PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 06 November 2019

Sinopsis The Tale Of Nok Du Episode 21

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Dong Joo mengalungkan tanganya di leher Nok Du seperti sudah menyerahkan hatinya dan kembali menciumnya. Setelah itu keduanya saling menatap, tiba-tiba Nok Du hanya bisa tertunduk.  Dong Joo binggung melihat Nok Du tidak bisa menatap matanya.
“Kau tampak gelisah.” Komentar Dong Joo. Nok Du mengaku sangat gugup. Dong Joo heran kalau Nok Du gugup Sekarang
“Benar... Aku tidak tahu kenapa aku gugup... Ini aneh. Sikapku aneh, kan?” kata Nok Du. Dong Joo mengejek Nok Du memang pengecut.
“Apa Kau tidak merasa gugup sama sekali? Aku merasa jantungku seperti akan...” kata Nok Du gugup dan disela oleh Dong Joo
“Aku baik-baik saja.” Kata Dong Joo, Nok Du tak percaya mendengarnya karena Dong Joo santai. Dong Joo akhirnya memberikan kecupan lagi, Nok Du sempat kaget lalu menatapnya saat akan menciumnya kembali Dong Joo terlihat jatuh lemas. 


Di istana
Sepasang pria dan wanita bersujud memohon ampun dan mengaku kalau  pantas mati dan merasa tidak tahu itu kejahatan berat. Raja ingin tahu saat mereka mengubur jasad-jasad itu, apakah melihat jasad Yu Yeon Kyung dan keluarganya.
Si wanita mengingat saat melihat Dong Joo dan mengaku “Kurasa aku melihat gadis yang dahulu kita layani.” Si pria ingin memberitahu tapi istrinya menahanya mengaku kalau mereka semua tewas.
“Mereka semua tewas. Wanita yang kabur dari rumahnya dan bahkan putrinya tewas. Setelah memeriksa semuanya sudah tewas, kami mengubur semua tubuh mereka.” Akui si wanita. Raja bisa seperti mulai percaya.
“Baik. Di mana kalian mengubur jasad mereka?” tanya Raja. 

Yool Moo duduk sendiri dengan banyak makan, tapi tak ada Dong Joo didepnya. Dan Oh memberitahu kalau  mengunjungi rumah kisaeng tempat Hwa Su menginap. Ia pikir kalau Nok Du juga tidak pergi ke rumah kisaeng itu jadi akan mencari di luar kota...
“Cukup. Duduklah.” Kata Yool Moo. Dan Oh terlihat binggung. Yool Moo pikir melihat Dan O tidak bisa menemukannya setelah bersusah payah
“Dia pasti sangat membenciku. Apa aku harus lega dia tidak mendatanginya?” kata Yool Moo dengan tatapan kosong. 

Nok Du  akhirnya mengendong Dong Joo berjalan pualng. Dong Joo pikir mereka  tidak bisa masuk begini dan takut kalau a jika ada yang melihat. Nok Du memarahi Dong Joo yang tak mendengar ucapanya kalau harus istirahat total di rumah.
“Lagi pula, tidak ada orang di rumah. Siapa yang ada di halaman sepagi ini?” ucap Nok Du
“Hei, tidak apa-apa. Turunkan saja aku.” Kata Dong Joo panik. Nok Du dengan bangga berjalan di depan rumah kalau tak ada orang. 

Tapi saat itu Tuan Hwang keluar rumah dengan pria tua, Nok Du dan Dong Joo kaget dan langsung menurunkan Dong Joo. Nok Du pikir dirinya salah duga. Tuan Hwang tersenyum melihat keduanya sangat dekat, lalu memanggil Nok Du.
“Apa Kamu tahu? Dia datang mencarimu. Dia dari istana.” Ucap tuan Hwang. Dong Joo kaget kalau ada orang dari istana. 

Pelayan membungkuk pada Ratu mengaku  tidak keberatan ada satu pelayan lagi di bawahnya tapi ingin tahu alasanya. Ratu mengaku alasan  meminta bantuan seperti itu, karena Gadis itu memberi nasihat cara mengobati insomnia Raja, yang bahkan para tabib pun menyerah.
“Terimalah permintaanku.” Kata Ratu. Pelayan pun menganguk mengerti akan menerima perintah Ratu. 

Dong Joo akhirnya masuk pintu istana disambut oleh pelayan lain dan melihat ke arah dinding yang tinggi dan ruangan yang besar. Ia lalu teringat dengan yang dikatakan Nok Du sebelumnya.
“Kita hidup dan bersama sekarang. Jadi, bisakah kau tidak mengikuti hatimu dan menyukaiku? Aku hanya menyukai... Aku sangat menyukaimu.” Ungkap Nok Du 

Nok Du pergi menemui panglima bertanya apakah ingin bertemu denganya. Panglima memberitahu Ada tugas untuknya, lalu melirik pada pasangan yang terlihat lusuh. Ia memberitahu akan memberi beberapa pengawal kerajaan. Nok Du mengerti dan ingin tahu apa tugasnya.

Raja datang ke tempat Tuan Heo di penjara, keduanya saling menatap. Akhirnya Raja menyuruh mereka masuk, Yool Moo datang lalu dibelakangnya sudah ada Yeon Bon, Jung Sook dan Hwang Taek. Tuan Heo melotot kaget melihat mereka. 


Nok Du berjalan dengan pengawal, didepan mereka sepasang pria dan wanita terlihat ketakutan dan kebingungan. Pengawal pikir kalau  mereka tidak ingat tempatnya bahkan tidak bisa mencari di gunung seluas ini. Nok Du hanya bisa melihat keduanya, Sementara di dalam penjara.
“Ada peraturan bahwa kami tidak boleh keluar saat mendengar bel berbunyi. Sementara itu, Tuan Heo sering mengunjungi rumah terpencil di desa para janda.” Ucap Jung Sook.
“Rumah terpencil?” kata Raja. Tuan Heo melotot kaget.  Yeon Bon memberitahu kalau Tuan Heo bilang tidak boleh keluar.
“Bagaimana kau bisa tahu?” tanya Raja. Yeon Bon mengaku  Karena temannya melihat yang seharusnya tidak  dilihat di rumah itu.
“Tuan Heo membunuhnya.” Kata Yeon Bon. Tuan Heo kaget begitu juga Raja.
“Beri tahu Yang Mulia apa yang dilihat mendiang janda di rumah itu.” Ucap Yool Moo
“Dia bilang ada seorang pemuda. Dia bilang pemuda itu kelak akan menjadi hebat.” Ucap Yeon Bon.
“Siapa pria itu?” tanya Raja. Tuan Heo benar-benar tak percaya dengan ucapa mereka semua.
“Ada yang harus kuberi tahu tentang pria itu, Yang Mulia. Pria di sana ingin mengatakan sesuatu kepada Anda.” Kata Yool Moo
“Semua orang kecuali mereka berdua boleh pergi.” ucap Raja menatap kearah Tuan Heo. 


Sepasang pria wanita ketakutan mencari tempat mereka mengubur semua orang yang hilang. Nok Du mendengar memanggilnya, keduanya makin ketakutan, tapi Nok Du memberikan mereka minum. Ia memberitau Karena mereka tidak ingat, jadi  akan kembali untuk hari ini. Keduanya mengangu mengert.
“Tapi Tanah kubur siapa yang kalian cari?” tanya Nok Du. Keduanya terlihat bingung.
“Itu makam Tuan Yu Yeon Kyung. Dia dibunuh karena merencanakan pengkhianatan terhadap Yang Mulia.” Ucap si pria.
“Kami tidak tahu kalau menguburnya itu dosa besar. Kami tidak tahu tempat kami menguburnya.” Jelas si wanita.
“Lalu kenapa Yang Mulia ingin kita menggalinya?” tanya Nok Du heran. Si wanita menegaskan kalau mereka sudah mati.
“Mereka semua sudah mati, tapi dia tidak percaya. Gadis itu juga mati. Aku berkata jujur.” Ucap si wanita. Nok Du mengerti dan akhirnya menyuruh mereka segera pergi saja. 


Yool Moo memberitahu Putra Rajalah yang disembunyikan kanselir di tempat itu dan Itu sebabnya Tuan Heo harus menyingkirkan semua bukti dengan membunuh dan membakar dokumen itu. Tuan Heo mencoba menyangkal, karena semua ucapannya bohong.
“Saat kami tinggal di pulau itu, adikku pernah berkata bahwa dia ingin naik ke posisi tertinggi.” Ucap Hwang Tae. Raja kaget dan Tuan Heo hanya bisa melonggo mendengarnya.
“Saat itu, kupikir dia ingin menjadi jenderal. Kanselir tidak ingin Pangeran Yeongchang naik takhta. Dia ingin putra Anda naik takhta.” Kata Hwang Tae
“Cukup! Apa Kau tidak tahu betapa sulitnya menyingkirkannya? Jadi, bagaimana bisa kau mengampuninya dan berusaha membuatnya naik takhta untuk menggantikanku? Beraninya kamu. Teganya kau!” ucap Raja mencengkram baju Tuan Heo
“Apa yang Anda takutkan? Aku percaya bahwa Anda tidak berhak lagi menempati posisi itu.” Kata Tuan Heo. Raja marah tuan Heo karena berani sekali
“Seorang raja tidak boleh membunuh rakyatnya atau keturunannya sendiri. Tidakkah Anda tahu bahwa Raja harus adil dalam putusannya dan melindungi rakyatnya?” ucap Tuan Heo mencoba menyadarkan.
“Tutup mulutmu!” teriak Raja. Tuan Heo mengingatkan kaalu Raja sudah  menelantarkan rakyat, teman lama, bahkan bayi sendiri.
“Beraninya kau.” Ucap Raja. Tuan Heo kembali bertanya apa yang ditakutkan, saat itu Raja langsung menusukan pedang. Hwang Tae jatuh lemas karena ketakutan.
“Sudah kubilang diam.” ucap Raja terlihat sangat marah pada Tuan Heo, lalu tersadar kalau baru menusuk temanya.
“Apa yang telah kulakukan? Tidak!” kata Raja panik melihat darah keluar dari tubuh Tuan Heo. 


Flash Back
"20 tahun lalu selama invasi Jepang"
Di sebuah desa terlihat banyak nyawa yang mati didepan Raja, Tuan Heo dan juga Tuan Jung. Raja melihatnya berpikir mereka harus bertanggung jawab pada keputusan mereka, lalu bertanya di mana orang yang harus bertanggung jawab sekarang.
“Kenapa orang-orang yang tidak punya kuasa memilih negara atau raja mereka harus menemui kematian menyedihkan seperti ini?” ucap Raja langsung menutup mata seorang yang mati dengan mata melotot.
“Aku akan berbeda. Meski mereka tidak punya pilihan, akan kupastikan mereka bahagia menjadi rakyatku. Aku akan menciptakan perdamaian di dunia.” Ucap Raja. Tuan Heo dan Tuan Jung yang meihatnya sepertibangga dengan Raja. 

Raja menangis melihat Tuan Heo, Tuan Heo mengaku selalu mengagumi air mata Raja sampai hari ini. Raja terlihat sangat bersalah, Tuan Heo mengaku ingin tetap di sisi Raja dan mewujudkan keinginannya. Raja meminta Tuan Heo agar Jangan bicara lagi.
“Panggil tabib! Panggil sekarang juga!.. Tidak... Kau tidak boleh mati. Tidak!” teriak Raja seperti sangat bersalah. Tuan Heo sudah tak bias menahanya dan akhirnya tanganya pun jatuh lemas. Yool Moo melihatnya terlihat tersenyum. 

Anak buah Tuan Heo jalan bersama dengan Tuan Jung, mereka mencoba untuk kabur. Saat itu pengawal kerajaan lewat, keduanya mencoba untuk sembunyi. Setelah itu anak buah Tuan Heo bertanya Apa yang akan dilakukan.
“Aku harus menemui Ratu.” Kata Tuan Jung. Pelayan ingin tahu Bagaimana caranya dan menurutnya harus menemui putranya
“Dia tidak boleh mengetahui kebenarannya. Hanya Ratu yang bisa melindunginya sampai akhir.” Kata Tuan Jung
“Aku akan mencari cara.” Ungkap Pelayan. Tuan Jung menolak karena akan mencarinya sendiri dan menyuruh pelayan agar pergi saja.
“Aku diminta melindungi Anda sampai akhir oleh Tuan Heo.” Kata Pelayan. 

Nok Du akhirnya kembali ke istana, melihat panglima dengan tangan penuh darah bertanya apakah terluka. Si panglima terlihat gugup langsung menghilangkan noda ditanganya, dan mengaku baik-baik saja lalu bertanya apakah sudah menemukan tempat kuburannya.
“Mereka tidak ingat lokasinya. Itu sudah lama sekali.” jelas Nok Du. Panglima pikir mereka boleh pergi.
“Kita tidak perlu mencarinya lagi.” Kata Panglima. Nok Du terlihat bingung.
“Jadi...Suruh mereka pergi dahulu. Aku harus mandi.” Ucap Panglima. Nok Du pun tak banyak bertanya lagi. 

Sepasang pria dan wanita langsung mengucapkan terimakasih karena sudah diperbolehkan pergi. Nok Du pikir itu perintah Yang Mulia. Si wanita mengaku bersyukur selamanya.
Saat ditempat jemuran Nok Du tersenyum melihat Dong Jo sedang menjemur seperai, seperti sangat bahagia hanya menatapnya.  Sementara si pria dan wanita ketakutan melihat Dong Joo mencoba untuk tak menatapnya.
Nok Du teringat kalau harus mengantar keduanya dan langsung mengajar keluar dari istana. Sepasang wanita dan pria bergegas pergi tak ingin lagi berada dalam istana. 


Nok Du tiba-tiba datang mengambil seprai dan membantu Dong Joo menjempur pakaian dan langsung memarahi kalau sudah mulai bekerja padahal masih sakit.  Ia pun bertanya Apa harus mulai bekerja hari ini. Dong Joo pikir Nok Du tak perlu membantunya.
“Kau Duduk dan istirahatlah atau berdiri di sana dan lihat aku.” Ucap Nok Du sambi mengoda. Dong Joo mengeluh mendengarnya.
“Omong-omong, kenapa kau di sini?” tanya Dong Joo. Nok Du mengaku  datang untuk menemui Dong Joo.
“Kau akan kubawa pergi begitu meninggalkan istana.” Ucap Nok Du. Dong Joo pun ingin tahu setelah itu apa. Nok Du terlihat bingung.
“Astaga, kau belum merencanakannya.” Ejek Dong Joo, Nok Du pikir ada terlalu banyak tapi belum memutuskan.
“Apa kau mau naik ayunan?” tanya Nok Du. Dong Joo setuju kalau mereka  bisa ke sana.
“Dan untuk besok, Tahukah kamu ada pertandingan ssireum di pasar? Ayo kita lihat..  Lalu lusa... Kita...” ucap Nok Du berpikir. Dong Joo hanya menatapnya. Nok Du bertanya ada apa menatapnya.
“Bukan apa-apa... Baiklah. Kita lakukan semua yang kita bisa.” Ucap Dong Joo
“Baik. Aku akan menunggu di pintu belakang.” Kata Nok Du. Dong Joo menyuruh Nok Du cepatlah pergi karena Nanti ada yang melihatnya.
Nok Du setuju pamit pergi, Dong Joo pun kembali berkerja. Tapi saat itu tiba-tiba No Du muncul kembali dari balik jemuran. Ia lalu memberiknc cincin dari tangkai bunga, Dong Joo kaget menerimanya lalu bertanya Apa ini
"Kupetik saat menuju kemari." Tuan Hwang menyuruhku mengatakan itu. Tapi bunganya memang cantik. Jadi, kupetik untukmu.” Ucap Nok Du dan langsung mencium tangan Dong Joo lalu pamit pergi.
Nok Du akan berjalan pergi, tapi tiba-tiba Dong Joo menariknya dan langsung memeluknya dari belakang. Nok Du terlihat kaget, Dong Joo memeluk erat dari belakang setelah itu menyuuh Nok Du pergi. Nok Du tersenyum menerima pelukan. 



Nok Du berjalan di istana kaget melihat Raja. Raja melihat Nok Du memanggil Kepala Petugas Administratif Yeon terlihat tubuhnya lemah. Kasim pun menahan raja agar tak jatuh. Nok Du akhirnya menatap Raja di dalam kamarnya sambil minum.
“Kenapa kau melihatku seperti itu?” tanya Raja. Nok Du pikir  Raja tidak pernah terlihat tenang sejak kali pertama bertemu Raja hingga hari ini.
“Tahukah kau, aku merasa paling tenang saat menyelinap keluardan bertemu denganmu? Apa Kau sudah dengar tentang apa yang kulakukan hari ini?” ucap Raja
“Ya, Yang Mulia.” Kata Nok Du. Raja bisa mengerti. Nok Du ingin tahu apakah itu karena pria yang dirinya dan Tuan Baek kejar
“Apa Tuan Heo menyembunyikannya...” kata Nok Du yang langsung disela oleh Raja.
 “Tidak... Semua ini salahku... Semuanya salahku. Sejak hari itu. Semuanya berubah menjadi salah sejak hari itu.” Ucap Raja.
“Jika Anda menyadarinya, pasti ada solusinya.” Komentar Nok Du. Raja mengaku sering bermimpi buruk tentang malam itu.
“Itu Menakutkan dan mengerikan. Tapi tahukah kau apa yang paling kutakutkan? Jika aku kembali ke masa lalu, aku tidak akan berani membuat pilihan lain.” Kata Raja.
“Yang Mulia... Apakah Anda ingat...” ucap Nok Du lalu panik melihat Raja tak sadarkan diri lalu membantu membaringkan di tempat tidurnya.
“Apa aku bagian dari malam mengerikan itu?” tanya Nok Du menatap Raja seperti sudah tertidur.
Raja bermimpi kembali saat menusuk Tuan Heo dalam penjara, Tuan Heo terlihat menatap penuh dendam dan amarah. Raja ketakuta mencoba kabur tapi pintu penjara terkunci lalu berteriak agar ada yang membuka pintu untuknya. 

Flash Back
Raja menemui peramal dengan pedang di lehernya, Si peramal mengatakan Langit menginginkan raja baru. Raja terlihat marah meminta si peramal agar mengulangi perkataannya. Peramal memberitahu kalau Putra Raja yang akan lahir pada tanggal 19 November dan akan menjadi raja berikutnya.
“Apa katamu? Apa itu masuk akal? Coba Lihat aku. Aku menyapu medan perang menggantikan ayahku. Aku masih hidup dan sehat. Tapi, Apa raja berikutnya akan lahir dalam beberapa hari?” kata Raja penuh amarah. Peramal membenarkan.
 “Ayahku juga menginginkan itu. Jika bukan karena perang, maka aku tidak akan menjadi Putra Mahkota. Namun, kini aku Putra Mahkota. Akhirnya aku menjadi Putra Mahkota! Sudah cukup dengan langit, dan katakan kepadaku. Apa yang harus kulakukan?” tanya Raja.
“Anda tidak bisa mengubah atau mencegah keinginan langit, Yang Mulia.” Kata peramal
“Tahukah kau dampak ucapanmu itu?” kata Raja. Peramal mengaku   tidak bisa berbohong tentang keinginan langit hanya karena  takut kehilangan nyawanya.
“Aku akan mengubah takdir itu. Aku akan mencegah itu terjadi. Aku pasti akan menjadi raja!”tegas Raja dan langsung menusukan pedang ke wanita dengan pedangnya. 


Akhirnya Raja terbangun, Nok Du panik melihat raja berpikir  akan memanggil tabib dan berpikir kalau harus memanggilkan kepala kasim. Raja heran melihat Nok Du yang menangis
“Tidak, Yang Mulia... Aku tidak menangis.” Kata Nok Du dan melihat Raja kembali tertidur. 

Flash Back
Ratu mengendong seorang anak lalu memberitahu Raja kalau ini adalah anaknya yaitu putranya. Raja menatap sang anak yang baru lahir dan mengetahui kenyataan kalau akan menjadi raja lalu akan mencekik leher anaknya.
“Aku sungguh berharap kau tidak akan pernah tahu orang macam apa aku ini.” Ucap Raja pada Nok Du yang ada disampingnya. Nok Du hanya bisa terdiam.
Bersambung ke "Episode 22"

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar