PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 11 September 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 22

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Yi Young menemani Nenek yang tertidur dilantai dan terlihat sanget nyenyak. Ia menatap pena ditanganya lalu keluar dari rumah dan melihat Tuan Yoon sudah menunggu lalu duduk didepanya.  Ia langsung memberikan pulpen yang ditemukanya.
“Ini benda yang kamu cari... Ini dia, kan?” ucap Yi Young. Tuan Yoon tak percaya kalau Yi Young sungguh membawakannya padanya.
“Kau tidak membukanya,kan?” ucap Tuan Yoon, Yi Young mengingat Tuan Yoon  melarang melakukan itu.
“Apa Kau tidak membukanya karena aku melarangmu?” ejek Tuan Yoon,  Yi Young pikir mereka sudah berjanji.
“Selama aku tidak menontonnya, menutup mulutku, dan membawakannya kepadamu, kau bilang akan memberitahuku siapa yang berada di gudang hari itu.” Ucap Yi Young. Tuan Yoon menganguk mengerti.
“Aku sudah berjanji kepadamu. Tolong jangan pernah datang ke toko bunga bibiku.”ucap Yi Young.
“Aku tidak akan datang.” Kata Tuan Yoon,  Yi Young pun meminta Tuan Yoon agar memberitahu.
“Siapa lagi yang ada di gudang?” tanya Yi Young penasaran, Tuan Yoon mala bertanya apakah Yi Young suka lagu lama
Yi Young bingung, saat itu Tuan Yoon memberikan kode pada pemilik Cafe agar memutarkan piringan hitam, Si pria pun memutar lagu lama. Yi Young masih dibuat bingung. Tuan Yoon memberitahu kalau Ibunya sering mendengarkan lagu ini.
“Cepat jawab aku... Kau berjanji akan memberitahuku.”ucap Yi Young marah. Tuan Yoon seolah-olah lupa.
“Aku berubah pikiran. Aku bisa menerima banyak uang jika tidak memberitahumu.” Kata Tuan Yoon dengan senyuman licik
“Pak, kenapa kau hidup seperti ini? Aku memberikan ini kepadamu karena janjimu. Aku bahkan berbohong kepada orang yang kusukai.” Teriak Yi Young marah
“Siapa? Jang Yoon? Aku tidak memilih hidup seperti ini. Dunia yang membuatku seperti ini. Aku pernah menjadi korban dahulu. Jadi, aku selalu siap. Aku selalu menyimpan kartu rahasia. Aku akan mengeluarkannya setiap kali para bedebah mengkhianatiku.”ucap Tuan Yoon.
“Jangan konyol. Kau memilih untuk berbohong dan memanfaatkan orang lain. Seperti itulah dirimu.” Kata Yi Young marah
“Naif sekali. Kau tidak tahu bagaimana cara kerja dunia ini. Apa Kau tahu betapa kotor dan kasarnya dunia ini?” kata Tuan Yoon
“Ada satu hal yang kuketahui, yaitu kau seorang pembohong.” Balas Yi Young penuh amarah.
“Jangan khawatir. Aku mungkin akan melakukan hal baik sebelum mati. Jika aku mati, selidikilah. Siapa tahu? Mungkin aku meninggalkan hadiah untukmu.” Kata Tuan Yoon
“Jangan mempermainkan orang. Jangan pernah muncul di hadapan keluargaku lagi. Jika kau melakukannya, aku akan ke kantor polisi dan membeberkan semuanya.”ucap Yi Young memperingati.
“Jangan lupakan apa yang kukatakan kepadamu.” Ucap Tuan Yoon melihat Yi Young pergi meninggalkanya. 



Yi Young berjalan menaiki tangga ke rumahya, Jang Yoon seperti sedang menunggu bertanya pada Yi Young bertanya  Dari mana saja baru pulang selarut ini. Yi Young mengaku mampir ke pasar swalayan. Jang Yoon tak percaya kalau pergi selarut ini. Yi Young membenarkan.
“Kenapa kau belum tidur? Pertunjukannya besok.” Tanya Yi Young mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Tidak ada alasan. Aku tidak bisa tidur. Rasanya kita tidak bisa bertemu meski sudah beberapa berpapasan, kan?”kata Jang Yoon. Yi Young membenarkan lalu berjalan pergi.
“Maafkan aku... Sejak kemarin, aku merasa sangat tidak berdaya. Aku merasa tidak ada yang bisa kulakukan. Aku frustrasi dengan diriku sendiri. Aku di sini, dengan harapan bisa melihatmu. Kau Masuklah. Selamat malam.” Ucap Jang Yoon akan masuk rumah.
“Aku juga minta maaf... Aku sungguh minta maaf.” Ucap Yi Young merasa bersalah. 


Joo Wan di ruangan mengingat yang dikatakan Tuan Kang “Semua ini terjadi gara-gara kau... Gara-gara kau, Kim Ian tewas. Pada akhirnya, hidupnya berantakan karenamu. Apa yang kau lakukan sebagai ganti mendapat posisi tetap? Itukah alasanmu membunuh Ian?”
Saat itu seseorang dengan inisial "Y" menelp Joo Wan tapi seperti tak diangkat. Sementara Tuan Kang bertemu dengan Tuan Yoon ingin tahuapa hadiah untuknya dan apakah Tuan Yoon sudah menemukannya. Tuan Yoon mengeluh Tuan Kang sangat tidak sabar.
“Aku menemukannya. Jika kau memberiku uang yang kau janjikan, aku akan menyerahkannya... Dasar berandal.” Ucap Tuan Yoon.
“Hei, aku bahkan tidak tahu kau jujur atau tidak. Jadi, bagaimana aku bisa memberimu uang?” ucap Tuan Kang. Tuan Yoon memperlihatkan pulpen ditanganya.
“Berikan. Berikan kepadaku, Brengsek! Berikan kepadaku lebih dahulu!” ucap Tuan Kang ingin merampasnya.
“Seperti janji kita, aku tidak membukanya. Tapi jika kamu tidak membayarku, aku akan membukanya. Kapan kamu memberikannya padaku?” kata Tuan Yoon mendorong Tuan Kang agar menjauh.
“Baiklah... Akan kubayar setengahnya sekarang. Akan kubayar sisanya setelah kau menyingkirkan orang lain.” Kata Tuan Kang
“Siapa itu?” tanya Tuan Yoon. Tuan Kang menjawab Nam Joo Wan dengan memberikan perintah.
“Jangan bunuh dia, tapi buat dia memohon ampun agar dia tidak pernah merendahkanku lagi. Setelah semua yang kulakukan untuknya, berani-beraninya dia.” Ucap Tuan Kang. Tuan Yoon hanya bisa tertawa.
“Kenapa kau tertawa?” ucap Tuan Kang bingung. Tuan Yoon menjawab kalau Karena lucu.
“Kalian semua sama saja.” Ejek Tuan Yoon dan akan pergi. Tuan Yoon menahan Tuan Yoon yang akan pergi.
“Aku berubah pikiran. Jadi Aku akan menyimpan ini. Banyak orang yang menginginkan ini.” Ucap Tuan Yoon.
“Kau tidak bisa pergi begitu saja, Bedebah.” Ucap Tuan Kang tak bisa menahan Tuan Yoon keluar dari mobilnya. 


Tuan Yoon melihat Jang Yoon sudah menunggunya lalu mengejek kalau mereka terus bertemu pasti akan menyukainya dan ingin tahu alasan Jang Yoon berkunjung lagi ke tempatnya. Jang Yoon mengaku ingin meminta bantuan Tuan Yoon sekarang.
“Bantuan? Dariku?” tanya Tuan Yoon binggung. Jang Yoon meminta agar Tuan Yoon mengatakan apa yang terjadi malam itu.
“Aku tidak berusaha membuatmu terlibat masalah. Aku hanya ingin tahu apa yang terjadi malam itu. Kau tidak membunuh Ian, kan?”ucap Jang Yoon ingin tahu
“Sudah kubilang bukan aku, Akhirnya kau memercayaiku.” Ucap Tuan Yoon bahagia.
“Lalu siapa yang membunuhnya dan kenapa? Dan kenapa Yi Young berpikir dia yang membunuhnya? Tolong beri tahu aku. Kumohon.” Kata Jang Yoon penasaran.
“Yoon. Maksudku, Do Hoon... Di mana uangnya? Itu satu-satunya cara aku akan bicara.” Kata Tuan Yoon tak bisa dibodohi
“Ya, aku akan mendapatkan uang itu untukmu. Tapi akan butuh waktu.” Kata Jang Yoon. Tuan Yoon pun menegaskan akan menunggu.
“Kumohon. Aku akan menepati janjiku.” Ucap Jang Yoon, Tuan Yoon ingin tahu janji apa.
“Akan kuberi tahu satu hal. Lagi pula, ini bukan rahasia lagi. Bukan Yi Young yang membunuh Ian. Dia ditikam, tapi dia tidak mati karena itu. Ada orang lain yang membunuhnya.” Ucap Tuan Yoon.
“Siapa? Siapa itu?” tanya Jang Yoon penasaran. Tuan Yoon menegaskan Hanya ini yang bisa dikatakan untuk saat ini.
“Bawakan aku uangnya. Maka akan kuberi tahu sisanya.” Kata Tuan Yoon lalu beranjak pergi. 


Akhirnya gedung mulai dihias dengan poster "Konser Inaugurasi Konduktor Nam Joo Wan" lalu diberi peringatan  "Jangan Masuk, Sedang Latihan" Semua pemain masuk ruangan setelah latihan, Sek Yang memberitahu  Makan siangnya akan dibagikan dalam 30 menit.
“Tolong jangan tinggalkan gedung ini dan tetaplah di ruang tunggu.” Ucap Sek Yang. Semua menganguk mengerti.
“Perutku sakit. Ini Gawat.” Keluh Jenny masuk ruangan, Nyonya Wang pikir kalau Jenny butuh obat.
“Percuma saja... Perutku selalu sakit sebelum pertunjukan.” Ucap Jenny. Michael pikir itu tak masalah.
“Aku selalu muntah tepat sebelum naik ke panggung. Aku minum satu gelas soju tiap hari.”akui Michael. Semua tak percaya mendengarnya. 
 Joo Wan terlihat gugup diruanganya, Nyonya Yoon datang memlihat  Latihannya berjalan lancar hari ini dan bertanya sudah makan malam. Joo Wan mengaku tidak berselera makan dan bertanya apa yang dinginkan Nyonya Yoon sekarang.

“Aku datang untuk mengucapkan semoga berhasil. Masa depan orkestra kita ada di tanganmu.” Ucap Nyonya Yoon
“Kenapa kau tiba-tiba memujiku?” ucap Joo Wan heran, Nyonya Yoon pikir kalau Joo Wan mendengar rumor buruk, jangan biarkan itu mempengaruhinya.
“Apa pun yang terjadi, aku akan melakukan yang terbaik untuk melindungimu. Mengerti? Kau yang terbaik. Kudoakan yang terbaik untukmu.” Ucap Tuan Yoon. Joo Wan hanya bisa diam saja. 



Setelah Tuan Yoon keluar, Yi Young datang memberitahu kalau neneknya sudah datang. Joo Wan langsung memeluk nekenya mengaku suka pakaian Nenek. Nenek Joo Wan panik karena cucunya membuatnya memutar-mutar.
“Tapi tunggu sebentar. Ada apa dengan wajahmu? Apa Kau tidak tidur semalam?” tanya Nenek khawatir.
“Aku tidak bisa tidur karena aku sangat gugup akan bertemu Nenek.” Ungkap Joo Wan. Nenek mengeluh cucunya memang sudah gila.
“Presdir Ko dengan sukarela membawa nenekmu berkeliling. Dia ingin aku bekerja.” Ucap Yi Young. Joo Wan pun mempersilahkan. 

Nyonya Hong kebingungan karena tidak bisa dihubungi sejak kemarin dan berpikir sedang sakit. Tuan Hong sibuk memindahkan pot bertanya apakah istrinya sedang menelp Yoon Young Gil. Nyonya Hong membenarkan karena ada banyak kiriman untuk besok.
“Jadi, aku ingin memintanya memindahkan tanaman dan mengirimnya.” Ucap Nyonya Hong
“Mungkin terjadi sesuatu. Telepon dia lagi besok. Sementara itu, aku akan menangani semua pekerjaan.” Ucap Tua Hong
“Dia bekerja sepuluh kali lebih cepat darimu. Omong-omong, kuharap Soo Young tiba tepat waktu di konser. Perhatiannya selalu teralihkan. Aku khawatir dia akan tiba di sana setelah konser berakhir.” Ucap Nyonya Hong khawatir.
“Apa Kau mengirim bunga?” tanya Tuan Hong, Nyonya Hong mengaku sudah kalau Ini konser pertama konduktor.
“Astaga, sayang sekali kita sangat sibuk hari ini. Apa dia akan marah karena kita tidak datang?” kata Nyonya Hong sedih.
“Pasti dia akan mengerti. Kita bisa menemuinya lain kali saat Yi Young juga bisa tampil bersamanya.” Kata Tuan Hong
“Tapi ini tetap konser yang penting baginya. Apa Kau tahu?” ucap Nyonya Hong dan ingin mencoba menelp lagi. 


Tuan Yoon melihat ponselnya yang terus berderingg dari "Toko Bunga" tapi tak diangkatnya, setelah minum mengambil buket bunga diatas meja. Pemilik bertanya Apa Tuan Yoon akan pergi untuk menyatakan cintanya. Tuan Yoon membenarkan lalu membayarnya.

Yi Young pergi ke tempat Jang Yoon memuji kalau terlihat tampan hari ini dan berpikir kalau tidak gugup. Jang Yoon mengaku jarang merasa gugup. Yi Young mengaku sangat iri pada Jang Yoon tapi tetap mendoakan yang terbaik untuknya.
“Tidak apa-apa meski kau membuat kesalahan, jadi, jangan gugup.” Ucap yi Young
“Ini bukan konser tunggal.  Aku akan bermain seperti biasanya.” Komentar Jang Yoon santai.
“ Ini seperti konser tunggal. Kalian akan melakukan penampilan tambahan pertama.” Kata Yi Young. Jang Yoon menganguk mengerti. 

Sek Yang membawa jas di "Ruang Konduktor" dan akan keluar ruangan dan dikagetkan dengan Tuan Yoon sudah ada didepan pintu lalu bertanya Siapa pria itu. Tuan Yoon bertanya Apa konduktor ada di dalam.  Sek Yang mengaku Joo Wan sedang tidak di sini.
“Ini area terlarang, jadi, kau dilarang masuk ke sini. Bagaimana kau bisa masuk?” ucap Sek Yang binggung.
“Aku berjalan masuk. Tolong berikan ini kepada konduktor. Doakan dia berhasil untuk konser hari ini.” Ucap Tuan Yoon memberikan buket bunga.
“Ada tempat terpisah untuk hadiah di lobi. Apa Aku harus bilang dari siapa?” ucap Sek Yang. Tuan Yoon hanya menjawab Seorang penggemar lalu berjalan pergi. 

Jang Yoon baru saja keluar dari ruangan melihat Joo Wan pergi ke tangga darurat lalu bertanya Apa mau Tuan Yoon yang datang padahal Konser akan dimulai. Tuan Yoon mengaku sudah menemukan yang dicari dan sudah menelepon kemarin, tapi tidak menjawab.
“Kau minta bertemu denganku sebelum konser hanya agar kau bisa memberitahuku itu? Kau bicara seolah-olah itu tidak penting. Seseorang tewas karena itu.” Ucap Tuan Yoon menyindir.
“Mari bicara setelah konser.” Ucap Joo Wan akan pergi, tapi Tuan Yoon kembali bicara.
“Kau tahu siapa yang memberiku barang yang kucari? Hong Yi Young.” ucap Tuan Yoon. Joo Wan kaget mendengarnya. 


Nyonya Seo melihat ruangan Joo Wan yang kosong dan terlihat kebingungan. Yi Young datang dengan Sek Yang memberitahu Joo Wan  tidak ada di ruang tunggu dan tidak bisa menemukannya, bahkan belum berganti pakaian.
“Berapa sisa waktu kita?” tanya Nyonya Seo,  Sek Yang menjawab 15 menit lagi.
“Mari kita cari dia lagi. Pergi ke belakang panggung dan lihat apa dia ada di sana. Hati-hati dan pastikan para anggota tidak tahu. Mereka tidak boleh tahu soal ini.” Kata Nyonya Yoon. Semua menganguk mengerti. 

Joo Wan tak percaya kalau Yi Young dan ingin tahu cara Yi Youn menemukanya dan berpikir kalau Ingatannya sudah pulih Atau Tuan Yoon yang mengancamnya. Tuan Yoon mengaku tidak mengancamnya tapi mereka punya kesepakatan.
“Dia memintaku menceritakan apa yang terjadi tahun lalu. Jadi, aku melempar umpan. Aku bilang kepadanya ada satu orang lagi hari itu selain dia dan Ian. Aku bilang akan memberi tahu siapa orang itu jika dia memberiku yang kubutuhkan.” Cerita Tuan Yoon.
“Dan dia benar-benar memberikannya kepadaku. Dia sangat naif.”ejek Tuan Yoon. Jang Yoon terus mencoba mendengarnya.
“Jadi, Apa kau memberitahunya?” tanya Joo Wan, Tuan Yoon mengaku tidak.
“Aku melakukannya dengan baik, kan? Untuk menjual ini kepadamu,maka aku harus tetap diam. Akan kuberikan kepadamu jika kau menginginkannya. Tapi, sebaiknya kamu membayarku.” Ucap Tuan Yoon.
“Berani-beraninya kau kemari dan membicarakan uang denganku?” keluh Joo Wan marah
“Kenapa? Apa salahnya datang kemari? Apa karena ini tempat kau akan tampil? Apa kaitannya denganku?” ejek Tuan Yoon.
“Aku tidak punya waktu untuk ini. Mari bicara lain kali.” Kata Joo Wan akan pergi.
"Lain kali"? Tidak akan ada lain kali. Profesor Kang memintaku membuatmu memohon ampun sebagai gantinya membayar sisa uangku.” Ucap Tuan Yoon.
Joo Wan kaget mendengarnya. Tuan Kang pikir kalau pasti menjijikkan dan sungguh tidak bisa memaafkan keduanya, bahkan mengubahya menjadi pembunuh lalu tidak membayarnya. Ia pikir keduanya shda  meremehkan uang, lalu berpikir cukup istimewa dan memperlakukannya seperti sampah.
“Profesor Kang benar-benar berengsek. Tapi kau juga tidak pantas berdiri di panggung itu. Hari ini, aku memutuskan untuk menghancurkanmu dan Profesor Kang. Kau target pertamaku.” Ucap Tuan Yoon.
“Siapa yang harus kuberi tahu lebih dahulu? Jang Yoon? Pimpinan Jang? Atau polisi? Kudoakan yang terbaik untuk kalian hari ini. Ini akan menjadi penampilan terakhirmu.” Kata Tuan Yoon.
Joo Wan hanya bisa diam saja, lalu melihat foto Ian dan Yi Young ditanganya dari Tuan Yoon terlihat marah. Ia pun berjalan pergi, Jang Yoon mencoba mengikutinya tapi tak melihat perginya Tuan Yoon dan Joo Wan seperti menghilang begitu saja. 




Yi Young kebingungan mencari Joo Wan sampai akhirnya menemukan di sedang dalam ruangan gelap. Ia mengeluh kalau mencarinya ke mana-mana dan dari mana saja. Joo Wan meminta maaf dan mengajak pergi sekarang.
Nyonya Yoon menyapa angota orkresta yang sudah mulai datang, lalu mengangkat telp. Yi Young memberitahu kalau suda menemuka Joo Wan dan pergi ke ruang tunggu jadu memakai setelannya. Nyonya Yoon mengeluh kalau ini Sulit dipercaya karena Joo Wan tidak membiarkannya istirahat sampai akhir.

Yi Young membantu Joo Wan di ruangan, wajah Joo wan hanya melamun dan terdiam. Yi Youg menanyakan kedaaanya apakah baik-baik saja. Joo Wan menganguk tapi tatapanya masih kosong. Salah seorang kru memberitahu kalau mereka sudah siap. Yi Young memberitahu kalau akan datang.
“Tunggu. Sebentar.” Ucap Joo Wan menahan Yi Young yang akan mengancingkan jasnya.
“Aku tahu ini bisa menyesakkan, tapi bertahanlah. Jangan terlalu gugup. Aku yakin kamu akan tampil dengan baik. Nenekmu datang hari ini” ucap Yi Young menyakinkan. Joo Wan pun bisa sedikit tenang walaupun terlihat gugup. 

Semua pemain sudah ada diatas panggung, semua menunggu Joo Wan masuk. Saat Joo Wan masuk panggung, semua seperti tak bisa menahan perasaan ingin melihatnya. Nenek Joo Wan pun terlihat tak sabar menunggu.
Tapi Joo Wan malah hanya diam saja, beberapa menit. Semua penonton binggung melihat Joo Wan, Eun Joo pun tak menyangka Joo Wan hanya diam saja. Joo Wan seperti menenangkan dirinya lebih dulu lalu mulai mengangkat tongkatnya.
Alunan musik klasik pun terdengar,  Yi Young menonton di ruang tunggu pun tak bisa menahan rasa harunya. Nenek Joo Wan pun sangat bangga pada cucunya. Jang Yoon juga sempat menonton, sampai akhirnya pertunjukan selesai dan ia pun naik keatas panggung.
Joo Wan sempat melirik, Jang Yoon memberi kode kalau siap bermain. Lagu klasik kedua pun dimainkan dengan iringan piano. Saat itu Jang Yoon terlihat sangat bahagia melihat Jang Yoon yang main dengan bagus. Tapi disisi lain, Tuan Yoon terlihat jatuh ditangga dengan kepala yang berdarah dan tak sadarkan diri.
Bersambung ke episode 23

 Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



1 komentar: