PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 12 September 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 23

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Yi Young terlihat bahagia saat Jang Yoon bermain dengan baik. Semua orang memberikan applouse pada penampilan Jang Yoon dan juga Joo Wan, tapi terlihat bangku kosong milik Tuan Kang di ballroom. Yi Young mencari-cari Jang Yoon tapi tak ada diruang latihan.
“Kau bilang tidak gugup,  tapi kurasa kau tegang.” Komentar Yi Young melihat Jang Yoon yang duduk sendirian di tangga darurat.
“Tidak.” Kata Jang Yoon menyangkal sambil memegang tanganya. Yi Young pun ingn tahu alasan Jang Yoon duduk di sini sendirian.
“Penampilan pertamamu sukses. Harusnya kau senang, kan? Apa yang kau pikirkan?” ucap Yi Young
“Banyak hal. Aku teringat saat masih kecil.” Akui Jang Yoon. Yi Young menganguk mengerti.
“Baiklah. Sudah kuduga ini akan terjadi. Jadi, aku membawa hadiah.” Kata Yi Young, Jang Yoon ingin tahu hadiah apa itu.
“Ini dia... Dor, dor, dor... Kerja bagus.” Kata Yi Young memperlihatkan layar ponsel dengan video kembang api. Jang Yoon binggung apa maksudnya.
“Maksudku... Mungkin aku tidak berada di panggung bersamamu, tapi setidaknya aku bisa mengucapkan selamat kepadamu. Penampilanmu hebat. Aku sangat iri hingga hampir menangis. Kau bersinar paling terang.” Ungkap Yi Young. Jang Yoon hanya menatap dengan senyuman. 


Semua anggota masuk ruangan,  saling memuji kalau mereka semua bekerja sangat baik hari ini. Yi Young datang langsung memeluk Jenny yang sangat hebat. Jang Yoon pun ikut masuk bertemu dengan Michael, Michael memuji kalau Pertunjukan tad bagus jadi Pasti akan ada artikel tentang Jang Yoon.
“Terima kasih. Penampilanmu juga.” Ucap Jang Yoon, saat itu Michael melhat tatapan Jang Yoon.
“Omong-omong, apa gadis yang kau sukai...” kata Michael menatap Yi Young sedang berbicara dengan Jenny. Jang Yoon hanya bisa menatap Yi Young tanpa bicara. 

“Kerja bagus, Semuanya. Para penonton menyukainya, begitu pula para reporter. Kalian tahu ada pesta penutupan, kan? Kalian bisa ke sana sekarang.” Ucap Nyonya Yoon masuk ruangan.
Semua pun terlihat senang, Nyonya Yoon memuji semua pemain yang sudah Kerja bagus. Jenny langsung terlihat kesal karena Nyonya Yoon yang memeluk  Michael seperti memberikan perlakukan khusus. Yi Young hanya bisa tersenyum melihat tingkah temanya.
“Mereka harus membuatnya tampak jelas, kan?” keluh Jenny kesal. Nyonya Yoon pun menemui Yi Young kembali.
“Yi Young, di mana Maestro Nam?” tanya Nyonya Yoon, Yi Young mengatakan akan memeriksa ruang tunggu. Jang Yoon menatap Yi Young pergi seperti khawatir. 

Yi Young pergi ke ruangan tak melihat Joo Wan, tak heran karena ada bunga yang di lantai. Ia pun bertanya-tanya Siapa yang menjatuhkan bunga lalu menaruhnya diatas meja, sambil terus mencari keberadaan Joo Wan kali ini.
“Maestro Nam... Maestro Nam... Kenapa kamu di sini sendirian? Apa Kau baik-baik saja?” ucap Yi Young menemukan Joo Wan duduk lemas di samping piano. Joo Wan mengaku baik-baik saja.
“Apa Kau tampil dalam keadaan seperti ini?” kata Yi Young panik mengecek kepala Joo Wan yang panas.
“Di mana nenekku?” tanya Joo Wan, Yi Young menjawab sedang ada  di kantor Presdir.
“Aku harus memanggil ambulans.” Kata Yi Young khawatir. Joo Wan pikir tak perlu meminta Yi Young untuk menelp Nona Yoon saja.
“Kau, Telepon Nona Yoon tanpa sepengetahuan para anggota. Dan tolong urus nenekku. Buat alasan dan bawalah dia pulang.” Ucap Joo Wan
“Jangan mengkhawatirkan itu. Aku akan menelepon Nona Yoon sekarang.” Ucap Yi Young bergegas keluar.
“Di mana Maestro Nam?” tanya Jang Yoon melihat Yi Young keluar ruangan. Yi Young memberitahu kalau Joo Wan ada di dalam.
“Dia sakit. Bisakah kau menemaninya sampai Nona Yoon datang? Aku akan segera menghubungimu.” Ucap Yi Young. Jang Yoon menganguk mengerti. 


Joo Wan duduk lemas sendirian, meliat Jang Yoon datang langsung bertanya perasaannya. Jang Yoon ingin tahu Tentang apa. Joo Wan  menjawab Tentang penampilan sukses pertamanya. Jang Yoon malah bertanya balik tentang perasaan Joo Wan.   
“Aku merasa seperti anak-anak lagi. Aku ingat kali pertama berjalan ke atas panggung dengan tongkatku.” Ucap Joo Wan
“Kenapa kau bertemu Yoon Young Gil tepat sebelum tampil?” tanya Jang Yoon penasaran.
“Siapa itu? Aku tidak mengenalnya.” Ucap Joo Wan berbohong. Jang Yoon pun ingin tahu alasan Joo Wan yang menemui orang asing.
“Aku tidak bertemu dia.” Kata Joo Wan. Jang Yoon menegaskan kalau mereka berdua bertemu dan melihatnya.
“Bisakah kau membuktikan itu? Seharusnya kau memotretnya. Mulai sekarang, tolong lakukan itu.” Ejek Joo Wan 

Saat itu Nyonya Yoon datang dengan wajah panik melihat keringatnya deras sekali sambil mengomel karena tidak memberitahu kalau sakit. Jang Yoon pikir akan membantu untuk mengantarnya. Nyonya Yoon menolaknya.
“Ini tugasku. Tolong telepon Nona Yang dan Kau harus bergegas pergi ke pesta penutupan.” Ucap Nyonya Yoon akhirnya memapah Joo Wan keluar ruangan. Jang Yoon hanya bisa terdiam menatap Nyonya Yoon. 

Soo Young panik masuk ke gedung dengan buket bunga karena Ibunya  akan membunuhnya karena sangat terlambat, saat akan masuk melihat sosok yang paling dikenalnya, Ki Sang sedang berbicara dengan Jang Yoon dan sengaja menguping dari balik standing banner.
“Jelas sekali kau sering berlatih. Para penonton menyukai penampilan kalian. Mereka banyak memujimu. Pimpinan pergi lebih dahulu. Dia tidak banyak bicara, tapi kurasa dia emosional, melihatmu di sana. Aku pun merasa seperti itu. Ian pasti juga menyukainya.” Puji Ki Sang.
“Sudah cukup. Aku sibuk.”kata Jang Yoon tak ingin mendengar pujian lagi, Ki Sang pun akhirnya pamit pergi. 

Ki Sang akan keluar gedung, Soo Young langsung berteriak memanggilnya. Ki Sang kaget melihat Soo Young ada digedung. Soo Young akhirnya tahu kalau Ki Sang itu mengenal Jang Yoon.
“Kau berbohong dan mengaku tidak mengenalnya. Bagaimana kamu mengenalnya?”ucap  Soo Young
“Begini...Kami teman.” Kata Ki Sang, Soo Young tak percaya kalau mereka berteman dan ingin tahu alasan Ki Sang mendekatinya.
“Apa itu disengaja?” tanya Soo Young, Ki Sang membenarkan.  Soo Young ingin memastikan sesuatu.
“Apa kencan butanya dan datang ke rumah sakitku sebagai pasien juga disengaja?” tanya Soo Young. Ki Sang pun tak menyangkalnya.
“Kenapa? Apa maumu? Apa Yoon menyuruhmu melakukan ini?” tanya Soo Young.
“Tidak, bukan begitu. Tapi Itu niatku.” Akui Ki Sang, Soo Young pun ingin tahu untuk apa.
“Agak sulit menjelaskannya.” Kata Ki Sang tak bisa menahan senyumanya.
“Apa Kau tertawa? Apa ini lucu? Apa Ini sulit? Kenapa? Kenapa kamu tidak bisa menjawabku?” ucap Soo Young marah
“Aku tidak tertawa karena lucu. Aku hanya merasa tidak enak.” Kata Ki Sang.
“Apa Kau merasa tidak enak? Kau bersekongkol terhadapku. Kamu memata-matai dan menipuku. Kau tahu ini ilegal, bukan?” ucap Soo Young marah yang membuat Ki Sang ketakutan.
“Aku tidak melakukan sesuatu yang ilegal.” Ucap Ki Sang gugup dan melihat Soo Young yang menghadangnya.
“Dengarkan baik-baik... Aku tidak akan mengulanginya. Aku orang yang tidak akan membiarkan siapa pun mencelakai keluargaku. Jangan ganggu Yi Young, mengerti?” ucap Soo Young
“Tidak ada yang bisa kulakukan soal itu. Aku tidak punya kekuasaan. Maafkan aku. “ ucap Ki Sang, tiba-tiba kaki Soo Young menghadangnya. Ki Ki Sang merasa Ini penyerangan.
“Kalau begitu, laporkan aku. Tolong lakukan! Jangan pernah memperlihatkan dirimu di depanku lagi. Aku akan membunuhmu jika kamu muncul. Ini ancaman.” Tegas Soo Young marah. Ki Sang menganguk mengerti



Di sebuah bar, semua anggota berkumpul sambil bersulang. Jang Yoon ikut duduk bersama dengan teman-temanya tapi pikiran seperti melayang ke tempat lain. Nyonya Wang pikir kalau suasananya begitu tegang tepat sebelum mereka memulai "Shekherezada"
“Maestro Nam tampak sangat gugup. Aku tidak pernah melihatnya bersikap seperti itu. Dia bahkan tidak menjabat tanganku. Kupikir dia tidak akan bisa mengangkat tongkatnya. Aku sangat khawatir.” Ucap Joo
“Benar. Tapi rasanya menyenangkan. Rasanya seperti katarsis... Rasanya seperti ledakan.” Ucap Nyonya Wang. Semua pun menyetujui ucapan Nyonya Wang.
“Yoon, aku menyukai penampilanmu.” Kata Nyonya Wang, Semua pun mengaku menyukai penampilan Jang Yoon juga.  Jang Yoon mengucapkan Terima kasih.
“Beberapa reporter menanyakanmu. Saat kubilang kau tidak mengambil jurusan musik, mereka sangat terkejut. Apa Kau melihat senyum lebar di wajah Dirut?” ucap Nyonya Wang. Joo mengaku melihatnya.
“Omong-omong, Yi Young akan bergabung dengan kita?” tanya Nyonya Wang.
“Dia tidak ada di sini... Dia harus mengantar neneknya Maestro Nam pulang. Jadi, dia akan sedikit terlambat.” Ucap Jenny. Semua pun akhirnya mengajak semua bersulang untuk Shinyoung Philharmonic!


Yi Young mengantar nenek sampai masuk rumahnya, Nenek Joo Wan mengelu kalau Sopir taksi mengantarkanku tepat di depan rumah jadi  Untuk apa datang jauh-jauh mengantarnya karena takuttidak bisa menemukan rumahnya.
Sudah seharusnya aku ikut dengan Anda. Anda tidak familier dengan lingkungan ini” ucap Yi Young duduk disamping Nenek disofa.
“Anda pasti agak kesal.” Kata Yi Young, Nenek bertanya tentang apa itu. Yi Young menyebut tentang Maestro Nam.
“Anda tidak bertemu dengannya setelah penampilan.” Kata Yi Young sedih
“Aku tidak perlu menemuinya. Aku merasa baik-baik saja.” Ucap Nenek JooWan dengan sikap seperti tak acuh.
“Tapi tetap saja Ini hari yang istimewa.” Kata Yi Young, Nenek Joo Wan pikir kalau Yi Young menunggu sampai seusianya.
“Tidak akan ada yang terasa sangat istimewa... Sebaiknya kau pergi. Pasti ada makan malam tim malam ini.” Ucap Nenek yang bersadar disofa karena merasa lelah. 

Saat itu Yi Young melihat ponselnya, Pesan dari Jang Yoon  “Di mana kau? Ada yang ingin kukatakan.” Ia hanya bisa terdiam, Nenek Joo Wan melihat raut wajah Yi Young menyuruh agar segera pergi. sambil mengeluh aklau tingkah Yi Young itu malah membuatnya kesal. Yi Young tetap diam tapi nenek Joo Wan menyuruhnya segera pergi.
Yi Young akhirnya pergi menemui Jang Yoon yang menunggu di ruangan dna terlihat Jang Yoon sedang duduk sambil tertidur. Jang Yoon akhirnya tersadar dan kaget melihat Yi Young sudah ada disampingnya sambil tersenyum.
“Apa Kau tertidur?” tanya Yi Young, Jang Yoon membenarkan karena menunggunya.
“Bagaimana dengan pesta penutupnya?” tanya Yi Young, Jang Yoon mengaku keluar sebentar.
“Apa Kau mau ke sana?” tanya Jang Yoon, Yi Young pikir akan pergi karena Pesta penutupan adalah bagian terbaik.
“Jangan pergi.” ucap Jang Yoon, Yi Young bertanya Lalu apa yang ingin Jang Yoon lakukan.
“Mari bersenang-senang.” Kata Jang Yoon lalu menarik Yi Young keluar ruangan. 


Jang Yoon membantu Yi Young duduk diatas panggung, Yi Young pun bertanya kenapa mereka ada ditempat itu. Jang Yoon mengaku hanya ingin bersama Yi Young di panggung dan harap suatu hari nanti mereka bisa tampil bersama.
“Mungkin kita bertemu lagi setelah bereinkarnasi jutaan kali.” Ucap Yi Young seperti merasa tak ada kesempatan.
“Kau harus lebih positif.” Ejek Jang Yoon, Yi Young pun ingin tahu apa yang ingin dikatakan.
“Tadi kau mengirimiku pesan dan bilang ingin mengatakan sesuatu.” Ucap Yi Young mengingatkan.  Jang Yoon pun mengingatnya.
“Aku hanya berpikir mungkin aku telah membuatmu sangat kesulitan.” Kata Jang Yoon. Yi Young binggung Tiba-tiba Jang Yoon merasa seperti itu
“Tidak... Aku selalu meragukanmu. Aku membencimu dan terus menuduhmu. Itulah yang kulakukan kepadamu.” Kata Jang Yoon.
“Kau tidak punya pilihan lain.” Ucap Yi Young. Jang Yoon merasa bersalah  bahkan berpikir seharusnya tidak mendekati Yi Young.
“Aku sangat menyesal berpikir mungkin ada cara lain. Kalau begitu, aku yakin kita tidak akan bisa saling bertemu.” Kata Jang Yoon.
“Aku senang kita bertemu. Tapi kurasa kau tidak berpikir seperti itu.” Komentar Yi Young
“Sebenarnya aku bertemu Yoon Young Gil kemarin.” Akui Jang Yoon. Yi Young tak percaya kalau Jang Yoon bertemu dengannya.
“Dia memberitahuku bahwa kau bukan orang yang membunuh Ian. Dia tidak tewas karena kamu menikamnya. Tampaknya, pembunuhnya adalah orang lain. Jadi, mulai sekarang, jangan merasa bersalah karena menikam Ian. Singkirkan rasa bersalah itu.” Ucap Jang Yoon.
“Jangan terlalu keras pada dirimu, oke?” kata Jang Yoon, Yi Young sempat terdiam sampai akhirnya menganguk setuju.  Jang Yoon pun memegang tangan Yi Young untuk menenangkanya.
Yi Young menatap Jang Yoon, ingin berbicara tapi akhirnya mengurungkan niatnya. 


Yi Young pulang kerumah seperti merasa sangat bersalah teringat kembali yang dikatakan Tuan Yoon. “Apa Kau masih punya pulpen yang diberikan Shinyoung Philharmonic sebagai hadiah gratis?” lalu berhasil mengambil dari saku baju Ian.
Sementara Jang Yoon masuk rumah terlihat bisa tenang terlihat kembali yang dikatakan Yi Young sebelum konser. “Semoga kamu berhasil.Tidak apa-apa meski kamu membuat kesalahan, jadi, jangan gugup.”
“Ini bukan konser tunggal. Aku akan bermain seperti biasanya.” Kata Jang Yoon
“Ini seperti konser tunggal. Kalian akan melakukan penampilan tambahan pertama.” Kata Yi Young sambil merapihkan baju Jang Yoon.
Setelah konser Yi Young memberikan hadiah video kembang api sambil memuji Kerja bagus. Sementara di ruangan, Joo Wan seperti tertidur lelap diatas meja ada buket bunga dengan kartu bertuliskan "Dari Yoon Young Gil" sementara Tuan Yoon sudah tak sadarkan diri di tangga.
Seorang pria sedang berjaga mengecek ruangan lalu melewati tangga dan melihat Tuan Yoon yang sudah tak sadarkan diri. Garis polisi pun langsung dipasang dan tim forensik pun mengambil gambar. 


Yi Young membuka rice cooker terlihat bahagia melihat ada nasi hangat lalu bertanya kapan memasak nasi. Nenek mengeluh Yi Young memang anak nakal karena sudah memasaknya saat Yi Young masih tidur, lalu melihat kalau sup buatanya sudah dingin.
“Aku yakin tidak ada apa pun di kulkas. Lalu Anda memasak sup dengan apa?” tanya Yi Young bingung.
“Aku menemukan telur dan daun bawang kering. Aku mengolah yang kubisa untuk membuat sesuatu. Apa kau Ingat lauk yang kubuat? Seharusnya tidak kuberikan pada Joo Wan. Seharusnya kubawa ke rumahmu. Dia tidak pernah menghabiskan apa yang kuberikan kepadanya.” Keluh Nenek Joo Wan.
“Sebaiknya kau mandi. Mari makan.” Ucap Nenek Joo Wan, Yi Young menganguk mengerti dan akhirnya mengambil handuk. 

Nenek duduk disofa sambil menyalakan TV lalu memanggl Yi Young bertanya apaka menangis semalam. Yi Youn akan masuk kamar mandi bingung,  Nenek merasa Sepertinya ada yang menangis semalam dan berpikir kalau Yi Young yang menangis.
“Tidak, bukan aku.” Ucap Yi Young mencoba menyangkal, saat itu berita di TV terlihat.
“Sekitar pukul 16.00 hari ini, seorang pria berusia 40-an ditemukan tewas di dalam gedung utama Shinyoung Philharmonic, dan polisi sedang melakukan penyelidikan. Menurut Kantor Polisi Seobu Gyeonggi, nama belakang pria itu Yoon, dan usianya 45 tahun. Polisi berasumsi dia tidak sengaja tergelincir dan jatuh dari tangga. Polisi telah meminta Badan Forensik Nasional untuk melakukan autopsi...”
Yi Young kaget melihat ternyata Tuan Yoon  meninggal di tangga tempatnya berkerja. Nenek Joo Wan merasa keadaan memburuk dan tak menyangka  kalau ini bisa terjadi. Yi Young sangat shock sampai menjatuhkan handuknya, Nenek Joo Wan bingung bertanya keadaan Yi Young. Yi Young memilih untuk keluar dari ruma. 


Jang Yoon melihat ponselnya dan membaca berita"'Jasad Pria Berusia 40-an Ditemukan di Shinyoung Philharmonic'" Saat itu bel rumahnya terdengar, Yi Young pun masuk ke rumah denga wajah panik. Jang Yoon bertanya Apa yang terjadi?
“Kurasa pria itu tewas di gedung orkestra kita. Berita soal itu baru saja muncul. Itu pasti karena aku. Kurasa dia tewas karena aku.” Ucap Yi Young panik didepan pintu.
“Mari bicara di dalam. Masuklah... Duduk dan katakan apa yang terjadi.” Ucap Jang Yoon mengajak Yi Young duduk disofa.
“Apa maksudmu dia tewas karenamu?” tanya Jang Yoon bingung,  Yi Young mengaku berbohong padanya. Jang Yoon ingin tahu berbohong tentang apa.
“Aku menemuinya lagi setelah melihatnya di depan toko bunga.” Akui Yi Young
“Menemuinya lagi? Kenapa? Kenapa kau menemuinya?” tanya Jang Yoon kaget.
“Dia mencari sesuatu... Aku tahu apa yang dia cari. Dia memberitahuku apa itu. Aku bertanya padanya apa yang ada di depan toko bunga malam itu.” Ucap Yi Young
“Apa Dia bersedia menjawabnya?” tanya Jang Yoon, Yi Young mengaku tuan Jang memberitahukanya.
“Dia menyuruhku mencarinya dan membawakannya kepadanya. Jika kulakukan, dia akan mengatakan siapa yang ada di gudang hari itu. Aku... Aku menemukannya dan memberikannya kepadanya.” Akui Yi Young
“Apa itu?” tanya Jang Yoon penasaran, Yi Young menjawab  Itu pulpen yang dibagikan Shinyoung College of Music secara gratis.
“Pada hari kau menemuiku untuk melihat barang-barangnya, kau diam-diam mengambilnya tanpa memberitahuku, kan?” kata Jang Yoon.
“Maafkan aku.” Ucap Yi Young, Jang Yoon pun ingin tahu kalau Yi Young sungguh memberikan itu kepadanya. Yi Young membenarkan
“Jadi, Apa dia memberitahumu siapa yang ada di gudang hari itu?” tanya Jang Yoon.
“Tidak. Dia bilang dia berubah pikiran. Katanya dia tidak bisa memberitahuku agar mendapatkan lebih banyak uang.” Ucap Yi Young
“Itu sudah jelas. Mustahil dia mengatakan yang sebenarnya. Apa yang kau pikirkan? Kau seharusnya memberitahuku. Aku ingin tahu siapa yang berada di gudang. Orang itu mungkin membunuh Ian.” Ucap Jang Yoon berteriak marah
“Jika kau ingin tahu siapa pelakunya, seharusnya kau memeriksa apa yang ada di pulpen itu sendiri. Kita hanya bisa menemukan cara seperti itu. Bukankah begitu? Kenapa kau memberikan itu?” ucap Jang Yoon marah.
Yi Young hanya bisa tertunduk meminta maaf,  Jang Yoon pun menyuruh Yi Young pulang saja dan Berpura-puralah tidak terjadi apa-apa jadi  bekerjalah seperti biasa. Yi Young terlihat masih shock, Jang Yoon menyuruh Yi Young segera berdiri dan Pulanglah sekarang. 



Di ruangan, suara telp terus berdering tanpa ada yang mengangkat, sementara TV menyala dengan berita kriminal “Pagi ini, di gedung Shinyoung Philharmonic, seorang pria dengan nama keluarga Yoon ditemukan tewas.”
“Sudah dipastikan bahwa dia pelaku kecelakaan tabrak lari yang menyebabkan kematian pianis bernama Kim Ian setahun lalu. Polisi menyatakan kedua insiden ini adalah kasus terpisah. Namun, mereka sedang mengubah penyelidikan menjadi pembunuhan dari kecelakaan saat dia jatuh dari tangga.”
“Maaf. Tapi insiden yang terjadi di sini tidak berkaitan dengan orkestra kami. Aku serius. Ini tidak berkaitan dengan kami.” Ucap Nona Yoon menerima telp yang berdering.
“Insiden yang terjadi pagi ini adalah kecelakaan. Ini tidak berkaitan dengan orkestra. Maafkan aku. Ya. Tidak ada hubungannya dengan kami.” Ucap Nyonya Yoon yang ikut mengangkat telp. 

Di ruangan, semua anggota melihat berita online merasa sulit dipercaya, kalau Para detektif datang ke kantor keamanan dan Mereka mengambil semua rekaman CCTV. Eun Joo baru masuk ruangan pun buru-buru membaca berita "'Jasad Pria Berusia 40-an Ditemukan di Shinyoung Philharmonic'"
Semua langsug memastikan aklau Insiden itu tidak berkaitan dengan orkestra dan  Kim Ian adalah pria yang bekerja dengan Asia Philharmonic tahun lalu. Mereka pun tahu kalau Orang yang tewas dalam kecelakaan mobil, lalu ternyata Pengemudi tabrak lari itu tewas di gedung mereka.
“Latihan hari ini dibatalkan. Insiden yang terjadi di gedung ini hanyalah kecelakaan. Ini tidak berkaitan dengan Shinyoung Philharmonic. Jadi, jangan biarkan hal ini mengalihkan perhatian kalian. Kumohon kalian tidak membahas insiden ini dengan orang lain.” Ucap Nyonya Yoon menenangkan. 

Yi Young membuka pintu kaget melihat Joo Wan sudah ada didepan rumahnya. Ia pun bertanya kenapa wajah Joo Wan itu murung, Joo Wan tak menjawab malah ingin tahu apakah bisa masuk, Yi Young pun mempersilahkan.
“Nenek, aku datang... Astaga, kupikir aku sekarat karena sangat merindukan Nenek.” Ucap Joo Wan langsung memeluk neneknya.
“Dasar berandal. Kau hanya asal bicara seperti biasanya.” Keluh Nenek menjauhkan cucunya lalu duduk bersama untuk sarapan.
“Hei. Apa Kau sudah melihat berita? Di gedung orkestramu, kabarnya, seorang pria tewas.” Ucap Nenek.
“Ya, aku melihat berita. Entah siapa dia, tapi dia akan terus dibicarakan hari ini. Kita tidak bisa latihan hari ini.”kata Joo Wan santai bahkan meminta agar memberikan nasi. Yi Young binggung melihat Sikap Joo Wan seperti tak merasa takut. 

Akhirnya Joo Wan mengantar neneknya didepan ruma sambil merengek kalau seharus menginap semalam lagi di sini. Nenek mengaku tidak bisa menutup restoran lagi hari ini dan Restoran harus dibuka untuk makan malam, karena Beberapa orang menunggu.
“Apa aku ikut Nenek saja dan tinggal dengan Nenek di sana? Aku bisa membantu Nenek mengurus restoran dan mengajar anak-anak.” Ucap Joo Wan yang manja tak ingin bersama neneknya.
“Dasar berandal gila. Berhenti bicara omong kosong. Kau tidak akan bisa bertahan di sana. Tinggal sajalah di Seoul.” Ucap Nenek. 

Saat itu Jang Yoon keluar dari rumah, Nenek bertanya apakah Jang Yoon akan berangkat kerja. Jang Yoon membenarkan, Yi Young terlihat sedikit gugup, Nenek pun menyuruh Joo Wan harus pergi bekerja dengan pria itu karean Orkestra pasti sangat bingung karena berita itu.
“Konduktor harus ada di sana. Jad Pergilah. Kembalikan. Lalu Asisten, kau harus ikut denganku... Kau akan mengantarku.” Ucap nenek mengajak Yi Young pergi. Yi Young pun pamit pergi dengan sang nenek. 

Joo Wan pun menuruni tangga bertanya apakah Jang Yoon itu butuh tumpangan. Jang Yoon malah bertanya Bagaimana Joo Wan membunuhnya, apa Mendorongnya dari tangga. Joo Wan malah balik bertanya Siapa yang membunuh siapa.
“Karena kau sangat mengenal gedung itu, maka kau pasti tahu letak CCTV-nya kamera. Bahkan aku pun tahu itu.” Ucap Jang Yoon yakin. Joo Wan malah hanya tertawa.
“Jangan tertawa. Aku melihatmu bertemu dengan Yoon Young Gil. Kalian berdua bertemu tepat sebelum pertunjukan. Apa karena apa yang dia miliki? Apa Kau masih menyimpannya?” ucap Jang Yoon yakin
“Aku bahkan tidak tahu itu apa. Untuk apa aku menyimpannya? Untuk apa aku membunuh orang yang bahkan tidak kukenal? Apa masalahmu denganku?” ucap Joo Wan heran.
“Beri tahu aku. Lagi pula, itu pasti akan terungkap. Apa isinya? Apa isinya hingga mengorbankan nyawa dua orang?” kata Jang Yoon
“Aku tidak mengerti yang kau ocehkan.” Ucap Joo Wan seolah tak peduli.
“Dua orang tewas. Bagaimana kamu bisa tidak terpengaruh? Kau ada di gudang hari itu, kan? Apa kau membunuh Yoon Young Gil karena takut dia akan memberi tahu Yi Young bahwa itu kau?” ucap Jang Yoon.
“Hentikan. Ini sudah cukup lama. Jika kau menuduhku lagi, beri aku buktinya.” Ucap Joo Wan akan pergi.
“Bagaimana kau bisa bersikap biasa di depan Yi Young setelah membunuh Ian? Apa Kau tidak jijik dengan perbuatanmu?” sindir Jang Yoon.
“Yoon... Kau tidak tahu yang kau bicarakan, jadi, jangan bicara. Ian adalah musisi junior yang sangat aku sayangi. Kami pertama bertemu di Inggris. Aku mengenalnya selama satu dekade Dan dia satu-satunya temanku. Tapi bagaimana bisa aku membunuhnya?” ucap Joo Wan mencoba menyakinkan.
“Jika bukan kau, lalu siapa?” tanya Jang Yoon, Joo Wan pikir sudah membeirtahu sebelumnya kalau tak mungkin bisa mengetahuinya.
Bersambung ke "Episode 24"

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar