Robot
Shin menatap Nam Shin yang berjalan didepanya sambil bergumam “Manusia yang
sangat mirip denganku. Aku melihatnya pertama kali saat 46 menit 43 detik
lalu.”
Flash Back
Robot
Shin melihat bunga untuk ibunya, tanpa sadar Shin lewat disampingnya. Penjual
bunga melihat keduanya, lalu berkomentar kalau keduanya yang kembar dan sangat
tampan. Ia ingin tahu siapa yang menjadi kakaknya, Robot Shin binggung siapa
yang dimaksud dari matanya melihat sosok Shin berjalan tak jauh darinya.
“Nam
Shin, 28 tahun. Kakek: Nam Geon Ho. Lulusan S3 (Doktor) Jurusan Bisnis NYU.
Pebisnis di PK Group.” Gumam Robot Shin melihat data dari matanya.
“Nam
Shin... Aku juga Nam Shin.” Ucap Robot Shin mengikuti Shin lalu melihat sosok
Sang Guk dengan pistol yang ada di balik celana.
“Melindungi
orang dalam bahaya itu suatu aturan. Untuk sekarang ini, aku akan
melindunginya.” Gumam Robot Shin lalu mengikuti Shin mengunakan jaket dan juga
topi lalu berdiri dalam kerumunan.
Robot
Shin akhirnya bisa meretas lampu merah sampai akhirnya Sang Guk tak bisa
mengikutinya. Shin dan Robot Shin bertemu dengan saling menatap binggung.
“Serupa
dan satu nama apa maksudnya ini? Kau siapa sebenarnya?” gumam Robot Shin melihat sosok yang mirip
denganya.
Saat itu
sebuah truk langsung menabrak Shin dan terjatuh dengan kepala terluka. Semua
orang hanya melihat, Nyonya Oh melihat Shin tergeletak di dijalan langsung
berlari melihat anaknya meminta agar bisa membuka matanya sambil menangis.
“Kini,
aku mengerti... Dia si manusia Nam Shin... Dia... anaknya Ibu.” Gumam Robot
Shin melihat Nyonya Oh lalu ingin mendekat. Tapi David langsung menariknya agar
tak mendekat
“Memeluk
dia saat menangis, itu aturannya.”kata Robot Shin. David langsung menahanya
“Jangan
sekarang... Kita harus pergi dari sini.” Ucap David mengajak Robot Shin pergi
dari kerumunan orang. Nyonya Oh pun melihat sekeliling agar bisa membantunya.
Shin
memberitahu kalau Bunganya tak sempat diberikan pada ibunya karena terjatuh.
David pikir tak masalah karena lain waktu bisa melakukanya. Shin memberitahu kalau melihat ada orang
yang mengikuti si manusia Nam Shin
dengan membawa pistol. David terlihat kaget mendengarnya.
Pengemudi
truk kembali ke tempatnya, tapi teringat saat menginjak gas menabrak Shin
melihat sosok yang mirip dari kaca spionya. Akhirnya ia berusaha untuk
melupakan dengan minum wine, lalu turun dari mobil ingin memberitahu Sang Guk
kalauAda orang yang mirip, tapi Sang Guk langsung menembak pengemudi truk.
[Seoul]
Sang Guk
melaporkan pekerjaanya, Sek Park memujinya lalu menyuruh agar Sang Guk kembali
ke Korea sebelum ada yang melihatnya. Setelah itu melaporkan pada Tuan Seo
kalau Sang Guk sudah menuntaskan tugasnya. Tuan Seo tersenyum bahagia
mendengarnya.
Tuan Ji
mengemudikan mobilnya sambil mendengarkan pesan dari ponselnya, dari Ye Na yang
ingin agar Shin kembali pulang. Lalu Manajer Tim Yeo bidang mobil otonom Direktur Eksekutif Seo yang akan presentasi...
Akhirnya
Tuan Ji sampai ke sebuah rumah sambil mengedor pintu, memanggil Shin karena tahu kalau ada didalam
dan pergi untuk menemuia ibunya. Robot Shin membuka pintu, Tuan Ji langsung
menariknya pergi. Robot Shin binggung siapa yang menemuinya.
“Apa Kau
serius sekarang? Apa kau tahu Bagaimana aku bisa menemukanmu? Aku memeriksa
riwayat panggilan di hotel yang kau tempati dan aku dengar dari seorang
detektif. Apa Kau tahu bagaimana keadaan perusahaan sekarang?” ucap Tuan Ji
marah
“Tentu
saja tak tahu.” Kata Robot Shin polos. Tuan Ji tak peduli ingin menariknya
pergi.
“Aku
memang Nam Shin, tapi bukan Nam Shin yang itu.” Jelas Robot Shin. Tuan Shin
mengumpat Shin itu sudah gila.
“Jangan
salah paham... Aku bukan manusia.” Akui robot Shin. Tuan Ji hanya bisa melonggo mendengarnya.
Saat itu
sebuah ambulance datang, Shin langsung menghampiri David dan ibunya. Tuan Ji
hanya menatap tak percaya melihat sosok Shin terbaring dengan bantuan alat
nafas dan juga Robot Shin yang sangat mirip. Nyonya Oh panik melihat sosok Tuan
Ji ada dirumahnya.
“Aku
kenal dia... Dia asisten pribadinya Shin... Satu-satunya orang yang dekat
dengannya.” Kata David menenangkan Nyonya Oh. Tuan Ji menatap keduanya seperti
tak percaya karena keduanya sama-sama mirip.
Shin
akhirnya dibaringkan dalam kamar, Tuan Ji menatap Shin lalu menanyakan pada
Nyonya Oh keadaan Shin sekarang. Nyonya Oh bisa bersyukur karena pendarahannya sudah berhenti tapi tetapharus
menunggu sampai sadar dan tak tahu kapan akan terbangun.
Tuan Ji
bertanya Apa sudah menemukan truk yang menabraknya. Nyonya Oh mengatakan
sudah tapi orang yang mengendarai truk itu
sudah mati karena Kepalanya tertembak. Tuan Ji pikir kalau ini berarti pertanda
buruk.
“Aku
hanya butuh Shin di sisiku. Sudah 20 tahun aku berpisah dengannya karena kakek
gila itu. Dia ditabrak mobil di depan mataku. Jadi aku yang akan menjaganya sekarang.”
Ucap Nyonya Oh mengenggam tangan Shin.
“Tapi
kalau Direktur Eksekutif tahu...” kata Tuan Ji. Nyonya Oh terlihat marah karena
yang dimaksud Seo Jong Gil
“Anda
tahu sendiri bagaimana dia... Jika dia tahu..., maka dia pasti akan melepas
alat bantu pernapasannya dan mengambil alih perusahaan. Maka nanti Shin bisa dalam
bahaya.” Jelas Tuan Ji
“Seo Jong
Gil. Nyawa suamiku tidak cukup baginya. Tapi sekarang, putraku juga...” kata
Nyonya Ji marah
Shin
harus menghentikannya. Dia harus kembali.” tegas Tuan Ji. Nyonya Shin pikir Tapi
tidak ada cara lain.
David
memberitahu kalau tak bisa melacak orang itu, Sang Guk dan Robot Shin yang tak
bisa juga. Robot Shin membenarkan karena Sang Guk tak
terlacak. David meminta agar Shin tak memberitahu Nyonya Oh karena pasti ibunya
lagi banyak pikiran. Nyonya Oh keluar dari kamar bersama Tuan Ji.
“Bagaimana
keadaan anak manusia Ibu?”tanya David. Nyonya Oh memanggil Shin.
“Ibu ada
permintaan.” Kata Nyonya Oh menatap Shin. David heran melihat Nyonya Oh yang
sangat serius.
“Pergilah
ke Seoul dan lindungi posisi Shin.” Pinta Nyonya Oh. David kaget mendengarnya.
“Jangan
bilang... Kau sekarang mau menyuruhnya ke Seoul, tempat tinggal anak kandungmu?”
ucap David marah sambil mengumpat kalau sudah gila.
“Aku akan
menuruti permintaan Ibu.”kata Shin. David terlihat kesal memilih untuk pergi.
“Terima
kasih... Maafkan Ibu.” Ucap Nyonya Oh dengan mata berkaca-kaca. Robot Shin
langsung memeluk ibunya meminta agar jangan bersedih lagi.
Semua
sudah berada di depan rumah menyambut Shin yang pulang dari rumah. Shin turun
dari mobil melihat semua pelayan membungkuk langsung ikut membungkuk juga. Tuan
Ji melihatnya hanya bisa menghela nafas.
“Shin itu
tak menyapa para karyawan.” Kata Tuan Ji menutup layar. Robot Shin heran ingin tahu
alasanya.
“Dia
orangnya agak kasar.” Ucap Tuan Ji lalu menyuruh Robot Shin agar mengangkat
dagunya ke atas dan menatap sinis dan mengajak agar mencari cara lain saja.
Tuan Nam
duduk di ruangan sambil membaca buku, Shin duduk mendekat dan ikut membaca
buku. Tuan Ji memberitahu kalau Shin
biasanya menghindari Ketua, jadi jarang berbicara dengannya. Akhirnya Shin
pergi meninggalkan kakeknya. Tuan Seo datang menyapa Shin tapi Shin sudah lebih
dulu menatap sinis.
“Seo Jong
Gil itu musuh, tapi dia itu ayahnya Ye Na, tunanganmu. Setidaknya kau harus
menyapa dia.” Jelas Tuan Ji. Shin pun membungkuk pada Tuan Seo seperti calon
ayah mertuanya.
Ye Na
makan di restoran lalu mendekatkan wajahnya agar Shin memberikan ciuman. Shin
ikut mendekat tapi Tuan Ji lebih dulu menghentikanya.
“Tunanganmu,
Ye Na, itu seperti adik bagimu... Jadi
tak boleh ada kontak fisik.” Tegas Tuan Ji. Shin pun memilih untuk mundur.
Robot
Shin pergi ke dress room memakai kemeja, Tuan Ji memberitahu Shin biasanya tidak mengancing semua kancing
bajunya. Robot Shin melepaskan kancing bajunya, tapi Tuan Ji tetap menyuruh
membukanya. Shin pun membuka kancing bajunya lagi.
Akhirnya
Shin mencoba semua simulasi bertemu dengan semua orang akan ditemuinya. Shin
pun bertemu dengan seorang anak kecil yang ada dirumah dan hanya menatap sinis,
sama seperti sikap Shin yang sebenarnya. Nyonya Oh dan juga David melihat
semuanya.
“Sekarang,
kau sudah mirip Shin... Dia pun bisa menipuku.” Ungkap Tuan Ji. Nyonya Oh bisa
sedikit bernafas lega.
[PK
Medical Center]
Dokter
memberitahu kalau dari hasi permeriksaan MRI, CT, gelombang otak, dan tes
darah, Tuan Nam itu menderita tahap awal penyakit Alzheimer jadi harus tetap minum obat. Tuan
Nam mengatakan akan meminumnya jadi
meminta agar bisa memimpin presentasi.
“Ayah...
Ayah sudah gila? Apa Ayah mau menunjukkan ke semua orang kalau kau itu pikun? Apa Ayah nanti mau
dipermalukan sama Direktur Eksektutif
Seo?” ucap Ho Yeon marah. Tuan Nam menyuruh anaknya diam saja. Dokter pun
membenarkan.
“Presentasi
hari ini, biar Direktur Eksekutif Seo saja yang pimpin...” kata Ho Yeon
“Tapi
kalau dia yang presentasi,dia nanti yang dipuji orang-orang.” Sela Tuan Nam.
“Ini
semua karena Shin sialan itu, Ayah.”
Umpat Ho Yeon marah.
Tuan Seo
berdiri diatas panggung dengan wajah bangga, lalu bertanya pada Manajer Tim
Yeo, apakah sudah cukup. Manager Yeo mengangguk dengan menunjuk tempat Tuan Seo
berdiri, memberitahu Sesudah kalimat pembuka nanti ada mobil tanpa pengemudi yang akan masuk.
“Kenapa
tidak kalau Direktur Eksekutif Seo masuk ke mobil itu juga?” ucap Direktur lain
“Kalau
seperti itu, nanti rencana kita terlalu dramatis.” Komentar Manager Yeo
“Coba
pikirkanlah. Direktur Eksekutif Seo harus dapat sorotan dengan begitu semua
orang akan fokus ke presentasi” balas Direktur lain. Tuan Seo terlihat
tersenyum sumringah.
“Memangnya
hari ini, bintangnya Direktur Eksekutif Seo atau mobilnya?” sindir Ye Na. Semua
pun hanya terdiam.
“Kalau
begitu seperti rencana awal saja.” Kata Tuan Seo. Semua pun langsung setuju.
Mereka pun akhirnya langsung mempersiapkan masing-masing.
Tuan Seo
menahan anaknya menanyakan penampilannya yang kelihatan keren. Ye Na meminta
maaf karena berharap Shin Oppa yang akan keren hari ini Bukan Ayahnya. Tuan Seo
terlihat sedih. Ye Na memberitahu kalau akan jemput Shin sekarang. Tuan Seo
melotot kaget.
“Apa Kau
dapat kabar dari Shin?” tanya Tuan Seo.
“Tidak.
Aku saja baru tahu Manajer Tim Ji Young Hoon kemana. Aku rasa Pasti dia pergi
mau meyakinkan Shin. Jadi aku juga harus membantunya.” Jelas Ye Na
“Ya,
jemputlah dia. Dengan begitu, Ayah bisa menghindari acara yang tak nyaman ini.
Kalau kau butuh apa-apa, hubungi Ayah.” Kata Tuan Seo berusaha menutupi rasa
paniknya. Ye Na pun pamit pergi.
Kepala
Keamanan melihat CV So Bong, ingin tahu alasan dipecat dari PK. So Bong ingin
menjelaskan tapi kepala sudah tahu kalau
So Bong ditampar karena memotret diam-diam dengan memperlihatkan video
yang sudah menyebar luas. So Bong pun tak bisa membela diri.
“Lihatlah.
Kau tak memasukkan itu ke CV-mu. Memangnya kau anggap apa mall kami ini?” ucap
Kepala
“Tapi
Anda sudah bilang, saya boleh mulai
kerja hari ini. Saya bersedia kerja tujuh hari seminggu. Anda juga tidak perlu
kasih diskon karyawan.” Kata So Bong
“Kenapa?
Apa Biar kau bisa memotret pelanggan VVIP mal ini?” sindir Kepala
“Bagaimana
agar Anda bisa percaya pada saya? Kalau begitu Anda boleh menyuruh saya belanja.” Ucap So Bong. Kepala
tetap tak percaya.
Direktur
Kang melatih dua orang anggotanya dengan saling menyerang. So Bong berteriak
dengan memegang sebotol Soju agar Gigit telinganya atau colok matanya. Keduanya
hanya bisa melonggo, begitu juga Direktur Kang
karena anaknya sembarangan bicara.
“Wasitnya
takkan melihat. Jadi ini kesempatan buat
main curang.” Kata So Bong melihat ayahnya menatapnya. Akhirnya Direktur Kang
meyuruh keduanya lanjut latihan dan menarik So Bong agar ikut denganya.
So Bong
mengeluh saat ayahnya meminum soju miliknya. Tuan Kang heran melihat anaknya
yang pulang lebih awal karena seharusnya mulai kerja di mall hari ini dan
berpikir kalau So Bong mencari masalah lagi dengan menyembunyikan kamera di kamar mandi atau semacamnya.
“Cukup...
Aku dipecat lagi karena itu dan kurasa aku takkan bisa dapat kerjaan.” Keluh So
Bong marah
“Aigoo...
Apa Kau merasa dirugikan? Pengawal ketahuan memotret diam-diam, tapi kau marah
karena hal itu?” sindir Tuan Kang
“Sudah
berapa kali kubilang, aku takkan melakukan hal itu lagi!” tegas So Bong
“Coba
lihat Tadi , kau menyuruh atlet main curang! Mana bisa Ayah percaya padamu?”
ucap Tuan Kang. So Bong membela diri kalau tadi beda.
“Apa
bedanya? Sekalinya sampah, tetaplah
sampah.” Umpat Tuan Kang. So Bong tak terima dianggap sampah.
“Baik.
Aku menahan amarah karena Ayah..., tapi
aku akan menuntut dia karena menyerangku.
Aku akan mendapatkan banyak uang
darinya!” tegas So Bong. Tuan Kang menahanya.
“Laporkan
Ayah juga... Ayah akan masuk penjara karena
membesarkan anak sepertimu.” Ungkap Tuan Kang lalu keluar dari
ruangan. So Bong ingin meminum soju tapi
sudah dihabiskan oleh ayahnya.
Akhirnya
So Bong pergi ke minimarket meminum bir, lalu menatap ke arah kanan dan kiri di
layar besar terlihat iklan dari PK Grup. Ia mengeluh kesal karena Di mana-mana
semuanya ada PK Group dan berpikir kalau Ia tinggal di negara Republik PK.
“Bisa-bisanya
perusahaan global membesarkan masalah seperti itu?” kata So Bong Kesal. Saat
itu Reporter Jo menelp dan langsung meminta maaf.
“Kenapa
kau terus minta maaf, 'kan aku marahnya
sama PK?” keluh So Bong heran.
“Sayang.
Aku sekarang lagi berlutut di tengah Hongdae.” Ucap Reporter Jo berlutut di
tengah jalan dengan banyak orang yang menatapnya.
“Aku akan
mengaku padamu. Kamera tersembunyi itu sebenarnya idenya Direktur Nam Shin.
Direktur Nam yang membuatmu memotret
diam-diam biar dia dianggap sebagai bajingan di depan umum. Uang yang kuberikan
padamu juga semua uang itu dari dia.” Akui Reporter Jo. So Bong sangat kaget
mendengarnya.
“Berarti
dia tahu tentang kamera itu tapi menamparku sambil pura-pura tak tahu?” tanya
So Bong tak bisa menahan amarah.
“Itu
semua pura-pura... Aku saja sampai kaget.” Akui Reporter Jo. So Bong
mengumpat dan akan menyerbu PK. Reporter
Jo memohon agar So Bong tak melakukannya.
“Reporter
Jo. Kau juga tak usah menjadi temanku lagi.” Tegas So Bong lalu menutup
telpnya.
In Tae
menerima telp dari So Bong, ingin tahu keberadaanya dan kedaaannya sekarang.
Robocop menyuruh So Bong agar minum soju dan melampiaskan semua amarahnya saja.
So Bong mengatakan akan membuat bom soju dan membelikan kalian daging sapi jadi
mau pinjam otot mereka.
Tuan Seo
berdiri diatas panggung dengan wajah bangga memberitahu Nam Shin, direktur utama PK merencanakan
proyek mobil otonom tapi Karena beberapa alasan, jadi Ia menggantikannya dengan memperkenakan
diri sebagai Direktur Eksekutif PK Group, semua memberikan tepuk tangan.
“Revolusi
Industri Keempat bagaikan perubahan ajaib yang mengubah imajinasi menjadi kenyataan. PK Group berencana
untuk memulai keajaiban itu dengan mobil
otonom, tanpa pengemudi” ucap Tuan Seo lalu sebuah mobil pun keluar tanpa
pengemudi.
“Seperti
yang Anda lihat, tidak ada apapun di kursi pengemudi.” Kata Tuan Seo dan pintu
dibagian belakang terbuka dan membuatnya melonggo.
Shin
turun dari mobil meminta maaf karena terlambat, Tuan Seo terlihat sangat
terkejut. Ho Yeon tak percaya kalau Tuan Ji melakukan hal yan gila. Tuan Ji
hanya tersenyum lalu meminta maaf dengan alasan kalau Direktur Nam ingin
membuat kemunculannya semenarik mungkin.
Robot
Shin dengan matanya bisa melihat data Cha Sang Il, Kim Myung Ho, Park Sang
Hyun, sebagai anak buah Seo Jong Gil. Lalu Ho Yeon begitu juga Tuan Nam. Dan
melihat sosok Tuan Seo yang ingin mengincar PK Group.
“Direktur
Eksekutif Seo. Terima kasih atas kerja
keras Anda. Sisa dari presentasi ini, silakan
Anda dengarkan dari tempat duduk Anda.” Ucap Shin meminta semua
memberikan tepuk tangan. Tuan Seo turun dari panggung dengan wajah malu.
“Syukurlah
saya datang tepat waktu. Saya akan mengambil alih presentasinya sekarang. Saya
direktur utama bidang Perencanaan, Nam
Shin.” Kata Nam Shin memberikan sambutan lebih dulu
Di depan
gedung, 3 lembar karton bertuliskan [Saya bukan penipu. Berhenti mempermalukan
nama baik saya! Sadarlah, Direktur Nam] In Tae mengeluh ingin tahu sampai kapan
tangan mereka harus memegang karton. So
Bong menyindir tangan Joint sudah sakit lebih dulu.
“Bukan
"Joint". Tapi Jo In Tae.” Tegas In Tae. Robocop mengejek kalau
temanya manja padahal tanganya masih baik-baik saja dengan menegaskan dirinya Robocop.
“Kang So
Bong, sikap tak tahu malumu memang tak ada batasnya, y Pulanglah sekarang.”
Kata rekan kerjanya menyuruh So Bong menyerah.
“Kalau
Direktur Nam keluar, bisa gawat nanti.” ungkap temanya. So Bong malah makin
naik pitam karena tahu Shin ada didalam gedung.
Shin menjelaskan
Mobil tanpa pengemudi tidak merasakan amarah, kelelahan atau desakan, kalau
Mobil yang tak mengemudi sembarangan, tak linglung atau mengemudi dalam keadaan
mabuk jadi dapat menonton film, berbelanja atau menikmati kontak fisik seperti
yang ada di drama.
“Namun,
harap pasang jendelanya dalam warna gelap.” Goda Shin dan semua orang tertawa
mendengarnya.
“Bagaimana
jika mobil itu mengalami kecelakaan?” tanya Tuan Seo yang membuat semua orang
tercengang.
“Bisa-bisanya
kau mengajukan pertanyaan negatif seperti itu?” keluh Ho Yeon. Tuan Seo
berdalih lebih baik dari pihak mereka yang bertanya itu sebelum para wartawan.
“Sebuah
mobil tanpa pengemudi tengah menyusuri
jalan sempit. Lalu ada dua sepeda motor yang datang dari arah berlawanan. Salah
satu pengemudi motor pakai helm dan
satunya tak pakai helm. Jika Anda tidak dapat menghindari tabrakan, manakah sepeda motor
yang harus Anda tabrak?” tanya Tuan Seo sambil berdiri
“Anda
harus menabrak pengemudi motor yang pakai helm Karena luka yang dialami pasti
lebih sedikit.” Kata anak buah Tuan Seo, tapi yang lainnya
“Karena
orang yang memakai helm menaati aturan.” Ucap Tuan anak buah lainya. Semua
saling adu argumen. Tuan Seo meminta
agar Direktur Nam.
“Keputusan
apa yang harus dibuat M-Car kita?” tanya Tuan Seo yang ingin menjatuhkan Shin.
Shin menatap Tuan Ji seperti ingin memberikan kode.
“Pertanyaan
yang sulit juga. Haruskah kita bermain suit “batu gunting kertas” untuk
memutuskannya? Mari kita ulang pertanyaan itu. Bagaimana jika yang pakai helm
berusia 100 tahun dan yang tak pakai helm,
seorang remaja? Haruskah remaja itu mati... hanya karena melanggar
hukum?” ucap Shin dengan percaya diri
“Siapa
yang Anda bunuh dan siapa yang Anda
selamatkan? Keputusannya adalah dari manusianya sendiri. Sekarang..., kita memiliki
kekuatan untuk memutuskan antara hidup dan mati. Dewa atau tuhan hanya
memaksakan nasib dan takdir pada manusia..., tapi PK akan menjadi dewa yang kompeten..., yang menguntungkan
manusia dengan keputusan manusia itu
sendiri. Keajaiban PK...” jelas Shin yang membuat semua memberikan tepuk tangan
Saat itu
terdengar suara So Bong berteriak marah “Nam Shin brengsek” Tuan Ji panik ingin
menjelaskan, tapi semua sudah melihat So Bong di bagian atas. Ho Yeon tahu So
Bong adalah perempuan yang ditampar di bandara. Tuan Ji ingin menahan So Bong
tapi Tuan Nam menahanya.
“Biarkan
wanita itu dan Biarkan Shin yang mengatasinya.” Ucap Tuan Nam ingin melihat
sikap cucunya. So Bong akhirnya naik keatas panggung.
“Kau yang
membuatku memotretmu diam-diam, 'kan? Kau pura-pura tidak tahu dan menyerangku.”
Kata So Bong marah. Shin binggung melihatnya.
“Kau ini
pura-pura bodoh lagi... Apa kau berencana mengelaknya?” kata So Bong marah. Shin melihat data di komputernya
video Pewaris PK Group Menyerah Pengawal
“Aku juga
salah, jadi aku terima perlakuanmu itu
dan aku sekarang sampai tak diterima kerja dimana-mana dan dianggap seperti
sampah. Tapi kau rupanya mempermainkanku. Apa Kau pikir aku robot mainanmu? Sampai
kapan kau tertawa di belakangku? Kau pasti menertawaiku karena aku bodoh!” ucap
So Bong akhirnya tak bisa menahan tangisnya.
“Jika kau
menangis, aku harus memelukmu. Itulah aturannya.” Kata Shin lalu memeluk So
Bong. Semua wartawan yang melihatnya langsung mengambil gambar, semua yang ada
di dalam ruangan pun terlihat kaget.
bersambung ke episode 4
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar