PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 17 Juni 2018

Sinopsis Are You Human Too Episode 8

PS : All images credit and content copyright : KBS

So Bong masuk ke ruangan diam-diam lalu melihat Shin yang terbaring, lalu memastikan kalau Shin sedang tertidur dengan mengoyangkan tanganya. Tiba-tiba Shin bergerak memegang tangan So Bong, dan bertanya apa yang dilakukanya. So Bong kaget karena Shin bisa bergerak.
“Kenapa kau bisa disini?” tanya Tuan Ji masuk melihat So Bong sudah ada didalam ruangan. Saat itu Reporter Jo menelp.
“Rekaman kamera tersembunyinya macet. Jadi Tidak ada orang di sana.  Kita salah dan Keluar dari sana.” Perintah Reporter Jo.
So Bong terlihat kesal dan berpura-pura kalau ayahnya yang menelp, memberitahu kalau Bosnya ada diruang rawat dan akan segera menemui ayahnya.
“Aku datang mau besuk ayahku  di rumah sakit dan kata perawat, ada ahli waris PK Group di ruang VIP. Padahal tadi aku yakin kau ada  di rumah waktu aku mau pergi.” Jelas So Bong.
“Lalu Kenapa kau bisa disini?” tanya So Bong penasaran. Shin hanya diam. Akhirnya Tuan Ji mengajak So Bong agar berbicara berdua saja. 


Tuan Ji menceritakan kalau Ada kecelakaan mobil lalu mereka berpikir akan baik-baik saja  karena tidak terlalu serius tapi So Bong pikir sudah lihat sendiri sebelumnya. Ia menceritakan sikap Shin yang memeluk orang yang menangis dan memegang tangan orang untuk mendeteksi kebohongan.
“Dia sering bertingkah aneh makanya dia dirawat diam-diam. Kata dokter, itu karena trauma dari kecelakaan itu. Kami tidak ingin media mengetahuiny jadi kami merahasiakannya. Kuharap kau mengerti.” Ucap Tuan Ji menyakinkan.
So Bong terdiam mengingat saat mendengar Tuan Ji yang mengatakan Bukannya kau tahu kalau Kau tak boleh ketahuan? Tolong bertingkahlah seperti Shin.” Dan mulai yakin dengan perubahan sikap Shin yang berbeda dari sebelumnya.
“Kau bilang itu rahasia tapi kau sepertinya punya tamu. Pasti tunangannya tahu juga kan”Ucap So Bong melihat bekas cangkir diatas meja.
“Dia ibunya Direktur Nam... Dia datang dari luar negeri tanpa ada yang tahu. Kau bisa pura-pura tak  tahu soal ini, 'kan?” kata Tuan Ji. So Bong terlihat kaget mendengarnya.
“Itu memang aturan dasar seorang pengawal.” Kata So Bong lalu berjalan keluar dari ruangan.
So Bong terihat lesu meminta maaf karena sudah merepotkan temanya. Reporter Jo pikir tak masalah, karena merasa menyenangkan bisa memanfaatkan kamera besar untuk pertama kalinya.
Shin melihat Tuan Ji bertanya apakah Kang So Bong sudah pergi. Tuan Ji menganguk. Shin dengan bangga merasa berhasil sudah membodohinya. Tuan Ji heran dengan Shin yang mengetahui kalau So Bong akan datang ke rumah sakit.

Flash back
“Saat dia mencari alasan untuk pergi..., maka aku menyadari ada  kamera tersembunyi di dalam kamar. Aku tahu tujuan lokasinya dari GPS mobil Nam Shin jadi aku meretas tabletnya dan mencaritahu apa yang dia incar.”
Shin sadar dengan camera yang ada didalam robot dan langsung meretas tab, lalu mobil kemana So Bong akan pergi. So Bong pun sempat mengumpat dengan sangat yakin akan mengungkap identitas yang sebenarnya.
“Aku memberhentikan rekaman itu  sehingga dia kira aku ada di dalam kamar.”
Setelah itu Shin menelp Tuan Ji agar memindahkan si manusia Nam Shin lalu akan datang sebelum Kang So Bong datang dengan mengunakan motor melalui jalan di Seoul.
“Kenapa kau membuat penilaian  seperti itu? Kau harusnya meneleponku  saat tahu tentang kamera itu Aku sudah memberitahumu  waktu itu juga. Aku harus tahu dulu, biar....” Keluh Tuan Ji yang langsung disela oleh Shin.

“Tapi itu tidak benar... Kang So Bong sudah mendengar percakapan  kita dari kamera itu.. Tidak. Maksudku, dia mendengar  apa yang kau katakan. Jika seandainya tidak ada orang di sini, maka dia pasti lebih curiga. Dia pasti mengira kau menyembunyikan  entah siapa pun orang yang ada di sini.” Ucap Shin. Tuan Ji pun hanya bisa terdiam.
“Penilaianku lebih tepat hari ini daripada penilaianmu. Karena manusia tidak bisa bersaing dengan kemampuan kognitifku. Jika seandainya aku tetap di rumah  seperti yang kau sarankan, menurutmu apa yang akan terjadi?” ucap Shin.
“Mari kita berpura-pura tidak tahu soal kamera tersembunyi itu sekarang. Kita perlu mencari tahu apa dia  bekerja sendiri atau sekongkol sama orang.” Kata Tuan Ji
“Ibu sebentar lagi datang, 'kan?” kata Shin dengan senyuman bahagia. 

Nyonya Oh sibuk berada dalam ambulance membaca Shin, Dokter Cha menerima pertanyaan dengan siapa So Bong mempekerjakannya. Ia pun tak tahu tapi menurutnya ada orang yang  memberi tahu nomor ruang rawat Shin. Tuan Ji memohon agar mencari tahu dari orang-orang yang  ditugaskan di rumah sakit.
“Dia menanyakan tentang siapa?” tanya Nyonya Oh
“Dia pasti curiga siapa yang mempekerjakan pengawal yang datang ke rumah sakit tadi.” Kata Dokter Cha. 



So Bong datang menemui Tuan Seo yang sedang berolahraga, Tuan Seo mengeluh karena So Bong tak mendengar ucapanya kalau dugaanya itu salah So Bong hanya terdiam. Tuan Seo mengomel karena So Bong salah mengejar orang. dan kehilangan jejak  orang yang penting.
“Katanya, dia itu ibunya Direktur Nam .” Ucap So Bong
“Dia pasti cemas, Young Hoon bahkan  memberitahumu sebanyak itu.” Keluh Tuan So
“Dia bilang khawatir  tentang putranya yang dirawat diam-diam karena kecelakaan yang dia alami di luar negeri.” Jelas So Bong
“Apa Dia serius mengalami kecelakaan di luar negeri?” tanya Tuan Seo pada Sek Park. Sek Park terlihat bingung.
“Kang So Bong.. Kau memasang kamera tersembunyi, 'kan? Gunakan itu untuk mencari tahu apa yang terjadi pada Direktur Nam. Lalu Hubungi aku kalau kau sudah dapat bukti kuat.” Kata Tuan Seo
So Bong binggung Bukti apa yang dimaksud tapi memilih untuk menganguk mengerti saja. 

Nyonya Oh mengucapkan Terima kasih sudah mempersiapkan semuanya pada David, dengan melihat Shin bisa dirawat ditempat yang nyaman. David pikir kalau Nyonya Oh harus mengunakan kesempatan ini untuk mempertimbangkannya perasaanya.
“Aku ini pria yang mengesankan dimanapun.” Ucap David bangga.
“Dia membuatku kaget hari ini. Dia membuat penilaian seperti manusia. agar dia tidak ketahuan..” Kata Nyonya Oh
“Dia lebih hebat dari manusia Bagaimanapun dia itu putra kita.” Ucap David bangga
“Kita harus memperhatikan baik-baik bagaimana perkembangan dia.” Kata Nyonya Oh
“Aku sudah melihatnya secara langsung,  tapi masih tidak bisa mempercayainya.” Komentar Dokter Cha. 

Ponsel Nyonya Oh berdering, wajahnya terlihat bahagia melihat Shin menelp. Shin memastikan kalau kerjanya bagus hari ini. Nyonya Oh membenarkan dengan wajah senang karena mereka bisa keluar RS berkat bantuan Shin dan mengucapkan Terima kasih.
“Jadi ayo kita pulang sekarang. Si manusia Nam Shin sudah kembali jadi kita juga harus pulang ke rumah.” Ucap Shin
“Shin masih sangat sakit jadi Ibu harus tetap bersamanya.” Ucap Nyonya Oh
“Aku juga Shin, Ibu.” Kata Shin seperti merasa cemburu dengen perhatian ibunya.
“Baiklah, Shin. Tak lama lagi kita akan pulang. Nanti kita bicara lagi.” Ucap Nyonya Oh. David berteriak kalau sangat merindukan anaknya dan meminta agar datang.
Shin seperti gelisah tapi merasa yakin kalau mereka akan pulang sebentar lagi, lalu bertany-tanya seberapa lama "sebentar lagi" itu menurut manusia. 


So Bong melihat ayahnya terus menelp tapi memilih untuk enggan mengangkatnya.  Lalu Tuan Kang mengirimkan foto meja peringatan kematian, So Bong heran dengan ayahnya mengirimkan foto berpikir kalau Tuan Kang menganggap putri  semata wayang sudah mati.
“Maaf, tapi Ayah tidak punya anak perempuan.” Ucap Tuan Kang Saat anaknya menelp
“Lalu kenapa Ayah mengirim foto  peringatan kematian? Peringatan kematian Ibu 'kan bukan...” kata So Bong lalu terdiam karena melupakan peringatan hari kematian ibunya.
“Cepat juga kau baru ingat... Tak bisa aku sangka kau bakal lupa hari peringatan ibumu.” Sindir Tuan Kang
“Ayah harusnya menelepon atau SMS!” kata So Bong menyalahkan ayahnya
“Aku tidak melakukannya karena  Ayah sangat marah padamu! Tadi saja, kau mengabaikan telepon dari Ayah. Teruskan saja seperti itu. Kau sekarang bukan putri Ibu atau putri Ayah lagi. Dasar anak nakal.” Ucap Tuan Kang marah menutup telpnya. So Bong tersadar dengan kalungnya yang hilang. 

So Bong berdiri dipinggir kolam, tiba-tiba Shin datang bertanya apa yang dilakukan pengawalnya. So Bong kaget melihat Shin memberitah mencari kalungnya karen waktu menyelamatkan di kolam renang, kemungkinan jatuh.
“Padahal cuma itu satu-satunya peninggalan ibuku.” Ucap So Bong. Shin seperti tersentuh dengan kata ibu lalu menutup mata So Bong

“Sedang apa kau?” tanya So Bong panik. Shin meminta agar So Bong bertahan sebentar saja, dengan kekuatan meretas menyalakan semua lampu yang ada disekitar kolam renang.
“Kenapa kau menutup mataku?” keluh So Bong lalu tersadar kalau semua lampu sudah menyala dan melihat kalung yang ada didasar kolam
“Jangan sampai menghilangkannya lagi...Nanti ibumu sedih.” Ucap Shin lalu melangkah pergi.
“Maafkan aku... Kau tak usah bertanya  kenapa aku minta maaf. Aku pokoknya ingin minta maaf.” Kata So Bong merasa bersalah.
“Tanpa memegang tanganmu pun, aku tahu kalau kau berkata jujur. Terima kasih sudah mau bicara jujur.” Ucap Shin lalu berjalan masuk rumah.



So Bong duduk di kamarnya mengingat yang dikatakan Shin “Tanpa memegang tanganmu pun, aku tahu kalau kau berkata jujur. Terima kasih sudah mau bicara jujur.” Ia menatap layar tab untuk mengetahui yang dilakukan Shin, akhirnya memilih untuk membuangnya ke tempat sampah.
Esok harinya, semua sibuk melakukan peluncuran mobil tanpa pengemudi. Tuan Seo berdiri diatas gedung bertemu dengan seseorang yang dibawa oleh Sek Park.  Ia memuji pria yang datang masih sangat muda jadi yakin kalau sangat terampil.
“Dia bisa meretas sistem mobil otonom dan mengendalikannya  sesuai keinginannya. Namun bakatnya terbuang sia-sia di perdagangan gelap.” Jelas Sek Park
“Kau tahu...,aku ingin menunjukkan betapa berbahayanya mesin seperti mobil otonom bagi manusia. Sayangnya, banyak yang harus terluka dan mati agar orang menyadari itu.” Ucap Tuan Seo. Si pria menganguk mengerti.
“Alangkah baiknya jika salah  satu korban kecelakaan mobil itu mengalami ketakutakan yang ekstrem karena mobil otonom (tanpa pengemudi) itu.” Ucap Tuan Seo dan Sek Park memberikan foto Shin sebagai tujuan utamanya. 

Shin dan semua petinggi berada dalam satu ruangan. Tuan Seo seperti memberikan kode pada So Bong agar bisa mengambil info tentang Shin. Ia lalu memberitahu Tuan Nam kalau Ada banyak wartawan dan pihak  yang berkepentingan Jadi Firasatnya bagus tentang hal ini.
“Sepertinya mobil otonom (tanpa pengemudi) akan segera menjadi bisnis utama kita.”kata Tuan Seo yakin
“Tolong jelaskan urusan pribadi sebelum  Direktur Nam semakin sibuk, Pak Ketua.” Kata Ye Na. Tuan Seo binggung apa maksudnya itu.
“Tolong izinkan Direktur Nam dan aku menikah. Baik secara publik maupun pribadi, kami akan memberikan masa depan baru bagi PK.” Ucap Ye Na yakin.
“Cara yang cukup baru juga untuk mendekati pria” sindir Ho Yeon. Shin hanya terdiam.
“Test drive akan dimulai satu jam lagi dari sekarang. Direktur Nam akan menaiki mobilnya dan semua orang bisa  menontonnya langsung dari bangku penonton” kata Pegawai wanita.  Shin pun keluar dari ruangan. 



Shin berjalan bersama dengan So Bong, Tuan Ji  menerima telp lalu memberitahu kalau menunggu bersama Ketua, jadi akan bertemu nanti. Dokter Cha memberitahu kalau Seorang perawat dari bangsal bilang.. ada seorang reporter yang terus menanyakan pasien di kamar VIP.

Sementara So Bong menatap Shin mengingat saat selama menutup matanya dan membantu menemukan kalung ibunya. Bahkan berpesan “Jangan sampai menghilangkannya lagi Nanti ibumu sedih.” Shin menatap So Bong merasa heran melihatny
Ko Chang Jo bertemu dengan wartawan yang menanyakan Apa mungkin AI bisa menyebabkan kerusakan mobil. Ia menyakinkan kalau tak perlu khawatir dengan hal itu karena jika menekan  tombol kill switch di dalam mobil maka mereka dapat mengendarai  mobil secara manual.

“Yang harus Anda lakukan adalah masuk ke mobil dan terlihat keren.” Ucap pegawai lain memberikan kunci pada Shin yang siap naik ke mobil lalu bertanya dimana mobilnya. Pegawai menunjuk mobil yang diparkir. Shin melihat mobil berwarna merah dengan senyuman bahagia. 

Sementara Tuan Ji bertemu dengan Reporter Jo disisi lain. Reporter Jo berusaha menyangkal kalau bukan dirinya, menurutnya tak ada alasan pergi ke ruang VIP rumah sakit. Tuan Ji tahu kalau Reporter Jo itu dekat dengan Kang So Bong.
“Haruskah kita pergi memastikannya ke rumah sakit?” kata Tuan Ji menantang. Reporter Jo akhirnya mengakuinya
 “Apa Kang So Bong yang menyuruhmu, atau orang lain? Jika tidak ada orang yang menyuruhnya, maka hidup Kang So Bong akan berakhir.  Jika dia sendiri yang mencari tahu tentang Direktur Nam maka dia sendiri yang  akan menanggung risikonya. Dan kali ini akan lebih parah dari tak dapat kerjaan dimana-mana.” Tegas Tuan Ji mengancam
“Memang ada orang yang menyuruhnya.” Akui Reporter Jo 

Siaran peluncuran Mobil tanpa pengemudi dimulai, semua berdiri memberikan tepuk tangan. Nyonya Oh dan David duduk dibangku penonton, David yakin kalau Shin pasti senang kalau mengetahui ibunya datang. Nyonya Oh mengaku penasaran bagaimana reaksi Shin dalam situasi seperti ini
“Kang So Bong rupanya disuruh oleh Direktur Eksekutif Seo. Aku akan segera memberi tahu Ketua, jadi jangan bicara dengannya.” Ucap Tuan Ji menelp. Shin menganguk mengerti dan meminta Tuan Ji agar Jangan khawatir

“Ini akan menjadi terobosan baru.  Selamat, Pak Ketua.” Kata Tuan Seo pada Tuan Nam mencari muka lalu memberikan kode. Sek Park dan pria muda langsung melakukan rencananya dari atas gedung. 
Mobil sudah berjalan untuk diuji coba dengan pengawalan dan juga ambulance. Di dalam mobil, So Bong memberitahu kalau akan  mengundurkan diri karena ada urusan pribadi mendadak. Ia pun meminta Maaf karena tidak menjadi  pribadi yang bertanggung jawab.
“Kalau kau butuh, aku akan  mencarikan pengganti yang lebih baik. Aku sungguh minta maaf.” Ucap So Bong
“Kenapa? Apa Kau melihat segalanya, jadi kau tidak ingin tahu lagi?” ucap Shin. So Bong kaget dan hampir kehilangan kendali, Shin bisa menahan kemudi agar berjalan di jalur yang tepat.
“Kamera tersembunyi... Apa Kau pikir aku tidak tahu?” ucap Shin. So Bong pun hanya bisa terdiam. 

Saat itu Anak muda bisa meretas masuk ke sistem mobil. So Bong heran melihat mobil tanpa pengemudi tiba-tiba berjalan dengan cepat.  Orang yang ada didalam mobil pun panik bertanya apakah mereka meningkatkan kecepatannya. Tuan Yeo mengaku bukan mereka tapi ada kesalahan sistem.
Mereka berusaha mencari masalah. Nyonya Oh melihat dari layar merasakan Ada yang aneh kalau terjadi masalah.  Tuan Ji mendekati Tuan Nam kalau ada yang ingin dikatakan. Tapi saat itu Ye Na berteriak panik melihat mobil yang berjalan semaunya.
Pegawai yang ada didalam mobil berteriak ketakutan, Mobil terus melaju tanpa kendali. So Bong terlihat kebingungan, Tuan Yeo memastikan Ji Yong baik-baik saja. Pegawai lain memberitahu kalau Kendalinya ditolak dan mereka telah diretas.
“Aku akan mencoba cari solusi.” Ucap Ji Yong melepaskan sabuk pengaman untuk pindah ke kursi pengemudi.
Si anak muda bisa membuka pintu dengan mudah, akhirnya Ji Yong pun terlempar ke jalan. Mobil pun terus melaju dengan kencang, semua yang menonton binggung apa yang terjadi dengan mobil. Tuan Ji bergegas mematikan layar agar tak banyak yang melihat.

Nyonya Oh akan berdiri, David menahan Nyonya Oh karena nanti Shin akan ketakutan. Shin berusaha untuk meretas dengan menatap ke arah mobil, So Bong meminta Shin agar Berhenti melamun dan meLakukan sesuatu.
“Ada orang yang mencoba meretas programku juga Aku harus memblokir siapa pun itu dan meningkatkan kecepatannya.” Ucap si anak muda binggung. Shin bisa meretas dan So Bong berusaha mengikuti kecepatan Mobil Otonom.
“Aku harus masuk ke mobil itu dan menekan tombol kill switch. Jadi Dekati mobil itu.” Perintah Shin
“Mana bisa kau masuk ke mobil  yang jalan sendiri?” ucap So Bong lalu Shin sengaja mendekatkan mobil.
“Apa Kau sudah gila? Apa Kau tidak takut?” ucap So Bong karena mobil mereka saling bersentuhan.
“Aku tak tahu soal itu, Karena aku tidak punya emosi.” Ucap Shin lalu keluar dan pindah ke mobil Otonom.
Shin akan menekan tombol tapi tubuhnya malah terlempar dan terseret di jalan. So Bong panik melihatnya, tapi Shin bisa menarik tubuhnya untuk kembali duduk dibelakang kemudi. Truk lewat dipersimpangan, Shin dengan segera menekan tombol dan mobil pun berhenti.
So Bong akhirnya turun dari mobil memastikan Shin baik-baik saja dan melihat kalau wajahnya terluka, lalu melonggo kaget karena dibalaik tubuh Shin ada banyak mesin dan kabel. Ia pun tahu kalau Shin itu bukan manusia tapi robot yang menyerupai manusia.
Bersambung ke episode 9


 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar