PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 29 Juni 2018

Sinopsis What's Wrong with Secretary.Kim Episode 7 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Young Joon mengaku kalau alasan merekut Mi So adalah “Karena kau adalah Kim Mi So.” Mi So kaget lalu bertanya apa maksud ucapanya itu  Young Joon mengenalnya sebelum wawancara. Young Joon mengaku tidak. Mi So seperti sedikit kecewa mendengarnya
“Aku selalu ingin tahu alasan aku direkrut. Saat aku bekerja sementara di departemen urusan umum. Seniorku menyarankanku untuk melamar menjadi sekretaris untuk perjalanan bisnis. Aku tak pernah mengira akan terpilih. Jadi, saat itu aku sangat kaget. Aku ingin tahu alasannya.” Jelas Mi So
“Tak ada alasan khusus. Seperti kataku, karena kau adalah Kim Mi So. Karena kau salah satu pelamar dengan kualifikasi persyaratan kerja yang rendah.” Ucap Young Joon. Mi So kaget mendengarnya
“Aku memilih seseorang untuk bekerja denganku ke U.S dan sanggup dibebankan dengan banyak kesulitan. Dan aku tak yakin dengan pelamar dengan kualifikasi tinggi tersebut bisa bertahan. Itulah alasan aku memilih pelamar dengan kualifikasi rendah. Pelamar yang tak akan direkrut oleh perusahaan lain atau berhenti.” Ucap Young Joon.
“Dan lagi-lagi aku mengira ada alasan khusus lainnya... Aku pulang dulu.” Kata Mi So terlihat kecewa lalu mengembalikan berkas di rak buku. 


Young Joon mengantar Mi So keluar dari rumah lalu bertanya apakah menikmati obrolan dengan kakaknya, karena tadi melihat mereka sedang mengobrol dan ingin Bagaimana rasanya bertemu dengan “oppa” yang dicari selama ini.
“Aku senang bertemu dengannya. Tapi sejujurnya, aku juga masih tak menyangka.” Kata Mi So. Young Joon menganguk mengerti
“Aku yakin, kau sudah dengar tentangku juga. Apa yang terjadi dengan kakakku karena aku yang meninggalkannya.” Ucap Young Joon, Mi So membenarkan.
“Aku juga dengar kau kehilangan ingatan akan waktu itu. Hilangnya ingatan waktu itu mungkin saja begitu berat kau hadapi, sehingga kau ingin melupakannya. Kuharap kau tak menyalahkan dirimu sendiri. Aku akan pulang sekarang. Sampai besok.” Kata Mi So. Young Joon pun membiarkan Mi So pergi. 



Mi So kembali ke rumah membuka kembali buku kenanganya “Untuk Oppa Masa Kecil” lalu menuliskan “Aku main petak umpet dengan kedua kakakku di taman bermain hari ini. Aku kalah suit, sehingga aku jadi pencarinya. Dan aku menemukan tempat sembunyi kedua kakakku. Mereka bilang tak seru bermain denganku karena jago menemukan tempat persembunyian mereka.  Aku jago dalam menemukan, dan kupasti akan menemukanmu”
 Sementara Young Joon duduk di kamarnya menatap surat Lamaran Mi So kenangan kembali teringat karena pertanyaan Mi So “Apa kau sebelum wawancara sudah mengenalku?”

Flash Back
Young Joon berdiri tak jauh dari restoran, lalu menatap ke arah Mi So yang sedang bercengkrama dengan teman lainya. Saat itu Sek, Young Joon masuk ke dalam restoran kaget melihat bosnya datang.
“Kau tak perlu ikut hadir makan malam bersama pekerja.” Ucap Sek Young Joon.
“Tidak, ikut makan malam bersama pekerja juga membantuku menambah wawasan. Aku senang bisa datang” kata Young Joon yang terus menatap Mi So 

Mi So dkk mulai minum bersama, lalu Young Joon duduk disampingnya dan bertanya “Siapa namanya?” Mi So menjawab namanya “Kim Mi So”. Young Joon pun bertanya Apakah Mi So kenal siapa dirinya. Mi So menjawab kalau Young Joon itu putra pemilik perusahaan. Young Joon terlihat kecewa mendengarnya.
“Apa aku salah?” tanya Mi So binggung. Young Joon mengelengkan kepala, menurutnya jawaban Mi So  benar. Lalu semua pun bersulang dengan Young Joon yang terus menatap Mi So.
Esok harinya, Young Joon memberitahu Sek-nya, mengenai perekrutan sekretaris perjalanan bisnisku ke luar negeri dan mendengar ada karyawan yang bekerja sementara di departemen urusan umum jadi meminta agar bisa melamar posisi itu. 

Mi So datang ke ruangan Young Joon langsung menyapa bosnya memberitahu akan mulai berkerja hari ini sebagai Sekretarisnya jadi meminta agar membimbingnya sambil membungkuk 90 derajat.
“Ya, Nn. Kim Miso. Aku juga menantikan bekerja denganmu.”kata Young Joon. Mi So masih tetap membungkuk. Young Joon menyuruh Mi So segera mengangkat kepalanya. Mi So segera mengangkat kepalanya dan memberikan senyuman lebar.
Young Joon duduk diam teringat kenanganya, seperti menyembunyikan sesuatu tentang Mi So. 

Mi So bertemu dengan Tuan Park memberitahu kalau orang yang dicarainya bukan Young Joon tapi kakak dari Young Joon. Tuan Park melihat wajah Mi So berpikir kalau Mi So merasa kecewa dengan hal itu. Mi So terlihat binggung dan tak mengerti maksudnya.
“Pria yang kau cari selama ini bukan Young Joon melainkan kakaknya. Dan kau terlihat kecewa.” Kata Tuan Park.
“Tidak sama sekali... Pokoknya, aku hanya ingin memberitahumu kebenarannya. Jadi kumohon tetap sembunyikan persoalan ini dari Wakil Ketua.” Ucap Mi So lalu bergegas pamit pergi.
“Jadi, dia bukan Young Joon melainkan Kakaknya? Aku merasa sepertinya Young Joon tersingkir sedikit.” Komentar Tuan Park setelah Mi So pergi.
Lalu Ia menerima telp dari Direktur Choi yang mengajaknya  Makan siang hari ini dan menolak karena tak bisa karena ada rapat dari pagi jadi  akan memakan waktu lama. Setelah menutup telp Ia mencari materi rapat,  lalu memanggil Nona Seol beberapa kali tapi tak ada yang datang. 


Nona Seol, Sek Tuan Park sedang minum teh bersama dengan Tim Young Joon. Young Ok mengaku lelah dan ingin istirahat besok. Se Ra juga mengeluh karena mereka harus ada workshop tim.  Tuan Jung pikir kalau mereka hanya melakukan setahun sekali saja.
“Jadi kita kesana untuk persatuan dan kesatuan pekerja. Dan juga, galeri seni adalah proyek yang mendapatkan perhatian khusus dari Bos. Bayangkan betapa dia akan gembira. jika kita bisa menunjukkan kepedulian kita. Dia akan terpukau dan tak bisa berkata-kata. Apa kalian Mengerti?” kata Tuan Jung mengebu-gebu.
Semua hanya bisa menahan tawa melihat sikap Tuan Jung yang berlebihan. Tuan Jung pikir mereka hanya tinggal memberikan tanda saja pelaksanaannya setelah itu mereka bisa bepergian kemanapun menghirup udara segar lalu menikmati minuman dan juga bisa banyak istirahat. Semua bisa membayangkan kalau akan pergi.
“Kalian punya waktu bersantai, jadi Cukup pikirkan itu saja.” Kata Tuan Jung. Semua menganguk mengerti.
“Aku yakin minuman akan terasa lezat jika diminum ditempat yang sejuk. Aku juga ingin ikut.” Ucap Nona Seol
“Jangan bersedih, Nn. Seol... Kau boleh ikut.” Kata Tuan Jung. Nona Seol tak percaya mendengarnya.
“Kalau begitu aku akan belanja di pasar. Dan membeli daging beserta minuman.” Ucap Nona Seol penuh semangat.
“Ini pertama kalinya aku melihat Nn. Seol ambil inisiatif.” Komentar Tuan Jung.


Tuan Park masuk ruangan ingin tahu apakah Nona Seol ada bersama mereka dan sudah melihat kalau Sekertarisnya sudah duduk didepanya. Ia mengeluh karena sudah mencari Nona Seol kemana-mana. Nona Seol pikir kenapa Tuan Park tak menelp saja.  Tuan Park membawa ponsel kalau Nona Seol meninggalkan ponselnya.
“Jadi, kau butuh apa?” tanya Nona Seol mengambil ponselnya. Tuan Park memberitahu kalau nanti ada rapat.
“Jadi aku perlu kau bawakan materi pemeriksaan akuntansi.” Jelas Tuan Park.
“Rapatnya Jumat ini.” Kata Nona Seol. Tuan Park menarik nafas panjang kalau hari ini hari jumat.
Nona Seol melihat ponselnya seperti baru menyadarinya, lalu bergegas pamit pergi.  Tuan Jung kasihan melihat Tuan Park yang pasti sangat kerepotan. Tuan Park menyangkal karena sudah biasa melihat Nona Seol melakukan kesalahan jadi sudah tak terkejut lagi dan pamit pergi. Semua yang mendengarnya hanya bisa tertawa setelah Tuan Park pergi. 

Nyonya Lee mengeluh pada Sung Yeon yang tak punya waktu untuk ibunya karena kemarin sudah diluar seharian. Sung Yeon meminta maaf karena kemarin bertemu dengan orang yang penting. Tuan Lee terlihat bersemangat mendengar Orang penting.
“Apa dia pacarmu?” tanya Tuan Park penuh semangat. Sung Yeon tersenyum dan langsung menjawab kalau itu Bisa jadi.
“Kau dengan Wanita lain lagi? Dasar Playboy.” Keluh ibunya.
“Kali ini berbeda. Aku akhirnya menemukan takdirku setelah sekian lama.” Ucap Sung Yeon lalu berjalan pergi dengan senyuman. 

Nyonya Lee merasa Mungkin ini karena anaknya seorang penulis, sehingga kata-katanya begitu mesra. Tuan Lee merasa kalau mereka  ditakdirkan juga jadi akhirnya bertemu setelah sekian lama dengan wajah bangga.
“Aku harap kita tak pernah bertemu.” Ucap Nyonya Lee. Keduanya langsung memalingkan wajah. 

Mi So mengangkat telp dan terlihat binggung karena ada yang mengajak Makan siang. Sung Yeon menelp Mi So kalau mereka tak mengobrol banyak kemarin karena terlalu mendadak jadi Sepertinya masih banyak yang harus dibicarakan. Mi So menatap Young Joon dari meja kerjanya. 

Young Joon memberikan laporan bisnis mingguannya lalu  memberitahu kalau Ji Ah yang akan menemani Young Joon  rapat mengenai pembelian dengan UK Group dan tak punya jadwal khusus lain selain itu. Young Joon menganguk mengerti.
“Apa aku boleh makan siang terpisah?” ucap Mi So. Young Joon kaget dan bertanya apakah sudah punya janji.
“Tn. Lee Sungyeon memintaku makan siang bersama.” Kata Mi So. Young Joon terlihat kaget tapi menyuruh agar melakukan saja. Mi So menganguk mengerti dan keluar dari ruangan. 

Mi So bertemu dengan Sung Yeon dari restoran, Sung Yeon bertanya Apa Mi So tidur nyenyak tadi malam karena Ia tidak. Mi So binggung apa maksudnya.  Mi So binggung apa maksudnya. Sung Yeon mengaku tak bisa tidur.
“Aku sendirian di tempat gelap dan menyeramkan saat itu. Segala macam rasa mendatangiku.” Akui Sung Yeon
“Aku juga tak menyangka. Pria yang kucari selama ini ternyata sedekat ini denganku. Apa yang paling ingin kau lakukan setelah menemukanku? Katamu kau sudah mencariku lama.” Ucap Sung Yeon
“Entahlah... Aku cuma ingin menemukanmu. Itu saja.” Kata Mi So kebingungan
“Apa aku cinta pertamamu?” goda Sung Yeon.  Mi So mengaku bukan seperti itu.
“Aku mungkin bukan cinta pertamamu. Tapi kau masih harus membantuku mendapatkan kembali ingatanku, kan?” komentar Sung Yeon. Mi So hanya diam saja.


Keduanya keluar dari restoran, Mi So kaget melihat Young Joon sudah ada didepan restoran. Young Joon pikir seharusnya ia yang bertanya mada Mi So karena lupa pergi rapat dengan UK Group. Mi So pikir sudah mengatakan kalau Ji Ah yang akan menemani Young Joon.
“Dari awal itu sudah pekerjaanmu... Jadi kau juga yang harus menemaniku. Pihak mereka sangat peduli pada keamanan. Jadi mereka lebih memilih lakukan rapat dengan orang yang sama. Kau juga tahu itu.” Ucap Young Joon dengan nada marah. Mi So seperti tak percaya mendengarnya.
“Kalau begitu aku pamit dulu.” Ucap Mi So, Sung Yeon pun berkata akan bertemu lagi nanti.
“Kau tunggu aku sebentar dimobil.”perintah Young Joon dan akhirnya Mi So berjalan pergi. 


Young Joon memperingatkan kalau Mulai sekarang jangan menemui Mi So lagi. Sung Yeon membalas kalau Jangan ikut campur urusan mereka. Young Joon ingin tahu apa maksud 'Urusan kalian'  menurutnya Kata-kata itu harusnya digunakan untuk mereka berdua.
“Kami sudah bersama selama 9 tahun.” Tegas Young Joon. Sung Yeon pikir Young Joon itu tahu.
“Nyatanya, Mi So sudah mencariku lebih dari 9 tahun. Dia sudah lama ingin bertemu denganku. Kami akhirnya bersatu karena keinginannya yang kuat. Jadi Kami ditakdirkan bersama.” Kata Sung Yeon bangga
“Apa kau sedang menulis novel? Apa ini bagian dari cerita novelmu?” ejek Young Joon
“Kalau begitu, sudah jelas akhirnya akan seperti apa.” Balas Sung Yeon merasa akan menang.
“Entahlah... Kita lihat saja akhirnya akan seperti apa.” Kata Young Joon. 

Di dalam mobil, Young Joon mengemudikan mobilnya lalu membahas tentang  Sung Yeon yang berkata 'sampai jumpa lagi' dan ingin tahu artinya.  Mi So mengatakan kalau ingin pergi ke area pembangunan ulang bersama sepulang bekerja.
“Kau bilang, Ke area pembangunan ulang?” kata Young Joon ingin memastikan. Mi So membenarkan.
“Kami tak bisa ke tempat tinggalku karena lokasinya sudah menjadi kawasan Yumyung. Jadi Kami ingin pergi ke lokasi yang serupa dan Dia mungkin saja akan mengingat sesuatu. Aku dan Tn. Penulis juga sama-sama ingin mengingat kenangan lama.” Kata Mi So penuh semangat.
“Tidak, jangan pergi... Jangan pergi...” ucap Young Joon, Mi So tetap ingin pergi.
“Aku punya banyak hal yang ingin diketahui.” Kata Mi So. Young Joon pun tak bisa berkata apa-apa. 

Se Ra dan Ji Ah berjalan masuk ke gedung setelah makan siang. Se Ra  mengaku sangat kenyang sekali karena baru menghabis dua mangkuk pasta kedelai rebus. Ji Ah berkomentar Se Ra itu ternyata makan sangat banyak, saat itu Tuan Ko melihat dari kejauhan dan langsung menyapa.
“Apa kalian sehabis makan siang?”ucap Tuan Ko memberikan tatapan penuh arti pada Ji AH.
“Ya, kami sedang kembali ke kantor untuk makan salad. Apa itu makan siangmu? Wah... Itu tak baik... Perutmu haruslah terisi dengan penuh.” Kata Se Ra melihat Tuan Ko hanya membawa cemilan.
“Aku lebih suka mengisi otakku daripada perutku. Aku lebih baik gunakan waktu makan siang untuk mendalami pekerjaanku.” Kata Tuan Ko. Ji Ah yang melihatnya tahu kalau itu hanya alasan, Tuan Ko memberikan kode agar Ji Ah tutup mulut.
“Ngomong-ngomong, kami besok akan pergi workshop. Apa Kau mau bergabung?” ucap Se Ra mengoda. Ji Ah terlihat panik.
“Tidak, terima kasih... Aku sedang sibuk, jadi permisi.” Kata Tuan Ko pamit pergi. 

Saat itu Tuan Jung datang melihat Tuan Ko langsung menyapanya,  mengaku kalau sudah mendengar kabar. Tuan Ko mulai panik ingin tahu kabar apa itu. Tuan Jung mengatakan kalau Tuan Ko yang bertahan seminggu dengan hanya itu saja.
“Apa kau membocorkan rahasiaku?” ucap Tuan Ko menunduk Ji Ah. Ji Ah mengelengkan kepala
“Aku tak mendengarnya dari Ji Ah Dan itu tak seharusnya jadi rahasia. Apa Kau takut kalau aku akan merampasnya? Tubuhku menghasilkan panas tubuh yang banyak, jadi aku tak akan merampas milikmu.” Kata Tuan Jung

Tuan Ko penasaran apa maksud ucapan seniornya itu,  Tuan Jung mengaku kalau berpikir aneh saja mengenai Tuan Jo yang bisa tahan lembur setiap hari dan baru tahu kalau itu berkat jus ginseng yang dikirim oleh ibunya jadi  bisa tahan seminggu lembur berkat jus itu.
“Jadi, kau bicara soal jus ginseng.” Kata Tuan Ko dengan senyuman lega.
“Tapi Jangan bilang... Kau menyembunyikan rahasia lain.”ucap Tuan Jung mengoda.
“Tidak, ini memang soal jusnya.” Kata Tuan Ko. Tuan Jung pun menyarankan sebaiknya Tuan Ko sering menghubungi ibunya.
“Kurasa aku harus bergabung dengan workshop kalian untuk lebih mendalami pekerjaanku.” Kata Tuan Ko. Se Ra langsung berteriak bahagia, Ji Ah binggung kenapa Tuan Ko malah ikut dengan tim mereka. 


Mi So masuk ruangan memastikan kalau Young Joon tak lupa makan malam hari ini, dan Sekretaris Yang, yang akan menemaninya. Young Joon bertanya balik apa yang dilakukan Mi So, apakah akan mencari ingatan masa lalu bersama “oppamu” Mi So terlihat binggung.  Mi So membenarkan.
“Jangan pergi, Jangan pergi... Jangan pergi...” gumam Young Joon menatap Mi So berharap bisa membaca isi hatinya.
“Kalau begitu, aku pergi dulu.” Kata Mi So bergegas pergi.

“Bisa kemana dia? Dia bilang Pergi mencari kenangan lama? Dia seharusnya berusaha menciptakan kenangan denganku.” Keluh Young Joon kesal. 
Mi So keluar dari kantor mengangkat telp memberitahu kalau baru selesai bekerja dan akan naik taksi, tapi saat itu Sung Yeon sudah turun dari mobil sambil melambaikan tangan. Mi So seperti bisa tersenyum melihat Sung Yeon yang sudah datang. 

Sementara Tuan Park bersama dengan Young Joon yang sedang galau di di dalam mobil. Tuan Park heran dengan Young Joon yang membatalkan pertemuan sosial dan memilih olah raga. Young Joon mengaku kalau  Hari ini tak bernafsu untuk pidato konyol.
“Apa terjadi sesuatu?” tanya Tuan Park. Young Joon menghela nafas mengaku tak mengerti.
Saat itu Tuan park melihat Mi So bersama dengan Sung Yeon dan langsung menutup mata Young Joon dan berpura-pura bermain “Tebak siapa?” Young Joon binggung tiba-tiba Sung Yeon menutup matanya. Tapi Tuan Park tetap menutup mata temanya. 
“Kalau kau tak segera menyingkirkan tanganmu, maka Kau harus mengosongkan barang-barangmu dari kantor...” kata Young Joon mengancam,
“Tidak mau. Tidak mau... Tebak aku siapa?” ucap Tuan Park terus menutup berharap agar Mi So segera pergi.  Young Joon bisa menarik tangan Tuan Park dengan wajah kesal
“Kau bilang, “tebak Siapa aku?” Apa Menurutmu aku tak tahu kalau kau siapa?” keluh Young Joon kesal
“Kau mungkin mengira tahu segalanya mengenai diriku. Tapi sebenarnya tidak. Aku bukan hanya temanmu. Aku adalah sahabatmu yang tak ingin melihatmu terluka.” Ucap Sung Yeon yang berhasil tak membuat Young Joon makin kesal. 

Mi So berjalan bersama dengan Sung Yeon di tempat yang sudah direnovasi. Mi So melihat kalau Ini lokasi yang paling serupa dan ingin tahu apakah Sung Yeon mengingat sesuatu. Sung Yeon juga tak tahu.
“Wanita yang menculik kita adalah gundik seorang pria beristri. Setelah melakukan aborsi, dia memutuskan hubungan secara sepihak. Dia menculik kita karena amarah.” Cerita Sung Yeon.
“Ahh.. Benar, karena kau memberitahuku. Sepertinya memang ada orang lain yang bersama kita waktu itu.” Kata Mi So
“Ngomong-ngomong., apa kau ingat bagaimana kita keluar dari rumah itu?” tanya Sung Yeon. Mi So mengaku juga tak tahu.
“Tapi aku ingat kita berpegangan tangan dan keluar, lalu kau juga mengantarku pulang.” Cerita Mi So. Sung Yeon seperti tak percaya kalau mengantar Mi So. 
“Ngomong-ngomong, Dulu kau memanggilku dengan sebutan apa?” tanya Sung Yeon
“Aku memanggilmu oppa.” Kata Mi So. Sung Yeon tersenyum meminta aga Mi So memanggilnya seperti itu lagi
“Aku juga akan bicara santai padamu.” Kata Sung Yeon, Mi So sedikit gugup mendengarnya. 



Young Joon mengingat kembali saat melihat Mi So duduk dengan Sung Yeon direstoran, lalu melampiaskan amarahnya dengan menendang dan memukul samsak. Tuan Park melihat Young Joon mengejek kalau tendangan tak bagus.
“Kau harus meregangkan kakimu sedikit lagi agar tendanganmu lebih keren. Hei.. Kau perlu belajar lagi.” Ucap Tuan Park. Young Joon langsung memperlihatkan tendangan yang paling keras.
“Bagaimana kalau kita latih tanding?” ajak Young Joon. Tuan Park langsung ketakutan dan meminta maaf. 

Keduanya akhirnya duduk di pinggir ring, Tuan Park ingin tahu apa yang terjadi karena Young Joon tampak kesal. Tuan Park mengaku  Ada sesuatu yang tak ingin direbut darinya. Tuan Park membenarkan kalau Young Joon tak seharusnya membiarkan Sekretaris Kim direbut.
“Apa maksudmu? Ini bukan soal Sekretaris Kim.” Kata Young Joon mengelak
“Hentikan, dasar Bos kaku..  Sampai kapan kau akan mengarang cerita mengenai sepupu teman kuliahmu dan mengelak? Percaya padaku dan nyatakan perasaanmu. Jadilah pria dan mengakui perasaanmu.” Ucap Tuan Park tak bisa menahan ucapanya. Young Joon kebingungan.
“Kau Sudah cukup membuat alasan dan lebih baik pergi akui perasaanmu padanya. Kau dan Sekretaris kim tak seharusnya selamanya jadi pendekatan terus” kata Tuan Park. Young Joon terlihat seperti tak terima
“Lalu menurutmu, apa hubungan kalian? Kalian saling tertarik tapi belum pacaran. Apa ada kata lain selain hubungan tanpa status yang bisa menjelaskan hubungan kalian?” keluh Tuan Park dengan nada menunjuk.
Ia menyuruh Young Joon agar segera pergi dan menemui Mi So agar mendapatkan hatinya. Young Joon seperti tak bisa bicara, Young Joon mengingatkan dengan posisi sekarang, menurutnya apapun itu benda atau manusia pasti selalu bisa mendapatkan yang diinginkan.
“Kau adalah biskuit yang tangguh.”ucap Tuan Park. Young Joon terlihat tak terima dengan Tuan Park terus menunjuk dengan jarinya.
“Aku tarik kembali... Dan Semangat, Bos.” Kata Tuan Park melihat Young Joon akhirnya bergegas pergi

Mi So memberikan catatan harian yang diminta oleh Sung Yeon. Sung Yeon membaca dilembar pertama “Untuk Oppa masa kecilku” - Ayahku membelikanku karamel hari ini” Mi So pun berharap kalau itu bisa membantu Sung Yeon  menemukan kembali ingatannya.
“Sebenarnya, aku selalu menyalahkan Young Joon selama hidupku. Jika bukan karenanya, Aku tak mungkin mengalami hal semacam itu. Tapi, kebencian itu semakin lama semakin menghilang mengingat hari itu aku bersamamu.”ucap Young Joon. Mi So terlihat gugup.
“Kita bisa saling berbagi pengalaman seperti ini. Sekarang, aku bersyukur padanya.”akui Young Joon, Saat itu ponsel Mi So berdering dan langsung mengangkat telpnya.
Sung Yeon terlihat kesal karena Mi So mengangkat telp dari Young Joon. Mi So panik karena Young Joon mengatakan ada keadaan darurat.


Young Joon sudah ada didepan gedung, melihat Sung Yeon mengantar Mi So dengan sinis berkomentar kalau kakaknya tak perlu mengantar Mi So. Sung Yeon pikir itu tak bisa dilakukan karena ia adalah pria yang ber-etika. Young Joon pun membalas kalau Sung Yeon sebaiknya meninggalkan MiSO layaknya pria yang punya etika.
“Kami sedang sibuk karena urusan mendesak di perusahaan.” Tegas Young Joon
“Hari ini kau punya banyak sekali urusan mendesak. Apa karena Wakil Ketua sangat tak kompeten?” ejek Sung Yeon
“Itu Malah sebaliknya... Wakil Ketua ini begitu sangat kompeten sampai-sampai dia selalu diserang. Apa kau tak tahu rasanya diserang karena terlalu kompeten?” balas Young Joon.
Mi So tak ingin berada dalam ketegangan antara adik dan kakak meminta Sung Yeon segera pergi saja karena pasti sibuk. Sung Yeon menganguk dan berjanji akan menghubunginya. Mi So pun berpesan agar Sung Yeon menyetir dengan hati-hati sambil memanggilnya “Oppa” Young Joon terlihat kaget mendengarnya. 


“Kau bilang "Oppa"? Bagaimana kau dengan mudah memanggilnya begitu?” keluh Young Joon marah
“Ya, kami bukan rekan kerja.” Kata Mi So santai. Young Joon tak percaya Mi So bisa berpikir seperti itu. Mi So pun mengajak Young Joon untuk masuk.
Young Joon menolak mengaku sangat lapar jadi meminta Mi So agar memasakan ramyun, karena merasa lapar jadi itu sebagai masalah darurat. Mi So kaget mendengarnya karena hanya meminta memasak ramyun. Young Joon menegaskan posisinya di perusahaan.
“Aku orang yang bertanggung jawab atas semua keputusan yang diambil oleh Yumyung Group. Keputusanku bisa berpengaruh pada karyawan dan keluarganya juga. Dan aku tak bisa fokus bekerja karena kepingin makan ramyun” ucap Young Joon.
“Lalu Apalagi yang gawat selain ini?”keluh Mi So menahan amarah.
“Jadi, aku ingin makan ramyun sekarang.” Tegas Young Joon. 


Mi So mengajak Young Joon di restoran ramyun, Young Joon menatap ramyun didepanya merengek kalau itu bukan ramyun yang dinginkan. Mi So membalas kalau sekrang bukan situasi yang dinginkan juga dengan mengeluh Young Joon yang selalu menganggu dengan Sung Yeon. Young Joon terlihat kesal mendengarnya.
“Kau selalu saja muncul disaat aku sedang bersama dengan Tn. Penulis. Itu disebut mengganggu. Aku juga tahu kalau hubunganmu tak baik dengannya. Tapi aku harus temukan ingatan lama itu... “ ucap Mi So yang langsung disela oleh Young Joon.
“Kau harus Kubur dalam-dalam ingatan itu.” Kata Young Joon. Mi So kaget mendengarnya.
“Kita harus hidup mengandalkan masa depan. Sampai kapan kau akan biarkan kenangan lama melumat kehidupanmu? Itu sudah masa lalu. Apa sepenting itu bagimu? Apa itu penting sampai mengecewakan pria yang jadi mengajakmu berkencan?” ucap Young Joon. Mi So makin melonggo.
“Hubungan tanpa status saja menunjukkan kurangnya keseriusan dalam hubungan. Tapi tak ada kata lain yang bisa menerjemahkan hubungan itu dalam kata-kata. Aku menyukaimu, dan kau menyukaiku. Kita sudah jadi pasangan yang saling menyukai tanpa status. Apa aku salah?” kata Young Joon.
Mi So terlihat gugup  dan tak bisa berkata-kata. Young Joon pikir Mi So pasti sudah mengakuinya, kalau mereka saling tertarik. Ia merasa kecewa dengan Mi So yang membahas tentang “Oppa masa kecil” dan  ingin menemukan lebih banyak mengenai ingatan masa lalunya.
“Apa kau bisa pengertian sedikit saja?” kata Young Joon lalu terpotong dengan bibi yang membawa pesanan pangsit goreng.
“Kurasa ini bukan tempat yang tepat membicarakan itu.” Kata Mi So gugup.
“Kau yang membawaku kemari.” Balas Young Joon, Mi So pun tak bisa berbuat apa-apa.


Young Joon turun dari mobil dan mengejar Mi So sebelum masuk rumah, dengan gaya nasisnya mengaku dirinya yang cerdas, tampan, Kaya raya dan kompeten. Ia meminta agar Mi So Berhenti menolaknya dan segera menikah. Mi So terlihat tak habis pikir dengan sikap Young Joon.
“Kali ini berbeda dari terakhir kali aku memintamu bersama. Sebelumnya... Ya, aku akui  melakukannya karena tak ingin kau keluar. Tapi semuanya sudah berbeda... Aku bersungguh-sungguh... Jadi mari kita hentikan permainan ini dan mulai pacaran.” Kata Young Joon.
“Kurasa ini tak benar.” Kata Mi So. Young Joon terlihat binggung karena menurutnya mereka seperti menjalani hubungan tanpa status. Mi So membenarkan.
“Kalau begitu kenapa... kau tak mau pacaran denganku?” tanya Young Joon heran.
“Kau itu dipenuhi dengan kecemburuan Dan tak ingin kalah. Aku tak mau memulai hubungan dengan cara seperti ini, Situasi dan keadaan semacam ini... Aku tak suka.” Ucap Mi So. Young Joon makin binggung.
“Pokoknya, kurasa sekarang bukan waktu yang tepat dan Aku masuk dulu.” Ucap Mi So bergegas masuk pergi.
“Tidak, harus sekarang.... Sekarang saat yang tepat!” ucap Young Joon, tapi Mi So sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah. Ia pun mengeluh dengan Mi So yang selalu menolaknya beberapa kali.
Sementara Mi So di rumah mengeluh dengan Young Joon yang selalu memintanya bersamanya tiap waktu.
Bersambung ke part 2

 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar