PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 25 September 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 32

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Yi Yung berbicara di telp dengan Soo Young memberitahu akan pulang lebih awal besok dan akan menelepon Bibi. Ia pun meminta Soo Young agar menyampaikan pesan pada pamanya.  Jang Yoon bertanya Ada apa dengan Yi Young.
“Paman dan bibiku bertengkar. Bibi bertanya kepada Paman kenapa dia memperkenalkanku pada timpani, bukan instrumen cantik lainnya.” Cerita Yi Young
“Aku juga penasaran. Kenapa kau memilih timpani? Tidak banyak orang bisa memainkan instrumen itu.”tanya Jang Yoon heran.
“Pada awalnya, aku mulai dengan drum kecil. Aku pergi melihat serunai dan drumben bersama pamanku. Dan aku terpesona olehnya. Suara drum terdengar seolah-olah berasal dari dunia lain. Lalu Bagaimana denganmu?” tanya Yi Young
“Piano? Ibuku memainkan piano. Aku mendengarkan dia bermain piano bahkan di dalam rahimnya.” Cerita Jang Yoon
“Astaga. Lalu orang tuamu yang mana yang tuli nada? Ayah atau ibumu?” tanya Yi Young mengejek.
“Itu... Aku tidak tahu. Aku tidak pernah mendengar mereka bernyanyi. Mungkin ayahku.” Kata Jang Yoon
“Ayahmu? Menurutku juga begitu... Baiklah... Aku bisa membantumu memperbaikinya jika kamu mau. Aku membuka Klinik Yi Young untuk Tuli Nada... Selama 10 menit...Astaga, ini murah. Harganya 10 dolar.” Ucap Yi Young penuh semangat.
Jang Yoon seolah tak peduli, Yi Young mengeluh agar Jang Yoon bisa mengulangi setelah ia menyanyi dan mulai dengan lagu yang dinyanyikan saat dirumah sakit dengan sumpit sebaga mic-nya. Jang Yoon hanya menatapnya saat Yi Young menyanyi dengan merdu.
Yi Young menyuruh Jang Yoon agar mulai menyanyi, Jang Yoon menyanyi masih dengan nada yang sumbang. Yi Young  kebingungan karena Jang Yoon benar-benar tak tahu nada lalu mulai mengajarkan agar menstabilkan nadanya.
“Kau harus Nyanyikan seperti lagu anak-anak... Cobalah.” Ucap Yi Young, Jang Yoon mulai mencoba dan Yi Young memujinya. Yi Young berhasil membuat Jang Yoon bisa menyanyi lalu meminta agar memberi 10 dolar.



Jang Yoon duduk diam dalam tenda, sementara Yi Young tertidur pulas tapi tiba-tiba mengigau berkata “Tolong ampuni aku... Tolong ampuni aku.” Lalu membuka matanya. Jang Yoon panik melihat Yi Young bertanya apakah bermimpi buruk. Yi Young membenarkan.
“Aku mengalami mimpi buruk yang sama selama setahun. Aku tidak akan sering mengalaminya karena kau akan berada di sisiku.” Ucap Yi Young menatap Jang Yoon yang ada disampingnya.
“Aku akan di sini, jadi, jangan khawatir dan tidurlah.” Kata Jang Yoon, Yi Young menganguk mengerti.
“Bolehkah aku memegang tanganmu selagi aku tidur? Hanya tanganmu.” Ucap Yi Young memohon. Jang Yoon pun akhirnya memegang tangan Yi Young.
“Ini Hangat.” Kata Yi Young dengan senyuman bahagia, keduanya hanya bisa saling menatap dengan wajah bahagia.
“Perjumpaan pertama kita tidak menyenangkan. Jadi, kuharap kita tidak akan putus dan tetap bersama untuk waktu yang lama. Sampai kita saling merasa bosan.” Kata Yi Young
“Tidurlah dan jangan bermimpi buruk.” Ucap Jang Yoon yang terus memegang tangan Yi Young. 


Jang Yoon menatap Yi Young seperti merasa bersalah,  mengingat tentang kejadian masa lalunya dengan Yi Young.
Flash Back
Jang Yoon sangat marah menyangka Yi Young itu berbohong meminta agar mengatakan yang sebenarnya. Yi Young dengan ketakutan mengaku  tidak tahu karena tidak ingat.
“Kumohon... Kumohon, ampuni aku... Tolong ampuni aku.” Ucap Yi Young ketakutan.
Saat di rumah sakit, Yi Young terlihat sangat tertekan, jatuh saat hujan deras dirumah dan Jang Yoon dengan tatapan sinis bertanya apakah  ingat siapa yang dibunuh. Yi Young terlihat merasa sangat tertekan. 

Yi Young sempat menginap di rumah Jang Yoon, lalu mengajaknya   berkencan karena merasa menyukainya dengan wajah sumringah. Tapi Jang Yoon malah menatap sinis Yi Young karena menduga Yi Young mungkin pembunuh Ian.
“Kau mungkin tidak ingat, tapi adikku mencintaimu.” Ucap Jang Yoon sinis.

Saat di luar gedung latihan, Jang Yoon marah besar dan Yi Young mengaku tidak tahu apa-apa dan tidak ingat. Jang Yoon mengingatkan kalau  Seorang pria mati, bahkan Semua tulangnya hancur, dan organnya pecah. Yi Young berteriak histeris meminta Jang Yoon menghentikanya.
“Cobalah mengingat meski kau tidak mau.” Tegas Jang Yoon memaksa.
Yi Young tinggal di rumah Jang Yoon, lalu menegaskan akan berusaha dan akan bertanggung jawab. Karena Ia pikir dirinya yang membunuh adik Jang Yoon. Jang Yoon panik melihat Yi Young terluka dan dibawa kerumah sakit.
Sebelumnya Yi Young mengatakan kalau Jang Yoon pasti tidak peduli dengan dirinya, bahkan tidak akan mengganggnya meski menghilang.
“Semua yang terjadi di antara kita adalah kebohongan.” Ucap Yi Young, Jang Yoon menatap Yi Young yang sudah tertidur pulas dengan terus mengenggam tanganya. 



Soo Young berbicara ditelp seperti sangat serius, Yi Young masuk kamar  tapi percaya karena Soo Young sebagai Kejutan yang menyenangkan dan bertanya kapan datang. Soo Young mengaku  Baru saja karena sudah menyelesaikan sif paginya.
“Kau tampak bahagia. Apakah menyenangkan berkemah?” tanya Soo Young mengoda. Yi Young menganguk dengan wajah tersipu malu karen menurutnya pergi bertamsya selalu menyenangkan.
“Yi Young. Sejujurnya, ada sesuatu yang belum bisa kukatakan kepadamu.” Kata Soo Young. Yi Young bingung bertanya apa itu.
“Apa Kau ingat buku harian ini? Ini ada di tasmu pada hari kecelakaan itu.” Ucap Soo Young
“Kau bilang sudah membuangnya.” Kata Yi Young melihat buku agendanya, Soo Young mengaku sudah menyimpannya.
“Kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya? Ini bukan masalah besar. Ada alasan kau tidak bisa memberitahuku, kan?” ucap Yi Young yakin
“Sebenarnya, aku sudah lama mengenal Yoon sebelum kecelakaan itu. Aku tidak bisa memberitahumu dan Aku merasa kau tidak perlu tahu. Adiknya meninggal karena kecelakaan itu. Aku berusaha menyembunyikannya darimu karena aku tahu kau akan menderita.” Cerita Soo Young
“Aku benar-benar bingung sekarang. Apa Kau menyembunyikannya dariku karena tahu aku akan menderita?” kata Yi Young lalu melihat ada sebuah foto dalam agendanya.
“Kenapa ada foto Yoon di sana?” tanya Yi Young bingung karena menyimpan foto Jang Yoon.




Flash Back
Yi Young melihat hasil foto milik Ian dan memuji kalau beberapa foto tampak bagus. Ia lalu tiba-tiba melihat foto Jang Do Hoon, Ian binggung karena Yi Young bisa mengenal kakaknya. Yi Young kaget kalau Do Hoon itu adalah kakak Ian.
“Dia asisten profesor, dan aku menyukainya.” Akui Yi Young, Ian terlihat kecewa mendengar Yi Young menyukai kakaknya.
“Itu Cinta bertepuk sebelah tangan. Dia tiba-tiba menghilang, jadi, aku penasaran tentang dia. Jadi Di mana dia sekarang?” tanya Yi Young penasaran.
“Dia tidak ada di sini. Dia belajar di Amerika.” Kata Ian, Yi Young tak percaya mendengarnya. Ian pikir itu bagus untuk kakaknya pergi kesana.
“Ini spesial. Bisakah kau memberiku foto ini?” ucap Yi Young, Ian menganguk setuju. Yi Young terlihat bahagia mengucapkan Terima kasih lalu menuliskan nama "Jang Do Hoon" dengan wajah bahagia.



Yi Young melihat foto dengan tulisan "Jang Do Hoon" seperti ingatan kembali karena tentang selama ini sudah menyukainya dan menunggunya kembali dari Amerika. Soo Young memberitahu kalau Jang Yoon akan pergi ke Amerika hari ini.
Yi Young kaget mendengarnya lalu bergegas pergi. Soo Young pun mengejar Yi Young tapi ahirnya membiarkanya. 

Ki Sang sudah membawa koper memberitahu akan menyimpan barang-barang Yi Young dan juga akan mempertahankan rumahnya, tapi  Jika ingin menyingkirkannya, bisa memberitahunya. Jang Yoon pikir Ki Sang bisa mengurusnya.
“Bagaimana dengan Yi Young? Bukankah seharusnya kamu berpamitan? Aku tidak akan bisa mengurus itu.” Kata Ki Sang
“Aku tahu. Ayo pergi.” kata Jang Yoon lalu menuruni tangga dengan kopernya dibantu oleh Ki Sang. 
Saat itu Yi Young berlari dari gang kecil langsung mengedor pintu rumah Jang Yoon dan menekan bel, tapi tak terdengar sahutan. Ia melihat ada sebuah surat yang terselip lalu melihat namanya dibagian depan "Kepada Yi Young" Ia pun langsung membacanya
“Maaf meninggalkanmu dengan sepucuk surat. Aku tidak berani mengatakan ini secara langsung. Aku berniat memberitahumu kemarin, tapi tidak bisa.”
“Tidak.. Aku memikirkan apa yang telah terjadi. Sudah lama aku menyiksamu. Aku memaksamu mengingat hal-hal yang tidak penting. Aku membuatmu mengalami hal-hal yang tidak penting Semua waktu yang kita lalui bersama menyakitkan. Aku benar-benar minta maaf.”
Jang Yoon masuk mobil dan pergi, Yi Young berlari memanggil Jang Yoon tapi mobil yang dikemudikan Ki Sang sudah berjalan dengan cepat. Yi Young hanya bisa menangis melihat Jang Yoon yang pergi meninggalkanya untuk kedua kalinya.
“Kuharap kamu akan menghabiskan sisa hidupmu dengan bahagia. Jika kau bisa melakukan itu, aku bisa bertahan di mana pun aku berada.” 



Flash Back
Jang Yoon menuliskan dipapan "Ujian Pendahuluan Pemasaran" lalu memberitahu kalau Waktu kalian hingga pukul 12.00 dan Setelah selesai, agar meninggalkan kertas ujian di meja  lalu pergilah tanpa mengganggu siapa pun.
Yi Young yang tadinya tak peduli dengan ujian melihat Jang Yoon langsung terkesima dan wajahnya terlihat sangat sumringah.
“Dia asisten profesor, dan aku menyukainya.” Ucap Yi Young saat melihat foto Jang Yoon. Ia tak percaya kalau Yi Young menyukai kakaknya.
“Cinta bertepuk sebelah tangan.” Ucap Yi Young dan sempat bertanya pada Jang Yoon siapa nama aslinya. Lalu Jang Yoon menjawab namanya “Jang Do Hoon." Yi Young hanya bisa terus menangis dengan kepergian Do Hoon. 

"Satu tahun kemudian"
Gedung Ian Center sudah berdiri dengan tegang, banyak orang yang berjalan masuk. Yi Young dengan senyuman sumringah menyapa semua orang yang lewat, lalu menyapa Nona Yang mengucapkan selamat karena sudah menjadi Manajer Yang. Nona Yang mengucapkan Terima kasih.

Yi Young terdiam melihat poster bertuliskan  "Resital Piano Kepulangan Jang Yoon" dan itu artinya Jang Yoon datang tanpa mengubah nama aslinya, wajah Yi Young terlihat kecewa. Sementara Di ruangan papan nama bertuliskan "Dirut, Yoon Mi Rae"
“Kulitmu kecokelatan.” Komentar Nyonya Yoon dan Joo Wan terlihat lebih segara duduk dimeja dengan senyuman.
“Belakangan ini aku sering berada di luar.” Komentar Joo Wan.
“Sebenarnya aku memintamu datang karena ingin meminta bantuan. Aku juga ingin bertemu denganmu karena sudah lama.” Ucap Nyonya Yoon. Joo Wan bertanya Bantuan apa.
“Aku ingin tahu apa kamu bisa tampil sebagai tamu di konser perayaan tahun pertama orkestra simfoni kami. Mungkin akan ada halangan, tapi aku bisa meyakinkan dewan. Bagaimana menurutmu?” kata Nyonya Yoon.
“Maafkan aku... Tapi aku konduktor di orkestra lain.” Ucap Joo Wan, Nyonya Yoon kaget mendengarnya.
“Kau seharusnya memberitahuku... Orkestra yang mana?” tanya Nyonya Yoon.
“Itu orkestra remaja di Chuncheon. Aku membentuk orkestra kecil untuk murid yang tidak mampu belajar di akademi sepulang sekolah. Itu orkestra pemuda.” Cerita Joo Wan dengan bangga
“Apa Kau mengajar anak-anak?” tanya Nyonya Yoon tak percaya, Joo Wan mengaku ada tujuan yang sebenarnya datang untuk membuat proposal.
“Orkestramu seharusnya bekerja sama dengan orkestra kami. Para anggota bisa mengunjungi orkestra kami dan mengajari anak-anak dua kali setahun. Dan setiap kali kau mengganti instrumen, maka kau harus menyumbangkan yang lama untuk para murid kami.” Jelas Joo Wan.
“Jika itu proposalmu, maka aku bersedia menerimanya.” Kata Nyonya Yoon penuh senyuman. Joo Wan pun mengucapkan Terima kasih.



Joo Wan berdiri didepan ruang latihan, saat itu Eun Joo baru datang. Keduanya saling bertatapan akhirnya saling memberikan senyuman. Eun Joo pun masuk ruang latihan terlihat yakin duduk dibangku depan. Seo Joo berdiri dengan Jenny menatap sinis saat melihat Eun Joo masuk.
“Kenapa Eun Joo tampil sebagai tamu padahal dia berhenti dari orkestra?” keluh Seo Joo
“Nona Yoon memintanya tampil untuk kita. Dia meminta Eun Joo untuk tampil di konser hari jadi nanti.” ucap Yi Young. Jenny pikir Eun Joo itu sangat setia.
“Setia apanya? Dia mungkin datang demi uang.” Keluh Seo Joo sinis lalu berjalan pergi. Yi young hanya bisa terdiam melihat tingkah Seo Joo. 

Jenny pun bertanya pada Yi Young apakah sudah lihat papan buletin, kalau Jang Yoon melakukan resital. Yi Young mengaku sudah melihatnya. Jenny bertanya apakah Jang Yoon tidak menelepon. Jang Yoon mengeleng dengan wajah kecewa. Jenny pun langsung mengumpat kesal. 

Yi Young memasak ramyun dengan memasukan telur lebih dulu, wajahnya terlihat penuh rasa kecewa. Tiba-tiba seseorang berkomentar kalau Yi Young  harus menambahkan telur saat mie nya hampir matang. Yi Young menatap kaget karena Jang Yoon ada disampingnya.
“Kau tidak tahu banyak tentang kehidupan. Lalu apa Kau suka makan kimchi dengan ramyeon? Aku akan mentraktirmu kimchi tumis hari ini.” Ucap Jang Yoon dengan wajah bahagia. Yi Young hanya diam saja. 

Yi Young makan sendiri, saat itu Jang Yon datang membawa nasi goreng dengan ham, keju, dan kimchi tumis. Yi Young dengan sinis berkata agar  Jangan bicara padanya dan pindah ke tempat duduk lain. Jang Yoon mengikutinya duduk didepan Yi Young.
“Aku sudah lama menunggu di sini karena aku tidak tahu kapan kau akan datang.” Kata Jang Yoon.
“Kenapa kau menungguku? Apa Kau tidak punya ponsel?” kata Yi Young kesal.
“Kau mengganti nomor teleponmu. Apa Kau sengaja menggantinya karena tidak mau menemuiku?” ucap Jang Yoon
“Apa Kau tidak bisa menelepon hanya karena tidak punya nomorku? Tapi sekali lagi, kau bahkan membuang nomor teleponmu dan melarikan diri.” Sindir Yi Young marah.
“Itu karena aku berpikir aku tidak akan bisa pergi jika aku bicara denganmu sebelum aku pergi.” kata Jang Yoon.
“Apa Kau bercanda? Kau masih menganggapku lelucon, kan? Apa Kau pikir aku akan terharu jika kau tiba-tiba muncul seperti ini? Apa Kau berharap aku menangis? Tidak... Kau pergi tanpa berpamitan, dan kamu tidak pernah menelepon selama setahun penuh. Kenapa kau ada di sini?” ucap Yi Young sinis.
“Aku datang untuk menemuimu.” Kata Jang Yoon, Yi Young mengingatkan kalau Jang Yoon melarikan dirisetelah meninggalkan surat permintaan maaf. Jang Yoon langsung meminta maaf dan menahan Yi Young agar tak pergi.
“Kau sangat egois... Apa Kau pergi sesukamu dan tiba-tiba muncul untuk menemuiku? Apa Kau pikir semua akan baik-baik saja jika kamu minta maaf?” ucap Yi Young kesal akhirnya keluar dari minimarket. 


Yi Young melihat Jang Yoon ikut keluar menyuruh agar Jangan mengikutinya karena itu sangat menyebalkan. Jang Yoon mengaku tidak mencoba membuatnya kesal tapi memang jalan itu mengarah pada rumahnya. Yi Young tak percaya mendengarnya.
“Ki Sang mempertahankan rumah itu... Dan aku kembali.” jelas Jang Yoon. Yi Young ingin tahu kapan.
“Siang ini... Kudengar kamu lolos audisi. Apa kau sudah menjadi anggota tetap?” tanya Jang Yoon.
“Ya, aku satu-satunya pemain timpani orkestra kami. Kenapa kau bertanya?” keluh Yi Young.
“Karena aku bangga padamu. Setelah aku kembali, Apa kau mau bekerja paruh waktu?” tanya Jang Yoon, Yi Young bingung  Pekerjaan paruh waktu apa.
“Ajari aku cara menyanyi... Aku akan membayarmu 10 dolar per 10 menit. Kau akan dibayar di muka tiap pekan, dan pembatalkan kesepakatan harus didiskusikan dahulu... Bagaimana?” kata Jang Yoon mengoda.
“Baiklah, terserah... Aku akan mengajarimu.” Ucap Yi Young dengan kesal melihat Jang Yoon karena terus saja tersenyum.
“Hei... Jang Do Hoon... Apa Kau ingat apa yang kau tulis di surat itu sebelum pergi? "Aku memaksamu mengingat hal-hal yang tidak penting." Kau menulis banyak omong kosong.” Keluh Yi Young
“Benarkah? Anggap saja aku melakukannya.” Kata Jang Yoon sudah tak bisa tersenyum lagi.
“Kau salah soal semua itu... Aku ingin mengingat semuanya, tapi aku merasa frustrasi karena tidak bisa. Itu memang sulit, tapi aku sangat suka bisa mengingat semuanya. Akhirnya aku merasa bebas. Lalu kenapa kamu bersikap berlebihan dan berasumsi bodoh bahwa aku menderita dan sengsara?” kata Yi Young dengan berkaca-kaca
“Maafkan aku.” Ucap Jang Yoon dengan senyuman seperti bercanda. Yi Young menyuruh Jang Yoon agar  Jangan tersenyum karena itu menyebalkan.
“Baiklah, aku tidak akan tersenyum.” Kata Jang Yoon, Yi Young menegaksan kalau akan memberikan peringatan.
“Jika kau terlibat dalam hidupku dan tiba-tiba menghilang lagi, maka aku berjanji akan membunuhmu, mengerti?” ucap Yi Young, Jang Yoon menganguk mengerti.
“Aku akan mengejarmu sampai ke ujung dunia dan menghancurkanmu, ya?” tegas Yi Young. Jang Yoon mengerti.
“Aku tidak akan pergi ke mana pun. Aku datang karena merindukanmu. Aku sungguh minta maaf karena tiba-tiba menghilang tanpa berpamitan. Aku merasa telah banyak menyulitkanmu dan membuatmu menderita. Dan aku tidak bisa memaafkan diriku karena itu.” Ungkap Jang Yoon.
“Tapi aku menyesalinya begitu aku pergi. Aku sangat merindukanmu. Tapi Aku harus menahan diri untuk kembali kepadamu Dan itu sangat sulit. Kukira aku hampir mati karena mencoba menahan diri.” Kata Jang Yoon.
“Aku tidak akan pergi ke mana pun. Aku tidak akan pergi meski kau menyuruhku meninggalkanmu. Aku akan tetap di sisimu. Mengerti?” ucap Jang Yoon menyakinkan.
Yi Young hanya memalingkan wajahnya dengan wajah cemberut, Jang Yoon meminta agar mereka bisa berpengangan tangan. Yi Young menolak dengan menarik tanganya, tapi Jang Yoon tak menyerah menarik tangan Yi Young dan mengenggamnya.
“Ini menyenangkan. Sudah lama sekali.” ucap Jang Yoon bahagia memegang tangan Yi Young. Keduanya akhirnya menatap dengan wajah bahagia.
“Ian... Sudah lama, kan? Apa Kau masih sering tersenyum di atas sana? Apa kamu masih sulit berbohong? Apa Kamu masih sering kesal? Apa Kau baik-baik saja di atas sana?” gumam Yi Young menatap ke arah langit dengan senyuman. 





Yi Young berlatih timpani diruangan, lalu melihat ke arah jendela disamping ruang latihanya. Jang Yoon sedang berlatih piano tanpa sadar Yi Young menatapnya.
“Orang yang memberiku tempat yang indah ini adalah dirimu, bukan orang lain. Dunia ini penuh penderitaan, tapi penuh dengan orang yang mengatasinya. Aku mempelajari rahasia ini darimu, Ian.” Gumam Yi Young 

Pagi hari, Jang Yoon membuka pintu kaget melihat Yi Young yang sudah menunggu dengan wajah bahagia. Yi Young melambaikan tangan lalu mengulurkan tanganya. Jang Yoon pun mendekat dan langsung mengenggamnya.
Keduanya seperti mengingat pertemuan mereka didepan minimarket saat Jang Yoon menawarkan payung. Jang Yoon pun menemani Yi Young didalam gudang, saat terjadi kejadian buruk satu tahun yang lalu. Yi Young menemani Jang Yoon di rumah sakit bahkan memasaknya.
Mereka pun kencan di toko buku dan Yi Young berani untuk mencium Jang Yoon lebih dulu ditaman. Sekarang Yi Young dan Jang Yoon bisa tersenyum bahagia akan pergi bersama, seperti semua direncanakan oleh Ian yang ada diatas sana.
“Terima kasih. Aku mungkin akan mengingatmu untuk waktu yang sangat lama.” Gumam Yi Young. Keduanya pun berjalan bersama dengan wajah bahagia menuruni tangga.
THE END

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar