PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 15 Juni 2018

Sinopsis What's Wrong with Secretary.Kim Episode 3 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Mi So masuk taman hiburan tak melihat sosok CEO Park yang menyuruh menemuinya akhir pekan, lalu tibami-tiba semua lampu dalam taman bermain menyala bahkan air mancur. Lalu seseorang datang mendekati Mi So.
“Sekretaris Kim. Apa kau sudah nunggu lama?” ucap Young Joon. Mi So kaget karena Young Joon yang datang bukan CEO Park
“Bukan CEO Park yang datang. Aku meminta padanya untuk menyuruhmu kemari.” Akui Young Joon. Mi So kaget mendengarnya.
“Kenapa begitu? Anda bisa mengatakannya langsung padaku.” Komentar Mi So heran
“Jika Aku yang memintamu, Kau akan merasa tidak nyaman.” Kata Young Joon lalu mengajak Mi So segera bermain.
Mi So pikir tempat hiburanya sudah ditutup. Young Joon pikir tak masalah karena punya tiket khusus lalu berjalan pergi. Mi So pun tersenyum mengikuti Young Joon. 

Young Joon mengajak Mi So untuk main jetcoster, Mi So panik ketakutan tapi Young Joon seperti senang bisa mengajak Mi So ke taman hiburan. Lalu Young Joon mengajak Mi So untuk naik Kora-kora, Mi So menjerit ketakutan tapi Young Jon masih berpikir kalau Mi So sangat menikmati permainan menantang di taman hiburan.
“Sekretaris Kim, sekarang, Ayo kita naik wahana Badai Boom Boom... yang berputar 360 derajat di udara, 17 meter di atas tanah.” Ucap Young Joon dan baru tersadar Mi So berjalan sempoyongan.
“Ada apa, Sekretaris Kim?” tanya Young Joon binggung. Mi So mengaku kalau takut sekali.
“Kalau takut kenapa kau harus naik?” ucap Young Joon. Mi So menjawab karena Young Joon yang memintanya untuk naik.

“Kupikir Seretaris Kim menyukainya... Apa Kau baik-baik saja?” ucap Young Joon. Mi So menganguk lalu bertanya balik. Young Joon mengaku baik-baik saja.
“Tidak mungkin. Anda sudah naik 2 kali. Apa kau Tidak takut?” tanya Mi So. Young Joon mengaku tidak takut sama sekali.
“Ketakutan bukanlah sesuatu yang bisa Kau rasakan kalau cuma naik permainan begini.” Ungkap Young Joon.
“Lalu, Apa yang kau takutkan, Wakil Ketua Lee?” kata Mi So. Young Joon ingin menjawab tapi  berpikir kalau itu bukan urusan Mi So dan mengajak bermain lagi.
“Apa kita akan naik wahana Badai Boom Boom lagi?” tanya Mi So
“Tidak. Kita naik wahana permainan yang ingin kau naiki, Sekretrais Lee.” Ucap Young Joon. Mi So tersenyum bahagia mendengarnya. 



Mi So menaiki komidi putar dengan wajah bahagia, lalu melambaikan tangan pada Young Joon sambil tersenyum. Young Joon melihat Mi So ikut bahagia karena bisa membuat sekretarisnya tersenyum. Mi So berteriak kalau tidak menakutkan sama sekali dan sangat menyenangkanj jadi mengajak Young Joon ikut naik juga.
“Apa Anda sungguh tidak akan menaikinya? Ini benar-benar menyenangkan...” kata Mi So. Young Joon pikir tak perlu.
“Aku sudah puas dengan mengawasimu saja... sudah naik 7 kali.” Ucap Young Joo. Mi So meminta maaf karena terlalu bersemangat.
“Apa benar-benar menyenangkan?” tanya Yong Joon. Mi So mengaku aklau  selalu ingin naik komidi putar.
“Saat Aku masih kecil, keluargaku pernah ke sini bersama-sama. Dan Aku benar-benar ingin mengendarai komidi putar, tapi Aku cuma bisa menontonnya.” Cerita Mi So, Young Joon ingin tahu alasanya.
“Mahal sekali untuk menaikinya... saat Kau punya tiga anak. Bahkan jika orang tuaku membelikanku satu tiket, saat itu Aku masih kecil dan pengecut untuk bisa menaikinya. Tapi tetap saja, Aku berhasil mengabulkan salah satu harapanku hari ini.” Ungkap Mi So. Young Joon mengaku sangat senang mendengarnya.



Young Joon memotong daging steak sambil berkomentar kalau dagingnya sedikit keras.  Mi So pikir kalau harus memanggil chefnya saja. Young Joon menolak menyuruh Mi So agar nikmati saja makanannya lalu menukar piringnya karena agak sulit untuk diiris.  Mi So tersenyum bahagia dan mengucapkan Terima kasih.
“Jika Aku tahu kita akan ke tempat seperti ini... maka Aku akan berpakaian lebih sopan sedikit.” Ucap Mi So melihat sekeliling restoran.
“Tak apa. Lagipula tidak ada orang lain di sini.” Kata Young Joon. Mi So pun baru tersadar hanya ada mereka berdua.
“Aku sudah menyewa tempat ini.” Akui Young Joon. Mi So kaget mendengarnya dan ingin tahu alasan Young Joon melakukan seperti ini.
“Tidak ada, Aku pikir Selama ini, Kau sudah bekerja sangat keras untukku. Namun Aku merasa sepertinya tidak pernah benar-benar mengucapkan terima kasih padamu. Ini hadiah perpisahan dariku sebagai ucapan terima kasih atas semua kerja kerasmu.” Ucap Young Joon. 


Mi So tak percaya kalau Young Joon akan memberikan hadiah lalu melihat keluar jendela. Young Joon pikir Mi So belum puas menaiki komidi putar 7 kali. Mi So merasa kalau itu dekat dengan komidi putar. Young Joo tak mengerti maksudnya.
“Tempat ini dulunya komplek apartemen sebelum dibangun kembali dan berubah menjadi taman hiburan. Dan Aku dulu pernah tinggal di sana, Rumahku dulu dekat sini tempat komidi putar berada.” Cerita Mi So seperti mengenang masa lalu.
“Siapa yang tahu... Itu mungkin dekat dengan rumah hantu itu, atau dekat toilet umum.” Ejek Young Joon. Mi So terlihat kesal mendengar lelucon Young Joon.
“Aku hanya bercanda” ucap Young Joon dengan senyuman. Mi So pun bisa memaafkan.
“Bagaimanapun, Aku ingat kalau Aku terpesona saat dengar kalau rumah kami berubah menjadi taman hiburan. Saat itu, usiaku sekitar 5 tahun. Jadi, Anda pasti sekitar 9 tahun, Wakil Ketua Lee.” Kata Mi So.
Young Joon juga merasa seperti itu,  Mi So puningin tahu apa yang Young Joon lakukan pada usia itu. Young Joon dengan bangga menjawab kalau saat itu adalah seorang anak yang terampil dan luar biasa yang unggul dalam segala hal. Mi So hanya bisa menahan rasa dongkol karena sikap bosnya yang terlalu PD.
“Tapi...saat kelas 4... bukan waktu yang menyenangkan untukku.” Akui Young Joon
“Jadi, Wakil Ketua Lee kadang-kadang membuat kesalahan juga 'kan? Anak usia 9 tahun duduk di kelas 2 bukan di kelas 4, Wakil Ketua Lee.” Ucap Mi So

“Itu tidak salah... Dulu Aku langsung naik kelas 4 karena aku sangat pintar, jadi Aku langsung lompat ke kelas 4.” Cerita Yong Joon
“Kenapa Anda tidak bahagia meskipun Anda sangat pintar ?” tanya Mi So
“Aku di kelas yang sama dengan kakakku. Aku yakin para administrator menempatkanku di kelas yang sama karena mereka pikir teman kakakku akan membantuku. Tapi itu membuat segalanya lebih sulit bagiku.” Cerita Young Joon. Mi So makin penasaran dengan alasanya.
“Aku sering bertengkar dengan teman kakakku. Mereka akan berkelahi denganku dan memperlakukanku dengan buruk, Aku dibilang anak yang kurang ajar meski usiaku masih muda.” Cerita Young Joon.
Mi So pikir kalau Young Joon seharusnya lega karena ada kakaknya. Young Joon merasa tidak sepert itu menurutnya kakanya bahkan lebih buruk dan sampah. Mi So seperti baru pertama kali mendengarnya terlihat kasihan. Young Joon seperti tak ingin membahasnya.
“Aku akan mengantarmu pulang, Pak.” Ucap Mi So. Young Joon kembali menolak
“Tidak, ada suatu tempat yang harus kita datangi. Cepat dan selesaikan makananmu.” Kata Young Joon. Mi So kebingungan kemana lagi Young Joon akan mengajaknya. 

Mereka menaiki kapal menyusuri sungai Han, Mi So merasakan sangat kedinginginan. Young Joon pun merasakan hal yang sama dengan sikap cueknya. Mi So akhirnya mengeluarkan syal dari dalam tasnya, Young Joon pikir tak perlu karena tidak suka warna pink.
“Aku mengambil ini untuk dipakai sendiri.” Ucap Mi So kesal melihat sikap bosnya.
“Wakil Ketua Lee... Di saat seperti ini, pria harusnya menjaga wanita. Misalnya, dengan melakukan hal seperti meminjamkan jasnya.” Saran Mi So seperti yang selalu dilihat dalam drama.
“Siapa yang peduli tentang peran gender saat dingin begini?” komentar Young Joon. Mi So pun tak bisa membalasnya.
Beberapa kembang api terlihat di langit malam. Mi So terlihat senang berpikir kalau ada event khusus di suatu tempat. Young Joon mengaku kalau ia sendiri yang menyiapkannya. Mi So melonggo kaget. Young Joon mengulang ucapanya kalau semua ini hadiah perpisahan untukmu.
“Ini luar biasa... Bukankah mereka cantik sekali?” ucap Mi Soo. Young Joon menganguk setuju dengan menatap Mi So kalau memang cantik, lalu melepaskan jas dan memberikan pada sekertarisnya.
“Aku baik-baik saja.” Kata Mi So merasa tak perlu.
“Kau bilang kalau pria harusnya melepas jasnya.” Ucap Young Joon. Keduanya tiba-tiba saling menatap dan terasa canggung, lalu mencoba menikmati pesta kembang api. 


Young Joon merasakan hidungnya mulai meler. Mi Soo buru-buru melepaskan jas Young Joon sambil meminta maaf karena pasti sangat kedinginan. Young Joon menolak jasnya menyuruh Mi So membuangnya saja karena sudah tak membutuhkanya atau Mi So bisa memakainya. Mi So pun memegang kembali jas Young Joon.
“Bagaimanapun, terima kasih banyak untuk hari ini. Aku benar-benar bersenang-senang. Kurasa, berkat Anda bisa dibilang... semua keingnanku terkabul.” Ucap Mi So. Young Joon mengaku sudah mengetahuinya. Mi So kaget dengan komentar Young Joon.
Mi So teringat saat di restoran membaca pertanyaan “Nomor 1, jika ada tempat yang ingin Kau datangi dengan suasana romantis, tuliskan.” Lalu menjawab Taman hiburan. Young Joon pun berkata kalau punya tiket gratis untuk masuk ke taman hiburan
Ia mengingat kembali pertanya "Nomor 2, tuliskan sesuatu yang ingin Anda lakukan dengan teman kencan." Dan Mi Soo menjawab Kembang api. Sebelumnya Mi So berpikir kalau ada event khusus di suatu tempat. Tapi Young Joon mengaku kalau ia yang menyiapkan semuanya.
“Taman hiburan dan kembang api... Ah...Tidak mungkin.” Ucap Mi So merasa tak percaya kalau Young Joon yang melakukanya. Tapi terlihat Young Joon sangat bahagia.

Mi So turun dari mobil mengucapkan  Terima kasih karena sudah memberikan tumpangan, Young Joon menahan Mi So kembali berbicara karena mengaku punya sesuatu dan bergegas kembali ke bagasi. Mi So mengingat pertanyaan "Nomor 3, tuliskan hadiah yang ingin Anda terima dari teman kencan."
“Aku menulis boneka beruang besar.” Ucap Mi Soo lalu menebak kalau Ada boneka besar di dalam bagasi mobil. Young Joon terlihat kaget.
“Benar memang ada. Tapi karena Kau sudah bekerja keras seperti sapi perah sampai sekarang, jadi Aku memberimu boneka sapi. Namanya Pekerja Keras.” Ucap Young Joon memberika boneka ukuran besar.
“Aku merasa itu survei yang aneh.” Komentar Mi So dengan senyuman.
“Aku akan memberimu hadiah, jadi Aku ingin memberikan apa yang Kau inginkan.” Kata Young Joon.
“Terima kasih... Anda sudah mempersiapkan ini dengan susah payah hanya untukku.” Kata Mi Soo
Young Joon pikir tak masalah karena memang bersedia melakukan semuanya hanya untuk Sekretaris Kim. Mi Soo menegaskan kalau Young Joon itu sangat keliru karena berharap akan berubah pikiran setelah menerima semua hadiah.
“Benarkah, Apa aku tidak bisa mendapatkanmu?” ucap Young Joon seperti tak terlalu kecewa. Mi So tak menjawab memilih untuk pamit masuk.
“Tunggu... Masih ada satu lagi.. keinginannmu.” Ucap Young Joon menahanya. Mi So bingung dan mengingat kembali
"Nomor 3, tuliskan hadiah yang ingin Anda terima dari teman kencan." Jawabnya “Boneka beruang besar, dan ciuman romantis di depan rumahku.”
Young Joon mulai mendekati wajah Mi So dan siap memberikan ciuman. Tapi Mi So yang gugup langsung mendorong boneknya, Young Joon pun akhirnya berciuman dengan boneka. Mi So segera pamit pergi dan berpesan agar Pulang dengan selamat.

Mi So masuk rumah sambil membawa boneka terlihat tersenyum bahagia. Young Joon kembali ke rumah dengan bertelanjang dada mengingat kembali yang dikatakn oleh Mi So.
“Anda sangat keliru jika Anda berharap Aku akan berubah pikiran karena hadiah dari Anda.” Ucap Mi So
“Benar'kan, Apa Aku tidak bisa mendapatkanmu?” ucap Young Joon
“Tidak bisa mendapatkan dia, yang benar saja. Kutukan luar biasa sudah dimulai meskipun dia tidak dapat petunjuknya.” Kata Young Joon yakin dengan kutukan yang dibuatnya. 

Mi So akan siap-siap tidur menerima pesan dari telpnya “Mi So, Kau ingat ada kencan buta dengan wartawan berita lokal besok, kan?” Ia pun mengingat harus kencan buta esok.
“Kau juga bilang ingin menanyakan sesuatu padanya. Pokoknya, semoga beruntung.” Tulis temanya. Mi So pun sudah siap akan kencan besok.
 Mi So tertidur bermimpi terlihat sosok anak kecil yang terlihat bahagi bermain sendiri lalu memanggil “Oppa” untuk bermain karena  akan membantu mendorong dari belakang. Anak laki-laki menolaknya.
“Sekarang, Aku harus pulang.” Ucap anak laki-laki. Si anak sedih karena Oppanya akan pergi.
“Maaf, Aku akan menemuimu lain kali.” Ucap anak laki-laki
“Benarkah? Oppa benar-benar akan datang menemuiku?” tanya si anak perempuan. Anak laki-laki itu mengangguk.
“Aku tidak akan melupakan nama Oppa. Namamu Lee...” ucap anak kecil dan anak laki-laki menyebut namanya “Lee...”
Mi So terbangun dari tidurnya seperti kenanganya kembali datang dan mengumpat pada dirinya yang bodoh karena tak bisa mengingat, lalu melihat jam dikamarnya kalau sudah terlambat.

Setelah mandi Mi So melihat boneka sapi menyapanya “Pekerja Keras” kalau harus menjaga rumah dengan baik. Lalu melihat sebuah kotak di dalam saku boneka, Mi So kaget isinya adalah sebuah kalung. 


Mi So sampai kantor terlihat bahagia, lalu melihat Young Joon keluar ruangan langsung memanggilnya karena ingin menanyakan sesuatu, kalau menemukan kotak perhiasan di tas sapinya. Young Joon memberitahu kalau itu untuk Mi So dan memang sengaja menaruhnya.
“Apa ini punyaku?” tanya Mi So. Young Joon balik bertanya paakh maksudnya kalung itu untuk boneka “Pekerja Keras itu”. Mi So pikir benar juga.
“Tapi Aku tidak menulis apapun soal kalung dalam survei.” Pikir Mi So
“Aku selalu melampaui harapan orang. Kenapa? Apa Aku terlalu keren untuk Kau tangani?” komentar Young Joon dengan senyuman percaya diri.
Mi So melihat kalau dasi Young Joon yang berantakan dan buru-buru merapihakanya, tiba-tiba suasana terasa canggung kembali. Young Joon seperti senang, Mi So pun buru bergegas kembali ke meja kerjanya.
Young Joon kembali masuk ke dalam ruangan duduk sambil membaca buku. Mi So menatapnya lalu memakai kalung pemberian Young Joon dengan wajah bahagia. Young Joon pun bisa melihat Mi So yang memakai kalung darinya. 


Di toilet, Mi So menatap kalung di lehernya terlihat senang. Ia lalu menerima telp dari Eun Jung. Eun Jung mengeluh Mi So yang mengabaikan pesanya. Mi So seperti baru menyadari ada pesan yang masuk.
“Jangan bilang Kau juga lupa kencan butamu.” Kata Eun Jung, Mi So mengaku tak lupa
“Pokoknya, semoga beruntung.Belikan Aku tas, jika kalian akhirnya menikah.” Ucap Eun Jung
“Ini cuma kencan buta. Tapi Bagaimanapun, terima kasih.” Ucap Mi So lalu  menutup telpnya.
Tiba-tiba Ji Ah keluar dari toilet mengetahui kalau mau pergi kencan buta dan terlihat sangat bersemangat. Mi So hanya bisa tersenyum mengaku  sangat malu dan meminta agar bisa merahasiakan. Ji Ah mengangguk setuju. Saat itu Se Ra keluar dari toilet juga.
“Rahasia... Tentu saja, Aku bisa merahasiakannya... “ kata Se Ra. Mi So hanya bisa tersenyum seperti semakin gugup.


“Astaga, Kau sangat sibuk sampai-sampai tidak sempat kencan. Ini kencan buta pertamamu, benarkan?” ucap Se Ra dengan penuh semangat. Mi So hanya terdiam sambil terus berjalan. Ji Ah pun tak percaya mendengarnya.
“Bagaimanapun, Aku harap Kau mengambil kesempatan ini dan membuatnya pacar jadi pertamamu.” Kata Se Ra.
“Apa Dia tidak punya pengalaman dalam berpacaran? Ya Tuhan.”ucap Ji Ah yang polos.
Mi So meminta agar menghentikanya dengan senyuman. Se Ra merasa Mi So tidak tahu apa yang harus dilakukan karena ini adalah kencan buta pertamanya jadi meminta saja agar pria itu membawa salah satu temannya jadi akan menemaninya dan  melakukan kencan buta ganda.
“Dia pasti tidak suka ide itu.” Kata Ji Ah tertawa melihat Mi So berjalan pergi. Ji Ah terlihat kesal karena Ji Ah mengangap semua lucu lalu mengeluh kalau ingin pergi kencan buta dengan berlatih menyapa dengan sopan. 

Tuan Jung bertanya pada Tuan Park apakah sudah selesai menulis draf pertama pidato Wakil Ketua untuk pertemuan rapat besok. Tuan Park menjawab sudah, karena mendapat nilai luar biasa untuk esai saat masuk Universitas Nasioal Seoul (SNU).
“Aku menyiapkan pidato yang sempurna berdasarkan keterampilanku.” Kata Tuan Park bangga
“Aku akan melihat Apa itu pidato yang sempurna atau sepotong sampah, jadi bawakan padaku sekarang.” Kata Tuan Jung. Tuan Park menganguk mengerti.
“Sayang, sudah selesai mempersiapkan hadiah untuk karyawan?” ucap Tuan Jung pada Young Ok.
“Tentu saja, Aku mengirimnya ke gym besok jam 10 pagi.” Ucap Young Ok. Tuan Jung memuji pacarnya.
“Satu hal lagi... Wakil ketua menganggap sangat penting kontak fisik dengan karyawannya. Tidak ada kesempatan lain kecuali untuk pertemuan ini. Jadi, jangan sampai membuat kesalahan.” Ucap Tuan Jung penuh semangat. Keduanya menganguk mengerti. 

Ji Ah membawakan teh dan kue ke dalam ruangan, Young Joon  bertanya Sekretaris Kim dimana. Ji An berpikir kalau ingin minum bersama karena ia dengan senang hati melakukanya.  Young Joon menegaskan bukan seperti itu maksudnya.
“Artinya mengapa Kim Ji Ah di sini bukannya Kim Mi So. Jadi Aku tanya dia kemana.” Jelas Young Joon.
“Dia ingin Aku yang menyajikan teh untuk Anda mulai sekarang.” Jelas Ji Ah. Young Joon bisa mengerti walaupun terlihat kecewa.
“Aku tahu kalau kurang dalam banyak hal. Tapi Aku akan bekerja sangat keras, menganggap Sekretaris Kim sebagai teladanku. Kudengar Sekretaris Kim pergi ke kencan buta pertamanya karena dulunya dia sangat sibuk. Jadi Aku sangat termotivasi olehnya.” Ungkap Ji Ah. Young Joon menganguk mengerti seperti tak peduli.
“Apa Barusan Kau bilang kencan buta?” ucap Young Joon baru tersadar, Ji Ah panik mencoba untuk tak mengulangnya. 


Tuan Park memberitahu kalau sudah menjadwalkan rapat dengan CEO dan direktur Hotel Illusion dan Persiapan pembukaan Balai Seni Yumyung berjalan lancar, lalu menatap Young Joon mengetahui kalau membahas Sekretaris Kim sedang kencan buta.
“Beraninya dia memakai kalung yang kuberikan dan pergi kencan buta?” kata Young Joon kesal menurutnya pergi kencan buta tidak akan berhasil.
“Tapi Mereka akan menjadi pasangan.” Kata Tuan Park, Young Joon terlihat makin kesal mendengarnya.
“Coba Pikirkan lagi... Tentunya, pria biasa akan muncul dan Itulah yang dia inginkan. Dia ingin berkencan dengan pria biasa dan menikah dengannya.” Ucap Tuan Park
“Tidak mungkin, dia sudah dikutuk... Kutukan luar biasa.” Kata Young Joon yakin.
“Kenapa Kau terus membicarakan itu sejak terakhir kali? Apa sebenarnya kutukan itu?” keluh Tuan Park sinis. 


Mi So menunggu di pinggir jalan, salah seorang datang langsung bertanya apakah namanya Mi So. Mi So menganguk tapi terlihat binggung. Pria repoter mengaku kalau sudah melihat foto di akun media sosial jadi menemukannya dengan mudah.
“Aku partner kencan buta, Park Byung Heon.” Kata Tuan Park. Mi So pun menyapa dengan sopan.
“Kau pasti lapar. Aku mencari restoran yang enak di dekat sini, jadi ayo kita cepat ke sana.” Ucap Tuan Park lalu berjalan pergi. Mi So masih binggung akhirnya mengikuti Tuan Park.
Keduanya sampai didepan restoran dan harus mengantri, Tuan Park memberitahu kalau Tidak bisa pesan meja dulu restoranya tempat yang terkenal. Mi So pikir tak masalah karena mereka bisa menunggu. Tuan Park pikir mereka bisa menentukan makanan yang akan dipesan  untuk menghemat waktu.
Mi So menganguk setuju, Tuan Park pun masuk ke dalam restoran untuk mengambil menu, dengan mengoda Mi So agar Jangan merasa kesepian dan menunggu. Mi So pun menahan rasa pegal pada kakinya. 

Keduanya akhirnya duduk di restoran dengan meja semua yang terisi. Tuan Park memberitahu kalau restoran yang mereka datangi adalah tempat yang sangat terkenal. Dengan wajah bangga, Tuan Park menjelaskan kalau mereka menumpuk 24 lapisan daging tipis dan menggorengnya sekaligus.
“Ini potongan daging babi Jepang tradisional dan tempat yang terkenal.” Kata Tuan Park terus berbicara. Mi So hanya bisa mengangguk mengerti dan akan makan donkatsu.
“Sebentar... Kau bisa Makan yang ini.” Ucap Tuan Park menukar piring dengan daging yang sudah di potong.  Mi So tersenyum lalu teringat kembali dengan sikap Young Joon melakukan hal yang sama tapi berusaha untuk tak mengingatnya.
“Aku tidak yakin Apa Aku harus bilang ini saat kita baru saja bertemu, tapi Kim Mi Soo..  sangat cantik... Fotomu...sangat panas.” Komentar Tuan Park latah mengikuti ucapan karena ada yang berteriak “Panas” Mi So terlihat binggung mendengarnya.
“Yah, itu...aku minta maaf... Penampilanmu sangat feminin.” Ucap Tuan Park Mi So menganguk mengerti.
Saat itu pelanggan masuk, Semua pegawai berteriak menyapa. Tuan Park kembali latah tapi berusaha untuk menahan lidahnya, lalu berisik pada Mi So kalau tempatnya berisik sekali. Mi So mengangguk setuju karena merasa sedikit berbisik. 


Seorang pelanggan selesai makan dan akan keluar, tapi tasnya mengenai wajah Mi So karena meja mereka yang berdekatan. Mi So kesakitan, Si pelanggan meminta maaf sementara Tuan Park mengomel menyuruh merkea untuk berhati-hati karena mungkin memecahkan sesuatu.
“Maaf. Suaraku terlalu keras dan Dari tadi mereka kelihatan goyah.” Ucap Tuan Park. Mi So mengaku kalau baik-baik saja lalu mengingat saat Young Joon mengajaknya makan malam.
Mi Soo melihat tak ada seorang pun di restoran. Young Joon mengaku kaalu menyewa tempat ini. Mi So mencoba melupakannya dengan mengambil potongan daging. Tuan Park menegurnya kalau daging itu miliknya. Mi So heran karena Tuan Park menegurnya.
“Itu bagian favoritku... Ini bagian tepi dengan renyah, lembut, dan tekstur yang bagus. Kau memilih bagian yang salah.” Ucap Tuan Park
“Maaf. Aku akan mengembalikannya.” Kata Mi So lalu menukar daging yang lainya lalu menawarkan daging miliknya. Tuan Park menolak karena dagingnya masih banyak.
“Apa itu tadi? Dia cuma membuatku malu.” Keluh Mi So melihat sikap Tuan Park.
Mi So kembali mengingat saat Young Joon datang ke taman hiburan, mengaku sengaja meminta Tuan Park agar menyurh Mi So datang. Akhirnya Mi So kesal sendiri karean terus memikirkan tentang Young Joon.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar