PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 04 September 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 18

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Yi Young melihat buku diatas meja dan  itu buku milik "Kim Ian dan melihat gambar tangan diatas buku musik. Ia mencoba mengingat yang terjadi dengan gambar tangan.
Flash Back
Yi Young duduk dengan wajah cemberut melihat Ian sibuk mengambar. Ian mengambar telapak tanganya. Yi Young heran kenapa Ian menggambar di partiturnya.  Ian dengan bangga menaruh tangan Yi Young diatas gambarnya.
“Jika kau meletakkan tanganmu di sini, rasanya kita seperti berpegangan tangan, kan?” ucap Ian. Yi Young mengeluh mendengarnya karena itu Norak. Ia heran dianggap norak.
“Siapa yang mengajarimu ini?” tanya Yi Young, Jang Yoon menjawab  Kakaknya.
“Aku harus memberitahunya sekarang karena kamu bilang itu norak.” Ucap Ian mengambil ponselnya. Yi Young langsung merampasnya.
“Kembalikan. Aku akan meneleponnya.” Ucap Ian, Yi Young menolaknya. Keduanya tertawa bahagia.
Yi Young mengambalikan buku Ian dalam tas disamping tempat tdiur lalu meninggalkan ruangan. 


Pagi hari
Jang Yoon mencoba menelp Yi Young tapi tak diangkat, lalu akhirnya mengirimkan pesan “Aku tidak bisa menghubungimu. Apa terjadi sesuatu di orkestra?”  Saat itu tiba-tiba Jenny datang membuka pintu, Kun dan pemain biola pun langsun masuk memainkan lagu. Nyonya Wang memberikan tepuk tangan bahagia.
“Kalian tidak perlu datang. Aku akan segera dipulangkan.” Ucap Jang Yoon.
“Karena itulah kami datang. Hanya ini tradisi yang tersisa di orkestra, jadi, harus dilakukan. Tapi tiap tahun, peserta kita makin sedikit, Jadi Hanya ini yang kita miliki. Karena sudah selesai, bagaimana jika kita pergi?” kata Nyonya Wang
“Apa ini Sudah? Tidak mudah datang jauh-jauh kemari.” Keluh Kun. Nyonya Wang meliha Jang Yoon itu pasien, jadi harus istirahat.
“Kami akan keluar sendiri. Lagi pula, kami sibuk.” Ucap Nyonya Wang menarik semua juniornya keluar ruangan. 

Jang Yoon memanggil Jenny sebelum keluar, sementara Seo Joo sibuk mengambil gambar dengan ponselnya seperti ingin update di social media. Jang Yoon  bertanya Apa terjadi sesuatu pada Yi Young, karena tidak bisa menghubunginya.
“”Kemarin dia bilang akan mengambil cuti. Apa Kau tidak bisa meneleponnya sama sekali hari ini?” tanya Jenny. Jang Yoon mengaku tak bisa.
“Dia menyerahkan surat pengunduran diri, kan? Menurut rumor dia berhenti.” Ucap Seo Joo ikut bicara.
“Surat pengunduran diri? Apa Dia berhenti?” tanya Jang Yoon kaget, Jenny panik mengaku kalau itu tak benar.
“Kenapa kau menyebarkan rumor? Dia tidak berhenti.” Keluh Jenny. Seo Joo pikir Orang-orang bilang begitu.
“Omong-omong, kenapa kau bertanya?” ucap Seo Joo penasaran, Jenny tak ingin membuat masalah langsung pamit pada Jang Yoon lalu menarik Seo Joo pergi.
Seo Joo tetap berusaha ingin tahu berpikir keduanya dekat, Jenny menjawab tidak. 

Yi Young sedang berjalan sendirian lalu melihat nama "Pak Tuli Nada" di ponselnya tapi tak diangkat lalu menatap kantor polisi didepanya. Ia  seperti ingin menyakikan sendiri.  Jang Yoon yang panik mengambil pakaian dalam tas sambil menelp.
“Hei, bisakah kamu pergi ke rumah Yi Young dan memeriksanya? Jika dia tidak di sana, bisa ambilkan mobilku? Cepat.” Ucap Jang Yoon pada seseorang di telp. 

Yi Young sudah ada dikantor polisi, seperti menanyakan sesuatu. Si plir mengaku menemukannya, catatan 20 Agustus yaitu Kepala kota melaporkannya, dan sersan memeriksanya. Yi Young bisa bernafas lega mendengarnya.
“Jadi, Apa kau Hong Yi Young, wanita yang ditemukan hari itu?” ucap Polisi, Yi Young membenarkan.
“Kau memang mirip dengannya. Lalu, apa yang ingin kamu sampaikan soal kecelakaan itu?” ucap Polisi.
“Entah apa kamu ingat, tapi ada kecelakaan tabrak lari di dekat TKP malam sebelumnya.” Kata Yi Young
“Benar. Aku menerima laporan bahwa barang-barangmu ditemukan di mobil korban, jadi, aku ke sana untuk mengambilnya.” Ucap Polisi
“Pria yang meninggal itu adalah Kim Ian. Hari itu... Hari itu, aku menikamnya.” Akui Yi Young. Si Polisi melonggo kaget. 

Yi Young akhirnya duduk di ruangan rapat, Si polisi berbicara di telp didepan jendela seperti memastikan kalau tak ada yang mendengar. Ia bicara dengan seseorang memberitahu Yi Young sudah ada di ruangan rapat.
“Aku memeriksa latar belakangnya, dan dia Hong Yi Young... Baik, Pak. Aku menepati janjiku dan meneleponnya.” Ucap Polisi.
“Kau boleh pulang sekarang.” Kata polis mengantar Yi Young keluar ruangan. Yi Young melonggo kaget.
“Aku mengaku telah menikam Kim Ian” ucap Yi Young malah dibebaskan.
“Kenapa kau berusaha menghancurkan masa depanmu seperti ini? Sudah kubilang. Kami menutup kasus ini setahun lalu. Pelakunya sudah menyerahkan diri dan menjalani hukuman Apa ada bukti kau menikamnya?” tanya polisi.
“Selama konselingku di rumah sakit, maka aku mengaku telah menikamnya. Aku benar-benar menusuknya. Aku tidak membawanya, tapi aku punya pisau itu. Tasku ditemukan di mobilnya. Kumohon. Bisakah kamu menyelidiki ulang kasus ini?” kata Yi Young memohon.
“Apa kau membenciku?” keluh polisi. Yi Young memohon pada polisi kalau  ingin menebus dosa dan mengakhirinya.


Tuan Kang di ruangan panik mengetahui Yi Young menyerahkan diri lalu mengumpat kesal meminta anak buahnya agar memerikas kalau polisi sungguh memulangkannya. Ia pun meminta Pengacara Oh agar melakukan sesuatu tentang Yoon Young Gil.
“Dia membuatku gila... tegas Tuan Kang di telp. Sementara Yi Young masih berharap akhirnya keluar dari kantor polisi.
“Kau mengerti, bukan?” Kami tidak bisa membuka kasus yang sudah ditutup, jadi, pulanglah. Jangan pernah kembali ke sini.” Tegas polisi. Yi Young terlihat bingung. 



 Yi Young pergi ke tempat Ian, wajahnya sedi lalu melihat kotak disebelah ada bunga yang ditempel lalu mengeluh kalau seharusnya membawa bunga.
“Maaf karena aku tidak berdaya dan bodoh. Tidak ada yang bisa kulakukan.” Ucap Yi Young pada Ian dan melihat foto Jang Yoon dengan Ian bertuliskan “Maaf kakak tidak bisa menjawab telepon malam itu. Maaf karena hanya kakak yang selamat.”
Jang Yoon sudah mengemudikan mobilnya terlihat panik lalu menelp Jenny, bertanya selain rumahnya dan pusat seni, apakah ada tempat lain yang bisa Yi Young datangi. Jenny memberitahu kalau Yi Young tidak menjawab. Jang Yoon mengerti dan langsun menutup ponselnya. Sementara Yi Young datang terburu-buru ke rumah sakit. 
“Maaf aku terlambat. Kalian sudah mengemasi semuanya.” Ucap Yi Young melihat Soo Young sedang membereskan semua barang.
“Kau tidak perlu terburu-buru. Paman tidak sakit parah. Bahkan Kau tidak perlu datang jika kau sibuk.” Kata Tuan Hong
“Dia senang bertemu denganmu. Dia hanya berpura-pura tidak senang. “ ucap Bibi Hong
“Ayo. Ada taksi menunggu kita.. Ayah tidak boleh makan sesuka hati. Hindari makanan yang terlalu berminyak.” Tegas Soo Young memperingati.
“Baik. Ayah akan menahan diri hari ini dan mulai makan besok.” Ucap Tuan Hong
“Oh Yah..  Bibi sudah bicara dengan konduktormu. Dia akan datang besok.” Kata Bibi Hong.
Yi Young kaget kalau Bibi Hong menelp Joo Wan,  Bibi Hong mengeluh Yi Young itu pasti Bodoh, ia mengaku sengaja meneleponnya karena tahu  Yi Young  tidak akan melakukannya, lalu menceritakan kalau Joo Wan sangat bersyukur atas undangannya.
“Ibu luar biasa... Sulit kupercaya kalian berdua cukup akrab untuk saling menelepon. Komentar Soo Young mengoda.
“Ibu sangat pandai mengambil inisiatif.” Kata Nyonya Hong bangga, Yi Young terlihat kebingungan. 


Jang Yoon yang curiga menunggu didepan motel, lalu melihat Tuan Yoon keluar dan akan menghampirinya tapi ternyata langsung naik taksi. Jang Yoon pun mengikuti lalu berhenti di pinggir jalan dan Tuan Yoon masuk ke sebuah tempat.
Jang Yoon ingin turun, tapi melihat orang yang dikenalnya. Ki Sang membuka pintu belakang dan ayahnya turun dari mobll. Ia melihat ayahnya masuk ke gedung yang sama dengan Tuan Yoon. Beberapa menit kemudian ayahnya dan Ki Sang keluar lebih dulu, Jang Yoon langsung mengambil foto.
Tuan Yoon keluar setelah itu dan Jang Yoon langsung menghadangnya. Tuan Yoon pun kaget berpikir kalau Jang Yoon itu mengikutinya. Jang Yoon ingin tahu alasan Tuan Yoon menemui ayahnya dan berpikir kalau sengaja meneleponnya
“Atau Apa kau sudah berkenalan dengannya?” tanya Jang Yoon, Tuan Yoon menjawab tidak bisa memberitahunya.
“Jika kau penasaran, kenapa tidak menanyakannya sendiri? Kau putranya. Meskipun sepertinya kau sangat membencinya.” Ucap Tuan Yoon mengejek dan akan pergi.
“Apa Kau bertemu Yi Young kemarin? Apa Kau sedang menyembunyikannya?” kata Jang Yoon menahan emosinya.
“Hong Yi Young? Sepertinya dia menghilang. Apa kau ke sini karena mengira aku menculiknya?”ejek Tuan Yoon
“Hei, jangan tersenyum.. Kau bertemu dengannya kemarin atau tidak? Jawab aku.” Kata Jang Yoon menekan leher Tuan Yoon dengan lenganya.
“Bagaimana aku tahu di mana dia? Dia mungkin melarikan diri darimu. Maksudku, gunakan otakmu itu dan pikirkanlah. Dia mungkin tidak tahan melihatmu karena kau kakak dari pria yang dia tikam. Itu yang dia pikirkan kalau dia waras. Kau setuju, bukan?” ucap Tuan Yoon mengejek.
“Sudah kubilang jangan tersenyum.” Kata Jang Yoon makin menekan leher Tuan Yoon, Tuan Yoon terlihat tak bisa nafas, sampai akhirnya Jang Yoon melepaskan saat Tuan Yoon hampir mati. Tuan Yoon langsung terbatuk-batuk. 



Jang Yoon menunggu di restoran, Ki Sang datang terlihat khawatir kalau Jang Yoon tak masalah keluar ditempat terbukka. Jang Yoon memperlihatkan foto di ponselnya dan meminta Ki Sang menjelaskanya.
“Kenapa kau terus mengikutinya? Aku sudah menyuruhmu bersembunyi untuk sementara” ucap Ki Sang panik
“Aku ingin tahu apa dia bertemu dengan Yi Young. Apa yang kau sembunyikan dariku? Bagaimana dia bisa mengenal ayahku? Apa dia bekerja untuk ayahku?” kata Jang Yoon
“Maaf, tapi aku tidak bisa memberitahumu itu. Pekerjaanku dipertaruhkan. Sebaiknya kau pulang. Dan kau harus bersembunyi, bahkan Kau hampir mati.” Ucap Ki Sang lalu melangkah pergi. Jang Yoon hanya diam saja. 

Jang Yoon gelisah menunggu didepan rumah Yi Young, sementara Joo Wan sudah mengunakan traningnya lalu menuliskan pesan pada Yi Young “Aku tahu ini tiba-tiba, tapi baru-baru ini aku mulai berolahraga. Jaraknya 40 menit bersepeda dari rumahku ke rumahmu.”
“Rumahmu ada di bukit, jadi, harus joging 10 menit dari pintu masuk lingkungan. Sepertinya aku akan mencoba datang jauh-jauh ke sana. Ini hari liburmu, jadi, apa kau akan marah jika kutelepon di depan rumahmu? Lihat ke jendela setelah aku mengirim pesan.”
“Omong-omong, bibimu mengundangku makan. Dia sudah bilang, kan?”
Yi Young berjalan pulang sambil membaca pesan dari Joo Wan, lalu melihat Jang Yoon sedang menunggunya, tapi akhirnya memilih untuk kabur. Jang Yoon membaca pesan dan langsung bergegas pergi. Yi Young ternyata bersembunyi melihat Jang Yoon akhirnya pergi. 

Jang Yoon melihat Eun Joo sudah menunggu dicafe, lalu duduk didepanya dan ingin tahu Kapan bertemu ayahny adan Kenapa ingin menemuinya. Eun Joo berkomenatr Kelihatannya Jang Yoon  tidak begitu terkejut bahwa tahu Tuan Jang itu adalah ayahnya.
“Aku mengeluarkan banyak uang untuk mencari tahu. Ini Payah sekali.” ungkap Eun Joo.
“Kenapa kau membayar orang untuk mengetahui hal itu?” tanya Jang Yoon. Eun Joo menjawab Karena butuh.
“Kau tahu dia akan segera menjadi anggota dewan, kan? Kurasa kau tidak tahu... Kukira aku bermain cerdas dan bilang padanya aku akan membuatmu berhenti. Tapi dia menolak tawaranku.” Cerita Eun Joo
“Dia bilang akan membiarkanmu bermain untuk sementara dan Tidak seru.” Ucap Eun Joo.
“Kenapa kau melakukan ini kepadaku? Apa yang ingin kau ketahui? Berhentilah bertele-tele dan katakan yang kamu inginkan.” Kata Jang Yoon
“Kenapa kau mengganti namamu dan mendekati Yi Young?” kata Eun Joo, Jang Yoon balik bertanya apa alasan Eu Joo ingin tahu.
“Kau tertarik pada Yi Young atau aku?” tanya Jang Yoon, Eun Joo menjawab keduanya.
“Aku melihat sesuatu setahun lalu pada hari Kim Ian tewas.” Akui Eun Joo.
“Apa Kau bersamanya hari itu? Apa yang kau lihat?” tanya Jang Yoon makin penasaran.
“Jawab aku dahulu. Maka aku akan memberitahumu.” Ucap Eun Joo, Jang Yoon mengeluh Eun Joo melakukan hal ini padanya.
“Kau butuh uang? Apa itu?” ucap Jang Yoon menawarkan, Eun Joo tetap ingin Jang Yoon menjawab pertanyaannya dahulu.
“Kim Ian tidak tewas karena kecelakaan malam itu, kan? Seseorang membunuhnya, kan? Siapa itu? Apa Yi Young?” ucap Eun Joo  Jang Yoon terlihat gugup. 


Yi Young bisa tertidur pulas, ingatanya kembali dalam mimpi.
Flash Back
Yi Young menangis dengan tangan diikat dan mata tertutup dalam gudang. Ian meminta agar Yi Young tenang saat ada bunyi petir dan jangan takut.  Yi young masih terlihat ketakutan.  Ian pun meminta agar Yi Young menarik napas dalam-dalam Lalu buang. Yi Young masih tak bisa tenang.
“Kau ingin aku membuatmu tertawa dalam 10 detik saja?” tanya Ian, Yi Young ingin tahu caranya. 
Ian langsung menyanyikan lagu Kim Jong Kook dengan suara sangat yang sangat buruk. Yi Young bisa tertawa mendengarnya sambil mengejek. Ian pun senang mendengar Yi Young tertawa. Yi  Young mengejek Ian benar-benar penyanyi yang payah.
“Hei... Yi Young. Ada sesuatu yang tidak pernah kukatakan kepadamu. Tapi kurasa aku harus memberitahumu sekarang.” Ucap Ian.
“Ada yang ingin kau katakan?” tanya Yi Young, lalu tiba-tiba saat itu seseorang membuka pintu gudang.
Yi Young ketakutan bertanya siapa yang datang dengan mata tertutup, Seorang pria denga topi dan masker masuk gudang. Yi Young bisa mendengar pria itu mengeluarkan pistol. Ian bertanya Kenapa melakukan ini kepada mereka dan ingin tahu siap pria itu. Sementara Si pelaku mendekati Yi Young.
“Tolong jangan mendekatiku.” Ucap Yi Young ketakutan, Ian berteriak memanggil Yi Young.
Si pelaku terus mendekat dan akhirnya penutup matanya terlepas, a pu bisa melihat sorot mata Joo Wan. Dibalik masker dan topi. Yi Young akhirnya terbangun dan melihat pesan yang dikirimkan Joo Wan.
“Aku kehabisan tenaga karena berlari ke rumahmu. Aku di depan rumahmu. Aku hampir mati.” 
Jang Yoon bertemu dengan Eun Joo meminta agar mengatakan yang dilihat hari itu dan heran melihat kalau Eun Joo yang penasaran, lalu menduga kalau punya hubungan dengan Ian. Eun Joo hanya diam saja. Jang Yoon lalu berpikir Eun Joo  menemui orang yang seharusnya tidak ditemui dan ingin tahu Siapa.
“Jika aku memberitahumu, apa imbalanku?” ucap Eun Joo, Jang Yoon pun mengatakan saja apa yang dingikan Eun Joo.
“Nam Joo Wan... Aku ingin dia dipecat dari orkestra.” Ucap Eun Joo, Jang Yoon tak percaya kalau Eun Joo mengingikan itu.
“Kurasa kau bisa melakukannya. Malam itu, mobil yang menuju ke rumah Profesor Song untuk pesta usai acara sudah penuh. Karena tidak ke pesta, aku keluar untuk naik taksi. Yi Young juga mencoba naik karena tidak punya tumpangan. Dan Kim Ian berhenti di hadapannya.” Cerita Eun Joo. Jang Yoon ingin tahu kelanjutanya.
“Yi Young masuk ke mobil. Dan mobil lain mengikuti mereka.” Kata Eun Joo,Jang Yoon ingin tahu Mobil siapa itu.
“Mobil Nam Joo Wan.” Kata Eun Joo, Jang Yoon terlihat kaget mendengarnya. 





Yi Young membuka pintu rumahnya kaget melihat Joo Wan datang denga nafas terengah-engah seperti tak percaya kalau benar-benar berlari kemari. Joo Wan mengaku sudah mengatakan akan melakukannya dan akan bersepeda, lalu malah berlari setengah jalan ke sini.
“Aku hampir mati. Seharusnya aku tidak melakukan ini di musim panas.” Ucap Joo Wan mencoba mengatur nafasnya.
“Tentu saja tidak. Kau beruntung tidak pingsan.” Ucap Yi Young mencoba mengipas dengan tanyanya. Joo Wan menarik Yi Young dan langsung memeluknya.
“Apa ini sudah dua hari? Senang melihatmu di luar seperti ini.” Ungkap Joo Wan seperti melepas rindu.
Yi Young kaget tiba-tiba dipeluk dan melihat ponselnya berdering, Jang Yoon menelp. Yi Young ingin melepaskan pelukan tapi Joo Wan malah mengeratkan pelukan. Ponsel Yi Young terus berdering, akhirnya Yi Young berhasil melepaskanya.
Joo Wan tersenyum dan kaget melihat seseorang yang datang. Yi Young kaget melihat Jang Yoon sudah ada didepanya. Jang Yoon pun kaget melihat Yi Young bertemu dengan Joo Wan padahal baru tahu kalau Joo Wan kemungkinan membunuh adiknya.
Bersambung ke episode 19

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar