Soo Bong
melihat tiang yang akan jatuh menimpanya, saat itu sudah bisa di pikirkan
olehnya kalau seperti ini akhirnya.
Flash Back
Pertandingan
DFC, So Bong melawan seorang wanita dalam ring. Terlihat ayah dan dua orang
temanya terus mendukung So Bong yang terus menyerang. Tiba-tiba Si wanita mulai
bermain curang dengan membenturkan kepala dan sengaja mencolok matanya. Tuan
Kang pun mulai berteriak marah pada wasit.
“Dia
menyundul kepalanya! Wasit! Dia tidak bisa lihat! Hentikan pertandingannya!” teriak Tuan Kang.
So Bong sedikit terhuyung-huyung lalu akhirnya di banting.
Tuan Kang
ingin masuk ke dalam ring, tapi So Bong memberikan kode agar ayahnya tak masuk,
saat itu juga lawan So Bong langsung memutar bagian kakinya sampai terkilir. So
Bong pun akhirnya menjerit kesakitan.
So Bong
akan dibawa ke rumah sakit dengan kakinya yang sudah balut papan, lalu matanya
melihat sosok wasit lalu pergi begitu saja. Tuan Kang berteriak melihat So Bong
yang pergi dengan kaki yang pincang. So Bong masuk ruangan melihat wasit dengan
uang 50ribu won diatas meja, dengan wajah
penuh amarah langsung memukul wasit, begitu juga Tuan Kang karena
ternyata Wasit disogok oleh lawan.
So Bong
membawa berita [Kang So Bong Dikeluarkan Secara Permanen Dari DFC] Tuan Kang
mengeluh anaknya malah membaca berita karena menurutnya DFC tidak akan pernah
bisa mengeluarkan anaknya. So Bong tahu
kalau Menurut pihak persatuan DFC tapi yang salah dan wasit tidak salah.
“Semua
bajingan itu sekongkol.. Pelatih, wasit, dan ketua persatuan. Akan Ayah tuntut
mereka semua karena suap dan Ayah akan mengurus semuanya. Mereka pasti akan
berlutut untuk Ayah.” Kata Tuan Kang menyakinkan anaknya. So Bong malah
menyuruh ayahnya diam saja.
“Kau tahu
kuatnya tinju Ayah, 'kan? Jika hukum tidak berfungsi, maka Ayah yang akan...”
kata Tuan Kang menyakinkan.
“Hentikan,
kubilang! Memang apa yang bisa dilakukan tangan kosong Ayah? Tangan Ayah saja
tak sekuat uang. Jadi apa gunanya? Apa Ayah tidak lihat kakiku patah? Apa Ayah
tak lihat kalau hidupku ini sudah berakhir? Aku takkan bisa masuk ke ring lagi.
Semuanya sudah berakhir!” teriak So Bong sambil menangis
“Kehidupan
Kang So Bong. Game over. Lagipula hidupku sudah hancur. Cari uang pun susah.”
So Bong
akhirnya menjadi pengawal dan mengambil foto Shin saat bertemu dengan wanita.
Lalu terakhir kali ketahuan karena Shin mengetahui kalau selama ini menjual fotonya dan menyebarkan di
Internet. So Bong mencoba membela diri tapi malah kena tampar oleh Shin dan
dilihat oleh semua orang.
“Jika aku ketahuan, aku selalu
pura-pura tak tahu dan rela menerima pukulan. Tapi apa yang kau lakukan ini,
Kang So Bong? Menjaga dirimu sendiri saja, kau tak bisa. Kenapa kau selalu ikut
campur? Baguslah... Kau memang pantas mati... Tapi... ini tidak adil... Aku
takut, Ayah... Ayah... Selamat tinggal.”
Saat
tiang akan jatuh, tiba-tiba Shin datang menahanya setelah itu mengendong So
Bong yang sebelumnya sudah pasrah akan mati. Terdengar bunyi suara jantung yang
berdegup kencang. So Bong panik meminta Shin agar Jangan salah paham.
“Itu
pasti suara detak jantungmu.” Ucap So Bong. Shin mengaku tidak punya jantung lalu berjalan membaca So
Bong dari ruangan yang terbakar.
So Bong
dibawa keluar lalu di turunkan, dengan wajah khawatir menanyakan keadaan
Direktur Nam. Shin kembali ke setting semua terlihat binggung bertanya “Ini
dimana? Kenapa aku menggendongmu?” So Bong pun heran karena Shin seperti hilang
ingatan lalu berteriak meminta tolong.
Tuan Ji
lebih dulu melihat keduanya dan langsung mendekat, lalu melihat dibagian
belakang tubuh Shin terbuka dan buru-buru menutupinya dengan jaket. Akhirnya
keduanya dibawa masuk ke dalam ambulance, Se Ra khawatir melihat Shin tak
sadarkan diri.
Nyonya Oh
memperingatkan agar Jangan biarkan orang menyentuh robot shin karena akan cari
cara. Di dalam ambulance, Petugas ingin memeriksa. Tuan Ji langsung
memperingatkan agar Jangan sentuh. Petugas heran karena mereka harus mengecek
kondisi pasien.
“Dia
baik-baik saja, jadi hentikan.” Ucap Tuan Ji menyakinkan. Petugas kesal karena
takut pasienya nanti akan mati.
“Ini
tanggung jawabku!” tegas Tuan Ji dan mereka pun bergegas agar segera menuju ke
rumah sakit.
Tiba-tiba
sebuah ambulance mencoba menghentikan ambulance, sopir ambulance pun kesal karena sedang bawa pasien. Saat itu
akhirnya ambulance yang dibawa oleh Nyonya Oh bisa mengehentikan ambulance dan
segera membaca Shin untuk pindah ke ambulance yang dibawanya.
“Hei...
Apa Kau sudah gila? Kau ini menculik pasien.” Teriak petugas marah
“Aku akan
bertanggung jawab penuh... Aku minta maaf.” Ucap Tuan Ji lalu bergegas masuk
membawa ambulance.
Tuan Ji
mengemudikan ambulance bertanya apakah Nyonya Ji bisa memperbaikinya. Nyonya Oh
menjawab akan mengusahakan dan meminta agar bisa menepi dulu.
Berita
akhirnya sudah ada di TV [Kebakaran di Acara Resepsi PK, Nam Shin Menyelamatkan
Nyawa] Tuan Seo di dalam mobil tak percaya kalau Shin berlari ke dalam gedung yang kebakaran. Sek Park memberitahu kalau Artikel sudah menjuluki
Shin sebagai pahlawan.
“Seolah-olah
karena dia, maka tidak ada orang yang meninggal.” Jelas Sek Park. Tuan Seo tak
percaya mendengarnya.
“Kau
bilang, Si bocah egois, berhati dingin, menyelamatkan seseorang? Lalu Ye Na
aman, 'kan?” kata Tuan Seo. Sek Park membenarkan.
“Dia ada
di UGD bersama korban lain.” Kata Sek Park lalu mendengar ponselnya berbunyi.
Tuan Seo
bertanya siapa yang menelp. Sek Park memberitahu kalau itu telp dari Ceko. Tuan
Seo mengeluh kalau anak buahnya itu bahkan tidak bisa kerja yang becus dan
menyuruh agar segera mengangkatnya.
“Dia
ditabrak truk. Jadi mana mungkin dia bisa ke Seoul dalam keadaan sehat?” ucap Sang
Guk. Sek Park kesal karena malah menanyakan hal itu padanya dan meminta agar
mengatakan yang didapatkan.
“Berkas
perkara dan rekam medis menghilang. Aku tahu dari paramedis.” Kata Sang Guk
mengamati rumah Nyonya Oh dari kejauhan.
“Kalau
ada yang kutemukan, akan kuhubungi kau.” Perintah Sek Park.
David
melihat Hujan turun dan sengaja membuka jendela karena tahu kalau Shin merasa sesak
berada diruangan jadi sekarang bisa menghirup udara segar. Saat itu Sang Guk
seperti bisa melihat ada sosok orang didalam ruangan.
So Bong
menelp Reporter Jo menceritakan kalau Shin seperti orang yang sangat berbeda
karena Begitu mereka keluar, Shin langsung bertanya "Ini dimana? Kenapa
aku menggendongmu?" Reporter Jo tak percaya mendengarnya.
“Aku
tahu... Aku bersyukur dia menyelamatkan nyawaku..., tapi menurutku ini aneh
saja... Kau 'kan juga lihat Direktur Nam menggendongku keluar.” Kata So Bong,
Tiba-tiba Ye Na masuk dan langsung merampas ponsel dari tangan So Bong
“Kau
lagi? Kembalikan ponselku.” Keluh So Bong kesal melihat Ye Na kembali
“Intinya
dia menyelamatkanmu, bukan menggendongmu. Kenapa kau terus menekankan dia
menggendongmu?” ucap Ye Na marah
“Yang
bisa kupikirkan dia menggendongku..., tapi bukan itu maksudku.” Kata So Bong
“Kenapa? Apa
kau akan terus bicara omong kosong kalau dia berbeda atau aneh?” ucap Ye Na.
Saat itu
Tuan Seo datang melihat ayahnya yang datang, Tuan Seo memeluk anaknya karena
sangat khawatir pada anaknya. Ye Na pun meminta maaf pada ayahnya karena
membuatnya khawatir lalu bertanya apakah melihat Shin.
“Dia
kelihatannya terluka parah..., tapi dia belum sampai disini” ucap Ye Na
khawatir. Tuan Seo terlihat binggung.
“Putri
Ayah pasti khawatir.” Ucap Tuan Seo lalu meminta Sek Park agar mencari tahu. Ye
Na pun merangkul ayahnya agar bisa ikut karena Terlalu sesak dirumah sakit.
So Bong
yang sedari tadi melihat sikap Tuan Seo merasa sebagai Ayah sangat baik dan
lembut, bahkan baik sekali. Tuan Kang masuk melihat anaknya dan langsung
menanyakan keadaan anaknya. So Bong mengikuti gaya Ye Na merengek pada ayahnya,
tapi Tuan Kang malah memukul anaknya.
“Aigoo!
Lihatlah kau ini! Apa kau itu jadi tukang kurir briket batu bara atau apa?”
teriak Tuan Kang marah. So Bong heran melihat ayahnya berbeda dengan Tuan Seo.
“Kenapa
tidak sekalian mati saja?” teriak Tuan Kang. So Bong makin kesal karena ayahnya
malah memukul.
Tuan Seo
bertemu dengan sopir ambulance menceritakan kalau seseorang menghalangi
ambulans dan membawanya pergi. Sopir dengan wajah kebingungan mengaku baru kali
ini merasakan kejadian seperti ini, karena Tuan Ji tidak mau membiarkan
menyentuh pasien.
“Lalu dia
menculik pasien tepat di depan rumah sakit.” Kata Petugas. Tuan Seo ingin tahu
apakah mereka mengatakan akan dibawa kemana.
“Tidak.
Wali-nya bilang dia akan bertanggung jawab selain itu, dia tak ada bilang
apa-apa lagi. Aku harus mengurus pasien lain. Permisi.” Ucap petugas lalu
beranjak pergi.
“Ye Na...
Mobilnya sudah disini, jadi pulanglah dulu.” Ucap Tuan Seo pada anaknya. Ye Na
menolak.
“Aku
takut kalau ada apa-apa sama Shin Oppa.” Kata Ye Na.
“Kaulah
yang paling utama bagi Ayah daripada Shin. Pulanglah. Percayalah pada Ayah, dan
tunggulah kabar dari Ayah.” Ucap Tuan Seo lalu menyuruh Sek Park agar mengantar
anaknya.
Nyonya Oh
berusaha agar bisa memperbaiki Shin, Tuan Ji melihat ponselnya kalau Direktur
Eksekutif Seo lalu memberi kode Nyonya Oh agar tak bersuara ketika mengangkat
telp. Tuan Seo ingin tahu keberadaanya dan apakah sedang bersama Direktur Nam.
“Ya. Dia
sedang dioperasi karena cedera punggungnya.”ucap Tuan Ji
“Tapi
kata orang 119 tadi, ada yang aneh... Jadi Shin kau bawa kemana?” kata Tuan Seo
sinis.
“Rumah
sakit. Kalau operasi sudah selesai, maka akan kukabari Anda.” Kata Tuan Ji
“Ketua
tadi bilang, dia mau pergi. Apa kau tidak peduli jika aku memberitahunya apa
yang kau lakukan? Jadi Di rumah sakit mana kau?” kata Tuan Seo sinis
Tuan Ji
pun memberitahu kalau mereka ada di Rumah Sakit PK lalu memberitahu Nyonya Oh
kalau mereka bergegas karena Direktur Eksekutif Seo akan menuju rumah sakit.
Tuan Seo
yakin kalau Pasti ada yang aneh dan harus segera mencari tahunya. Sesampai di
rumah sakit, Sek Park menelp ingin tahu Apa ada korban kecelakaan kebakaran
hari ini yang dioperasi, lalu terlihat terkejut dan memberitahu Tuan Seo.
“Katanya,
tak ada jadwal operasi satu pun hari ini.” Ucap Sek Park. Tuan Seo mengaku
Sudah menduganya.
“Ji Young
Hoon. Apa yang kau lakukan tanpa sepengetahuanku? Hubungi Ketua sekarang.”
Perintah Tuan Seo
Saat itu
Tuan Ji keluar dari ruangan menyapa dengan sopan, memberitahu kalau Direktur Nam masih
dioperasi dan meminta agar menunggu. Tapi Tuan Seo tak bisa menahan diri ingin
menerobos masuk, Tuan Ji larang masuk.
“Kau saja
habis keluar dari sana. Jadi kenapa aku tidak boleh masuk?” ucap Tuan Seo sinis
“Dia adalah
Direktur Nam Shin. Apa pantas Anda sembarangan begini?” kata Tuan Ji
Tuan Seo
tak peduli menyuruh Sek Park agar menarik Tuan Ji, Sek Park langsung menahanya.
Tuan Ji berteriak agar melepaskan tanganya dengan wajah kesal.
Tuan Seo
mencoba masuk ke dalam ruangan Area terlarang, lalu dengan sengaja menarik
bagian belakang Shin dan melihat ada dua perban. Dokter Cha Hyun Joon berteriak
marah melihat Tuan Seo karena masuk ked alam ruang operasi.
“Memangnya
ruang operasi tempat bermain Anda! Keluar sekarang!” teriak Dokter Cha. Tuan
Seo terkejut ternyata Shin baru saja selesai operasi, Nyonya Oh mengunakan
masker pun tak terlihat. Tuan Ji pun
akhirnya masuk melihat semuanya dengan sedikit lega.
Di luar
ruangan
Tuan Seo
meminta maaf mengaku pasti tidak fokus Tapi menurutnya Tuan Ji juga salah
karena menculiknya dan ganti rumah sakit jadi mengira ada yang serius terjadi
padanya.
“Tapi tidak
seharusnya Anda sembarangan masuk ruang operasi dan membuat keributan.” Kata
Tuan Ji menahan kesal
“Makanya,
aku tadi memang agak berlebihan. Kuakui itu.. “ ungkap Tuan Seo
“Mulai
sekarang Anda tak boleh ikut campur urusan Direktur Nam dan aku. Jika tidak...,
maka aku akan melaporkan insiden hari ini pada Ketua.” Kata Tuan Ji sinis lalu
pamit pergi.
Nyonya Oh
melihat wajah Robot Shin yang masih terbaring, Tuan Ji pun masuk ke ruangan.
Dokter Cha ingin tahu maksud semua ini dan ingin tahu siapa, kenapa Shin. Tuan
Ji pikir akan menjelaskan nanti.
“Tolong
buat laporan operasi ini dan memprosesnya.” Ucap Tuan Ji memohon
“Aku
tidak berniat membuatnya mengalami hal ini. Aku seharusnya tidak memaksa dia
pergi ke Seoul.” Ucap Nyonya Oh kasihan melihat robot Shin.
“Kenapa
Anda tidak memberitahuku soal Mode Bencana? Kalau dia tak bertingkah seperti
manusia normal, aku harus bagaimana?” kata Tuan Ji kesal
“Aku
padahal sudah menghapus Mode Bencana sebelum membuat dia pergi ke Seoul. Aku
perlu mencari tahu kenapa mode itu tidak terhapus. Aku belum sepenuhnya
mengerti apa yang terjadi.” Jelas Nyonya Oh
“Sekarang
ini, aku akan memindahkannya ke ruang pemulihan. Hati-hati jangan sampai
ketahuan saat Anda keluar.” Tegas Tuan Ji. Nyonya Oh pun meminta agar menjaga
anaknya baik-baik.
Tuan Ji
menatap Shin yang terbaring akhirnya membuka matanya. Shin mengaku sungguh hari
yang melelahkan. Tuan Ji ingin tahu apakah Shin ingat apa yang terjadi. Shin
mengaku cuma ingat sampai ada kebakaran dan mengingat kalau 2 jam, 38 menit, 52
detik.
“Telusuri
ingatan yang hilang.” Ucap Shin lalu melihat berita yang beredar dari alat
pencarinya.
[Kebakaran terjadi di
lokasi resepsi PK Group, Pahlawan yang berlari ke dalam kebakaran dan
menyelamatkan orang telah menarik perhatian publik. Rasa kemanusiaannya masih
ada meskipun dia menghirup gas beracun, dan kini dia dielu-elukan sebagai
pahlawan.]
“Mode
Bencana... Jadi itulah yang kulakukan... Aku juga baru kali ini mengalaminya. Aku
berbeda dari si manusia Shin, kan? Maaf. Aku hampir membuat kita ketahuan.”
Ucap Shin.
“Tak apa...
Lagipula kau sudah menyelamatkan nyawa orang... Kau itu hanya bertindak sesuai
programmu. Berkat kau, Shin menjadi pahlawan jadi jangan menyesal.” Ungkap Tuan
Ji
“Tapi aku
pahlawannya.” Kata Shin. Tuan Ji tersenyum mengakui karena hanya Shin yang
dikenalnya sekarang memanggil “Tuan Pahlawan.”
Tuan Seo
menonton berita di layar besar sambil melamun “Kebakaran terjadi di klub PK yang mengadakan
pesta sekitar pukul 9 malam ini. Sekitar 100 orang berada di dalam gedung. Polisi
mencurigai adanya kobaran api dari kembang api merupakan sumber kebakaran.
Kepolisian kini tengah menyelidiki penyebab pastinya.”
Flash Back
Tuan Seo
masuk ke rumah sakit, mencari seorang pasien UGD saat itu mendengar suara So
Bong berbicara di telp. So Bong menceritakan Shin seperti orang yang sangat
berbeda dan Begitu keluar Shin bertanya, "Ini dimana? Kenapa aku
menggendongmu?"
“Kebakaran
menyebar ke seluruh gedung..., tapi berkat tindakan heroik satu orang..., tidak
ada korban yang meninggal.”
Tuan Seo
tak percaya kalau Shin melakukan itu bahkan Takkan pernah.
Reporter
Jo memperlihatkan foto miliknya, So Bong merasa tak percaya kalau yang
menolongnya memang Nam Shin. Reporter Jo pikir tak ada yang salah tapi
hanya terburu-buru, jadi fotonya tidak
fokus.
“Dia
langsung berubah dengan cepat dan dia berlari ke gedung yang kebakaran tanpa
ragu.” Kata Reporter Jo
“Lalu dia
bahkan tidak ingat apa yang dia lakukan.” Ucap So Bong
“Firasatku
aneh... Pasti ada yang aneh.” Pikir Reporter Jo. So Bong pikir Amnesia atau Demensia stadium awal.
Reporter
So merasa penasaran. Saat itu Tuan Seo datang mengaku kalau penasaran juga. So
Bong dan Reporter Jo melonggo binggung siapa yang datang. Sek Park
memperkenalakan Seo Jon Gil sebagai Direktur Eksekutif PK Group
“Dia juga
ayah dari tunangannya Direktur Nam Shin.” Kata Tuan Seo
“Putriku
mengatakan ada yang aneh..., jadi aku juga ingin menanyakan tentang hal itu.
Tolong katakan padaku apa yang terjadi dengan Shin?” ucap Tuan Seo.
Sang Guk
melihat David yang keluar dari rumah, akhirnya diam-diam mencoba masuk ke dalam
rumah dengan melihat seluruh kamar. Tapi saat akan melihat kamar Shin,
terdengar suara orang masuk. Ternyata David kembali mencari sesuatu.
Saat itu
Sang Guk bersiaga memegang pistolnya, David mencari kunci di kamar dan keluar
tersadar melihat pintu depan terbuka dan melihat sosok Sang Guk dengan tato
dileher, teringat ucapan Shin “Aku lihat ada manusia lain yang membuntuti si
manusia Nam Shin.” Dan yakin kalau itu pasti orangnya.
Nyonya Oh
yang mengetahui ingin tahu Siapa orang itu. David pikir tak penting Shin
mengetahuinya, tapi Intinya orang itu sudah menemukan mereka jadi pasti akan datang lagi, lalu akan
melihat putranya.
“Ayo kita
bertemu dan bicara secara langsung.” Kata David. Nyonya Oh binggung apa maksudnya
Bertemu
“Aku akan
membawa putramu ke Korea.” Ucap David, Nyonya Oh kaget mendengarnya.
Di rumah
sakit
Reporter
Jo berusaha masuk untuk mengambil lebih dekat, Pengawala menahanya karena hanya
diperbolehkan memotret dari jarak jauh. Reporter Jo mencari cara akan ke Kamar
mandi. Pengawal menunjuk toilet yang ada dibelakangnya.
“Tolong
beri tahu kami apa yang terjadi.” Tanya wartawan pada tiga wanita diselamatkan
oleh Shin.
“Si Oppa
itu melepas sepatuku dan berkata..., "Kau tidak akan mati hanya karena
luka di kakimu.Kau sendirilah yang harus selamatkan nyawamu." Dia memang
pewaris perusahaan, 'kan?” ucap wanita dengan bangga.
Semua
memuji Shin dari wajah dan tindakan yang terlalu sempurna, seperti pahlawan,
layaknya Iron man, Batman, Kingsman!
Shin
melihat hasil wawancara terlihat bangga karena memujinya seorang pahlawan dan
terlalu sempurna. Tuan Ji tak banyak bicara, membantu memasangkan jas. Saat itu
Tuan Nam masuk kamar langsung menampar wajah Tuan Ji, Shin ingin membela tapi
Tuan Ji memberi kode agar tetap diam.
“Lain
kali, kau harusnya yang terluka! Keselamatan Shin lebih diutamakan dan
pekerjaannya juga! Jika kau lupa lagi soal itu..., maka tak hanya tamparan yang
akan kau terima.” Ucap Tuan Nam dengan nada tinggi. Tuan Ji menganguk mengerti.
“Para
wartawan sedang menunggu... Ayo, Direktur Nam.” Ucap Tuan Seo dengan wajah
liciknya.
“Kenapa
Anda menelepon wartawan padahal dia baru selesai dirawat?” komentar Tuan Ji
kesal
“Ini
menguntungkan untuk reputasi Shin. Kita harus memanfaatkan citra pahlawannya di
media sosial sebaik mungkin.” Jelas Ye Na. Tuan Ji pun tak bisa melawan lagi.
Shin
melihat Tuan Ji merasa khawatir kalau pasti sakit tamparan dari kakeknya. Tuan Ji mengaku sudah sering mengalaminya.
Jadi jangan khawatir. Shin pikir kalau
nanti agar dia saja yang ditampar karena
tidak bisa merasakan sakit.
“Tapi itu
tidak ada gunanya buatku... Karena aku asisten, bukan Shin.” Kata Tuan Ji lalu
mengajak Shin pergi.
Shin
berjalan keluar dari rumah sakit, seluruh wartawan langsung mendekatinya ingin
mendengar jawaban dari pertanyan “Apa Anda tidak merasa takut? Bagaimana
rasanya dipuji sebagai pahlawan? Apa Anda melakukannya untuk citra perusahaan
Anda?”
Tapi Shin
malah melihat tiga wanita yang ditolongnya lalu bertanya keadaan mereka.
Ketiganya terlihat senang langsung mendekat, merasa kalau akan mati kalau tak
ditolong oleh Shin bahkan meminta agar bisa selfie. Shin pun memperbolehkan
dengan ramah.
Saat itu
terdengar teriakan “Direktur Nam!” So Bong datang dengan pakaian rapi seperti
keadaanya sudah mulai membaik.
Bersambung
ke episode 6
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar