PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 02 September 2019

Sinopsis Hotel Del Luna Episode 15 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Tuan Kim, Hyun Joong dan Nyonya Choi berdiri didepan terowongan. Tuan Kim pikir kalau tahu Man Wool takkan kembali sesudah pergi jadi Setidaknya harus mengucapkan salam perpisahan. Nyonya Choi pikir  Akan lebih baik jika Man Wool bisa pergi sesudah sembuh dari kebencian yang melekatnya.
“Kita harus saling mengucapkan salam perpisahan sebelum pergi. Jangan biarkan tanpa pamit. Berjanjilah.” Ucap Hyun Joong memberikan kelingking untuk berjanji. Tuan Kim dan Nyonya Choi berjanji.
“Tapi, menurutmu apa yang akan terjadi dengan hotel ini?” tanya Nyonya Choi
“Seperti biasa, Malaikat Maut tak pernah memberi kita jawaban. Tapi, sepertinya Dewa Ma Go bersiap untuk menyongsong pemilik baru.” Kata  Tuan Kim. Hyun Joong merangkul erat dua seniornya seolah tak ingn berpisah. 


Di rumah tabib
Ma Go membuat sesuatu dalam gucinya lalu berkata Berfermentasilah sampai bulan purnama berikutnya.Dengan wajah bahagia kalau sekarang hanya perlu menambahkan bahan terpenting yaitu bunga Pohon Bulan lalu mencari dari kotak penyimpanan. .
“Bunga Pohon Bulan sudah habis.” Ucap Ma Go bingung. 

Didepan pohon, Malaikat Maut bertemu dengan Ma Go pemilik bunga membahas kalau sedang menyuruh Ma Go pemilik toko herbal membuat anggur untuk pemilik baru Sanggarloka Bulan. Ma Go memberitahu Alkohol itu sedang difermentasi,
“tapi rasanya akan sangat pahit bagi orang yang memiliki dendam mendalam. Ketika Man Wool minum anggur itu, dia ingin mencabut lidahku, katanya. Siapa pun yang minum anggur itu akan terpengaruh oleh kekuatan bulan” ucap Ma Go 

Flash Back
Ma Go sengaja membuka toko kaki lima jaman joseon, lalu Man Wool pun meminumnya tanpa sadar kalau itu membuatnya jadi pemilik hotel Del Luna. Ia pun menusuk pisau yang berisi darah dalam pohon lalu akhirnya terbentuk hotel didepanya. Man Wool hanya bisa melonggo meliha hotel didepanya.
“dan tak akan lagi menjadi bagian dari kehidupan atau kematian. Pohon Bulan akan menghisap sisa umurnya dan berganti tubuh. Dan jiwa orang itu akan terikat pada Pohon Bulan, yang menjadikannya pemilik Sanggarloka Bulan.” 

“Anggur harus siap pada bulan purnama berikutnya. Tapi bunga Pohon Bulan sudah tak ada.” Ucap Ma Go
“Aku akan mencarinya. Di mana aku bisa menemukannya?” kata Malaikat
“Itu hanya mekar di taman Sanggarloka Bulan.” Ucap Ma Go, Malaikat binggung karena Tapi tak ada bunga di sini.
“Mungkinkan di taman saat itu? Di taman 200 tahun yang lalu.” Kata Ma Go
“Maka, aku harus pergi ke Sanggarloka Bulan 200 tahun yang lalu.” Ucap Malaikat.
“Kau tak perlu pergi. Aku akan mengutus orang lain.”kata Ma Go dengan senyuman. 

Nyonya Choi membereskan ruangan Man Wool yang kosong lalu meliha Chan Sung datang lebih awal lagi. Chan Sung pikir kalau Man Wool sudah ada di ruangan tapi ternyata masih kosong. Nyonya Choi mengaku punya sesuatu untuknya.
“Obat ini memungkinkan untuk memblokir kemampuanmu melihat hantu... Sebelumnya, Ketua meminta bantuanku.” Ucap Nyonya Choi penuh arti. Chan Sung terdiam.

Flash Back
Man Wool berbicara dengan Nyonya Choi, kalau menurutnya  Chan Seong tak seharunya datang ke sini lagi, maka ia ingin Nyonya Choi  memberinya kotak ini. Nyonya Choi binggung kenapa Man Wool memberikannya padanya. Man Wool sengajka memberikan untuk berjaga, karena Nyonya Choi  yang paling dipercaya.

“Selama itu, aku percaya dia akan kembali. Tapi sekarang, Kupikir... sudah waktunya kuberikan ini padamu.” Ucap Nyonya Choi
“Sepertinya kau beranggapan dia tak akan kembali.” kata Chan Sung menerimanya.
“Alasan Ketua meninggalkan obat ini karena dia ingin kau memulai hidup dalam kenyataan, bukannya tinggal di sini karena dia.” Ucap Nyonya Choi lalu berjalan keluar dari ruangan. 

Chan Sung terdiam menatap obat ditanganya, lalu melihat sudut ruangan seperti melihat Man Wool yang memanggilnya lalu memperlihatkan style barunya sebagai kejutan.
“Coba tebak, apa yang akan kumakan dengan gaun ini?” ucap Man Wool. Chan Sung hanya diam saja.
“Kau tak tahu sama sekali... Ini Sudah jelas nasi thistle. Ini thistle, bagian putih adalah nasi, saus, dan sendok... Mengerti?” ucap Man Wool dan mengajak pergi. Chan Sung tersenyum melihat tingkah Man Wool.
“Tunggu Sebentar. Ponselku... Aku harus memotret.” Ucap Man Wool terlihat sangat bahagia. 

Chan Sung menatap ke arah lain, Man Wool seperti sedang memberikan warna pada kukunya. Man Wool mengeluh Chan Sung menatapnya, lalu mengejek managernya terlalu nakal. Chan Sung terus menatapnya.
“Apa kau membawa permintaan layanan khusus lagi? Baiklah. Bawakan padaku... Bawakan semuanya... Apa yang akan dilakukan hantu di kamar sepanjang malam? Aku hanya bisa bekerja dan melihat panggilan mimpi orang lain.” Keluh Man Wool kesal
“Harvard? Apa yang mereka ajarkan? Apa mereka hanya menyuruhmu belajar? Aku benci melihatmu. Keluar.” Kata Man Wool dengan kaya sinis tapi sebenarnya sayang pada Chan Sung. Chan Sung hanya diam saja, dengan senyuman. 

Chan Sung berjalan keluar melihat meja kerja, Man Wool memanggil Chan Sung memberitahu setelah keluar dari hotel, maka akan menjadi orang yang lebih luar biasa daripada Hwang Moon Sook. Ia pun yakin kalau Chan Sung akan berumur panjang, dan menjadi kaya raya.
“Hotel ini menjaminnya... Lagi, lagi. Jangan pamer seperti itu... Hei. Turunkan tatapanmu.” Ucap Man Wool. Chan Sung terus hanya bisa tersenyum.
Ia mengingat semua kenangan Man Wool dalam ruangan, seperti tak bisa melupakan Man Wool akhirnya menaruh kembali obat yang dititipkan pada Nyonya Choi. 

Chan Sung keluar dari ruangan melihat Ma Go dan langsung berlari menghampirinya, lalu bertanya Apa Jang Man Wool sudah datang. Ma Go memberitahu kalau Ada pekerjaan untuknya. Chan Sung ingin tahu Pekerjaan apa.
“Kau harus pergi ke Penginapan Man Wol.” Ucap Ma Go. Chan Sung bingung apa maksudnya Penginapan Man Wool.
“Bukankah itu nama Del Luna di Dinasti Joseon?” kata Chan Sung, Ma Go membenarkan dan Chan Sung harus pergi ke sana.

Keduanya berdiri didepan Pohon, Ma Go memberitahu kalau  Taman Penginapan Man Wool, dan Chan Sung akan temukan bunga obat yang gemerlapan di bawah sinar bulan lalu Bawakan itu padanya. Chan Sung pikir itu bukan pekerjaan sulit.
“Kau bisa pergi ke sana sendiri. Kenapa kau memintaku melakukannya?” ucap Chan Sung
“Karena kau mungkin menyukainya. Jika kau pergi ke sana, maka kau bisa melihat Penginapan Man Wool.” Kata Ma Go
“Lalu, Apa  aku akan bertemu Jang Man Wool?” tanya Chan Sung yang sangat merindukan Man Wool tapi terlihat ragu.
“Mungkin... Tapi Jika tak mau, lupakan saja.” Ucap Ma Go. Chan Sung langsung memutuskan akan melakukannya dan akan pergi.


Akhirnya Chan Sung berdiri didepan pohon sendirian, teringat yang dikatakan Ma Go sebelum pergi.
“Sesudah kau mengelilingi pohon, maka kau akan melihat pintu masuk Penginapan Man Weol. Kau dapat kembali dengan cara sebaliknya Begitu kau sampai, jangan makan atau minum apa pun. Jika sampai memakan atau meminum apa pun, maka kau tak akan bisa kembali.”
Chan Sung mengikuti ucapan Ma Go mengelilingi pohon dan kaget melihat pintu didepanya, lalu berjalan perlahan dan hanya bisa melonggo melihat didepanya ada di Jaman Joseon dan tertulis papan nama “Penginapan Man Wool”

Chan Sung akhirnya masuk Hotel Del Luna di jaman dulu, terdengar teriakan dua orang pria yang saling menuduh sebagai pencuri, tapi pria lain menyangkalnya. Mereka pun seperti ingin saling membunuh. Nyonya Choi didepanya terlihat binggung.
“Itu Nyonya Choi” gumam Chan Sung melihat seniornya dengan pakaian han bok.
“Astaga! Tolong jangan lakukan ini. Kalian Tenanglah, lewat ke sini.” Ucap Nyonya Choi menyudahi perkelahian dan mengajak masuk. 

Tuan Kim melihat pria membawa guci besar bertanya apa ini alkohol untuk Jang Man Wool. Si pria membenarkan, Tuan Kim mengaku tak percaya  Man Wool minum sebanyak itu. Chan Sung tersenyum melihat Tuan Kim dengan pakaian yang berbeda.
“Siapa kau? Kau masih hidup. Bagaimana bisa masuk ke sini? Apa kau datang untuk mencuri?” ucap Seseorang dibelakang Chan Sung. Chan Sung tersenyum mendengar suara yang dirindukanya.
“Kau berpakaian aneh... Dari mana kau berasal?” kata Man Wool dengan pakaian seperti pria.
“Jang Man Wool.” Ucap Chan Sung bisa tersenyum melihat wanita yang dirindukanya.
“Bagaimana kau tahu namaku? Apa mungkin... Oh Chung Hwan dari Dangyong mengutusmu ke sini? Kau mungkin datang ke sini sesudah melihat dokumen yang kuberikan. Jadi Pergi dan beri tahu Oh Chung Hwan bahwa aku yang akan ke sana dalam sebulan untuk mengembalikannya.” Ucap Man Wool sinis lalu mendorong Chan Sung ke dinding
“Aku datang dari tempat yang lebih jauh dari itu. Kau tak bisa... mengenaliku pada saat ini” ucap Chan Sung
“ Kau bisa melihat hantu, Siapa yang memberimu kemampuan itu?” ucap Man Wool penasaran. 



Saat itu terdengar teriakan seseorang yang memanggil Man Wool, suaranya sangat berisik. Man Wool mengumpat melihat yang datang dan langsung menyembunyikan wajahnya dengan kipas. Chan Sung binggung dan ingin tahu siapa yang datang.
“Aku kembali! Aku bahkan tak mati dan kembali.” ucap Ma G, Nyonya Choi memberitahu kalau Man Wooltak ada di sini.
“Aku datang kemarin, aku datang hari ini, dan akan datang besok juga.” Ucap Ma Go. Man Wool melihatnya mengumpat Ma Go itu wanita tua.
“Dia bahkan tak mati dan kembali hari ini.” Keluh Man Wool kesal, Ma Go memberitahu kalau datang lagi.
“Bukankah itu Ma Go?” ucap Chan Sung yang bisa mengenalinya,Man Wool kaget Chan Sung bisa mengenalnya.
“Apa Kau kenal dia?” tanya Man Wool. Chan Sung membenarkan kalau  bertemu dengannya lima kali hari ini Tapi belum bertemu dengan Ma Go yang ada didepanya.
“Apa kau dekat dengannya?” tanya Man Wool. Chan Sung mengaku  Saudara Ma Go yang lain  memperlakukanya dengan baik. Man Wool seperti tak percaya mendengarnya lalu menawarkan Chan Sung minum. 



Tuan Kim dan Nyonya Choi datang membawakan makan dan minum. Chan Sung menatap keduanya lalu berkomentar kalau mereka mungkin baru saja mulai bekerja di sini. Nyonya Choi mengaku kalau ia sudah berkerja kurang lebih dari dua tahun.
“Minuman ini dari dunia ini... Sudah lama sejak ada tamu manusia.” ucap Tuan Kim bangga
“Apa kau tak memiliki manajer manusia?” tanya Chan Sung, Tuan Kim bingung apa itu "Manajer"
“Artinya pelayan manusia... Tak lama dia meninggal, sehingga saat ini tak ada. Apa kau pelayan baru yang diutus oleh Ma Go?” ucap Tuan Kim, Chan Sung mengaku bukan.
“Dia mengiraku Oh Chung Hwan dari Dangyong. Siapa dia?” tanya Tuan Kim
“Dangyong adalah sarang judi Dan Oh Haeng Su adalah pemberi pinjaman uang.” Jawab Nyonya Choi
“Perjudian... Apa Jang Man Wool berjudi?” tanya Chan Sung terlihat marah 


“Sesudah pelayan manusia yang merawatnya meninggal, kami pikir dia keluar di malam hari karena bosan. Tapi, dia sebenarnya berjudi.”
Man Wool melihat kartu ditanganya dan terlihat binggung yang dilakukan, salah satu pria melihat kode dari Man Wool dan akhirnya berjalan berkeliling lalu melihat isi kartu lawan setelah itu memberikan kode pada Man Wool kalau posisinya baik.
“Semuanya... Jika takut, mundur saja... Ini akta rumahku.” Ucap Man Wool dan yang lain tak mau kalah memberikan taruhanya.
Salah satu pemain membuka kartu merasa menang, Pria lain tertawa mengejek memperlihatkan kartunya dan yakin kalau ia yang menang. Tapi Man Wool menahanya lalu memperlihatkan kartu miliknya dan akhirnya berteriak gembira karena bisa mengambil semua uang. 

“Dia bersekongkol dengan penjudi hantu... Pada awalnya dia kumpulkan semua uang. Kemudian Ma Go mengetahuinya. Sesudah itu, Ma Go yang membawa kemiskinan datang setiap hari. Membuat ruang penyimpanan Man Wool hampir kosong.” Cerita Tuan Kim
“Dia berjudi dengan bantuan penjudi hantu. Situasi di sini lebih buruk..” Ucap Chan Sung menahan emosinya.
“Kita mungkin harus menjual tanah pertanian ,dan rumah ini selanjutnya. Kita membutuhkan pelayan yang layak.” Kata Nyonya Choi khawatir
Saat itu Man Wool masuk, Chan Sung menatap Man Wool yang terlihat berbeda dengan baju hanbook. Tuan Kim dan Nyonya Choi akhirnya pamit pergi mempersilahkan Chan Sung untuk menikmati makanannya. 

Chan Sung bertanya pada Man Wool apakah memang berjudi. Man Wool mengaku hanya berjudi sebagai permainan karena bosan. Chan Sung tak percaya kalau dianggap itu Permainan lalu memberitahu Jika Man Wool hidup di duniaknya maka akan dipenjara.
“Aku berencana untuk berhenti. Sesudah mengembalikan semua uangku.” Kata Man Wool
“Jika berpikir seperti itu, maka kau tak akan pernah bisa berhenti.” Kata Chan Sung tak percaya
“Aku harus mengembalikan uangku untuk mengurus para tamu.” Ucp Man Wool
“Kau tak butuh uang untuk mengurus tamumu.” Tegas Chan sung. Man Wool pikir Adakah sesuatu yang tak diketahui Chan Sung..
“Baiklah... Sepertinya kau memiliki semacam hubungan dengan Ma Go... Kau Pergi, beri tahu wanita tua pengemis yang kau lihat meninggalkan tempat ini.” Ucap Man Wool sinis
“Dewa tak bisa diusir begitu saja.” Ucap Chan Sung, Man Wool menganguk mengerti.
“Itu sebabnya aku tak bisa mengusir pengemis itu. Aku juga tak bisa menolaknya. Dia datang ke sini setiap hari mengajakku berjudi. Aku tak bisa menang. Aku pun akan menjadi pengemis.” Kata Man Wool
“Aku pernah membujuk dewa untuk pergi. Jika aku bisa membujuk dia, apa kau tak akan berjudi lagi?” kata Chan Sung, Man Wool tak percaya.
“Tak akan... Aku akan mengikat tanganku.”ucap Man Wool berjanji. 



Di depan penginapan, Ma Go yang terlihat seperti pengemis mengeluh kalau rasanya makananya sangat mengerikan. Chan Sung datang bertanya apakah menikmati makanannya. Ma Go bertanya balik pria itu siapa didepanya. Chan Sung mengaku datang untuk mendapatkan bunga Pohon Bulan.
“Namaku Ku Chan Seong. Kakakmu mengutusku.” Ucap Chan Sung, Ma Go tak percaya kalau sang kakak yang mengutus Chan Sung datang.
“Kau berasal dari tempat yang sangat jauh.” Komentar Ma Go
“Aku tahu kau menghukum Jang Man Wool atas apa yang dia perbuat. Tapi bisakah kau berhenti?” kata Chan Sung
“Aku berencana untuk membuatnya bangkrut.” Ucap Ma Go, Chan Sung meminta agar Ma Go memohon bersikap baik.
“Aku benci melihatnya sangat menderita.” Kata Chan Sung, Ma Go ingin tahu alasan Chan Sung membencinya.
“Jika kau benci, maukah kau bermain denganku? Kau yang memilih permainannya.” Kata Ma Go. Chan Sung pun mengusulkan bermain baduk.  Ma Go mengaku suka baduk.


Ma Go dan Chan Sung terliha sangat serius, Man Wool terlihat gugup bertanya pada Tuan Kim Apa yang sedang terjadi, Apa Chan Sung akan menang. Tuan Kim memberitahu kalau Ini pertandingan yang sangat imbang dan ternyata Pemuda ini baik-baik saja melawan dewa.
“Dia begitu percaya diri... Dia bilang sesuatu tentang Harvard. Apa kau tahu Harvard? Dia belajar di sana. Dia bilang memiliki otak yang hebat. Sepertinya dia tak berbohong.” Ucap Man Wool
“Kau sangat berisik.” Keluh Ma Go, Man Wool pun akhirnya menutup mulutnya.
Chan Sung mencoba terus melawan Ma Go dan Ma Go berusaha agar mengalahkan Chan Sung sampai akhirnya mengaku kalah. Man Wool langsung berteriak gembira memegang pundak Chan Sung menyuruh Ma Go agar Pergi sekarang juga dan Jangan pernah kembali, lalu memuji Chan Sung. 


Man Wool akhirnya menuliskan surat perjanjian, “Aku tak akan pernah memasuki ruangan judi” lalu mengeluh pasti Chan Sung itu puas. Chan Sung menyuruh Man Wool agar Tanda tangani dengan menuliskan namanya.  Man Wool mengejek Chan Sung itu sangat rewel.
“Kuperhatikan kudamu terlalu banyak. Sisakan 3, dan jual sisanya untuk melunasi hutangmu.” Ucap Chan Sung, Man Wool kaget karena hanya memiliki 3 ekor.
“Kau akan bilang ingin membuat kandang terlihat cantik. Tapi, itu tak boleh. Bayar utangmu lebih dulu Atau aku akan memanggil pengemis tua lagi.” Ucap Chan Sung mengancamnya.
“ Baiklah. Aku akan menjualnya.” Kata Man Wool akhirnya menuliskan namanya dikertas dan Chan Sung pasti puas.
“Jika bosan, jangan pergi ke sarang judi. Kau bisa Temukan hobi baru. Coba Lihat gambar ini” ucap Chan Sung mengambar di atas kertas.
“Joseon berbentuk harimau.” Ucap Chan Sung mengambar peta korea, Man Wool binggung dianggap Harimau?
“Ada Bibimbap enak di Jeonju. Di musim dingin, Pohang terkenal dengan ikan haring setengah kering. Kau akan menyukai Pyongyang naengmyeon di sana.” Ucap Chan Sung menaruh titik-titik tempat Man Wool bisa pergi.
“Apa kau menyuruhku melakukan perjalanan kuliner? Apa kau sudah makan semuanya?” tanya Man Wool
“Aku sudah makan semuanya, Bersama seseorang.” Akui Chan Sung menatap Man Wool
“Apa ini akan lebih menyenangkan daripada perjudian?” tanya Man Wool. Chan Sung yakin kalau  Man Wool akan menyukainya.
“Cukup untuk kau nikmati selama 200 tahun.” Ucap Chan Sung, Man Wool pikir Chan Sung ingin pergi bersamanya.
“Kau... Apa kau tertarik bekerja sebagai pelayan di sini? Aku menyukaimu. Tetaplah di sampingku.” Ucap Man Wool memberikan minum pada Chan Sung. 



Chan Sung teringat pesan yang diucapan pada Ma Go “Jangan makan atau minum apa pun. Jika memakan atau meminum apa pun, kau tak akan bisa kembali. Di sini, aku tak perlu khawatir kau menghilang.” Lalu hanya menatapnya.
“Aku bisa tinggal di sisimu tanpa kekhawatiran.. Minumlah, Koo Chan Sung.” Ucap Man Wool
“Aku harus kembali... Ada seorang wanita yang kutunggu.” Kata Chan Sung menaruh gelas diatas meja.
“Apa dia kekasihmu?” tanya Man Wool dengan nada sinis. Chan Sung membenarkan
“Dia seseorang yang sangat kucintai. Aku tak tahu, mungkin  akan kusesali begitu kembali.” ungkap Chan Sung menatap gelas didepanya. 

Chan Sung memegang sebuah kertas ditanganya, Ma Go memberitahu Ketika Chan Sung pergi, maka semua kenangan soal mereka yang bepergian ke masa lalu akan menghilang.
“Apa kau datang untuk memeriksaku karena kau khawatir aku tak akan pergi?” ucap Chan Sung
“Itu Adalah pilihanmu kau kembali atau tinggal. Jika kau tinggal, maka kau mungkin akan menjadi Pelayan manusia ke-85 Jang Man Weol. Apa kau akan kembali menjadi orang yang mengantarnya, atau kau akan tetap di sini sebagai orang yang bersinggah? Kaulah yang memutuskan.” Ucap Ma Go. 


Chan Sung terlihat ragu menatap ke arah hotel, melihat Man Wool minum sendiri lalu akhirnya keluar dari pintu yang sebelumnya pergi. Akhirnya Chan Sung dengan yakin kembali ke dunia sekarang dengan melewati pohon kembali.
“Terima kasih sudah mengembalikan ini.” Ucap Ma Go yang sudah menunggu.
“Aku bisa melihat kenapa kau mengutusku. Kau membantuku sadar, bagaimana perasaanku sambil menunggunya.” Kata Chan Sung
“Untuk sekarang, kau pasti gembira, Man Wool sudah tiba.” Kata Ma Go 


Sebuah mobil datang dari surga, Man Wool pun turun dan wajahnya terlihat lelah. Chan Sung berlari keluar dari lift menuju lobby, Tuan Kim, Nyonya Choi dan Hyun Joong berlari dengan cepat saling  menatap binggung, tapi bisa tahu kalau Man Wool pasti datang.
Chan Sun berlari lalu melihat Man Wool langsung memeluknya, Man Wool kaget tapi langsung meminta maaf karena datang terlambat karean Di sana mungkin singkat, tapi Chan Sung harus menunggu lama. Tuan Kim dkk datang melihat Man Wool.
Mereka langsung saling berpelukan bersama-sama seperti sudah sangat rindu dan tak percaya Man Wool akan kembali. Semua menangis haru didepan terowongan. 


Di depan meja receptionist, Yoo Na mengaku kesal karena mereka mulai berbicara soal bos baru. Hyun Joong pikir Man Wool pasti butuh waktu, karena  harus melihatnya di jembatan menuju Alam Baka Tapi menurutnya Man Wool karena menginjak jembatan, jadi sudah kehilangan banyak ingatannya.

“Ingatannya soal orang yang dia antarkan hampir hilang. Apa ingatan lama hilang lebih dulu?” ucap Tuan Kim
“Kenangan yang mengganggu untuk waktu yang lama akan menghilang lebih dulu. Rasanya sia-sia, tapi juga memberi perasaan lega.” Kata Nyonya Choi 


Man Wool duduk bersama Chan Sung meminta agar  Jangan khawatir karena tak melupakan apa pun tentangnya. Chan Sung tak percaya dan berpikir kalau akan mengujinya. Man Wool mengeluh kalau Chan Sung itu  sangat merepotkan.
“Mobil merah atau aku?” tanya Chan Sung, Man Wool langsung menjawab itu Chan Sun dan pasti puas dengan hal itu.
“Yang terpenting masih aman. Apa kau ingat berapa banyak mobil yang tersisa?” ucap Chan Sung
“Tiga... Kau! Tak kau jual saat aku pergi, kan?” teriak Man Wool marah
“Aku tak menjualnya, meskipun meminta kuda itu untuk dijual. Apa kau ingat Oh Chung Hwan dari Dangyong?” ucap Chan Sung
“Bagaimana kau tahu Oh Chung Hwan?” ucap Man Wool kaget, Chan Sung pikir Bahkan kenangannya dari 200 tahun yang lalu masih aman.
“Kalau begitu, sudahlah. Apa Tuan Kim  menceritakannya? Sudah kuduga. Kalian pasti berbicara di belakangku... Apa lagi yang dia katakan?” ucap Man Wool kesal. Chan Sung menuangkan wine menyuruh Man Wool minum.
“Aku benar-benar kesal karena menolak minuman dari wanita beberapa saat yang lalu.” Akui Chan Sung sambil minum
"Wanita"? Kenapa kau berbohong? Tak mungkin kau memiliki wanita lain. Apa kau kesal karena aku membuatmu menunggu?” ejek Man Wool tak percaya
“Tapi, benar... Dia wanita yang sangat cantik.” Ungkap Chan Sung menatap Man Wool
“Chan Sung, jangan remehkan aku... Aku bukan pencemburu.” Akui Man Wool tapi akhirnya memukul Chan Sung kalau akan membunuhnya.
“Karena pergelanganmu utuh, sepertinya kau menepati janjimu. Aku pergi ke Penginapan Man Weol untuk menemui Jang Man Wool.”cerita Chan Sung memegang tangan Man Wool. Man Wool tak percaya kalau wanita itu dirinya.
“Ma Go mengutusku. Dan Juga, aku adalah orang yang menyelamatkanmu dari kehilangan segalanya karena judi.” Ucap Chan Sung
“Aku tak memiliki ingatan seperti itu.” Ungkap Man Wool, Chan Sung mengaku diberitahu bahwa Man Wool tak akan ingat.
“Aku hanya pergi ke sana sebentar untuk menemukan bunga Pohon Bulan.” Cerita Chan Sung
"Bunga Pohon Bulan"? Apa dia membutuhkannya?” ucap Man Wool terdiam. Chan Sung memberitahu kalau Ma Go akan membuat anggur.
Ia pun bertanya apakah Man Wool sudah tahu, Man Wool mengaku tahu. Dan sudah lama merasakannya dan mengaku Rasanya menjijikkan karena Rupanya, Ma Go menyiapkan anggur lagi.



Ma Go membuka kertas yang dibawa Man Wool terlihat bunga dengan kelopak berwarna ungu, lalu memasukan pada cawan tempat anggurnya dibuat dan mengaduknya. Ia pun mencoba terlihat wajahnya bahagia. 

Kakek yang mengaku sebagai Ji Hyun Joong menatap Hyun Min diruang rawat, lalu teringat yang dikatakan Yoo Na “Tapi kakaknya, Ji Hyun Joong, meninggal bertahun-tahun yang lalu.”
Sang kakek menatap foto saat masih muda terlihat Hyun Joong foto dengan seorang pria dan terlihat saling bersahabat. 

Flash Back
Hyun Joong menuntut sepedanya, wajahnya terlihat bahagia. Seorang pria berteria memanggil Hyun Joong. Hyun Joong pun memanggil temanya bernama Tae Seok. Tae Seok meminta Hyun Joong memberikan tumpangan padanya.
“Di mana sepedamu?” tanya Hyun Joong, Tae Seok mengaku meninggalkannya di rumah.
Hyun Joong pun menyuruh naik tapi karena jahil sebelum Tae Seok naik sepedanya sudah melaju dengan kencang. Tae Seok bisa mengejar Hyun Joon langsung memeluk temanya. Keduanya pergi ke sekolah dengan wajah bahagia. 

Yoo Na tahu mendengar cerita kalau Dulu Hyun Jong  pergi ke sekolah bersama kakek itu  jadi tahu kalau sepertinya Tae Seok bukan orang jahat yang mencuri hidup Hyun Joong dan Tae Seok adalah teman baik yang sudah membantu merawat adiknya.
“Aku melakukan penelitian pada Dokter Ji Hyun Joong. Coba kau Lihat.” Ucap Yoo Na memperlihatkan ponselnya.
“Dia melakukan banyak perbuatan baik sebagai dokter. Dia bahkan dihormati banyak orang. Dia menjalani kehidupan yang sangat baik dengan namamu.” Ucap Yoo Na 
“Ya, dia menjalani kehidupan yang sangat baik.” Kata Hyun Joong seperti tak begitu bahagia.
“Dia merawat adikmu di rumah sakit yang dia bangun, jadi bukankah adikmu dapat hidup setidaknya 10 tahun lagi?” kata Yoo Na lalu melihat dapat SMS dari perawat adiknya.
Hyun Joong terlihat binggung, Yoo Na memberitahu  kalau meminta nomor teleponnya hari itu lalu terlihat panik dan memberitahu Hyun Joong. 


Hyun Min terlihat kehilangan detak jantungnya, para Dokter melakukan CPR. Tae Seok terlihat gugup, Yoo Na berlari masuk ke rumah sakit dan melihat dari depan pintu terlihat Hyun Joong sudah ada didalam ruangan.
“Untungnya, dia stabil lagi. Seperti biasa, dia berhasil mengatasi keadaan terburuk.” Ucap Dokter melihat detak jantung Hyun Min kembali.
“Terimakasih atas semuanya.” Kata Tae Seok pada dokter. Hyun Joong berkomentar kalau Hyun Mi kembali baik-baik saja jadi Tae Seok pasti sangat kecewa.

Yoo Na akan pergi, tapi Tae Seok lebih dulu melihatnya dan memanggilnya lalu bertanya Apa mengambil fotonya. Yoo Na bingung foto apa maksudnya.  Tae Seok mengingat kalau Yoo Na pernah berbicara soal Hyun Joong terakhir kali.
“Kau mengambil fotoku dan Hyun Joong, kan? Apa Kau memiliki foto Hyun Joong?” tanya Tae Seok
“Sepertinya kalian benar-benar teman. Karena kau temannya, pastikan adiknya berumur panjang. Hyun Joong selalu memperhatikanmu. Dia juga memperhatikanmu tadi juga.” Kata Yoo Na
“Tunggu. Apa Hyun Joong masih hidup? Apa dia meninggalkan adiknya dan membiarkanku hidup seperti ini bahkan saat dia masih hidup? Jadi Di mana Hyun Joong? Dimana dia?” tanya Tae Seok penasaran. 



Hyun Joong memperlihatkan foto saat masih sekolah, Tuan Kim memuji  Hyun Joong Dulu benar-benar siswa elit, Hyun Joong mengaku  dulu juga sangat populer. Nyonya Choi juga setuju karena Bahkan hantu di sini mengatakan bahwa hati mereka berdebar setiap kali Hyun Joong tersenyum.
“Mengingatkanku saat lulus ujian PNS pada usia muda dan dikenal sebagai jenius, semua wanita muda di lingkungan berkumpul di bawah dinding rumahku agar mereka bisa mendengarku membaca dengan keras.” Kata Tuan Kim bangga
“Sepertinya mereka hanya mendengar suaramu karena mereka tak bisa melihat wajahmu. Kau memiliki suara yang bagus.” Ucap Nyonya Choi
“Seorang pria harus memiliki suara yang bagus. Bukankah begitu,manager?”kata Tuan Kim meminta persetujuan pada Chan Sung
“Dia tak hanya memiliki suara yang bagus, tapi penampilannya juga bagus.” Kata Nyonya Choi
“Orang di sebelahmu pasti teman sekolahmu.” Kata Chan Sung. Hyun Joong membenarkan  Taek adalah orang yang merawat adiknya sekarang.
“Dan berkatnya, Hyun Mi mampu tetap hidup hari ini.” Ucap Hyun Joong seperti merasa bersyukur. 


Tuan Kim memberitahu Man Wool kalau  Sepertinya Hyun Joong akan segera pergi Jadi sudah memikirkan sesuatu kalau mereka mengadakan acara khusus untuknya sebelum dia pergi dengan adiknya begitu  datang ke hotel.
“Hyun Joong tak pernah menghabiskan banyak waktu dengan adiknya. Jadi, bagaimana kalau kita membuka taman hiburan agar mereka bisa bersenang-senang bersama setidaknya untuk waktu yang singkat?” saran Nyonya Choi, Man Wool mengeluh mendengar Taman hiburan.
“Mengubah bar menjadi kafe anak, sepertinya bukan ide yang buruk Dia dengan baik hati menunggu adiknya selama 70 tahun. Setidaknya dia harus berbicaradengan adiknya sebentar.” Kata Tuan Kim
“Apa kau benar-benar berpikir dia tinggal di sini untuk menunggu adiknya? Menjadi pemuda yang murni dan baik hati, apa kau benar-benar berpikir dia sudah menunggu di sini selama 70 tahun hanya karena dia khawatir mengenai adiknya?” komentar Man Wool sinis sambil meminum tehnya.
“Apa Kalian semua sudah lupa? Dia datang ke sini sesudah tertembak.” Kata Man Wool mengingat saat Hyun Joong datang dengan seragam dan dadanya yang tertembak. Keduanya hanya bisa diam saja.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar