PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 30 Juni 2018

Sinopsis What's Wrong with Secretary.Kim Episode 8 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Mi So mengambil sebuah permen dari laci mejanya, saat itu Young Joon keluar dari ruangan, Mi So langsung bertanya apakah membutuh sesuatu. Keduanya saling menatap, Young Joon terlihat binggung akhirnya langsung mengambil permen dari tangan Mi So.
“Aku akan makan ini... Gula darahku anjlok kebawah.” Kata Young Joon.
“Itu... potongan terakhir.” Keluh Mi So. Young Joon pikir tak masalah. Mi So pun bisa mengerti.
“Aku akan mengatasinya... Aku, Lee Youngjoon, bisa mengatasi segalanya.” Kata Young Joon sebelum masuk ruangan. Mi So hanya bisa dibuat binggung. 


Ji Ah memberikan hadiah pada Tuan Ko sebagai hadiah  berburu pita. Tuan Ko pikir kalau Ji Ah harus berterima kasih padanya. Ji Ah heran kenapa harus berterimaksih. Tuan Ko pikir Ji Ah sudah tahu alasan merkea bisa menang karena menemukan 3 dari 5 pita. Ji Ah menganguk mengertahuinya
“Dari 3 itu... Aku menemukan 2 pita. Dan kau cuma temukan satu. Kau juga sadar kan?” kata Tuan Ko bangga. Ji Ah mengaku sudah tahu.
“Aku menemukan 2 pita, dan kau cuma menemukan 1 pita. Menurutku apa kita berdua pantas mendapat tablet PC yang sama?” kata Tuan Ko. Ji Ah terlihat binggung.
“Aku mencari harga tablet PC secara online. Dan harga terendah yang kutemukan adalah $799. Itu artinya total harga dari 2 tablet PC ini seharga $1598 dan baru bisa dikatakan adil kalau kita membagi jumlahnya menjadi 2 banding 1, Tapi aku tak akan protes karena aku seorang pria. Jadi kau harus berterima kasih padaku.” Kata Tuan Ko
Ji Ah hanya bisa melonggo dengan sikap Tuan Ko yang sangat perhitungan,  Tuan Ko mengingat Ji Ah yan meninggalkandi pohon dan kabur selama perlombaan jadi membiarkan dan bahkan membuatnya mendapatkan tablet ini.
“Jadi sebaiknya kau harus simpan rahasiamu sampai liang lahat. Mengerti?” tegas Tuan Ko memperingati.
“Kenapa kau bicara tentang liang lahat? Aku belum hidup.” Ucap Ji Ah kesal
“Terserah... Aku harus kembali bekerja...” ucap Tuan Ko. Ji Ah pun dengan senang hati mengucapkan Selamat tinggal.
“Ngomong-ngomong, kapan kau pindah?” tanya Tuan Ko kembali mendekat. Ji Ah menjawab kalau Beberapa hari lagi dan heran kenapa Tuan Ko menanyakannya.  Tuan Ko pun senang mendengarnya
“Saat kau pesan makanan, kau tak akan bisa menghabiskannya karena porsinya terlalu banyak untuk satu orang.” Sindir Tuan Ko
“Aku harap kau tak menyarankan kita untuk makan bersama.” Balas Ji Ah. Tuan Ko mengaku bukan seperti itu.
“Kapanpun kau pesan makanan. Kau harus memberiku setengahnya dulu sebelum kau mulai makan. Sehingga tak akan ada makanan yang mubazir, dan itu akan menguntungkan kita berdua. Sampai jumpa.” Jelas Tuan Ko lalu berjalan pergi. Ji Ah benar-benar tak percaya dengan ucapan Tuan Ko.
“Bagaimana dengan Pedenya dia berkata seperti itu? Aku sebaiknya tak pindah kesana.” Keluh Ji Ah. 



Se Ra kembali ke ruangan dengan rambut dikepang dua, Semua orang binggung Tuan Jung heran melihat rambut Se Ra.  Se Ra merasa kalau tatanan rambut sebelumnya tak cocok merubahnya sedikit agar bisa memamerkan keimutannya.
“Apa kau barusan bilang 'imut' Bukan 'menyedihkan'?” ejek Tuan Jung. Se Ra ingin marah tapi menjaga imagenya didepan Sek Yang.
“Jangan seperti itu... Kalau kau terus mengolok-olokku seperti itu... Aku bisa marah.” Ucap Se Ra memperlihatkan gaya imutnya.
“Maksudku, model rambutmu tampak tak asing. Ya, Ibuku! Seperti itu model rambutnya saat berfoto di hari kelulusan.” Kata Tuan Jung
“Oh, benar Kalau tidak salah film Kwon Sang Woo berlatar tahun 70-an. "Once Upon a Time in High School". Model rambut Han Ga In persis seperti itu.” Ucap Tuan Park
Se Ra tak percaya kalau modelnya dianggap sudah tak zaman, Semua pun tak bisa menahan tawa seperti juga Tuan Yang. Tuan Jung pun tak percaya kalau sekretaris Yang selalu diam Dan sekarang bisa  tertawa, Tuan Park pikir kalau Perkataannya pasti yang memancingnya tertawa. Se  Re terlihat kesal lalu begegas keluar dari ruangan.
“Aku akan maafkan kalian karena menggemaskan.” Kata Se Ra. Diam-diam Sek Yang menatap Se Ra dengan wajah sedih.
“Ada apa denganku? Kenapa aku selalu memikirkannya? Dia cuma memungut bantalan braku, bukan hal besar.jadi Lupakan, mulai sekarang, aku tak akan peduli dengan apapun yang dilakukannya. Lagipula dia sama sekali bukan tipeku.” Tegas Se Ra masuk ke dalam toilet melepaskan ikatan rambutnya. 


Sung Yeon membaca kembali buku yang ditulis Mi So saat masuk kecil “Hari ini ayahku membelikan karamel. Datanglah kemari. Kau belum melupakanku, kan?” Lalu datang menemui ibunya. Nyonya Lee berkomentar kalau anaknya memang penulis.
“Apa kau akan menghabiskan waktu seharian di ruang kerja? Buku apa yang membuatmu sibuk belakangan ini?” tanya Nyonya Lee penasaran.
“Aku membaca catatan harian, bukan buku. Ditulis oleh wanita yang kujumpai selagi aku diculik.” Kata Sung Yeon. Nyonya Lee kaget mendengarnya.
“Aku bukan satu-satunya yang diculik, ada dia bersamaku. Dan kami berdua entah bagaimana bisa keluar dari tempat mencekam itu bersama-sama.” Cerita Sung Yeon .
Nyonya Oh terlihat binggung dengan yang dikatakan anaknya,  Sung Yeon memberitahu kalau bukan hanya ia saja yang disekap tapi anak seorang anak perempuan yang diculik wanita itu. Nyonya Oh merasa tak yakin karena Sung Yeon ke kantor polisi sendirian saat fajar.
“Rupanya, aku mengantarnya pulang dulu sebelum ke kantor polisi. Ternyata, aku tak sendirian di tempat mencekam dan gelap itu. Aku sangat bersyukur.” Cerita Sung Yeon tersenyum bahagia.
“Aku sulit untuk percaya. Untuk suatu alasan, aku punya firasat buruk. Aku tak tahu siapa yang memberitahumu, tapi jangan percaya semua cerita itu.” Kata Nyonya Lee
“Apa Ibu tak ingin tahu siapa wanita itu? Wanita itu adalah seseorang yang ibu kenal. Dia adalah Mi So... Kim Mi So...” kata Sung Yeon. Nyonya Lee terlihat tak percaya. 


Mi So duduk mengingat yang dikatakan Young Joon “ Aku akan mengatasinya. Aku, Lee Young Joon, bisa mengatasi semuanya.” Lalu bertanya-tanya apa maksud ucapan bosnya itu dan penasaran Apa yang terjadi pada Young Joon di masa lalu, lalu menerima telp dari Nyonya Lee.
“Oh, Bos sedang rapat saat ini.” Kata Mi So, Nyonya Lee bertanya apakah Sekretaris Kim.punya waktu untuk menemuinya hari ini, Mi So terlihat binggung. 
“Aku yang akan memberitahu Young Joon.” ucap Nyonya Lee. Mi So menganguk mengerti. 

Mi So datang ke rumah Nyonya Lee dirumahnya, Nyonya Lee tahu kalau pasti sibuk, jadi meminta maaf karena sudah menyita waktunya. Mi So merasa tak masalah.
“Sung Yeon sudah memberitahuku semuanya. Katanya kau disana bersamanya saat kalian kecil. Apa itu benar?” ucap Nyonya Lee memastikan
“Ya, Nyonya. Benar... Aku saat itu masih sangat kecil, jadi aku tak begitu yakin. Tapi setelah aku membaca artikel yang ditulisnya  sadar bahwa itu dia.” Jelas Mi So
“ Lebih rinci lagi..Aku ingin tahu lebih jelasnya. Bisakah kau beritahu aku apa yang terjadi?” pinta Nyonya Lee
“Saat itu disebuah ruangan sempit, Dan sangat dingin. Sesampainya aku disana, Aku melihat bocah pria, sepertinya sudah lebih dulu diculik. Dia duduk di sudut ruangan. Aku tak ingat persis apa yang terjadi. Tapi dia marah padaku dan menyebutku bodoh sesaat setelah melihatku.” Cerita Mi So 

Flash Back
Mi So masuk ke dalam sebuah ruangan yang gelap dan banyak sarang laba-laba, lalu duduk disamping seorang anak pria. Anak itu mengeluh Mi So itu bodoh, Mi So mengaku tak bodoh karena usianya baru 5 tahun Tapi sudah bisa baca buku dengan baik dari kakaknya Mal Hee.
“Kurasa dia kasihan padaku karena aku juga ikut diculik. Dan... Dia berusaha menenangkanku disaat aku ketakutan.” Kata Mi So. Nyonya Lee berkaca-kaca mendengarnya. Mi So tak enak hati melihatnya.
“Tak apa. Aku baik-baik saja... Lanjutkan... Seperti apa rasanya disana? Apa Hyun baik-baik saja?” ucap Nyonya Oh penasaran
“Seingatku, dia tampak baik-baik saja. Dia mengantarku pulang setelah kami berhasil keluar dari rumah itu. Dia bahkan berjanji akan menemuiku lagi. Dalam ingatanku, Dia sangatlah berani dan penuh perhatian. Dia melakukan segalanya untuk melindungiku.” Cerita Mi So
Saat itu dalam ingatan Mi So, si anak pria mengantar pulang lalu saling berjanji akan bertemu lagi. Nyonya Lee ingin tahu apakah anaknya kedinginan disana karena rentan kedinginan. Mi So mengingat kalau anak itu memakai kemeja warna biru langit dan jaket.
“Tidak, bukan jaket tapi Cardigan. Itu baju Desainer fesyen, Jang Jung Do merancang cardigan itu untuknya. Aku mungkin pilih kasih pada putraku, tapi cardigan itu cocok sekali dipakainya... Hari itu... Aku melihatnya keluar rumah memakai cardigan itu dan melihatnya sangat cakep..” Ucap Nyonya Lee
“Jika saja aku memakaikannya jaket tebal, dia mungkin saja tak akan kedinginan Pikiran itu membuatku menyalahkan diri sendiri selama 4 hari.” Ungkap Nyonya Lee merasa menyesal. Mi So seperti sedikit terkejut.
“Sejak kejadian itu, Setiap hari terasa seperti siksaan bagi keluargaku. Setiap kali dua putraku berada dalam satu ruangan. Sung Yeon selalu menyerang Young Joon. Dan Young Joon tak tahu harus berbuat apa. Ini Sangat sulit untuk disaksikan.” Cerita Nyonya Lee sedih
“Nyonya... Sebelumnya maafkan aku karena bertanya ini, Tapi kudengar Bos kehilangan ingatan masa kecilnya. Boleh kutanya alasannya?” tanya Mi So
“Seperti kubilang tadi, setiap hari terasa seperti siksaan, kemudian suatu hari Young Joon pingsan ditengah sarapan. Saat dia mulai sadar, dia tak mengingat apa-apa.” Cerita Nyonya Lee 



Flash Back
Young Joon dengan jaketnya mengaku tak mengingat apa-apa, seperti orang yang linglung.
“Dan... Sejak saat itu, Keluargaku bisa kembali normal lagi meski diluar masih kacau. Tapi, Mi So....” kata Nyonya Oh lalu terhenti dengan kedatangan Sung Yeon
“Kudengar Mi So disini.. Ternyata Kau benar-benar kemari, seharusnya menghubungiku.” Ucap Sung Yeon bahagia. Mi So terlihat gugup seperti menemuikan sesuatu yang aneh.
“Kau harus makan malam disini.” Kata Sung Yeon, Mi So menolak karena sedang banyak pekerjaan.
“Kalau begitu, aku akan menemuimu diluar, tunggu sebentar, ya? Aku akan ganti pakaian.” Kata Sung Yeon seperti baru saja berenang.
“Pokoknya, Yang paling ingin kuberitahu padamu. bahwa aku sangat berterima kasih kau sudah bersamanya hari itu... Itu saja...” kata Nyonya Lee. Mi So pun hanya bisa mengangguk saja dengan tatapan kosong. 

Sung Yeon  seperti tak menyangka kalau besok akan diadakan Konser buku. Ia mengaku kalau awalnya menyesal telah setuju dan resah Tapi merasa kalau sekarang sudah memilih keputusan yang benar.
“Kurasa akan menyenangkan, dan kita bisa bertemu lagi seperti ini dan juga berkat itu. Ngomong-ngomong, hari ini mataharinya cukup terik. Aku harap musim panas cepat berakhir. Aku suka musim dingin.” Kata Sung Yeon
“Kau bilang Musim dingin? Tapi kau rentan terkena flu.” Ucap Mi So binggung
“Tidak aku tak rentan terkena flu.” Kata Sung Yeon. Mi So terlihat kaget mendengarnya. 


Di dalam bus, Mi So bergumam  “Ibunya bilang dia mudah terserang flu.Tapi Sung Yeon mengaku tak mudah terserang flu.” Lalu teringat kembali saat digunung bersama dengan Young Joon.
Flash Back
“Bagaimana kalau sampai terserang flu?” ucap Young Joon, Mi So merasa tak masalah karena tubuhnya kuat.
“Aku khawatir pada diriku sendiri. Bagaimana kalau aku sampai sakit flu?” kata Young Joon. Sun Yeon mengingat kalau Young Joon itu mudah sakit flu.
“Apa mungkin dia... Ahh.. Apa yang kupikirkan? Itu tak mungkin.” Kata Mi So merasakan hal yang tak masuk akal 

Young Joon membaca buku harian yang dituliskan Mi So pada buku “Untuk Oppa masa kecilku” lalu mengingat kembal kenangan bersama dengan Mi So saat masih kecil mengantarnya pulang.
Flash Back
Mi So memberitahu kalau sudah sampai rumahnya, Young Joon pikir kalau rumah mereka Benar-benar dekat sekali. Mi So dengan sangat yakin kalau ingin menikah dengan Young Joon, Young Joon terlihat binggung karena tiba-tiba Mi So ingin menikah denganya.
“Kau harus Janji” ucap Mi So. Young Joon mengaku tak bisa. Mi So terlihat kesal ingin tahu alasanya.
“Kau seharusnya menikah dengan orang yang kau cintai saat dewasa.” Kata Young Joon.
“Kalau begitu, kau bisa mencintaiku saat kau dewasa kelak.” Ucap Mi So
“Baiklah kalau begitu, ayo kita menikah.” Kata Young Joon, Mi So meminta Young Joon berjanji
“Aku akan datang menemuimu lagi.” Kata Young Joon sambil melingkarkan jarinya. 
Young Joon yang melamun tersadar dengan suara kakaknya. Sung Yeon memperingatkan Young Joon untuk jangan sentuhnya karena itu catatan harian yang sangat berharga untuknya.  Young Joon menaruhnya dan seolah tak peduli dengan berjalan pergi.
“Terima kasih... Berkat kau, aku bersatu kembali dengan Mi So.. Karena kau meninggalkanku hari itu dan karena kau merekrut Mi So sebagai sekretarismu... Kau membuat segalanya terwujud... Aku sungguh berterima kasih.” Ucap Sung Yeon bangga
“Baiklah, jangan berhenti berterima kasih padaku. Berkatku, kau akan terus berjumpa dengan Mi So... Karena Mi So akan selalu berada disisiku.” Kata Young Joon sinis lalu berjalan pergi.
“Kita lihat dan tunggu saja dia akan bersama siapa.” Ucap Sung Yeon yakin bisa bersama dengan Mi So. 

Nyonya Lee melihat Young Joon datang ke rumah,  Young Joon mengaku kalau mendengar ibunya yang memanggil Sekretaris Kim jadi mengira Mi So masih ada dirumah.  Nyonya Lee hanya diam, Young Joon meminta agar ibunya tak memanggil Mi So lagi. Nyonya Lee terlihat kaget.
“Sekretaris Kim sangat sibuk.” Kata Young Joon mencari alasan
“Aku akan menjumpaimu besok saat upacara pembukaan.” Ucap Nyonya Lee.

Tuan Park mengajak Young Joon bersulang tapi temanya itu hanya diam saja. Ia mengeluh Young Joon yang sangat serius bahkan sama sekali tak mencicipi minumannya dan bertanya Apa karena Sekretaris Kim. Young Joon mengaku bukan seperti itu. Tuan Park yakin kalau Sesuatu terjadi diantara mereka berdua. Young Joon hanya diam.
“Dengar baik-baik, Kurasa berhubungan dengan seseorang sama dengan telanjang.” Kata Tuan Park. Young Joon mengejek Tuan Park itu mesum.
“Bukan seperti itu... Maksudku, kalian harus saling terbuka. Kita perumpakan, kau membuka pakaianmu Dan Sekretaris Kim juga membuka pakaiannya. Tapi kau masih memakai celana dalam. Bukankah dia akan merasa malu?” jelas Tuan Park. Young Joon tetap diam.
“Meski memalukan, aku akan melepas semua pakaianku, tapi kau... Tapi kenapa dia tak melepas semua pakaiannya? Wanita itu pasti akan merasa terkhianati.” Ucap Tuan Park. Young Joon ingin tahu apa yang harus dilakukan.
“Kau harus lepaskan celana dalam yang ibaratnya otakmu itu.” Jelas Tuan Park. Young Joon terlihat binggung.
“Kau menyembunyikan sesuatu dari Sekretaris Kim, kan?” kata Tuan Park. Young Joon tak mengerti maksud ucapan Tuan Park.
“Kau pasti tahu, sejak istriku membongkar kebohonganku pada saat permulaan hubungan kami. Sejak itu aku tak menyembunyikan apa-apa lagi darinya. Kenapa? Meski kau menyembunyikannya, kebohongan itu malah akan semakin besar seiring waktu. Pada akhirnya, itu akan mengancam hubunganmu. Aku sudah mengalaminya sendiri. “ jelas Tuan Park
Young Joon ingin tahu Apa kebohongan temanya. Tuan Park mengaku mengatakan pada istrinya itu adalah wanita pertamanya Tapi, saat malam pernikahan,istrinya  akhirnya tahu bahwa itu adalah kebohonga dan semua hanya contohnya saja. Ia menegaskan kalau dengan semua yang akan diucapkan.
“Jika kau menyembunyikan sesuatu darinya. Kau sebaiknya ceritakan semuanya sebelum kalian mulai berhubungan. Meski kau merasa celana dalammu itu sudah menyatu dengan jiwamu karena terlalu lamanya kau pakai.” Jelas Tuan Park
“Tidak sesederhana itu... Ada kebenaran...yang terlalu perih untuk diketahui.” Kata Young Joon. Tuan Park hanya bisa menghela nafas panjang. 


Mi So bermimpi buruk, masuk ke dalam sebuah rumah dengan penuh sarang laba-laba mengaku sangat takut. Anak laki-laki mengenggam tanganya, menyakinkan kalau itu hanya laba-laba. Mi So tetap ketakutan dan akhinya bangun dari tidur.
“Mimpi apa ini? Kupikir aku akan mengingat semuanya setelah bertemu dengan pria itu. Tapi Semakin lama semakin membingungkan.” Gumam Mi So lalu melihat pesan yang masuk.
Young Joon mengirimkan pesan “Apa kau sudah tidur?” Mi So membalas kalau baru saja bangun. Young Joon kembali menulikan pesannya “Aku tahu. Aku lihat lampumu mendadak dinyalakan.” Mi So kaget dan akhirnya melihat keluar jendela, Young Joon sudah ada didepan rumah melambaikan tangan. 

Mi So keluar dari rumah langsung mendekati Young Joon dengan wajah bahagia. Young Joon memberikan sebuah kotak dan meminta Mi So membukanya. Mi So kaget ternyata isinya banyak permen karamel. Young Joon mengaku kalau itu permintaan maaf karena sudah memakan karamelnya.
“Dan... Aku juga merindukanmu.” Akui Young Joon, Mi So hanya bisa tersenyum.

Young Joon menyuruh Mi So agar masuk saja dan Mimpi indah. Mi So heran menatap Young Joon karena merasa ingin menangis tapi belum bisa menemukan alasannya. Young Joon mengemudikan mobilnya dengan tatapan sedih.  


Young Joon dkk sudah memegang gunting dengan banyak wartawan, Ketua Galeri memberitahu galeri Seni Yumyung akan berkontribusi meredam dahaga masyarakat akan budaya dan meningkatkan kualitas hidup. Mereka pun mengunting pita sebagai peresmian galeri.  Mereka pun memastikan acara konser buku 'Sekali Seumur Hidup'
“Apa semuanya berjalan lancar selama gladi resik?” tanya Mi So
“Audio, video, dan pencahayaan semuanya telah terpasang dengan sempurna.” Kata Ketua Acara.
“Saat wartawan tiba, pastikan kau mengecek daftar tamunya.” Pesan Mi So
“Aku akan mengeceknya dengan teliti.” Kata Ketua . Young Joon meminta agar  Jangan kehilangan pengawasan sampai selesai acara dan mengerjakan dengan baik. Ketua mengangguk mengerti. 

Young Joon memuji Mi So karena  yang merencanakan dan. mengkoordinir semuanya untuk konser buku ini, Mi So tersenyum mengucapkan Terima kasih. Saat itu Sung Yeon melihat keduanya terlihat cemburu,  Tuan Park memberitahu Sung Yeon untuk masuk ke ruang tunggu. 

Saat itu Mi So datang ke ruang tunggu bertanya apakah mencarinya. Sung Yeon bertanya balik apakah Mi So punya waktu, dan bersedia meninjau naskah pidatonya, karena harus bicara didepan orang banyak makanya membuatnya gugup.
“Bisakah kau bantu aku?” ucap Sung Yeon. Mi So pun tak bisa menolaknya membaca tulisan Sung Yeo
“Ini sudah bagus. Mereka akan segera mengetahui nilai, ide serta kelembutanmu. Kurasa mereka akan menikmatinya.” Komentar Mi So. Sung Yeon seperti tak percaya mendengarnya.
“Aku lega bisa mendengar itu darimu.” Kata Sung Yeon, Mi So pun akan pamit pergi tapi Sung Yeon tiba-tiba menarik tanganya agar tak pergi. Mi So pun kaget tiba-tiba tanganya disentuh.
Saat  itu Young Joon datang melihat keduanya, Mi So terlihat panik dan langsung menarik tanganya. Young Joon hanya menatap sinis ke arah kakaknya. Mi So bertanya apakah Young Joon sudah selesai bicara denga ketua galeri. Young Joon tetap diam terlihat sangat marah.
“Kenapa kau tampak kesal? Mi So datang  untuk meninjau naskah pidatoku.” Kata Sung Yeon dengan nada mengejek
“Jika kau tak bisa meninjaunya sendiri, maka kau seharusnya jangan berpidato.” Balas Young Joon lalu mengajak Mi So pergi. 

Mi So mengikuti Young Joon berusaha menjelaskan yang tadi dilihat, saat itu Sek Yang datang memberitahu kalau Ketua Lee sedang mencarinya.  Young Joon pun berjalan pergi. Mi So pun hanya bisa menghela nafas. Akhirnya acara Konser buku dimulai.
“Buku 'Sekali Seumur Hidup' benar-benar novel populer. Novelnya laku keras sesaat setelah diluncurkan. Bukankah itu hebat ?” ucap MC, semua yang menonton menyetujuinya. Sementara Mi So dan Nyonya Lee duduk dibangku penonton.
“Aku tak menyangka Sungyeon memutuskan untuk menunjukkan diri di depan publik. Aku senang sekali... Kau yang mewujudkannya.” Ucap Nyonya Lee
“itu Tidak benar.” Kata Mi So lalu melihat Young Joon masuk ke ruangan dan bergegas pamit pergi untuk menemui bosnya.
“Buku barumu berjudul 'Sekali Seumur Hidup' Kalau begitu apa kau... sudah menemukan cintamu?” tanya MC. Mi So terdiam lalu melihat ke arah Young Joon
“Aku baru menemukannya belakangan ini. Aku bersatu dengan wanita yang bersamaku saat aku kecil dan terjebak di kegelapan. Aku tak akan bisa melewatinya jika sendirian. Tapi dia disana denganku, aku tak akan melepasnya. Aku akan kerahkan semuanya untuk melindunginya.”kata Sung Yeon menatap ke arah Mi So.
Semua orang langsung bergemuruh Mi So melihat kearah Young Joon yang menatapnya lalu keluar dari ruangan. 


Mi So berlari keluar dari ruangan mencari Young Joon sampai akhirnya melihat di lobby dan langsung menghadangnya. Young Joon dengan santai bertanya ada apa. Mi So dengan gugup mengatakan kalau ada yang ingin dikatakan.
“Apa yang ingin kau katakan?” tanya Young Joon seperti sudah tak peduli.
“Itu salah paham.” Kata Mi So lalu keduanya berjalan keluar gedung. Young Joon tak mengerti maksudnya. 

“Apa yang kau dengar barusan dan yang kau lihat belum lama tadi, semuanya salah paham.” Jelas Mi So
“Kau tak perlu menjelaskannya. Sudah kubilang, aku akan memikul semunya.” Ucap Young Joon
“Tidak, aku akan jelaskan... Aku ingin memperjelas semuanya.” Ucap  Mi So
Young Joon heran kenapa Mi So tiba-tibai ingin memberitahunya.  Mi So mengaku  tak ingin ada kesalahpahaman diantara mereka, menurutnya semakin Young Joon salah paham  maka semakin membuat jarak merkea  semakin jauh dan takut akan hal itu. Young Joon ingin tahu kenapa seperti itu.
“Karena aku menyukaimu... Kau berulang kali mengutarakan perasaanmu padaku... Maaf, karena aku lama memberi jawabannya... Aku... menyukaimu, juga.” Kata Mi So.
Young Joon menatap Mi So seperti tak percaya lalu memeluknya dengan erat. Keduanya saling menatap kembali, Young Joon ingin menciumnya tapi seperti ingatanya kembali datang tentang kenangan buruknya. Mi So akhirnya lebih dulu mencium Young Joon lebih dulu. Young Joon sempat terkejut, setelah kembali menatap Mi So dan akhirnya mencium Mi So tanpa ada rasa ketakutan.
Bersambung ke episode 9

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


7 komentar: