PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 02 September 2019

Sinopsis Hotel Del Luna Episode 15 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Man Wool mengelap tembakan laras panjang di meja kerjanya. Chan Sung pikir Jika Man Wool tak ingin mengadakan acara untuk Hyun Joong dan adiknya, maka lebih baik diam saja, bukannya merusak suasana. Man Wool mengaku pernah menembak seseorang dengan senjata ini.
Flash Back
Seorang wanita memperlihatkan peluru yang bersarang dalam kepalanya lalu memberikan pada Man Wool untuk membalas dendam. Akhirnya Man Wool memberikan tembaan pada si pria dan akhirnya membuat gila.
“Aku menembak musuh hantu dengan peluru penuh kebencian sehingga dia bisa hidup dalam penderitaan selamanya.” Cerita Man Wool
“Apa Maksudmu kau akan melakukan hal yang sama kepada orang yang membunuh Hyun Joong?” kata Chan Sung tak percaya
“Hyun Joong sudah menembak musuhnya dengan peluru kebenciannya. Menurutmu, apa peluru itu? Hyun Mi. Adiknya, Ji Hyun Mi.” Ucap Man Wool yakin. 


Dirumah sakit, Tae Seok melihat Hyun Min yang masih tetap hidup dan menjaganya. Man Wool tahu Adik Hyun Joong bahkan tak bisa melihat dengan benar dan sakit jiwa.
“Dan Hyun Joong membuat pria itu di samping adiknya dan membuatnya menderita selamanya. Memang benar bahwa Hyun Joong sudah menunggu di sini selama 70 tahun demi adiknya. Tapi dia juga memanfaatkannya untuk melecehkan pria yang membunuhnya selama 70 tahun penuh.” Ungkap Man Wool
“Orang yang membunuh Hyun Joong... Apa teman yang merawat adiknya?” kata Chan Sung. 

Hyun Joong sedang melihat foto kebersamaan dengan Tae Seok, lalu wajahnya tersenyum bahagia melihat Yoo Na.  Yoo Na menatap Hyun Joong memberitahu kalau membawa seseorang yang sangat ingin bertemu dengannya. Hyun Joong bingung siapa itu.
Saat itu pintu terbuka lebar, Tae Seok melihat Hyun Joong seperti tak percaya bisa bertemu. Hyun Joong melotot melihat temanya yang membuatnya meninggal datang. 

Nyonya Choi datang dengan terburu-buru memberitahu kalau teman Hyun Joong baru saja datang dan Yoo Na membawanya ke sini. Man Wool pikir Sepertinya Tae Seok datang untuk meminta maaf dan siap melepaskan peluru dari laras panjangnya. 

Di ruangan, Tae Seok sudah duduk menunggu. Yoo Na memberitahu Chan Sung kalau Hyun Joong melarikan diri segera sesudah melihat orang tua itu. Chan Sung pikir  Hyun Joong seperti tak ingin menemuinya. Yoo Na merasa padahal membawa kakek itu agar dia bisa merasa nyaman.
“Hyun Joong bisa mendapatkan kembali hidupnya yang dicuri saat dia masih hidup. Itu sebabnya aku membawanya ke sini.” cerita Yo Na sedih.
“Hyun Joong perlu memutuskan sendiri.” Kata Chan Sung dan Hyun Joong terlihat bimbang hanya duduk diam dibawah pohon. 

Tuan Kim menceritakan pada Chan Sung kalau Ada pemboman, dan yang membuat ayah dan ibu Hyun Joong terbunuh, lalu Hyun Joong nyaris berhasil menyelamatkan adiknya.
Flash Back
Hyun Joong membela kentang rebus untuk adiknya lalu menuruh agar makan perlahan. Hyun Min terlihat terluka dengan mata dan kaki dibalut kain makan dengan lahap.
Hyun Joong memberitahu Hyun Mi kalau Sesudah sampai di rumah paman di Busan, maka adiknya bisa makan banyak makanan enak dan dirawat agar tak kesakitan lagi.
“Adiknya terluka parah, jadi dia terburu-buru. Tapi Alih-alih pergi dengan para pengungsi. Aku dengar, dia memutuskan untuk mengambil jalan pintas melalui pegunungan.”
Hyun Joong mengisi air minumnya dengan air sungai, tapi tiba-tiba seseorang menodong pistol dan menyuruh agar Jangan bergerak. Hyun Joong terdiam tapi saat itu Tae Seok melihat kalau didepanya adalah Hyun Joong, temanya. Dan Hyun Joong pun mengenal temanya, Tae Seok.
“Di situlah dia bertemu dengan prajurit yang melarikan diri, yang ternyata adalah temannya.”


Hyun Joong membagi makanan untuk temanya, Tae Seok seperti orang kepalaran. Hyun Joong tersenyum menyuruh agar Tae Seok Makan perlahan lalu memberitahu kalau Adiknya terluka parah dan bertanya apakah tahu jalan pintas.
“Kami menuju ke tempat paman di Busan. Ikutlah dengan kami, Tae Seok.” Ucap Hyun Joong, Tae Seok seperti marah langsung mengangkat pistolnya.
“Lepaskan seragammu... Cepat Lepaskan! Aku akan tertembak dan mati jika memakai seragam ini, cepat... lepaskan.” Ucap Tae Seok. Hyun Joong terlihat binggung.
Akhirnya Hyun Joong pun berganti seragam dengan Tae Seok, lalu menahan Tae Seok agar tak membawa tasnya karena ada obat Hyun Min. Tae Seok tak peduli menyuruh agar melepaskan menembaknya.
Hyun Joong tak bisa tinggal diam, mereka saling berebutan. Hyun Min yang tak bisa melihat memanggil kakaknya. Hyun Joong masih beradu kekuatan dengan Tae Seok, tapi tanpa sengaja Tae Seok melepaskan peluru dan mengenai bagian dada.
“Hyun Joong... Aku tak sengaja melakukan ini. Kau tahu itu, 'kan? Maaf. Maafkan aku.” ucap Tae Seok dan akhirnya mencoba kabur. Hyun Joong mencoba menahanya
Dibaju Tae Seok terlihat nama “Ji Hyun Joong” Hyun Joong menahan tangan Tae Seok meminta agar membawa adiknya. Hyun Min terus berteriak memanggil kakaknya. Akhirnya Tae Seok pun membawa Hyun Min pergi denganya. 



Tae Seok masih menyimpan baju dengan nama Hyun Joong dan mengelusnya. Tuan Kim menceritakan Teman Hyun Joong  membawa Hyun Mi dan pergi ke rumah pamannya.
“Karena mereka mengenali Hyun Mi, mereka secara alami berpikir orang yang membawanya ke sana adalah Hyun Joong. Sejak saat itu, dia hidup sebagai Ji Hyun Joong.” Cerita Tuan Kim
“Jang Man Wool bilang Hyun Mi adalah peluru yang dia tembak kepada musuhnya.” Cerita Chan Sung
“Hyun Joong selalu membicarakan adiknya dengan senyum di wajahnya. Dia mungkin sangat membencinya saat melihat temannya yang merawat adiknya.” Ungkap Nyonya Choi bisa mengerti. 

Man Wool datang menemui Hyun Joong lalu mengeluh kenapa merajuk di sini. Hyun Joong hanya diam saja dengan wajah cemberut.  Man Wool mengeluh kalau melihat Daun dan bunga semuanya hilang, sehingga terlihat sangat lusuh.
“Dan terlihat lebih buruk dengan seorang pria yang duduk tampak seperti anjing yang terjebak dalam hujan.” Ejek Man Wool
“Ini tak adil. Sulit untuk melihat bagaimana dia melakukan segalanya yang kuimpikan. Aku tak akan pernah memaafkannya.” Tegas Hyun Joong
“Bagaimana bisa kau memaafkan seseorang yang melubangi dadamu? Kau Pergi saja dan dengarkan dia. Aku yakin dia tak datang ke sini untuk pamer bahwa dia memiliki kehidupan yang baik sesudah dia membunuhmu.” Cerita Man Wool duduk samping Hyun Joong.
“Dia mungkin datang untuk beralasan, bahwa hidup sulit dan keras baginya juga. Tapi tak terlalu buruk untuk mendengar alasan seseorang. Bahkan Kau merasa sedikit lebih baik juga.” Cerita Man Wool
“Apa itu terjadi padamu juga?” tanya Hyun Joong, Man Wool membenarkan.
“Begitulah caraku bisa melihatnya untuk kali terakhir saat dia berbalik dan pergi.” akui Man Wool
“Katamu kau tak ingat insiden kunang-kunang.” Komentar Hyun Joong, Man Wool pikir Hyun Joong tak punya waktu untuk memikirkan ingatannya.
“Jika kau akan duduk di sini dan merajuk, maka aku akan membunuhnya.” Ucap Man Wool akan pergi.
“Yoo Na melakukan semua itu tanpa hasil. Ini akan membuatnya merasa lega selama sisa hidupnya. Tapi... karena Yoo Na membawanya ke sini, pergi dan temui dia. Seorang gadis yang kau sukai, mencoba melakukan sesuatu untukmu.” Ucap Man Wool dan tiba-tiba Hyun Joong menahan tangan Man Wool. 



Yoo Na melihat Tae Seok yang masih menunggu tapi Hyun Joong juga belum datang, lalu memberitahu sepertinya membawa Tae Seok  ke Hotel jadi membuat Hyun Joong merasa lebih tersiksa. Ia pun meminta agar Tae Seok agar pergi saja.
“Kalau begitu, bisakah kau memberikan pakaian ini padanya?” ucap Tae Seok. Yoo Na melihat nama “Ji Hyun Joong”
“Hyun Joong menyukai sekolah.” Ungkap Yoo Na melihat baju seragam yang teakhir kali dibawa oleh Hyun Joong. Saat itu Chan Sung tiba-tiba datang.
“Oh Tae Seok... Ji Hyun Joong akan menemuimu.” Ucap Chan Sung memberitahu Tuan Oh. 

Nyonya Choi mengantar Tuan Oh lalu memberitahu kalau Hyun Joong ingin menemuinya di kamar ini jadi menyuruhnya masuk. Tuan Oh masuk ke kamar 502, dan terlihat ruang kelas. Hyun Joong sudah menunggu didepan jendela.
“Kau masih terlihat sama.” Komentar Tae Seok. Hyun Joong mengaku terus memperhatikan temanya saat menua.
Keduanya saling menatap dan Tuan Oh berubah seperti wajahnya beruba menjadi Tae Seok di masa muda. Hyun Joong akhirnya bisa melihat nama seragam yang dipakai temanya sesuai dengan namanya dan ia mengunakan namanya sendiri. 


“Kenapa kau tak mengkhawatirkan Hyun Joong sesudah meninggalkannya dengan musuhnya di kamar yang sama?” tanya Man Wool duduk bersama dengan Chan Sung di bar.
“Karena Hyun Joong baik Dan dia terus memperhatikannya. Aku yakin dia sudah merasa jauh lebih nyaman saat dia menyaksikannya menjaga Hyun Mi sampai akhir.” Ucap Chan Sung yakin
“Karena perasaan Hyun Joong yang baik jauh lebih nyaman, Manager yang jahat akan membuat dia membayar kompensasi.” Ucap Man Wool
“Apa kau akan mengambil uang darinya?” tanya Chan Sung panik. Man Wool  tahu Teman Hyun Joong kaya raya.
“Aku harus mengadakan pesta untuk anak-anak sebelum mereka pergi.” ucap Man Wool 

Man Wool bertemu dengan Tuan Oh membahas kalau sudah menyumbangkan banyak uang dan bahkan mendirikan rumah sakit atas nama Ji Hyun Joong. Tuan Oh mengaku   sudah menjalani seluruh hidupnya dengan bertobat.
“Kemudian lakukan satu hal lagi selagi kau melakukannya. Belilah sekolah atas nama Ji Hyun Joong. Itu Sekolah untuk Hyun Joong, kau Belilah itu.” Ucap Man Wool. Tuan Oh terlihat bingung. 

Di sebuah sekolah bernama “SMA Dongsun” Kepala sekolah mengucapkan sangat berterima kasih karena Ji Hyun Joong menyumbangkan begitu banyak untuk sekolah. Chan Sung pun bisa tersenyum, Si Kepala sekolah memastikan lebih dulu.
“Namun, apa kau yakin tak apa-apa dengan acara ditengah malam?” tanya Kepala sekolah
“Yang diinginkan Ji Hyun Joong hanyalah ijazah SMA. Dan Juga, malam hari lebih mudah bagi mereka yang hadir.” Kata Chan Sung.
“Yang menerima diploma juga Ji Hyun Joong. Dia memiliki gelar yang sama dengan Tuan Ji” kata Kepala sekolah binggung
“Dia seorang siswa yang menyukai bersekolah.... Itu dia.” Kata Chan Sung menunjuk Hyun Joong datang.
Hyun Joong dengan senyuman bahagia melihat di panggung spanduk bertuliskan “Upacara untuk Diploma SMA Ji Hyun Joong” lalu dibelakangnya ada Man Wool, Tuan Kim, Nyonya Choi dan juga Yoo Na. Kepala sekolah pikir kalau Mereka pasti keluarganya.
“Ya. Kami adalah keluarga.” Ucap Chan Sung yakin. Kepala sekolah bertanya  Apa semua orang sudah datang?
“Ya. Banyak sekali yang datang.” Ucap Chan Sung bisa melihat dibelakang mereka ada hantu yang duduk dibangku yang kosong.
“Kenapa kau mengundang semua orang dan membuat keributan seperti itu?” keluh Man Wool kesal. Tuan Kim memberitahu kalau Hyun Joong sangat populer.
“Malaikat Maut memberi kami bus, jadi tak usah khawatir.” Kata Nyonya Choi. Malaikat maut pun menunggu dibelakang terlihat ikut bahagia. 
Akhirnya acara dimulai, Hyun Joong naik keatas panggung untuk menerima ijazah kehormatannya. Semua memberikan tepuk tangan, Yoo Na naik ke pangung memberikan bunga dan mengucapkan selamat atas kelulusannya. Hyun Joong mengucapkan Terima kasih sudah hadir. 



Akhirnya di restoran pizza, Man Wool dkk duduk satu meja sambil bersulang perayaan untuk  kelulusan Hyun Joong. Sanchez bertanya pada Chan Sung Apa semuanya hantu sambil minum wine.  Chan Sung membenarkan kalau Orang-orang yang dilihat Sancher sudah menjadi hantu sejak lama, sehingga mereka dapat menunjukan diri.
“Menunjukan diri? Kemampuan yang luar biasa.” Kata Sanchez kagum.
“Selain dari meja itu, seluruh tempat ini dipenuhi dengan karyawan kami.” Cerita Chan Sung
“Meja itu penuh, dan apa  meja ini penuh juga?” kata Sanchez masih tak percaya karena tak melihat siapapun selain Man Wool
“Hyung, jika terlalu sulit, kau bisa berada di luar pun tak apa.” Kata Chan Sung. Sanchez mengaku baik-baik saja.
“Kapan lagi aku akan mendapatkan kesempatan untuk menonton hantu makan malam bersama?  Hei, apa kau yakin sepupu Man Wool bukan manusia?” ucap Sanchez menunjuk ke arah Yoo Na
“Ceritanya panjang. Dia adalah hantu, kemudian dia memiliki tubuh orang lain...” cerita Chan Sung
“Lupakan... Mereka bahkan merasuki manusia.” ucap Sanchez tak ingn mendengarnya.
Hyun Joong terlihat sudah tak ada dendam mengaku  akan menjaga semua orang, dan bekerja lebih keras mulai sekarang. Merkea pun bersulang dengan wajah bahagia. Sanchez lalu bertanya pada Chan Sung apakah suka hantu-hantu itu. Chan Sung memberitahu kalau  Ini pertama kalinya mereka makan bersama.
“Rasanya enak saat kau makan bersama rekan, kan?” kata Sanchez sambil terus minum wine.
“Sanchez, jangan terlalu banyak minum. Beberapa hantu nakal suka merasuki orang yang mabuk.” ucap Hyun Joong, Sanchez terlihat panik.
“Teman yang ada di meja itu terus menatapmu, Jadi kau harus Hati-hati.” Ucap Sachez menunjuk meja yang kosong.
“Hantu pasti menyukai orang tampan sepertiku... Benarkan?” ucap Sanchez mencoba memalingkan wajahnya seperti menahan rasa takutnya. 



Chan Sung sedang mengatur kamera mobilnya ke arah depan, tiba-tiba Sanchez menjerit berpikir seorang yang dilewat tadi adalah hantu dan pasti dapat melihat mereka sekarang. Chan Sung juga sempat kaget akhirnya memeriksa rekaman dari ponsel yang terekam di kamera.
“Coba lihat Ini. Dia terekam dengan jelas... Dia bukan hantu... Kau mengejutkanku.” Ucap Chan Sung. Sanchez pun bisa bernafas lega karena ternyata bukan hantu.
“Kau Tak perlu takut... Hantu dulu juga manusia.” ucap Hyun Joong, Sanchez pikir kalau Wajar untuk takut menurutnya Chan Sung yang aneh.
“Chan Sung, sepertinya kau terlalu jauh... Aku khawatir kau mungkin benar-benar pindah ke Alam Lain.” Ucap Sanchez khawatir.
“Aku mengerti kekhawatiranmu,tapi orang-orang yang kau lihat hari ini semuanya akan pergi.” cerita Chan Sung.
“Apa Man Weol juga?” tanya Sanchez, Chan Sung membernarkan kalau ia juga akan pergi lalu menahan rasa sedihnya. 


Nyonya Choi memberitahu Man Wool kalau sudah memberi Chan Sung oba saat Man Wool pergi tapi tak menerimanya. Man Wool bisa mengerti, Nyona Choi pikir Chan Sung pasti percaya Man Wool akan kembali. Man Wool berkomentar kalau Sepertinya Nyonya Choi tak percaya.
“Aku bersyukur kau dibebaskan dari tempat ini. Namun, kau kembali.” ungkap Nyonya Choi bahagia.
“Aku tak kembali karena aku terikat dengan Pohon Bulan seperti sebelumnya. Pemilik baru akan datang dan Ma Go sedang menyiapkannya.” Cerita Ma Go
“Apa manager pun sudah tahu?” tanya Nyonya Choi, Man Wool mengaku Chan Sung sudah tahu.
“Meskipun kami berdua tak membicarakannya. Aku ingin mengantar Tuan Kim, Hyun Joong, dan kau selagi aku di sini. Tapi... aku tak yakin apa akan ada cukup waktu.” Kata Man Wool 


Chan Sung kembali datang ke hotel, Nyonya Choi memberitahu kalau Man Wool ada di dalam. Chan Sung memberitahu Nyonya Choi kalau baru sja mengunjungi wanita yang mereka temukan di apotek dan akan segera melahirkan.
“Misalkan si bayi membawa nama keluarga, apa kau akan terus di sini?” tanya Chan Sung memastikan.
“Apa kau takut, aku akan berkeliaran di dunia sesudah Ketua pergi dan Hotel Del Luna menghilang?” ucap Nyonya Choi. Chan Sung pikir Nyonya Choi akhirnya sudah ahu.
“Aku barusan mengetahuinya... Ketua lagi terikat pada Pohon Bulan. Dia bisa pergi ke Alam Baka jika dia mau. Yang mengikatnya di sini pasti kau, Manager.” Kata Nyonya Choi
“Apa kau khawatir aku akan menjadi Pohon Bulan lain?” tanya Chan Sung
“Aku teringat sesuatu yang Ma Go katakan kepada seorang pendeta yang datang untuk pernikahan hantu. Dia bilang, melepaskan butuh lebih banyak keberanian daripada mempertahankan.” Kata Nyonya Choi, saat itu sang wanita pun memutuskan tali dengan sang pria. 


Chan Sung masuk ke ruangan, Man Wool terlihat kesusahan dengan dua koper yang sangat berat. Chan Sung  membantu sambil bertanya apa ini, Man Wool memberitahu kalau membawa mereka keluar dari waktu ke waktu. Chan Sung melihat Ada banyak debu.
“Benda ini Sangat kuat. Coba buka.” Kata Man Wool. Chan Sung melihat isi kopernya kamera.
“Ya... Aku menggunakannya untuk mengambil semua foto ini.” Ucap Man Wool bangga menunjuk foto di dinding. Chan Sung pikir kalau terlihat sangat tua.
“Apa manajer umummu sebelumnya mengambil foto-foto itu untukmu?” tanya Chan Sung.
“Ayo lihat... Itu dia. Orang yang mengambil foto Losmen Man Weol ini melarikan diri sesudah menggunakan semua uangku. Aku mengejarnya, dan ternyata istrinya hampir melahirkan. Jadi Aku hanya membiarkannya.” Cerita Man Wool menunjuk sebuah foto.
“Kau sudah tahu Hwang Moon Sook dari Hotel Del Luna. Dan jauh sebelum ini...Manajer umum sebelumnya sangat tampan. Mereka bilang, jika pria tampan, kau harus memanggil mereka "Oppa". Dia lebih dari "Orabeoni".”kata Man Wool bangga.
“Aku tak percaya... Tuan Kim menceritakan semuanya. Dari semua manajer umum yang dilihatnya dalam 500 tahun terakhir, aku yang paling tampan. Dia bilang, kau jatuh cinta padaku karena penampilanku.” Cerita Chan Sung
“Kenapa kau membicarakan hal seperti itu dengan Tuan Kim ? Kapan kalian berdua begitu dekat?” keluh Man Wool kesal
“Itu sebabnya kau harus mengambil foto-foto ini dengan orang-orang yang bersamamu saat itu. Maka kau akan memiliki bukti untuk membantah.” Kata Chan Sung
“Saat itu, Hubungan yang lewat tak ada artinya bagiku. Tapi melihat ini bersamamu, sayang sekali aku tak meninggalkan kenangan.” Ungkap Man Wool
“Apa kau ingin meninggalkan kenangan dengan kamera itu?” tanya Chan Sung yang melihat kamera jadul. Man Wool melihat kamera dalam koper.
“Hyun Joong mendapat diploma kehormatannya, tapi dia tak bisa mengambil foto. Kita semua harus berkumpul untuk mengambil foto. Aku akan memotretnya.” Kata Hyun Joong. 



Nyonya Choi merapihkan baju Man Wool. Tuan Kim terlihat bahagia mengaku Ini kali pertama di potret dan seperti tak yakin  kalau bisa melihatnya. Hyun Joong mengaku bisa karena mengambil foto dengan ponsel sebelumnya.
“Kita seharusnya memakai blush on lebih banyak. Karena Kita terlihat pucat seperti hantu.” Ungkap Nyonya Choi
“Tak masalah... Apa yang salah dengan terlihat seperti hantu saat kita memang hantu? Kau Hyun Joong, jangan buka mulut saat kita mengambil foto. Tuan Kim, jangan berkedip.” Ucap Man Wool. Semua menganguk mengeri.
Chan Sung sudah siap mengambil gambar  sambil menghitung 1, 2, 3. Tuan Kim terlihat seperti selalu memejamkan mata, lalu Hyun Joong membuka mulutnya. Tuan Kim mengajak Chan Sung untuk ikut juga, mereka pun foto bersama.
Hyun Joong tak mau kalah ingin foto bertiga dengan Tuan Kim dan Nyonya Choi, semua gaya dicoba oleh mereka. Chan Sung dan Man Wool pun foto bersama, Man Wool tak malu merangkul lengan Chan Sung lalu tersenyum di foto. 
Chan Sung melihat Man Wool duduk diatas koper lalu mengeluh kalau tak mungkin bisa mengambilnya karena Man Wool sedang duduk di atasnya jadi menyuruhnya untuk minggir.  Man Wool membentangkan tanganya.
“Cobalah angkat aku... Aku tak akan minggir kecuali kau mengangkatku.” Ucap Man Wool merayu.
“Lupakan... Kalau begitu, kau yang ambil saja” kata Chan Sung tak peduli tapi akhirnya kembali dan langsung mengendong Man Wool
“Ayo Ke kamar.” Ucap Man Wool bahagia menunjuk ke kamarnya, tapi Chan Sung melemparnya ke sofa.
“Kita sudah mengambil foto, ayo makan jjajangmyeon.” Kata Chan Sung, Man Wool terlihat kesal melihatnya. 



Yoo Na melihat mereka sudah mengambil foto.  Hyun Joong memberitahu kalau semuanya sangat menyenangkan. Yoo Na mengeluh karena Hyun Joong tak memanggilnya. Hyun Joong memberitahu kalau mereka  mengambil itu dengan Chan Sung  sebelum  Man Wool pergi dan hotel menghilang.
“Apa hotel akan menghilang? Kenapa?” tanya Yoo Na kaget. Hyun Joong memberitahu Ma Go sedang bersiap untuk membuat Sanggarloka Bulan yang baru.
“Kemudian Hotel Del Luna milik Ketua akan hilang.” Cerita Hyun Joong.
“Bagaimana denganmu? Apa kau akan pergi jika hotel menghilang?” tanya Yoo Na sedih. 


Ma Go memeriksa anggur yang dibuatnya, lalu mulai merasakan dan berkomentar Fermentasi sangat baik. Tuan Kim membahas kalau mendengar Ma Go sedang mempersiapkan anggur untuk pemilik hotel berikutnya. 

“Aku akan meminumnya dan menjadi pemiliknya.” Ucap Yoo Na mengebu-gebu
“Terserah Ma Go untuk memutuskan siapa pemiliknya.” Kata Tuan Kim. Yoo Na pikir Man Wool harus meminumnya dan terus menjadi pemiliknya.
“Apa kau pikir Ma Go akan menjadikan dia pemilik lagi? Mereka harus bekerja keras untuk membebaskannya.” Ucap Tuan Kim
“Kapan Ma Go datang? Di mana aku dapat menemukannya?” tanya Yoo Na.
“Dia bukan seseorang yang bisa kau temui hanya karena kau mau.” Tegas Tuan Kim
“Tak bisakah orang dari sini bertemu dengannya?” tanya Yoo Na. Tuan Kim pikir Sepertinya Chan Sung  memiliki izin untuk masuk ke toko herbal Ma Go dan menemukan kunang-kunang dari tokonya.
Yoo Na mencari di dalam ruang Chan Sung lalu menemukan kartu nama “Toko Obat, 11-28, Yakjae-golmokgil, Pasar Gyeongdong” 


Mi Ra dengan Detektif Park bersama  Sanchez minum bersama dirumah. Mi Ra mengucapkan terimakasih pada Sanchez dan mengajak untuk pergi makan bersama Chan Sung karena ini akan menjadi hadiahnya.  Sanchez bertanya apakah Mi Ra akan pindah kembali ke rumah.
“Dia pindah denganku.” Ucap Detektif Park. Sanchez tak percaya mereka akan hidup bersama
“Ini akan sangat sulit bagimu, Yeong Soo. Mi Ra mencoba membantu urusan rumah, tapi dia tak berguna.” komentar Sanchez memperingati.
“Aku sudah tahu... Kami sering berkelahi, jadi kami memutuskan untuk melihat berapa banyak lagi perkelahian. Untungnya, aku pandai bersih-bersih Dan dia lebih pandai memasak daripadaku.” Ucap Yeong Soo
“Dia?” ucap Sanchez tak percaya, Mi Ra memperingatkan Sanchez agar bisa menutupi kekuranganya.
“Kimchi dan lauk pauk yang dibawanya untukku enak.” Puji Yeong Soo, Mi Ra mengaku tak membuat semuanya sendirian tapi Orang tuanya yang membantunya juga.
“Itu tak bohong karena mereka membuatnya di pabrik.” Komentar Sanchez. Yeong Soo bingung apa maksudnya "Pabrik"
“Orang tuaku punya pabrik kimchi.” Akui Mi Ra. Sanchez memberitahu Mereka selalu ada di saluran belanja.
“Pernahkah kau mendengar soal Daeho Kimchi?” ucap Sanchez seperti ingin membuat Mi Ra malu. Yeong Soo mengingat nama "Daeho Kimchi"
“Dulu aku selalu memakannya saat tinggal sendirian. Apa itu sebabnya lauk Mi Ra seleraku?” ucap Yeong Soo malah memujinya.
Sanchez tak percaya kalau tak berhasil membuat Mi Ra malu,  Mi Ra senag kalau Makanan yang membesarkan Yeong Soo ternyata dibuat oleh orang tuanya dan itu berpikir kalau mereka ditakdirkan untuk bersama. Sanchez pikir ia dan Chan Sung memakan kimchi itu juga.
“Ini adalah merek kimchi yang banyak dimakan orang Korea. Aku tak berpikir itu sesuatu yang istimewa.” Keluh Sanchez.
“Yeong Soo bilang itu seleranya.” Ejek Mi Ra bahagia karena Sanchez tak berhasil membuatnya malu.
Mi Ra pun mengajak Yeong Soo bersulang, lalu Yeong Soo mengajak untuk Love shot. Sanchez yang melihatnya terlihat kesal lalu berharap Mereka harus akur sampai tinggal bersama karena tak ingin mereka bertengkar dan Mi Ra akhirnya tinggal di rumahnya. 



Tuan Kim memberikan minum pada dua orang yang dikenalnya sebagai penulis dan memberitahu Ini adalah minuman yang disukai Li Bai. Tuan Li memberitahu kalau Tuan Itu adalah penulis novel terlaris dan meninggal tepat sebelum rilis buku barunya.
“Ini Sangat disayangkan. Aku melakukan banyak penelitian, dan ceritanya sangat menarik.” Ungkap si kakek tua.
“Tentang apa novelmu?” tanya Tuan Li, Si pria memberitahu Tentang seorang sarjana dari Dinasti Joseon.
“Bartender ini adalah seorang sarjana yang lulus ujian ujian nasional dengan nilai tertinggi.” Ucap Tuan Li. Si pria pun tak percaya mendengarnya.
“Siapa namamu?” tanya si pria tua. Tuan Kim mengaku  Namanya tak dicatat di manapun dalam sejarah.
“Pemeran Protagonis dari novel yang akan kutulis adalah tentang seseorang yang juga lulus ujian ujian nasional dengan nilai terbaik. Tapi pengangkatannya dibatalkan.” Cerita Si pria.
“Apa itu benar-benar terjadi?” tanya Tuan Li kaget. Si pria menceritakan kalau tokohnya tertangkap karena menulis literatur cabul, jadi dipukuli oleh sarjana lain
“Lalu mereka menarik kembali fakta bahwa dia lulus ujian negara. Ini adalah kisah seorang sarjana cabul.” Cerita si pria. Tuan Li berkomenat kalau ceritanya menarik.
Tuan Li ingin tahu Siapa nama sarjana cabul itu. Sarjana itu memberitahu kalau pria memiliki nama muluk yaitu Si Ik, yang artinya sayap zaman itu... Namanya adalah Kim Si Ik. TuanKim yang mendengarnya seperti mengingat kenangan masa lalunya di lembar oleh sarjana lain dan tanganya gemetar mendengar ceritanya.
“Kim Si Ik! Jika kau memiliki rasa malu, jangan pernah berani mengangkat wajahmu lagi.” Teriak Sarjana lain. Tuan Kim seperti tak bisa melawan.
“Tulisan sudah dilakukan, mungkin diterbitkan sebagai karya anumertaku. Aku harap ini dipublikasikan.” Ucap Si pria. Tuan Kim menatap sinis pada pria yang ada didepaya. 


Yoo Na pergi ke rumah Ma Go, melihat tempat anggur yang ditutupi kertas. Ia mengingat yang dikatakan Tuan Kim “Aku dengar, alkohol dibuat dengan energi bulan.” Sementara Nyonya Choi berdiri didepan pohon berkomentar kalau terlihat kembali seperti dulu.
“Tidak, ini berbeda... Saat itu, ini hanya untuk dilihat. Tapi sekarang, waktu berlalu sekali lagi, daun bertumbuh, bunga bermekaran, lalu berguguran.” Cerita Man Wool
“Apa kau berharap melihatnya daun tumbuh dan bunga bermekaran lagi?” tanya Nyonya Choi
“Ini sudah mati. Jika aku ingin memiliki waktu seperti itu sekali lagi, aku mungkin harus menyeberang.” Kata Man Wool. Nyonya Choi juga berpikiran yang sama.
Saat itu Yoo Na datang menemui Man Wool, Man Wool bertanya ada apa. Yoo Na mengaku mencuri minuman keras dari toko herbal Ma Go dan tahu kalau minuman itu untuk pemilik baru jadi meminta agar minum ini dan terus hidup di hotel ini. Yoo Na terdiam melihatnya. 


Ma Go bertemu dengan Chan Sung memberitahu  Seorang gadis yang keluar masuk hotel dan mencuri minuman yang dibuat. Hyun Joong  yakin dia melakukan ini karena takut Hyun Joong, akan pergi dan tak ingin hotel menghilang.
“Kemudian dia mungkin memberikanya kepada Man Weol. Jika dia minum itu dan mendapatkan kekuatan Pohon Bulan kembali, maka Hotel Del Luna akan tetap ada, dan kalian berdua bisa terus bersama.” Cerita Ma Go
“Jika Jang Man Weol membuat pilihan seperti itu, tidakkah kau akan menghentikannya? Kau ingin membiarkannya pergi dengan tenang.” Kata Chan Sung
“Jika aku tak menghentikannya, apa yang akan kau perbuat?” tanya Ma Go. Chan Sung hanya bisa diam saja. 

Chan Sung masuk hotel, Nyonya Choi buru-buru menghampiri dengan wajah panik memberitahu Yoo Na, Chan Sung mengaku sudah tahu lalu bertanya keberadaan Man Wool sekarang. Man Wool berdiri sendirian diatap hotel dan Chan Sung menghampirinya.
“Pada hari pertamaku diikat ke Pohon Bulan, bulan purnama sama besar dan cerahnya dengan bulan itu. Minuman keras yang kuminum saat itu kembali ke tanganku.”ungkap Man Wool menunjuk botol minum ditanganya.
“Chan Sung... Haruskah aku minum ini lagi?” tanya Man Wool meminta pendapat.
“Ketika aku kembali ke masa lalu dan bertemu denganmu, Aku ingin meminum minuman yang kau tawarkan untuk tinggal bersamamu di sana. Jika aku melakukan itu, maka aku akan menjadi pelayan ke-85mu, dan mungkin sudah menggambar potretmu.”cerita Chan Sung
“Aku memiliki pemikiran ini saat menggantung foto yang kita ambil bersama. Aku akan menjadi manajer terakhirmu yang ke-99. Aku tak akan membiarkan kau menghabiskan waktu yang tak berarti dengan yang ke-100.” Ungkap Chan Sung yang sebelumnya mengantung foto dengan Man Wool.
“Jadi,... jangan minum itu.” Kata Chan Sung, Man Wool sudah tahu kalau Chan Sung akan mengatakan itu.
“Terima kasih, Chan Sung.” Ucap Man Wool akhirnya tanpa ragu membuang alkohol milik Ma Go.
Man Wool menatap Chan Sung lalu mengulurkan tanganya, Chan Sung meraihnya, Man Wool tak malu lagi mengungkapkan perasaanya “Aku mencintaimu.” Dan Chan Sung juga membalas kalau mencintai Man Wool. Keduanya saling menatap dengan wajah bahagia.
Bersambung ke episode 16

 Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar