PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 07 November 2019

Sinopsis When The Camellia Blooms Episode 29

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Yong Sik melihat sesuatu didepan Bar, lalu bertanya-tanya Siapa bedebah ini. Ia pun melihat ada korek api didepan bar, seperti sengaja di tinggal dan bertanya-tanya Bagaimana sekarang,Bagaimana menangkap bedebah ini. Saat itu Dong Baek datang turun dari taksi.
“Dongbaek! Dari mana kau? Kau bahkan tak menjawab telepon.” Kata Yong Sik.  Dong Baek berlari langsung memeluk Yong-sik dan menangis.
“Ada apa? Ada masalah apa? Ada apa?” tanya Yong Sik bingung. Dong Baek mengaku benci ibunya bahkan sangat benci ibunya.
“Apa kau sungguh berpikir ibuku datang untuk meminta itu padaku? Ibu macam apa dia? Dia sangat menyebalkan.” Ungkap Dong Baek. 

Akhirnya keduanya duduk didepan tangga. Yong Sik memberikan minum untuk Dong Baek agar tenang.  Dong Baek menegaskan kalau Ini bukan balas dendam tapi mengeluh Kenapa ini malah hanya menyakiti hatinya. Yong Sik pikir Balas dendam seharusnya memuaskan hatinya.
“Kenapa kau merasa buruk soal ini? Apa dia Meminta ginjalmu setelah menelantarkanmu? Kau tak bisa sebut itu ibu. Sebenarnya, bahkan tak bisa disebut manusia. Apa Seberapa kacau itu?” keluh Yong Sik seperti mendukung Dong Baek.
“Yong-sik, Apa kau memaki ibuku sekarang?” kata Dongbaek akhirnya tak ingin ibunya dihina. Yong Sik pun seperti serba salah.
“Ini mustahil bagimu, Dongbaek.” Kata Yong Sik sambil memegang tangan Dong Baek. Dong Baek tak mengerti maksudnya.
“Kau... Maksudku, kau punya sistem yang jauh lebih sederhana dan polos daripada orang lain, jadi, mustahil bagimu untuk membenci orang.” Jelas Yong Sik. Dong Baek melepaskan tangan Yong Sik.
“Jadilah lebih kejam di kehidupan selanjutnya dan hidup saja seperti dirimu di kehidupan yang ini.. Baiklah. Di mana restoran barbeku ini?” kata Yong Sik mencoba menghibur
“Aku benci ibuku.” Ucap Dong Baek kembali menangis. Yong Sik kebingungan dan mencoba memeluknya. 


Di kantor polisi
Oh Joon membahas Ibu Dong Baek  pergi dari situ tak lama setelahnya lalua Yong-sik dapat nomor KTP-nya dari RS. Jadi mereka  harus temukan ibu Dongbae dan Hyang-mi dan harus tangkap Pengusil. Tuan Byun hanya diam saja.
“Ini Tidak mudah, kan?” kata Oh Joon. Yong Sik terdiam dengan menaruh korek api dalam laci sebagai barang bukti
“Astaga. Dia disemprot merica, ditikam, dan padamkan api dengan tangannya. Kurasa kita bisa memanggilnya Thanos dari Ongsan.” Ejek Tuan Byun.
“Baiklah, mari tinjau situasinya. Begini... Hyang-mi menghilang, begitu juga ibu Dongbaek. Artinya, Dongbaek sendirian siang dan malam.” Kata Yong Sik tak mengubris ucapan Tuan Byun.
“Sebenarnya, dia punya Pil-gu.” Komentar Oh Joon. Tuan Byun menegaksan kalau Pil-gu tak bisa dianggap satu orang tapi separuh orang. Yong Sik pikir Tidak bisa begini dan langsung keluar dari ruangan. 

Dong Baek menelp memberitahu Ibunya tak ada, jadi memesan makanan dan akan menelp setelah selesai makan.  Pil Goo terlihat sedang lahap makan ayam goreng. Di dalam mobil, Yong Sik melihat In-gu, lalu bertanya apakah masih mencuri uang dari mesin jual otomatis
“Sudah tidak lagi, kau tahu itu.” Ucap In Gu dengan wajah gugup. Yong Sik melihat sesuatu yang berbeda seperti In Gu sedang berbohong.
“Ya, tentu saja.” Ucap In Gun mencoba menyakinkan.  Yong Sik seperti masih tak percaya dan In Gun berusaha untuk menyakinkan.
“Kalau begitu, karena aku bangga padamu..” ucap Yong Sik memberikan uang dalam dompetnya. In Gun tersenyum bahagia.
“Bawakan aku ayam juga.” Kata Yong Sik. In Gun hanya bisa menghela nafas panjang lalu pergi dengan motornya. 


Yong Sik akhirnya tertidur di dalam mobil, Dong baek datang mengetuk jendela mobilnya. Yong Sik kaget melihat Dong Baek yang datang. Dong Baek bertanya apakah Yong Sik sedang mengintai. Yong Sik bingung karena Dong Baek bisa tahu keberadanya.
“Bagaimana kau tahu aku pesan ayam?” tanya Dong Baek. Yong Sik terlihat bingung.
Flash Back
Dong Baek  berbicara di telp kalau mereka  memesan makanan jadi akan menelepon usai makan. Yong Sik mengerti dan  menyuruh Dong Baek agar menikmati ayam gorengnya. Dong Baek bingung, Yong Sik tahu kalau menunya ayam goreng.
Yong Sik mengingatnya hanya bisa melonggo karena penyamaranya terbongkar. Dong Baek melihat ke dalam mobil berpikir Yong Sik belum makan tapi ternyata sudah karena ada box ayam goreng disampingnya.
“Aku tak pernah melewatkan makan, bahkan saat sakit perut. Makanan sumber energi.” Kata Yong Sik dengan bangga. 


Keduanya akhirnya duduk ditangga depan rumah, Yong Sik memberikan permen pada sang pacar. Dong Baek  mengeluh Yong Sik itu terus memberinya permen padahal sudah makan banyak. Yong Sik pikir  Makan ini meningkatkan suasana hati.
“Kurasa ini akan memberimu energi. Tak ada yang bisa membuatku sedih.” Ucap Yong Sik dengan wajah tersenyum.
“Aku bahkan menikmati ayam goreng. Aku berselera bahkan setelah meninggalkan ibuku.” Ungkap Dong Baek sedih
“Itu bukan berarti kau orang jahat... Itu hanya hidup. Hidup bukan seperti drama,  Tak bisa tidur berhari-hari setiap ada kejadian.” Jelas Yong Sik
“Karena itu aku bersyukur. Aku akan tidur berhari-hari jika sendirian. Berkat kau, aku terus menjalani hidupku. Kau tahu, terkadang kau bergerak dengan tenaga cadangan.” Ungkap Dong Baek
“Aku masih ingin memastikan putraku makan, ayam gorengnya enak, dan aku mencemaskan apa kau sudah makan malam.” Jelas Dong Baek.
“Omong-omong, Pil-gu harus didahulukan, lalu ayam goreng, lalu aku yang memberimu energi hidup. Dongbaek, aku yakin ibumu juga sudah makan malam, jadi, jangan khawatir.” Kata Yong Sik
“Tidak, dia pasti belum makan.” Kata Dong Baek. Yong Sik rasa itu Tidak mungkin.
“Itu yang kupelajari dari ibuku. Cinta yang kau miliki untuk anakmu bisa mengerikan. Hidup orang tua terkuras habis, sementara anak-anak masih bisa makan semangkuk sup di pemakaman orang tuanya.” Jelas Dong Baek. 


Nyonya Kwak memasak diluar sambil memasukan ramuan pada panci besar. Helena bertanya Berapa hargnya untuk menjual masakan ini. Nyonya Kwak mengatakan tak menjualnya karena Ini hampir tak cukup untuk Yong-sik.
“Bahkan dalam bahasa Mandarin, "Mama" berarti ibu. Ibu, mama, Mother. Bukankah semuanya mirip? Ini pasti semacam mantra.”
Nyonya Jo terlihat gugup didepan PUSAT CUCI DARAH, lalu terlihat gelisah apakah Dong Baek membekukan sup tulang sapi yang dibuatnya atau tidak. Ibu yang lain pun berdoa didepan ruang operasi terlihat sangat gugup.
“Kurasa itu mantra yang membuat kita hidup hanya sebagai ibu daripada sekadar Deok-suk, Jeong-suk, dan Dongbaek. Kita menjadi bodoh saat dipanggil "Ibu." Setelah mengabdikan diri kepada anak kita, kita masih ingin melakukan lebih.”
[Episode 29-30 --- IBU]

Jong Ryul melihat Pil Goo sedang berlatih sambl bergumam “Putraku ini lebih menakutkan daripada satu juta pembenci.” Sementara Young Seub memberitahu kalau Belum pernah ada alumni yang menunjukkan dukungan sebesar ini dan merasa Anak-anak ini beruntung.
“Jadi menurutku, aku rekomendasikan Cha Seung-u dari kelas enam, Kwon Jun-hyeong dari kelas lima, dan Yun Ji-hyeok dari kelas tiga.” Ucap Young Seub.
“Apa kau harus hanya memilih dari kelas lebih tinggi?” tanya Jong Ryul.
“Mereka menunjukkan banyak potensi. Mereka giat dan orang tuanya berkecukupan.” Kata Young Seub.
“Kenapa aku harus bantu seseorang belajar di luar negeri jika sudah kaya?” keluh Jong Ryul. Young seub pikirbenar sekali.
“Bagaimana dengan Hong Ji-dam dari kelas lima?” kata Young Seon. Jong Ryul pikir tak perlu membahasnya lagi.
“Aku memilih Kang Pil-gu, kelas satu. Aku akan mendukungnya secara pribadi.” Kata Jong Ryul. Young Seub bingung.
“Kurasa Pil-gu bukan pilihan bagus.” Kata Young Seub. Jong Ryul tak terima mendengarnya karena Menurutnya, anak itu natural.
“Bukan masalah dia bagus atau tidak. Dia tak akan pergi. Dia bahkan tak pergi latihan karena ibunya, jadi, belajar di luar negeri mustahil.” Kata Young Seub.
“Pilih saja Pil-gu.” Tegas Jong Ryul. Young Seub heran tampaknya Jong Ryul tertarik padanya, karena Pil Goo itu muridnya.
“Aku yang menemukannya, jadi, akan kulatih dengan baik.” Tegas Young Seub tak ingin anak muridnya diambil
“Aku adalah ayah Pil-gu... Aku ayah biologis Pil-gu.” Akui Jong Ryul. Young Seub melonggo mendengarnya.
“Aku membuat drama ini untuk memberinya pendidikan bagus, jadi, jadilah orang baik dan latih dia, bantu aku. Aku akan memastikan dia berhasil masuk Liga Utama.” Jelas Jong Ryul penuh semangat.
“Jadi, apa aku melatih calon Lion King?” ungkap Young Seub sambil melonggo tak pecaya.



Jong Ryul mengajak makan Pil Goo di restoran dengan sibuk memasak. Pil Goo melihat isi kado yang dibawa Jong Ryul mengaku bukan anak-anak jadi barang Ini tak akan membuatnya dapat poin. Jong Ryul hanya diam saja. Pil Goo terus membuka isi hadiah yang diberikan Jong Ryul.
“Apa Kau pikir bermain gim bisa membuatku lupa semuanya? Tidak mungkin. Tidak akan” ungkap Pil Goo
“Kau tahu, bersama denganmu membuatku ingin bertemu ayahku.” Kata Jong Ryul
“Lalu, berhenti datang ke sekolah. Anak-anak berkata kau dipecat dari Ligers.” Ungkap Pil Goo sambil sibuk melihat games ditanganya.
“Kenapa kau sangat membenciku? Beri aku satu alasan bagus.” Tegas Jong Ryul menahan amarahnya.
“Bagaimana bisa memilih satu?” komentar Pil Goo dengan tatapan snis. Jong Ryul melihat kalau Pil Goo terlihat sangat jujur.
“Ekspresi wajah itu... Dahulu aku menatap ayahku seperti itu. Kau akan menyesalinya nanti.” kata Jong Ryul menasehati.
“Tapi kurasa ayahmu tetap membesarkanmu.” Balas Pil Goo. Jong Ryul mengeluh karena Pil Goo itu selalu sangat logis
“Kenapa minta satu alasan saja? Kau Tak punya malu.” Komentar Pil Goo. Jong Ryul pun memina Pil Goo beri tahu semuanya.
“Aku benci kau di acara Superman.” Ucap Pil Goo. Jong Ryul mengatakan Itu akan segera selesai.
“Kau selalu dengan wanita berpakaian ketat.” Kata Pil Goo. Jong Ryul pikir lebih baik membiarkan urusan orang dewasa.
“Kau punya bayi yang masih buang air di celana, kenapa menggangguku?” keluh Pil Goo
“Anak yang buang air itu adikmu.” Balas Jong Ryul. Pil Goo pun ingin tahua alasan Jong Ryulbelum minta maaf. Jong Ryul terlihat bingung.
“Bahkan saat aku sakit, Ibu selalu minta maaf sambil membuatkanku daging goreng. Tapi kau tak pernah bahkan tidak sekali pun.” Cerita Pil Goo
“Aku sungguh tak tahu. Andai aku mengenalmu, aku akan ada dalam hidupmu.” Kata Jong Ryul
“Kami diberi hukuman satu menit jika tak mengerjakan PR dan lima menit jika berkata tak tahu ada PR.” Komentar Pil Goo
“Lalu apa yang harus kulakukan? Apa Kau ingin aku duduk di pojok selama 100 menit?” tanya Jong Ryul kesal 



Yong Sik ke papan pengumuman sambil bergumam TKP selalu mengungkap kebenaran.” Ia pun memenelp seseroang kalau Orang yang meminta jasa kebersihannya jadi pasti pemilk gedungnya. Si bibi pun memberitahu kalau Gyu-tae mungkin kenal dia.
“Ya, mereka cukup dekat. Mereka sering bertemu.” Kata si bibi. Akhirnya Yong Sik melihat rekaman CCTV dengan Tuan Lee
“Jika dari sini, kau lihat jendela ini terbuka. Namun, saat dilihat dari arah lain, tertutup.” Ucap Yong Sik 
Akhirnya Yong Sik didepan gedungTRANSPORTASI ONGSAN lalu bergumam “Bahkan pembunuh berantai, Jeong Nam-gyu, muncul di TKP lamanya. Dia mengatasi kekosongannya dengan mengingat pembunuhannya. Mereka yang mencurigakan adalah tersangka utama.”
“Jangan gali soal Akademi Hanbit. Ongsan akan kacau.”kata Tuan No. Yong Sik pun bergumam kalau TKP selalu mengungkap kebenaran sambil mengintai dari depan toko.
“Datang ke tokoku besok. Biar aku berkonsultasi soal masa berlaku perkara lebih dahulu. Lalu akan kuputuskan memberitahumu atau tidak.” Ucap Tuan No
“Orang yang lari paling mencurigakan TKP selalu mengungkap kebenaran. TKP mungkin mentertawaiku karena aku belum memecahkannya. Tiap kasus terpengaruh keadaan sosial saat itu. Pikirkan lobak emas Ongsan.”
Yong Sik pun mencari ditempat Hyang Mi jatuh dengan motornya dan melihat rekaman CCTV didekatnya dan ada perkebunan lobak dalam rumah plastik. Ia mengingat yang dikatakan oleh ibunya “Harganya 7.000 won seikat. Disebut juga lobak emas.”
“Lobak sangat mahal, jadi, tentu saja ada kamera di dekat kebun. Lalu ada...” gumam Yong Sik lalu melihat seseorang menarik pacul dijalan. 



Tuan Byun berada di dalam mobil terlihat panik setelah melihat seseorang. Yong Sik berbicara dengan bibi mengaku sebenarnya, ingin tahu apa boleh memeriksa kamera pengawasnya. Tuan Byun memanggil Yong Sik dari pingir sawah. Yong Sik heran Tuan Byun seperti sangat aneh.
“Apa Itu namamu?” tanya si bibi mendengar nama Yong Sik yang dipanggil oleh Tuan Byun.
“Ya, aku Hwang Yong-sik dari Polsek Ongsan. Omong-omong, rekaman dari tanggal 24...” ucap Yong Sik yang langsung disela oleh bibi.
“Yong-sik, kami pikir ada alasan untuk semua yang terjadi di dunia.” Kata si bibi sinis. Yong Sik bingung mendengarnya.
“Jika kau pikir semua yang terjadi adalah hasil dari sesuatu yang lain, itu masuk akal. Kau tahu, aku belajar itu dari anjingku.” Ucap Tuan Byun. Saat itu Tuan Byun dengan nafas terengah-engah memanggil Yeong-sim. Yong Sik terdiam mendengar nama si bibi. 

Flash Back
Yong Sik baru saja kembali ke Ongsan, lalu Tuan Byun menyuruh Pergi ke ladang bawang putih Yeong-sim. Yong Sik pun mengeluh kalau tak harus peduli dengan anjing melahirka lalu mengumpat kesal. Ibunya memberitahu aklau Yeong-sim ingin membunuhnya karenatak pernah datang.
“Hentikan! Aku tak mau kunjungi Yeong-sim. Cukup dengan Yeong-sim!” ucap Yong Sik kesal
“Yeong-sim kirim pengaduan. Buang air besarnya terganggu karena stres.” Kata Tuan Byun memberikan selembar kertas. Yong Sik seperti tak peduli.
Yeong Sim memberitahu Yang Yong Sik tanam adalah yang akan dituai. Ia menegaskan Jikaingin melihat kamera pengawasnya maka bawalah surat perintah. Yong Sik mencoba membahas tentang anjing, Yeong Sim terlihat marah memberikan sekopnya pada Tuan Byun.
“Hal yang awalnya dimulai dengan anjing berbalik menghukumku.” Gumam Yong Sik berjalan mundur sambil cegukan. 

Nyonya Hong berbicara dengan klienya kalau Perceraian sekarang ini hanya pilihan hidup. Tuan No melhat dari balik jendela bergumam Setiap perbuatan pasti ada balasannya. Nyonya Hong pun tanpa penyelesalan mengaku statusnya bercerai juga.
“Apa istriku selalu sekeren itu? Apa dia selalu mudah tertawa?” gumam Tuan No
“Pengacara perceraian yang bercerai. Apa itu bagus untuk pemasaran?” ungkap Nyonya Hong tersenyum
“Jika aku dipenjara, aku tak bisa lihat senyum itu.” Gumam Tua No. Klienya pun bertanya apakah Nyonya No tak kesepian karena Itu yang paling ditakutkan.
“Aku kesepian. Sangat kesepian. Namun, aku lebih kesepian saat masih menikah. Lebih sepi hidup dengan seseorang yang tak hadir.” Ungkap Nyonya Hong. Tuan No yang mendengarnya hanya bisa bersedih.
“Kalau begitu...Bibi tertuaku punya putra yang juga bercerai. Dia tak punya anak dan seorang akuntan. Mungkin kalian berdua bisa...” ucap klien, tiba-tiba tuan No masuk ruangan.
“Sayang, aku butuh konsultasi. Ya, aku hanya... Kau tahu...” ucap Tuan No gugup. Nyonya Hong aja bisa melonggo. 


Dong Baek menelp seseorang terlihat bingung, Seung Hui dengan nada sinis mengeluh Dong Baek bertanya di mana wanita itu. Dong Baek tak percaya Seung Hui menyebutnya Wanita itu. Seung Hui pikir kalau sekarang Nyonya Jo pura-pura bersembunyi
“Apa Dia memintamu meneleponku?”kata Seung Hui sinis. Dong Baek pikir Seung Hui mengaku Nyonya Jo sebagai ibunya.
“Ya, jadi, tolong katakan kepada ibu tersayang untuk berhenti pura-pura. Aku akan kunjungi dia beberapa hari lagi dengan sertifikasi konten.”kata Seung Hui.
Dong Baek bingung apa itu Sertifikasi, tapi ponselnya sudah ditutup, lalu bertanya-tanya Apa yang dilakukan Ibunya dalam hidupnya selama ini.

Nyonya Park masuk bar bertanya apakah akan datang ke rapat komite hari ini. Dong Baek seperti baru mengingatnay. Nyonya Park memebritahu  Ini ada di agenda hari ini, jadi Dong Baek harus memastikan saja untuk menyetujuinya. Dong Baek menganguk mengerti.
“Kenapa? Apa Merasa aneh jika datang?” ucap Nyonya Park. Dong baek pikir  Kepala komite adalah...
“Kau tahu? Sering bertemu dengannya adalah cara terbaik melupakan masalah. Melihat orang yang kau tak sukai bersikap malu dan kikuk bahkan lebih mengganggu.” Ucap Nyonya Park
“Apa aku seperti itu bagimu?” tanya Dong Baek. Nyonya Park menyuruh Dong Baek Datang dan berinteraksi dengannya tanpa malu karena Sulit untuk marah pada yang seperti itu.


Yong Sik datang ke restoran ibunya dengan nafas terengah-engah. Nyonay Kwak sedang mengaduk makana berpikir anaknya minum padhal sedang terluka jadi Harusnya tidak minum. Yong Sik mengaku di kebun memetik lobak. Nyonya Kwan heran Lobak apa itu.
“Yeong-sim tertentu harus membuat pernyataan.. Astaga, ini bebek atau burung unta?” tanya Yong Sik melihat ibunya mengeluarkan daging bebek dari dalam panci dalam ukuran besar.
“Ini sudah direbus berhari-hari dan Ini akan mempercepat pemulihanmu.” Jelas Nyonya Kwak bangga
“Apa hubungannya bebek dengan regenerasi kulit?” keluh Yong Sik heran.
“Saat kau terkena gondok, kau pulih setelah makan daging bebek.” Kata Nyonya Kwak
“Kau merawatku sangat baik hingga aku tak pernah izin sakit.” Komentar Yong Sik. 


Nyonya Kwak membawa bebek ukuran besar keatas meja dan mencoba memisahkan daginya sambil mengeluh kalau Yong Sik itu tak pernah terluka saat  membesarkannya Yong Sik mengaku Bekas lukanya lebih dari lima.
“Yong-sik, apa kau juga akan menyelamatkanku jika aku terjebak kebakaran?” tanya Nyonya Kwak.
“Astaga. Apa kau perlu bertanya? Jangan katakan kau cemburu.” Kata Yong Sik kesal
“Kalau begitu, kukatakan dengan jelas. Jangan selamatkan aku dari situasi seperti itu. Jika kau selamatkan, maka aku akan membunuhmu.” Ucap Nyonya Kwak. Yong Sik tak percaya mendengar ucapan ibunya.
“Jangan selamatkan Dongbaek juga! Putuskan hubunganmu dengannya. Kau hanya boleh sejauh ini.” Tegas Nyonya Kwak.
“Ibu, kau dahulu menyukai Dongbaek... Tidak, kau masih menyukainya, 'kan? Apa Kau suka sebagai teman, tapi tak sebagai menantu? Apa kau selalu serendah ini?” keluh Yong Sik
“Ya, benar.... Tanya siapa saja di jalanan. Tak ada ibu di dunia ini yang suka anaknya berlari ke dalam api dan mengejar pembunuh. Aku tak meminta banyak.” Ucap Nyonya Kwak
“Bu, aku sudah melamar Dongbaek.” Akui Yong Sik. Nyonya Kwak melonggo kaget mendengarnya.
“Semua orang takut api. Panasnya saja cukup membuatku takut.” Ungkap Nyonya Kwak.
“Tetap saja, jika aku kembali ke waktu itu, maka aku akan senang menyelamatkan Dongbaek lagi. Aku harus apa? Aku bahkan tak takut api. Kami harus hidup bersama. Perasaan orang tak berubah semudah itu, kan?” akui Yong Sik
“Makin kau seperti ini, maka makin aku membenci Dongbaek.”tegas Nyonya Kwak. 



Pertemuan Ongsan pun dibuat, mereka membahas  Agenda pertama kita adalah tentang nanas Lalu yang kedua Dongbaek membawa Jujube hari ini. Dong Baek membawakan makanan diatas meja. Nyonya Park lalu bertanya apakah apa ada yang ingin ditambahkan Nyonya Kwak
“Atmosfernya dingin sekarang karena keduanya berselisih.” Komentar bibi Jung. Dong Baek dan Nyonya Kwak hanya memalingkan wajahnya. 

Flash Back
1 bulan yang lalu, suasana terlihat sangat meriah.  Nyonya Park memberitahu Tak ada tempat lain di dunia ini dan mereka wanita pengusaha yang memimpin Pasar Ongsan. Ia lalu bertanya siapa yang menentang ini. Nyonya Kwak mencolek Dong Baek.
Dong Baek langsung mengangkat tangan berbarengan dengan Nyonya Kwak. Seperti keduanya sangat kompak.  Mereka mengeluh kalau   Keputusan bulat kini tak mungkin lagi. Nyonya Park bertanya apakah Dong Baek tahu tentang hal yang ditentangnya.
“Kau hanya setuju dengan pandangan Deok-sun.” Kata Nyonya Park. Dong Baek seperti tak menyadarinya.
“Dia cukup politis, ya? Katakan. Kenapa menentang ini?” ucap Bibi. Dong Baek ingin bicara tapi pada bibi terus bicara padanya.
“Dia bahkan tak tahu yang kita bicarakan. Kau mengantuk.” Keluh bibi Jung. Dong Baek mengaku Matanya hanya terpejam.
“Ini bukan sekolah. Cukup dengan alasan payah itu dan beri tahu kami alasanmu menentang ini.” Ucap bibi yang laina. Dong Baek ingin menjelaskn tapi kembali disela.
“Siapa yang butuh alasan? Dia mengangkat tangan karena aku menyentuhnya.” Ungkap Nyonya Kwak. Nyonya Park ingin tahu alasanya.
“Artinya kau yang seorang diri bisa beri dua suara, dan itu menentang prinsip demokrasi.” Kata Nyonya Park. Semua pun menyetujuinya.
“Jika kau terganggu, temukan sahabatmu juga.”kata Nyonya Kwak bangga. Semua hanya tertawa mengejek.
“Dongbaek, kau sungguh tahu cara memilih.” Ejek Nyonya Park. Nyonya Kwak pikir  Anggap saja mereka berdua satu set.
“Kau tahu, kami seperti...Kami seperti anggota grup wanita. Thelma dan Louise? Politikus dan tangan kanannya?” kata Dong Baek bangga.
“Ayolah... Lebih mirip raja tiran dan selirnya Mereka selalu seperti ini.” Keluh si bibi kesal. 



Suasana berubah karena Dong Baek dan Nyonya Kwak duduk berjauhan. Nyonya Kwak pikir mereka bisa urus ini sendiri karena  Wanita tua seperti dirinya tak ada urusan soal ini lalu berjalan pergi. Nyonya Park memberitahu Nyonya Kwak itu ketua komitenya jadi meminta agar Jangan pergi!
“Nyonya Kwak, Apa bisa berhenti menghindariku? Aku ingin berada di sisi baikmu.” Ucap Dong Baek mengejar Nyonya Kwak.
“Sisi baikku tidak penting. Apa yang penting sekarang?” kata Nyonya Kwak
“Aku tak punya banyak dan hanya punya anak. Aku yakin kau tak senang denganku, tapi...” ucap Dong Baek yang disela langsung oleh Nyonya Kwak.
“Tidak... Aku benci ini... Aku sangat membencinya...  Hatiku hancur memikirkan Yong-sik membesarkan anak orang lain. Hatiku juga hancur saat dia terluka karena mengikutimu. Jadi, bisakah kau biarkan aku?” kata Nyonya Kwak.
“Tapi Nyonya Kwak, aku menyukai Yong-sik. Aku sangat menyukainya. Aku sangat menyukainya hingga tak tahu harus berbuat apa. Dia pria hangat dan aku tak pernah mau sendirian lagi.” Ungkap Dong Baek
“Yong-sik anak yang sangat hangat dan tulus. Itu hasil dari didikanku. Aku habiskan seumur hidupku menaruh hanya hal-hal yang indah dan baik di matanya, sementara aku melihat hal-hal buruk. Jadi, kenapa kau memperlihatkan hal-hal buruk di mata anakku?” kata Nyonya Kwak marah
“Apa aku hal buruk dalam hidup Yong-sik?” tanya Dong Baek merasa bersalah.
“Tak ada yang membuatnya stres di dunia ini selain kau. Tak ada ibu di dunia ini yang akan senang melihat putranya yang hidup tenang, memacari gadis malang hanya untuk habiskan hidup bekerja untuknya.” kata Nyonya Kwak. Dong Baek hanya bisa diam saja melihat Nyonya Kwak pergi. 



Di ruangan, Nyonya Hong dan Tuan No makan bersama sambl mengobrol.  Nyonya Hong membahas Tuan No mencoba semua yang dilakukan para pria menyedihkan ini setidaknya sekali. Tuan No pikir mantan istrinya tahu kalau ia suka bersama orang dan membaur.
“Itu bukan membaur.” Komentar Nyonya Hong. Tuan No berpikir seperti itu lalu ingin membahas masa berlaku perkaranya...
“Lupakan masa berlaku perkaranya. Kenapa kau coba menyerahkan diri sekarang?” ucap Nyonya Hong. Tuan No terlihat gugup tak bisa berkata-kata
“Aku takkan memberimu saran jika kau terus ragu. Keluar.” Kata Nyonya Hong sangat tegas.
“Hanya saja aku punya banyak alasan.” Kata Tuan No, Nyonya Hong mengeluh menyuruh Keluar saja.
“Dia sudah pergi.”ucap Tuan No, Nyonya Hong bertanya siapa yang dimaksud.
“Kau tahu.... Dia... Hyang-mi... Dia tiba-tiba menghilang dalam semalam, jadi, dia membuat masalah bagi banyak orang.” Kata Tuan No. Nyonya Hong kaget menjatuhkan sushi pada kecap asinya.
“Apa kasusnya dilaporkan? Apa Polisi mulai mencari tahu?” tanya Nyonya Hong. Tuan No bingung  Kasus apa, lalu bertanya Apa mantan istrinya tahu sesuatu. Nyonya Hong hanya diam sambil makan. 


Yong Sik bergegas masuk ruangan  tak percaya kenapa Yeong Sim tiba-tiba membawanya dan bertanya Apa ini barangnya. Tuan Byu mengaku tak tahu alasan karena Yeong Sim kemari dan menyerahkannya. Yong Sik tak percaya mendengarnya.
“Apa dia merasa bersalah menyuruhku bekerja?” tanya Yong Si. Tuan Byun kesal Yong Sik terus bertanya menjawab kalau tidak tahu.
“Dia menyuruhku memberitahumu untuk menjadi anak baik! Dia hanya berkata begitu.” Kata Tuan Byun.
“Apa? Nyonya Park mengatakan itu?” kata Yong Sik bingung. 

Flash Back
Nyonya Kwak menelp Yeong-sim dari restoran Baekdu lalu bertanya apakah menyuruh putranya memanen lobak. Yeong Sim membenarkan. Nyonya Kwan mengerti dengan situasi Yeong Sim sekarang lalu bertanya apakah ia bisa menyetir.
“Baiklah, kalau begitu, buat salinan rekaman kamera pengawas dan bawa ke Polsek. Kau membuat putraku yang menderita luka bakar bekerja seharian di bawah matahari.” Ucap Nyonya Kwak
“Saat Yong-sik ditampar oleh salah satu seniornya di militer, aku menggoreng 300 ayam dan membawanya ke unitnya. Kwak Deok-sun selalu membela Yong-sik... Aku, Kwak Deok-sun.” Tegas Nyonya Kwak
“Jika kau mengganggu Yong-sik, aku akan menjadi babi liar. Jika kau tak ingin masa depanmu hancur total, Yeong-sim, cari kunci mobilmu sekarang.” Kata Nyonya Kwak mengancam. 


Yong Sik tak tahu kalau semua itu atas bantuan ibunya dengan bangga berpikir kalau ia tipe yang tidak bisa dibenci orang, bahkan Saat masih sekolah dan di militer pun. Ia pun merasa Nyonya Park Yeong Sim memberikan rekaman CCTV itu.
“Orang tampaknya tak bisa membenciku untuk waktu lama. Kurasa aku sangat mudah disukai.” Ucap Yong Sik bangga. Tuan Byun mengeluh kalau semua hanya omong kosong.
“Hei... Hei, lihat. Bukankah cahaya tunggal itu seperti sepeda motor?” ucap Tuan Byun melihat rekaman CCTV.  Yong Si melihat rekaman terlalu gelap.
“Bukankah itu terlalu cepat? Mobil itu jelas mengebut. Kenapa orang itu mengebut di jalanan seperti ini? Hei, Apa kau bisa lihat nomor pelatnya?” kata Tuan Byun melihat mobil yang melaju kencang.
“Kurasa ini mobil Kang Jong Ryul , Dia sering mengendarai mobil berbeda untuk pamer.” Kata Yong Sik melihat mobil yan suka dikendarai Jung Ryul.
“Tapi kenapa Jong Ryul mengejar Hyang-mi?” tanya Tuan Byun bingung. 


Jong Ryul sedang merebus botol susu anaknya, sambil berbicara ditelp kalau sambil mengeluh Yong Sik tanya tentang dia. Yong Sik pun ingin tahu dimana Jong Ryul  sekitar pukul 22.00 pada malam tanggal 24. Jong Ryul terlihat gugup sampai menjatuhkan botol susu anaknya.

“Tuan Kang... Kau di Ongsan, 'kan?” kata Yong Sik. Jong Ryul mencoba untuk tenang kembali membahas tanggal 24
“Kenapa tanggal 24? Apa dia sudah mati?” tanya Jong Ryul kaget. Yong Sik pun heran karea Jong Ryul berpikir Hyang Mi sudah mati.
Bersambung ke EPISODE 30

 Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar