PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 29 November 2019

Sinopsis Love With The Flaws Episode 3

PS : All images credit and content copyright : MBC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Kang Woo pun tersadar kalau Seo Yeon itu adalah wanita yang menolaknya, saat itu juga perutnya kembali terasa sakit dan ingin buang air besar. Seo Yeon melihat Kang Woo memastikan kalau baik-baik saja. Kang Woo mencoba menahan dengan menjepit bokongnya.
“Ada apa dengannya?” komentar teman-teman Kang Woo. Kang Woo pun terus menahan sambil berjalan ke toilet. 

Saat masuk ke toilet ternyata hanya ada toilet jongkok dan sangat kotor, Kang Woo sampai ingin muntah melihatnya. Ia merasa tidak bisa melakukannya di sini. Ia pun keluar dari restoran mencoba mencari toilet dengan terus menahan sakit perutnya.
Setiap melangkah seperti memohon agar Tuhan bisa menolongnya, akhirnya Kang Woo melihat ada sebuah restoran yang masih buka. Dengan kaki yang terus mengapit bokongnya berusana terus berjalan, tapi saat sudah mendekat restoran itu tutup. Akhirnya Kang Woo pun tak bisa menahanya.
“Hei... Sedang apa kamu di sini? Kenapa kamu sudah mau pergi?  Padahal Aku datang terburu-buru.” Ucap Hyun Soo datang.
Kang Woo hanya diam saja, sampai akhirnya hanya bisa menatap temanya dengan wajah butuh bantuan. 

Hyun Soo mengemudikan mobilnya sambil berkomentar kalau Banyak hal terjadi... Banyak hal bisa terjadi. Di bangku belakang Kang Woo duduk dengan menaikan kakinya tanpa mengunakan celana, wajahnya terlihat sangat sedih lalu menatap keluar jendela. 

Semua alumni akan pergi ke tempat berikutnya, Min Kyung sudah memapah Seo Yeon yang mbauk dibahunya mengakutidak bisa pergi. Si pria merengek agar Min Kyung ikut saja untuk pindah ke bar lainya.  Min Kyung menolak tak bisa ikut karena Seo Yeon sudah mabuk.
“Suruh dia pulang dan bergabunglah dengan kami.” Ucap Temanya. Min Kyung pikir tak mungkin bisa jadi mereka pergi saja tanpa dirinya.
“Dia membuat keributan lagi.” Keluh temanya. Min Kyung pun menyuruh mereka pergi saja. Akhirnya semua teman Min Kyung pun pergi. 

Seo Yeon mengintip untuk memastikan kalau semua temanya sudah pergi, Min Kyung pun menyuruh Seo Yeon berdiri tegak karena semua temanya sudah pergi, lalu mengeluh Berapa banyak yang Seo Yeon makan karena tubuhnya berat sekali.
“Seharusnya kau menolak saja. Kenapa kau membuatku melakukan ini?” keluh Seo Yeon.
“Hei, aku harus menjaga martabatku. Tidakkah kau tahu mereka benar-benar terpesona dengan wajah ini dan pekerjaanku? Mereka harus tahu posisi mereka.” Ucap Min Kyung bangga
“Kamu benar-benar menjengkelkan.” Keluh Seo Yeo. Mi Kyung mengejek Seo Yeon yang berani bicara seperti itu.
“Seperti kau menilai pria dari penampilannya, maka aku menilai pria dari penampilan, kompetensi, dan kekayaan.” Ucap Min Kyung
“ Kau akan minum lagi, bukan? Mari kembali ke tempatku.” Kata Seo Yeon
“ Apa kau gila? Aku tidak bisa bertemu kakakmu seperti ini.  Langkahi dulu mayatku.” Kata Seo Yeo
“Hei, kakak tertuaku mata duitan, dan kakak keduaku... Kau tahu.” Ucap Seo Yeon
“Meski tidak bisa memacari mereka, aku ingin terlihat cantik di depan para pria tampan. Kita akan pergi ke tempatku.” Kata Min Kyung
Seo Yeon mengeluh kalau Rumahnya Min Kyung itu  sangat jauh, Mi Kyung tak peduli menarik temanya untuk pergi. Seo Yeon pikir kalau kakaknya itu pasti belum pulang Min Kyung terus menarik Seo Yeon pergi. Seo Yeon kesal karena rumah temanya cukup jauh. 


Won Jae berada di club duduk dengan beberapa wanita mengajak bersulang. Seorang pria menyapa Won Jae karena sudah lama tak datang dan ingin tahu alasanya, terdengar suara wanita yang memanggil Won Jae. Won Jae mengaku kalau alasanya karena wanita itu.
“Won Jae, tentang saat itu...” ucap si wanita dan Won Jae langsung memotongnya.
“Aku tidak tahu betapa menakutkannya dirimu. Kudengar kau menjambak adikku.”ucap Won Jae sinis.
“Itu karena kalian tidak mirip.” Komentar Si wanita. Won Jae dengan santai bertanya apa Ada lagi yang ingin dikatakan

“Aku membencimu.” Kata Si wanita lalu melangkah pergi. Teman Won Jae pikir Won Jae berusaha keras memenangkan hatinya.
“Hei, aku juga harus menikah. Aku tidak bisa selalu bermain-main. Jadi Bersenang-senanglah.” Kata Won Jae lalu berjalan meninggalkan club. Temanya terlihat bingung. 


Di lobby, Seorang pria menemui Won Jae yang memanggil sopir. Won Jae meminta agar bisa menunggu karena mobilnya nanti akan datang. Sopir pun meminta izin untuk bisa merokok sejenak. Won Jae pun menganguk setuju.
Joo Hee turun dari mobil melihat Won Jae berpikir seperti valley langsung memberikan uang dan kunci mobilnya. Won Jae bingung apa maksudnya, Joo Hee dengan tatapn merendahkan menyuruh Won Jae agar memarkirkan mobilnya.
Won Jae menahan amarahnya, saat itu Valley datang membawa mobil Won Jae. Joo Hee terlihat malu dan Won Jae memberikan uang pada Valley lalu akan bergegas pergi. Joo Hee hanya bisa menatapnya.  Won Jae akhirnya berbicara dengan Joo Hee sebelum masuk mobil.
“Hei... Tunjukkan sopan santun saat kau membayar. Apa Kau tidak tahu tindakanmu lebih penting daripada kata-kata?” sindir Won Jae sinis lalu masuk ke dalam mobil.
Joo Hee hanya menatapnya tanpa berkata-kata, sementara di dalam mobil Won Jae ingin tahu siapa wanita itu. 


Foto makana dengan style yang bagus terlihat disebuah social media dengan caption #segelas bir saat larut malam. #ada yang mau minum denganku?#merasa sentimental. Dan dislide berikutnya ada foto Min Kyung dengan gaya berbeda sedang minum.
“Hei... Mari minum sekarang.” Ucap Min Kyung setelah menyelesaikan sesi foto dan merasa kalau bir itu menyegarkan.

“Bukankah ibumu datang pekan lalu?” kata Seo Yeo. Min Kyung membenarka dan heran Seo Yeo menanyakan hal itu.
“Apa Dia tidak membersihkan kamarmu?” tanya Seo Yeon melonggo melihat kamar Min Kyung berantakan dari ujung pintu.
“Ini baru beberapa hari, tapi kamarmu...” ucap Seo Yeon tak percaya lalu tak ingin membahasnya mengajak mereka minum saja. minum.
“Apa kamu sungguh-sungguh cinta pertama Kang Woo?” tanya Min Kyung penasaran.
“Aku tidak yakin menjadi cinta pertamanya, tapi dia bilang dia menyukaiku.” Cerita Seo Yeon. Min Kyung pun ingin tahu kelanjutanya.  Seo Yeo mengaku tidak ingat.
“Jika dipikir-pikir, dia tidak kembali ke restoran.”ucap Min Kyung. Seo Yeon pikir benar. Min Kyung yakin Kang Woo itu Pria yang aneh.
“Lihat dirimu. Bukankah kamu duduk di sampingnya?”ejek Seo Yeon. Min Kyung mengaku Awalnya tergila-gila dengan penampilan Kang Woo.
“Tapi kurasa hanya itu yang dia miliki.” Ungkap Min Kyung. Seo Yeon pikir kalau sudah jelas.
“Wajahnya berteriak, "Aku penipu." Ucap Seo Yeon yakin,Min Kyung pikir si cepirit itu tetap cepirit.
“Omong-omong, kenapa itu julukannya?” tanya Seo Yeon. Min Kyung pikir Seo Yon tak ingat karyawisata mereka
“Aku tidak bisa pergi.” kata Seo Yeon. Min Kyung mengingatnya.  Lalu mereka pun kembali bersulang.
“Jadi Kenapa kamu memanggilnya seperti itu?” tanya Seo Yeon penasaran.
“Karena si gemuk itu buang air besar di celana.” Kata Min Kyung. Seo Yeon melonggo tak percaya. 


Dirumah, Kang Woo menjerit sendiri saat berbaring ditempat tidur, seperti trauma malah makin tambah membuatnya gelisah. Dokter Kim terbangun dari tidurnya karena suara bunyi ketukan pintu rumahnya, dengan mata setengah tertutup bertanya siapa yang datang.
Ternyata Kang Woo datang ke tempatnya, Kang Woo menatap mata dingin Dokter Kim langsung mengambil foto yang digantung dan menyembunyikanya. Ia sedikit membuka pintu dan menolak  Kang Woo untuk masu.
“Ini sudah larut malam... Seharusnya kau menjadwalkan pertemuan lebih dahulu.” Ucap Dokter Kim. Kang Woo menahanya agar terbuka.
“Kenapa dia kuat sekali?” keluh Dokter Kim dan Kang Woo pun memberikan uang sambil mengeluh karena kakinya terjepit. Dokter Kim akhirnya melepaskan tanganya dan Kang Woo pun masuk  ke dalam  rumah.
“Wanita itu penyebab semua ini!” ucap  Kang Woo marah memberikan gambar yang sudah jelas dengan mata, hidung dan bibir. 

Flash back
Seo Yeon yang masih remaja mengaku  tidak menyukai Kang Woo karena  jelek dan gemuk. Kang Woo terlihat sangat frustasi mendengarnya, saat pulang ke rumah menatap cermin mengingat kembali yang dikatakan Seo Yeon “Aku tidak menyukaimu karena kau jelek dan gemuk.”
“Anakku, makan kudapannya... Ini kue, kesukaanmu.” Ucap Nyonya No masuk kamar.
“Tidak, terima kasih. Aku tidak mau.” Kata Kang Woo menolak, Nyonya No bingung anaknya menolak.
“Aku tidak mau... Aku tidak mau.” Jerit Kang Woo lalu mendorong ibunya keluar dari kamar. Sang ibu bingung anaknya menolak untuk makan. 

“Selama empat hari, aku tidak makan apa pun. Setetes air pun tidak.”
Kang Woo dengan wajah yang kusam karena tak makan akhirnya pergi ke sekolah dan tak sengaja bertemu dengan Seo Yeon, Tapi Seo Yeon malah mengabaikanya seperti sangat jijik. Kang Woo terlihat sangat frustasi.

“Yang lebih mengejutkan, setelah merendahkanku seperti itu, dia tiba-tiba menghubungiku saat larut malam.”
Kang Woo terbangun dari tidurnya dan membaca pesan yang dikirimkan Seo Yeon. “Ada yang ingin kukatakan. Di mana alamatmu?” Kang Woo pun pergi menemui Seo Yeon, Dokter Kim ingin tahu apa yang dikatakan Seo Yeon saat itu.
“Dia tidak datang. Astaga... Dia mempermainkan aku. Merasa dipermalukan dan marah, maka aku tidak bisa menahannya lagi. Aku bukan diriku. Aku bahkan lupa bahwa aku akan pergi karyawisata sehari setelahnya.”
Kang Woo menghabiskan malam itu makan semua makanan didalam kulkas dan esok paginya pergi karyawisata dengan teman-temanya. Wajah semua anak terlihat bahagia dan Kang Woo seperti memegang perut dan merasa mulas.
“Toilet di area peristirahatan penuh hari itu. Jadi, aku berusaha menahannya sampai kami tiba di penginapan.”
Tiba-tiba teman yang disampingnya merasakan ada bau yang tak sedap.  Ia lalu berteriak kalau Kang Woo buang air besar. Kang Woo pun tak bisa menyangkalnya, semua anak murid pun langsung menjauhkan dan mengejeknya. 

Dokter Kim pun mengerti kalau karena wanita ini. Kang Woo dengan wajah penuh amarah berteriak Joo Seo Yeon! Jika bukan karena dia, maka ia tidak akan berdiet atau dipermalukan seperti itu. Dokter Kim mengerti meminta Kang Woo untuk duduk dan tenang.
“Karena insiden itu, kau menderita sindrom gangguan pencernaan.Selain itu, kamu kesulitan menjalin hubungan dengan wanita.” Ucap Dokter Kim menyimpulkan. Kang Woo terlihat bingung.
“Apa itu tidak benar? Saat aku menyimpulkan apa yang baru saja kau katakan, sejak hari itu, kau tidak pernah punya perasaan khusus kepada wanita lain. Kau tidak pernah mengencani wanita, kan?” komentar Dokter Kim
“Bukannya aku tidak bisa. Aku memilih tidak mengencani mereka.” Kata Kang Woo mencari alasan.
“Kenapa begitu? Kamu tampan dan menarik.” Ucap Dokter. Kang Woo pikir karena ia menunggu wanita sempurna yang pantas untuknya.
“Bagi Lee Kang Woo yang berusia 15 tahun, wanita ini adalah wanita sempurna. Lalu, dia ditolak. Kau masih bocah 15 tahun yang sama. Kau masih takut ditolak. Kau dirantai ketakutan itu. Apa Kau mengerti?” ucap Dokter Kim dengan membuat wajahnya bersembunyi dibalik gambar.
“Kau muak menderita diare. Kau akan membaik setelah berbaikan dengan wanita ini.” Kata Dokter Kim. Kang Woo hanya diam saja. 




Seo Yeon melepaskan anting ditelinga Min Kyung dengan berkomentar kalau kulitnya itu sensitif dan Kenapa harus memakai begitu banyak kosmetik. Min Kyung terlihat tertidur lelap dipangkuan temanya, Seo Yeon pikir Min Kyung  cantik bahkan tanpa riasan.
Tiba-tiba Min Kyung membuka matanya, Seo Yeon kaget ternyata temanya terbangun.
“Jika kita berdua tidak menikah sampai usia 40 tahun, kita harus tinggal bersama, ya? Baiklah. Ini cincin kita... Mengerti?” ucap Min Kyung tiba-tiba mengambil kertas berbentuk cincin dan dimasukn ke jari Seo Yeon.
Seo Yeon hanya bisa menganguk setuju lalu menyuruh Min Kyung Tidur saja.


Seo Yeon akhirnya pulang dan melihat sang kakak keluar dari mobil. Ia langsung mengomel kakaknya itu gila karena mengemudi setelah minum-minum. Waon Jae mengaku tidak seperti itu. Seo Yeon terus memarahi kakaknya yang bisa begitu ceroboh?
“Apa Kau tahu yang telah kau lakukan?” teriak Seo Yeon marah. Won Jae memberitahu adiknya kalau sudah menelepon layanan sopir.
“Aku tertidur di mobil sebentar. Aku baru bangun.” Ucap Won Jae. Seo Yeon pun bisa bernafas lega.
“Hei, bukan hanya kamu yang mengalami kerugian. Aku juga menderita sepertimu. Aku mengerti aku bisa bersikap berengsek, tapi bagaimana bisa?” kata Wo Jae. Seo Yeon tak percaya mendengarnya.
“Apa orang-orang selalu berbohong kepadamu? Hei.. Apa Kau minum-minum?”ucap Won Jae mencium adiknya bau alkohol.
“Ya. Aku banyak minum... Tapi aku segera sadar berkat kau.” Kata Seo Yeon.
“Putri bungsu kita pasti sendirian.” Komentar Won Jae melihat lampu rumah yang menyala terang. 


Seo Joon sibuk bermain games diruang tengah, Won Jae dan Seo Yeon pun masuk.  Seo Joo yang seolah tak pedul akhirnya mengeluh kesal pada sang kaka yang datang terlambat sekali, karean takut setengah mati sendirian di rumah.
“Hei. Melihatmu lebih menakutkan daripada sendirian di rumah... Berhenti membuang-buang listrik.” Ucap Seo Yeon langsung mematikan lampu diruangan yang tak perlu.
“Uang tidak penting sekarang. Aku takut di rumah.” Keluh Seo Joon. Seo Yeon menegaskan kalau uang itu penting. Won Jae tak ingin mendengarnya memilih untuk tidur saja. 

“Aku meneleponmu, tapi kau tidak menjawab. Saat kau tidak menjawab teleponku, kau tahu aku menggila.” Ucap Seo Joon akhirnya duduk disofa sambil terus bermain games
“Apa Kau menelepoku? Maaf. Aku tidak mendengar deringnya.”  Hei.. Apa Kau mendengar hal lain tentang Joo Hee?” Kata Seo Yeon. Seo Joon mengaku  tidak tahu.
“Astaga. Dia sudah sering absen... Hei... Berhentilah bermain. Tidurlah.” Ucap Seo Yeon mengambil stick dari tangan adiknya.
“Maksudku, aku sangat mengantuk tadi, tapi aku tidak bisa tidur karena tidak ada orang di sini, dan kini aku tidak bisa tidur.” Akui Seo Joon. Akhirnya Seo Yeon membiarkan adiknya main.
“Oh yah.. Ini tentang Park Seok Min.” Kata Seo Joon. Seo Yoon tak mengenalnya dan ertanya siapa pria itu.
“Pria dengan kue mahal.” Kata Seo Joon. Seo Yoon mengingatnya dan bertanya ada apa dengannya
“Kudengar Won Seok bicara di telepon. Kurasa dia pelanggan tetap di bar Won Seok.” Cerita Seo Joon.
Seo Yeon tak percaya mendengarnya. Seo Joon pikir ini memang gila.  Seo Yeon pun memperingatkan adiknya agar Jangan berani memberi tahu orang soal ini. Seo Joon mengeluha kakaknya berpikir dirinya itu bermulut besar.
“Astaga, hanya pria tampan yang minum di bar Won Seok... Hei, itu diskriminasi, bukan? Diskriminasi rasial bukan satu-satunya masalah serius.” Kata Seo Yeon sambil melepaskan kaos kakinya.
“Seo Yeon... Kau bau.” Keluh Seo Joon. Seo Yeon malah dengan sengaja memberikan kaos kakinya pada sang adik. Seo Joon menjerit meminta agar sang kakak menghentikanya. 


Seorang pria muda yang sebelumnya gugup masuk bar akhirnya berani masuk dan melihat semua pengunjung adalah pria. Ia pun memilih duduk didepan meja bar, Won Seo sedang melayani tamu akhirnya berpindah ke anak tersebut.
“Apa maumu?” tanya Won Seok terdengar sinis. Si anak meminta agar memberikan bir.
“Apa Kau datang untuk berita?” kata Won Seok. Si anak terlihat bingung.
“Atau kamu punya kamera di suatu tempat? Atau ini untuk saluran daring?” ucap Won Seok. Si pria mengaku tidak mengerti.
“Kau tahu tentang bar ini. Kau tahu ini bar homoseksual, bukan?” ucap Won Seok
“Ya, aku tahu... Aku datang untuk bersenang-senang.” Ungkap si anak yang terlihat masih sangat muda.
“Aku mengatakan ini karena kau bisa menjadi adikku. Bar ini tidak cocok untukmu. Kau akan tahu begitu kamu melihat-lihat. Ini gratis. Jadi kau bisa Minum dan pergi.” ucap Won Seok memberikan minum lalu pindah ke meja sebelahnya.
Ia kembali mengobrol dengan tamu lainya, lalu melihat meja si anak yang kosong dan menaruh uang 10ribu diatas meja. 

Kang Woo kembali berolahraga seperti ingin melupakan semuanya saat itu bayangan Dokter Kim datang “Kau muak menderita diare. Kau akan membaik setelah berbaikan dengan wanita ini.” Tangan Kang Woo tiba-tiba lemas dan besi angkat beban pun tertimpa didadanya.
Akhirnya Kang Woo minum susu protein, saat sedang minum bayangan Dokter Kim kembali datang sambil berkata “Kau akan membaik setelah berbaikan dengan wanita ini.” Mata Kang Woo langsung melotot kaget. 

Kang Woo pun mandi dengan santai dengan shower, Bayangan Dokter Kim pun kembali datang “Kau akan membaik begitu kau berdamai...”
“Baik! Kau bilang tidak menyukaiku karena aku gemuk dan jelek! Joo Seo Yeon, ini giliranku. Tunggu aku! Joo Seo Yeon!” teriak Kang Woo menjerit histeris sambl mencuci rambutnya. 

Seo Yeon berjalan masuk ke sekolah, Min Hyuk melihat Seo Yeon berjalan lebih dulu seperti ingin Seo Yeon memanggilnya tapi Seo Yeon hanya diam saja. Akhirnya Min Hyuk pun berjalan mundur, Seo Yeon hanya bisa mengerutkan dahi melihat tingkah Min Hyuk.
“Astaga. Lucu bertemu denganmu di sini. Apa Kau masih belum menemukan Lee Joo Hee?” ucap Min Hyuk. Seo Yeon mengaku belum.
“Aku bertanya kepada pemilik bar anggur untuk berjaga-jaga. Ternyata Dia benar-benar berhenti.” Ucap Min Hyuk.
“Terima kasih sudah berusaha.” Kata Seo Yeon akan pergi. Min Hyuk menahanya memberikan sebatang coklat pada Seo Yeon yang menurutnya enak.
“Jika kau melakukan ini karena insiden pot bunga...” ucap Seo Yeon dan disela oleh Min Hyuk
“Ini bagus. Jadi, kupikir berbagi akan menyenangkan.” Kata Min Hyuk. Seo Yeon bingung mendengarnya. Min Hyuk pun pergi meninggalkanya. 

Min Kyung berjalan mendekati Seo Yeon ingin tahu apa yang terjadi karena Min Hyuk hanya bersikap baik setelah bersikap kejam kepada temanya. Ia menduga kalau Min Hyuk itu mengejek Seo Yeon. Seo Yeon memberikan coklat pada Min Kyung agar memakanya saja.
“Baiklah... Apa Begitu caranya menafsirkan ketertarikannya?” komentar Min Hyuk heran. Seo Yeon seperti tak peduli. 

Kang Woo bertemu dengan nenek dan juga ibunya, Nenek Han menyuruh Kang Woo untuk memilih departemen untuk bekerja tapi belum memberikan jawaban. Kang Woo mengaku tidak tahu. Nenek Han merasa sudah menduga  yang akan dikatakan
“Ini adalah tempat kamu bisa bergabung dengan kualifikasimu... Kau bisa Pilih saja satu.” Ucap Nenek Han. Kang Woo malah mengejek mendengarnya. Ibunya mengeluh anaknya memang nakal.
“Ada orang lain yang lebih memenuhi syarat dariku.  Nenek punya saudari, tangan kanan Nenek.” Ucap Kang Woo
“Apa aku hanya perlu tangan kananku? Aku harus punya semua anggota tubuh dan organ tubuhku.” Kata Nenek Han.
“Nenek, ada hal lain yang ingin kulakukan dengan hidupku. Tidak bisakah Nenek membiarkanku melakukan itu?” pinta Kang Woo
“Kau tidak bisa mahir hanya karena kau mau. Aku sudah melihat banyak orang yang menghancurkan hidup mereka karena mereka hanya melakukan apa yang mereka inginkan.” Jelas Nenek Han
“Entah aku menghancurkan hidupku atau menjadi sukses, maka aku akan menghadapi konsekuensinya.” Ucap Kang Woo.
Nyonya Oh mengeluh mendengarnya, Kang Woo pun mulai merengek pada ibunya. Nyonya Oh pikir Kang Woo lebih keras kepala daripada yang mereka antisipasi, sambil berbisik pada nenek Han kalau bisa menjalankan rencana B. Kang Woo mengeluh kalau bisa mendengar mereka.
“Apa maksudnya rencana B?” tanya Kang Woo. Nenek Ha meminta Kang Woo Bertanggung jawablah atas salah satu tempat ini
“Kau bisa lanjutkan selama setahun. Setelah kau melakukan itu, aku tidak akan mencampuri hidupmu.” Kata Nenek Han. Kang Woo terlihat masih kesal.
“Tidak bisakah kamu berinvestasi demi kebebasan hidupmu Atau kamu kurang percaya diri?” ucap Nenek Han.
“Kau sudah berjanji. Ini untuk satu tahun.” Tegas Kang Woo memastikan. Nenek Han menganguk setuju. 
Akhirnya Kang Woo membawa berkas yang diberikan neneknya lalu pamit pergi. Nyonya Oh pun melambaikan tangan pada anaknya. Setelah anaknya pergi, bersama dengan nenek Han menjerit bahagia karena bisa mengubah pilihan Kang Woo.
“Ya, kita dapat satu tahun... Kita akan menikahkannya tahun itu dan membuatnya tinggal.” Ucap Nenek Han
“Tentu saja. Aku akan mencari calon istri terbaik.” Kata Nyonya Oh. Nenek Han pun menganguk setuju. 



Seo Joon pergi dengan temanya yang membahas Evaluasi bulan ini sangat penting dan Pak Park datang bulan ini. Seo Joon merasa tak percaya kalau belum pernah melihatnya. Temanya pikir Tidak banyak siswa yang melihatnya.
“Kudengar dia akan memutuskan anggota yang akan debut setelah evaluasi.” Kata temanya.
“Kenapa kau khawatir? Kau penyanyi yang hebat... Tentu saja, kau akan menjadi vokalis utama.” Kata Seo Joon yakin pada temanya.
“Kau tidak bisa bertahan di industri ini hanya karena bisa bernyanyi. Andai saja aku punya seperempat penampilanmu.” Kata Temanya.
“Ayolah. Ini karena tata rias dan operasi plastik. Jangan khawatir. Jangan cemas sedikit pun.”ucap Seo Joon menyakinan.
“Benar. Selain penampilan, aku penari dan penyanyi yang lebih baik daripada kau.” Kata temanya jadi merasa bangga dan sedikit mengejek.
“Astaga. Kenapa kau mengejekku seperti itu?” keluh Seo Joon. temanya mengaku kalau hanya bercanda.
Saat itu Seo Joon meliha sosok yang sedang mengantar makanan turun dari motor, lalu meminta temanya masuk lebih dahulu. Temanya ingin tahu alasanya. Seo Joon mengaku harus menemui seseorang. Temanya makin penasaran siapa.
“Ini masalah pribadi.” Kata Seo Joon, Akhirnya si pria pun masuk ke dalam agency lebih dulu. 


Seorang wanita keluar dari gedung setelah mengantar makanan, Seo Joon sudah berdiri disamping motor tahu kalau wanita itu Joo Hee dan ie memperkenalkan diri kalau mereka ada di kelas yang sama. Joo Hee seoleh tak peduli naik ke atas motornya.
“Aku tahu. Semua orang mengenalmu di sekolah.” Ucap Joo He. Seo Joon dengan bangga kalaucukup terkenal.
“Kau sangat suka memamerkan dirimu.”sindir Joo He. Seo Joon memberitahu kalau kakaknya itu guru Jo sedang mencarinya jadi meminta segera menelp
“ Urus saja urusanmu.” Ucap Joo Hee. Seo Joon menyampaikan pesan kalau Joo Hee itu perlu hadir. Joo Hee mengeluh agar Seo Joon jangan ikut campur.
“Aku tidak melakukan ini karena mencemaskanmu.” Ucap Seo Joon, Joo Hee tak peduli langsung meninggalkanya.
Seo Joon mengumpat kesal akhirnya langsung mengirimkan gambar motor pada sang kakak. Diam-diam teman Seo Joon melihat dari balik gedung seperti ingin melakukan sesuatu yang buruk. 


Joo Hee datang mengantarkan makanan pada Jang Mi yang masih ada ditaman karena memesan ayam goreng. Jang Mi tak percaya ternyata yang mengantar adalah wanita. Joo Hee pikir Tidak ada gender dalam urusan mengantar sambil mengeluarkan banyak kotak ayam.
“Apa Kau juga mau? Terlalu membosankan bagiku untuk makan sendirian.” Ucap Jang Mi
“Apa Kau memesan semua ini untuk dirimu sendiri?” tanya Joo Hee tak percaya.
“Semua memiliki rasa yang berbeda.  Aku ingin mencicipi setiap rasa. Makanlah sebelum kamu pergi.” kata Jang Mi
“Tidak apa-apa. Harganya 73 dolar.” Ucap Joo Hee, Jang Mi mencoba dua potong ayam berkomentar kalau rasanya enak.
Ia lalu membuka tasnya, Joo Hee melonggo melihat ada tumpukan uang yang banyak. Jang Mi pun memberikan lembaran uang 50ribu won. Joo Hee ingin memberikan kembalian. Jang Mi menolak mengangap sebagai tip dan juga tidak suka uang kembalian.

Seo Yeon tiba-tiba datang langsung menangkap Joo Hee dan mengumpat si anak nakal. Joo Hee kaget Seo Yeon bisa tahu keberadaanya. Seo Yeon mengaku menanyakan toko tempatnya mengantar dan meminta agar mengikutinya.  Joo Hee menolak sambil mendorong Seo Yeon karana tidak mau.
“Wahhh... Sulit dipercaya. Apa Kau mendorongku?” ucap Seo Yeon. Joo He beralasan Seo Yeon yang memaksanya untuk ikut.
“Kau sudah besar sekarang. Kau tumbuh dewasa saat pergi.” kata Seo Yeon akhirnya memiting leher Joo He.
“Tidak, leherku... Bu Joo, sakit sekali.” jerit Joo Hee. Seo Yeon langsung memarahinya.
“Dasar anak nakal... Apa Kau tidak tahu betapa menakutkannya dunia ini?” ucap Seo Yeon
Tiba-tiba Jang Mi memukul kepala Seo Yeon sampai jatuh pingsan. Joo Hee menjerit panik memanggil gurunya. Jang Mi kageta kalau ternyata Seo Yeon itu adalah gurunya karena berpikir pencuri.


Keduanya terus menatap Seo Yeon dan berpikir sudah mati. Joo Hee merasakan kalau Seo Yeon masi bernapas. Jang Mi pikri harus membawanya ke dokter. Joo Hee merasa gurunyaitu tidak akan terluka parah. Akhirnya Seo Yeon membuka matanya.
“Bu Joo,  Apa kau baik-baik saja?” tanya Seo Yeon khawatir. Seo Yeon kebingungan karena ada ditaman seperti hilang ingatan.
“Kupikir orang jahat mengganggu kurirnya... Maaf.” Kata Jang Min. Seo Yeon pun tak bisa berkata-kata
Bersambung ke episode 4

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar