PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 19 September 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 28

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Tuan Jang bertemu dengan Nyonya Seo ingin tahu Apakah ada alasan tiba-tiba ingin menemuinya. Nyonya Seo  yakin kalau Tuan Janbg pasti sangat khawatir karena putranya belakangan ini Jadi menelepon secepatnya. Tuan Jang mengerti.
“Kurasa putraku hanya menodai reputasi Shinyoung Philharmonic, jadi, memalukan untuk mengatakan ini, tapi dia tidak membunuh siapa pun. Dia dijebak.” Ucap Tuan Jang, Nyonya Seo kaget mengetahui Dijebak
“Apa Dia difitnah atas kejahatan orang lain?” ucap Nyonya Seo sangat kaget.
“Bolehkah aku berbagi rahasiaku kepadamu hari ini?” kata Tuan Jang,Nyonya Seo pun mempersilahkan.
“Beri tahu aku. Aku suka rahasia.” Ucap Nyonya Seo penasaran. Tuan Jang mengingatkan Beberapa saat yang lalu, Yoon Young Gil terjatuh dari tangga dan tewas.
“Aku mendapati bahwa dia pengemudi tabrak lari yang membunuh seorang pianis bernama Kim Ian setahun lalu.” Ucap Tuan Jang.
“Benar. Aku juga mendengar itu dari berita. Tapi apa hubungannya dengan rahasiamu?” tanya Nyonya Seo.
“Pianis yang tewas dalam kecelakaan itu sebenarnya adalah putraku.” Kata Tuan Jang. Nyonya Seo kaget untuk kedua kalinya.
“Kami terpisah saat dia masih sangat belia, jadi, aku jarang melihatnya.” Akui Tuan Jang. Nyonya Seo masih tak percaya.
Itu sebabnya aku bilang itu rahasia. Tapi tahukah kau? Beberapa saat yang lalu, aku mengunjungi putra sulungku, Yoon. Dan dia menceritakan kisah yang sangat menarik.” Ucap Tuan Jang
Nyonya Seo ingin tahu cerita apa itu , Tuan Jang memberitahu Konduktor, Nam Joo Wan, Profesor Kang Myeong Suk, dan mendiang Yoon Young Gil terkait dengan kematian putranya. Nyonya Seo tak percaya mendengarnya.  Tuan Jang mengaku hanya mengatakan apa yang didengar.
“Jika orang-orang tahu konduktor dan menantu ayahmu terlibat dalam kasus pembunuhan, bagaimana kau akan menghadapi akibatnya? Tapi aku agak khawatir.” Ucap Tuan Jang. 



Tuan Kang didalam mobil tak percaya kalau Tuan Jang  mengatakan itu. Nyonya Seo yang duduk disampingnya membenarkan lalu berkomentar kalau dipikir-pikir, memang ada yang janggal, dan bertany-tanya Kenapa pengemudi kecelakaan tabrak lari itu tewas di gedung orkestra mereka.
“Apa Kau yakin tidak terlibat dengan kecelakaan itu?” ucap Nyonya Seo memastikan.
“Yang benar saja... Kenapa kau menyeretku ke dalam hal itu? Aku tidak berkaitan dengannya. Meskipun aku melakukannya, Kim Ian dan pengemudinya sudah tewas. Kita tidak akan mendapatkan apa pun dengan menggali itu lagi.” Ucap Tuan Kang
“Aku hanya ingin Jang Yoon dinyatakan bersalah, jadi, semua ini akan hilang.” Tegas Tuan Kang. Nyonya Seo pun tak bisa berkata-kata. 

Joo Wan berada di kantor polisi, Detektif pun memastikan keadaan Joo  Wan lebih dulu.  Joo Wan pikir seperti itu lalu Polisi mengaku hanya agar kecewa karena Pengadilan membebaskan tersangka kasus ini. Dan merasa  tidak perlu menginterogasi Joo Wan lagi.
“Tapi ada sesuatu yang harus kuperiksa.” Kata polisi. Joo Wan pun mempersilahkan.
“Saat aku menyelidiki kasus ini, sepertinya kau cukup dekat dengan Profesor Kang Myeong Suk. Dia membiayai kuliahmu di luar negeri dan membayar biaya kuliahnya. Dia bahkan merekomendasikanmu untuk posisi konduktor.” Ucap Polisi.
“Saat aku masih kuliah, dia mengurusku dengan baik.” Kata Joo Wan santai. Polisi piki kalau keduanya pasti akrab. Joo Wan pura-pura tak mengerti maksudnya.
“Aku hanya bertanya apakah kalian akur.” Ucap polisi, Joo Wan mengaku mereka bertengkar sesekali.
“Pernahkah kalian bertengkar karena mendiang Yoon Young Gil?” tanya polisi. Joo Wan mengaku pernah. Polisi ingin tahu kapan itu
“Pada malam saat jasadnya ditemukan. Dia menanyaiku apakah aku tiba-tiba membunuhnya. Aku mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Aku mengatakannya karena emosi.” Akui Joo Wan.
“Kenapa Profesor Kang bertanya apakah kau membunuh Yoon Young Gil?” tanya polisi.
“Aku tidak tahu. Kau bisa Panggil dia dan tanyakan.” Ucap Joo Wan masih tetap santai.
“Sebenarnya, seseorang mengirimiku video sebagai informasi investigasi.” Ucap Polisi memperlihatkan video dilaptopnya.
Flash Back
“Kau telah meragukanku selama setahun. Kamu punya bukti bahwa aku membunuh Kim Ian? Beri aku buktinya. Tunjukkan buktinya sebelum kamu menuduhku.” Ucap Tuan Kang
“Bukankah Yoon Young Gil punya bukti itu?” kata Joo Wan. Tuan Kang tak habis pikir kalau Joo Wan berpikir membunuh Yoon Young Gil karena ingin menyembunyikan miliknya.
Joo Wan menonton hanya bisa tertawa, Polisi mengaku tidak bisa mendengar ucapannya dengan jelas, tapi di tengah-tengah video, kalau Joo wan bertanya pada Profesor Kang apakah dia membunuh Yoon Young Gil karena Yoon Young Gil punya bukti Profesor Kang membunuh Kim Ian.
“Bukankah kau bilang begitu?” ucap Polisi ingin memastikan, Joo Wan mengaku tidak begitu ingat.
“Menurutku, Profesor Kang, Yoon Young Gil, dan Kim Ian memiliki kaitan. Benarkah Yoon Young Gil penggemarmu? Tidak lebih, tidak kurang?” kata polisi. Joo Wan membenarkan. 



Jang Yoon pergi ke atap, teringa saat bertanya pada Nona Yang “Apa Kau tahu tangga tempat Yoon Young Gil tewas? Hari itu, apakah kau pergi ke dekat pintu darurat dekat tangga?” Nona Yang mengaku  tidak memeriksa bagian itu. Saat itu ia melihat jendela yang bisa ke arah tangga.
Nona Yang keluar ruangan, Jang Yoon memanggilnya tapi Nona Yang mencoba untuk kabur. Jang Yoon heran karena Nona Yang menghindar., Nona Yang menyangkalnya kalau tidak menghindar. Jang Yoon pikir kalau Nona Yang itu menghindar begitu melihatnya. Nona Yang pun tetap menyangkalnya.
“Yang benar saja. Kamu terus menyangkalnya,.. Nona Yoo Da.” Ucap Jang Yoon.
“Aku bukan Yoo Da... Cepat Minggir.” Kata Nona Yang, Jang Yoon menahan Nona Yang agar tak pergi.
“Anggap saja kamu bukan Yoo Da. Tapi apa Kau sudah makan?” tanya Jang Yoon. Nona Yang terlihat binggung.
“Apa Mau makan denganku?” tanya Jang Yoon, Nona Yang menolaknya. Jang Yoon pun ingin tahu Apa yang Nona Yang sukai selain makanan. 


Nona Yang bahagia karena Jang Yoon membelikan kue untuknya. Jang Yoon   kembali membahas Pada hari konser, apakah  Nona Yang pergi ke mana mencari konduktor. Nona Yang mengaku tidak ingat. Jang Yoon pikir Nona Yang itu jangan mudah menyerah.
“Cobalah mengingatnya. Kau ingat dengan jelas bahwa kamu tidak pergi ke pintu darurat tempat Yoon Young Gil ditemukan”ucap Jang Yoon. Noan Yang mengaku tak tahu.
“Apa kau tidak memeriksa atap? Pasti kau akan ingat jika kau ada di sana.”ucap Jang Yoon terus berusaha mencari tahu.
“Aku akan pergi saja jika kau terus mengajukan pertanyaan seperti itu.” Ucap Nona Yang kesal.
Jang Yoon menahanya lalu meminta maaf dan menyuruh Nona Yang duduk, bahkan menyuruh agar memesan yang dinginkanya. Nona Yang senang karena boleh memakannya. Jang Yoon pun mempersilahkanya,Nona Yang pun memesan satu kue lagi.
“Kau suka Maestro Nam, kan?” ucap Jang Yoon, Nona Yang kaget dan ingin tahu siapa yang mengatakannya.
“Ayolah... Yoo Da terus menyerang Yi Young. Dia bilang Yi Young adalah pudel, bahwa dia arogan, dan seterusnya. Aku tidak perlu membacanya untuk tahu.”ungkap Jang Yoon.
“Sejujurnya, dia memang pudel... Dia diserang karena dia pantas...” kata Nona Yang lalu tersadar kalau kecepolsan.
“Kau melihatnya hari itu, bukan? Di mana kau melihatnya? Jika kau menutupinya karena menyukainya, maka kau membuat kesalahan. Itu menahan informasi.” Ucap Jang Yoon menyadarkan.
“Aku tidak melindunginya... Bukan begitu.” Tegas Nona Yang, Jang Yoon pun ingin tahu apa jadinya.
“Aku sangat takut.” Ungkap Nona Yang, Jang Yoon pun ingin tahu apa yang dilihat Nona Yang dan memberitahukanya.
“Hari itu, aku mencari Maestro Nam di lorong. Kupikir mungkin dia ke luar karena gugup. Lalu Aku keluar dari gedung.”cerita Nona Yang. Jang Yoon penasaran agar Nona Yang meneruskan ceritanya.
“Aku mencari di taman atap. Tapi aku tidak bisa menemukannya di sana. Kemudian, aku melihat seseorang dari jendela.” Cerita Nona Yang
Nona Yang tak ingin menceritkan memilih untuk kabur kelaur. Jang Yoon mengejarnya tapi binggung karena Nona Yang sudah tak terlihat. 
Nona Yang ternyata bersembunyi di dalam tangga darurat disamping gedung, Ia mengingat saat itu Joo Wan dan Tuan Yoon sepert sedang berkelahi lalu merekam dengan ponselnya dan melihat kalau Tuan Yoon jatuh dari tangga. 




Tuan Kang terlihat sangat frustasi mengetahui kalau Jang Yoon merekam mereka. Joo Wan mengeluh karena Tuan Kang yang mengangap kalau sedang bercanda dan memberitahu kalau Polisi punya video itu bahkan melihatnya.
“Sial. Wajahku terlihat. Mereka akan segera memanggilku.” Ucap Tuan Kang kesal
“Apa Kau takut?” ejek Joo Wan, Tuan Kang mengaku tidak takut tapi hanya kesal.
“Kau yang membunuh Young Gil, jadi, kenapa aku harus terlibat?” ucap Tuan Kang. Joo Wan pikir Tidak ada bukti.
“Jika kau terus bersikap seperti ini, mereka akan kuberi tahu bahwa kau membunuh Ian setahun lalu Atau kau mau menyerahkan diri?” ucap kata Joo Wan
“Untuk apa? Hanya penjahat yang menyerahkan diri. Aku akan berpura-pura dan mengatakan aku penjahat. Tidak ada saksi, dan Yi Young tidak ingat. Hanya kau dan aku yang ingat kejadian malam itu, jadi, untuk apa aku menyerahkan diri?” tegas Tuan Kang.
“Joo Wan... Jika kita pura-pura tidak tahu, semuanya akan baik-baik saja. Hei, pikirkan keluargamu. Apa Kau tidak kasihan pada nenekmu yang membesarkanmu? Bagaimana dengan pekerjaanmu? Bisakah kau merelakan impianmu? Musik sangat berarti bagimu.”ucap Tuan Kang menyadarkan.
“Apa Kau sungguh percaya Yi Young tidak akan ingat apa pun Dia sudah ingat aku berada di gudang itu. Ini hanya masalah waktu.” Ucap Joo Wan. Tuan Kang tak bisa berkata-kata 


Jang Yoon menunggu Nona Yang di depan ruangan, Nona Yang langsung pergi. Jang Yoon menahanya. Nona Yang memperingati Jang Yoon kalau akan melaporkannya. Jang Yoon menegaskan kalau tidak mencoba mengganggunya.
“Aku hanya ingin meminta bantuan. Biar kujelaskan. Kamu tahu adikku meninggal setahun lalu, kan?” kata Jang Yoon.
“Ya, aku melihat beritanya.” Ucap Nona Yang, Jang Yoon mengaku sedang mencari pembunuh yang membunuh adiknya.
“Aku yakin kau menyaksikan perbuatan pembunuh itu. Aku tahu kau tidak menyaksikan kematian adikku, tapi aku percaya kau memegang kunci untuk membuatnya bicara. Jika kau melihat sesuatu, tolong katakan kepadaku. Kumohon.” Pinta Jang Yoon.
“Aku tidak akan memberi tahu siapa pun. Aku berjanji. Kumohon.” Kata Jang Yoon, Nona Yoon hanya diam saja. 

Jang Yoon menelp seseorang mengaku tiba lebih awal dari dugaan jadi aka masuk dan membawanya dan kalau ia tak keluar saat tiba maka boleh masuk ke dalam.  Paman melihat Yi Young senang akhirnya datang lagi ke cafenya.
“Halo, maaf aku harus pergi terburu-buru kemarin. Kamu di sini untuk mengambil apa yang ditinggalkan pria itu, bukan? Tunggu. Aku menyimpannya untukmu.” Ucap si paman memberikan CD
“Inikah barangnya?” tanya Yi Young binggung, si paman membenarkaan dan itu adalah lagu pemakaman. Yi Young mengetahuinya.
“Pria itu hanya mendengarkan lagu-lagu lama. Entah kenapa dia menyimpan itu.” Jelas paman
“Inikah barangnya? Apa dia meninggalkan hal lain?” tanya Yi Young  binggung. Si paman mengaku hanya itu saja.
“Terima kasih... Aku akan mampir lain kali untuk mendengarkan musikmu.” Ucap Yi Young.
“Kita bertemu lagi, Yi Young.” kata Tuan Kang ternyat sudah duduk di dalam cafe. Yi Young kaget akhirnya langsung kabur.
Tuan Kang pun mengejarnya meminta untuk berhenti karena hanya ingin bicara. Tapi Yi Young tetap bergegas meninggalkan "Kafe Gorae" dan mencari persembunyian di di lorong gelap. Tuan Kang pun tak bisa menemukan.
“Profesor Kang ada di kafe.. Aku kabur, tapi dia terus mengejarku. Aku di dekat kafe...” ucap Yi Young menelp Jang Yoon, lalu  kaget melihat Tuan Kang datang dan langsung kembali kabur.
Jang Yoon mendengar teriakan Tuan Kang pun ikut bergegas pergi. Tuan Jang terus mengejar Yi Young, sampai akhirnya Yi Young menelp Jang Yoon memberitahu keberadaanya, tapi saat itu melihat seorang remaja menyebrang jalan tanpa melihat ada mobil disampingnya.
Yi Young mencoba menyelamatkanya, saat itu matanya sepert merasakan sesuatu dengan lampu yang menyilaukan mata. Jang Yoon pun melihat Yi Young yang tertabrak mobil. 

 Flash Back
["Satu tahun lalu"]
Yi Young cemberut di dalam mobil sambil mendengarkan musik, Ian mengaku akan mengizinkanmu bertemu dengannya dan tahu  Yi Young  ingin bertemu denganya, jadi akan membantu. Yi Young bisa sedikit senang. Ian pikir Yi Young pasti sangat senang. 



“Maafkan aku.” Ucap Yi Young, Ian tak ingin mendengarnya tapi hanya ingin Yi Young agar membantunya.
“Tersenyumlah sampai kita tiba di rumah Profesor Song. Aku tidak ingin kita menjadi canggung. Mengerti?” kata Ian. Yi Young menganguk mengerti.
Mereka akhirnya melewati jalan pertigaan lalu Ian melihat kalau ada mobil yang aneh. Yi Young binggung apa maksudnya.  Ian memberitahu kalau Mobil hitam tepat di belakang mereka seperti sedang mengikuti. Yi Young bingung kenapa mereka diikuti.
Akhirnya Tuan Yoon yang mengemudikan mobil dengan sengaja menabrakan mobil Ian didepanya. Ian kaget mobilnya sempat terdorong,lalu memastikan Yi Young baik-baik saja. Yi Young menganguk walaupun ketakutan. Ian pun menyuruh Yi Young agar memegang bagian atas mobil.
Ian pun mencoba menghindar tapi Tuan Yoon tersenyum mengerjarnya. Dan akhirnya mereka pun bisa memilih jalur yang berbeda. Tuan Yoon pun tak terlihat dibelakang. Yi Young pikir kalau Ini tidak boleh terjadi dan harus menelepon polisi.
Yi Young mencari ponsel dalam tasnya, tapi tiba-tiba dari samping terlihat lampu yang sangat menyilaukan dan akhirnya menabrak mobil Ian. Akhirnya mobil berputar dan badan keduanya terombang-ambing dalam mobil. 



Keduanya dibawa ke dalam gudang dengan mata tertutup, Yi Young hanya bisa menangis. Ian menenangkan Yi Young agar jangan menangis karena hanya suara petir dan menyuruh agar menarik napas dalam-dalam Lalu buang napas. Yi Young merasa belum tenang
“Apa Kau ingin aku membuatmu tertawa dalam 10 detik saja?” tanya Ian. Yi Young ingin tahu caranya. Ian langsung menyanyi dengan suara sumbangnya. Yi Young pun tertawa mendengar suara sumbang Ian yang menyanyi.
“Coba Lihat? Kau tertawa.” Ucap Ian bangga, Yi Young mengejek Ian  benar-benar penyanyi yang payah.
“Yi Young.. Ada sesuatu yang tidak pernah kukatakan kepadamu. Tapi kurasa aku harus memberitahumu sekarang.”ucap Ian. Yi Young ingin tahu apa itu. 

Saat itu pintu gudang terbuka, Yi Young berteriak siapa yang datang. Dan mendengar bunyi pisau yang dibawanya. Ian pun panik, Yi Young meminta agar jangan mendekat tapi Joo Wan terus mendekat dan Ian berteriak meminta agar jangan mendekat.
Tapi Joo Wan malah membuka ikatan tangan Yi Young, tapi Yi Young malah menendanya dan pisaunya pun terjatuh lalu diambil untuk mengancam agar tak mendekatinya.
“Kau Lari dari sini.” Ucap Joo Wan, Yi Young dengan mata tertutup ingin tahu siapa yang bicara denganya.
“Kau tidak punya waktu. Mereka akan segera datang. Gunakan pisau ini untuk membebaskan diri.” Kata Joo Wan akan pergi. Ian tiba-tiba bisa tahu kalau Joo Wan yang datang. Yi Young pun bisa melihat wajah Joo Wan yang menolongnya.
“Berhenti membuang-buang waktu dan pergi dari sini!”tegas Joo Wan lalu keluar dari gudang. 
Akhirnya Ian dan Yi Young keluar gudang dengan hujan yang turun deras, Yi Young terjatuh dan sepatu terlepas.  Ian pun menolongnya mengambilnya. Saat itu sebuah mobil didepan Yi Young, Ian mencoba menolongnya. 
Tapi tangan Yi Young memegang pisau tak sengaja menusuk ke perut Ian, Ian pun tergeletak diatas rumput dan Yi Young melihat tanganya penuh darah langsung berteriak histeris. 


Yi Young tak sadarkan diri, dibawa kelorong rumah sakit. Jang Yoon terlihat panik begitu juga Soo Young lalu menyuruh Jang Yoon agar menunggu diluar. Jang Yoon terlihat gugup menunggu keadan Yi Young, saat itu bibi Hong keluar.
“Kenapa kau masih di sini? Kenapa kau di sini? Pergi! Menjauhlah dari Yi Young! Menjauhlah darinya! Sudah kubilang menjauh!”teriak Bibi Hong sambl memukul Jang Yoon. Jang Yoon hanya bisa tertunduk diam.
Soo Young melihat ibunya menarik agar masuk ke dalam kamar. Tapi Nyonya Hong terus berteriak histeris agar Jang pergi menjauh. dari Yi Young dan jangan ganggu dia. 

Soo Young akhirnya keluar dari ruangan, meminta maaf pada Jang Yoon karena tidak akan bisa bertemu dengann Yi Young walaupun tetap di rumah sakit jadi meminta pergi saja.  Jang Yoon pikir  akan pergi setelah melihatnya bangun.
“Bukankah sudah cukup? Tolong jangan ganggu dia. Paramedis memberitahuku apa yang terjadi. Aku tahu tidak ada yang salah, tapi aku masih membencimu.” Ucap Soo Young
“Pikirkan semua perbuatanmu kepadanya. Dia menghapus semua ingatannya karena merasa sangat bersalah telah menikam adikmu. Tapi kau tiba-tiba muncul dan mulai mempermainkan hidupnya. Kau memperlakukannya seperti pembunuh dan terus mencurigainya.” Ucap Soo Young
“Kau melukainya dan membuatnya menangis! Lihat akibat perbuatanmu! Kau yang menyebabkan ini!” teriak Soo Young marah.
“Maafkan aku... Tapi biarkan aku melihat wajahnya sebelum aku pergi. Kumohon... Aku akan pergi setelah melihatnya.”kata Jang Yoon memohon.
“Kau tidak pantas menemuinya. Sejak dia bertemu denganmu, aku jarang melihat dia tersenyum bahagia. Dia selalu sangat tertekan. Teganya kamu melakukan ini kepada orang yang kamu sukai? Jika Yi Young tidak bangun, semua itu salahmu.” Ucap Soo Young. Jang Yoon pun hanya bisa diam saja. 


Yi Young masih tak sadarkan diri,  Nyonya Hong dengan penuh kasih sayang memegang tanganya dengan wajah sedih. Soo Young pun masuk seperti berharap agar sepupunya segera sadar. Sementara Jang Yoon tetap saja menunggu didepan ruangan.
Saat itu pesan dari "Yang Soo Jung" masuk, wajah Jang Yoon kaget melihat isi pesanya. “Kurasa kau harus menyimpan video ini, bukan aku. Aku sangat takut, jadi, hanya ini yang bisa kulakukan. Maafkan aku.” Saat itu lah Jang Yoon bisa melihat saat Joo Wan mendorong Tuan Yoon dari pinggir tangga.
Bersambung ke episode 29
Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar