PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 18 September 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 25

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Polisi datang ke tempat Jang Yoon, saat Jang Yoon datang bertanya Apa ia adalah Jang Do Hoon. Jang Yoon pun membenarkan karena itu adalah nama aslinya dan bertanya apa yang bisa dibantu. Polisi memperlihatkan ID cardnya.
“Kau bersamaku di gudang itu tahun lalu, kan? Apa pisau itu milikmu?” tanya Yi Young mengingat kejadian saat di gudang dan melihat pisau  lipat.
“Apa yang kau lakukan di sini tanpa sepengetahuanku?” ucap Joo Wan santai mengambil pisau lipat.
“Tolong jawab pertanyaanku dahulu.” Tegas Yi Young, Joo Wan memberitahu kalau Jang Yoon yang meninggalkan pisau itu padanya.
“Benarkah?” ucap Yi Young seperti tak percaya, Joo Wan menceritakan kalau Jang Yoon memberikan pisau kepadanya dan menanyakan hal yang sama.
“Dia bertanya apa pisau ini milikku.” Ucap Joo Wan, Yi Young tak percaya kalau Jang Yoon mengatakan hal yang sama.
“Aku juga terkejut. Aku tercengang dan tidak nyaman. Tapi ternyata, ada kesalahpahaman.” Jelas Joo Wan. Yi Young tak mengerti maksudnya.
“Dia mendengar dari seseorang bahwa aku mengikuti Ian setelah konser tahun lalu.” Ucap Joo Wan.
“Dari siapa dia mendengarnya?” tanya Yi Young, Joo Wan juga tidak yakin soal itu.
“Siapa pun yang melihat itu salah paham tentang situasinya. Kau tahu kesulitanku selama tiga bulan untuk mempersiapkan konser itu. Setelah konser, aku terlalu lelah dan pulang untuk tidur. Sekarang, jawab aku. Kenapa kau datang ke sini?” tanya Joo Wan penasaran. 


Di rumah
Polisi memperlihatkan foto Tuan Yoon dan bertanya Apa Jang Yoon mengenalnya. Jang Yoon hanya bisa terdiam, Polisi pikir kalau Jang Yoon u mungkin tahu jasadnya ditemukan kemarin dan yakin keduanya  pernah bertemu.
“Aku pernah melihatnya.” Kata Jang Yoon, Polisi ingin tahu kapan. Jang Yoon menjawab Tahun lalu.
“Dia pengemudi tabrak lari yang membunuh adikku. Aku melihatnya dari jauh selama sidang terakhir.” Ucap Jang Yoon berbohong
“Apa Kau bertemu dengannya baru-baru ini?” ucap Polisi, Jang Yoon balik bertanya alasan Polisi menanyakan itu.
“Aku harus menggali lebih dalam, tapi semua orang yang ditemuinya setelah dibebaskan berkaitan dengan kecelakaan setahun lalu. Kau juga berhubungan, bukan?” ucap Polisi yakin
“Kau kakak mendiang Ian Kim, dan kau bekerja di Shinyoung Philharmonic. Jadi Kau juga punya motif. Pernahkah kau menghubungi atau menemuinya baru-baru ini?” kata polisi curiga
“Entah kenapa kau mengajukan pertanyaan ini kepadaku. Tapi dia mungkin tidak tahu bahwa aku kakaknya Ian. Jika dia tidak mengenal kami sejak kami kecil, tidak mungkin dia tahu aku dan Ian bersaudara.” Jelas Jang Yoon.
“Tidak ada hubungan di antara kami. Kami berpisah saat masih kecil. Kami punya nama belekang dan kartu keluarga yang berbeda. Pengacara ibuku juga yang mengurus kecelakaannya. Bagaimana dia bisa menghubungiku? Meskipun dia melakukannya, untuk apa aku mau bertemu dengannya?” ucap Jang Yoon.
“Maksudmu, kau tidak pernah bertemu dengannya?” kata Polisi menyimpulkan.
“Maksudku, aku tersinggung dengan interogasimu.” Tegas Jang Yoon dengan tatapan dingin. 


“Kenapa kau tidak menjawabku? Apa Kau punya alasan untuk tidak menjawabku?” ucap Joo Wan dingin.
“Tidak... Aku punya pertanyaan. Aku ingin memastikan apa yang kulihat.” Kata Yi Young. Joo Wan pun ingin tahu apa yang dilihat.
“Aku menemukan bunga di ruanganmu.  Pria yang tewas hari ini memberimu bunga itu, kan?” ucap Yi Young.
“Aku tidak yakin karena aku menerima banyak bunga. Aku juga tidak menerimanya secara langsung.” Ungkap Joo Wan. 

Yi Young mengingat Pada malam kecelakaan Ian, ia dan Ian dikurung di sebuah gudang Lalu seseorang masuk. Dan Ia mengambil pisau yang dijatuhkan.
Flash Back
Yi Young merasakan ada orang yang masuk, lalu pria itu mengeluarkan pisau. Ia berteriak agar tak mendekat dan langsung mendorongnya, pisau pun terjatuh dan Yi Young mengambil pisau dan langsung mengancamnya, saat  itu juga melihat wajah Joo Wan.
“Aku menikam Ian dengan pisau itu. Aku tidak ingat apa yang terjadi setelah itu. Seorang pria mengejarku. Dan pria itu adalah Yoon Young Gil yang tewas di sini hari ini.” Ucap Yi Young mengingat apa yang ingatnya.
“Kenapa kau memberitahuku ini? Aku tidak terlibat dalam insiden itu.” Ucap Joo Wan mengelak.
“Karena... Karena aku ingat melihatmu.” Ucap Yi Young, Joo Wan seperti kaget kalau Yi Young melihatnya.
“Ya... Kau masuk ke gudang itu. Young Gil memberitahuku bahwa selain aku dan Ian, ada orang lain di sana. Mungkin dia yang membunuh Ian.” Ucap Yi Young
“Dan kau mengatakan itu aku?” kata Joo Wan tetap santai, Yi Young menegaskankalau melihat dan mengingat dengan jelas.
“Ini kesalahpahaman.” Ucap Joo Wan, tapi Yi Young yakin kalau ingat dengan jelas.
“Kau menutupi wajahmu, tapi aku bisa mengenalimu. Bisakah kau memberitahuku yang sebenarnya? Apa yang terjadi malam itu?” pinta Yi Young. 
Joo Wan tetap mengaku kalau  Tidak terjadi apa-apa dan ini kesalahpahaman. Yi Young ingin tahu apakah Joo Wan yang membunuhnya. Joo Wan menegaskan bukan dia orangnya. Yi Young ingin tahu Bagaimana dengan Young Gil. Joo Wan juga mengaku tidak.
“Apa yang kau lakukan di sana?” tanya Yi Young, Joo Wan mengaku tidak pergi ke sana dan Yi Young salah orang!
“Berhentilah berbohong.” Tegas Yi Young, Joo Wan pikir Sebelum Yi Young  mencurigai sebagai pembunuh lebih baik bawakan saja buktinya.
“Aku sangat mengagumimu selama tujuh tahun terakhir. Dan saat aku bisa bekerja denganmu, aku sangat gembira. Di mana pria yang kusukai dan kukagumi itu?” ucap Yi Young merasa kecewa.
“Aku ingin kau pergi sekarang. Tidak ada lagi yang bisa kukatakan padamu yang meyakini aku pembunuh.” Ucap Joo Wan.
“Aku akan mengambil ini. Aku tidak bisa mempercayai apa pun yang kamu katakan lagi. Apa Kau ingin bukti? Aku akan membawakannya untukmu. ” Kata Yi Young mengambil pisau lalu berjalan pergi. Joo Wan hanya bisa diam saja. 

Jang Yoon membereskan semua barang Ian ke dalam tas besar, lalu melihat foto kenangan saat Ian dengan Yi Young. Ki Sang melihat Jang Yoon duduk di tangga, Jang Yoon langsung memberikan tas pada Ki Sang kalau itu Barang-barang dan foto Ian dan meminta agar menyimpanya.
“Apa itu foto Yi Young?” tanya Ki Sang, Jang Yoon membenarkan menurutnya  Jika tim penggeledah datang ke rumahnya, itu akan menyebabkan masalah.
“Yoon Young Gil bekerja paruh waktu di toko bibi Yi Young. Aku yakin polisi juga ke sana. Jika mereka menemukan fotonya, keadaannya akan makin serius. Aku tidak mau dia terlibat dalam hal ini.” Ucap Jang Yoon.
“Apa Kau setuju untuk diinterogasi oleh polisi? Kau bisa menolak.” Kata Ki Sang
“Lebih baik jika aku pergi.” ucap Jang Yoon. Ki Sang pikir Polisi yakin ini pembunuhan.
“Aku yakin kau tidak akan terluka, tapi kau harus berhati-hati.” Pesan Ki Sang, Jang Yoon menganguk mengerti lalu melihat nama "Insomnia" yang menelpnya. 


Jang Yoon melihat Yi Young sudah menunggunya ditepi danau, lalu mengeluh kalau sudah menyuruhnya tetap di rumah dan bertanya apakah terjadi masalah. Yi Young mengaku sudah ingat semuanya sekarang dan ingat siapa yang ada di gudang hari itu.
“Siapa itu?” tanya Jang Yoon, Yi Young menjawab  dengan sangat yakin yaitu Maestro Nam.
“Dia memakai topeng, jadi, aku tidak bisa melihatnya dengan jelas. Tapi aku yakin itu dia. Apa kau memberikan pisau ini kepada Maestro Nam?” tanya Yi Young memperlihatkan pisau lipat.
“Sejujurnya, aku juga mencurigainya. Kudengar dia mengikuti mobil Ian setelah konser tahun lalu. Eun Joo yang memberitahuku.” Akui Jang Yoon.
“Apa Eun Joo yang memberitahumu?” kata Yi Young tak percaya, Jang Yoon membenarkan.
“Kupikir dia mungkin berbohong setelah bertengkar dengannya. Tapi aku tetap harus memeriksanya. Jadi, aku bertanya kepadanya soal pisau ini. Tapi dari mana kau mendapatkan ini?” tanya Jang Yoon.
“Di kantornya. Aku bertemu dengannya sebelum datang ke sini.” Kata Yi Young.
“Apa Kau bertemu dengannya?” ucap Jang Yoon, Yi Young membenarkan.
“Aku bertanya padanya apa dia ada di gudang itu tahun lalu, dan dia menyangkalnya. Dia melarangku menjebaknya sebagai pembunuh dan memintaku membawakan buktinya.” Cerita Yi Young. 


Jang Yoon tak percaya Joo Wan meminta Bukti. Yi Young pikir ini memang sulit dipercaya dan semuanya tampak seperti kebohongan. Jang Yoon mengaku merasa bersalah setiap kali melihat Yi Young seperti sekarang dan ada sesuatu yang harus dikatakan kepadanya.
“Kurasa aku tidak perlu menundanya lagi.” Ucap Jang Yoon, Yi Young ingin tahu apa itu.
“Ini tentang namaku... Kau pikir namaku Jang Yoon, tapi sebenarnya itu nama adikku. Namanya saat dia masih kecil.” Akui Jang Yoon.
“Lantas, siapa nama aslimu?” tanya Yi Young, Jang Yoon menyebut nama aslinya Jang Do Hoon.
Yi Young mengingat sesuatu tentang "Jang Do Hoon" saat itu Eun Joo yang membahasnya.
Flash Back
Eun Joo bertanya pada Yi Young ingat seorang pria bernama Jang Do Hoon. Yi Young seperti tak mengingatnya. Eun Joo mengeluh Yi Young tidak ingat apa pun padahal melihatnya beberapa kali saat kuliah.
“Pernahkah kamu menjadi asisten dosen di Shinyoung College of Music?” tanya Yi Young
“Ya. Kenapa?” akui Jang Yoon, Yi Young mengaku kalau Eun Joo bertanya beberapa kali apakah aku ingat pria bernama Jang Do Hoon.
“Kurasa itu artinya dia sudah tahu.” Ucap Yi Young, Jang Yoon langsung meminta maaf.
“Seharusnya aku memberitahumu lebih awal. Tapi aku tidak bisa menemukan waktu yang tepat. Maafkan aku.” Kata Jang Yoon.
“Tidak apa-apa. Aku mengerti.” Jelas Yi Young, Jang Yoon heran Yi Young tidak akan bertanya kenapa aku memakai nama itu.
“Aku yakin kau punya alasan mengingat situasi yang kau alami.” Jelas Yi Young bisa mengerti.
“Aku juga memakai nama itu karena pernah mendengar bahwa Ian memberitahumu tentang nama itu. Kupikir jika aku memakai nama itu, mungkin itu akan membantumu mengingat adikku sedikit lebih cepat. Tapi itu pun bukan alasan yang bagus. Maafkan aku.” Kata Jang Yoon.
“Sudah kubilang aku mengerti. Adakah hal lain yang kamu sembunyikan dariku? Jika ada, beri tahu aku hari ini.” Ucap Yi Young. 





Jang Yoon mengaku tak ada hanya itu saja dan Tidak ada lagi yang disembunyikan darinya. Keduanya pun hanya bisa diam saja, Jang Yoon tiba-tiba berdiri dan langsung membuat pisau lipat ke danau, Yi Young terlihat binggung.
“Aku selalu ingin membuangnya. Lupakan saja apa yang terjadi dengan pisau itu. Entah apa yang mungkin dipikirkan Ian, tapi aku ingin kau melupakannya sekarang.” Ucap Jang Yoon.
“Aku tidak bisa melupakannya. Tapi kurasa itu bisa menjadi buram suatu hari.” Ungkap Yi Young. keduanya pun terlihat sudah lebih relax daripada sebelumnya.  

Eun Joo memberikan  "Surat Pengunduran Diri" Nyonya Yoon sedikit terkejut, Eun Joo tahu ini bukan waktu yang tepat untuk berhenti dan meminta maaf. Nyonya Yoon pikir Eun Joo tak perlu meminta maaf karena berhenti untuk sesuatu yang lebih baik.
“Aku harus menyelamatimu..” ucap Nyonya Yoon, Eun Joo pikir jauh lebih muda dari Nyonya Yoon jadi harus bicara lebih nyaman.
“Baiklah... Pimpinan Jang membuat pilihan yang bagus. Aku sangat bersyukur. Tapi bagaimana kau bisa mengenalnya?” tanya Nyonya Yoon penasaran.
“Aku mengunjunginya sendiri. Aku ingin melakukan segalanya untuk bertahan hidup. Aku bekerja untuk Profesor Kang, tapi kami mengalami perseteruan kecil. Dia mengancam bahwa dia akan memaksaku berhenti.” Certa Eun Joo.
“Seharusnya kau memberitahuku.” Komentar Nyonya Yoon, Eun Joo pikir kalau Nyonya Yoon tak memihak pemain. Nyonya Yoon kaget mendengarnya.
“Siapa yang akan kamu pilih antara aku dan Profesor Kang? Aku selalu mengira kau memihak mereka.” Kata Eun Joo
“Aku ingin melihatmu berkembang. Aku serius. Jika butuh tempat latihan, kau bisa memakai ruang latihan. Aku akan menggunakan wewenangku untuk mengabaikannya. Beri tahu aku dahulu.” Kata Nyonya Yoon, Eun Joo pun mengucapkan Terima kasih.


Eun Joo akhirnya keluar dari ruangan, Nona Yang masuk dengan wajah panik memberitahu kalau para detektif datang dan Mereka ingin bertemu Maestro Nam. Nyonya Yoon bingung polisi ingin menemui Joo Wan, lalu memastikan kalau Presdir Ko sedang pergi.
“Minta mereka menunggu di sana.” Ucap Nyonya Yoon akan bergegas pergi, Nona Yang menahanya.
“Kurasa aku membuat kesalahan... Mengenai pria yang tewas kemarin... Detektif tiba-tiba menanyakan tentang bunga, jadi, aku tidak sengaja memberi tahu mereka bahwa seorang pria singgah untuk bertemu Maestro Nam dengan sebuket bunga.” Akui Nona Yang
“Apa Seseorang datang membawa buket?” tanya Nyonya Yoon kaget, Nona Yang membenarkan.
“Baiklah kalau begitu, Suruh anggota orkestra libur sampai hari ini dan Jangan beri tahu para anggota tentang apa yang terjadi, paham?” ucap Nyonya Yoon terlihat tenang. Nona Yang menganguk mengerti. 

Dua polisi sudah ada diruangan, Joo Wan dengan santai bertanya Apa yang ingin mereka tanyakan. Polisi mengaku ada yang bilang Yoon Young Gil, pria yang tewas kemarin, membawa bunga ke kantor Joo Wan jadi ingin memastikan.
“Omong-omong, apakah kau bertemu Yoon Young Gil pada hari konser?” tanya polisi.
“Tidak, aku bahkan tidak menerima bunga itu sendiri.” Aku Joo Wan berbohong.
“Apa kau mengenal Yoon Young Gil?” tanya polisi, Joo Wan mengaku tidak mengenalnya secara pribadi.
“Kurasa itu berarti kau tetap mengenalnya.” Kata Polisi seperti curiga juga dengan Joo Wan.
“Saat aku di Asia Philharmonic, dia memberiku bunga beberapa kali, mengatakan dia penggemar berat. Jadi, aku ingat namanya.” Akui Joo Wan.
“Apa yang kamu lakukan dengan bunga yang dia berikan hari itu?” tanya Polisi. Joo Wan menjawab kalau sudah membuangnya karena sudah layu.
“Bisakah kau bekerja sama dengan penyelidikan jika kamu dibutuhkan?” ucap Polisi. Joo Wan pun dengan santai menyetujuinya. 

Joo Wan keluar ruangan, melihat Jang Yoon seperti sudah menunggunya. Jang Yoon meminta agar bisa bicara. Joo Wan pikir sudah  Tidak ada yang perlu dibicarakan. Jang Yoon pun mengancam kalau Joo Wan ingin agar Ia bisa memberitahu polisi kalau bertemu dengan Yoon Young Gil.
“Apa maumu?” ucap Joo Wan sinis. Jang Yoon mengaku  mengikuti Joo Wan kemarin dan melihatnya menemui Profesor Kang.
“Apa Kini kau juga membuntutiku? Lalu kenapa?” ucap Joo Wan merasa masih benar.
“Seperti saranmu, aku memotret dan merekam percakapannya. Aku tidak mempercayai kalian. Sulit dipercaya bahwa kalian berdua sibuk saling menyalahkan atas kematian seseorang. Sulit untuk melihatnya.” Ucap Jang Yoon. Joo Wan tak mengerti maksudnya. 
“Apakah Profesor Kang membunuh adikku? Kudengar kau mengatakan itu kepadanya kemarin. Kau menuduhnya membunuh dua orang.” Ucap Jang Yoon penasaran.
“Harusnya kau tanyakan itu pada Profesor Kang.” Sindir Joo Wan, Jang Yoon sudah tahu kalau Joo Wan tidak akan memberikanya jawaban. Joo Wan pikir itu sudah pasti.
“Aku sungguh tidak memahamimu. Kau tahu yang terjadi hari itu karena kau ada di gudang itu. Kenapa kau tidak memberitahuku apa yang terjadi? Apa alasannya? Kau bilang Ian adalah kolega yang berharga dan satu-satunya temanmu. Apa ada yang lebih berharga yang harus kau lindungi?” sindir Jang Yoon.
“Kau tahu apa? Kau lahir di lingkungan indah dan bisa memiliki semua yang kamu inginkan. Aku berbeda darimu. Aku harus berusaha maksimal untuk mendapatkan keinginanku. Tahukah kau betapa bertekadnya aku dan apa yang harus kulalui untuk sampai sejauh ini?” ungap Joo Wan marah.
“Tidak ada orang di dunia ini yang bisa mendapatkan semua keinginannya. Semua orang sama sepertimu.” Tegas Jang Yoon.
Joo Wan seperti tak percaya, menurutnya Jang Yoon dengan mudah baginya untuk berkata begitu dan ingin tahu apakah Jang Yoon pernah putus asa sampai ingin menjual organnya agar punya uang untuk belajar di luar negeri.
“Kau pastiTidak pernah... Aku tidak menginginkan cinta. Aku ingin dihormati sebagai konduktor orkestra ini. Aku berusaha maksimal untuk itu. Dan aku masih melakukannya!” tegas Joo Wan mendekati meja kerjanya.
“Kau tahu apa yang lebih kutakuti daripada mati? Kehilangan karierku setelah tertinggal. Akhirnya aku mendapatkan tempatku di podium.” Tegas Joo Wan.
“Apakah berharap untuk tidak turun dari sini adalah permintaan yang salah? Jadi, apa kau yakin bisa dihormati sekarang? Kau antara membantu pembunuhan, atau memang membunuh adikku.” Tegas Jang Yoon.
“Kau tidak tahu apa-apa. Keluar.” Ucap Joo Wan marah, Jang Yoon menegaskan akan terus bertanya sampai  benar-benar membuatnya lelah .
“Dan aku akan terus mengejarmu sampai kau memberitahuku apa yang kau lakukan.” Tegas Jang Yoon.



Joo Wan masuk ruangan terlihat marah, teringat kembali yang dikatakan Jang Yoon “ Sekarang, apa kau yakin bisa dihormati? Kau antara membantu pembunuhan, atau memang membunuh adikku.” Lalu mengingat saat dihari keduanya.
Flash Back
Tuan Yoon menyelipkan sesuatu memberikan doa  yang terbaik untuk mereka hari ini, karena  Ini akan menjadi penampilan terakhir Joo Wan lalu berjalan pergi. Joo Wan terdiam lalu melihat foto Yi Young dengan Ian ditanganya lalu naik ke lantai atas.
“Apa Kau sudah berubah pikiran? Sudah kuduga. Kau memang pintar.” Uca Tuan Yoon akhirnya menemui Joo Wan diatap gedung.
“Berapa? Ke mana harus kukirim?” ucap Joo Wan marah, Tuan Yoon memegang bahu Joo Wan.
“Aku yakin kau tahu jawabannya.” Ucap Tuan Yoon, Joo Wan meminta agar  Jangan sentuh dirinya.
“Kenapa tidak boleh? Apa Kau menganggapku kotor? Sebenarnya, kalian lebih kotor dariku.” Ejek Tuan Yoon.
“Itukah yang kau yakini? Kau membersihkan kekacauan orang lain. Kau hidup seperti hama.” Balas Joo Wan.
“Apa Kau tahu? Setidaknya aku tahu, kalau aku berengsek. Kalian melakukan tindakan kotor termasuk membunuh seseorang, tapi kalian tidak berpikir bahwa kalian brengsek sedetik pun. Apa aku salah?” sindir Tuan Yoon.
“Cari tahu faktanya. Aku tidak membunuh siapa pun.” Kata Joo Wan, marah
“Kecelakaan yang menewaskan Kim Ian setahun lalu. Kau pikir tidak ada saksi, kan? Dunia telah berubah. Menurutmu kenapa hanya orang yang punya mata?” ucap Tuan Yoon.
Joo Wan mulai panik tak mengerti maksud ucapanya.  Tuan Yoon pikir Joo Wan butuh petunjuk da juga membutuhkan apa yang disembunyikan. Joo Wan pikir akan memberitahu kalau memang membutuhkannya laulu berjalan pergi. 


“Kenapa terburu-buru? Apa Kau sudah mau pergi? Apa sudah waktunya bagimu untuk memimpin konser?” ucap Tuan Yoon menahan Joo Wan pergi saat akan turun tanga.
“Pertunjukannya akan segera dimulai. Minggir.” Kata Joo Wan mencoba melepaskan.
“Karier kerenmu itu...Pergi dan lakukan yang terbaik. Aku yakin kau akan menyadari apakah kau pantas mendapatkan tempat itu atau tidak. Mengerti?” ucap Tuan Yoon mengejek.
“Siapa kau sampai berhak mengatakan aku pantas memilikinya atau tidak?” teriak Joo Wan akhirnya membalas dengan mendorong Tuan Yoon ke dinding.
Ia pun akhirnya melepaskan dan akan pergi, tapi Tuan Yoon menahan pundaknya. Joo Wan kesal akan menarik tanganya, tapi malah badan Tuan Yoon berguling ke sini tangga dan langsung jatuh ke lantai bawah lalu tak sadarkan diri.
Joo Wan mengingat semuanya terlihat sangat marah dan melampiskan semua emosi dengan membuang semua barang diatas meja. 


Eun Joo menunggu Yi Young dicafe dan menyuruh agar bicara singkat karena tidak mau bicara dengannya. Yi Young pikir Eun Joo itu tahu siapa Jang Do Hoon menurutnya kalau Eun Joo tahu semuanya dan  Seharusnya memberitahunya.
“Untuk apa? Aku bahkan tidak mau bicara denganmu.” Ucap Eun Joo sinis.
“Apa ada sesuatu yang kau ingat tentang pria itu? Aku mencoba mengingat kelas yang kuikuti, tapi aku tidak ingat apa pun.” Ungkap Yi Young
“Aku juga tidak terlalu ingat. Dia hanya asisten pengajar biasa. Kau sudah selesai, bukan?” ucap Eun Joo seperti ingin buru-buru pergi.
“Kau... Kau sudah lama menyukai Maestro Nam, kan?” kata Yi Young, Eun Joo pikir kenapa Yi Young bertanya.
“Kau memberitahuku, dia mampu membunuh seseorang.” Ucap Yi Young mengingat ucapan Eun Joo.
“Apa kau mengatakan itu karena tahu sesuatu?” tanya Eun Joo penasaran. Yi Young pun meminta agar Eun Joo menceritakannya.
“Aku sudah memberi tahu semua yang kuketahui kepada Jang Yoon. Kubilang Maestro Nam mengikuti mobil Ian tahun lalu. Tapi kenapa kau menanyakan itu? Apa Sekarang kau ingat tentang Maestro Nam?” ucap Eun Joo. Yi Young mengaku tidak, 



Jang Yoon pergi ke motel, pergi ke bagian receptionist. Paman bertanya apakah Jang Yoon untuk menginap atau beristirahat. Jang yoon mengaku bukan itu tujuan lalu memperlihatkan foto Tuan Yoon dengan memastikan kalau pasti menginap di motel itu.
“Apa Kau detektif?” tanya polisi, Jang Yoon mengaku bukan tapi  keluarganya yaitu adik Tuan Yoon.
“Aku ingin mengambil barang-barangnya. Polisi sudah selesai menggeledah ruangan ini, kan?” kata Jang Yoon.
“Ya. Mereka datang dua kali untuk menggeledah ruangan ini.” Kata paman.
Akhirnya Jang Yoon masuk ke ruangan tempat Tuan Yoon, lalu mencari sesuatu, tapi tak menemukan apapun. Ia pun mencari ke tempat sampah lalu melihat struk pembayaran "Gudang Nebo"


Petugas mencari "Yoon Young Gil". Dan tercatat kalau ia menyimpan perabotannya di kotak penyimpanan besar lalu menaruh tas di kotak penyimpanan kecil. Tapi  sudah mengambilnya kemarin. Jang Yoon kaget  bertanya Pukul berapa Tuan Yoon mengambilnya.
“Pukul 18.12.” ucap Petugas, Jang Yoon makin kaget karena Tuan Yoon sudah meninggal.
“Aku adiknya. Kemarin kakakku meninggal dalam kecelakaan. Kenapa kau memberikan tas itu kepada orang lain? Apakah kau menyerahkan tas itu tanpa memeriksa identitasnya?” ucap Jang Yoon marah. Petugas pun tak bisa berkata-kata
“Tidak mungkin... CCTV-mu menyala 24 jam, kan? Coba kulihat.” Kata Jang Yoon.
Petugas pun memperlihatkan rekaman antara pukul 18.12 hingga 18.15 dari tadi malam. Jang Yoon kaget melihat sosok Joo Wan yang mengambil tas milik Tuan Yoon. Akhirnya saat pulang ke rumah langsung menyalin pada komputernya.
Joo Wan berdiri sendirian di dalam ruangan, Yi Young masuk melihatnya tapi memilih untuk pergi Ia pun berjalan dilorong menerima pesan dari Jang Yoon “Aku di kantor polisi untuk interogasi. Aku akan meneleponmu setelah selesai. Mari makan. Ada yang ingin kusampaikan.” 



Sementara Jang Yoon sudah ada dikantor polisi dengan Resume palsu miliknya. Polisi menyindir Jang Yoon alau Nam berbeda di resume untuk Shinyoung Philharmonic. Jang Yoon pun dengan santai bertanya balik Apa kaitannya dengan kematian Yoon Young Gil.
“Tidak ada. Tapi ada kaitannya dengan apakah aku bisa memercayaimu atau tidak. Aku juga manusia. Kamu tidak memberiku jawaban jelas atas pertanyaanku kemarin. Izinkan aku bertanya sekali lagi” kata ucap Polisi
“Pernahkah kamu bertemu Yoon Young Gil baru-baru ini?” Mungkin, pada hari konser atau sehari sebelumnya. Kapan saja.” Tanya polisi.
“Ya, benar...” akui Jang Yoon, Polisi makin menyindir kalau penyataan Jang Yoon itu berbeda dari sebelumnya.
“Kapan aku bilang, kalau aku tidak bertemu dengannya?” balas Jang Yoon. Polisi ingin tahu kapan Jang Yoon bertemu dengannya
“Aku tidak ingat tanggalnya. Tapi dari waktu ke waktu.” Akui Jang Yoon, Polisi ingin tahu alasan Jang Yoon bertemu dengannya.
“Dia menginginkan uang. Dia bilang tidak punya uang karena baru dibebaskan.” Jawab Jang Yoon.
Polisi mendengarnya mengaku hampir tertawa dan ingin tahu alasan Tuan Yoon yang meminta uang kepadanya, padahal Jang Yoon  adalah keluarga korban dan Tuan Yoon adalah penyerang. Jang Yoon mengaku tak tahu karena Tuan Yoon mengaku tidak mengenal siapa pun.
“Tapi bagaimanapun dunia ini penuh dengan orang-orang aneh. Aku memang meminjamkannya uang beberapa kali. Tapi dia terus meminta lebih dan terus memanfaatkan aku. Jadi, aku menolak.” Cerita Jang Yoon
“Di mana kalian bertemu untuk membicarakan hal seperti itu?” tanya polisi
“Bagaimana aku bisa mengingat semua tempatnya?” keluh Jang Yoon, Polis mengaku alau mereka sudah menerima informasi.
“Informasi tentang bagaimana kau terlibat perkelahian dengannya. Setelah menerima informasi, kami mengumpulkan semua rekaman di dekat motel tempat dia dahulu tinggal. Sepertinya kalian bertemu beberapa kali.” Ucap Polisi memperlihatkan USB ditanganya.
Jang Yoon mengingat saat itu memukul Tuan Yoon beberapa kali dan Tuan Yoon menyuruh membunuhnya saja seperti ingin memprovokasinya.  Polisi pun ingin tahu alasana Jang Yoon memukulnya. Jang Yoon mengaku Tuan Yoon yang memakinya karena tidak meminjamkan uang.
“Kau dirawat di rumah sakit malam itu karena seseorang memukulmu dari belakang. Apa itu perbuatan Young Gil?” ucap Polisi
“Entahlah. Aku tidak pernah tahu.” Ucap Jang Yoon. Polis membahas Pembunuh adik Jang Yoon meminta uang darinya dan bahkan memukul dengan senjata.
“Mungkin kau membunuhnya karena marah. Apa Kau membunuh orang yang membuatmu marah?” ucap Polisi
“Jika sudah selesai, bolehkah aku pergi?” ucap Jang Yoon tak ingin menjawabnya.
Saat itu polisi lain masuk ruangan, Polisi yang menginterogasinya memberitahu kalau mereka punya surat perintah. Jang Yoon kaget dan ingin tahu dengan bukti apa.
“Atas tuduhan pembunuhan Young Gil. Kau berhak untuk tetap diam dan menyewa pengacara. Apa pun yang kau katakan bisa digunakan menentangmu di pengadilan.” Tegas Polisi. Jang Yoon pun tak bisa berkata-kata.
Bersambung  ke "Episode 26"


Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar