PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 27 September 2019

Sinopsis When The Camellia Blooms Episode 8

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Tuan No sedang mengemudikan mobil melihat Hyang Mi berjalan menyuruhnya agar naik. Hyang Mi heran kenapa harus naik. Tuan No beralasan sepertinya berat. Hyang Mi pikir kalau jaraknya sudah dekat jadi lupakan saja. Tuan No terus menyuruh Hyang Mi masuk. 

Helena sibuk mengisir lobak, Nyonya Kwak melihat isi kotak penuh dengan jeruk lalu memuji Dong Baek itu sopan sekali padahal tak perlu selalu mengisinya dengan makanan. Dong Baek bertanya berapa harga lobak muda dan berpikir kalau itu mahal.
“Harganya 7.000 won seikat. Disebut juga lobak emas.” Kata Nyonya Kwak. Dong Baek merasa tak enak karena Nyonya Kwak memberikan banyak
“Kau belum bertemu putra bungsuku, 'kan? Hei, di mana dia? Helena, ke mana dia pergi?” tanya Nyonya Kwak. Helena mengaku tak tahu.
“Aku yakin dia bisa bicara sopan, tapi dia terus melakukannya.” Keluh Nyonya Kwak melihat Helena melangkah pergi ke dapur.
“Apa maksudmu, putra bungsumu yang baru-baru ini kembali?” tanya Dong Baek. Nyonya Kwak membenarkan.
“Namun, tampaknya dia kabur saat memotong lobak.” Ucap Nyonya Kwak ,Dong Baek bingung kalau anak Nyonya Kwak kabur.
“Kurasa begitu. Kebiasaannya sejak hari-hari di SMA agrikultura.” Ungkap Nyonya Kwak. 


Sementara saat itu Yong Sik sedang bersembunyi dibawah mesin kasir sambil mendengar ucapan Ibunya, panik karena menceritakan masa itu. Nyonya Kwak terus bercerita kalau anaknya  tak pernah belajar dan selalu kabur sejak saat itu, dan dapat peringkat terbawah di kelas.
“Nilainya paling buruk? Astaga.” Ucap Dong Baek kaget, Nyonya Kwak membenarkan dan tepatnya tiga kali.
“Astaga, ada apa dengannya?” keluh Yong Sik pada ibunya. Nyonya Kwak mengaku sangat percaya peringkat terbawah sama sulitnya dengan peringkat pertama.
“Namun, dia selalu seperti itu. Hidupnya selalu semua atau tak sama sekali.” komentar Nyonya Kwak.
“Para pria Ongsan pasti cenderung begitu.” Kata Dong Baek, Nyonya Kwak binggung bertanya apakah ada orang yang lain yang seperti itu.
“Ada pria yang belakangan datang ke tempatku. Dia mengingatkanku pada beruang cokelat.” Ucap Dong Baek dengan wajah tersenyum malu.
“Jangan keliru dengan pria mirip beruang. Mereka norak. Kau tak akan bisa perbaiki itu.” Komentar Nyonya Kwak.
“Namun, di antara para beruang, Winnie The Pooh itu manis, 'kan?” ucap Dong Baek membela diri.
“Omong-omong, kali ini kau memakai gaun.” Ucap Nyonya Kwok, Dong Baek berdiri berpikir kalau  terlalu pendek dan bisa melihat lututnya.
“Jangan cemaskan orang lain dan berdandan cantik seperti rubah betina.” Kata Nyonya Kwok.
Dong Baek tak mengerti apa maksudnya Rubah betina, Nyonya Kwon pikir kalau Dong Baek bisa menikahi pria yang baik dan sehat yang berkata  Dong Baek itu cantik. Dong Baek mengeluh Nyonya Kwok itu   mengatakannya lagi karena menurutnya cukup repot dengan Pil Goo.
“Ibu tunggal juga beban bagi Pil Goo, Kau tak bisa menjalani seluruh hidupmu hanya sebagai ibu Pil-gu. Mereka hanya anak tersayang saat berada denganmu.” Komentar Nyonya Kwok.
“Saat anakmu menikah dan meninggalkanmu, maka kau akan seperti kerang kosong seperti ibu Du-sik dan Gyu-sik. Jadi, sekalipun kau mungkin bercerai, kau sebaiknya menikah. Hidup sebagai janda adalah perjalanan sepi.” Ucap Nyonya Kwak. Diam-diam Yong Sik terus mendengarkanya. 



Tuan No mengajak Hyang Mi ke pinggir laut, Hyang Mi pikir kalau Tuan No bisa datang saja tapi malah memintanya naik. Tuan No membahas kalau mendengar seseorang membobol bar. Hyang Mi juga tak tahu, tapi ternyata Seseorang ternyata masuk.
“Namun, Dongbaek yang rajin takkan libur” ucap Hyang Mi, Tuan No bertanya  Lalu apa Hyang Mijuga menghormati Dongbaek. Hyang Mi terlihat bingung.
“Siapa lagi di Ongsan yang kau hormati?  Apa ada beberapa pria yang kau hormati?” tanya Tuan No.
“Hormat apanya. Jika ada tiga pria yang kuhormati dalam hidup, aku tak akan menjalani hidup seperti ini.” Komentar Hyang Mi
“Jika kau bosan, bukalah dashboard.” Kata Tuan No, Hyang Mi binggung melihat ada sebuah surat.
“Apa ini? Kau membuatku cemas.” Keluh Hyang Mi. Tuan No mengaku surat  untuk dibuka dan dibaca.
“Aku tak memungutnya dalam perjalanan kemari. Aku membayarnya lunas dengan kartu kreditku. Kau bisa cuti dan pergi.” kata Tuan No bangga memberikan hadiah.
“Dengan siapa? Kau?” tanya Hyang Mi binggung, Tuan No pikir kalau Hyang Mi ingin pergi terpisah, bisa juga. Hyang Mi menegaskan apakah hanya berdua saja.
“Jika kau ingin aku mengemudi, aku bisa melakukan  Namun, jika kau ingin ke sana dengan bus, bisa juga.” Kata Tuan No makin bangga.
“Apa aku terdengar keren?” guman Tuan No tersenyum bahagia, Hyang Mi memastikan kalau ini tiket untuk ski air
“Apa menurutmu? Ski adalah ski.” Ucap Tuan No dan menegaskan Ini bukan ciuman tapi mereka hanya pergi ski.
“Apa aku harus lugu untuk pergi ski air?” kata Hyang Mi. Tuan No terlihat gugup mendengarkan tentang ciuman.
“Kau baru saja membuat lelucon ayah, 'kan?” ucap Hyang Mi mengejek. Tuan No menegaskan itu ski tapi lama kelaman jadi ciuman.
“ Apa kau menggodaku? Kenapa telingamu sangat merah di depanku? Itu menggemaskan.” Goda Hyang Mi. Tuan No terlihat malu-malu. 




Yong Sik menarik tas belanja dan mengajak untuk  menuruni tangga. Dong Baek menolak arena sungguh tak ingin Yong Sik ikut. Yong Sik bisa mengerti dan berjanji akan mengikuti lima langkah di belakangnya, Dong Baek menegaskan tak ingin Yong Sik berada 500 meter di dekatnya di sekitar pasar.
“Secara teknis, panjang pasarnya kurang dari 400 meter. Bukankah 500 meter terlalu berlebihan?” ucap Yong Sik heran.
“Yong-sik... Apa kau pernah menjadi ibu tunggal pengelola restoran dan penjual alkohol?” tanya Dong Baek. Yong Sik terlihat bingung.
“Jika pernah, kau pasti tahu betapa buruk rasanya saat semua orang membicarakanmu. Aku bukan ibu tunggal dengan balita. Pil Goo sangat cepat mengerti.” Jelas Dong Baek
“Aku membiarkanmu mengikutiku karena alasanmu adalah lakukan itu sebagai polisi. Jadi, kuharap kau juga menghormatiku sebagai seorang ibu, Yong-sik.” Ucap Dong Bae. Yong Sik mengerti.
“ Tapi Tunggu, Dongbaek... Jika pria dan wanita diam-diam bersama, rumor dan gosip akan beredar. Namun, jika kukatakan langsung, "Aku suka dia. Aku sangat menyukainya. Aku tak peduli kata kalian, aku suka Dongbaek. Lalu, menyukai wanita luar biasa ini adalah... Itu...” kata Yong Sik.
“Ya, itu kebanggaanku!" Jika kulakukan itu, tak ada yang akan katakan apa pun. Aku percaya itu cara menunjukkan sopan santun yang lebih baik.” Ungkap Yong Sik bangga
“Jika dipikir-pikir, aku tak pernah...”gumam Dong Baek tak percaya. 



Flash Back
Dong Baek berjalan dengan Jong Ryuk lalu bertanya apakah ia perlu hadiri pernikahan koleganya. Jung Ryul dengan pakaian rapih mengaku bingung  mengenalkan Dong Baek karena akan merepotkan jika skandal beredar.
“Aku tak pernah menjadi kebanggaan siapa pun.” Ucap Dong Baek binggung dan Yong Sik memperlihatkan senyuman lebar seperti sudah meluapkan emosinya.
“Kenapa dia terus tersenyum seperti itu?” gumam Dong Baek binggung. 

Yong Sik sibuk mencoba kue beras. Tiga bibi mengeluh menyuruh  Yong-sik, berhenti pura-pura untuk makan injeolmi dan pergi saja.  Tiga bibi tak percaya Yong Sik itu pergi setelah disuruh. Sementara tak jauh dari tempat Yong Sik, Ada Dong Baek yang membeli lobak.
“Apa Ini 8.000 won? Kenapa mahal sekali?” ucap Dong Baek pada Bibi Oh. Bibi Oh dengan sinis bertanya Dong Baek mau makan atau tidak.
“Dari yang kudengar, harga normalnya 7.000 won.” Ucap Dong Baek. Bibi Oh menyuru Dong Baek beli di tempat lain saja.
“Hanya kami yang menjual lobak muda di sini.” Kata Bibi Oh sini. Dong Baek ingin bicara tapi Yong Sik lebih dulu datang. 

“Lobak muda ini sangat misterius Ibuku bilang dia membelinya 7.000 won kemarin. Lalu kenapa kau jual 8.000 won padanya? Kau sungguh merusak ekonomi pasar melalui monopoli. Ini pelanggaran ekonomi.” Komentar Yong Sik
“Aku paham kau suka dia. Namun, jangan begini pada orang yang dahulu merawatmu sejak kecil. Apa? Ekonomi apa?” balas Bibi Oh sinis
“Kita bicarakan lobak muda. Jangan ganti pembicaraan.” Keluh Yong Sik
“Kadang aku bingung apa Yong-sik polisi Ongsan atau pengawal Dongbaek.” Ucap Bibi Kim ikut bergabung dengan dua bibi lainya.
“Tepat sekali... Yeong-sim selalu menunggu Yong-sik datang. Namun, Yong-sik selalu sibuk mengikuti Dongbaek.” Komentar Bibi Park. Yong Sik mengumpat kesal pada Yeong-sim.
“Kau tak boleh begini pada kami. Kami yang membesarkanmu.” Kata Bibi Oh
“Ibumu akan sakit hati jika tahu kau melakukan ini, dasar berandalan naif.” Kata Bibi Park. Yong Sik ingin bicara tapi Dong Baek lebih dulu bicara.
“Tidak, tak apa-apa... Aku akan membelinya kali lain.” Kata Dong Baek bergegas pergi. Yong Sik terlihat bingung
“Jangan coba menipunya lagi... Aku akan beli semua lobak muda sebelummu.” Teriak Yong Sik kesal lalu bergegas pergi. 


Dong Baek akhirnya bicara dengan Yong Sik kalau  hanya ingin membayar 8.000 won untuk lobak muda menurutnya semua lebih baik di masa lalu. Ia pun bertanya apakah Yong Sik kenal para wanita di sana itu.
“Jika aku punya sepatu baru atau rambut keriting, mereka menggosipkanku. Mereka pikir aku berusaha menggodamu.” Ucap Dong Baek.
“Dongbaek... Apa Kau peduli jika Nyonya Jung punya sepatu baru? Mulai dari rambut keriting hingga sepatumu, kenapa kau pikir mereka tertarik dengan tindakanmu?” ucap Yong Sik
“Apa kau akan berkata karena aku cantik?” tanya Dong Baek. Yong Sik mengaku bukan.
“Kau memang sudah cantik.” Puji Yong Sik. Dong Baek malah mengeluh mendengarnya karena muak dengan kalimat itu.
“Ini karena kau... Apa sebutannya? Kau selebritas di Ongsan. Fakta bahwa mereka tertarik dengan cara hidupmu menunjukkan kau menonjol di lingkungan ini. Astaga, kau bahkan tak tahu betapa populer dirimu.” Puji Yong Sik bangga
“Tak heran kau tak mengerti kekesalanku soal penipuan. Bagaimana bisa kau lebih bodoh dariku?” keluh Yong Sik
“Nilaiku bagus hingga kelas empat.” Kata Dong Bae, Yong Sik pun heran Dong Baek tak mengerti perasaannya.
“Bahkan anjing di lingkungan ini tahu. Kenapa hanya kau yang tak tahu?” ucap Yong Sik
“Kenapa kau selalu akhiri dialog dengan mengaku cinta?” keluh Dong Baek kesal 


Bibi Oh membahas kalau Dongbaek sungguh memesona dan Yong-sik sepertinya sangat jatuh cinta kepadanya. Bibi Kim mengaku kalau seperti sedang menonton drama karena Yong-sik seperti akan menyerang jika mereka menyakiti Dongbaek.
“Kukira Yong-sik hanya tertarik pada sepak bola, tapi dia cukup romantis.” Ucap Bibi Park. Dua bibi lainya pun terlihat tertawa bahagia.



“Apa Kalian menjelek-jelekkan putraku?” ucap Nyonya Kwak tiba-tiba datang, Ketiga bibi pun kaget melihat Nyonya Kwak datang.
“Apa Seung-yeop berkeliling memberi tahu kalian?” kata Nyonya Kwak. Bibi Park kaget kalau Nyonya Kwak sudah dengar soal ini.
“Bisa Kau biarkan saja dia? Biar dia menjaga dirinya sendiri.” Ucap Nyonya Kwak. Bibi Park tak percaya kalau sungguh akan membiarkannya.
“Yong-sik bisa sangat lihai. Kukira dia orang bodoh yang tak tahu apa-apa. Namun, ternyata dia pria berambisi besar. Pertama, dia menggoda pengacara. Lalu, katanya dia ingin ambil alih restoranku.” Ucap Nyonya Kwak bangga dan bertanya apakah Bibi Kim punya kue beras segar
“Biar kubuatkan dia sup kue beras.” Ucap Nyonya Kwak, Bibi Kim memberitahu ada kue beras di dalam. Bibi Oh mengeluh Pengacara apa, karena Nyonya Kwak itu jelas keliru.

Sementara Dong Baek masih bersama dengan Yong Sik mengelu kalau Tingkah Yong Sik ini hanya akan mempermalukannya karena Mereka akan mengira dirinya adalah  wanita licik yang menggoda bujangan. Yong Sik juga  tak ingin orang berkata begitu tentang Dong Baek
“Lalu kau pikir harus berbuat apa? Apa aku harus mengajarimu seperti Pil-gu?” kata Dong baek
“Jika ada yang mengejekmu akan kuberi mereka pelajaran. Namun, aku jelas tak seharusnya begitu. Kata Yong Sik
“Itu yang kukatakan.” Bisa kau berpura-pura tak menyukaiku?” pinta Dong Baek, Yong Sik mengaku  Namun, tiap kali mencobamn menyembunyikan perasaannya.
“Itu tak berhasil... Aku pikir lebih baik jujur. Apa kau tak setuju? Aku tak cukup berani berbohong. Dan kurasa jauh lebih buruk mencoba trik murahan sementara berpura-pura tak ada apa-apa. Itu membuatmu makin seperti candaan.” Ucap Yong Sik. Dong Baek hanya diam saja.
“Kau lihat, aku akan lakukan dengan caraku.” Tegas Yong Sik. Dong Baek tak mengerti maksudnya dan bertanya Kenapa ekspresinya begitu.
“Akan kupastikan, tak ada orang di Ongsan yang berkata kau yang menggodaku. Tak ada yang bisa menyebutmu wanita licik.Jadi Akan kupastikan itu.” Ucap Yong Sik berjalan pergi. Dong Bae bertanya mau kemana Yong-sik



Dong Baek mengejar Yong-sik Tapi Yong Sik sudah lebih dulu dan berteriak memanggil Nyonya Park. Dua bibi binggung karena Yong Sik tiba-tiba berteriak. Yong Sik menegaskan kalau  Dongbaek tak berusaha menggodanya.
“Akulah yang menggodanya!” tegas Yong Sik. Bibi Park binggung karen Nyonya Kwak didalam dan menyuruh agar pergi saja.
“Dongbaek memintaku menjaga jarak 400 meter darinya. Namun, aku tak bisa berhenti menyukainya. Aku yang berusaha menggodanya. Aku pria licik!” tegas Yong Sik.
“Baik, aku paham. Sekarang, pergi.” ucap Bibi Park yang terus menoleh kearah belakang.
“Yong-sik, aku akan jual lobak mudanya seharga 7.000 won. Berhenti berteriak dan ikut denganku.” Teriak Bibi Oh akan menarik Yong Sik pergi.
“Lepaskan. Hentikan... Kami tak berbuat apa pun yang membuat malu! Kami tidak berzina! Kami tak selingkuh dari siapa pun! Aku menyukainya! Hanya itu saja! Aku suka dia, ya? Aku suka dia!” teriak Yong Sik tak peduli
“Yong-sik mengamuk dan mengaku cinta padaku. Tapi Tak lama kemudian...” gumam Dong Baek bingung.
“Kalian terus berkata kalian membesarkanku! Kalau begitu kalian harus suka wanita yang kusukai. Kalian setuju?” teriak Yong Sik 


Nyonya Kwak tiba-tiba keluar bertanya siapa yang disukai oleh anaknya. Yong Sik kaget melihat ibunya dan bertanya sedang apa di sana. Dong Baek kaget karena baru mengetahui kalau Nyonya Kwak itu ibu dari Yong Sik. Yong Sik binggung menatap Dong Baek dibelakangnya.
“Tak lama kemudian, aku akan kehilangan sahabatku. Dari Nyonya Kwak yang tak tersentuh menuju Yong-sik tak terkendali. Orang yang bisa kuandalkan perlahan berubah.” Gumam Dong Baek bingung. 

Nyonya Kwak terlihat kesal berjalan lebih dulu. Yong Sik mengejarnya mengingatkan perkataan ibunya kalau semua dilakukan atau tak sama sekali jadi memutuskan untuk mengusahakan semua untuk Dongbaek. Nyonya Kwon langsung memukul anaknya
“Tinggallah dan minum denganku. Jadi Kau pergi ski air dengan siapa?” ucap Dong Baek mengambil botol soju dan duduk dimeja.
“Kenapa kau tiba-tiba minum? Bagaimana dengan pertemuan bisnis?” kata Hyang Mi
“Aku tak bisa pergi. Tak ada lagi yang mendukungku. Jika aku dia, aku juga tak akan suka. Siapa yang suka Dongbaek?” kata Dong Baek
“Maka kau harus tutup bar lebih awal hari ini. Sampai jumpa nanti.” ucap Hyang Mi. Dong Baek pun meminta  Hati-hati.

Saat itu Jong Ryul datang, Hyang Mi yang melihatnya berkomentar kalau Dong Baek tak akan minum sendirian. Akhirnya Dong Baek duduk berhadapan dengan Jong Ryul ingin tahu alasan membayar biaya latihannya.
“Kenapa kau membuat anak mencemaskan 480.000 won?” keluh Jong Ryul
“Kau sungguh harus cerewet soal hidupku seperti itu? Kau mungkin tak mengerti karena sukses, tapi keadaanku berbeda.” Ucap Dong Baek kesal
“Kenapa? Karena kau hanya mengelola bar? Biar kutanya. Kenapa harus bar? Kau tahu tempat ini tak cocok denganmu.” Ucap Jong Ryul dengan nada mengejek.
“Ini cocok denganku. Aku pandai melakukannya.” Kata Dong Baek yakin. Jong Ryul pikir Dong Baek ditipu.
“Apa yang membuatmu ingin menjual alkohol?” tanya Jong Ryul. Dong Baek mengaku kalau Jung Ryul yang mendorongnya. Jong Ryul bingung.
“Setiap kali memasak untukmu, kau selalu mengatakan hal yang sama.” Ucap Dong Baek. 

Flash Back
Dong Baek mengeluh Jung Ryul selalu ingin alkohol setiap kali makan. Jung Ryul yang semangat makan mengaku tak bisa menolak alkohol saat makan enak menurutnya Setiap makanan yang dimasak Dong Baek membuatnya ingin alkohol.
“Lauk buatanmu paling enak untuk alkohol.” Ucap Jong Ryul bahagia dan memberikan ciuman untuk cinta pertamanya. 

“Itu kali pertama aku dengar seseorang memberitahuku, bahwa aku hebat dalam sesuatu.” Akui Dong Baek. Jong Ryul tak percaya dengan pengakuan Dong Baek.
“ Kita semua mencari nafkah sesuai dengan keahlian. Kau bermain bisbol karena itu keahlianmu. Lalu aku memasak babi tumis paling enak, jadi, aku mengelola bar.” Kata Dong Baek
“Maksudku, ayolah. Apa aku sepenting itu bagimu? Apa aku cukup penting untuk memengaruhimu seperti ini?” kata Jong Ryul tak habis pikir
“Aku tak punya teman atau keluarga. Yang kau katakan sepenting itu.” Komentar Dong Baek
“Jika aku tahu kau akan lakukan ini, maka aku tak akan mengatakannya. Kau sungguh membuatku gila.” Keluh Jong Ryul.  Dong Baek tak ingin membahasnya meminta agar tinggalkan sendiri dan hanya mencari nafkah.

Flash Back
Hyang Mi ingin tahu alasan Dong Baek menjual alkohol dan meminta agar mengatakan sejujurnya.  Dong Baek mengaku Sejujurnya, karena akan dapat 3.500 won setiap menjual sebotol soju.
“Aku tak belajar banyak dan hanya pandai memasak. Aku juga harus membesarkan Pil-gu jadi Tak banyak yang bisa dipikirkan. Aku akan kerjakan semua pekerjaan kasarnya.” Ungkap Dong Baek.
“Saat Pil-gu masuk MLB, aku ingin memberinya buku tabungan penuh uang. Lalu aku bisa sebut itu hidup sukses.” Kata Dong Baek bangga sambil makan toppoki. 

Jung Ryul mengeluh Dong Baek yang bisa setidaknya hidup layak. Dong Baek menyuruh Jung Ryul  Tidak perlu sedih karena bisa melanjutkan hidupmnya dan ia  juga melanjutkan hidupnya. Jung Ryul pun menyindir Dong baek masih memakai gelang itu/
“Ini... Ini hanya kebiasaan dan Ini baik untuk kesehatanku.”  Kata Dong Baek
“Jika kau ingin hidup seperti ini, seharusnya kau tinggal saja. Atau seharusnya pastikan aku tak bisa menemukanmu.” Ucap Jung Ryul 
“Fakta bahwa kita bertemu bukan masalah besar. Kita tak sengaja bertemu. Tak ada yang perlu berubah. Abaikan saja aku dan teruskan jalanmu.” Ucap Dong Baek santai.
“Bisakah kau melakukan itu jika menjadi aku? Aku baru tahu kau membesarkan putraku.” Ucap Jong Ryul
“Pura-pura saja aku tak ada. Hidupmu baik hingga kini.” Kata Dong Baek. Jong Ryul mengaku tak pernah baik-baik saja dan muak akan semuanya.
“Aku juga masih memikirkanmu. Bahkan Tak bisa saling lupa begitu saja. Apa artinya berusaha lupa? Jika kau tiba-tiba terlintas,maka aku hanya memikirkanmu dan melanjutkan hidupku.” Ucap Dong Baek
“Bukannya kita akan bertemu lagi. Dan aku tak bisa apa-apa jika kau terlintas. Kita hanya perlu menjalani hidup tanpa berbuat hal memalukan.” Kata Dong Baek sambil minum soju.
“Lupakan semua omong kosong itu. Kini aku melihatmu hidup seperti ini, bagaimana kau... Bagaimana... aku bisa mengabaikanmu? Kau tahu alasan julukanku Sepuluh Juta Jong-Ryul? Hari aku melamun dan tak bisa lari dari base dua ke base tiga adalah 12 Maret 2012.” Akui Jong Ryul lalu mengeluh kalau sangat muak dengan ini.



Jong Ryul akhirnya duduk didepan bar,sambil menangis  sendirian, karena menurutnya setidaknya Dong Baek harus hidup laya karena sikapnya sangat baik tapi kenapa hidupnya tak bisa baik. Yong Sik datang melihat melihat Jong Ryul bingung kenapa datang.
“Sebaiknya kau masuk.” Ucap Jong Ryul akan pergi. Yong Sik pikir kalau Jung Ryul minum juga.
“Tidak, aku tidak minum. Aku bisa menyetir.” Kata Jong Ryul. Yong Sik mengaku Bukan itu yang kukhawatirkan.
“Aku tanya karena aku ingin tahu kenapa kau kemari lagi.” Ucap Yong Sik.
“Apa aku harus menjawab pertanyaan itu?” keluh Jong Ryul sinis. Yong Sik melhat mata Jung Ryul merah dan bertanya kenapa bisa merah.
“Ini sungguh bukan urusanmu.” Tegas Jong Ryul. Yong Sik mengaku masalahnya, entah kenapa... Entah kenapa merasa sangat gelisah.
“Kalau begitu, kuberi tahu satu hal lagi. Jangan main-main dengan Dongbaek.” Ucap Jong Ryul. Yong Sik tak percaya kalau Jong Ryul mengunakan bahasa banmal.
“Kau tak perlu memperburuk keadaan dengan terus menggodanya. Hidupnya sudah berat.” Tegas Jong Ryul lau masuk ke dalam mobilnya dan pergi. 



Yong Sik sudah duduk bar, Dong Baek mengeluh tak tahu apakah bisa menghadapi Nyonya Kwak jadi sebaiknya tak datang ke bar. Yong Sik bertanya apakah Dong Baek menangis. Dong Baek membenarkan kalau menangis.
“Aku harus menangis jika merasa sedih.” Ucap Dong Baek. Yong Sik ingin tahu alasan sedih.
“Ini karena alkohol. Aku kehilangan sahabatku, aku merasa seperti lelucon.” Ucap Dong Baek
“Kenapa kau menangis?” tanya Yong Sik kembali Dong Baek mengaku Karena merasa malu akan dirinya.
“Hidupku sangat memalukan. Hidupku sangat konyol. Saat di sekolah, aku satu-satunya anak yatim piatu. Kini, aku satu-satunya ibu tunggal di lingkungan ini. Hanya aku yang membuat putranya mencemaskan 480.000 won.” Ungkap Dong Baek
“Aku juga ingin hidup enak, tapi dunia selalu kejam padaku. Dunia terus mempermalukanku.” Kata Dong Baek sedih
“Dongbaek... Jangan bersikap lemah. Kau yatim dan ibu tunggal jadi, orang akan berkata hidupmu kurang beruntung. Namun, jujur saja... Kau sungguh beruntung.” Kata Yong Sik
“ Beruntung terlalu berlebihan.” Komentar Dong Baek, Yong Sik pikir Dong Baek mungkin yatim piatu dan ibu tunggal, tapi berhasil membesarkan Pil Goo sangat baik, bahkan mengelola bisnis sendiri.
“Kau tak menyalahkan orang lain atau hidup susah. Selain itu, kau tetap sangat baik dan rajin. Begitulah kau hidup. Orang seharusnya menghormati dan memujimu untuk itu.” Kata Yong Sik memberikan semangat.
“Untuk pertama kali dalam hidupku, seseorang memujiku.” Gumam Dong Baek
“Jika ada orang lain di posisimu, mereka pasti tak tahan. Tak ada yang boleh menjelekkanmu.... Dongbaek. Di lingkungan ini, kau kenalanku yang paling kuat, paling bertekad, paling luar biasa, dan paling mengagumkan.” Ungkap Yong Sik dan akhirnya ikut menangis sambil memalingkan wajahnya.
“Astaga, kenapa kau lakukan ini padaku? Jangan katakan hal semacam itu kepadaku. Aku berusaha keras menahannya. Setiap kali aku dengar ada yang mendukungku, aku tak tahan... Jangan dukung aku. Jangan puji aku. Jangan.” Ucap Dong Baek terus menangis.
“Berhenti berkata aku cantik. Berhenti berkata kau bangga padaku. Aku tak pernah mendengar orang mengatakannya kepadaku. Jadi, itu membuatku merasa... Itu membuatku merasa aneh. Aku berusaha tetap kuat. Kenapa kau membuatku menangis? Kau katakan itu, tapi kau hanya akan...” ucap Dong Baek terus menangis.
“Aku dan Kang Jong Ryul beda... Aku tak peduli siapa ayah Pil Goo,  Aku janji tak akan pernah membuatmu atau Pil-gu menangis. Aku akan ingatkan kau setiap hari bahwa kau orang hebat agar kau tak lupa. Jadi, berhenti mengeluh dan terima saja pujianku.” Ucap Yong Sik menahan air matanya.
Dong Baek meminta Yong Sik agar harus hati-hati dan tak tahu kalau nanti akhirnya menyukai Yong Sik, karena tak tahu yang dilakukan. Yong Sik hanya bisa terdiam.
“Bisakah seseorang menjadi keajaiban orang lain?” gumam Dong Baek. 


EPILOG
Yong Sik sedang mengecat dinding sabil mengeluh kalau Dong Baek bisa membantunya  Namun tak melakukan apa pun. Saat itu seseorang dudu dibangku mengesek-gesekan korek dibawah meja seperti ia mencoba menghilangkan jejak sebagai pelaku pembunuhan.
Bersambung ke episode 9

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar