PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 04 September 2019

Sinopsis Hotel Del Luna Episode 16 Part 3

PS : All images credit and content copyright : TVN                                                        
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Man Wool menatap foto keberasaman dengan semua pegawainya, mereka terlihat sangat bahagia. Ia lalu pergi ke lobby lalu baru menyadari kalau hanya sendiri dalam hotel. Ia pikir kalau sendirian seperti sekarang itu sama saat baru memulai membuka hotel. Ia pun pergi ke bagian depan hotel, terlihat sudah kosong.
“Ketua, aku tak tertidur... Aku hanya memejamkan mata sebentar, dan kakiku lemas.” Ucap Hyun Joong terlihat terbangun dari tidurnya, Man Wool tersenyum melihat Hyun Joong.
“Aku Bohong. Maafkan aku.”ucap Hyun Joong, Man Wool seperti bahagia mengenal tingkah Hyun Joong
Hyun Joong memberitahu kalau mereka kedatangan tamu jadi Man Wool harus kembali ke kantornya. Hyun Joong punn terlihat berkerja menyapa tamu dengan bertanya sudah berapa lama meninggal dan akan mengantarnya ke kamarnya. 

Man Wool pergi ke lorong dan melihat Nyonya Choi membawa baki makanan.
“Ketua, tamu Kamar 603 seharusnya naik bus ke Alam Baka hari ini, tapi tamu ingin menunda sampai besok. Dan ini adalah roti kukus yang diminta oleh tamu di Kamar 1120. Tamu itu tak bisa makan roti kukus sejak kecil. Aku akan mengantar ini.” Ucap Nyonya Choi. Man Wool tersenyum mengingat kenanganya dengan Nyonya Choi. 

Man Wool pergi ke bar dan biasa melihat Tuan Kim menawarkan minuman karena baru saja membuat koktail dengan jenis yang baru. Man Wool tersenyum menatap Tuan Kim, Tuan Kim pun menawarkan Man Wool agar mencicipinya.
“Kenapa tak mencium aromanya dulu? Bukankah warnanya cantik?” ucap Tuan Kim. Man Wool terus tersenyum melihat kenangan dengan Tuan Kim.
Akhirnya Man Wool berjalan menuruni tangga dan lobby, terlihat tiga orang pekerjaanya kesayaganya berjalan. Setelah itu banyak tamu hantu yang duduk, tapi kali ini ia hanya sendirian dan lobby sudah kosong. Pintu lift terbuka, Chan Sung datang dan keduanya saling menatap.
“Untuk mengirim tamu terakhir, kau datang.” Kata Man Wool, Chan Sung pun berjalan menaiki tangga.
“Chan Sung... Aku terus merasa mengantuk... Aku merasa seperti tertidur. Apa aku mengantuk sehingga bisa pergi seolah sedang bermimpi?” ucap Man Wool bersandar dibahu Chan Sung.
“Aku akan tetap di sisimu bahkan jika kau tertidur.” Kata Chan Sung lalu mengendong Man Wool menaiki tangga. 

 Keduanya pergi ke kamar tidur, Man Wool terlihat seperti sangat mengantuk tertidur dilengan Chan Sung. Chan Sung memeluk erat Man Wool dengan erat sambil menepuk bahu kekasihnya.
“Aku sudah melintas perjalanan waktu yang panjang dan bertemu denganmu di sana, merangkul bunga itulah mimpi bulan.” Gumam Chan Sung
Flash Back
Chan Sung jaman dulu tahu kalau Man Wool itu artinya "bulan purnama" lalu menuliskan huruf ditangan dan memuji kalau nama yang Cantik sekali dan memberitahu kalau ada sebuah tempat bernama Sanggarloka Bulan. Seperti Chan Sung dan Man Wool memang sudah ditakdirkan bertemu. 


Chan Sung keluar kamar melihat Ma Go di lorong hotel lalu mendekatnya. Ma Go melihat Chan Sung masih ada di hotel. Chan Sung pikir datang karena tempat ini masih ada dna bertanya apa ada yang bisa dibantu lagi olehnya.
“Dahulu kala, aku meminjamkan gunting untuk mempelai wanita yang mengunjungi hotel. Apa kau ingat?” ucap Ma Go Pink
“Kau bilang melepaskan membutuhkan cinta yang lebih besar. Kau meminjamkan untuk membantunya melakukan hal itu.” Kata Chan Sung
“Benar. Masalahnya, aku lupa untuk mengambilnya kembali.” kata Ma Go, Chan Sung pun mengaku gunting itu ada padanya.

Chan Sung pun mengembalikan gunting yang disimpanya, Ma Go merasa beruntung dan merasa harus membayar Chan Sung karena menemukan gunting berharga ini.  Chan Sung pikir para dewa tak pernah muncul saat ia butuh, tapi mereka selalu membalas semua bantuan.
“Apa yang bisa kulakukan untukmu? Haruskah aku memutuskan hubungan antara kau dan yang menyakiti hatimu?” tanya Ma Go
“Apa kita masih terikat? Bisakah kau melihatnya? Apa masih ada ikatan yang tersisa untuk diputuskan?” kata Chan Sung
“Ya, itu... Aku tak bisa menjawabnya.” Kata Ma Go, Chan Sung pun tak ingin membahasnya dan akan pergi tapi kembali menemui Ma Go.
“Ada sesuatu yang kuinginkan. Aku ingin melakukan perjalanan ke masa lalu.” Kata Chan Sung, Ma Go terlihat binggung.
“Aku tahu kau bisa. Tapi Kau membuatku melakukannya saat dibutuhkan.” Kata Ma Go, Chan Sung membenarkan dan terlihat kebingungan.
“Tak apa-apa meskipun hanya untuk sesaat. Tolong aku agar bisa melihat musim dingin bersamanya.” Kata Chan Sung memohon. 


Man Wool dan Chan Sung berjalan mengitari pohon bulan, Man Wool melihat salju turun dan Musim dingin benar-benar datang. Ia berpikir dirinya itu masih bermimpi. Chan Sung pikir mereka  bisa menghabiskan musim dingin ini bersama seperti yang Man Wool harapkan.
“Dari mana ini berasal?” tanya Man Wool. Chan Sung pikir Mungkin dari masa lalu mereka atau dari masa depan yang akan dihabiskan bersama.
“Aku tak yakin yang mana. Ini hanya musim dingin dari salah satu momen yang kita habiskan bersama.” Kata Chan Sung.
“Chan Sung... Aku melihatmu di dalam mimpiku.” Ucap Man Wool, Chan Sung menuliskan nama Man Wool ditangan sama seperti dimasa lalunya.
“Namamu artinya "bulan purnama"... Cantik sekali.” ucap Chan Sung sama seperti saat masih kecil
“Kita benar-benar bertemu lagi sesudah perjalanan waktu yang panjang. Lalu, apa kita pernah melihat salju bersama di masa lalu?” ucap Man Wool
“Aku harap kita akan melihat salju bersama di masa depan.” Kata Chan Sung, Man Wool mencoba menyakinkan.
“Sekarang, salju terlihat lebih cantik.” Ucap Man Wool berkaca-kaca melihat salju yang terus turun. 



Man Wool sudah ada didepan jembatan, Chan Sung bertanya apakah Man Wool pergi sendirian tanpa Malaikat Maut, Chan Sung mengingatkan ia adalah pemilik tempat ini selama bertahun-tahun jadi akan pergi sendiri. Chan Sung pikir Man Wool itu pemberani.
“Chan Sung... Aku sudah merenungkan berkali-kali apa yang harus kukatakan jika saat ini datang... "Maaf, Terima kasih, Hiduplah dengan baik." Aku sudah menyiapkan kata-kata bagus” ucap Man Wool
“Ketika sudah saatnya, pikiranku menjadi kosong. Aku hanya ingin terus hidup bersamamu. Aku terus ingin melihatmu Dan aku tak ingin meninggalkanmu. Aku lemah.” Akui Man Wool sambil menangis.
“Di samping kelemahanku, aku pura-pura kuat di depanmu. Aku bahkan membuatnya tak mungkin bagimu untuk menghentikanku pergi. Maaf.” Man Wool dan akhirnya memegang wajah Chan Sung.
Chan Sung tak bisa menahan tangisnya, lalu menghapus air mata Man Wool. Ia pikir kalau ada disini, kalau Man Wool bilang jangan kesepian saat melihatnya pergi dan bertanya apa semuanya hanya pura-pura. Man Wool mengaku saat itu tak tahu kalau sangat menyukainya.
“Aku... Aku juga tak tahu akan jatuh cinta sekali lagi seperti orang bodoh.”ucap Man Wool dan akhirnya mereka berpelukan sambil menangis.
“Aku tak pernah memikirkan masa depan sebelumnya. Tapi satu-satunya hal yang bisa kukatakan sekarang hanyalah ini. Mari bertemu di kehidupan kita selanjutnya bagaimanapun caranya.” Ucap Man Wool saling menatap.
Chan Sung hanya diam saja, Man Wool meminta persetujuan Chan Sung dengan ucapanya. Chan Sung pun menganguk setuju. Keduanya saling menatap dengan saling berpegangan tangan. Man Wool tahu kalau Chan Sung sudah sudah menjaga, merawat dan melindunginya.
“Terima kasih.” Ucap Man Wool, Chan Sung pun mengucapkan  Selamat jalan.
“Selamat jalan, Man Wool.”kata Chan Sung, Man Wool kembali menangis dan keduanya pun melepaskan tangan. Man Wool berjalan pergi ke “Sungai Sanzu” Setelah Man Wool pergi. 



Hotel Del luna pun hilang berserta dengan kenangan Chan Sung yang pernah foto bersama dengan Man Wool. Chan Sung pun seperti hanya berdiri didepan terowongan biasa bukan seperti petunjuk jalan ke arah Sungai Sanzu.
“Bulan kesayanganku menghilang sesudah melahap malam dan mimpiku. Sampai jumpa.” Ucap Chan Sung akhirnya menangis histeris kehilangan Man Wool.
Ma Go berkata “Merasa sedih dan kecewa itu wajar saat merasa kehilangan. Ketika bunga layu, sama seperti memimpikan bunga baru. Kau akan hidup, bertemu, dan mencintai lagi. Aku harap itulah jawaban yang kalian pilih, keindahan cinta yang sombong, bodoh, dan egois.”
Man Wool berjalan melewati jembatan, wajahnya terlihat bahagia ditanganya sudah ada bunga dan tanda akan pergi ke surga. 

Pohon di hias dengan ornamen natal dan berkelap kelip dan salju sudah mulai turun. Sanchez berteriak dengan bahagia”Selamat Natal!” dan buru-buru menutup pintu karena merasa dingin dan bergegas memanggil Chan Sung. Chan Sung sedang membereskan barang-barang di kamarnya.
“New York hanya sedingin Seoul, jadi jangan lupakan pakaian musim dinginmu.” Ucap Sanchez
“Bisakah kau mengirimkan barang-barangku sesudah aku santai?” kata Chan Sung memasukan barang ke dalam kardus.
“Baiklah. Ambil apa yang kau bisa dan aku akan bawa sisanya saat berkunjung. Apa kau Mau makan siang besok?” tanya Sancez
“Sebenarnya, aku punya rencana.” Ucap Chan Sung.

Yoo Na sudah duduk di sebuah cafe, Chan Sung bertemu menanyakan kabarnya. Yoo Na mengaku kabarnya baik saja.  Chan Sung ingin tahu Bagaimana hasil ujiannya dan apakah  punya mata pelajaran utama. Yoo Na dengan bersemangat mejawab Manajemen hotel.
“Aku akan jadi hotelier juga.” Kata Yoo Na, Chan Sung yakin Yoo Na  pasti mendapat nilai yang bagus.
“Mungkin akan tahun depan... Melihat hantu dapat mengganggu belajarku. Berkat obat yang kau berikan, aku tak melihat mereka lagi. Itu membuatku fokus belajar.” Cerita Yoo Na, Chan Sung pun mengucap syukur.
“Apa kau juga minum obat yang kau berikan kepadaku? Kau tak melihat hantu sekarang, 'kan?” ucap Yoo Na. Chan Sung hanya terdiam dan tersenyum. 

Chan Sung pergi melihat lukisan harimau yang digantung dan terus menatapnya.
“Akankah harimau melihat semua yang diinginkannya sesudah kembali ke lukisan itu?” tanya Chan Sung
“Dia hampir menjalani mimpi dengan melihat apa yang orang lain tak bisa, yang membuatnya beruntung.”balas Man Wool
Saat itu Chan Sung bisa melihat Ma Go sedang memberikan bunga pada Hantu yang memegang buku.
“Kenangan dari dunia rahasia yang tak diketahui orang lain. Di situlah kau berada. Dan aku...masih ingat janjiku padamu.” Gumam Chan Sung. 


Pagi hari yang cerah, Tuan Kim terlihat bugar sedang berolahraga, Nyonya Choi pun berjalan-jalan dengan anjingnya. Hyun Joong pun seperti anak SMA yang sedang bermain basket. Chan Sung duduk sendiri dengan buku berjudul "Keberadaan dan Waktu” yaitu buku yang terselip foto ibunya.
Saat itu Man Wool datang menghampiri Chan Sung, Chan Sung menatap Man Wool dan menaruh bukunya. Man Wool akhirnya duduk disamping Chan Sung lalu menyandarkan kepalanya dibahu. Chan Sung pun memeluknya.
“Kau datang lebih awal... Aku pikir kau akan terlambat.” Ucap Chan Sung
“Aku bergegas agar kau tak menunggu.” Balas Man Wool
“Kapanpun itu...Jika kita bersatu kembali dalam kehidupan jauh di ujung jalan...” ucap Chan Sung
“Kapanpun itu...Ketika hari itu tiba, aku berharap selalu bersamamu. Kita akan bermimpi bersama saling berpandangan, saling berpelukan, dan tertawa bersama seperti... hidup bahagia berdampingan selamanya.” Gumam Man Wool
Keduanya saling menatap seperti yang dinginkan Ma Wool, Man Wool pun terus bersandar dibahu Chan Sung seperti sudah melepaskan kerinduanya. 



Epilog
Ma Go mengumpulkan semua saudaranya memberitahu akan membuat pengumuman penting, dan bertanya diman saudara lainya.  Dan Apa yang keenam masih tinggal di Joseon. Semua hanya diam saja. Ma Go mengeluh adiknya itu memang Luar biasa.
“Kenapa kita tak pernah bisa berkumpul? Kalian bahkan tak sibuk.” Keluh Ma Go
“Kau dapat berbicara dengan mereka yang tak ada di sini secara terpisah.” Komentar Ma Go Pink
“Jadi, apa pengumumannya?” tanya Ma Go hitam tak sabaran,  Ma Go memberitahu sudah memilih pemilik baru yang mengejutkan untuk Sanggarloka Bulan.
“Jiwa pengembara yang tak punya tujuanharus memiliki tempat tinggal untuk menceritakan kisah mereka.” Ucap Ma Go penuh semanga.
“Jadi, apa nama hotel baru itu?” tanya Ma Go tabib, Ma Go mencoba mengingat nama Hotel yang baru.
“Tunggu. Apa yang salah denganku? Kenapa aku tak ingat?” ucap Ma Go bingung.
Saat itu terlihat nama baru “HOTEL BLUE MOON” pintu lift terbuka seorang pria berjalan masuk dengan gelas whiski ditanganya, terlihat sangat segar dengan es batu. Para pegawai pun sudah berbaris menyambutnya. Ia pun menaiki tangan dan terlihat pria tampan pemilik baru.
“Bulan sudah naik... Ayo buka pintunya.” Ucap Kim Soo Hyun sambil meminum whiski ditanganya.
THE END

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



1 komentar:

  1. Pertemuan Chan Shung dan Ma Wool itu dalam cerita imajinasi atau beneran ya. Serius tanya, karena di cerita ini banyak adegan mimpi atau kenangan.

    BalasHapus