, melihat ayam mereka yang makin besar, Aeng Du melihat ada telur dalam kadang dan langsung mengambilnya. Dong Joo pikir Aeng Do harus menunggu sampai telur menetas ... tapi Aeng Du sudah memakanya langsung.
“Aeng Du, apa yang kau lakukan?” ucap Dong Joo heran. Aeng Du pkir karena Dong Joo ada dirumah maka Nok Du akan menggoreng telur dan menyembunyikannya di bawah nasi lagi.
“Aku tidak akan membiarkan dia menipuku kali ini.” Kata Aeng Du. Donbg Joo hanya bisa menghela nafas. 

Nok Du masuk ke kamar, Dong Joo  sudah membawa barangnya. Nok Du pikir  akan mengantarnya kembali. Dong Joo pun tentu saja Nok Du harus mengantarnya. Nok Du bertanya apakah harus mengendongnya, Dong Joo langsung menolak kalau Nok Du tidak diperbolehkan.
Tiba-tiba terdengar teriakan dari luar kamar, semua bergegas keluar bertanya apa yang terjadi. Tuan yeon memberitahu kalau Bok Nyeo bekerja sangat keras untuk membuat tauco tapi Aeng Du memegangnya. Tuan Hwang pun melindungi anaknya yang masih anak kecil
“Tapi lihat betapa jeleknya itu sekarang. Kamu bekerja sangat keras untuk membuatnya. Ya ampun, Kau akan akhirnya memakan semua yang kau lihat.” Keluh Tuan Yeon.
“Mengapa kau pergi ke ruangan bau itu ... dan makan tumpukan kedelai yang difermentasi itu?” tanya Nyonya Kim pada Tuan Yeon.
“Aku juga mau tau? Apa yang kau lakukan di sana?  Bagaimana denganmu, Bok Nyeo?” Dan kau, Tuanku? Apakah kalian ada di sana bersama?” tanya Nyonya Park penasaran.
“Sementara aku makan tumpukan kedelai yang difermentasi itu mereka berdua datang bersama-sama saling berpegangan tangan ... seperti ini ...” kata Aeng Du yang langsung disuapi kedelai agar tak banyak bicara
 “Oke, itu sudah cukup... Kau pasti sangat lapar, Kau seharusnya memberi tahu padaku.  Itu cukup. Hentikan.” Kata Tuan Yeon panik
“Kalian berdua tidak bisa dipercaya. Apa yang kalian lakukan di depan anak kecil?”kata Nok Du mengejek. Tuan Yeon mengaku tidak melakukan apa pun.
“Aku pribadi berpikir ... Kakak dan Dong Joo jauh lebih buruk ...” komentar Aeng Du
Nok Du makin panik akhirnya menyumpal mulut Aeng Du dengan kedelai. Dong Joo yang malu memilih untuk pergi.  Nok Du tersadar langsung mengejarnya. Tuan Hwang pun mengajak anaknya agar bisa makan sementara Tuan Yeon akan disidang oleh dua wanita gembul. 



Nok Du mengejar Dong Joo lalu berjalan sambil mengandeng tanganya, Dong Joo ingin tahu Apa sesuatu terjadi di antara Nook Du dan Pangeran Neungyang setelah hari itu. Nok Du mengeluh Dong Joo yang membahas si brengsek itu dan membuatnya aakit perut.
“ Aku hanya memberitahu padamu untuk berhati-hati. Dia adalah pria yang berbahaya. Itu benar-benar terasa seperti dia akan menyakitimu. Karena aku, kau mungkin akan ...” ucap Nok Du khawatir
 “Aku tidak akan terluka... Kau tidak bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan. Dan aku akan menjadi yang pertama melakukan tindakan, jadi jangan khawatir.” Jelas Nok Du
“Apa yang kamu rencanakan?”tanya Dong Joo. Nok Du menjawab Itu adalah sesuatu yang harus dilakukan.
“Tidak ada yang berbahaya, jadi jangan khawatir.” Kata Nok Du menyakikan. Dong Joo hanya menatapnya seperti kesal.
“Jika Kau akan terus menatapku seperti itu, Bagaimana kalau kau memberiku ciuman?” goda Nok Du. Dong Joo memilih untuk perg meninggakanya. Nok Du pun mengejarnya.
Bersambung ke Episode 24

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar